Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

NY. T DI RUANGAN PHCU WANITA RSJMM

DI SUSUN OLEH:

SULISTYA ARINI HASYANAH

NIM: 4338114901210011

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES HORIZON KARAWANG

Jl. Pangkal Perjuangan KM. 1 By Pass Karawang 41311

2021-2022
PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA DI RUANG PHCU WANITA

Ruang Rawat : PHCU Wanita Tanggal Dirawat: 31-01-2022

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. Y Tanggal Pengkajian : 01-02-2022
Umur : 30 tahun RM No : 0396898
Informan : Pasien
II. ALASAN MASUK
Pasien masuk pada tanggal 31-K01-2022 diantar oleh keluarga ke IGD RSJMM. Menurut
keluarga pasien sudah 3 minggu yang lalu gelisah, bicara tidak nyambung, mondar-mandir,
mengancam ingin bunuh diri menggunakan pisau, sempat ingin membakar diri dengan
menumpahkan bensin ke tubuhnya, dan ingin membakar rumahnya. Keluarga mengatakan
pasien ibu post partum normal 8 bulan, dan anaknya yang di inginkan, tetapi saat anak
menangis pasien ingin membekam anaknya.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Sebelumnya pasien belum pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu, baru kurang
lebih 3 minggu ke belakang sikap pasien sudah mulai aneh menurut keluarga karena
pasien membekap bayi nya yang sedang menangis.
2. Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Pasien
mengatakan tidak ada kekerasan dalam keluarga dan tindakan criminal
3. Pasien sebagai pelaku di usia 30 tahun, karena telah membekap anaknya yang berusia 9
bulan
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : pasien mengatakan tidak ada
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

IV. FISIK
1. Tanda vital :
- TD :109/96 mmHg
- Nadi : 113x/menit
- Suhu : 36,2°C
- SpO2 : 100 %
2. Ukur :
- TB : 156 cm
- BB : 60 kg
3. Keluhan fisik : Tidak ada

Jelaskan : dari hasil pemeriksaan fisik tidak di temukan masalah

Masalah keperawatan : tidak ada

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Tinggal serumah

: Meninggal

Jelaskan : pasien anak ke 7 dari 10 bersaudara, kaka pasien nomor 1,2 dan 4 telah
meninggal dunia. Pasien tinggal serumah dengan suami dan dua anaknya.
2. Konsep Diri
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya, akan tetapi pasien lebih
suka dengan mata dan rambutnya karena menurut pasien mata dan rambutnya
indah.
Pasien mengatakan menerima identitas dirinya sebagai seorang wanita dan ia
menjalankan perannya dengan baik sebagai ibu dari dua anak dan seorang istri
akan tetapi ia merasa kecewa pada dirinya sendiri atas perbuatan yang telah ia
lakukan terhadap anak dan keluarganya. Pasien mengatakan merasa gagal menjadi
seorang istri karena ia sekarang tidak bisa memenuhi kebutuhan suami dan
anaknya dirumah
Pasien sering membandingkan tubuhnya dengan orang di sekitarnya.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
3. Hubungan social
Pasien mengatakan orang yang berarti menurutnya adalah anak dan suaminya,
pasien pernah mengikuti kegiatan di daerahnya seperti agustusan dan maulid nabi,
pasien hanya berdagang di rumah bersama suaminya, akan tetapi menurut pasien
ia sering mengobrol dengan tetangga sekitar
Masalah keperawatan: tidak ada
4. Spiritual
Pasien mengatakan agama yang dianut adalah islam, dan pasien percaya akan
adanya Allah SWT, pasien mengatakan rajin dalam beribadah shalat 5 waktu dan
sering bersholawat. Saat setelah dilakukan pengkajian hari pertama pasien di
dampingi oleh perawat untuk menjalankan ibadah shalat dzuhur.
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tampak penampilan pasien tidak rapih, dengan rambut yang tergerai berantakan, kuku
pasien bersih, tidak tercium bau
Masalah keperawatan : Deficit perawatan diri
2. Pembicaraan
Setelah bercakap-cakap dengan pasien, pembicaraan pasien inkoheren yakni kata-kata
yang digunakan dalam suatu kalimat tidak berhubungan akan tetapi dapat di pahami
dengan baik. Pasien selalu mengulang pembicaraan sebelumnya, saat berlangsung
pembicaraan tampak pasien gelisah, dan selalu meremas tangan perawat/ orang yang
berada dekat disampingnya.
Masalah keperawatan : Komunikasi verbal tidak efektif
3. Aktivitas motoric
Pasien merasa tegang saat di ajak berbicara, gelisah, jengkel serta cemas dengan
meremas tangan orang lain tanpa henti, pasien takut saat di dekati oleh pasien lain. Dan
menurut keluarga pasien, saat di rumah pasien membekap anaknya yang kedua karena
menangis .
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
4. Alam perasaan
Pasien merasa sedih karena ingin pulang, dan pasien bertanya “ kenapa saya ada disini,
saya mau pulang ke Citameng, say amah sehat engga sakit. Ayo anterin pulang teh!”
selalu berulang. Pasien mengatakan takut berada di rumah sakit karena ia menganggap
bahwa pasien lain itu jahat.
Masalah keperawatan : Berduka fungsional
5. Afek
Afek pasien labil, saat dilakukan wawancara pasien tiba-tiba sedih, selalu mengulangi
pertanyaan yang sama
Masalah keperawatan : -
6. Interaksi selama wawancara
Saat dilakukan wawancara pasien bisa kooperatif untuk beberapa menit saja, setelah itu
pasien kembali tidak menghiraukan pertanyaan perawat, pasien selalu curiga dengan
pasien lain dan perawat mengatakan jahat. Pasien mengatakan merasa bahwa dirinya
tidak ada yang perduli
Masalah keperawatan : Kerusakan komunikasi verbal
7. Persepsi
Pasien selalu mengungkapkan bahwa ia sedang berpura-pura saat ini, dan pasien tidak
mau meminum obat, dan pasien menyangkal bahwa ada yang menyuruhnya. Tampak
pasien sering melamun dan menyendiri.
Masalah keperawatan : Halusinasi pendengaran
8. Proses pikir
Proses pikir pasien ini sirkumstasial yakni, saat dilakukan wawancara pembicaraan
pasien selalu berbelit-belit, akan tetapi pertanyaan perawat sedikit terjawab. Pasien
mengatakan bahwa ini hanya mimpi dan bukan nyata.
Masalah keperawatan : Waham
9. Isi pikir
Pasien sering mengatakan bahwa dia tidak ada di dunia dan semua orang tidak nyata,
dan selalu bertanya “ memang ini di dunia nyata?”, dan pasien selalu minta untuk di
stimulus apakah ini di dunia nyata atau bukan.
Masalah keperawatan : Waham nihilistic
10. Tingkat kesadaran
Pasien tampak bingung dengan keadaannya sekarang, pasien mengetahui waktu dan
tempat yang saat ini ia tempati, akan tetapi pasien selalu lupa dengan orang lain.
Masalah keperawatan : -
11. Memori
Pasien mengalami gangguan daya ingat jangka pendek, dan saat di lakukan wawancara
pasien sealu mengulang kembali pertanyaan, dan harus di berikan pengertian terus-
menerus.
Masalah keperawatan : -
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Saat ditanya umur pasien, pasien menjawab “ umur saya 30 tahun, berarti habis 30, 31,
32 dst. Berarti dunia masih panjang ya sus?”. Pasien bisa berhitung dengan baik, dan
konsentrasi pasien sering teralihkan dengan menanyakan pertanyaan yang sama secara
terus menerus
Masalah keperawatan : -
13. Kemampuan penilaian
Pasien mengalami gangguan ringan karena bisa menilai dan mengambil keputusan
yang sederhana walaupun dengan bantuan orang lain
Masalah keperawatan : -
14. Gaya tolak diri
Pasien mengatakan dirinya sehat, dan tidak menderita sakit apapun. Pasien selalu
mengingkari penyakit yang di deritanya.
Masalah keperawatan : -

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Pada hari pertama masuk RSJMM pasien bisa makan sendiri dan habis 1 porsi, tetapi
pada saat hari kedua pasien dibantu total untuk makan dan minum, karena pasien di
fiksasi. Makan di RSJMM sehari 3 kali dengan lauk pauk dan sayur. Pasien
mengatakan saat ia sudah pulang ia akan memasak ayam goreng untuka anak dan
suaminya. Pasien suka dengan buah-buahan seperti melon dan jeruk.
2. BAB/BAK
Pada hari pertama pasien bisa memenuhi eliminasi dengan baik di kamar mandi,
dengan bantuan minimal. Akan tetapi, pada hari kedua psien gelisah dan harus di
fiksasi akhirnya pasien memakai pampers.
3. Mandi
Pasien masih bingung dan harus di bantu oleh perawat
4. Berpakaian/berhias
Pasien mengatakan mampu mengenakan pakaian sendiri, akan tetapi tidak rapi, dan
pasien malas untuk menyisir rambutnya serta jarang untuk berhias.
5. Istirahat
Tidur siang lama : 13.00 s/d 15.30
Tidur malam lama : 20.00 s/d 05.00
Aktivitas sebelum tidur :
Pasien mengatakan sebelum tidur selalu melamun di kamar, dan hanya diam. Setelah
bangun tidur pasien merapikan tempat tidur dan bersiap untuk ke ruang makan.
6. Penggunaan obat
Saat diberikan obat, pasien sangat susah dan tidak mau meminumya karena ia merasa
dirinya sehat tidak sakit apa-apa.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pada 3 minggu ke belakang pasien tidak mendapatkan terapi, akan tetapi setelah 3
minggu pasien di bawa oleh keluarga ke RSJMM untuk mendapatkan perawatan .
keluarga dan suami pasien mendukung untuk perawatan lanjutan pasien agar cepat
sembuh.
8. Aktivitas dalam rumah
Pasien mengatakan bisa memasak dan sudah biasa menyiapkan makanan untuk suami
dan anaknya, pasien selalu menjaga kerapihan rumah dengan menyapu. Pasien bisa
mencuci pakaian dengan bantuan suami/keluarga yang lain. Pasien belum bisa untuk
mengatur keungan.
9. Aktivitas diluar rumah
Pasien mengatakan suka belanja ke pasar sambil membawa anak bungsunya dengan
menggunakan kendaraan pribadi di temani oleh suami.
VIII. MEKANISME KOPING
Pasien tampak berbicara dengan orang lain, akan tetapi pada waktu tertentu pasien selalu
mencederai diri sendiri dan menggedor-gedor pintu maka dari itu pasien harus di ikat agar
tidak mencederai lingkunan sekitar, pasien tidak mampu menyelesaikan masalahnya dan
harus di bantu oleh perawat. Saat berlangsung olahraga/senam pagi Bersama pasien tidak
mau ikut dan hanya duduk diam. Pasien mengatakan bahwa kulit dia jelek dan kotor dan
membandingkan dengan perawat.
Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri : harga diri rendah
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
1. Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan
Pasien mengatakan takut dengan pasien yang lain, akhirnya pasien hanya sendiri. Dan
menjauh saat di dekati
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan
Pasien tidak mau bergabung dengan yang lain karena takut
3. Masalah dengan pendidikan, uraikan
Pasien mengatakan bahwa pendidikannya SMP
4. Masalah dengan pekerjaan, uraikan
Pasien mengatakan di rumahnya membuka warung sembako.
5. Masalah dengan perumahan, uraikan
Pasien mengatakan rumahnya sederhana, tetapi sangat nyaman
6. Masalah dengan ekonomi, uraikan
Pasien mengatakan penghasilan di warung cukup untuk kebutuhannya
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
Pasien mengatakan di sekitar rumahnya dekat dengan fasilitas kesehatan seperti
puskesmas, dan klinik.
Masalah Keperawatan :
X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG
pasien mengatakan tidak mengetahui ia kenapa, dan sedang apa ia di RSJMM.Dan pasien
selalu menyangkal kalo ia sedang sakit, pasien kurang mengetahui tentang apa yang terjadi
pada dirinya dan masih bingung dengan keadaannya yang sekarang.
Masalah keperawatan : Koping tidak efektif
XI. ASPEK MEDIK
Diagnose medik : Gangguan psikotik akut (Acute and transient psychotic disorder)
Terapi medik :

- Haloperidol : 1,5 mg/8 jam

- Trihexyphenidyl : 2 gr/ 8 jam

- Olanzapine : 5 gr/ 24 jam

XII. ANALISA DATA

Data Masalah
DS : Resiko bunuh diri
- Pasien mengatakan saat dirumah ingin
menusuk perutnya menggunakan pisau
dan menyayat tangannya
- Pasien mengatakan ingin membakar
rumahnya
- Pasien mengatakan menancam keluarga
ia menyiram bensin ke tubuh
DO :
- Pasien tampak murung
- Pasien tampak gelisah
DS : Resiko perilaku kekerasan
- Pasien mengakui bahwa ia membekap
bayinya saat menangis, tapi menurut ia
itu hanya mimpi
- Pasien memiliki bayi berusia 9 bulan
- Pasien mengatakan cape mengurus bayi
DO :
- Pasien tampak bingung
- Pasien selalu meremas tangan orang
lain
- Tampak pasien meremas tangan orang
lain saat ia ketakutan
DS: Harga diri rendah
- Pasien mengatakan “ tangan teteh
perawat bagus ya, tangannya
amah jelek!”
- Pasien selalu mengatakan ingin
pulang
DO :
- Klien tampak lesu
- Klien tampak selalu memegang
tangannya saat berbicara
- Klien tampak khawatir
- Klien tampak jarang berbaur,
klien saat kumpul dengan yang
lain hanya ngobrol dengan
beberapa orang saja
XIII. Daftar Masalah Keperawatan
1. Resiko bunuh diri
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Harga diri rendah
XIV. Pohon Masalah
Perilaku kekerasan

Riwayat bunuh diri

Harga diri rendah


XV. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
(Tuk/Tum)
Resiko bunuh diri TUM: Pasien menunjukan 1.1 Bina hubungan saling Kepercayaan dari
Pasien tidak mencederai tanda-tanda percaya percaya dengan mengemukakan pasien merupakan hal
dirinya sendiri atau tidak kepada perawat prinsip komunikasi terapeutik: yang akan memudah
melakukan bunuh diri. melalui: a. Mengucapkan salam perawat dalam
a. Ekspresi wajah terapeutik. Sapa pasien melakukan
cerah, tersenyum dengan ramah, baik verbal pendekatan
TUK 1: b. Mau berkenalan ataupun non verbal keperawatan atau
Pasien dapat membina c. Ada kontakmata b. Berjabat tangan dengan pasien intervensi selanjutnya
hubungan saling percaya. d. Bersedia c. Perkenalkan diri terhadap pasien
menceritakan d. Tanyakan nama lengkap
perasaannya pasien dan nama panggilan
e. Bersedia yang disukai pasien
mengungkapkan e. Jelaskan tujuan pertemuan
masalah f. Membuat kontrak topik,
waktu, dan tempat setiap kali
bertemu pasien
g. Tunjukkan sikap empati dan
menerima pasien apa adanya
Beri perhatian kepada pasien dan
perhatian kebutuhan dasar pasien
Kriteria Evaluasi: 2.1 Menemani pasien terus- Pasien tidak
TUK 2: Pasien tetap aman, menerus sampai dia dapat melakukan tindakan
Pasien tetap aman dan terlindungi, dan dipindahkan ketempat yang percobaan bunuh diri
terlindungi selamat. aman
2.2. Menjauhkan semua benda-
benda yang berbahaya atau
berpotensi membahayakan
pasien (misalnya: pisau, silet,
kaca, gelas, ikat pinggang).
2.3. Mendapatkan orang yang
dapat dengan segera
membawa pasien kerumah
sakit untuk pengkajian lebih
lanjut dan kemungkinan
dirawat
2.4 memeriksa apakah pasien
benar-benar telah meminum
obatnya, jika pasien
mendapatkan obat
2.5 dengan lembut menjelaskan
kepada pasien bahwa anda
(perawat) akan melindungi
pasien sampai tidak ada
keinginan bunuh diri
TUK 3 : Setelah dilakukan a. Bantu untuk memahami
Klien dapat tindakan selama 2x bahwa klien dapat mengatasi
meningkatkan harga diri interaksi, klien keputusasaannya
menunjukan tanda- b. Kaji dan kerahkan sumber-
tanda percaya pada sumber internal individu
perawat : c. Bantu mengidentifikasi
a. Klien dapat sumber-sumber harapan
meningkatkan harga (misalnya : hubungan antar
diri sesama, keyakinan, hal-hal
untuk di selesaikan)
TUK 4 : Setelah dilakukan a. Ajarkan mengidentifikasi
Klien dapat tindakan selama 2x pengalaman-pengalaman
menggunakan koping interaksi, klien yang menyenangkan
adaptif menunjukan tanda- b. Bantu untuk mengenali
tanda percaya pada hal-hal yang ia cintai dan
perawat : yang ia sayangi dan
a. Klien dapat pentingnya terhadap
menggunakan kehidupan orang lain
koping adaptif c. Beri dorongan untuk
berbagi keperihatinan
pada orang lain
TUK 5 : Setelah dilakukan a. Kaji dan manfaatkan
Klien dapat tindakan selama 2x sumber-sumber eksternal
menggunakan dukungan interaksi, klien individu
sosial menunjukan tanda- b. Kaji system pendukung
tanda percaya pada keyakinan yang dimiliki
perawat : klien
a. Klien dapat c. Lakukan rujukan sesuai
menggunakan indikasi
dukungan sosial
Perilaku kekerasan TUM: klien dapat Setelah 3x intervensi: 1. Bina hubungan saling percaya
mengontrol atau 1. Klien menunjukkan dengan:
mengendalikan perilaku tanda-tanda percaya  Beri salam setiap
kekerasan kepada perawat: berinteraksi.
 Wajah cerah,  Perkenalkan nama, nama
TUK: tersenyum panggilan perawat dan
1. Klien dapat membina  Mau berkenalan tujuan perawat berkenalan
hubungan saling  Ada kontak mata  Tanyakan dan panggil
percaya 2. Bersedia nama kesukaan klien
menceritakan  Tunjukkan sikap empati,
perasaan jujur dan menepati janji
setiap kali berinteraksi
 Tanyakan perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi klien
 Buat kontrak interaksi
yang jelas
Dengarkan dengan penuh
perhatian ungkapan perasaan
klien
2. Klien dapat Setelah 3x intervensi 2. Bantu klien mengungkapkan
mengidentifikasi 2. Klien menceritakan perasaan marahnya:
penyebab perilaku penyebab perilaku  Motivasi klien untuk
kekerasan yang kekerasan yang menceritakan penyebab
dilakukannya dilakukannya: rasa kesal atau jengkelnya
Menceritakan  Dengarkan tanpa menyela
penyebab perasaan atau memberi penilaian
jengkel/kesal baik dari setiap ungkapan perasaan
diri sendiri maupun klien
lingkungannya
3. Klien dapat Setelah 3x intervensi 3. Bantu klien mengungkapkan
mengidentifikasi tanda- 3. Klien menceritakan tanda-tanda perilaku
tanda perilaku kekerasan keadaan kekerasan yang dialaminya:
 Fisik : mata  Motivasi klien
merah, tangan menceritakan kondisi fisik
mengepal, saat perilaku kekerasan
ekspresi tegang, terjadi
dan lain-lain.  Motivasi klien
 Emosional : menceritakan kondisi
perasaan marah, emosinya saat terjadi
jengkel, bicara perilaku kekerasan
kasar.  Motivasi klien
 Sosial : menceritakan kondisi
bermusuhan psikologis saat terjadi
yang dialami saat perilaku kekerasan
terjadi perilaku 3. Motivasi klien menceritakan
kekerasan. kondisi hubungan dengan
orang lainh saat terjadi
perilaku kekerasan
4. Klien dapat Setelah 3x intervensi 4. Diskusikan dengan klien
mengidentifikasi jenis 4. Klien menjelaskan: perilaku kekerasan yang
perilaku kekerasan yang  Jenis-jenis dilakukannya selama ini:
pernah dilakukannya ekspresi  Motivasi klien
kemarahan yang menceritakan jenis-jenis
selama ini telah tindak kekerasan yang
dilakukannya selama ini permah
 Perasaannya saat dilakukannya.
melakukan  Motivasi klien
kekerasan menceritakan perasaan
Efektivitas cara yang klien setelah tindak
dipakai dalam kekerasan tersebut terjadi
menyelesaikan Diskusikan apakah dengan tindak
masalah kekerasan yang dilakukannya
masalah yang dialami teratasi.
5. Klien dapat Setelah 3x intervensi 5. Diskusikan dengan klien
mengidentifikasi akibat 5. Klien menjelaskan akibat negatif (kerugian) cara
perilaku kekerasan akibat tindak yang dilakukan pada:
kekerasan yang  Diri sendiri
dilakukannya  Orang lain/keluarga
 Diri sendiri : Lingkungan
luka, dijauhi
teman, dll
 Orang
lain/keluarga :
luka,
tersinggung,
ketakutan, dll
Lingkungan : barang
atau benda rusak dll
6. Klien dapat Setelah 3x intervensi 6. Diskusikan dengan klien:
mengidentifikasi cara 6. Klien :  Apakah klien mau
konstruktif dalam Menjelaskan cara-cara mempelajari cara baru
mengungkapkan sehat mengungkapkan marah
kemarahan mengungkapkan yang sehat
marah  Jelaskan berbagai
alternatif pilihan untuk
mengungkapkan marah
selain perilaku kekerasan
yang diketahui klien.
 Jelaskan cara-cara sehat
untuk mengungkapkan
marah:
 Cara fisik: nafas
dalam, pukul bantal
atau kasur, olah raga.
 Verbal:
mengungkapkan
bahwa dirinya sedang
kesal kepada orang
lain.
 Sosial: latihan asertif
dengan orang lain.
Spiritual: sembahyang/doa, zikir,
meditasi, dsb sesuai keyakinan
agamanya masing-masing
7. Klien dapat Setelah 3x intervensi 7. 1. Diskusikan cara yang
mendemonstrasikan cara 7. Klien mungkin dipilih dan
mengontrol perilaku memperagakan cara anjurkan klien memilih cara
kekerasan mengontrol perilaku yang mungkin untuk
kekerasan: mengungkapkan kemarahan.
 Fisik: tarik nafas 7.2. Latih klien memperagakan
dalam, memukul cara yang dipilih:
bantal/kasur  Peragakan cara
 Verbal: melaksanakan cara yang
mengungkapkan dipilih.
perasaan  Jelaskan manfaat cara
kesal/jengkel tersebut
pada orang lain  Anjurkan klien
tanpa menyakiti menirukan peragaan yang
Spiritual: zikir/doa, sudah dilakukan.
meditasi sesuai  Beri penguatan pada
agamanya klien, perbaiki cara yang
masih belum sempurna
7.3. Anjurkan klien
menggunakan cara yang sudah
dilatih saat marah/jengkel
8. Klien mendapat Setelah 3x intervensi 8.1. Diskusikan pentingnya peran
dukungan keluarga untuk 8. Keluarga: serta keluarga sebagai
mengontrol perilaku  Menjelaskan cara pendukung klien untuk
kekerasan merawat klien mengatasi perilaku
dengan perilaku kekerasan.
kekerasan 8.2. Diskusikan potensi keluarga
Mengungkapkan rasa untuk membantu klien
puas dalam merawat mengatasi perilaku
klien kekerasan
8.3. Jelaskan pengertian,
penyebab, akibat dan cara
merawat klien perilaku
kekerasan yang dapat
dilaksanakan oleh keluarga.
8.4. Peragakan cara merawat
klien (menangani PK )
8.5.Beri kesempatan keluarga
untuk memperagakan ulang
8.6. Beri pujian kepada keluarga
setelah peragaan
8.7. Tanyakan perasaan keluarga
setelah mencoba cara yang
dilatihkan
9. Klien menggunakan Setelah 3x intervensi 9.1. Jelaskan manfaat
obat sesuai program yang 9. Klien menjelaskan: menggunakan obat secara
telah ditetapkan  Manfaat minum teratur dan kerugian jika
obat tidak menggunakan obat
 Kerugian tidak 9.2. Jelaskan kepada klien:
minum obat  Jenis obat (nama,
 Nama obat wanrna dan bentuk obat)
 Bentuk dan  Dosis yang tepat untuk
warna obat klien
 Dosis yang  Waktu pemakaian
diberikan  Cara pemakaian
kepadanya  Efek yang akan
 Waktu dirasakan klien
pemakaian 9.3. Anjurkan klien:
 Cara pemakaian  Minta dan menggunakan
 Efek yang obat tepat waktu
dirasakan  Lapor ke perawat/dokter
10. Klien jika mengalami efek
menggunakan obat yang tidak biasa
sesuai program Beri pujian terhadap kedisplinan
klien menggunakan obat.
Harga diri rendah TUM : Pasien menunjukan 1.1. Bina hubungan saling Kepercayaan dari
Pasien mengungkapkan tanda-tanda percaya percaya dengan pasien merupakan hal
pandangan positif untuk kepada perawat mengemukakan prinsip yang akan
masa depan dan melalui: komunikasi terapeutik: memudahkan perawat
melanjutkan tingkat a. Ekspresi wajah a. Mengucapkan salam dalam melakukan
fungsi sebelumnya. cerah, terapeutik. Sapa pasien pendekatan
tersenyum dengan ramah, baik keperawatan atau
TUK1: b. Mau berkenalan verbal ataupun nonverbal. intervensi selanjutnya
Pasien dapat membina c. Ada kontak b. Berjabat tangan dengan terhadap pasien.
hubungan saling percaya mata pasien
d. Bersedia c. Perkenalkan diri dengan
menceritakan sopan
perasaannya d. Tanya nama lengkap
Bersedia pasien, dan nama
mengungkapkan panggilan yang disukai
masalah pasien
e. Jelaskan tujuan
pertemuan
f. Membuat kontrak topik,
waktu, dan tempat setiap
kali bertemu pasien.
g. Tunjukan sikap empati
dan menerima pasien apa
adanya
Beri perhatian kepada pasien dan
perhatian kebutuhan dasar
pasien.
TUK 2: Kriteria evaluasi: 1.1. Jadilah empati, tidak Penerimaan diri dapat
Membantu pasien untuk Pasien dapat menghakimi ditingkatkan dengan
mengidentifikasi dan mengidentifikasi dan 1.2. Mendengarkan, jangan klarifikasi perasaan
mengekspresikan mengekspresikan mengecilkan ungkapan dan fikiran
perasaan. perasaannya kemarahan, tangisan dan
sebagainya
1.3. Tanyakan apa yang
terjadi saat dia mulai merasa
TUK 3: seperti ini
Mmembantu pasien 1.4. Memperjelas hubungan
mengidentifikasi evaluasi Pasien menyebutkan antara peristiwa kehidupan
diri positif aspek positif yang Diskusi mengenai
