Endang Fatmawati
Universitas Diponegoro, Semarang
(endangfatmawati456@lecturer.undip.ac.id)
Abstract
Discourse about a library can influence users in their thinking about a library. The
existence of discourse that is built can form a certain image of a library. Library
discourse analysis means discussing the language used to communicate related themes
or topics in the library field. This method can help researchers to uncover the
motivation behind a text. The text goes hand in hand with the social context in which the
text is created and used. Library discourse becomes a way of how the library is
discussed openly to the public so that it gives rise to a wider understanding. In
conducting critical discourse analysis, one can use data source objects such as
documents, newspapers, speeches, photos, pamphlets, films, and other media sources.
Abstrak
Wacana tentang sebuah perpustakaan dapat mempengaruhi pemustaka dalam
pemikirannya terhadap suatu perpustakaan. Adanya wacana yang terbangun dapat
membentuk citra tertentu dari sebuah perpustakaan. Analisis wacana perpustakaan
berarti membahas tentang bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi terkait tema
atau topik di bidang perpustakaan. Cara ini dapat membantu peneliti untuk mengungkap
motivasi di balik sebuah teks. Teks berjalan berkelindan dengan konteks sosial dimana
teks tersebut dibuat dan digunakan. Wacana perpustakaan menjadi suatu cara
bagaimana perpustakaan itu dibicarakan secara terbuka pada khalayak sehingga
memunculkan pemahaman yang menyebar secara lebih luas. Dalam melakukan analisis
wacana kritis bisa menggunakan objek sumber data seperti halnya dokumen, surat
kabar, pidato, foto, pamflet, film, maupun sumber media lainnya.
© 2021Maktabatuna: Jurnal Kajian Kepustakawanan. This is an open access article under the CC BY-SA license
Website: https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/maktabatuna
Maktabatuna: Jurnal Kajian KepustakawananVol 3 No 1. Januari- Juni 2021
ISSN 2723-0163 (Print) ISSN 2723-0171 (Online)
© 2021Maktabatuna: Jurnal Kajian Kepustakawanan. This is an open access article under the CC BY-SA license
Website: https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/maktabatuna
U
g
P
i
u
l
s
F
t
a
K
f
r
M
m
e
n
o
h
analisis
Maktabatuna: Jurnal Kajian KepustakawananVol 3 No 1. Januari- Juni 2021
wacana
ISSN 2723-0163 (Print) ISSN 2723-0171 (Online)
berkunjungnya
perpustakaan. Ketika ucapan selamat
ditulis dalam kertas seadanya maka
menjadi berbeda ketika ucapan selamat
© 2021Maktabatuna: Jurnal Kajian Kepustakawanan. This is an open access article under the CC BY-SA license
Website: https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/maktabatuna
Maktabatuna: Jurnal Kajian KepustakawananVol 3 No 1. Januari- Juni 2021
ISSN 2723-0163 (Print) ISSN 2723-0171 (Online)
© 2021Maktabatuna: Jurnal Kajian Kepustakawanan. This is an open access article under the CC BY-SA license
Website: https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/maktabatuna
Maktabatuna: Jurnal Kajian KepustakawananVol 3 No 1. Januari- Juni 2021
ISSN 2723-0163 (Print) ISSN 2723-0171 (Online)
© 2021Maktabatuna: Jurnal Kajian Kepustakawanan. This is an open access article under the CC BY-SA license
Website: https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/maktabatuna
Maktabatuna: Jurnal Kajian KepustakawananVol 3 No 1. Januari- Juni 2021
ISSN 2723-0163 (Print) ISSN 2723-0171 (Online)
© 2021Maktabatuna: Jurnal Kajian Kepustakawanan. This is an open access article under the CC BY-SA license
Website: https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/maktabatuna
Maktabatuna: Jurnal Kajian KepustakawananVol 3 No 1. Januari- Juni 2021
ISSN 2723-0163 (Print) ISSN 2723-0171 (Online)
melakukan analisis wacana dalam yang memuat berita atau opini tentang
perspektif Mills berarti melihat perpustakaan. Media yang dimaksud bisa
bagaimana (how) teks dapat media cetak maupun online. Selanjutnya
memposisikan subjek, dan begitu pula untuk memperkuat analisis wacana
posisi dari pembaca dalam relasi sosial. tentang perpustakaan, maka bisa
Jadi untuk menganalisis diskursus menggunakan data sekunder yang
tentang perpustakaan bisa menggunakan berupa studi literatur, baik riset
analisis wacana perspektif Sara Mills. terdahulu, maupun buku atau literatur
Caranya adalah dengan mengidentifikasi lainnya yang mendukung.
secara cermat dan mencoba untuk
menempatkan dirinya dalam penceritaan b. Perspektif Teun A. van Dijk
teks. Dalam perspektif van Dijk, analisis
Selanjutnya adalah menganalisis wacana adalah dengan memandang
posisi dari para aktor yang ditampilkan bahasa dikaitkan dengan kekuasaan,
dalam teks wacana. Posisi para aktor ideologi, maupun politik. Elemen-
yang dimaksud adalah memahami subjek elemen wacana dapat dielaborasikan
penceritaan dan objeknya sehingga sehingga praktis digunakan. Tahap
penganalisis bisa melihat struktur teks analisis dengan
dan maknanya. Setelah mengetahui cara menggabungkandimensiteks, kemudian
penceritaan yang ditampilkan dalam teks kognisi sosial, dan juga konteks sosial.
