KESEJAHTERAAN SOSIAL
Tentang
Oleh
Dosen Pembimbing:
Armaidi S.Sos,MA
IMAM BONJOL
PADANG
1441 H / 2020
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan dan pengamatan penulis.Penulisan makalah ini diupayakan
semaksimal mungkin namun disadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan disebabkan
keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki, karena itu diharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis berikutnya yang
memerlukannya... Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................
1. Latar belakang....................................................................................................
2. Rumusan Masalah...............................................................................................
3. Tujuan Penulisan.................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN..............................................................................................
A. Pengertian Kepemimpinan..................................................................................
B. Fungsi Kepemimpinan.......................................................................................
C. Tipe kepemimpinan...........................................................................................
D. Ciri-ciri Kepemimpinan.......................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pandangan Islam, kepemimpinan merupakan amanah dan tanggung
jawab yang tidak hanya dipertanggung jawabkan kepada anggota-anggota yang
dipimpinnya, tetapi juga akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.
Alasan lain yang sering dijadikan sandaran bagi inferioritas perempuan adalah
Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 34 yang artinya : :”Kaum laki-laki itu adalah pemimpin
bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki)
atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yangsaleh, ialah yang taat kepada
Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah
memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka
nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah
mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan
untuk menyusahkannya.Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
Al-Hibri mengatakan bahwa kalau kita cermati lebih lanjut dari segi bahasa
Arab maka akan tampak bahwa pertama, kata “qawwamun” tidak harus berarti
“pemimpin” tetapi arti-arti lain seperti “pelindung” atau “penanggung jawab”; dan
kedua, bahwa “qiwam” atau “qawwamun” itu sebagian memang ascribed
(menganggap berasal)tetapi sebagian lainnya adalah acquired(yang diperoleh). Kenapa
demikian? Karena kepemimpinan atau tanggung jawab itu juga lahir sebagai akibat
pria membelanjakan harta bendanya untuk perempuan. Hal yang harus diingat adalah
peranan menafkahkan harta itu sesuatu yang acquired,bukan ascribed. Biarpun laki-
laki, kalau tidak memiliki harta, tentu tidak dapat berperan sebagai pemimpin.
Sebaliknya, biarpun wanita, kalau ia memiliki harta untuk dibelanjakan bagi
keluarganya, maka ia bisa juga menjadi pemimpin
Ini berarti bahwa kepemimpinan adalah sesuatu yang harus dilatih dan
diupayakan, bukan sesuatu yang telah melekat sejak lahir. Ini juga berarti bahwa baik
laki-laki maupun perempuan sama-sama mempunyai hak kepemimpinan dalam
kehidupan, tergantung siapa yang berhasil memperoleh kualitas itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kepemimpinan ?
2. Apa Fungsi Kepemimpinan?
3. Bagaimanakah tipe Kepemimpinan ?
4. Apa Ciri-ciri Kepemimpinan ?
5. Apakah hambatan Dakam kepemimpinan?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kepemimpinan
2. Untuk mengetahui Fungsi Kepemimpinan
3. Untuk mengetahui tipe Kepemimpinan
4. Untuk menegetahui Ciri-ciri Kepemimpinan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata leadership dari asal kata to lead. Dan kata ini
menjadi bahasa Inggris yang diindonesiakan karena sering digunakan dan terdapat di
berbagai bidang kehidupan manusia. Dalam kata kerja to lead terkandung beberapa
makna yang saling berhubungan erat, yaitu: bergerak lebih cepat, berjalan di depan,
mengambil langkah pertama, berbuat lebih dulu, mempelopori, mengarahkan pikiran
orang lain, membimbing, menuntun dan menggerakkan orang lain melalui
pengaruhnya.
Islam diartikan damai, tenteram, atau agama yang dibawa oleh nabi
Muhammad SAW dengan kitab suci al-Quran . Arti utama dari Islam adalah tenang,
diam, telah menunaikan kewajiban dan memenuhi kedamaian yang sempurna. Adapun
arti lainnya adalah berserah diri kepada Tuhan pencipta alam semesta.Adapun
kepemimpinan Islam menurut Muhadi Zainuddin kategori kepemimpinan Islam itu
lebih tepat jika didasarkan kepada system yang dipraktekkan dalam memimpin. Jadi
kepemimpinan Islam adalah sebuah kepemimpinanyang mempraktekkan nilai-nilai
ajaran Islam, terlepas pelakunya seorang muslim atau tidak (Mahdi Zainudin, 2002).
Dengan demikian kepemimpinan Islam adalah kemampuan untuk menggerakkan
orang lain secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dengan standard al-Quran dan
Hadits.
Selain itu para ulama Islam juga telah memberikanperhatian yang serius dan
khusus terhadap masalah kepemimpinan, karena memimpin urusan manusiatermasuk
kewajiban terbesar agama, karena tidak akan tegak agama kecuali dengan
kepemimpinan. Sesungguhnya kebutuhan anak Adam tidak akan tercapai secara
sempurna kecuali dengan berjama`ah, karena mereka saling membutuhkan satu sama
lain. Dalam jama`ah itusudah barang tentu harus ada seorang pemimpin.Bukti lain
urgensi kepemimpinan dalam Islam adalah bahwa para sahabat Rasulullah SAW. lebih
memperioritaskan mengurus masalah suksesi kepemimpinan Rasulullah SAW.
dibanding mengurus pemakaman Rasulullah SAW. Artinya bahwa dalam berjama`ah
tidak boleh ada kevakuman pemimpin.
Artinya : "Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung,
lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan)".
Jadi jika kita ingin menjadi seorang pemimpin yang efektif, mulailah dengan
menguasai ketrampilan dalam memimpin diri sendiri. Biarkan orang lain melihat
karakter dan kualitas hidup kita. Dengan demikian kita akan akan meletakan dasar
kokoh bagi kepemimpinan anda.
B. Fungsi kepemimpinan
Ada beberapa fungsi-fungsi kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif hanya
akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi kepemimpinan itu
berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau
organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di
dalam dan bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial,
karena harus diwujudkan dalam intraksi antar individu di dalam situasi sosial suatu
kelompok atau organisasi karena fungsi kepemimpinan sangat mempengaruhi maju
mundurnya suatu organisasi, tanpa ada penjabaran yang jelas tentang fungsi pemimpin
mustahil pembagian kerja dalam organisasi dapat dapat berjalan dengan baik.
Sondang P. Siagian dalam bukunya Teori dan Praktek Kepemimpinan
mengatakan beberapa fungsi kepemimpinan sebagai berikut:
1. Pimpinan sebagai penentu arah dalam usaha pencapaian tujuan
2. Pemimpin sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan
pihak-pihak di luar organisasi.
3. Pemimpin sebagai komunikator yang efektif.
4. Pemimpin sebagai mediator, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama
dalam menangani situasi konflik.
5. Pemimpin sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral (Siagian,
1999)
Fungsi utama kepemimpinan diantaranya adalah menjaga keutuhan dan
kekompakan anggota didalam berkerja, serta seorang pemimpin harus mampu
dalam memecahakan masalah atau konflik yang terjadi yang datang dari dalam
sebuah organisasi atau bahkan masalah yang datang dari luar organisasi.
C. Tipe-Tipe Kepemimpinan
1.Tipe Karismatis
Tipe pemimpin karismatis ini memiliki kekuatan energy, daya tarik dan wibawa yang
luar biasauntuk mempengaruhi orang lain, sehingga pemimpin seperti ini mempunyai
pengikut yang sangat besar jumlahnyadan pengawal-pengawal yang dapat dipercaya.
2.Tipe Paternalistis
3.Tipe Militeristik
Tipe kepemimpinan ini mempunyai sifat kemiliter-militeran, hanya gaya luarnya saja
yang mencontoh militer. Tetapi jika dilihat dengan seksama, tipe ini mirip sekali
dengan tipe kepemimpinan otoriter (Kartini kartanto, 2002). Sifat kepemimpinan
militeristik ini memiliki ciri ciri diantaranya: lebih banyak menggunakan perintah
komando kepada bawahannya, menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahannya,
menyenangi formalitas (upacara-upacara), menuntut disiplin kerja, tidak menghendaki
saran, usul dan kritik dari bawahan, dan komunikasi hanya berlangsung satu arah.
4.Tipe Otokratis
Otokrat berasal dari kata autos yang artinya sendiri dan kratos berarti
kekuasaan, kekuatan. Jadi otokrat adalah penguasa penuh. Kepemimpinan ini
mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipenuhi. Sikap dan
prinsipnya sangat konservatif, selalu berperan sebagai pemai tunggal, sebab setiap
perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa komunikasi dengan bawahan.
5.Tipe Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal,
tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri.
Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
Diantara pemimpin model ini adalah, Ir Soekarno dan Gus Dur.6.Tipe
DemokratisKepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada
semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri
sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak
pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga
kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau
mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para
spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap
anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang Tepat.
Pada dasarnya Tipe kepemimpinan ini bukan suatu hal yang mutlak untuk
diterapkan, karena pada dasarnya semua jenis gaya kepemimpinan itu memiliki
keunggulan masing-masing. Pada situasi atau keadaan tertentu dibutuhkan gaya
kepemimpinan yang otoriter, walaupun pada umumnya gaya kepemimpinan yang
demokratis lebih bermanfaat. Oleh karena itu dalam aplikasinya, tinggal bagaimana
kita menyesuaikan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan dalam keluarga,
organisasi/perusahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang menuntut diterapkannnya
gaya kepemimpinan tertentu untuk mendapatkan manfaat.
D. Ciri-ciri kepemimpinan
Dalam Alquran ayat yang mengisyaratkan nilai/prinsip itu, antara lain sebagai
berikut:
Artinya :“Wahai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya
melainkan dengan kekuatan”(QS. Al-Rahman (55): 33).
Ayat diatas mengingatkan manusia bahwa apa saja yang dipikirkan dan
dibayangkan dalam bentuk visi dan misi semuanya bisa menjadi kenyataan, asalkan
manusia memiliki sulthan (kekuatan/kemampuan). Kemampuan merupakan kriteria
dasar bagi setiap pemimpin dalam mengelola serta mengembangkan
organisasi/institusi. Kemampuan oleh para ahli dapat diklasifikasi menjadi 3 (tiga)
jenis. Kemampuan intelektual, kemampuan emosional, dan kemampuan spiritual.
Ketiga kemampuan ini harus dimiliki oleh setiap pemimpin di setiap level
kepemimpinan. Ia harus mempunyai akal dan pikiran yang cerdas, karena dengan itu ia
bisa merencanakan, mengorganisir, dan mengendalikan organisasi secara rasional,
tidak menghayal dan membabi buta dalam membuat police atau kebijakan. Dengan
berfikir rasional, seorang pemimpin dapat membuat prediksi-prediksi yang visible,
sehingga dapat dijadikan dasar dalam bertindak.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Adair John, 2005, Cara Menumbuhkan Pemimpin yang Efektif, Gramedia: Jakarta
https://jurnaltahkim.wordpress.com/2009/05/11/implementasi-nilai-nilai-islam-dalam-
kepemimpinan-efektif/