Anda di halaman 1dari 19

Sampul

LAPORAN KEGIATAN
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL) II
DESA BONTULA KECAMATAN ASPARAGA
KABUPATEN GORONTALO

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK VIII

1. SITI MAGAFIRA LAIYA


2. NURAZMI KABANYA
3. FRANSISKA RAHIM
4. OLIS SAFITRI NUSI
5. DOLINCE GIRE

PROGRAM STUDI

KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS GORONTALO

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)
II di Desa Bontula Kecamatan Asparaga Kabupaten Gorontalo.

Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu YENI PARAMATA SKM,M.Kes selaku dosen
pembimbing dan pengelola Pengalaman Belajar Lapangan II yang telah memberikan
bimbingan dalam pembuatan laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan
dan banyak kekurangannya baik dari segi teknik penulisan maupun isi materinya. Oleh
karena itu, dengan penuh kerendahan hati kami mengharapkan saran serta kritikan yang
bersifat membangun demi perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Amiin.

Waalaikumssalam warahmatullahi wabarokatuh.


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan PBL II

BAB II PRIORITAS MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH


A. Prioritas masalah
B. Pemecahan masalah
C. Program tambahan

BAB III HASIL DAN PENDATAAN PEMBAHASAN


PELAKSANA KEGIATAN

A. Planning Of Action
B. Realisasi Program
C. Analisis Swot Kegiatan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAK
 Absensi peserta PBL II
 Struktur kelompok
 Gant chart kegiatan
 Planing of action (POA) Kegiatan
 Dokumentasi kegiatan
DAFTAR TABEL

Prioritas Masalah Kesehatan Desa Bontula Kecamatan Asparaga Kabupaten


GorontaloTahun 2020
Realisasi Intervensi Fisik Dan Non Fisik Desa Bontula Kecamatan Asparaga Kabupaten
Gorontalo Tahun 2020
DAFTAR LAMPIRAN

1. Absensi peserta PBL II


2. Struktur kelompok
3. Gant chart kegiatan
4. Planning of action (POA) kegiatan
5. Dokumentasi kegiatan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu indikator atau aspek penting dalam sanitasi lingkungan adalah faktor
lingkungan yang akan berdampak pada ada atau tidaknya penyakit misalnya jentik
nyamuk. Faktor ini juga memperhatikan soal kemungkinan lingkungan tersebut menjadi
agen tranmisi penyakit itu sendiri.
Berdasarkan hasil Risket Kesehatan Dasar (2007) ditemukan bahwa presentase
kebiasaan (Cuci tangan pakai sabun) pada masyarakat indonesia masih belum mencapai
angka 50%. Padahal penyediaan dana kurang lebih sebesar Rp. 30.000 dapat
menyelamatkan masyarakat hingga 100.000 orang dari penyakit.
Tingginya angka penyakit pada semua kelompok umur dapat dipengaruhi oleh
faktor yang berkaitan dengan Membuang sampah sembarangan dan tidak mencuci tangan
pakai sabun.
Untuk itu perlu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS). Cuci tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan jari – jemari menggunakan air dan sabun untuk menjadi
bersih. Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu upaya pencengahan penyakit.
Hal ini dilakukan karena tangan sering kali menjadi agen yang membawa kuman dan
menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak
langsung ataupun tidak langsung.
Sejalan dengan pembangunan kesehatan yang berlandaskan pada peningkatan
derajat kesehatan masyarakat, propesionalisme, desentralisasi, dan jaminan pemeliharaan
kesehatan masyarakat , maka diharapkan mahasiswa yang memiliki fungsi sebagai agen
pembaharuan (Agent off change) ditengah – tengah masyarakat dapat berupaya dalam
percepatan proses peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Cuci tangan dan membuang sampah sembarangan sering dianggap sebagai hal
yang sepele dimasyarakat, padahal Cuci tangan dan membuang sampah sembarangan
bisa memberi kontribusi pada peningkatan status kesehatan masyarakat. Berdasarkan
fenomena yang ada terlihat bahwa masyarakat mempunyai kebiasaan kurang
memperhatikan perlunya membuang sampah pada tempatnya dan t mencuci tangan pakai
sabun dalam kehidupan sehari – hari.
Berdasarkan hasil survei kami ada beberapa hal yang berdampak Pada Kesehatan
seperti Tidak Mencuci Tangan Pakai Sabun,Tempat penampungan kotoran
manusia,tempat pembuangan air limbah rumah tangga maupun sampah yang dapat
menjadi agen tranmisi penyakit.
Kegiatan PBL II ini diharapkan dapat mengasah sikap dan kemampuan
profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi permasalahan dalam bidang kesehatan.
Dari gambaran ini, akan mempermudah kita dalam mendiagnosis masyarakat serta
berupaya mencari solusi di dalam menghadapi masalah yang muncul melalui intervensi
kesehatan dan pendekatan kepada masyarakat sehingga permasalahan kesehatan tersebut
dapat dipecahkan bersama dengan menyatukan persepsi tentang bentuk penanganan yang
akan ditetapkan.
Yang akan menjadi lokasi dalam pelaksanaan PBL II ini, melanjutkan kegiatan
PBL I yang kemarin yaitu di desa Bontula, maka berdasarkan data yang diperoleh pada
PBL I bahwa yang menjadi masalah kesehatan di desa Bontula Kecamatan Asparaga
Kabupaten Gorontalo adalah terkait tempat pembuangan sampah yang dapat dilihat dari
data yang diperoleh pada PBL I, distribusi rumah tangga.
Berdasarkan distribusi KK yang ada didesa Bontula dari 213 KK yang paling
banyak tidak memiliki tempat sampah dengan jumlah 200 KK dengan persentase 93,9%
sedangkan yang paling sedikit mempunyai fasilitas dan tersedia sabun dengan jumlah 22
KK dengan persentase 10,3%. (Laporan PBL 1,2020)
Berdasarkan latar belakang diatas, sehingga pada kesempatan Pengalaman Belajar
Lapangan (PBL II) ini membuat kegiatan Peyuluhan Hidup Bersih dan Sehat dengan
Cara memcuci tangan dengan baik dan benar dan membuang sampah pada tempatnya,
khususnya Mengolah kembali sampah agar mempunyai nilai jual.

B. Manfaat Kegiatan
Secara umum manfaat kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam menggalih dan memahami
permasalahan kesehatan masyarakat serta menyusun altenatif solusi dengan
melibatkan masyarakat secara aktif.
2. Berpartisipasi secara aktif dalam upaya pembangunan kesehatan masyarakat
diwilayah kecamatan dimana lokasi PBL dilaksanakan.
3. Menjalin kerjasama antara pendidikan tinggi (FKM Universitas Gorontalo) dengan
pemerintah daerah setempat.
C. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan analisis situasi melalui identifikasi merumuskan dan
memecahkan serta mengevaluasi masalah kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Mensosialisasikan kegiatan yang akan dilakukan nantinya
b. Melaksanakan program yang telah direncanakan sebelumnya.
c. Mengaktifkan peran serta masyarakat dalam setiap kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan program.
d. Menentukan metode evaluasi keberhasilan program yang melibatkan
masyarakat dan aparat pemerintah maupun instansi yang terkait.
e. Mampu membuat perencanaan program yang melibatkan komponen yang
pada lingkungan masing-masing.
Memaparkan dan mempertanggung jawabkan hasil kegiatan.
BAB II

PRIORITAS MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

A. Prioritas Masalah

Dalam rangka melakukan prioritas masalah dari kelompok VIII Desa Bontula
melibatkan masyarakat dari kegiatan tersebut, yaitu bersama dengan masyarakat
membuat beberapa prioritas masalah yang dirasakan oleh masyarakat berdasarkan
identifikasi masalah yang ada mengacu pada data hasil pendataan Pengalaman Belajar
Lapangan 1. Dalam hal ini dilakukan suatu musyawarah dengan Kepala Desa Bontula
beserta jajarannya, Tokoh Masyarakat, Tokoh-tokoh Agama dan Masyarakat Desa
Bontula.

Pelaksanaan musyawarah ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar masalah


tersebut berpengaruh kepada masyarakat. Disamping itu musyawarah ini bertujuan
mengukur derajat keparahan masalah, tingkat kebutuhan dan mengukur derajat keparahan
masalah, tingkat kebutuhan dan kemampuan masyarakat serta bersama-sama pencarian
alternative pemecahan masalah yang di hadapi.

Adapun prioritas masalah yang dilaksanakan pada PBL II yaitu sebagai berikut :

Tabel Prioritas Masalah Kesehatan


Desa Bontula Kecamatan Asparaga Kabupaten GorontaloTahun 2020

No Masalah M S V C Skor Rangking Ket


1. Jamban 2 3 2 2 6 IV -
2. SPAL 4 3 4 2 24 II -
Tempat
3. Pembuangan 5 4 5 3 33,3 I -
Sampah
Tempat
Mencuci
4. Tangan 4 2 3 3 8 III -
(Personal
Hygiene)
Sumber : Data Primer
B. Pemecahan Masalah
Setelah mendapatkan beberapa prioritas masalah maka kami Kelompok VIII
mengambil satu solusi sebagai alternative pemecahan masalah yang sebelumnya telah
disetujui oleh Kepala Desa maupun seluruh Masyarakat Desa Bontula yang selanjutnya
dibuat program dan yang akan di tindak lanjuti pada PBL-2. Tujuan dari pemecahan
masalah yaitu mencari solusi sebagai penanggulangan dari beberapa masalah yang dapat
mengganggu derajat kesehatan masyarakat
Intervensi non fisik yang kami lakukan adalah :
1. Sosialisasi sampah 3R tentang bahaya sampah plastik
Upaya pengendalian sampah plastik dilakukan dengan cara 3R, mulai dari
tindakan reduce dengan membiasakan mengurangi pemakaian sampah plastik,
kemudian reuse dengan memakai kembali sampah bekas yang masih bisa dipakai
untuk kebutuhan yang lain, serta recycle yaitu dengan mengolah sampah kembali
agar dapat menghasilkan barang atau suatu kerajinan yang bermanfaat.
2. Edukasi pemanfaatan kembali sampah plastik
Intervensi yang kami lakukan yaitu menayangkan video mengenai pemanfaatan
kembali sampah plastik menjadi kreatifitas yang memiliki nilai jual. Contohnya botol
plastik menjadi suatu karangan bunga dan tempat duduk.

C. Program Tambahan
Disamping program inti yang akan dilaksanakan, ada pula program tambahan yang
kami laksanakan pada PBL II di Desa Bontula yakni :
Penyemprotan desinfektan ditempat-tempat umum misalnya Masjid, kantor Desa,
Sekolah, dan Puskesdes yang dilakukan oleh Mahasiswa PBL II, Karang Taruna dan
Masyarakat Desa Bontula guna untuk pencegahan meluasnya penyebaran virus corona
serta menjadikan Desa yang lebih bersih dan terjaga kesehatannya dari dampak
lingkungan yang kotor.
BAB III
HASIL PEMBAHASAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Planning Of Action
Dalam melaksanakan kegiatan PBL II terlebih dahulu disusun Planning of Action
(POA) agar mempermudah dalam perencaan pelaksanaannya kegiatan dilapangan. Pada
BAB ini akan dibahas mengenai POA PBL II, yaitu sebagai berikut :

1. Penyemprotan Desinfektan Di Kecamatan Asparaga Yang Dilaksanakan Di


Desa Bontula
Planning of action (POA) untuk kegiatan penyemprotan desinfektan Kelompok
VIII Desa Bontula, yaitu :

a. Jenis kegiatan
Intervensi fisik berupa pembuatan desinfektan dikecamatan Asparaga serta
melakukan penyemprotan di Desa Bontula sebagai lokasi PBL Kelompok VIII
b. Tujuan
1.) Tujuan umum
Untuk membunuh mikroorganisme (misalnya bakteri, virus, dan jamur)
pada permukaan benda mati, ruangan publik di Kec. Asparaga dan desa
Bontula
2.) Tujuan khusus
Agar masyarakat bisa mengetahui Langkah pencegahan terhadap virus
corona
c. Sasaran
Tempat-tempat umum di desa Bontula
d. Target
100%
e. Lokasi
Desa Bontula Kecamatan Asparaga
f. Biaya
Rp. 100.000
g. Waktu pelaksanaan
Senin, 26 oktober 2020
h. Penanggung jawab
Anggota Posko PBL II desa Bontula
i. Sumber dana
Dana dari anggota kelompok VII desa Bontula
2. Penyuluhan tentang sampah
a. Jenis Kegiatan
Intervensi fisik berupa penyuluhan tentang sampah serta menayangkan
video tentang bagaimana cara mengelola sampah plastic menjadi tempat duduk di
Kecamatan Asparaga Desa Bontula sebagai lokasi PBL Kelompok VIII
b. Tujuan
1.) Tujuan umum

Untuk meningkatkan pengetahuan kepada kepada masyarakat tentang


bahaya membuang sampah sembarangan

2.) Tujuan khusus

Agar masyarakat bisa mengetahui Langkah pencegahan terhadap virus


corona

c. Sasaran
Masyarakat desa Bontula
d. Target
100%
e. Lokasi
Desa Bontula kecamatan asparaga
f. Biaya
Rp. 78..000
g. Waktu
Selasa, 27 Oktober 2020
h. Penanggung jawab
Anggota posko PBL II kelompok VIII Desa Bontula
i. Sumber dana
Dana dari anggota kelompok VIII Desa Bontula

B. Realisasi Program
Adapun kegiatan yang berhasil dilakukan pada PBL II dapat disajikan pada tabel
berikut ini :

Tabel 3.1. Realisasi Intervensi Fisik Dan Non Fisik


Desa Mohiyolo Kecamatan Asparaga Kabupaten Gorontalo Tahun 2020
No Tujuan Sasaran Tempat Target Sumb PJ

Biaya
Wakt
Jenis kegiatan er

u
Umum Khusus biaya

1. Pembuatan Untuk membunuh Agar Tempat

Senin, 26 Okt 2020


desinfekktan di mikroorganisme masyarakat di umum Desa

Pihak Fakultas
di Kec. Bontula 100% Kel

Rp. 100.000
kecamatn pada permukaan desa Bontula
Asparaga serta benda mati, bisa Asparag Kec. VII
melakukan ruangan, di ruang mengetahui a dan Aspara I
Penyemprotan publik kec. Langkah Desa ga
desinfektan di Asparaga dan pencegahan Bontula
desa Bontula desa Bontula terhadap
virus corona
2.
Selasa, 27 Oktober 2020

Untuk Agar
Melakukan meningkatkan masyarakat Masyara Desa Kel

Pihak Fakultas
Rp. 78.000
penyuluhan pengetahuan bisa kat desa Bontula 100% VII
tentang sampah kepada kepada mengetahui Bontula kec.
masyarakat Langkah Aspara
tentang bahaya pencegahan ga
membuang terhadap
sampah virus corona
sembarangan

C. ANALISIS SWOT KEGIATAN


1. Faktor pendukung
Faktor yang mendukung dalam pelaksanaan kegiatan PBL II ini adalah:
a. Fakultas Kesehatan Masyarakat merupakan Institusi pendidikan kesehatan yang
memiliki Kerjasama dengan Kecamatan Asparaga dan izin penyelenggaraan
kegiatan PBL sehingga dengan adanya kerja sama yang baik maka pencapaian
program PBL II dapat terlaksanakan/tercapai.
b. Kepemimpinan desa (Kepala Desa) yang mendukung program PBL II serta kerja
sama dari Aparat-aparat Desa dan Karang Taruna serta masyarakat dalam
pelaksanaan program PBL II.
2. Faktor penghambat
Faktor yang menghambat dalam pelaksanaan kegiatan program PBL II ini adalah :
a. Kurangnya peran serta dari sebagian masyarakat dalam pelaksanaan program
intervensi non fisik yaitu berupa penyuluhan karena kondisi pandemi covid 19 ini.
b. Adanya kesulitan merubah pola pikir sebagian masyarakat di Desa Mohiyolo
terutama mengenai pencegahan penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan.
c. Kegiatan ini dilaksanakan dalam masa pandemic Covid-19 sehingga beberapa
kegiatan yang seharusnya dilaksanakan di PBL II terhambat karena adanya aturan
pembatasan social oleh Pemerintah Gorontalo.
3. Peluang
a. Dengan adanya intervensi non fisik yaitu berupa penyuluhan dan penyebaran
video tentang pengolahan sampah menjadi pupuk kompos serta mengubah
sampah menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis diharapkan masyarakat dapat
menjaga kebersihan sehingga terhindar dari penyakit apalagi ddalam masa
pandemi Covid 19 ini.
b. Tersedianya lokasi untuk pelaksanaan program intervensi non fisik
c. Dengan adanya intervensi fisik yaitu berupa penyerahan tempat sampah
percontohan diharapkan masyarakat dapat
d. Pemanfaatan Teknologi seperti FB, dan media social lainnya yang dapat
mendukung kegiatan sosialisasi mahasiswa ke Masyarakat Mohiyolo sehingga
mempermudah mahasiswa dalam penyuluhan dan intervensi masalah Kesehatan.
4. Faktor ancaman
a. Dengan adanya kebiasaan dari dari masyarakat yang membuang sampah
disembarang tempat dan kurangnya kesadaran masyarakat mengenai lingkungan
dan perilaku hidup bersih dari sebagian masyarakat.
b. Kurangnya peduli masyarakat dalam membangun atau mencontohi program yang
dilakukan. Hal ini terjadi karena pada umumnya masyarakat masih awam
sehingganya peran aktif masyarakat masih sangat kurang.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah plastik yang kami lakukan


di Desa Bontula, kami telah memberdayakan masyarakat ibu ibu dasawisma serta karang
taruna Desa Bontula tentang cara dan pengelolaan sampah plastik dan pentingnya buang
sampah pada tempatnya agar terhindar dari berbagai macam bencana seperti banjir, serta
mempergunakan hasil sampah plastik menjadi barang berguna yang dapat menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat.

B. Saran
1. Bagi Pemerintah
a. Sebaiknya pemerintah memberikan wadah tempat masyarakat agar bisa
melakukan pengelola sampah plastic dan dapat menjalan program yang telah kami
sosialisakan tentang cara pengelolaan sampah plastik yang ada di desa bontula.
Dan memberikan informasi kepada masyarakat untuk tentang pengadaan Tempat
Sampah atau menggunakan tempat sampah pada TPS permanen yang ada di Desa
bontula
b. Selain cara pengelolaan sampah plastic Pemerintah harus memberikan informasi
tentang pembutan tempat sampah.
2. Bagi Masyarakat
a. Harus mengadakan komunitas bank sampah
b. Harus mengadakn tempat sempah
c. Mengajarkan pada seluruh masyrakat bagaimana cara pengelolaan sampah plastic
d. Mahasiswa
3. Di harapkan mahasiswa dapat menjadi agent pembaharu dan dapat melakukn kerja
sama dengan masyarakat untuk dapat menyelesaika masalah-masalah kesehatan yang
pada kegiatan PBL II.
DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Gorontalo, Panduan dan Jurnal


Pengalaman Belajar Lapangan 2020

Laporan Pengalaman Belajar Lapangan II, Desa Bontula Kec. Asparaga Kab.
Gorontalo
Lampiran . ABSENSI PESERTA PBL II

ABSENSI PESERTA
DAFTAR HADIR KELOMPOK VIII
DESA BONTULA KECAMATAN ASPARAGA
KABUPATEN GORONTALO

TANGGAL
NO NAMA ANGGOTA 26 Okt 20 27 Okt 20 KETERANGAN
1. Siti magafira laiya √ √ -
2. Nurazmi kabanya √ √ -
3. Olis safitri I nusi √ √ -
4. Fransiska rahim √ √ -
5. Dolince gire √ √ -

Koordinator desa bontula Dosen pembimbing

Nurazmi kabanya Yeni paramata SKM.M.KES

STRUKTUR KELOMPOK
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN II (PBL II)
KELOMPOK VIII DESA BONTULA KEC. ASPARAGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GORONTALO
2020

PEMBIMBING LAPANGAN
YENI PARAMATA SKM.M.Kes

KOORDINATOR KECAMATAN

RIDWAN IMBRAN

KEPALA DESA

ISMET DETU

KOORDINATOR DESA
NURAZMI KABANYA

SEKRETARIS BENDAHARA

OLIS SAFITRI I.NUSI FRANSISKA RAHIM

ANGGOTA

1. SITI MAGFIRA LAIYA


2. DOLINCE GIRE

Mengetahui Koordinator Desa Menyetujui Pembimbing Lapangan

NURAZMI KABANYA YENI PARAMATA SKM.M.Kes


DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai