Kata Pengantar

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirt Allah swt, karena berkat rahmat, hidayah serta inayahnya
jualah sehingga kami diberikan kemampuan serta kesempatan untuk dapat menyelesaikan
laporan praktikum tentang pengujian larutan dengan kartas lakmus ini dengan baik.

laporan ini merupakan bentuk penyajian singkat yang kami susun berdasarkan praktikum yang
kami lakukan dan juga berdasarkan informasi dari sumber dan media yang kami dapatkan.

ucapan terima kasih yang tak terhingga kami sampaikan kepada Bpk. Arman, S.Pd selaku guru
bidang study kimia. karena berkat bimbingan, dukungan serta kerja keras beliaulah sehingga
kami bisa menyelesaikan laporan ini dengan baik. tak lupa juga kepada semua pihak yang terkait
dalam penyusunan laporan praktikum ini.

namun demikian, kami tetap menyadari akan keterbatasan alam pikiran kami, oleh karen itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan dalam pembuatan selanjutnya. akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Waegeren, Juni 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Cover / judul …………………………………………………………………………………………….. i

kata pengantar …………………………………………………………………………………………. ii

daftar isi …………………………………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang ……………………………………………………………………….. 1

1.2. Masalah / dasar teori ……………………………………………………………… 1

1.3. Tujuan ……………………………………………………………………………………. 2

1.4. Alat dan bahan ……………………………………………………………………….. 2

1.5. Prosedur kerja ……………………………………………………………………….. 3

1.6. Waktu dan tempat pelaksanaan …………………………………………….. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori asam basa……………………………………………………………………… 4

2.2. Pengertian …………………………………………………………………………….. 5

2.3. Contoh……………………………………………………………………………………. 5

2.4. Kekuatan asam dan basa………………………………………………………… 6

2.5. Hubungan dengan daya hantar listrik…………………………………….. 7

2.6. Daftar ionisasi………………………………………………………………………… 7

BAB III HASIL PENGAMATAN

3.1. Data hasil pengamatan………………………………………………………….. 9

3.2. Analisis data………………………………………………………………………….. 9

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan …………………………………………………………………………… 12

5.2. Saran…………………………………………………………………………………….. 12

Daftar pustaka …………………………………………………………………………………………. 13


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asam basa sudah dikenal zaman dahulu, istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin acetum
yang berarti cuka. seperti diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. istilah basa
(alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. juga sudah lama diketahui bahwa asam dan
basa saling menetralkan.

Sejak berabad-abad yang lalu, para pakar mendefinisikan asam dn basa berdasarkan sifat
larutannya. larutan asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer,
dan berbagai bahan lain). sadangkan larutan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik (licin
dan seperti bersabun). namum demikian, kita tidak dianjurkan untuk mengenali asam dan basa
dengan cara dicicipi, hal ini bisa berbahaya. kita dapat menggunakan indikator asam basa untuk
mengenali asam basa. misalnya lakmus biru dan lakmus merah. larutan asam mengubah lakmus
biru menjadi merah, sedangkan larutan basa mengubah lakmus merah menjadi biru. sedangkan
larutan yang tidak mengubah lakmus, baik lakmus merah maupun lakmus biru disebut larutan
netral (tidak asam dan tidak basa).

Larutan elektrolit tidak bereaksi dengan kertas lakmus, dengan kata lain larutan elektrolit
bersifat netral. semestara itu, larutan elektrolit ada yng bersifat asam, basa atau bersifat netral.

1.2. Masalah / Dasar Teori

Asam dan basa memiliki peranan penting dalam kehidupn kita. proses pencernaan makanan di
dalam lambung dibntu oleh adnya asam klorida. teori dasar yang menyebabkan para ahli / pakar
kimia dalam membedakan antara larutan asam dan basa dipengaruhi oleh keingintahuan para
ahli tentang :

a. Apa yang dimaksud dengan asam dn basa.

b. Larutan apa saja yang tergolong kedalam larutan asam, larutan basa dan larutan netral.

c. Bagaimana caranya agar kita dapat membedakan larutan asam, basa dan netral

d. Bagaimana proses reaksi antara larutan asam dn basa sehingga sangat berperan
penting dalm kehidupan sehari-hari.

e. Apa yang terjadi apabila asam dan basa bertemu dan bagaimana jika direaksikan
dengan air

1.3. Tujuan

Pelaksanaan praktikum yang kami lakukan bertujuan untuk : membedakan perubahan warna
kertas lakmus dalam larutan asam dan larutan basa berdasarkan teori asam basa arrhenius.

1.4. Alat Dan Bahan

a. Alat

- Pipet tetes

- Gelas ukur
- Pelat tetes

- Gunting / pisau

- Tissue

b. Bahan

- Kertas lakmus merah dan biru

- Air kapur biasa

- Air kapur sirih

- Air jeruk nipis

- Air jeruk manis

- Vitamin c

- Air aki

- Air sabun cuci

- Air sabun mandi

- Cuk

- Alkohol

- Air murni / agua

- Gula

- Air got

- Sprite

- Air abu

- Air sumur

- Deterjen

1.5. Prosedur Kerja

1. Gunting masing-masing kertas lakmus merah dan biru ½ cm

2. Ambil air kpur dengan pipet tetes dan masukan kedlam pelat tetes.

3. Celupkan potongan kertas lakmus merah dan biru kedalam air kapur tersebut, dan
amati perubahan warna kertas lakmus yang terjadi.

4. Ulangi cara kerja tersebut dengan menggunakan larutan lain, dn nyatkan apakah
larutan bersifat asam, basa dan netral.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Asam Basa

a. Teori asam basa arrhenius (1984)

Ahli kimia swedia, Svante Arrhenius. mendefinisikan asam sebagai senyawa yang menghasilkan
ion hidrogen (H+) jika dilarutkan dalam air. beberapa senyawa yang asam akan menunjukan sifat
asam jika sudah dilarutkan kedalam air. salah satu contohnya adalah gas hidrogen klorida. jika
gas HCl dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+) sehingga larutan HCl yang
terbentuk dikatakan bersifat asam.

Basa oleh arrhenius didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan hidroksida (OH-) jika
dilarutkan dalam air. pada umumnya, senyawa yang disebut sebagai basa merupakan senyawa
ionik yang mengandung gugus hidroksida. adapun senyawa yang bersifat basa meskipun bukan
senyawa ion dan tidak mengandung ion hidroksida.

Larutan asam dan basa merupakan larutan elektrolit. didalam air, mereka akan terionisasi
(terurai) menjadi ion-ionnya sehingga asam dan basa dalam larutannya dapat menghantarkan
arus listrik. sifat elektrolit asam maupun basa benda-benda bergantung dari kemampuan
ionisasinya.

b. Teori asam basa Brousted lowry (1923)

Teori asam basa yang dikemukakan oleh arrhenius dibatasi untuk larutan dalam air. menurut
ahli kimia denmark J.N. Bronsted dan ahli kimia inggris I.M. lowry secara terpisah memberikan
difinisi baru tentang asan dan basa yang berkaitan dengan transfer proton. definisi ini
selanjutnya dikenal sebagai asam basa bronsted lowry.

Menurut Bronstsd lowry, asam adalah molekul atau ion yang memberikan proton (donor
proton) yaitu H+. sedangkan basa adalah molekul atau ion yang menerima proton (akseptor
proton).

Jadi, dalam teori asam basa bronsted lowry, ion hidrogen dipindahkan dari asam ke basa. asam
dan basa saling membentuk pasangan dengan kation atau anion yang dihasilkannya. dan
dikatakn sebagai pasangan asam basa konjungsi.

c. Teori asam basa lewis 91923)

Dalam teori asam basa bronsted lowry, melibatkan adanya tranfer proton dari asam ke basa.
padahal ada reaksi tertentu yang tidak melibatkan transfer proton. untuk mengatasi
keterbatasan teori bronsted lowry, ahli kimia amerika bernama Gibert N. lewis mengemukakan
teori asam basa yang lebih luas. menurut lewis, asam adalah senyawa yang dapat menerima
pasangan elektron dan basa adalah senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron.

Teori asam basa lewis dapt digunakn untuk menjelaskan reaksi-reaksi dari senyawa yang tidak
memiliki hidrogen maupun ion hidrokrida.

2.2. Pengertian

Dari ketiga teori yang telah dikemukakan oleh beberapa para ahli tentang pengertian asam dan
basa, sehingga dapat diketahui bahwa asam adalah senyawa yang menghasilkan ion hidrogen
atau yang memberikan proton (ion H+). sedangkan basa adalah senyawa yang menghasilkan ion
hidroksda (OH-) atau ion yang menerima proton atau yang dapat memberikan pasangan
elektron.

Dari semua teori yang telah dijelaskan, banyak kedapat kekurangan dan kelebihan tetapi. dari
ke-3 teori diatas, dapat diketahui ciri khas asam basa yaitu asam selalu mengandung ioh HT+.
sedangkan, basa adalah mengandung ion hidroksida (OH-)

2.3. Contoh

a. berdasarkan teori asam basa arrhenius

contoh ;

1. asam klorida (HCL) dan asam sulfat (H2SO4) dalam air mengion sebagai berikut :

HCL caqI → H+caqI + CL-caqI

H2SO4caqI → 2H+caqI + SO4 2- cagI

Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut velensi asam sedangkan ion
negatif yang terbantuk dri asam setelah melepas ion H+ disebut ion siwa asam.

2. Basa Arrhenius adalah hidroksida logam (MgCOH) yang dalam air terurai sebaga berikut
:

Mg (OH)2 caqI → Mg2+ caqI + 2 OH-caqI

Jumlah ion Oh- yang dapat dipisahkan oleh suatu molekul basa disebut basa valensi.

b. Berdasarkan teori asam basa Bronsted lowry.

contoh ;

Reaksi antara gas Hcl dan gas Nh3 yang menghasilkan kristal ammonium klorida (NH4Cl)

Hcl (g) + NH3 (9) ↔ Nh4Cl(s)

c. Berdasarkan teori asam basa Lewis

contoh ;

Dari reaksi ditas antara H+ dengan NH3, Nh3 memberikan pasangan elektron pada H+ sehingga
NH3 merupakan basa lewis

2.4. Kekuatan Asam Dan Basa

Kekuatan suatu asam basa dapat diketahui melalui percobaan dengan menggunakan kertas
lakmus merah maupun biru, dan juga dapat diketahui dengan pencampuran berupa air kedalam
larutan asam dan basa.
a. Asam kuat dan asam lemah

- Asam kuat dapat diketahui apabila kertas lakmus biru berubah warna menjadi warna
merah apabila ditetesi larutan asam. hal ini disebabkan karena asam terionisasi seluruhnya.
apabila dicampur ke dalam air.

- Asam lemah dapat diketahui apabila kertas lakmus biru berubah warnanya menjadi
warna merah agak muda. apabila ditetesi larutan asam. dikatakan asam lemah karen ion-ionnya
hanya terionisasi sebagian.

b. Basa kuat dan basa lemah

- Basa kuat dapat diketahui apabila kertas lakmus merah menjadi warna biru, dan juga
dikatakan basa kuat karena ion-ionya terionisasi seluruhnya.

- Basa lemah dapat diketahui apabila kertas lakmus merah menjadi warna biru agak
muda, dan juga dapat disebabkan karena io-ionnya hanya terionisasi sebagian.

2.5. Hubungan Asam Basa Dengan Daya Hantar Listrik

Hubungan asam basa dapat dihubungkan dengan daya hantar listrik, hal ini disebabkan karena :

- Asam dan basa kuat yaitu asam dan basa yang dalam air seluruh molekulnya terurai
menjadi ion-ionnya. hal ini menyebabkan bahwa larutan asam dan larutan basa kuat dapat
menghantarkan listrik.

- Asam basa lemah yaitu asam bsa yang dlm air seluruh ionnya terferionisasi hanya
sebagian, dan tidak mengantarkan listrik. ada juga yang menghantarkan listrik tetapi hany nyl
redup.

2.6. Daftar Ionisasi

1. Asam cuka (asam asetat)

CH3COOH(ag) ↔ H+(ag) + CH3COO- (ag)

2. Garam (natrium klorida)

NaCl (ag) → Na+ (ag) + CL-(ag)

3. Sabun (natrium hdroksida)

NaOH (ag) → Na+(ag) + OH_ (ag)

4. Gula

C6 H12O6 →

5. Vitamin C (asam askorbat)

H2C6H6O6 →

6. Alkohol (etanol)

CH4 → CH3-OH

7. Aki (asam sulfat )


H2SO4(ag) → SO3 (ag) + H2O (L)

8. Sprite / minuman soda (asam karbonat)

H2CO4 → CO3 + H20

9. Buah jeruk (asam sitrat)

C6H8O7 → 6CHO + H2O

10. Air got (pencemaran manusia) / asam klorida

HCL → H+ + CL+

11. Kapur (kalsium triklorida)

CaCO3 → 3Ca+ + CO3-


BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1. Data Hasil Pengamatan

Perubahan warna

Sifat larutan

Larutan

LM

LB

Asam

Basa

Netral

Air kapur biasa

Biru

Tetap

Air kapur sirih

Biru

Tetap

Jeruk nipis

Tetap

Merah

Jeruk manis

Tetap

Merah


Vitamin C

Tetap

Merah

Air sabun cuci

Biru

Tetap

Air sabun mandi

Biru

Tetap

Air aki

Tetap

Merah

Cuka

Tetap

Merah

Alkohol

Tetap
Tetap

Garam

Tetap

Tetap

Gula

Tetap

Tetap

Aqua

Tetap

Tetap

Air got

Tetap

Tetap

Sprite

Tetap

Merah


Air abu

Biru

Tetap

Air sumur

Tetap

Tetap

Detergen

Biru

Tetap

3.2. Analisis Data

Dari data hasil pengamatan diatas, dapat dianalisis dan dikelompokan menjadi larutan asam,
basa dan netral.

