Anda di halaman 1dari 8

Rizki Prayudi Ramadhan, Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan pada Pembangunan Proyek “SCE”

Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process

Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan pada Pembangunan Proyek “SCE”


Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process

Rizki Prayudi Ramadhan


Universitas Airlangga
e-mail: rizkiprmdn@gmail.com

Abstract: This study aims to identify and find solutions to delay construction work happening on
the SCE project. The SCE project is a school building construction project. The background of this
study is due to indications of delay with a difference of 25% between the schedule plan and the
reality in the ground. The factors that cause the delay must be well identified so that a larger delay
can be avoided and can provide solutions to these problems. From the results of Fishbone analysis
and AHP, 11 factors were found to influence the delay in SCE project.

Keywords: operational management, project, delay

PENDAHULUAN pelaksanaannya sehingga sering terjadi keterlam-


Perkembangan pembangunan yang semakin batan waktu pelaksanaan proyek yang dapat
meningkat melahirkan pesatnya perkembangan juga disertai dengan meningkatnya biaya pelak-
perusahaan jasa yang bergerak di bidang kon- sanaan proyek tersebut.
struksi. Pada kenyataannya pelaksanaan proyek Menurut Andi et al., (2003), secara umum
konstruksi selalu mengalami kendala yang faktor- faktor yang potensial untuk memengaruhi
meng- akibatkan keterlambatan penyelesaian waktu pelaksanaan konstruksi terdiri dari tujuh
pekerjaan, sehingga waktu penyelesaian kategori, yaitu tenaga kerja, bahan (material),
pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah peralatan (equipment), karakteristik tempat (site
ditetapkan pada do- kumen kontrak pekerjaan. characteristics), manajerial (managerial), keuang-
Konstruksi merupakan bisnis yang berisiko an (financial), faktor-faktor lainnya antara lain
dan risiko keuangan yang harus dihadapi sangat intensitas curah hujan, kondisi ekonomi, dan kece-
tinggi. Salah satu risiko terbesar adalah proyek lakaan kerja. Sedangkan menurut Proboyo (1999),
yang dijalankan tidak selesai tepat waktu. Setiap secara umum keterlambatan proyek sering terjadi
proyek konstruksi pada umumnya mempunyai karena adanya perubahan perencanaan selama
rencana pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan proses pelaksanaan, manajerial yang buruk dalam
tertentu, kapan pelaksanaan proyek tersebut organisasi kontraktor, rencana kerja yang tidak
harus dimulai, kapan harus diselesaikan, bagai- tersusun dengan baik/terpadu, gambar dan spesifi-
mana proyek tersebut akan dikerjakan, serta kasi yang tidak lengkap, ataupun kegagalan kon-
bagaimana penyediaan sumber dayanya. Pem- traktor dalam melaksanakan pekerjaan.
buatan rencana suatu proyek konstruksi selalu Proyek SCE merupakan proyek yang berlo-
mengacu pada perkiraan yang ada pada saat kasi di daerah Surabaya Barat. Desain rencana
rencana pembangunan tersebut dibuat, karena bangunan ini memiliki 8 Lantai yang terdiri dari
itu masalah dapat timbul apabila ada ketidakse- 1 lantai semi basement dan 7 lantai ke atas.
suaian antara rencana yang telah dibuat dengan Proyek SCE nantinya akan digunakan sebagai
sekolah dan beberapa fasilitas penunjang lainnya