dimiliki pasien, seperti tingkat kemampuan
kegiatan pasien 1.1. Diskusi bagaimana pasien pasien,seperti menilai
dirumah, adanya menangani krisis lainnya realitas, kontrol diri
keluarga, dan 1.2. Diskusikan bagaimana atau integritas ego
lingkungan terdekat pasien mengatasi ansietas, diperlukan sebagai
lingkungan pasien seperti melalui olahraga, dasar asuhan
menarik diri, minum/narkoba, keperawatan
atau dengan berbicara
Penguatan ( rein-
1.3. Memperkuat mekanisme
forcement) positif
penanganan adaptif akan meningkatkan
1.4. Memeriksa dan harga diri pasien.
memperkuat kemampuan dan
sipat positif ( misalnya: hobi,
keterampilan, sekolah,
hubungan, penampilan
loyalitasdan sifat rajin)
1.5. Bantu pasien menerima
perasaan positif dan negatif
1.6. Jangan membantah
pembelaan pasien
1.7. Komunikasikan
kepercayaan diri pada
kemampuan seseorang
1.8. Libatkan orang dalam
menetapkan tujuan bersama
1.9. Mintalah pasien menulis
pernyataan kebenaran positif
tentang diri sendiri ( menurut
persepsi pasien sendiri),
kemudian mintalah pasien
membaca daftarnya setiap hari
sebagai bagian dari rutinitas
normal
1.10. Memperkuat penggunaan
latihan membangun harga diri
( self- affirma-tions, imagery,
meditasi,
doa, relaksasi, atau penggunaan
humor).
TUK 2: Kriteria evaluasi: 1.5. Jadilah empati, tidak Penerimaan diri dapat
Membantu pasien untuk Pasien dapat menghakimi ditingkatkan dengan
mengidentifikasi dan mengidentifikasi dan 1.6. Mendengarkan, jangan klarifikasi perasaan
mengekspresikan mengekspresikan mengecilkan ungkapan dan fikiran
perasaan. perasaannya kemarahan, tangisan dan
sebagainya
1.7. Tanyakan apa yang
terjadi saat dia mulai merasa
TUK 3: seperti ini
Mmembantu pasien 1.8. Memperjelas hubungan
mengidentifikasi evaluasi Pasien menyebutkan antara peristiwa kehidupan
diri positif aspek positif yang Diskusi mengenai
dimiliki pasien, seperti tingkat kemampuan
kegiatan pasien 1.11. Diskusi bagaimana pasien pasien,seperti menilai
dirumah, adanya menangani krisis lainnya realitas, kontrol diri
keluarga, dan 1.12. Diskusikan bagaimana atau integritas ego
lingkungan terdekat pasien mengatasi ansietas, diperlukan sebagai
lingkungan pasien seperti melalui olahraga, dasar asuhan
menarik diri, minum/narkoba, keperawatan
atau dengan berbicara
Penguatan ( rein-
1.13. Memperkuat mekanisme
forcement) positif
penanganan adaptif
akan meningkatkan
1.14. Memeriksa dan
harga diri pasien.
memperkuat kemampuan dan
sipat positif ( misalnya: hobi,
keterampilan, sekolah,
hubungan, penampilan
loyalitasdan sifat rajin)
1.15. Bantu pasien menerima
perasaan positif dan negatif
1.16. Jangan membantah
pembelaan pasien
1.17. Komunikasikan
kepercayaan diri pada
kemampuan seseorang
1.18. Libatkan orang dalam
menetapkan tujuan bersama
1.19. Mintalah pasien menulis
pernyataan kebenaran positif
tentang diri sendiri ( menurut
persepsi pasien sendiri),
kemudian mintalah pasien
membaca daftarnya setiap hari
sebagai bagian dari rutinitas
normal
1.20. Memperkuat penggunaan
latihan membangun harga diri
( self- affirma-tions, imagery,
meditasi,
doa, relaksasi, atau penggunaan
humor).
TUK 4: Kriteria Evaluasi: 4.3. penyalahan terhadap diri Distorsi kognitif ini
Membantu Pasien dapat sendiri (self-blame) memperkuat persepsi
mengidentifikasi distorsi mengidentifikasi 4.4. ajarkan untuk mengevaluasi negatif dan persepsi
kognitif yang distorsi kognitif. apakah pasien benar-benar yang tidak akurat
meningkatkan penilaian bertanggung jawab serta alasan tentang diri dan dunia
diri negatif yang mendasarinya (Varcarolis dalam
(Varcarolis,2006 dalam 4.5. membaca pikiran ( mind- carpenito-moyet,2009)
carpeni-to-moyet) reading )
4.6. Anjurkan untuk
mengklarifikasikan secara verbal
apa yang pasien pikir sedang
terjadi.
4.7. mengabaikan ( discounting)
tanggapan positif orang lain.
4.8. Ajarkan untuk hanya
menanggapi dengan ucapan:
terimakasih
TUK 5: Kriteria Evaluasi: 5.1. mengetahui sistem Dukungan sosial
Menilai dan Pasien memanfaatkan pendukung yang ada pada saat meningkatkan akal,
memobilisasi sistem sistem pendukung yang ini melalui penilaian berikut: harga diri, dan
pendukung yang ada saat ada a. Apakah dia tinggal kesejahteraan (dirksen
ini sendiri? dalam Carpenito-
b. Apakah dia dipekerjakan? moyet ,2009).
c. Apakah dia memiliki
teman dan keluarga yang
tersedia?
d. Apakah agama itu
pendukung?
e. Pernahkah dia
menggunakan
sumberdaya masyarakat?
5.2. Rujuk pasien ke rehabilitasi
vokasional untuk pelatihan
ulang
5.3. dukukung kembali kesekolah
untuk pelatihan lebih lanjut
5.4. membantu pasien untuk
melibatkan organisasi
sukarelawan lokal (pekerjaan
waga senior, kakek nenek
angkat, ataupun kelompok
pendukung lokal).
5.5. atur kelanjutan studi sekolah
bagi siswa.
TUK 6: Kriteria Evaluasi: 1.1. Berlatih bicara sendiri Pembicaraan sendiri
Membantu pasien untuk Pasien dapat mengatasi ( Murray dalam Carpenito- tidak menyiratkan
mengetahui kemampuan harga diri rendah Moyet,2009) bahwa orang
koping baru situasionalnya dengan a. Tulislah uraian singkat menyukai perubahan.
koping yang adaptif tentang perubahan dan Akan tetapi, hal ini
konsekuensinya membantu seseorang
( misalnya, pasangan menemukan manfaat
saya berselingkuh. Saya potensial dari
dikhianati) perubahan ( Muarray
b. Tuliskan tiga hal yang dalam Carvenito-
mungkin berguna Moyet, 2009)
mengenai situasi ini.

1.2. Komunikasikan kepada


pasien bahwa ia dapat
menangani perubahan
tersebut.
1.3. Tantang pasien untuk
membayangkan masa depan
yang positif dan hasilnya.
1.4. Dorong percobaan perilaku
baru
1.5. Tegaskan keyakinan bahwa
orang tersebut memiliki
kendali atas situasi ini
1.6. Berkomitmen untuk bertindak

TUK 7: Kriteria Evaluasi: I.1. Diskusikan masalah yang Keluarga sebagai


Meningkatkan Keluarga mengetahui dirasakan keluarga dalam support system
pengetahuan dan masalah harga diri merawat pasien ( sistem pendukung )
kesiapan keluarga dalam rendah situasional serta I.2. Diskusikan tentang harga akan sangat
merawat pasien dengan mengetahui cara diri rendah situasional dan berpengaruh dalam
harga diri rendah perawatan dan dampaknya mempercepat poses
situasional penanganan anggota I.3. Melatih keluarga untuk penyembuhan pasien.
keluarga terhadap mempraktikan cara merawat
gangguan psikososial pasien dengan harga diri
ini. rendah situasional
Diskusikan dengan keluarga
tentang sumber-sumber bantuan
yang dapat dimanfaatkan pasien
serta perilaku pasien yang perlu
dirujuk dan bagaimana cara
merujuk pasien.
XVI. Implementasi dan Evaluasi

Implementasi Evaluasi
Selasa, 01 Februari 2022 S:
DS : - Pasien mengatakan mau di rawat dan di
- Pasien mengatakan saat dirumah ingin damping
menusuk perutnya menggunakan pisau - Pasien mengatakan tidak betah dan ingin
dan menyayat tangannya pulang
- Pasien mengatakan ingin membakar O :
rumahnya - Pasien tampak menerima perawat
- Pasien mengatakan menancam keluarga dengan baik
ia menyiram bensin ke tubuh - Pasien tampak bingung
DO : - Tatapan pasien tampak kosong
- Pasien tampak murung - Pembicaraan inkoheren tapi bisa
- Pasien tampak gelisah di pahami
- TTV : TD 110/82 mmHg, N :
DX : Resiko Bunuh Diri 100x/menit, S : 36,7 C, RR :
SP 1 resiko bunuh diri: 18x/menit
Membina hubungan saling percaya dengan A : Resiko bunuh diri
mengemukakan prinsip komunikasi P :
terapeutik: - Bina trust lebih dalam
- Mengucapkan salam terapeutik. Sapa - Pengkajian lanjutan
pasien dengan ramah, baik verbal - Melanjutkan ke SP 2
ataupun non verbal
- Berjabat tangan dengan pasien
- Perkenalkan diri
- Tanyakan nama lengkap pasien dan
nama panggilan yang disukai pasien
- Jelaskan tujuan pertemuan
- Membuat kontrak topik, waktu, dan
tempat setiap kali bertemu pasien
- Tunjukkan sikap empati dan menerima
pasien apa adanya
- Beri perhatian kepada pasien dan
perhatian kebutuhan dasar pasien

SP2 resiko bunuh diri : S:

- Menemani pasien terus-menerus sampai - Pasien mengatakan bersedia untuk di

dia dapat dipindahkan ketempat yang damping

aman - Pasien mengatakan tidak mau meminum

- Menjauhkan semua benda-benda yang obat karena merasa ia sehat

berbahaya atau berpotensi membahayakan - Pasien mengatakan itu hanya pura-pura,

pasien (misalnya: pisau, silet, kaca, gelas, O :


ikat pinggang). - Mendampingi pasien untuk beribadah

- Mendapatkan orang yang dapat dengan - Pasien tampak bingung

segera membawa pasien kerumah sakit - Pasien sudah mulai terbuka dan mau

untuk pengkajian lebih lanjut dan menceritakan kehidupannya

kemungkinan dirawat - Pasien masih berbicara berulang

- Memeriksa apakah pasien benar-benar - Tatapan pasien tampak kosong

telah meminum obatnya, jika pasien - Pasien di fiksasi karena susah untuk di

mendapatkan obat arahkan

- Dengan lembut menjelaskan kepada pasien A : Resiko bunuh diri


bahwa anda (perawat) akan melindungi P : latih Tarik nafas dalam, dan berdoa
pasien sampai tidak ada keinginan bunuh
diri

S:
SP 3 resiko bunuh diri :
- Pasien mengatakan sayang kepada anak
- Bantu untuk memahami bahwa klien dapat
dan suaminya
mengatasi keputusasaannya
- Pasien mengatakan sudah lebih tenang
- Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal
O:
individu
- Pasien masih tampak bingung
- Bantu mengidentifikasi sumber-sumber
- Pasien sudah bisa melakukan Latihan
harapan (misalnya : hubungan antar
sesama, keyakinan, hal-hal untuk di Tarik nafas dalam
selesaikan) - Pasien difiksasi
A : Resiko bunuh diri
SP 4 resiko bunuh diri: P : Latihan Tarik nafas dalam, dan berdzikir
- Ajarkan mengidentifikasi pengalaman-
pengalaman yang menyenangkan
- Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia
cintai dan yang ia sayangi dan pentingnya
terhadap kehidupan orang lain
- Beri dorongan untuk berbagi keperihatinan
pada orang lain

SP 5 resiko bunuh diri :


- Kaji dan manfaatkan sumber-sumber
eksternal individu
- Kaji system pendukung keyakinan yang
dimiliki klien
- Lakukan rujukan sesuai indikasi
Rabu, 02 Februari 2022
SP2 resiko bunuh diri :
- Menemani pasien terus-menerus sampai S :
dia dapat dipindahkan ketempat yang - Pasien mengatakan ingin cepat sembuh
aman dan pulang

- Menjauhkan semua benda-benda yang - Pasien mengatakan janji akan meminum

berbahaya atau berpotensi membahayakan obat dengan benar dan tidak di muntahkan

pasien (misalnya: pisau, silet, kaca, gelas, O :


ikat pinggang). - Pasien masih bingung

- Mendapatkan orang yang dapat dengan - Pasien terfiksasi

segera membawa pasien kerumah sakit - Kebutuhan pasien memerlukan bantuan

untuk pengkajian lebih lanjut dan total

kemungkinan dirawat - Saat diberikan obat, pasien mau untuk


- Memeriksa apakah pasien benar-benar meminumnya
telah meminum obatnya, jika pasien A : Resiko bunuh diri
mendapatkan obat P:
- Dengan lembut menjelaskan kepada pasien Latihan Tarik nafas dalam
bahwa anda (perawat) akan melindungi Menerapkan pola koping yang positif
pasien sampai tidak ada keinginan bunuh
diri

SP 3 resiko bunuh diri :


- Bantu untuk memahami bahwa klien dapat
mengatasi keputusasaannya
- Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal
individu
- Bantu mengidentifikasi sumber-sumber
harapan (misalnya : hubungan antar
sesama, keyakinan, hal-hal untuk di
selesaikan)
Kamis, 03 februari 2022
SP 4 resiko bunuh diri: S:
- Ajarkan mengidentifikasi pengalaman- - Pasien mengatakan sangat senang bisa
pengalaman yang menyenangkan memasak makanan kesukaan anaknya
- Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia - Pasien mencintai anak dan suaminya
cintai dan yang ia sayangi dan pentingnya - Pasien mengatakan suka memasak dan
terhadap kehidupan orang lain menyapu
- Beri dorongan untuk berbagi keperihatinan - Pasien mengatakan setelah pulang dari
pada orang lain RS ingin memasak dan bersih-bersih
rumah
SP 5 resiko bunuh diri : O:
- Kaji dan manfaatkan sumber-sumber - Pasien masih diruang PHCU dan
eksternal individu belum di pindahkan karna masih susah
- Kaji system pendukung keyakinan yang untuk di arahkan
dimiliki klien - Pasien di fiksasi
- Lakukan rujukan sesuai indikasi P:
Latih tarik nafas dalam

Anda mungkin juga menyukai