Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PEMBELAJARAN PKN MI/SD

Tentang PKN Dalam Sistem Kurikulum Berdasarkan Pemendiknas

Mengembangkan Silabus dan RPP Pembelajaran PKN

Di Susun Oleh:

Kelompok 13

1. Yola Mareska (1911240237)

2. Suplimi Hartibi (1911240220)

Dosen Pengampuh :

Muhammad Al-Farisi, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH & TADRIS

UNIVERSITAS FATMAWATI SOEKARNO BENGKULU

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah tepat waktu.
Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak. Penulisan makalah dapat diselesaikan. Penulis
menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian
isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon
maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah


bahasa Indonesia ini dapat bermanfaat. Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.

23 Desember 2021

Pemakalah
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2

C. Tujuan................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengembangan Silabus PKn............................................................. 3

B. Pengertian Silabus...................................................................... 3

C. Prinsip Pengembangan Silabus................................................... 4

D. Tahap-Tahap Pengembangan Silabus......................................... 5

E. Komponen Silabus Pembelajaran............................................... 6

F. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus................................ 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................... 18

B. Saran........................................................................................... 22

Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) nomor 20 tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II Pasal 3 menjelaskan bahwa
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bemartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu


didesentralisasikan terutama dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya
yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan
kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian, sekolah atau daerah memiliki
cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan materi ajar, kegiatan
pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.

Untuk itu, banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh daerah karena sebagian
besar kebijakan yang berkaitan dengan implementasi Standar Nasional
Pendidikan dilaksanakan oleh sekolah atau daerah. Sekolah harus menyusun
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) atau silabusnya dengan cara
melakukan penjabaran dan penyesuaian Standar Isi dan Standar Kompentensi
Lulusan yang ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006.

Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam


mengelola proses pembelajaran, dan lebih khusus lagi adalah proses
pembelajaran yang terjadi di kelas. Sesuai dengan prinsip otonomi dan
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), pelaksana
pembelajaran, dalam hal ini guru, perlu diberi keleluasaan dan diharapkan
mampu menyiapkan silabus, memilih strategi pembelajaran, dan penilaiannya
sesuai dengan kondisi dan potensi peserta didik dan lingkungan masing-
masing. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka perlu dibuat buku pedoman
cara mengembangkan silabus berbasis kompetensi. Pedoman pengembangan
silabus yang meliputi dua macam, yaitu pedoman umum dan pedoman khusus
untuk setiap mata pelajaran.

Pedoman umum pengembangan silabus memberi penjelasan secara umum


tentang prosedur dan cara mengembangkan SK dan KD menjadi indikator
pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu, sumber belajar. Sedangkan pedoman khusus
menjelaskan mekanisme pengembangan sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran yang disertai contoh-contoh untuk lebih memperjelas langkah-
langkah pengembangan silabus.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1.Apa yang dimasud dengan pengembangan silabus PKn?

2.Apa yang dimasud dengan standar kompetensi PKn?

3.Apa yang dimasud dengan prinsip-prinsip pengembangan silabus?

4.Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus?

5.Bagaimana standar kompetensi PKn?

6.Bagaimana mata pelajaran PKn dalam bentuk SKL?

7.Apa tujuan PKn untuk semua jenjang PKn?

8.Apa yang dimasud dengan kompetensi dasar?

C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui:

1.Pengembangan silabus pkn

2. Standar kompetensi pkn

3. Prinsip-prinsip pengembangan silabus

4. Langkah-langkah pengembangan silabus

5.Standar kompetensi pkn?

6. Mata pelajaran pkn dalam bentuk SKL

7.Tujuan pkn untuk semua jenjang pkn

8.Kompetensi dasar

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengembangan Silabus PKn

1. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata


pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran
standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Silabus merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian
hasil belajar.

Silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnya berisikan


Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD), Indikator, Materi Pokok, Kegiatan pembelajaran, Alokasi Waktu,
Sumber Belajar, dan Penilaian. Dengan demikian, silabus pada dasarnya
menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

a. Kompetensi apa saja yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang
dirumuskan oleh Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar).

b. Materi Pokok apa sajakah yang perlu dibahas dan dipelajari peserta didik
untuk mencapai Standar Isi.

c. Kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang seharusnya diskenariokan


oleh guru sehingga peserta didik mampu berinteraksi dengan objek belajar.

d. Indikator apa sajakah yang harus ditentukan untuk mencapai Standar Isi.

e. Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan


Indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan
dinilai.

f. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai Standar Isi tertentu.

g. Sumber Belajar apa sajakah yang dapat diberdayakan untuk mencapai


Standar Isi tertentu.

2. Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru
(PKG), dan Dinas Pendidikan.

a. Guru

Sebagai tenaga profesional yang memiliki tanggung jawab langsung


terhadap kemajuan belajar siswa, seorang guru diharapkan mampu
mengembangkan silabus sesuai dengan kompetensi mengajarnya secara
mandiri. Di sisi lain guru lebih mengenal karakteristik siswa dan kondisi
sekolah serta lingkungannya.

b. Kelompok Guru

Apabila guru kelas atau guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum
dapat melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak
sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru kelas atau guru
mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan dipergunakan oleh
sekolah tersebut.

c. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri,


sebaiknya bergabung dengan sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk
bersama-sama mengembangkan silabus Pembelajaran yang akan digunakan
oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat.

d. Dinas Pendidikan

Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus


dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di
bidangnya masing-masing.

Dalam pengembangan silabus ini sekolah, kelompok kerja guru, atau


dinas pendidikan dapat meminta bimbingan teknis dari perguruan tinggi,
LPMP, atau unit utama terkait yang ada di Departemen Pendidikan Nasional.

3. Prinip Pengembangan Silabus

Adapun Prinsip Pengembangan Silabus adalah sebagai berikut:

a. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus
harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

b. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian


materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.

c. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara


fungsional dalam mencapai kompetensi.

d. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara


kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian.

e. Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber


belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.

f. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber


belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang
terjadi.

g. Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman


peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah
dan tuntutan masyarakat.

h. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi


(kognitif, afektif, psikomotor).

i. Desentralistik
Pengembangan silabus ini bersifat desentralistik. Maksudnya
bahwa kewenangan pengembangan silabus bergantung pada daerah
masing-masing, atau bahkan sekolah masing-masing.

4. Tahap-tahap Pengembangan Silabus Pembelajaran

a. Perencanaan

Tim yang ditugaskaan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu


mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakan atau referensi yang
sesuai untuk mengembangkan silabus. Pencarian informasi dapat dilakukan
dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti multimedia
dan internet.

b. Pelaksanaan

Dalam melaksanakan penyusunan silabus perlu memahami semua


perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus Pembelajaran, seperti
Standar Isi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

c. Perbaikan

Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan


pembelajaran. Pengkajian dapat melibatkan para spesialis kurikulum, ahli mata
pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli penilaian, psikolog, guru/instruktur,
kepala sekolah, pengawas, staf profesional dinas pendidikan, perwakilan orang
tua siswa, dan siswa itu sendiri.

d. Pemantapan

Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan


untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan
cukup baik dapat segera disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.

e. Penilaian silabus

Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan


mengunakaan model-model penilaian kurikulum.

5. Komponen Silabus Pembelajaran

Silabus Pembelajaran memuat sekurang-kurangnya komponen-komponen


berikut ini:
a. Identitas Silabus Pembelajaran

b. Standar Kompentensi

c. Kompetensi Dasar

d. Materi Pembelajaran

e. Kegiatan Pembelajaran

f. Indikator Pencapaian Kompetensi

g. Penilaian

h. Alokasi Waktu

i. Sumber Belajar

6. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

a. Mengisi identitas

Identitas terdiri dari nama sekolah, kelas/semester, mata pelajaran, dan


standar kompetensi. Identitas silabus ditulis di atas matriks silabus.

b. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang


menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi diambil
dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) Mata Pelajaran.

Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang


harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran
tertentu. Kompetensi dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi.

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran


sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal
berikut:

1) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan


materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di standar isi;

2) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata


pelajaran;
3) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata
pelajaran.

c. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran

Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian


kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:

1) potensi peserta didik;

2) relevansi dengan karakteristik daerah,

3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual


peserta didik;

4) kebermanfaatan bagi peserta didik;

5) struktur keilmuan;

6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan

8) alokasi waktu.

