DISUSUN
OLEH:
KELAS : 3MD
NIM : 061930200942
Bismillahirrahmaanirrahim ,
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas berkat, rahmat,
kasih sayang dan anugrah-Nya sehingga dengan petunjuk –Nya penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengukuran/Alat ukur ” dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini
masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman penulis. Namun demikian di harapkan agar makalah ini dapat memenuhi syarat
yang diperlukan.
Dalam kesempatan ini , sudah sewajarnya penulis menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan yang sangat berharga dalam menyelesaikan laporan tugas akhir.
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
dapat dijadikan dasar untuk penyempurnaan dimasa yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
Alat Ukur
Alat ukur adalah sesuatu alat yang berfungsi memberikan batasan nilai atau
harga tertentu dari gejala-gejala atau sinyal yang berasal dari perubahan suatu
energy. Pengukuran merupakan hal yang penting dalam dunia ilmu pengetahuan.
Pengukuran- pengukuran tersebut antara lain : pengukuran tinggi dari satu titik ke
titik lain, pengukuran waktu dari satu kejadian ke kejadian yang lainnya,
pengukuran temperatur/suhu suatu daerah, pengukuran kecepatan dari suatu benda
dan lain sebagainya.
Akan tetapi masih ada alat ukur dalam bidang mekanik yang dapat mengukur
suatu benda lebih spesifik dalam hal engineering. Contohnya : Jangka Sorong,
Mikrometer Sekrup, Height Gauge, Coordinate Measuring Machine, Dial Gauge.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas tentang beberapa alat
ukur tersebut diatas secara detail.
BAB II
MATERI
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan
hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun
alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi
analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05 mm untuk jangka sorang dibawah
30 cm dan 0.01 untuk yang diatas 30 cm.
Untuk mengukur panjang, tebal atau diameter luar sebuah benda dapat
dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
1) Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat
masuk ke rahang eksternal (external jaws)
2) Letakkan benda yang akan diukur ke rahang eksternal (external jaws).
3) Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit
oleh kedua rahang eksternal (external jaws)
4) Kuncilah jangka sorong terebut dengan cara memutar kunci sekrup (Locking
screw) yang tujuannya agar tidak bergeser pada saat pembacaan skala.
5) Terakhir, catatlah hasil pengukuran anda
b. Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk Mengukur Diameter Dalam
Suatu Benda
2) Letakkan benda/cincin yang akan diukur pada rahang dalam (internal jaws)
sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin
tersebut
3) Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong
menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur
4) Kuncilah jangka sorong terebut dengan cara memutar kunci sekrup (Locking
screw) yang tujuannya agar tidak bergeser pada saat pembacaan skala.
5) Catatlah hasil pengukurannya.
a. Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk Mengukur Kedalaman
Suatu Benda/Lubang
Kegunaan mikrometer sekrup:
Alat ini biasanya difungsikan untuk mengukur diameter benda-benda berukuran
milimeter atau beberapa centimeter saja.
Ketelitian mikrometer sekrup:
Micrometer sekrup hanya ada satu macam, yakni yang berketelitian 0.01 mm.
Contoh penggunaan mikrometer sekrup:
Pada pengukuran panjang sebuah balok kayu dengan menggunakan Jangka Sorong
dengan ketelitian 0.01 mm diperoleh penunjukan sebagai berikut:
Alat Ukur dan Ketelitian
Jadi panjang balok kayu tersebut adalah
p = 4,5 mm + 12 x (ketelitian) = 4,5 mm + (12 X 0.01 mm) = 4,62 mm
Pada dial indikator terdapat 2 skala. Yang pertama skala yang besar (terdiri dari 100
strip) dan skala yang lebih kecil. Pada skala yang besar tiap stripnya bernilai 0,01
mm. Jadi ketika jarum panjang berputar 1 kali penuh maka menunjukkan
pengukuran tersebut sejauh 1 mm. Sedangkan skala yang kecil merupakan
penghitung putaran dari jarum panjang pada skala yang besar.
Sebagai contoh, jika jarum panjang pada skala besar bergerak sejauh 6 strip dan
jarum pendek bergerak pada skala 3 maka artinya hasil pengukurannya adalah3,06
mm. Pengukuran ini diperoleh dari : skala pada jarum panjang dibaca : 6 x 0,01 mm
= 0,06 mm skala pada jarum pendek dibaca : 3 x 1 mm = 3 mm maka hasil
pengukurannya adalah 0,06 mm + 3 mm = 3,06 mm. Skala dan ring dial indikator
dapat berputar ke angka 0 agar lurus dengan penunjuk. Penghitung putaran ukur jam
berfungsi menghitung jumlah putaran penunjuk. Yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan dial indicator adalah keadaan permukaan benda yang akan diukur
harus bersih, posisi spindel dial (ujung peraba) tegak lurus pada permukaan
komponen yang diperiksa, dan metode pengukuran yang digunakan.
Metode Pengukuran
1. Letakkan V-block di atas plat datar dan letakkan poros di atas block.
2. Sentuhkan spindel dial gauge pada permukaan poros. Aturlah tinggi dial
gauge lock sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan poros.
3. Putarlah poros perlahan-lahan dan temukan point pada permukaan
pembacaan paling kecil. Putarlah outer ring sampai penunjukkan pada "0".
4. Putarlah poros perlahan-lahan. Bacalah jumlah gerakan pointer.
5. Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indikator adalah sebagai
berikut:
a) Benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi
diam.
b) Dial indikator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi
diam.
c) Benda kerja diputar, dial indikator tetap pada posisi diam.
2.6 Low And High Pressure Gauge
Bentuk pressure gauge sama dengan dial indicator, bedanya pada pressure
gauge, pergerakan jarumnya disebabkan oleh tekanan benda cair atau udara. Skala
pada dial biasanya dalam English atau Metric. Low pressure gauge mengukur
tekanan sampai 60 Psi. High pressure gauge mengukur tekanan di atas 50 Psi.
Untuk pengukuran pada mesin biasanya telah terpasang pressure tap (Adaptor pada
mesin tersebut ).
A. Cara pemakaian
Ketahuilah perkiraan tekanan (tekanan maximum) yang akan diukur. Pilihlah
pressure gauge yang sesuai pasang gauge yang sesuai. Pasang pressure gauge
tersebut pada pressure tap. Lakukan pengetesan, bacalah hasilnya.
B. Safety (Keamanan)
1) Jangan mengukur tekanan melebihi kemampuan gauge.
2) Yakinkan sambungan tidak bocor.
3) Selalu check gauge sebelum digunakan.
4) Kirimkan ke bagian perbaikan apabila:
a) Jarum tidak bisa bergerak pada saat ada tekanan
b) Jarum tidak bisa kembali ke nol saat tekanan sudah tidak ada. c)
Kaca dial pecah.
c) Gauge terlihat pecah.
5) Yakinkan hose bagus dan mampu pada saat terjadi tekanan maximum
B. Mengukur Tegangan AC
Daerah tegangan yang dapat diukur dari 0-1000 Volt, hubungkan
kabel-kabel pengukur tester dan setel selektor pada salah satu posisi AC.V
Kemudian, hubungkan kabel pengukur (test lead) secara paralel pada bagian
yang akan diperiksa dan bacalah skala V AC (AC V) yang ditunjukkan oleh
jarum penunjuk.
Contoh: Hasil pengukuran tegangan AC berdasarkan posisi
selektor 500 pada gambar di samping adalah 200 volt.
C. Mengukur Arus DC
Daerah arus yang dapat diukur adalah dari 0-20 A.
1) Mengukur arus DC dari 0-250 Ma
Hubungkan kabel pengetes (test lead) pada terminal tester (kabel
pengetes yang berwarna merah dihubungkan ke positif dan kabel
pengukur yang berwarna hitam ke terminal negatif) dan setel selektor
ke 250 mA (DCA). Kemudian, putuskan arus listrik pada titik tertentu
saat anda mengukur arus listrik. Hubungkan kabel pengukur yang
benwarna merah (dari terminal positif tester) ke terminal positif
sumber arus, dan kabel pengukur yang berwarna hitam (dari terminal
positif tester) ke terminal negatif sumber arus keterminal negatif
sumber arus. Dengan kata lain, tester dihubungkan dalam bentuk seri
ke sumber arus dan beban, dan baca skalanya ditunjukan oleh jarum
petunjuk.
Contoh: Hasil pengukuran arus DC berdasarkan posisi
selektor 20 pada gambar di samping adalah 1 Ampere
D. Mengukur Tahanan
a. Kalibrasi
Sebelum anda mengukur tahanan, pertama harus diputar tombol
kalibrasi ohm, dengan ujung alat pengukur dibuat berhubungan singkat
sampai pembacaan jarum penunjuk 0 pada skala ohm. Kalibrasi ini
diperlukan setiap kali anda merubah range. b. Pengukuran Setel selektor
pada salah satu posisi ohm. Ada beberapa skala untuk mengukur tahanan.
Posisi "K" untuk 1000, dengan demikian 10 K berarti 10.000 dan
sebagainya.
2.8 Tespen
Dari uraian makalah diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam dunia
pekerjaan khusus mekanik, kita pasti berhadapan dengan benda yang berukuran kecil
sehingga kita pasti memerlukan beberapa alat ukur seperti di atas yang dapat
mengukur lebih detail.
Kami sebagai penulis menyarankan agar makalah ini dapat diperbaiki dan
disempurnakan dalam hal apapun. Baik cara penulisan, materi yang kurang detail,
alat ukur yang belum dijelaskan, dsb.
DAFTAR PUSTAKA