47 47
Business and Finance Journal, Volume 5, No. 1, March

seperti asrama serta memiliki kolam renang. Penelitian ini bertujuan untuk mengiden-
Jadwal rencana awal untuk pelaksanaan peker- tifikasi faktor-faktor penyebab keterlambatan
jaan struktur dari proyek ini dimulai pada bulan
proyek SCE serta memberikan rekomendasi so-
Januari tahun 2018 dan target penyelesaiannya
lusi untuk menyelesaikan masalah yang menye-
adalah Mei 2019. Proyek ini dibagi menjadi dua
babkan terlambatnya pembangunan Proyek SCE.
tahapan, yaitu tahap awal berupa pekerjaan
struktur dan kemudian dilanjutkan dengan
peker- jaan arsitektural. Dua tahap tersebut KERANGKA BERPIKIR
dikerjakan oleh dua kontraktor utama yang
Kerangka berpikir dari penelitian ini adalah
berbeda.
sebagai berikut.
Pelaksanaan dalam proyek di lapangan me-
miliki struktur organisasi tersendiri agar kegiatan Proyek
pembangunan dapat berlangsung sesuai dengan
yang direncanakan. Pihak-pihak terkait yang Jadwal/Target
ber- peran dalam proyek ini antara lain adalah Sesuai dengan jadwal yang direncanakan
pemilik bangunan yang merupakan sebuah Terlambat dari jadwal yang direncanakan
yayasan, kon- sultan manajemen konstruksi KEY SUCCESS
FACTOR
(pengawas), kon- sultan perencana, kontraktor
untuk pekerjaan struktur, dan terakhir adalah Faktor-faktor yang menyebabkan keterla
kontraktor untuk pekerjaan arsitektural. Jumlah
participant yang terlibat dalam pembangunan
SOLUSI
SCE yaitu sebanyak 440 orang.
Kondisi saat ini proyek mengalami
keterlam- batan progress kurang lebih sebesar Gambar 2

25% seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1

4
Rizki Prayudi Ramadhan, Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan pada Pembangunan Proyek
“SCE”

Gambar 3 Diagram Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek

METODE PENELITIAN dengan melibatkan pihak-pihak profesional se-


Metode yang digunakan dalam penelitian hingga didapatkan penyebab sementara tertunda-
ini adalah kualitatif yang dilakukan dalam 10 nya penyelesaian proyek. Data hasil survei akan
tahapan yang terdiri dari identifikasi masalah dianalisis menggunakan software berbasis AHP.
dan tujuan penelitian, studi literatur, pengum- Dalam penelitian ini, AHP dilakukan untuk me-
pulan data melalui survei awal, penentuan va- ranking faktor-faktor yang menyebabkan keter-
riabel penelitian, penentuan desain kuesioner, lambatan proyek SCE berdasarkan bobot yang
survei terhadap partisipan proyek (owner dan sudah dihasilkan.
kontraktor), penyaringan dan pengelompokan Diagram faktor penyebab keterlambatan
ulang variabel, analisis data, pembahasan hasil Proyek SCE yang didapatkan dari hasil FGD
dan kesimpulan. Data yang digunakan dalam dapat dilihat pada Gambar 3.
penelitian ini ada dua jenis. Yang pertama adalah Dalam teknik bertanya lima mengapa (5
data primer yang digunakan dalam penelitian ini whys) hasil yang diperoleh adalah saling berhu-
berupa jadwal rencana awal maupun jadwal bungan dan keterkaitan antara satu dengan yang
reschedule serta progress yang sedang berlang- lain, misalkan kita asumsikan faktor manusia,
sung. Selain itu peneliti juga melakukan survei maka jika diurutkan satu persatu dengan bebe-
dan observasi di lapangan dengan pihak rapa pertanyaan akan bersinergi dengan faktor
kontrak- tor maupun konsultan manajemen lain seperti faktor metode, media, machine, dan
proyek untuk menentukan faktor-faktor yang lain sebagainya. Dengan melakukan analisis dan
berpengaruh ter- hadap keterlambatan proyek diagnosis untuk mengidentifikasi faktor-faktor
tersebut. Dan yang kedua adalah data sekunder yang menyebabkan faktor keterlambatan Proyek
yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh SCE, maka dari hasil analisis dan diskusi dengan
dari penelitian dan jurnal yang sudah ada untuk metode 5 whys dapat dipetakan hasil identifikasi
mencari faktor- faktor penyebab keterlambatan masalah ke dalam diagram fishbone seperti pada
proyek. Gambar 4.
Kuesioner survei didesain berdasarkan fak-
tor-faktor yang teridentifikasi dari studi literatur

4
Business and Finance Journal, Volume 5, No. 1, March

MAN MACHINE MATERIALS


Terlambat dalam menyetujui
Peralatan yang Keterlambatan
Pengambilan keputusan
tersedia tidak Material
Produktifitas tenaga kerja
berfungsi dengan
PENYEBAB
KETERLAMBATA
N PROYEK SCE
Keinginan pemilik yang kurang Metode Kondisi tanah yang

masuk akal/perubahan pada saat konstruksi yang


Konflik/miskomunikasi dengan Kondisi cuaca yang
Desain
prkouyreakngyasnegsu
ai
konsultan perencana
MAN METHOD ENVIRONMENT
Gambar 4 Fishbone Diagram

HASIL baik dengan nilai bobot (0,190); terlambat


Pada pengolahan data dilakukan pengujian dalam menyetujui shop drawing dengan nilai
konsistensi penilaian. Suatu penilaian perban- bobot (0,156); pengambilan keputusan yang
dingan berpasangan dikatakan konsisten apabila lambat oleh pemilik dengan nilai bobot (0, 115);
consistency ratio tidak lebih dari 0,1. Berdasar- produktivitas tenaga kerja yang rendah dengan
kan pengolahan penilaian perbandingan berpa- nilai bobot (0,110); dan desain proyek yang
sangan maka didapatkan bahwa rasio tidak lengkap dengan nilai bobot (0,104).
konsistensi penilaian yang telah dilakukan para
responden sebesar 0,097. Hal ini menunjukkan
bahwa peni- laian yang dilakukan pada PEMBAHASAN
penelitian ini sudah cukup konsisten. Dari hasil pengolahan data tersebut diambil
Selanjutnya akan dijelaskan pada pembahasan 5 faktor utama yang menyebabkan terlambatnya
hasil analisis terhadap nilai bobot faktor Proyek SCE. Yang pertama adalah pada hasil
penyebab keterlambatan Proyek SCE yang olah data menggunakan AHP didapatkan kriteria
dihasilkan melalui AHP dengan ban- tuan item “C2 - Peralatan yang tersedia yang tidak
software AHP Decision for Mac. berfungsi dengan baik” sebesar 0,190. Nilai ini
Dari hasil olah data menggunakan AHP merupakan bobot yang paling tinggi di antara
Decision tersebut didapatkan urutan faktor yang faktor lain penyebab keterlambatan Proyek SCE.
menyebabkan keterlambatan antara lain karena Hal ini menunjukkan bahwa item C2 merupakan
peralatan yang tersedia tidak berfungsi dengan

Gambar 5 Hasil Pengolahan Data Menggunakan AHP Decision


5
Rizki Prayudi Ramadhan, Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan pada Pembangunan Proyek
“SCE”

Gambar 6 Hasil Pengolahan Data dengan Software “AHP Decision for Mac” Berdasarkan Peringkat

faktor yang paling berpengaruh terhadap keter- memberikan persetujuan dan izin dikarenakan
lambatan Proyek SCE. Responden sepakat memi- kurangnya kehadiran pimpinan konsultan peng-
lih kriteria ini dikarenakan operasional proyek awas di lapangan sehingga kurangnya pengeta-
terhambat diakibatkan oleh rusaknya “tower huan yang dimiliki oleh pimpinan atas kendala
crane” sebanyak kurang lebih 4x dalam kurun yang terjadi di lapangan. Kurangnya
waktu 2 bulan saat progress proyek berjalan kepercayaan pimpinan konsultan pengawas
sebesar 15%. Akibat rusaknya tower crane terse- terhadap staff di lapangan juga merupakan salah
but, perpindahan material menjadi terhambat satu penyebab lamanya persetujuan dokumen
sehingga mengurangi produktivitas tenaga kerja yang diajukan oleh pihak kontraktor.
yang sudah dikerahkan. Keterlambatan persetu- juan shop drawing juga
Yang kedua, pada hasil pengolahan AHP diakibatkan karena pu- tusnya komunikasi
pada item “terlambat dalam menyetujui shop dengan konsultan perencana. Shop drawing
drawing dan izin pelaksanaan” memiliki nilai tidak dapat langsung disetujui karena banyak
bobot sebesar 0,158 dan merupakan faktor yang perubahan gambar yang diajukan oleh
menyebabkan keterlambatan proyek pada urutan kontraktor akibat adanya perbedaan perhi-
kedua. Responden memilih kriteria ini sebagai tungan kekuatan struktur yang dibangun dengan
salah satu faktor penting yang menyebabkan gambar rencana yang dibuat oleh konsultan
keterlambatan dikarenakan seringnya pihak perencana.
konsultan pengawas di lapangan terlambat dan Yang ketiga, pada item “pengambilan kepu-
lama dalam menyetujui shop drawing maupun ktusan yang lambat” setelah dilakukan
izin pelaksanaan yang diajukan oleh pihak kon- pengolahan dengan AHP didapatkan bobot
traktor. Lambatnya konsultan pengawas dalam sebesar 0,115. Bobot tersebut menempati urutan
ketiga setelah “peralatan yang tidak berfungsi

5
Business and Finance Journal, Volume 5, No. 1, March

dengan baik”. Hal ini berarti responden menem- pengajuan


patkan kriteria kedua tersebut sebagai penyebab
yang cukup penting berpengaruh terhadap ter-
lambatnya Proyek SCE. Pengambilan keputusan
yang lambat pada proyek SCE sering kali dilaku-
kan oleh pemilik dan pimpinan dari konsultan
pengawas yang ada di lapangan. Hal ini
dikarena- kan beberapa alasan seperti putusnya
komuni- kasi dengan konsultan perencana. Hal
ini berpe- ngaruh terhadap pengambilan
keputusan di la- pangan yang berakibat pada
mundurnya pelaksa- naan pekerjaan yang akan
dilakukan oleh kon- traktor karena pengajuan
gambar yang dibuat oleh kontraktor harus
menunggu persetujuan dari pimpinan dari
konsultan pengawas.
Yang keempat, pada item “produktivitas
tenaga kerja yang rendah”, setelah diolah
dengan AHP didapatkan bobot dengan nilai
0,110. Nilai ini terletak pada urutan keempat
dari seluruh item yang menyebabkan
keterlambatan Proyek SCE. Responden sepakat
untuk memilih item ini sebagai salah satu yang
cukup berpengaruh terhadap keterlambatan
Proyek SCE dikarenakan hasil perilaku tenaga
kerja kasar di lapangan yang kurang disiplin dan
kurang menghasilkan pekerjaan yang sesuai
dengan kemauan pemilik. Akibat dari hal ini,
serah terima pekerjaan menja- di lebih lama
dikarenakan adanya perbaikan item-item
pekerjaan yang telah selesai dikerjakan. Hal
tersebut dikarenakan kurangnya inspeksi dan
arahan di lapangan yang seharusnya dilaku- kan
oleh konsultan pengawas maupun pengawas
dari kontraktor terkait pekerjaan yang akan
dilakukan.
Pada urutan kelima faktor yang paling ber-
pengaruh terhadap terlambatnya Proyek SCE
adalah item “desain proyek yang tidak lengkap”
dengan nilai bobot 0,104. Responden sepakat
untuk memilih item tersebut sebagai hal yang
cukup berpengaruh terhadap keterlambatan
pro- yek SCE. Pada Proyek SCE seringkali

5
Rizki Prayudi Ramadhan, Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan pada Pembangunan Proyek
“SCE”
shop drawing di lapangan cukup sering
terhambat pembuatannya karena terkendala
dengan ku- rangnya gambar detail proyek yang
sudah dibuat oleh konsultan perencana. Hal ini
menyebabkan pelaksanaan pekerjaan menjadi
mundur juga.
Pembuatan shop drawing tidak dapat dila-
kukan dengan cepat karena respons yang dibe-
rikan oleh konsultan pengawas cukup. Hal ini
dikarenakan pertanyaan terkait gambar detail
yang diajukan oleh konsultan pengawas
kepada konsultan perencana kurang dapat
direspons dengan baik dan cepat juga. Berikut
adalah gambaran dari alur pengajuan detail
shop draw- ing apabila gambar rencana masih
memiliki kurang cukup detail.

