Anda di halaman 1dari 8

1

Perancangan Video Motion Graphic Tentang Pentingnya Rating Dalam Video


Game Bagi Orangtua

Vincent Ferian Nata1, Andrian Dektisa H, S.Sn, M.Si2,


Aniendya Christianna, S.Sn., M. Med.Kom3
Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen
Petra
Jalan Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236
Email : vinzseika@gmail.com

Abstrak

Video game merupakan media hiburan yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan
masyarakat, tua atau muda. Video game memiliki konten yang bermacam – macam yang
telah disesuaikan dengan target audiencenya. Tetapi terkadang anak – anak memainkan video
game dengan konten yang tidak sesuai usia mereka, padahal konten dalam video game telah
diatur melalui sistem rating. Hal ini karena kurangnya pengawasan dan pemahaman dari
orangtua mengenai video game. Oleh karena itu penulis membuat sebuah multimedia
interaktif berupa video Motion Graphic yang bertujuan untuk memperkenalkan tentang rating
video game kepada orangtua.

Kata kunci: Video Game, Rating, Motion Graphic, Orangtua, Anak.

Abstract

Title: Motion Graphic Video Design about the Importance of Ratings In Video Games for
Parents

Video games are an entertainment medium that can be enjoyed by many people, old and
young. Video games have a variety of wide content that have been tailored to the target
audience. But sometimes children play video games with content that doesn’t fit their age,
even though the content in the video game has been arranged through a rating system. This is
because of the lack of oversight and understanding of parents about video game. Therefore,
the authors create an interactive multimedia in the form of Motion Graphic video that aims to
introduce about video game ratings to parents.

Keywords: Video Games, Rating, Motion Graphic, Parents, Children.

Pendahuluan informasi konten apa saja yang terdapat di


dalam game tersebut dan siapakah yang
Video game merupakan salah satu boleh memainkannya. Misalnya saja game
media hiburan yang dapat dinikmati oleh GTA (Grand Theft Auto) yang
semua umur dan kalangan. Genre dari mendapatkan rating M (Mature) dari
video game sendiri bermacam seperti RPG ESRB dimana game tersebut mengandung
(Role Playing Game), FPS (First Person konten kekerasan, seksual dan kata – kata
Shooter), Adventure, Puzzle, dan kasar sehingga hanya cocok untuk
sebagainya. Selain genre, video game juga dimainkan oleh anak – anak berusia 17
memiliki rating untuk memberikan tahun keatas.
2

Pemberian rating dalam video game stereotypebahwa video game hanya


dilakukan oleh lembaga yang khusus merupakan konsumsi anak – anak. Padahal
menangani hal tersebut. Dari sekian terdapat berbagai macam jenis video game
banyaknya lembaga rating video game dan tidak semuanya cocok untuk
yang ada di dunia, terdapat 3 lembaga dimainkan oleh anak – anak.
yang paling dikenal yaitu ESRB Berdasarkan pembahasan diatas, maka
(Entertainment Software Rating Board) dapat diasumsikan bahwa sistem rating
yang berbasis di Amerika, CERO video game merupakan hal yang sangat
(Computer Entertainment Rating penting untuk dipahami oleh masyarakat
Organization) yang berbasis di Jepang dan terutama orangtua dan juga anak – anak
PEGI (Pan European Game Information) agar tidak terjadi lagi kesalahpahaman
yang berbasis di Eropa. Masing – masing akan dampak video game bagi anak – anak
lembaga memiliki cara kerja tersendiri yang disebabkan kurangnya pemahaman
untuk menentukan rating dari sebuah tentang sistem rating video game. Untuk
game sebelum diperjualbelikan kepada itu social campaign dapat digunakan
masyarakat. sebagai sarana untuk mensosialisasikan
Rating game sendiri merupakan acuan sistem rating video game kepada orangtua
bagi pembeli untuk mengetahui konten dan anak – anak di Surabaya.
dari game yang akan dibeli dan juga
menjadi acuan bagi para orang tua Media yang akan digunakan sebagai
sebelum memperbolehkan sang anak alat sosialisasi adalah Iklan Layanan
memainkan game tersebut. Meski begitu Masyarakat dalam bentuk Motion
rating game hanya bersifat sebagai Graphic. Motion Graphic dipilih sebagai
imbauan saja. media Iklan Layanan Masyarakat karena
Meskipun telah mendapatkan rating Motion Graphic dapat memuat informasi
dari lembaga yang bersangkutan, ada saja yang cukup berbobot dan disertai dengan
video game yang dimainkan oleh orang – animasi dan audio yang simpel dan
orang yang tidak sesuai dengan batasan menarik. Adanya animasi dan audio dalam
rating yang ada. Misalnya saja anak – anak Motion Graphic dapat membantu
dibawah umur yang memainkan Grand penyampaian informasi dan menambah
Theft Auto dan Mortal Kombat. Hal ini daya tarik bagi target audience. Motion
diakibatkan kurangnya pengawasan yang Graphic juga memiliki durasi berkisar 1 –
dilakukan oleh orangtua sehingga sang 5 menit yang cukup singkat sehingga tidak
anak memainkan game dengan konten membuat bosan target audience. Selain itu
yang tidak sesuai dengan usianya. Meski iklan dalam bentuk Motion Graphic dapat
begitu orangtua cenderung menyalahkan ditampilkan melalui iklan di media sosial,
video game sebagai penyebab berubahnya televisi dan bioskop yang umum diakses
perilaku sang anak meskipun pada game oleh masyarakat luas.
tersebut telah terdapat rating yang
memberitahukan bahwa game tersebut
Rumusan Masalah
hanya untuk dimainkan oleh 17 tahun ke
atas.
Rumusan masalah dari topik yang
Hal ini diakibatkan kurangnya
dibahas adalah bagaimana merancang
sosialisasi kepada masyarakat mengenai
sebuah Iklan Layanan Masyarakat berbasis
rating video game. Di Indonesia sendiri
Motion Graphic untuk memperkenalkan
selain tidak banyaknya sosialisasi
fungsi dan kategori dari rating dalam
mengenai rating video game kepada
masyarakat, masih terdapat
3