1. Larutan asam

- Jeruk Nipis

- Jeruk Manis

- Vitamin C

- Air Aki

- Cuka

- Sprite

Dari ke -6 larutan diatas, dikelompokan menjadi asam, baik asam kuat maupun asam lemah.
digolongkan menjadi asam dikarenakan larutan-larutan tersebut dapat memerahkan kertas
lakmus biru.

2. Larutan basa

- Air Kapur Biasa


- Air Kapur Sirih

- Air Sabun Cuci

- Air Sabun Mandi

- Air Abu

- Deterjen

Dari ke-6 larutan diatas, dapat dikelompokan manjadi larutan basa. karena dapat membirukan
kertas lakmus merah, baik basa kuat maupun basa lemah.

3. Larutan netral

- Alkohol

- Garam

- Air Got

- Gula

- Aqua/Air Murni

Dari ke-5 larutan diatas, dapat dikelompokan menjadi larutan yang bersifat netral artinya tidak
bersifat basa maupun asam dan juga tidak merubah warna kertas lakmus.
BAB IV

PEMBAHASAN

Svante A. Arrhenius mengidentifikasi asam sebagai zat yang dapat menghasilkan ion hidrogen
(H+) bila dilarutkan dalam air. sedangkan basa dpat menghasilkan ion hidroksida (OH-). dengan
demikian, teori arrhenius hanya berlaku pada larutan dengan pelarut air.

Larutan asam dan basa merupakan larutan elektrolit, didalam air mereka terionisasi menjadi
ion-ionnya sehingga asam dan basa dalam larutannya dapat menghantarkan listrik. sifat
elektrolit asam maupun basa berbeda-beda tergantung dari kemampun ionisasinya.

Dari hasil praktek yang kami lakukan, dapat diketahui bahwa ada larutan yang bersifat basa,
asam dn netral. larutan yang bersifat asam akan memerahkan kertas lakmus biru dan larutan
yang bersifat basa akan membirukan kertas lakmus berwarna merah. sedangkan larutan netral
tidak akan merubah warna kertas lakmus.

Berdasarkan kemampuan ionisasinya dalam larutan, asam dapat dibedakan menjadi asam kuat
dan basa kuat, artinya apabila asam dan basa kuat bila dilarutkan kedalam ir, maka ion-ionnya
akan teruri sempurna. seperti contahnya :

Hcl (ag) → H+(ag) + Cl-(ag)

Sebaliknya, asam lemah maupun basa lemah hanya terionisasi sebagian didalam larutannya.
reaksi ionisasi asam lemah dan basa lemah merupakan reaksi kesetimbangan. jadi, jika
asam/basa lemah dilarutkan dalam air hanya sebagian yang terurai menjadi ion-ionnya.
sebagian lagi kembali membentuk molekul netral.

Ada pula senyawa yang bersifat basa meskipun bukan senyawa ion dan tidak mengandung ion
hidroksida (OH-). contohnya NH3 senyawa ini jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
OH- sehingga termasuk senyawa basa.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :

- Larutan asam dan basa sangat berperan penting dalam kehidupan kita.

- Asam selalu mengandung ion H+

- Basa selalu mengandung ion OH-

- Asam dapat memerahkan kertas lakmus biru, basa dapat membirukan kertas lakmus
merah.

- Asam dan basa kuat menghantarkan arus listrik, karena molekulnya terionisasi
sempurna.

- Asam dan basa lemah termasuk elektrolit lemah karena molekulnya hanya terionisasi
sebagian.

5.2. Saran

Praktikum yang kami lakukan sangat bermanfaat bagi pengetahuan alam pikiran kita. juga dapat
meningkatkan motivasi belajar kita karena kita sudah dapt membuktikan teori yang kita pelajari,
walaupun fasilitas yang ada kurang memadai, tetapi kami harap agar kegiatan praktikum seperti
ini akan terus berjalan demi membangun siswa-siswa yang berkreasi dan dapat berfikir kritis.
DAFTAR PUSTAKA

- Suwarji. Dkk. Panduan Pembelajaran Kimia XI Untuk SMA/MA. Jakarta : CV. Karya
Mandiri Nusantara. 2007.

- Karyadi. Benny. Kimia 2 Untuk SMU Kelas 2. Maluku : Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan. 1997

- Purba. Michael. Kimia Untuk SMA Kelas XI 2b. Erlangga.

- Setyawati. Anifah. Arifatun. Kimia Mengkaji Fenomena Alam. Klaten. Cempaka Putih.
2007

- Purba. Michael. Kimia 2000. Jakarta. Erlangga. 2003

- Harnando. Ari. Ekspresi Eksis Berprestasi Kimia-IPA. Surakarta. Putri Mendiri.

Anda mungkin juga menyukai