Selain itu juga harus diperhatikan:

1) kesahihan (validity): materi memang benar-benar teruji kebenaran dan


kesahihannya;

2) tingkat kepentingan (significance): materi yang diajarkan memang benar-


benar diperlukan oleh siswa diperlukan oleh siswa;

3) kebermanfaatan (utility): materi tersebut memberikan dasar-dasar


pengetahuan dan keterampilan pada jenjang berikutnya;

4) layak dipelajari (learnability): materi layak dipelajari baik dari aspek tingkat
kesulitan maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat;

5) menarik minat (interest): materinya menarik minat siswa dan memotivasinya


untuk mempelajari lebih lanjut.

d. Melakukan Pemetaan Kompetensi

1) Mengidentifikasi SK, KD dan materi pembelajaran.

2) Mengelompokkan SK, Kd dan materi pembelajaran.


3) Menyusun SK, KD sesuai dengan keterkaitan.

e. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman


belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta
didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

Kriteria untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan pembelajaran disusun bertujuan untuk memberikan bantuan kepada


para pendidik, khususnya guru, agar mereka dapat bekerja dan melaksanakan
proses pembelajaran secara profesional sesuai dengan tuntutan kurikulum.

b. Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi


dasar secara utuh.

c. Pengalaman belajar memuat rangkaian kegiatan yan harus dilakukan oleh


siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

d. Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Guru harus


selalu berpikir kegiatan apa yang bisa dilakukan agar siswa memiliki
kompetensi yang telah ditetapkan.

e. Materi kegiatan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, sikap, dan


keterampilan.

f. Perumusan kegiatan pembelajaran harus jelas memuat materi yang harus


dikuasai untuk mencapai Kompetensi Dasar.

g. Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting artinya bagi KD-KD


yang memerlukan prasyarat tertentu.

h. Pembelajaran bersifat spiral (terjadi pengulangan-pengulangan pembelajaran


materi tertentu).

i. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua


unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan kegiatan pembelajaran siswa,
yaitu kegiatan dan objek belajar.

f. Merumuskan Indikator Kompetensi


Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan.

Indikator dikembangkan pada Pendidikan Kewarganegaraan sesuai


dengan karakteristik peseta didik, mata pelajaran,satuan pendidikan,potensi
daerah,dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau
dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat
penilaian.

g. Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar peserta didik


pada Pendidikan Kewarganegaraan dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kenirja,pengukuran sikap,penilaian hasil karya berupa
tugas,proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio , dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,


menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

h. Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap komponen dasar Pendidikan


Kewarganegaraan perkiraan berapa lama siswa mempelajari suatu materi
pelajaran. Untuk menentukan alokasi waktu, prinsip yang perlu diperhatikan
adalah tingkat kesukaran materi, cakupan materi,frekuensi penggunaan materi
baik di dalam maupun di luar kelas, serta tingkat pentingnya materi yang
dipelajari.

i. Menetukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan


untuk kegiatan pembelajaran yang berupa media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan,alam,sosial, dan budaya.

Penentuan sumber belajar pada Pendidikan Kewarganegaraan


didasarkan pada standar kompetenbsi dan kompetensi dasar serta materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan begitu dapat dinyatakan untuk mencapai tujuan Pkn,maka di


kembangkan dan diwujudkan pada peserta didik kompetensi untuk menguasai
Pengetahuan kewarganegaaraan,keterampilan kewarganegaraan,dan karakter
kewarganegaraan yang terpadu dan mampu membantu terbentuknya
pendidikan karakter pada peserta didik.

Karena pada dasarnya SK merupakan kerangka yang menjelaskan dasar


pengembangan program pembelajaran yang terstruktur. SK juga merupakan
fokus dari penilaian, sehingga proses pengembangan kurikulum adalah fokus
dari penilaian, meskipun kurikulum lebih banyak berisi tentang dokumen
pengetahuan, keterampilan dan sikap dari pada bukti-bukti untuk menunjukkan
bahwa peserta didik yang akan belajar telah memiliki pengetahuan dan
keterampilan awal.

B. Saran

Kami selaku pemakalah yang masih banyak memiliki kekurangan atau


kesalahan terhadap pembuatan makalah kami baik berupa tulisan, ejaan
ataupun isinya. Dengan itu kami sangat menerima masukan ataupun kritik guna
untuk memperbaiki makalah ami lebih baik.
Daftar Pustaka

Akbar, Ruli Aulia. 2012. Pengertian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar,
Indikator dan Tujuan dalam Pembelajaran.

http://ruliremi.blogspot.com/2012/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html (Diakses: 27 September 2013)

Anda mungkin juga menyukai