Anda di halaman 1dari 3

Melawan Gigi Berlubang pada Balita

Gigi berlubang (karies) diakibatkan konsumsi makanan manis yang berlebihan.


Makanan manis mengandung gula dan karbohidrat yang dapat mengundang bakteri.
Pembentukan lubang pada gigi membutuhkan waktu 1-2 tahun sedangkan pada gigi
susu proses tersebut memerlukan waktu yang lebih singkat. Gigi berlubang sering
ditemukan pada pemeriksaan gigi. Sebagian orangtua masih mengabaikan kesehatan
gigi balitanya karena berpendapat bahwa gigi susu yang belum permanen nantinya
akan digantikan dengan gigi tetap. Namun, drg. Sadono Djamil dari Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Trisakti Jakarta memiliki pendapat yang berbeda.
Menurut beliau gigi susu juga bisa terinfeksi dan memengaruhi benih gigi tetap.

Beliau juga menyatakan bahwa gigi berlubang yang tidak ditangani dapat
menyebabkan rasa nyeri sehingga mengganggu kegiatan balita. Gigi yang ompong
atau cacat mengurangi kepercayaan diri dan mengakibatkan balita tidak mau bergaul
karena khawatir diledek temannya. Oleh karena itu gigi berlubang sebaiknya segera
ditambal. Penambalan akan menghentikan kontak antara bagian dalam gigi dengan
bagian luar sehingga bakteri tidak mendapat makanan. Gigi berlubang dapat dicegah
hingga 50 persen dengan tindakan sederhana seperti menyikat gigi, mengurangi
makanan manis dan lengket karena lebih sulit dibersihkan, dan membiasakan anak
untuk membersihkan gigi setelah mengonsumsi makanan/minuman manis atau
setidaknya berkumur dengan air putih, termasuk setelah minum susu.

Sumber:
http://health.kompas.com/read/2010/11/15/14500976/Melawan.Gigi.Berlubang.pada.
Balita
Melawan Gigi Berlubang pada Balita
Penulis : Lusia Kus Anna | Senin, 15 November 2010 | 14:50 WIB

Kompas.com - Hampir semua anak-anak menyukai makanan manis. Sebagian besar


orangtua membiarkan anak mengonsumsi makanan manis itu walau sebenarnya
berbahaya untuk gigi karena bisa menyebabkan gigi berlubang (karies). Gula dan
karbohidrat yang dimakan merupakan makanan yang disukai bakteri. 

Terjadinya lubang pada gigi membutuhkan waktu 1-2 tahun, sedangkan pada gigi susu
bisa lebih singkat. Menurut penelitian hampir separuh dari anak Amerika mengalami gigi
berlubang pada usia kira-kira 4 tahun, bahkan ada yang jauh sebelumnya. 

Kebanyakan gigi berlubang ditemukan saat pemeriksaan gigi. Gigi berlubang yang
ditemukan dan dirawat secara dini bisa mengurangi rasa sakit, menghemat biaya dan
yang terpenting menyelamatkan gigi. 

Meski informasi mengenai kesehatan gigi sudah banyak disebar, nyatanya masih
banyak orangtua yang mengabaikan kesehatan gigi balitanya. Masih banyak di antara
mereka yang berpikir, gigi susu si anak belum permanen sehingga nanti gigi akan
tanggal diganti dengan gigi tetap.

Menurut drg. Melanie Sadono Djamil, dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti
Jakarta, kondisi gigi susu sangat berpengaruh pada gigi tetap seorang anak. "Gigi susu
juga bisa infeksi dan memengaruhi benih gigi tetapnya," paparnya. 

Karies gigi yang tidak mendapat penanganan juga berdampak serius. "Gigi berlubang
bisa menyebabkan rasa nyeri. Akibatnya anak jadi malas mengunyah dan menelan,
lama-lama dia jadi tidak makan dan asupan nutrisinya berkurang. Anak bisa kurang gizi,"
kata Melanie. 

Pada anak yang lebih besar, sakit gigi bisa menurunkan tingkat produktivitas. Mereka
malas beraktivitas. Kegiatan makan, belajar, bekerja, dan tidur pun terganggu. Dari segi
estetika pun, gigi yang ompong atau cacat bisa menimbulkan rasa kurang percaya diri.
Akibatnya, anak tidak mau bergaul karena khawatir diledek temannya. 

"Setiap ada gigi yang bolong, sebaiknya segera ditambal. Penambalan akan
menghentikan kontak dengan bagian luar sehingga bakteri tidak mendapat makanan.
Gigi juga akan dibersihkan," kata dekan FKG Trisakti ini. 

Kejadian lubang pada gigi sebenarnya bisa dicegah dengan tindakan sederhana seperti
menyikat gigi. "Tindakan menyikat gigi akan mengurangi angka karies gigi hingga 50
persen," katanya. 

Selain itu, makanan manis dan lengket sebaiknya dikurangi karena lebih sulit
dibersihkan. Biasakan anak untuk membersihkan giginya setelah mengonsumsi
makanan dan minuman manis. "Paling tidak berkumur dengan air putih, termasuk
setelah anak minum susu. Bila anak sudah terlanjur tidur, berikan botol yang diisi air
setelah anak minum susu dari botolnya," katanya.

http://health.kompas.com/read/2010/11/15/14500976/
Melawan.Gigi.Berlubang.pada.Balita

Anda mungkin juga menyukai