Anda di halaman 1dari 25

PENGUKURAN /ALAT UKUR

DISUSUN
OLEH:

NAMA : AAN ANDHIKA PUTRA

KELAS : 3MD

NIM : 061930200942

DOSEN : EKA SATRIA M,B.ENG.,Dipl.Eng.EPD.,M.T.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim ,
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas berkat, rahmat,
kasih sayang dan anugrah-Nya sehingga dengan petunjuk –Nya penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengukuran/Alat ukur ” dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini
masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman penulis. Namun demikian di harapkan agar makalah ini dapat memenuhi syarat
yang diperlukan.
Dalam kesempatan ini , sudah sewajarnya penulis menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan yang sangat berharga dalam menyelesaikan laporan tugas akhir.
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
dapat dijadikan dasar untuk penyempurnaan dimasa yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN

Alat Ukur
Alat ukur adalah sesuatu alat yang berfungsi memberikan batasan nilai atau
harga tertentu dari gejala-gejala atau sinyal yang berasal dari perubahan suatu
energy. Pengukuran merupakan hal yang penting dalam dunia ilmu pengetahuan.
Pengukuran- pengukuran tersebut antara lain : pengukuran tinggi dari satu titik ke
titik lain, pengukuran waktu dari satu kejadian ke kejadian yang lainnya,
pengukuran temperatur/suhu suatu daerah, pengukuran kecepatan dari suatu benda
dan lain sebagainya.
Akan tetapi masih ada alat ukur dalam bidang mekanik yang dapat mengukur
suatu benda lebih spesifik dalam hal engineering. Contohnya : Jangka Sorong,
Mikrometer Sekrup, Height Gauge, Coordinate Measuring Machine, Dial Gauge.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas tentang beberapa alat
ukur tersebut diatas secara detail.
BAB II
MATERI

2.1 Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan
hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun
alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi
analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05 mm untuk jangka sorang dibawah
30 cm dan 0.01 untuk yang diatas 30 cm.

A. Fungsi Jangka Sorong


Jangka Sorong memiliki fungsi yakni sebagai berikut.
a. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit
b. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada
pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur.
c. Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak
terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang.
B. Cara Menggunakan Jangka Sorong
Sebelum alat ukur jangka sorong digunakan sebaiknya dikalibrasi terlebih
dahulu supaya mendapatkan hasil pengukuran yang akurat. Secara sederhana,
cara mengkalibrasinya adalah sebagai berikut.
1) Posisikan garis batas ukur segaris lurus (berhimpit) dengan garis nol pada
skala utama.
2) Apabila tidak segaris atau tidak berimpit, taruhlah kertas tipis pada
rahang jangka sorong, geser rahang hingga menjepit kertas, kemudan
tarik kertas secara perlahan hingga terlepas. Hal ini dapat berfungsi
untuk membersihkan rahang jangka sorong.
3) Posisikan kembali garis batas berhimpit dengan garis nol skala utama.

a. Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk Mengukur Panjang atau


Diamter Luar Suatu Benda

Untuk mengukur panjang, tebal atau diameter luar sebuah benda dapat
dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
1) Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat
masuk ke rahang eksternal (external jaws)
2) Letakkan benda yang akan diukur ke rahang eksternal (external jaws).
3) Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit
oleh kedua rahang eksternal (external jaws)
4) Kuncilah jangka sorong terebut dengan cara memutar kunci sekrup (Locking
screw) yang tujuannya agar tidak bergeser pada saat pembacaan skala.
5) Terakhir, catatlah hasil pengukuran anda
b. Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk Mengukur Diameter Dalam
Suatu Benda

Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda dapat dilakukan


dengan langkah sebagai berikut :
1) Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit ke kanan.

2) Letakkan benda/cincin yang akan diukur pada rahang dalam (internal jaws)
sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin
tersebut
3) Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong
menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur
4) Kuncilah jangka sorong terebut dengan cara memutar kunci sekrup (Locking
screw) yang tujuannya agar tidak bergeser pada saat pembacaan skala.
5) Catatlah hasil pengukurannya.
a. Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk Mengukur Kedalaman
Suatu Benda/Lubang

Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan


dengan langkah sebagai berikut :
1) Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.

2) Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke


permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
3) Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong
menyentuh dasar tabung.
4) Catatlah hasil pengukurannya.
b. Cara Membaca Pengukuran Jangka Sorong
Cara yang bisa digunakan untuk membaca jangka sorong dengan baik, yaitu
sebagai berikut.
1) Tentukan angka yang ditunjukkan skala utama yang tepat terbaca
sebelum angka nol skala nonius pada jangka sorong.
2) Tentukan angka dari skala nonius yang berimpit/segaris dengan skala
utama, kemudian kalikan dengan angka ketelitian alatnya.
3) Jumlahkan angka yang diperoleh dari skala utama dan skala nonius.

Contoh pengukuran diameter silinder aluminium seperti yang tampak pada


gambar berikut ini:
a) Langkah pertama, tentukan terlebih dahulu skala utama. Pada gambar terlihat skala
nonius terletak diantara skala 2,2 cm dan 2,3 cm pada skala tetap. Jadi, skala tetap
bernilai 2,2 cm.
b) Langkah kedua, menentukan skala nonius. Skala nonius yang berimpit dengan skala
tetap adalah angka 4. Jadi Skala nonius 4 x 0,01 cm = 0,04 cm.
c) Langkah ketiga, menjumlahkan skala tetap dan skala nonius. Hasil pengukuran = 2,2
cm + 0,04 cm = 2,24 cm.
Jadi, hasil pengukuran diameter silinder sebesar 2,24
c. Cara Merawat Jangka Sorong
Agar jangka sorong awet dan tidak mudah rusak, hendaknya dilakukan
pemeliharaan atau perawatan. Perawatan pada jangka sorong sebagai berikut.
1) Tempatkan pada tempat semula setelah digunakan.
2) Hindarkan dari benturan keras atau kemungkinan terjatuh.
3) Ujung-ujung rahang ukur maupun sisi-sisi ukur harus dipelihara atau
dijaga jangan sampai cacat.
4) Bersihkan debu atau kotoran sebelum dan sesudah pemakaian dengan
kain bersih dan halus.
5) Lumasi permukaan peluncur dan bagian lainnya dengan sedikit minyak
pelumas sesudah pemakaiannya.
6) Penyimpanan yang baik harus bebas dari sinar matahari langsung dan
kelembapan tinggi. (http://alatukur.web.id/jangka-sorong-pengertian-
dan-cara- kerjanya/)

2.2 Mikrometer Sekrup

Kegunaan mikrometer sekrup:
Alat ini biasanya difungsikan untuk mengukur diameter benda-benda berukuran
milimeter atau beberapa centimeter saja.
Ketelitian mikrometer sekrup:
Micrometer sekrup hanya ada satu macam, yakni yang berketelitian 0.01 mm.
Contoh penggunaan mikrometer sekrup:
Pada pengukuran panjang sebuah balok kayu dengan menggunakan Jangka Sorong
dengan ketelitian 0.01 mm diperoleh penunjukan sebagai berikut:
Alat Ukur dan Ketelitian
Jadi panjang balok kayu tersebut adalah
p = 4,5 mm + 12 x (ketelitian) = 4,5 mm + (12 X 0.01 mm) = 4,62 mm

2.3 Height Gauge

Height gauge adalah sebuah alat pengukuran yang berfungsi mengukur


tinggi benda terhadap suatu bidang acuan atau bisa juga untuk memberikan tanda
goresan secara berulang terhadap benda kerja sebagai acuan dalam proses
permesinan. Height gauge memiliki dua buah kolom berulir dimana kepala pengukur
bergerak naik turun akibat putaran ulir kasar dan halus yang digerakkan oleh
pengukur.
Untuk meningkatkan keakuratan pengukuran dengan mengurangi defleksi
pada benda kerja, height gauge sering dipasangkan dengan dual probe dial indicator.
Selain itu dengan penambahan probe dua arah, height gauge mampu
mengukur diameter luar dan dalam dari sebuah lubang dalam posisi horisontal.
2.4 Coordinate Measuring Machine

Coordinate Measuring Machine (mesin pengukur kordinat) adalah


sebuah alat pengukur multi fungsi berkecepatan tinggi yang menghasilkan akurasi
dan efisiensi pengukuran yang tinggi. Pada prinsipnya CMM adalah kebalikan
dari CNC. Pada CNC kordinat yang dimasukkan menghasilkan gerakan pahat pada
sumbu X, Y dan Z. Sedangkan pada CMM kontak antara probe dengan benda kerja
menghasilkan kordinat. Selain itu jika pada mesin CNC menggunakan bantalan
peluru bersirkulasi (circulated ball bearing) maka pada mesin CMM menggunakan
batalan udara (air pad bearing) sehingga gerakannya sangat halus. Untuk menjamin
keakuratan konstruksi CMM dibuat sangat kaku (rigid). Salah satu caranya dengan
menggunakan granit sebagai meja atau bidang acuan.
2.5 Dial Gauge
Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik,
mekanik , hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak
juga alat ukur yang sering digunakan. Dalam hal ini kita akan membahas DIAL
GAUGE.
DIAL GAUGE atau ada yang menyebutnya dial indicator adalah alat ukur
yang dipergunakan untuk memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari bidang
datar, bidang silinder atau permukaan bulat dan kesejajaran. Konstruksi sebuah alat
dial indikator seperti terlihat pada gambar di atas, terdiri atas jam ukur (dial gauge)
yang di lengkapi dengan alat penopang seperti blok alas magnet, batang penyangga,
penjepit, dan baut penjepit.

CARA PEMBACAAN DAN PENGGUNAAN ALAT


Saat akan digunakan dial indikator tidak dapat digunakan sendiri, tapi
memerlukan kelengkapan seperti di atas yang harus diatur sedemikian rupa pada saat
pengukuran. Posisi dial gauge harus tegak lurus terhadap benda kerja yang akan
diukur.

Pada dial indikator terdapat 2 skala. Yang pertama skala yang besar (terdiri dari 100
strip) dan skala yang lebih kecil. Pada skala yang besar tiap stripnya bernilai 0,01
mm. Jadi ketika jarum panjang berputar 1 kali penuh maka menunjukkan
pengukuran tersebut sejauh 1 mm. Sedangkan skala yang kecil merupakan
penghitung putaran dari jarum panjang pada skala yang besar.

Sebagai contoh, jika jarum panjang pada skala besar bergerak sejauh 6 strip dan
jarum pendek bergerak pada skala 3 maka artinya hasil pengukurannya adalah3,06
mm. Pengukuran ini diperoleh dari : skala pada jarum panjang dibaca : 6 x 0,01 mm
= 0,06 mm skala pada jarum pendek dibaca : 3 x 1 mm = 3 mm maka hasil
pengukurannya adalah 0,06 mm + 3 mm = 3,06 mm. Skala dan ring dial indikator
dapat berputar ke angka 0 agar lurus dengan penunjuk. Penghitung putaran ukur jam
berfungsi menghitung jumlah putaran penunjuk. Yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan dial indicator adalah keadaan permukaan benda yang akan diukur
harus bersih, posisi spindel dial (ujung peraba) tegak lurus pada permukaan
komponen yang diperiksa, dan metode pengukuran yang digunakan.
Metode Pengukuran
1. Letakkan V-block di atas plat datar dan letakkan poros di atas block.
2. Sentuhkan spindel dial gauge pada permukaan poros. Aturlah tinggi dial
gauge lock sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan poros.
3. Putarlah poros perlahan-lahan dan temukan point pada permukaan
pembacaan paling kecil. Putarlah outer ring sampai penunjukkan pada "0".
4. Putarlah poros perlahan-lahan. Bacalah jumlah gerakan pointer.
5. Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indikator adalah sebagai
berikut:
a) Benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi
diam.
b) Dial indikator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi
diam.
c) Benda kerja diputar, dial indikator tetap pada posisi diam.
2.6 Low And High Pressure Gauge

Bentuk pressure gauge sama dengan dial indicator, bedanya pada pressure
gauge, pergerakan jarumnya disebabkan oleh tekanan benda cair atau udara. Skala
pada dial biasanya dalam English atau Metric. Low pressure gauge mengukur
tekanan sampai 60 Psi. High pressure gauge mengukur tekanan di atas 50 Psi.
Untuk pengukuran pada mesin biasanya telah terpasang pressure tap (Adaptor pada
mesin tersebut ).
A. Cara pemakaian
Ketahuilah perkiraan tekanan (tekanan maximum) yang akan diukur. Pilihlah
pressure gauge yang sesuai pasang gauge yang sesuai. Pasang pressure gauge
tersebut pada pressure tap. Lakukan pengetesan, bacalah hasilnya.

B. Safety (Keamanan)
1) Jangan mengukur tekanan melebihi kemampuan gauge.
2) Yakinkan sambungan tidak bocor.
3) Selalu check gauge sebelum digunakan.
4) Kirimkan ke bagian perbaikan apabila:
a) Jarum tidak bisa bergerak pada saat ada tekanan
b) Jarum tidak bisa kembali ke nol saat tekanan sudah tidak ada. c)
Kaca dial pecah.
c) Gauge terlihat pecah.
5) Yakinkan hose bagus dan mampu pada saat terjadi tekanan maximum

2.7 Avometer (Ampere, Volt Dan Ohmmeter)


Avometer adalah alat pengetes kelistrikan.Pengunaannya sangat luas untuk
mengukur tegangan arus DC dan AC, tahanan dan untuk memeriksa hubungan
kelistrikan dari suatu komponen. Ada beberapajenis avometer model digital dapat
menunjukkan hasil pengukurannya langsung dengan angka-angka, sedangkan tester
yang biasa ditunjukkan oleh sebuah jarum.
A. Mengukur Tegangan DC
Daerah pengukuran tegangan adalah dari 0-500 Volt. Hubungkan
kabel pengetesan (test lead) warna merah ke terminal positif dan kabel
pengetes yang berwarna hitam ke terminal negatif tester. Posisikan selektor
pada salah satu daerah DCV (VDC) dengan pilihan (2.5,1 0,25, 50, dan 500).
Nomor-nomor berikut ini berkaitan dengan daerah volt.

Contoh: Hasil pengukuran tegangan DC berdasarkan posisi selektor


50 pada gambar di samping adalah 24volt.

B. Mengukur Tegangan AC
Daerah tegangan yang dapat diukur dari 0-1000 Volt, hubungkan
kabel-kabel pengukur tester dan setel selektor pada salah satu posisi AC.V
Kemudian, hubungkan kabel pengukur (test lead) secara paralel pada bagian
yang akan diperiksa dan bacalah skala V AC (AC V) yang ditunjukkan oleh
jarum penunjuk.
Contoh: Hasil pengukuran tegangan AC berdasarkan posisi
selektor 500 pada gambar di samping adalah 200 volt.

C. Mengukur Arus DC
Daerah arus yang dapat diukur adalah dari 0-20 A.
1) Mengukur arus DC dari 0-250 Ma
Hubungkan kabel pengetes (test lead) pada terminal tester (kabel
pengetes yang berwarna merah dihubungkan ke positif dan kabel
pengukur yang berwarna hitam ke terminal negatif) dan setel selektor
ke 250 mA (DCA). Kemudian, putuskan arus listrik pada titik tertentu
saat anda mengukur arus listrik. Hubungkan kabel pengukur yang
benwarna merah (dari terminal positif tester) ke terminal positif
sumber arus, dan kabel pengukur yang berwarna hitam (dari terminal
positif tester) ke terminal negatif sumber arus keterminal negatif
sumber arus. Dengan kata lain, tester dihubungkan dalam bentuk seri
ke sumber arus dan beban, dan baca skalanya ditunjukan oleh jarum
petunjuk.
Contoh: Hasil pengukuran arus DC berdasarkan posisi
selektor 20 pada gambar di samping adalah 1 Ampere

D. Mengukur Tahanan
a. Kalibrasi
Sebelum anda mengukur tahanan, pertama harus diputar tombol
kalibrasi ohm, dengan ujung alat pengukur dibuat berhubungan singkat
sampai pembacaan jarum penunjuk 0 pada skala ohm. Kalibrasi ini
diperlukan setiap kali anda merubah range. b. Pengukuran Setel selektor
pada salah satu posisi ohm. Ada beberapa skala untuk mengukur tahanan.
Posisi "K" untuk 1000, dengan demikian 10 K berarti 10.000 dan
sebagainya.
2.8 Tespen

Tespen ialah alat yang di gunakan untuk mengecek atau mengetahui


ada tidaknya suatu tegangan listrik. Rangkaian Tespen berbentuk obeng
yang mempunyai mata minus (-) berukuran kecil pada bagian ujungnya.
Tespen juga memiliki jepitan seperti pulpen sebelumnya dan di dalamnya
terdapat led yang mampu menyala sebagai indikator tegangan listrik.
Biasanya Tespen dapat digunakan untuk tegangan listrik 80 Volt sampai 500
Volt.
1. Fungsi Tespen
Fungsi Tespen yaitu untuk mengetahui ada tidaknya tegangan
listrik pada suatu benda, mesin dan sebuah rangakain listrik ada
daya listrik atau tidak, fungsi lainnya yaitu untuk membuka skrub
dari komponen alat listrik
2. Cara Menggunakan Tespen
Untuk menggunakan testpen pegang gagang test pen.Ujung
testpen dimasukkan dalam lubang stop kontak dan jari telunjuk
silahkan tempelkan pada pangkal test pen.Jika testpen menyala
itu artinya arus positif jika tidak nyala berarti arus negatif.
3. Cara Membaca Skala dan Hasil
a. Pegang test pen dengan ujung-ujung jari.
b. Tempelkan ujung bagian bawah test pen (tempat sumber)
dengan penghantar yang akan diuji.
c. Setelah itu tempelkan jari ke bagian atas test pen.
d. Pada saat LED/bohlam pada test pen menyala, disitulah
terdapat aliran arus listrik yang positif.
4. Cara Merawat Tespen
1) Simpan tespen pada tempat yang aman.
2) Bersihkan tespen dengan kain kering. Jaga tespen jangan
sampai basah.
3) Simpan tespen ditempat yang kering. Usahakan jangan
terkena sinar matahari secara langsung.
BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian makalah diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam dunia
pekerjaan khusus mekanik, kita pasti berhadapan dengan benda yang berukuran kecil
sehingga kita pasti memerlukan beberapa alat ukur seperti di atas yang dapat
mengukur lebih detail.
Kami sebagai penulis menyarankan agar makalah ini dapat diperbaiki dan
disempurnakan dalam hal apapun. Baik cara penulisan, materi yang kurang detail,
alat ukur yang belum dijelaskan, dsb.
DAFTAR PUSTAKA

Ilmusiana. 2015. Cara Membaca Jangka Sorong dengan Benar. (Online),


(http://www.ilmusiana.com/2015/07/cara-membaca-jangka-sorong-dengan-
benar.html). Diakses pada 27 Januari 2016.
Godam. 2014. Fungsi & Pengertian Amperemeter, Voltmeter, Ohmmeter Alat Ukur Listrik -
Ilmu Fisika. (Online), (http://www.organisasi.org/1970/01/fungsi-pengertian- amperemeter-
voltmeterohmmeter-alat-ukur-listrik-ilmu-fisika.html). Diakses pada 28 januari 2016.
(http://kelasteknik.blogspot.co.id/2011/01/alat-ukur-teknik-dial-gauge.html). Diakses pada
27 Januari.
25

Anda mungkin juga menyukai