video game beserta media pendukungnya dimainkan oleh mayoritas gamer.


kepada masyarakat terutama orangtua. Sedangkan untuk jenis game offline, genre
game yang dimainkan biasanya tergantung
Metode Perancangan dari kesukaan atau hobi dari sang anak.

Metode penelitian yang dilakukan adalah Selain itu pengaruh dari media sosial,
pengumpulan data primer dan sekunder trend atau lingkungan teman – teman sang
melalui wawancara dan studi pustaka. anak juga dapat mempengaruhi jenis video
game yang dimainkan sang anak.
Data primer berupa pendapat dari Misalnya saja ada satu judul video game
orangtua dan anak – anak mengenai sistem yang sedang populer dikalangan teman –
rating video game didapatkan melalui teman sang anak, maka anak tersebut bisa
survei dan wawancara singkat kepada saja tertarik untuk ikut memiliki dan
subyek yang bersangkutan. Data ini memainkan video game tersebut.
diperlukan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman orangtua dan anak – anak  Who?
mengenai sistem rating video game. Video game merupakan salah satu
media hiburan yang dapat dinikmati oleh
Data sekunder berupa kategori semua kalangan dari yang muda hingga
pembagian klasifikasi rating video game dewasa. Meski begitu video game identik
ESRB dan yang terdapat pada smartphone dengan anak – anak. Hal ini karena masih
didapatkan melalui internet. Data ini adanya persepsi dari masyarakat bahwa
digunakan sebagai materi sosialisasi dan video game merupakan hiburan untuk
pembanding satu sama lain. Data dari anak – anak.
ESRB sendiri dipilih karena ESRB
merupakan sistem klasifikasi yang sudah Padahal tidak semua konten video
lama digunakan di industri video game di game cocok dimainkan oleh anak – anak
berbagai belahan dunia. Sedangkan data sehingga terkadang ada saja anak – anak
mengenai klasifikasi rating pada video yang memainkan video game dengan
game di smartphone dipilih karena cukup konten yang tidak sesuai tanpa adanya
banyak video game yang tersedia di pengawasan dari orang dewasa.
smartphone baik itu berbayar atau free-to-
play dan bisa dengan mudah diakses oleh  Why?
semua usia. Kurangnya pengetahuan orangtua
mengenai konten dalam video game
menyebabkan orangtua kurang perhatian
Metode Analisis Data terhadap konten video game yang
dimainkan anak – anak yang tidak sesuai
 What? dengan usia.
Video game yang umumnya
dimainkan oleh anak – anak cukup Selain itu masih adanya asumsi di
beragam baik itu game online maupun masyarakat bahwa video game identik
game offline. Untuk jenis game online, dengan anak – anak menyebabkan
genre yang sering dimainkan biasanya orangtua beranggapan bahwa semua jenis
adalah FPS (First Person Shooter) dan video game cocok untuk dimainkan oleh
MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) anak – anak.
yang umumnya tersedia di warnet dan
menjadi genre yang video game yang
4

