Anda di halaman 1dari 12

A.

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan alat untuk memajukan suatu bangsa dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Di Indonesia,
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Meskipun demikian, pendidikan di Indonesia selama ini belum
mampu menghasilkan lulusan yang dapat diandalkan dalam
menciptakan lapangan kerja, bahkan lulusan yang dihasilkan juga
masih disanksikan kualitasnya. Maka untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional, maka Indonesia perlu mengembangkan dan
memperbaiki sistem pendidikan serta kurikulumnya secara bertahap.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pendidikan di Jepang,
Mesir dan Turki dengan harapan dapat menjadi perbandingan terhadap
pendidikan Indonesia. Perbandingan tersebut adalah untuk melihat
perbedaan dan persamaan antara pendidikan Indonesia dengan negara
lainya yang bisa dibilang lebih baik pendidikanya dari segi sistem
maupun dari segi kurikulum
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah pendidikan di negara Jepang?
b. Bagaimanakan pendidikan di negara Mesir?
c. Bagaimanakah pendidikan di negara Turki?

1
B. PEMBAHASAN
1. Pendidikan di Jepang
Jepang adalah salah satu negara yang tergolong maju. Walaupun
keadaan geografisnya yang bisa dibilang tidak baik serta sumber daya
alam yang terbatas, Jepang mampu memanfaatkan sumber daya
manusia dengan sebaik-baiknya sehingga mampu membawa negara
Jepang ke kemajuan dalam banyak bidang terutama teknologi.
Kemajuan itu tidak luput dari sistem pendidikan yang baik. Bahkan,
sistem pendidikan Jepang merupakan salah satu yang terbaik di Asia
maupun Dunia.
Peraturan pendidikan di Jepang terbagi menjadi dua periode,
periode sebelum perang dunia II dan periode sesudah perang Dunia II.
Sebelum perang, kebijakan pendidikan didasarkan pada Salinan Naskah
Kekaisaran tentang Pendidikan (Imperial Script on Education) yang
didalamnya disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk
meningkatkan ketaatan dan kesetiaan pada Kaisar sehingga dapat
diperoleh persatuan masyarakat dibawah naungan Kaisar yang satu.1
Sedangkan setelah perang dunia II, pada tanggal 3 November 1946,
konstitusi baru Jepang menetapkan kebijakan pendidikanya atas dasar
hak asasi manusia (HAM), jaminan kebebasan berpikir, hati nurani,
kebebasan beragama, kebebasan akademik, dan hak bagi semua orang
untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan kemampuan mereka.
Tujuan pendidikan Jepang saat ini tercantum dalam undang-undang
pokok pendidikan tahun 1947 ayat 1, menyatakan bahwa, pendidikan
Jepang bertujuan untuk mengembangkan seoenuhnya kepribadian setiap
individu baik fisik, maupun psikis, yang cinta kebenaran dan keadilan,
menghormati nilai-nilai pribadi orang lain, menghargai pekerjaan,
memiliki rasa tanggung jawab dengan semangat kemerdekaan sebagai
pendiri Negara dan masyarakat yang damai.

1
Nur Hamzah. (2010). Potret Pendidikan di Jepang Sebagai Konsep Pencerahan
Pendidikan. Jurnal MEDTEK Vol. 2, No. 1. Hal. 51

2
Sistem pendidikan Jepang dibangun atas empat tingkat, yaitu:
pusat, prefektural, municipal, dan sekolah. Pada level nasional,
tanggungjawab pendidikan ada pada kementrian pendidikan, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan.Sistem administrasi pendidikan Jepang
menerapkan kombinasi antara sentralisasi, desentralisasi, Manajemen
Berbasis Sekolah, dan partisipasi masyarakat. Selanjutnya, jika dilihat
dari pengelola sekolah, dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu
Sekolah Negeri yang dikelola oleh pemerintah, Sekolah Provinsi yang
dikelola oleh pemerintah daerah, dan Sekolah Swasta yang yang
dikelola badan hukum.
Pendidikan di Jepang berpola 6-3-3-4, artinya Sekolah Dasar 6
tahun, Sekolah Menengah Pertama 3 tahun, Sekolah Menengah Atas 3
tahun, dan Pendidikan Tinggi 4 tahun dengan pendidikan wajib 9 tahun
di jenjang SD dan SMP.
Selain jenjang-jenjang tersebut, adapun pendidikan prasekolah di
Jepang dibagi menjadi dua bentuk yaitu; a) Play Group (PG) atau
Kelompok Bermain (KB) yang merupakan fasilitas yang disediakan
bagi orang tua yang bekerja sehingga tidak dapat mengasuh anaknya di
siang hari. Lembaga ini merupakan lembaga sosial yang juga berfungsi
sebagai tempat pendidikan prasekolah yang kebanyakan dikelola oleh
pemerintah daerah. Peserta didiknya mulai dari bayi hingga anak usia 5
tahun. Dan b) Taman Kanak-Kanak (TK) yang bertujuan untuk
mengasuh anak-anak usia dini dan memberikan lingkungan yang layak
bagi perkembangan jiwa anak2. Peserta didiknya berumur mulai dari 3-
5 tahun.
Selanjutnya adalah pendidikan wajib selama 9 tahun yaitu Sekolah
Dasar (SD) selama 6 tahun dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
selama 3 tahun. Pendidikan wajib ini gratis untuk setiap anak,
khususnya untuk biaya sekolah dan buku. Sedangkan pembayaran
diluar urusan tersebut seperti biaya makan siang, karyawisata, dan
agenda lainya tetap dibebankan pada siswa. Pada pendidikan wajib ini
2
Achmadi & Mahasri Shobahiya. (2008). Sistem Pendidikan (Studi Komparasi antara
Indonesia dan Jepang). Ishraqi. Hal. 76

3
tidak ada ujian kenaikan kelas, artinya siswa dapat otomatis naik ke
tingkat selanjutnya setelah menyelesaikan suatu tingkat. Begitupun
siswa SD diwajibkan masuk ke SMP setelah menyelesaikan studinya di
tingkat dasar tanpa melalui ujian akhir. Namun pada pendidikan wajib
ini diberlakukan sistem zonasi, artinya orang tua hanya boleh
memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan yang ada di distriknya
masing-masing. Pendidikan moral di jenjang SD dan SMP hanya
diadakan satu kali jam pelajaran dalam seminggu. Namun selain itu
pendidikan moral juga diintegrasikan kedalam kegiatan lain diluar jam
pelajaran moral tersebut.
Untuk jenjang pendidikan menengah atas (SMA) belangsung
selama 3 tahun. Jurusan di SMA dapat dikategorikan ke dalam beberapa
jenis berdasarkan pola kurikulum, yaitu jurusan umum (akademis),
pertanian, teknik, perdagangan, perikanan, home economic, dan
perawatan. Untuk masuk ke salah satu jenis sekolah tersebut, siswa
harus mengikuti ujian masuk dan membawa surat referensi dari SMP
tempat ia lulus sebelumnya. Ujian akhir di tingkat SMA tidak diadakan
secara nasional, dan kebijakan penilaian kelulusan siswa berbeda di
setiap prefecture3.
Untuk masuk universitas, siswa lulusan SMA diharuskan
memasuki ujian masuk universitas yang berskala nasional. Selanjutnya
siswa harus mengikuti ujian masuk di setiap fakultas. Skor kelulusan
adalah akumulasi ujian masuk nasional dan ujian disetiap universitas.
Adapun lembaga pendidikan tinggi di Jepang terdiri dari universitas,
junior college, dan technical college.
2. Pendidikan di Mesir

Republik Arab Mesir, lebih dikenal sebagai Mesir, (bahasa Arab:


‫ مصر‬,Masr) adalah sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya
terletak di Afrika bagian timur laut.

3
Cepi Riyana. (2008). Studi Perbandingan Kurikulum Cina, Korea dan Jepang.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

4
Kementrian Pendidikan Mesir menyatakan tujuan utama
pendidikan di negara Mesir adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan dimaksudkan untuk menegakkan demokrasi dan persamaan


kesempatan serta pembentukan individu-individu yang demokratis.
2. Pendidikan juga dimaksud sebagai pembangunan bangsa secara
menyeluruh, yaitu menciptakan hubungan fungsional antara
produktivitas pendidikan dan pasar kerja.
3. Pendidikan juga harus diarahkan pada penguatan rasa kepemilikan
individu terhadap bangsa, dan penguatan atas budaya dan identitas
Arab.
4. Pendidikan harus mampu mengiring masyarakat pada pendidikan
sepanjangan hayat melalui peningkatan diri dan pendidikan diri sendiri.
5. Pendidikan harus mencakup pengembangan ilmu dan kemamuan tulis
baca, berhitung, mempelajari bahasa-bahasa selain bahasa arab, cipta
seni, serta pemahaman atas lingkungan.
6. Pendidikan bertujuan pula sebagai kerangka kerjasama dalam
pengembangan kurikulum dan penilaian.

Struktur Dan Jenjang Pendidikan Sistem pendidikan mesir


mempunyai dua struktur parallel : struktur sekuler dan struktur
keagamaan Al-Azhar. Struktur sekuler diatur oleh Kementrian
Pendidikan. Struktur Al-Azhar dilaksanakan oleh kementrian Agama di
negara-negara lain. Selain dari kedua struktur ini, ada pula jenis sekolah
yang diikuti sejumlah kecil anak-anak. Misalnya, anak cacat masuk ke
sekolah-sekolah khusus, bagi yang ingin menjadi militer masuk ke
sekolah militer, dan ada pula generasi muda yang meninggalkan
sekolahnya dan mendaftar pada program-program nonformal yang
diselenggarakan oleh berbagai badan atau lembaga. Modernisasi
pendidikan terus dilakukan oleh Mesir. Berbagai peraturan perundangan
dan perundang-undangan dibuat untuk mengintegrasikan jenis dan
system persekolahan yang semula otonom menjadi system pendidikan
nasional.

5
Sistem Pendidikan di negara Mesir meliputi:

1. Sekolah Dasar (Ibtida’i). selama 5 tahun

2. Sekolah Menengah Pertama (I’dadi). Selama 3 tahun

3. Sekolah Menengah Atas (Tsanawiyah ‘Ammah). Selama 3


tahun

4. Pendidikan Tinggi. Selama 4-6 tahun.

Pemerintah Mesir menyatakan bahwa pengembangan secara


ilmiah harus dilakukan dalam sistem pendidikan. Oleh sebab itu,
diputuskan bahwa konsep struktur, fungsi dan manajemen pendidikan
semua harus ditinjau ulang. Mesir memprogramkan wajib belajar,
Masyarakatnya harus pandai dalam hal baca tulis dan terdidik, harus
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjadi
masyarakat yang produktif, pendidikan juga harus fleksibel, dan relevan
dengan kebutuhan masyarakat.

Sistem pendidikan mesir mempunyai dua struktur parallel:


struktur sekuler dan struktur keagamaan Al-Azhar. Struktur sekuler
diatur oleh Kementrian Pendidikan. Struktur Al-Azhar dilaksanakan
oleh kementrian Agama di negara-negara lain. Selain dari kedua
struktur ini, ada pula jenis sekolah yang diikuti sejumlah kecil
anakanak. Misalnya, anak cacat masuk ke sekolah-sekolah khusus, bagi
yang ingin menjadi militer masuk ke sekolah militer, dan ada pula
generasi muda yang meninggalkan sekolahnya dan mendaftar pada
program-program nonformal yang diselenggarakan oleh berbagai badan
atau lembaga. Sistem pendidikan mesir adalah tanggung jawab
kementrian negara.

Kementrian pendidikan bertanggung jawab mulai dari pendidikan


prasekolah sampai ke pendidikan tinggi dalam aspek perencanaan,
kebijakan, kontrol kualitas, kordinasi dan pengembangannya. Pejabat-
pejabat pendidikan di tingkat governorat bertanggung jawab atas
pengimplementasiannya.

6
Jenjang pendidikan di Mesir dan di Indonesia berdasarkan
perkembangan usia adalah sama. Perbedaan terdapat pada penekanan
pendidikan dasar, di Indonesia 9 tahun meliputi SD dan SMP,
sedangkan di Mesir 8 tahun yaitu pada Primary School.
3. Pendidikan di Qatar

Qatar merupakan semenanjung kecil dengan luas sekitar 11.437


km diteluk Arab dengan beberapa pulau kecil di sekitarnya antara lain
Halui, Sharrauh, kepulauan hawar dan Al Basyria, Al Safiliyah dan Al
Aliyah. Jumlah penduduk sekitar 800.000 dengan pertumbuhan rata-
rata 9% pertahun. Sebagaian besar penduduk tinggi di Doha sebagai
ibukota Negara dengan dikelilingikota kecil seperti Messaid dan
Wakrah, Raslafa, Alkhor dan Dukhan.

Kementrian Pendidikan dan Pendidikan Tinggi adalah otoritas


resmi tertinggi pada semua urusan pendidikan di Negara Qatar. Setelah
keputusan Emiri No. 9 Tahun 2016 tentang Struktir Organisasi
Departemen Pendidikan dan Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidi
kan dan Perguruan Tinggi Qatar ( yang sebelumnya disebut Dewan
Pendidikan Tertinggi/Supreme Education Council, SEC) terus
melakukan segala tugas dan tnggung jawabnya terkait dengan materi
pendidikan melalui departemen-departemen dibawahnya seperti
departemen pengawasan pendidikan , kurikulum dan sumber daya
pembelajaran, urusan guru-guru dan sekola negeri, urusan siswa, dan
Pendidikan dan Perguruan Tinggi sekarang ini, yang diangkat pada
tanggal 26 juni 2013 sebagai Menteri Pendidikan dan Perguruan Tinggi
Qatar.

Kementrian Pendidikan dan Perguruan Tinggi berhubungan dengan


semua hal yang berkaitan dengan ‘penilaian siswa dan evaluasi sekolah,
disamping urusan pendidikan tinggi, beasiswa, kesetaraan sertifikat dan
gelar universitas, dan menyebar budaya kesadaran pendidikan bagi
masyarakat sadar dan sehat dimana individu dapat melayani diri mereka
sendiri dan melayani negara mereka. Sesuai dengan Qatar Visi 2030,

7
Qatar bertujuan untuk mengembangkan sistem pendidikan kelas dunia
yang memenuhi standar internasional modern dan memberikan warga
keempatan untuk mengembangkan kemampuan dan kapasitas mereka,
dan pelatihan terbaik untuk sukses di dunia dengan meningkat
persyaratan pendidikan. Sistem tersebut juga akan mempromosikan
berpiikir analitis dan kritis, mengembangkan kreativitas dan inovasi,
menekankan promosi kohesi sosial dan menghormati nilai-nilai dan
warisan masyarakat Qatar dan panggilan untuk keterlibatan konstruktif
dengan masyarakat dunia.4

Pendidikan di Qatar dibagi menjadi dua tahap : pendidikan dasar


yang meliputi pendidikan prasekolah, dasar dan menengah, dan
perguruan tinggi. Sistem sekolah umum di Qatar 12 tahun, terdiri dari 6
tahun siklus dasar diikuti oleh 3 tahun siklus sekunder dan kemudian 3
tahun siklus lebih tinggi. Tinggi dasar dan persiapan fokus pada
keterampilan dasar melek huruf dan melek angka. Tingkat menengah
pendidikan menekankan mempersiapkan siswa untuk pendidikan
universitas, kejuruan atau teknik pelatihan, atau untuk memasuki pasar
tenaga kerja.

1. Pendidikan dasar
Pendidikan dasar di Qatar terdiri dari TK, persiapan dan menengah
tingkat pendidikan.
 Pendidikan pra-sekolah
Di Qatar, pendidikan prasekolah dioperasikan dan dikelola oleh
sektor swasta. Tingkat yang ditawarkan oleh pembibitan dan Taman
Kanak-Kanak, Usia 3-5 tahun.
 Pendidikan Dasar/SD
Pendidikan dasar di Qatar wajib dan gratis di sekolah umum.
Pendidikan dasar di Qatar ditwarkan oleh SD-publik dan Pribadi.
Sekolah umum di Qatar mengikuti kurikulum pendidikan Qatar,
4
Haryo Winarso, dkk, Sistem Pendidikan Dasar dan Menengah di 16 Negara, (Jakarta :
Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014),
hlm.243

8
sementara sekolah-sekolah swasta mengikuti kurikulum yang
memenuhi kebutuhan komunitas ekspatriat yang tinggi di negara.
Siswa yang menyelesaikan tingkat pendidikan memenuhi syarat
untuk mendaftar di tingkat pendidikan menengah dan persiapan.
Adapun jenis-jenis sekolah di Qatar:
 Sekolah dasar yang berlangsung selama 6 Tahun. Siswa yang
bersekolah di sekolah dasar ini berusia 6-12 tahun.
 Persiapan Pendidikan Sekolah
Persiapan di Qatar, apakah pribadi atau negara, mengikuti
kurikulum akademik standar. Sekolah janis : sekolah persiapan
yaitu selama 3 tahun usia : 13-15 , kelas : 7-9 tahun atau
dikenal dengan SMP kalau di negara Indonesia (Umun) dan
aliran ini mempersiapkan siswa untuk pendidikan Universitas
Kejuruan teknis, aliran ini mempersiapkan siswa untuk bekerja
di akhir tingkat pendidikan menengah, siswa harus lulus ujian
akhir. Siswa yang lulus ujian diberi seryifikat pendidikan
menengah umum, komersial atau teknis, tergantung pada aliran
yang dipilih.
 Pendidikan Tinggi
Universitas pertama adalah Universitas Qatar yang
menawarkan lebih dari 60 spesialisasi. Program sarjana dan
pascasarjana disediakan. Program sarjana dilalui selama 3
tahun dan mengarah ke gelar Bachelor of  Science/Bachelor of
Arts. Siswa yang menyelesaikan studi sarjana dapat pergi
untuk Program Magister yang 1-2 tahun lamanya
 Pendidikan Menengah
Universitas pertama adalah Universitas Qatar yang
menawarkan lebih dari 60 spesialisasi. Program sarjana dan
pascasarjana disediakan. Program sarjana dilalui selama 3
tahun dan mengarah ke gelar Bachelor of  Science/Bachelor of
Arts. Siswa yang menyelesaikan studi sarjana dapat pergi

9
untuk Program Magister yang 1-2 tahun lamanya5. (Maunah,
2011)

5
Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 56

10
C. KESIMPULAN

Sistem pendidikan Jepang dibangun atas empat tingkat, yaitu: pusat,


prefektural, municipal, dan sekolah. Pada level nasional, tanggungjawab
pendidikan ada pada kementrian pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Pendidikan di Jepang berpola 6-3-3-4, artinya Sekolah Dasar 6 tahun, Sekolah
Menengah Pertama 3 tahun, Sekolah Menengah Atas 3 tahun, dan Pendidikan
Tinggi 4 tahun dengan pendidikan wajib 9 tahun di jenjang SD dan SMP.

Sistem pendidikan mesir mempunyai dua struktur parallel: struktur sekuler


dan struktur keagamaan Al-Azhar. Kementrian pendidikan bertanggung jawab
mulai dari pendidikan prasekolah sampai ke pendidikan tinggi dalam aspek
perencanaan, kebijakan, kontrol kualitas, kordinasi dan pengembangannya.
Jenjang pendidikan di Mesir dan di Indonesia berdasarkan perkembangan usia
adalah sama. Perbedaan terdapat pada penekanan pendidikan dasar, di Indonesia 9
tahun meliputi SD dan SMP, sedangkan di Mesir 8 tahun yaitu pada Primary
School.

Pendidikan di Qatar dibagi menjadi dua tahap : pendidikan dasar yang


meliputi pendidikan prasekolah, dasar dan menengah, dan perguruan tinggi.
Sistem sekolah umum di Qatar 12 tahun, terdiri dari 6 tahun siklus dasar diikuti
oleh 3 tahun siklus sekunder dan kemudian 3 tahun siklus lebih tinggi. Tinggi
dasar dan persiapan fokus pada keterampilan dasar melek huruf dan melek angka.
Tingkat menengah pendidikan menekankan mempersiapkan siswa untuk
pendidikan universitas, kejuruan atau teknik pelatihan, atau untuk memasuki pasar
tenaga kerja.

11
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Mahasri Shobahiya. (2008). Sistem Pendidikan (Studi Komparasi


antara Indonesia dan Jepang). Ishraqi.
Assegaf, D. A. (2003). Internasionalisasi Pendidikan, Sketsa Perbandingan
Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat. Yogyakarta: Gama Media.
Hamzah, N. (2010). Potret Pendidikan di Jepang Sebagai Konsep Pencerahan
Pendidikan. Jurnal MEDTEK Vol. 2, No. 1.
Maunah, B. (2011). Perbandingan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras.
Nur, P. D. (2001). Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara. Bandung: Tim
Lubuk Agung.
Riyana, C. (2008). Studi Perbandingan Kurikulum Cina, Korea dan Jepang.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Saliyo. (2018). Pendidikan Islam di Mesir dan Malaysia di Era Globalisasi
Kajian Psikologi Positif. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam,
Vol. 13, No. 1.
Winarso, H. d. (2014). Sistem Pendidikan Dasar dan Menengah di 16 Negara.
Jakarta: Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

12

Anda mungkin juga menyukai