maka penganalisis wacana bisa Dimensiteks dengan
mengetahui posisi aktor sosial dan melihatstrukturteksmaupun
bagaimana posisi gagasan dalam teks. strategiwacana untukmenegaskantema
Mills (2001) menyebutkan bahwa dengan tingkatan strukturmakro,
setiap subjek memiliki perbedaan sudut superstruktur, dan struktur mikro.
pandang dalam memandang suatu objek. Struktur makro berarti teks ditinjau
Jika dibumikan dalam konteks dari makna umumnya. Hal ini diamati
perpustakaan maka dapat dijelaskan dengan menganalisis topik maupun tema
bahwa setiap aktor perpustakaan maupun dalam cerita, maupun struktur argumen
pihak luar perpustakaan bisa menjadi dari sebuah deskripsi. Superstruktur
subjek dirinya sendiri sehingga dapat dengan menganalisis kerangka teks,
mendeskripsikan dirinya sendiri dan bagian teks dalam cerita secara utuh,
mampu menggambarkan perpustakaan penjelasan (asumsi), norma, serta nilai
menurut persepsi dirinya. Dalam hal ini yang dipresentasikan. Struktur mikro
berarti dalam penceritaan perpustakaan berarti menganalisis makna wacana
akan ditempatkan sebagai objek suatu dengan mengamati bagian kecil cerita,
wacana. Selanjutnya representasi dengan melihat gaya retorikanya,
perpustakaan bisa ditampilkan oleh aktor stilistik, bagian semantik, maupun
lainnya. Jadi baik pihak perpustakaan sintaksisnya. Selanjutnya kognisisosial
maupun pihak di luar perpustakaan akan menekankan proses produksipada
menghasilkan wacana yang berbeda teksberita sehingga
dalam menceritakan perpustakaan adakognisiindividudariredakturnya.
sebagai objek dalam wacana. Kalau konteks sosial berarti terkait
Penelitian analisis wacana bisa masalah yang
dengan menggunakan data primer mempengaruhikognisiredakturnya.
melalui observasi pada sejumlah media
© 2021Maktabatuna: Jurnal Kajian Kepustakawanan. This is an open access article under the CC BY-SA license
Website: https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/maktabatuna
Maktabatuna: Jurnal Kajian KepustakawananVol 3 No 1. Januari- Juni 2021
ISSN 2723-0163 (Print) ISSN 2723-0171 (Online)
© 2021Maktabatuna: Jurnal Kajian Kepustakawanan. This is an open access article under the CC BY-SA license
Website: https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/maktabatuna
Maktabatuna: Jurnal Kajian KepustakawananVol 3 No 1. Januari- Juni 2021
ISSN 2723-0163 (Print) ISSN 2723-0171 (Online)
© 2021Maktabatuna: Jurnal Kajian Kepustakawanan. This is an open access article under the CC BY-SA license
Website: https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/maktabatuna
Maktabatuna: Jurnal Kajian KepustakawananVol 3 No 1. Januari- Juni 2021
ISSN 2723-0163 (Print) ISSN 2723-0171 (Online)
© 2021Maktabatuna: Jurnal Kajian Kepustakawanan. This is an open access article under the CC BY-SA license
Website: https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/maktabatuna
e
lu
D
g
k
L
Ifra
sin
p
o
C
tm
y
h
R
lainnya.
Maktabatuna: Jurnal Kajian KepustakawananVol 3 No 1. Januari- Juni 2021
ISSN 2723-0163 (Print) ISSN 2723-0171 (Online)
merupakan
interaksi melalui pertukaran dialogis,
misalnya pertanyaan jawaban, aksi
reaksi, stimulus respons, dan seterusnya.
Menurut perspektif van Leeuwen
bahwa ada banyak ragam sumber daya
yang
mengkomunikasikan
digunakan
makna
diinginkan. Hal ini termasuk meneliti
seseorang
lebih
atau
memiliki
kelompok
dimarjinalkan posisinya dalam suatu
wacana. Hal ini berarti yang dominan
kekuatan
memegang kendali. Lalu yang posisinya
lebih rendah berarti menjadi objek
yang
dalam
artinya
tipe
produksi
pengetahuan yang berbeda-beda tentang
wacana
melakukan eksklusi atas beberapa
elemen dari sebuah praktik sosial;
membangun
substitusi
wacana
untuk
© 2021Maktabatuna: Jurnal Kajian Kepustakawanan. This is an open access article under the CC BY-SA license
Website: https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/maktabatuna
Maktabatuna: Jurnal Kajian KepustakawananVol 3 No 1. Januari- Juni 2021
ISSN 2723-0163 (Print) ISSN 2723-0171 (Online)
© 2021Maktabatuna: Jurnal Kajian Kepustakawanan. This is an open access article under the CC BY-SA license
Website: https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/maktabatuna
Maktabatuna: Jurnal Kajian KepustakawananVol 3 No 1. Januari- Juni 2021
ISSN 2723-0163 (Print) ISSN 2723-0171 (Online)
© 2021Maktabatuna: Jurnal Kajian Kepustakawanan. This is an open access article under the CC BY-SA license
Website: https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/maktabatuna
Maktabatuna: Jurnal Kajian KepustakawananVol 3 No 1. Januari- Juni 2021
ISSN 2723-0163 (Print) ISSN 2723-0171 (Online)
© 2021Maktabatuna: Jurnal Kajian Kepustakawanan. This is an open access article under the CC BY-SA license
Website: https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/maktabatuna