Pembuatan Request for Information oleh Konsultan Pengawas


Pengajuan Shop Drawing Oleh Kontraktor Respons oleh Konsultan Perencana

Gambar 7 Alur Pengajuan Shop Drawing kepada


Konsultan Perencana.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan
data yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpul- an bahwa penyebab keterlambatan
pada Proyek SCE adalah rusaknya peralatan
utama yang ber- pengaruh terhadap
keseluruhan aktivitas kon- struksi. Kemudian
diikuti oleh sikap konsultan pengawas yang
cenderung lambat dalam membe- rikan
informasi dan keputusan di lapangan yang
sangat memengaruhi kinerja dari kontraktor di
lapangan. Sehingga dalam hal ini kedua belah
pihak baik kontraktor maupun pemilik
memiliki andil dalam keterlambatan Proyek
SCE. Solusi dari permasalahan tersebut antara
lain sebagai berikut.
1. Kontraktor harus mencari dan menyediakan
motor cadangan untuk tower crane yang
masih dapat berfungsi dengan baik untuk
mencegah keterlambatan aktivitas yang
ada

5
Business and Finance Journal, Volume 5, No. 1, March

di lapangan. Hal ini merupakan salah satu Lastiyanti, Siwi D.D. 2015. Kajian Manajemen
alternatif solusi yang dapat dilakukan dika- Risiko sebagai Upaya untuk Mencapai Ke-
renakan untuk mencari bengkel reparasi dan berhasilan pada Proyek Konstruksi Baja
spare-part motor tower crane yang digunakan dan Sipil di PT Supra Surya Indonesia.
saat itu tidak mudah. Surabaya: Universitas Airlangga.
2. Konsultan pengawas sebaiknya mengubah Le-Hoai, L., Lee, Y.D., & Lee, J. Y. 2008. Delay
cara bekerja dengan lebih cepat dalam meres- and Cost Overruns in Vietnam Large
pons pengajuan shop drawing dan tidak me- Construction Projects: A Comparison
nunda pemeriksaan pengajuan shop drawing With Other Selected Countries. KSC
maupun izin pelaksanaan yang diajukan oleh Journal of Civil Engineering.
Kontraktor. Sehingga apabila ada kesalahan Lo, T.Y., Fung, I.W.H., Tung, K.C.F. (2006).
yang terjadi, kontraktor dapat dengan segera Construction delays in Hong Kong civil
memperbaiki dan mengajukan kembali. engineering projects. Journal of Construc-
3. Pemilik menunjuk konsultan pengawas untuk tion Engineering and Management. 132.
merangkap fungsi sebagai konsultan peren- pp.636-649.
cana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi, Marzouk, M.M & El Rasas, T. 2013. Analyzing
menjawab dengan cepat, dan bertanggung Delay Causes in Egyptian Construction
jawab terhadap pertanyaan yang diajukan Projects. Journal of Advanced Research.
oleh kontraktor terkait dengan pengajuan Structural Engineering Department. Cairo
perubahan shop drawing yang tidak sesuai University.
dengan rencana serta perhitungan di lapang- Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian
an. Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
4. Konsultan pengawas harus lebih sering me- Mubarak, S. 2005. Construction Project Sched-
lakukan inspeksi dan koordinasi dengan pe- uling and Control. Pearson Prentice Hall.
laksana maupun mandor dari pihak kontrak- Pujiyono, B. 2014. Konsep Manajemen Proyek,
tor untuk mengedukasi standar pekerjaan pp. 1–42. Jakarta: Universitas Terbuka.
yang dilakukan pekerja di lapangan. Rahman, H. Abdul, Berawi, M.A., Berawi, A.R.,
Mohamed, O., Othman, M., & Yahya,
I.A. 2006. Delay Mitigation in the Malay-
DAFTAR RUJUKAN
sian Construction Industry. Journal of
Andi, Winata, S., & Hendarlim, Y. 2005. Faktor- Construction Engineering and Manage-
Faktor Penyebab Rework pada Pekerjaan ment, Vol.132, Issue 2.
Konstruksi. Civil Engineering Dimension. Teguh, R. & Sudiadi. 2015. Manajemen Proyek.
7(1):22–29. Available from http://eprints.mdp.ac.id.
Ladjao, J., Yurianto, E., Limanto, S., & Wicak- Theodore J. Trauner, Mark F. Nagata, William
sono, E. 2016. Analisis Faktor Penyebab A. Manginelli, and Scott Lowe. 2018.
Keterlambatan pada Bangunan Tinggi di Construction Delays (Third Edition).
Surabaya. Jurnal Dimensi Pratama Teknik
Sipil, Vol. 5, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai