Pemeriksaan secara objektif merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan keadaan
refraksi tanpa memerlukan input dari pasien. Hal ini penting terutama pada pasien yang respon
subjektifnya terbatas, seperti pada anak anak, pada pasien dengan keterbatasan fisik dan bahasa,
maupun pada pasien dimana respon subjektifnya meragukan. Pemeriksaan refraki secara objektif
yang umum dilakukan adalah retinoskopi dan autorefraksi.
Retinoskopi dilakukan di dalam ruangan yang redup. Pasien duduk di kursi dan berada didepan
pasien, dengan jarak kerja sesuai yang diinginkan. Pasien diminta untuk melihat ke suatu obyek
dengan jarak 6 m (20 kaki) atau lebih yang searah. Pemeriksa menggunakan mata kanan jika akan
memeriksa mata kanan, dan mata kiri untuk memeriksa mata kiri pasien. posisi mata pemeriksa
setinggi posisi mata pasien
Untuk memeriksa mata kanan pemeriksa duduk agak sedikit ke kanan pasien. Retinoskop
dipegang dengan tangan kanan dan mata kanan mengintip melalui retinoskop, ibu jari atau telunjuk
digunakan untuk menahan pada posisi sleeve down (jika yang digunakan retinoskop Welch Allen)
dan untuk memutar sleeve. Tangan kiri digunakan untuk memanipulasi foropter atau trial lens.
Begitupun sebaliknya untuk memeriksa mata kiri pasien.
Metode ini untuk menilai kemampuan akomodasi seseorang pada saat melihat dekat. Jadi disini
tidak memakai lensa kerja. Pasien diinstruksikan untuk melihat suatu huruf , beberapa huruf atau
objek lain pada plane dari retinoskop atau dibelakang retinoskop pada jarak dekat (misalnya 40 cm),
dan penguji melakukan netralisasi pada pergerakan refleks. Jika pasien melakukan akomodasi
penuh, sama dengan retinoskopi statis tidak akan menambahkan lensa plus ataupun minus.
Pemeriksaan subyektif yaitu pemeriksaan dimana penderita/pasien yang lebih aktif dalam
komunikasinya karena hasil yang dirasakan dan pemeriksa hanya membantu untuk mengarahkan
hingga hasil koreksi.
5. Apakah perbedaan dari pemeriksaan subyektif menggunakan phoroptor dengan trial lens set ?
Phoropter adalah instrumen untuk mengukur ametropias, phorias dan amplitudo akomodasi
mata, yang terdiri dari berbagai lensa coba yang berbeda digunakan menilai refraksi mata selama
pengujian penglihatan, sehingga diketahui kesalahan bias pasien dan menentukan resep
kacamatanya
Cara Kerja:
posisi instrumen di depan pasien, mata telanjang menghadap kepala optometri, atur tinggi kursi
atau meja, sehingga tinggi subjek dan tinggi badan optometri cocok.
1. Penggaris
2. Optotype Snellen
3. Set alat trial frame dan trial lens (kaca mata dan lensa coba)
4. Keratoskop Plasido
Pasien duduk sejajar pada jarak 6 meter dari optotipe snellen. Tentukan dahulu ketajaman
penglihatan masing-masing mata, dengan menutup mata yang tidak diperiksa. Pemeriksaan
dilakukan dengan menunjukkan huruf-huruf pada optotipe snelen mulai dari deretan huruf terbesar
sampai deretan huruf terkecil yang masih dapat dilihat dengan jelas. Bagian kanan pada optotipe
terdapat huruf snelen tertera angka.