Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM III

A. Judul :
Mikroba
B. Tujuan :
1. Praktikan diharapkan dapat mengetahui morfologi koloni bakteri.
2. Praktikan diharapkan dapat mengetahui morfologi koloni jamur (kapang dan
khamir).
C. Dasar Teori
Jamur
fungi merupakan organisme bersel tunggal atau bersel banyak. Jamur
merupakan eukariotik dan tidak berklorofil. Sol jamur memiliki dinding yang
tersusun atas kitin. Karena sifat-sifatnya yaitu mengandung kitin, eukariotik dan
tidak mengandung klorofil, jamur ini dikelompokkan dalam kingdom tersendiri
yaitu kingdom fungi. Hal ini disebabkan karena jamur tidak dapat dikelompokkan
ke dalam dunia hewan atau tumbuhan. Jamur tidak dapat hidup secara autotrof,
melainkan hidup secara heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-
bahan organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit
yaitu hidup dari penguraian sampah-sampah (Amien, 1987).
Fungi adalah organisme kemoheterotrof yang memerlukan senyawa organik
untuk nutrisinya (Sumber karbon dan energi). Beberapa fungi bersifat
menguntungkan seperti cendawan (mushroom) sebagai bahan makanan, namun
ada juga beberapa fungsi yang bersifat parasit dengan memperoleh senyawa
organik dari zat hidup dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan,
maupun tanaman (Pratiwi, 2008).
Pada fungi, ada dua istilah, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast). Identifikasi
khamir serupa dengan identifikasi bakteri, yaitu melalui tes biokimia, sedangkan
identifikasi kapang didasarkan pada kenampakan fisik, termasuk karakteristik
koloni dan spora reproduktif (Pratiwi,2008).

1
Khamir (yeast) merupakan jenis jamur uniseluler, bentuk sel tunggal dan
berkembang baik secara pertunasan. Ukuran sel khamir beragam, lebarnya
berkisar antara 1,5µm dan panjangnya berkisar dari 5-30µm atau lebih. Biasanya
sel khamir berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk
bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam biakan
murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk. Sel-sel individu,
tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tak dilengkapi flagellum atau
organ-organ penggerak lainnya. Mikrostruktur khamir terdiri atas kapsul dinding
sel, membran sitoplasma, nukelus, vakuola, mitokondria, globula lipida, dan
sitoplasma (Dwidjoseputro, 2005).
Kapang (mould/filamentous fungi) merupakan mikroba anggota kingdom fungi
yang membentuk hifa. Bagian tubuh kapang dibagi dua bagian, yaitu miselium dan
spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang disebut hifa. Bagian
dari hifa yang berfungsi untuk mendapatkan nutrisi disebut hifa vegetatif.
Sedangkan bagian hifa yang berfungsi sebagai alat reproduksi disebut hifa
reproduktif atau hifa udara (Pratiwi, 2008).
Terdapat tiga macam morfologi hifa, yaitu:
1. Aseptat/Coenocytic hyphae. Hifa yang tidak memiliki dinding sekat (septa)
2. Septat hifa/ hifa bersekat dengan sekat berisi sel-sel uninukleat (satu inti)
3. Septa dengan ruang-ruang yang berisi lebih dari satu inti/multinukleat (Pratiwi,
2008)
Kapang melakukan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari
dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih
cepat dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual (Pelczar,
1999).
Spora seksual dihasilkan dari reproduksi seksual, yaitu peleburan dua nukleus.
Beberapa jenis spora seksual adalah askospora, basidiospora, zigospora, oospora.
Sedangkan jenis-jenis spora aseksual adalah konidiospra, sporangiospora,
arthrospora, klamidospora, dan blastospora (Pratiwi, 2008).

2
Bakteri
makhluk  hidup yang  kecil  sehingga  tidak  bisa  di  lihat dengan mata
telanjang (tanpa bantuan alat pembesar) yaitu menggunakan mikroskop. Bakteri
dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif
didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Pada umumnya bakteri gram
negatif  lebih tahan terhadap aktivitas antimikroba dibandingkan dengan bakteri
gram positif. Perbedaan daya tahan ini disebabkan karena perbedaan komponen
penyusun dinding sel (Syamsuri, 2000).

a) Bakteri gram positif


terdiri dari Senyawa  lain  penyusun dinding sel gram positif yaitu polisakarida
yang  terikat secara kovalen, dan asam  teikoat yang sangat spesifik.
b) Bakteri gram negatif
memiliki 1 lapis rangka dasar murein, dan hanya meliputi + 10% dari berat
kering dinding  sel. Murein hanya mengandung diaminopemelat,
dantidak mengandung  lisin.  Di  luar  rangka murein  tersebut  terdapat  sejumlah  
besar lipoprotein, lipopolisakarida, dan lipida jenis lain. Senyawa-senyawa ini
merupakan 80 % penyusun dinding sel. Asam teikoat tidak terdapat dalam dinding
sel ini (Sumarsih, 2003).

D. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Mikroskop
2. Sediaan preparat bakteri
3. Sediaan preparat jamur(kapang dan khamir)
4. Tusuk gigi
5. Pipet tetes
6. Gelas kimia

3
7. Botol aqua ukuran 1 liter
8. Cover gelas
9.

b. Bahan
1. Roti berjamur
2. Escherichia coli
3. Staphylococcus aureus
4. Kristal violet
5. Lugol
6. Safranin
7. Aquades
8. Alkohol 70%

E. Prosedur Kerja
a). mengamati pembelahan secara mitosis

Ujung akar Allium cepa

Meletakan umbi Allium cepa pada cawan petri yang berisi


air hingga akarnya tumbuh

Memotong ujung akar yang telah tumbuh dengan silet,


ambil bagian yang berwarna
4 putih
Meletakan kedalam gelas arloji dan menambahkan alcohol
70% dan biarkan terendam selama 2 menit

Menghisap alcohol 70% dengan kertas hisap setelah 2 menit

Merendam akar kedalam larutan HCL 1 N selama 5 menit

Mengambil potongan akar dari gelas arloji, kemudian


memotong bagian ujung (tudung akar) dan meletakannya
pada kaca preparat

Menetesi ujung akar Allium cepa dengan acetocarmin, lalu


mencacah dengan silet berkarat kemudian tutup dengan
kaca penutup

Meletakan Preparat diatas lampu spritus, selanjutnya


menggilasnya dengan jempol atau ujung pensil yang tumpul
reparatletakan diatas lampu spritus, selanjutnya
menggilasnya dengan jempol atau ujung pensil yang tumpul
Mengamati tahap-tahap pembelahan mitosis dibawah
mikroskop cahaya

F. Hasil Pengamatan
Gambar hasil pengamatan Gambar tangan
a). Profase

5
Perbesaran 40x10
b). Anafase

Perbesaran 40x10
c). Telofase

Perbesaran 40x10

G. pembahasan
Pada praktikum ini, kami mengamati proses pembelahan sel secara mitosis
yang mana bahan utama dalam pengamatan adalah bahan yang aktif melakukan

6
pertumbuhan. Pada praktikum ini kami menggunakan Allium cepa dengan
mengambil ujung akarnya.
Pada pembelahan mitosis mengamati ujung akar Allium cepa dengan
menggunakan mikroskop cahaya pada perbesaran 40x10 terlihat beberapa fase
pembelahan sel yaitu profase, anafase dan telofase. Pada pengamatan ini kami
tidak menemukan fase metafse karena kurangnya waktu dan ketelitian dalam
pengamatan.

7
H. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum ini adalah:
Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang
berukuran mikroskopis.
Contoh-contoh mikroorganismeantara lain:
a.  Kapang terdapat pada roti berjamur.
b.  Sel-sel khamir terdapat pada permifan dan ragi.
Penyiapan preparasi mikroskop dilakukan secara teratur, teliti dan hati-hati
sesuai dengan prosedur kerja, dimulai dari menyiapkan bahan hingga
membersihkannya kembali setelah digunakan.
Setelah digunakan, mikroskop harus dibersihkan dan ditempatkan pada tempat
yang cukup aman dan sejuk.
I. saran
Di sarankan agar lebih teliti dalam praktikum saat mengamati bakteri dan jamur
dan Agar praktikum selanjutnya dapat memberikan keterangan yang jelas tentang
hasil pengamatan, sehingga kesalahan dalam pembahasan dapat diminimalisir.

8
DA FTAR PUSTAKA
Amien, W. 1987. Mahluk Hidup. Balai Pustaka. Jakarta.
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Pratiwi, Sylvia T, 2008, Mikrobiologi Farmasi, Jakarta, Erlangga.
Sumarsih, Sri. 20 Amien, W. 1987. Mahluk Hidup. Balai Pustaka. Jakarta 03. Diktat Kuliah
Mikrobiologi Dasar. Faperta UPN “Veteran”. Yogyakarta.
Syamsuri., I.  2000.  Biologi 2000.  Erlangga.  Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai