Anda di halaman 1dari 3

Nama : Musdalipa

Nim : 1905066024

Mata Kuliah : Ekonomi Internasional

Teori Pasar Uang dan Nilai Tukar Mata Uang

 Konsep Pasar Uang

Pasar Uang adalah bagian dari sistem keuangan yang berhubungan dengan kegiatan
perdagangan, pinjam-meminjam, atau pendanaan berjangka pendek sampai dengan 1
(satu) tahun dalam mata uang rupiah dan valuta asing, yang berperan dalam transmisi
kebijakan moneter, pencapaian stabilitas sistem keuangan, dan kelancaran sistem
pembayaran.

Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia


melakukan pengendalian moneter melalui Pasar Uang baik rupiah maupun valuta
asing. Untuk meningkatkan efektivitas kebijakan moneter, makroprudensial, sistem
pembayaran dan pengelolaan uang rupiah yang dilakukan oleh Bank Indonesia,
diperlukan pendalaman pasar keuangan guna mencapai pasar uang domestik yang
efisien, likuid, dan dalam.

Pasar uang yang efisien, likuid, dan dalam tidak hanya akan mendukung efektivitas
kebijakan moneter, makroprudensial, sistem pembayaran dan pengelolaan uang
rupiah, tapi juga dapat memberikan fleksibilitas bagi Pelaku Pasar dalam rangka
pengelolaan dana, baik untuk kegiatan pendanaan, investasi, maupun kegiatan
ekonomi lainnya. Oleh karena itu, Bank Indonesia perlu mempercepat proses
pendalaman Pasar Uang melalui pengaturan, perizinan, pengembangan, dan
pengawasan yang komprehensif terhadap berbagai transaksi dan instrumen di Pasar
Uang.

Pengaturan Pasar Uang juga dilakukan dengan memperhatikan peraturan perundang-


undangan mengenai perbendaharaan negara terkait penggunaan instrumen Surat
Utang Negara sebagai instrumen moneter melalui operasi moneter yang dilakukan
antara lain dengan transaksi repurchase agreement (repo). Pengaturan Pasar Uang
dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum sehingga dapat menjadi pedoman
dan memberikan kepastian hukum bagi Pelaku Pasar dalam bertransaksi di Pasar
Uang.

 Konsep Nilai Tukar Mata Uang


Dalam konsep perdagangan internasional setiap negara yang tergabung di dalamnya
harus menyamakan dulu sistem moneternya yaitu alat pembayarannya, dalam
melakukan transaksi perdagangan digunakanlah kurs valuta asing. Nilai tukar atau
kurs menunjukkan seberapa besar rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh uang
asing.
Menurut Nazir (1988:38):
Kurs adalah harga satu satuan mata uang asing dalam uang dalam negeri. Dengan kata
lain kurs adalah harga suatu mata uang jika ditukarkan dengan mata uang lainnya.
Nilai tukar yang sering digunakan adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar. Karena
dollar adalah mata uang yang relatif stabil dalam perekonomian.

Kurs (Exchange Rate) suatu mata uang adalah harga mata uang dalam negeri terhadap
mata uang luar negeri. Sistem kurs valuta asing akan sangat tergantung dari sifat
pasar. Dalam pasar bebas, kurs akan berubah sesuai dengan perubahan permintaan
dan penawaran.

Hubungan Pasar Uang dengan Nilai Tukar Mata Uang (Kurs)

