NIM : 1905066024
Kelas : A
1. Koperasi
Cara Kerja Koperasi
Meskipun dikatakan sebagai “usaha”, namun ternyata cara kerja koperasi tidak
sepenuhnya sama dengan cara kerja pengusaha pada umumnya. Cara kerja koperasi
dilandasi dengan prinsip-prinsip beserta hukum yang berlaku.
1. Prinsip Koperasi
Koperasi terdiri dari dua bentuk, yaitu Koperasi Primer dan Koperasi
Sekunder
Koperasi Primer adalah koperasi yang beranggotakan sekelompok orang
dengan jumlah anggota sekurang-kurangnya 20 orang.
Sedangkan Koperasi Sekunder adalah koperasi yang beranggotakan badan-
badan hukum koperasi, yang dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 koperasi
yang telah berbadan hukum
Pembentukan koperasi, baik itu primer dan sekunder dilakukan dengan akta
pendirian yang memuat Anggaran Dasar
Koperasi memiliki tempat kedudukan di dalam wilayah negara Republik
Indonesia
Koperasi memiliki status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan
oleh pemerintah
Di Indonesia itu sendiri, hanya terdapat dua badan usaha yang diakui
kedudukannya sebagai badan hukum, yaitu Koperasi dan Perseroan Terbatas
(PT). Oleh karena itu, kedudukan atau status hukum Koperasi sama dengan
Perseroan Terbatas.
3. Persiapan Mendirikan Koperasi
2. Bursa Efek
Cara Kerja Bursa Efek Indonesia
Pada umumnya, perusahaan dengan modal besar yang sering mendaftar di Bursa Efek.
Perusahaan yang terdaftar di bursa efek/ penjual saham disebut dengan perusahaan
terbuka.
Kemudian Bursa Efek Indonesia akan memfasilitasi jual beli saham tersebut, hingga
perusahaan terbuka bisa bertemu dengan investor atau pembeli.
Prioritas harga disini dapat dilihat dari harga permintaan dan harga penawaran. Harga
permintaan merupakan suatu permintaan beli di mana harga yang lebih tinggi lebih
diprioritaskan.
Sebaliknya harga penawaran adalah di mana penawaran harga jual yang ter-rendah
lebih diutamakan dibanding harga yang lebih tinggi.
Prioritas waktu terjadi apabila, harga penawaran dan harga permintaan diajukan dalam
besaran angka yang sama. Maka bursa efek akan menggunakan waktu sebagai
penentunya.
Di mana bursa efek akan memberikan kesempatan kepada penawar yang mengajukan
harga terlebih dahulu.
2. Sistem perdagangan saham
Bursa efek telah menetapkan satuan perdagangan dalam hitungan lot saham. Di mana
nilai per lot saham adalah sama dengan 100 lembar saham.
Nah, investor tidak diperkenankan untuk membeli per lembar saham. Mereka harus
membeli per lot saham/ 100 lembar saham.
Transaksi jual beli saham harus diselesaikan pada h+3 setelah proses perdagangan.
Jam operasional BEI berlangsung di hari efektif kerja, yaitu hari Senin hingga Jum’at.
Dalam setiap harinya terdapat dua sesi. Sesi pertama berlangsung pagi hari pukul
09.00 sampai 12.00 WIB. Sedangkan sesi kedua berlangsung siang hari pada pukul
14.00 WIB sampai 16.00 WIB
Selama masa new normal akibat pandemi corona, ada sedikit perubahan jam
operasional BEI. Setiap sesinya dipangkas beberapa menit, di mana sesi pertama
dimulai pukul 09.00 dan diakhiri pukul 11.30 WIB. Sedangkan sesi II dimulai pukul
13.30 dan berakhir pada pukul 15.00 WIB.
5. Pengawasan ketat
Sebagai pengawas, BEI bertanggung jawab dengan segala informasi perusahaan. BEI
telah menjamin transparansi informasi perusahaan telah tersampaikan saat transaksi
jual beli berlangsung.
BEI juga melakukan pengawasan secara real time, sehingga jika ada aktivitas yang
melakukan pelanggaran BEI akan otomatis memberikan sanksi. Salah satu sanksinya
adalah auto reject.
BEI juga akan segera meminta klarifikasi secara langsung kepada perusahaan terkait
dengan isu yang terjadi di pasar. BEI tidak segan-segan memberi suspend kepada
perusahaan yang melakukan kecurangan.
3. Lembaga Pembiayaan
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian produk leasing, untuk proses dan cara
kerja leasing, tentunya tergantung jenis pembiayaan yang dipilih. Namun, secara garis
besar, proses kredit di leasing hampir sama dengan kredit di bank, seperti adanya
agunan, down payment (DP), tenor (jangka waktu) kredit, besaran cicilan,dan adanya
biaya-biaya terkait.
Mau kredit di leasing? Berikut ada beberapa hal yang mesti sobat perhatikan.
1. Persyaratan pengajuan kredit;
2. Down Payment/DP (Uang Muka);
3. Suku bunga kredit;
4. Jangka waktu (tenor)
5. Jumlah angsuran per bulan;
6. Biaya-biaya terkait (provisi, administrasi, asuransi, dll);
7. Biaya denda keterlambatan; dan
8. Biaya pelunasan dipercepat.
Kontroversi Cara Kerja Leasing di Indonesia
4. Lembaga Asuransi
Berikut inilah cara kerja asuransi dan penjelasannya :
5. Lembaga Pegadaian
Cara Kerja Gadai
Berdasarkan cara kerjanya, Pegadaian terbagi atas dua, yakni konvensional dan
syariah. Mari kita lihat satu persatu
1. Pegadaian Konvensional
Cara kerja ini biasa dilakukan kebanyakan orang yang membutuhkan dana ke
Pegadaian dan menyerahkan barang yang akan digadaikan. Selanjutnya, petugas
Pegadaian akan menaksir harga barang yang digadaikan dengan memberikan
pinjaman uang dengan jangka waktu maksimal empat bulan. Karena Pegadaian seperti
halnya bank, yang merupakan lembaga keuangan maka Pegadaian ini juga
menggenakan biaya jasa untuk jumlah nominal yang dipinjamkan dan untuk
mendapatkan kembali barang yang digadaikan, Anda harus menebusnya. Di bank,
biaya jasa ini disebut bunga.
2. Pegadaian Syariah
Di Pegadaian Syariah, prosesnya masih sama dengan konvensional, begitu juga
dengan jangka waktu pinjaman , yakni maksimal empat bulan. Yang membedakan,
biaya jasa diganti dengan biaya penitipan. Biaya penitipan ini maksudnya, peminjam
akan menitipkan barang yang nilainya juga akan ditaksir petugas. Misal untuk emas,
nilai peminjaman di Pegadaian Syariah sekitar 85% dari harga emas. Jika emas
ditaksir Rp1,5 juta maka nilai maksimal uang yang dipinjam Rp1,275 juta. Setelah itu,
barang tersebut harus dititipkan, sehingga akan terkena biaya tempat penitipan yang
disesuaikan dengan rate barang, bukan persentase nilai barang.
6. Dana Pensiun
Secara berkala pemberi kerja harus menyetor iuran ke dana pensiun. Khusus untuk
PPMP, karena (seluruh atau sebagian) risiko pengembangan dana berada di pemberi
kerja, pemberi kerja perlu mempersiapkan diri untuk menutupi kekurangan dana
(defisit) program pensiun. Namun, di sisi lain, tidak tertutup kemungkinan pemberi
kerja “libur” menyetor iuran karena keberhasilan pengelolaan kekayaan dana
pensiun.
Pemberi kerja yang bertindak sebagai pendiri dana pensiun memiliki tanggung
jawab lebih untuk menetapkan skema program pensiun yang ingin dijalankan.
Skema tersebut ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun (PDP), dan ditetapkan
berbeda untuk setiap dana pensiun. Selain itu, pendiri menunjuk pengurus dan
dewan pengawas dana pensiun.