 When? anak – anak juga dapat menyebabkan


Waktu bermain video game yang orangtua membebaskan anak untuk
dimiliki oleh anak – anak berbeda – beda. bermain apa saja video game yang
Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh disukainya.
kebijakan yang ditentukan oleh orangtua
sang anak, kegiatan sehari - hari yang Konsep Perancangan
dimiliki sang anak atau berbagai hal
lainnya. Tetapi beberapa waktu yang dapat Perancangan yang akan dilakukan
digunakan oleh anak – anak untuk bermain adalah perancangan Iklan Layanan
video game adalah saat weekend (Sabtu Masyarakat dengan media utama Motion
dan Minggu), hari libur sekolah atau Graphic dan disertai dengan media –
adanya waktu khusus bermain yang media pendukung lainnya seperti poster,
diberikan oleh orangtua sang anak. buku, media sosial dan sebagainya.
Perancangan akan dilakukan di beberapa
Meski begitu tidak menutup
sekolah dasar yang ada di Surabaya dan
kemungkinan untuk sang anak mencuri akan dilakukan pada bulan November
waktu untuk bermain video game tanpa selama kurang lebih 2 minggu. Hal ini
sepengetahuan orangtua atau pengawas.
tergantung kesepakatan dengan pihak
 Where? sekolah dasar

Anak – anak dapat bermain video


game melalui komputer, smartphone atau Tujuan Kreatif
konsol dimana saja seperti di warnet atau
Perubahan yang diharapkan terjadi
di rumah. Untuk video game online bila
pada orangtua dan anak – anak setelah
sang anak tidak memiliki perangkat
melihat Iklan Layanan Masyarakat
komputer maka bisa bermain video game
tersebut adalah para orangtua bisa lebih
di warnet. Macam – macam video game
memahami dan mengerti tentang rating
yang tersedia bisa didapatkan dengan
video game dan lebih aktif dalam
berbagai cara misalnya saja membeli kaset
mengawasi sang anak ketika bermain
fisik di tempat penjualan game, membeli
video game. Selain itu perubahan lainnya
secara online, meminjam punya teman
yang diharapkan adalah berkurangnya
atau saudara dan berbagai cara lainnya.
image negatif akan dampak video game
 How? bagi anak – anak serta hilangnya image
yang dimiliki masyarakat terhadap video
Terjadinya pengabaian dalam
game yaitu bahwa video game identik
pengawasan anak – anak saat bermain
dengan anak – anak.
video game oleh orangtua dapat
diakibatkan oleh beberapa hal misalnya
saja orangtua tidak memiliki waktu untuk
Strategi Kreatif
mengawasi anak bermain karena sibuk
bekerja atau orangtua yang terlalu Pesan disampaikan melalui media
memberikan kebebasan terhadap anak multimedia interaktif berupa video Motion
dalam bermain video game tanpa Graphic yang berisikan pengenalan
memberikan batasan – batasan tertentu. mengenai sistem rating video game bagi
orangtua, yang kemudian di upload
Kurangnya pemahaman orangtua
melalui YouTube. Selain itu juga
bahwa tidak semua video game memiliki
menggunakan media poster dan stiker
konten yang sesuai untuk dimainkan oleh
5

yang berisikan QR code untuk membantu ini agar siapapun dapat dengan mengakses
penyebaran video. dan menonton video tersebut melalui
smartphone. Selain poster juga dibuat
media pendukung lainnya berupa stiker
Karakteristik Target Audience yang berisikan himbauan bagi orangtua
agar lebih berhati – hati dalam memilih
Target audience primer: video game bagi anak.

a. Geografis : Masyarakat Surabaya Berikut adalah screenshot dari media


b. Demografis : Dewasa usia 34-40 utama dan media pendukung :
tahun, semua gender, SES A dan
B, aktif bekerja
c. Psikografis: Tidak memiliki waktu
untuk mengawasi anaknya dalam
bermain video game
d. Behaviour: Sering atau pernah
membelikan video game untuk
anaknya

Target audience primer:


Gambar 1. Intro
a. Geografis : Masyarakat Surabaya
b. Demografis : Anak – anak
generasi Z (lahir tahun 1995 –
2010) usia 10-12 tahun, semua
gender
c. Psikografis : Senang bermain,
senang berkumpul dengan teman
d. Behaviour : Hobi bermain
berbagai macam video game

Gambar 2. Pengantar
Konsep Penyajian

Konsep penyajian berupa video


Motion Graphic yang berisikan tentang
pengenalan singkat mengenai rating video
game, pembagian – pembagian rating dan
langkah – langkah yang dapat dilakukan
untuk mengecek rating video game.
Semuanya dirangkum dalam video Motion
Graphic berdurasi 2 menit 48 detik. Video
dibuat sedemikian rupa dengan desain Gambar 3. Pertanyaan tentang konten
yang diminati oleh orangtua sebagai target video game
utama sesuai dengan survei yang telah
dilakukan.

Selain itu juga dibuat media


pendukung berupa poster berisikan QR
code yang terhubung dengan video Motion
Graphic yang di upload ke YouTube. Hal
6

Gambar 4. Contoh – contoh konten video Gambar 8. Penjelasan singkat mengenai


game masing – masing rating ESRB

Gambar 5. Pertanyaan mengenai rating Gambar 9. Pertanyaan mengenai cara


mengecek rating video game

Gambar 6. Penjelasan singkat mengenai


rating Gambar 10. Cara mengecek rating video
game di Android PlayStore

Gambar 7. Macam – macam rating ESRB


Gambar 11. Cara mengecek rating video
game di Iphone AppStore
7

Gambar 12. Cara mengecek rating video Gambar 16. Outro


game dalam bentuk fisik

Gambar 13. Cara mengecek rating video


game melalui internet
Gambar 17. Desain Stiker

Gambar 14. Contoh – contoh video game


yang sesuai dengan usia anak

Gambar 18. Desain Poster

Kesimpulan
Gambar 15. Himbauan untuk orangtua
Melalui survei yang dilakukan
didapatkan kesimpulan bahwa ratingvideo
game sangat diperlukan bagi masyarakat
terutama orangtua agar dapat memilih
video game yang cocok dengan usia anak
dan dapat mendampingi anak ketika
8

bermain. Selain itu dengan adanya membelikan video game dengan konten
pemahaman bahwa video game memliki yang sesuai usia untuk anak, mengetahui
konten yang berbeda – beda dan telah jenis video game yang dimainkan anak
diatur melalui rating, masyarakat serta melakukan pengawasan ketika anak
diharapkan tidak lagi menyamaratakan bermain video game
semua video game sebagai mainan anak –
anak dan tidak lagi menganggap bahwa
Daftar Pustaka
video game adalah penyebab berubahnya
perilaku anak.
Adiana, Okky. (2016). Rating Konten
Oleh karena itu penulis membuat Video Game Menjadi Panduan Orang
perancangan Motion Graphic yang
Tua. Retrieved from
bertujuan untuk memberikan pemahaman
singkat mengenai ratingvideo game http://www.inilahkoran.com/berita/edukasi
kepada masyarakat terutama orangtua baik /52141/rating-konten-video-game-
itu pengertian dari rating itu sendiri serta
menjadi-panduan-orang-tua
bagaimana cara untuk mengetahui rating
dalam video game. Dimas Y, Alvian. (2016). Kemendikbud
Dengan adanya Motion Graphic ini, Ajak Orang Tua Kenali Sistem Rating
penulis berharap agar masyarakat paham Game. Retrieved from
bahwa video game memang merupakan
https://www.inigame.id/kemendikbud-
hiburan bagi semua kalangan baik tua atau
muda. Tetapi meski begitu, video game ajak-orang-tua-kenali-sistem-rating-game/
yang dinikmati tersebut harus memiliki
konten yang sesuai dengan usia sang ESRB (2016). ESRB Ratings Guide.
penikmat dimana hal tersebut telah diatur Retrieved from
oleh sistem rating.
http://www.esrb.org/ratings/ratings_guide.
aspx
Saran
Kurniawati, Dewi. (2006). Diktat
Saran untuk kedepannya, tema dari
Periklanan. Medan
tugas akhir yang dibuat dapat diganti
menjadi pensosialisasian ratingvideo
Liliweri, Alo. (1992). Dasar – dasar
game, bukan pengenalan pentingnya
ratingvideo game karena kurang sesuai Komunikasi Periklanan. Citra Aditya
dengan isi dari media utama yang dibuat. Bakti, Bandung.
Desain dari media yang dirancang juga
dapat diperbaiki sehingga memiliki satu
kesatuan desain pada tiap – tiap media.
Selain itu untuk memaksimalkan dampak
yang diinginkan melalui video Motion
Graphic yang dibuat, dapat dilakukan
kunjungan ke sekolah – sekolah untuk
menunjukkan video yang telah dibuat.

Saran untuk orangtua adalah agar


mulai lebih berhati – hati dalam

Anda mungkin juga menyukai