Ketika rupiah terhadap dollar mulai tidak stabil, maka hal tersebut akan meng-ganggu
aktivitas perdagangan internasional yang terjalin bagi kedua negara. “Kestabilan nilai
ternyata merupakan faktor yang sangat menentukan apakah suatu mata uang bisa diterima
dan berperan sebagat mata uang cadangan internasional” (Boediono, 2013: 97).
Ketidakstabilan akan suatu mata uang akan berdampak langsung pada perubahan nilai tukar.
“Perubahan nilai tukar ini ber-pengaruh langsung terhadap perkembangan harga barang dan
jasa dalam negeri” (Puspitaningrum dkk, 2014: 1).
Menurunnya permintaan masyarakat terhadap mata uang rupiah dan lebih memilih
mata uang asing sebagai alat pembayaran internasional pun dapat menyebabkan perubahan
nilai tukar karena dengan mening-katnya mata uang asing dapat berdampak pada
meningkatnya bahan baku sehingga dapat berpengaruh pada ketidakstabilan nilai tukar
rupiah.
Risiko perubahan nilai tukar/kurs adalah kemungkinan kerugian bank yang timbul
karena perubahan nilai tukar antara dua mata uang. Adanya perubahan nilai tukar juga
berpengaruh pada apresiasi dan depresiasi mata uang. “Mata uang suatu negara dikatakan
mengalami depresiasi ter-hadap mata uang negara lain jika mata uang suatu negara
mengalami penurunan nilai, dan sebaliknya mengalami apresiasi terhadap mata uang negara
lain jika mengalami kenaikan nilai” (Agus Sartono, 2003: 18). Mata uang rupiah merupakan
mata uang yang mudah terdepresiasi karena perekonomian yang relatif kurang stabil.
Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dollar AS dipengaruhi oleh banyak
faktor. Beberapa di antaranya adalah kondisi makro ekonomi suatu negara. Tingkat suku
bunga SBI merupakan salah satu faktor yang penting dalam makro ekonomi. Fluktuasi nilai
tukar yang berimplikasi pada perubahan tingkat inflasi pada akhirnya mengakibatkan pula
kenaikan dan penurunan suku bunga domestik. Melalui Bank Sentral (BI) yang merupakan
lembaga negara yang bertujuan mengelola jumlah uang yang beredar, mengatur level suku
bunga, memelihara ketersediaan kredit diharapkan dapat menjaga kestabilan nilai tukar
rupiah.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), merupakan suatu surat berharga yang diterbit-kan
oleh bank Indonesia guna mengendalikan jumlah uang yang beredar. Kenaikan dan
penurunan tingkat suku bunga SBI mencer-minkan tingkat bunga rupiah yang berlaku di
pasar.Menurut
Frederic S. Mishkin (2008: 105) perubahan dalam suku bunga domestik seringkali
menjadi faktor umum yang mem-pengaruhi nilai tukar. Ketika suku bunga riil domestik
mengalami kenaikan, maka mata uang domestik mengalami apresiasi. Sebalik-nya ketika
suku bunga domestik mengalami kenaikan menuju perkembangan inflasi yang diharapkan
maka mata uang domestik akan terdepresiasi.Perubahan tingkat suku bunga juga akan
memberikan pengaruh terhadap aliran dana suatu negara sehingga akan berpengaruh
terhadap permintaan serta penawaran nilai tukar mata uang. “Secara umum semakin
rendah tingkat suku bunga maka akan semakin besar intensitas aliran dana sehingga semakin
besar tingkat pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya apabila semakin tinggi tingkat bunga
maka akan semakin rendah tingkat pertumbuhan ekonomi' (Agus Sartono, 2001: 42)
Menurut Frederic S. Mishkin (2008: 105) perubahan dalam suku bunga domestik
seringkali menjadi faktor umum yang mem-pengaruhi nilai tukar. Ketika suku bunga riil
domestik mengalami kenaikan, maka mata uang domestik mengalami apresiasi. Sebalik-nya
ketika suku bunga domestik mengalami kenaikan menuju perkembangan inflasi yang
diharapkan maka mata uang domestik akan terdepresiasi
Jadi kesimpulannya khusus pasar uang itu terpangaruh dengan nilai tukar nilai tukar
melemah bunga untuk pasar uang meningkat Karena orang yg investasi di pasar uang lebih
baik mencabut uangnya dan membeli mata uang asing yg menguat.
Pasar uang itu kan investor kan menyetorkan uangnya ke pihak yg butuh dana dengan
harapan dapat bunga. Rupiah melemah otomatis nilai uangnyakan berkurang makanya
bunganya harus naikan biar bisa menutupin nilai rupiah yg melemah

Anda mungkin juga menyukai