Anda di halaman 1dari 6

KLASIFIKASI SERTA KARAKTERISTIK ARCHAEBACTERIA

Mata Kuliah : Taksonomi Organisme Tingkat Rendah

Dosen Pengampu : Salwa Rezeki S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Cindy Suci Muliandhira (4213220045)


2. Putri Erisa Rizki Lubis (4212220005)
3. Muhammad Fariz (4211220002)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
PEMBAHASAN

A. MIKHORIZA
Klasifikasi :
Mikoriza termasuk kedalam kelas Glomeromikota yang memiliki ciri berbeda dibandingkan
dengan kerabat dekatnya dari kelas Askomikota, Basidiomikota ataupun kelas lainnya
(Simanungkalit et al., 2006). Mikoriza termasuk dalam ordo Glomales dan terdiri dari dua
Subordo yaitu Glomineae dan Gigasporineae. Subordo Glomineae dibagi dalam dua famili yaitu
Glomaceae dan Acaulosporaceae, sedangkan Gigasporineae terdiri atas dua genus yaitu
Gigaspora dan Scutellospora kedua genus tersebut dapat dibedakan atas bentuk sporanya
(Musfal, 2010).
Sistem Klasifikasi Mikoriza berkembang berdasarkan kemajuan penelitian tentang Mikoriza.
Klasifikasi Mikoriza sampai saat ini telah mengalami 4 tahapan perkembangan Sistem Klasifikasi.

Keempat tahapan perkembangan Sistem Klasifikasi Mikoriza tersebut sebagai berikut:

1. Mikoriza dibagi dalam 2 kelompok, yaitu:Ectomycorrhizal dan Endomycorrhizal

2. Mikoriza dibagi dalam 3 kelompok, yaitu:Ectomycorrhizal,Endomycorrhizal dan


Ectendomycorrhizal
3. Mikoriza dibagi dalam 5 kelompok, yaitu :Ectomycorrhizal,Endomycorrhizal,
Ectendomycorrhizal, Ericaceous Mikoriza, dan Orchidaceous Mikoriza (Sylvia et al., 1998)
4. Mikoriza dibagi dalam 7 kelompok, yaitu: Ectomycorrhizal, Endomycorrhizal),
Ectendomycorrhizal,Ericaceous Mikoriza, Orchidaceous Mikoriza, Arbutaceous Mikoriza, dan
Monotropaceous Mikoriza.

Deskripsi :
Istilah mikoriza berasal dari bahasa Yunani kuno : mykes (berarti jamur) dan rhiza (akar).
Karenanya, mikoriza sering diartikan sebagai akar jamur. Mikoriza merupakan fungi yang berasosiasi
simbiotik dengan akar tanaman. Mikoriza pertama kali ditemukan pada perakaran pepohonan hutan
pinus oleh seorang botaniwan Jerman, Frank, pada tahun 1855. Penelitian-penelitian selanjutnya
menemukan bahwa mikoriza ternyata juga ditemukan dalam kondisi alami dalam sistem perakaran
banyak tanaman budidaya (Harley 1969). Dalam hubungan ini fungsi akar tanaman terintegrasi
membentuk mikoriza. Keduanya mendapatkan keuntungan dari asosiasi ini. Fungi mendapat nutrien
organik dari tanaman sedangkan tanaman akan terlindungi dari tanaman patogen lain. Mikoriza
memproduksi substansi allelopathik yang bersifat toksik yang akan menghambat pertumbuhan
tanaman disekitar tanaman tersebut sehingga mengurangi kompetisi. Pada lingkungan yang basah
mikoriza dapat meningkatkan nutrisi, khususnya ketersediaan posfat. Sedangkan di lingkungan
kering/gersang, mikoriza membantu pengambilan air, peningkatan transpirasi.
Assosiasi tanaman dengan mikoriza merupakan suatu interaksi simbiosis mutualisme yang sangat
umum terjadi, mikoriza dapat bersimbiosis dengan sekitar 90% tanaman inang (host). Tanaman
inang tersebut dapat berupa tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan dan tanaman
pakan. Simbiosis yang terjadi antara mikoriza dan tanaman adalah mikoriza masuk ke dalam korteks
akar dan mengembangkan miselium ekstraradikal sampai keluar menembus korteks menjangkau
daerah sekitaran akar tanaman.

Macam - macam mikhoriza :

Jenis mikoriza dibedakan berdasarkan perbedaan struktur tubuh dan cara infeksi terhadap tanaman
inangnya (host). Menurut Barea et al., (2011) mikoriza terbagi menjadi tiga jenis yaitu ektomikoriza,
endomikoriza dan ektendomikoriza.
1.Ektomikoriza merupakan jenis jamur yang memiliki jaringan hifa yang tidak masuk sampai ke
dalam sel korteks tanaman inang namun hanya berkembang diantara sel tersebut membentuk
mantel pada permukaan akar (Musfal, 2010). Ektomikoriza dapat diperbanyak tanpa menggunakan
tanaman inang. Menurut Prasetya (2006) pembentuk ektomikoriza terdiri atas tiga kelompok besar
yaitu Basidiomycetes, Gasteromycetes dan Ascomycetes

2..Endomikoriza tidak membentuk suatu selubung luar tetapi dalam sel-sel akar (intraseluler) dan
membentuk hubungan langsung dengan tanah dan sekitarnya. Hifa jamur memasuki sel tanaman
inang karena menerobos jaringan inang. Inang terlibat asosiasi endotrofik mungkin termasuk
Pycomycetes (memiliki hifa tidak bersekat). Contohnya anggrek, anggrek memiiki endomikoriza.
kelompok genus endomikoriza yaitu:1) Gigaspora, 2)Glomus, 3)Acaulospora

3. Ektendomikoriza merupakan mikoriza yang memiliki sifat perpaduan antara endomikoriza dan
ektomikoriza. Pada akar yang terinfeksi ektendomikoriza terdapat mantel atau tidak ada mantel,
membentuk hartig net dan hifa masuk ke dalam sel (Sastrahidayat, 2010).

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Mikoriza :

Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan mikoriza biasanya lingkungan yang
sesuai untuk pertumbuhan tanaman juga cocok untuk perkembangan mikoriza (Musfal, 2010).
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perkembangan mikoriza terbagi menjadi dua yaitu
faktor abiotik dan faktor biotik yang meliputi iklim, cahaya, suhu, kesuburan tanah dan pH
sedangkan faktor biotik meliputi tanaman inang yang bersimbiosis dengan mikoriza (Sastrahidayat,
2010).

Nilai Ekologis

Mikoriza pada tanaman mampu meningkatkan penyerapan nutrisi dan air yang ada didalam tanah.
Beberapa manfaat dari mikoriza ialah

 Serapan Air dan Hara


Jaringan hipa eksternal dari mikoriza akan memperluas bidang serapan air dan hara. Disamping itu
ukuran hifa yang lebih halus dari bulu-bulu akar memungkinkan hifa dapat menyusup ke pori-pori
tanah yang paling kecil (mikro) sehingga hipa bisa menyerap air pada kondisi kadar air tanah yang
sangat rendah. Serapan air yang lebih besar oleh tanaman bermikoriza, juga membawa unsur hara
yang mudah larut dan terbawa oleh aliran masa seperti N, K dan S. Sehingga serapan unsur tersebut
juga makin meningkat. Disamping serapan hara melalui aliran masa, serapan P yang tinggi juga
disebabkan karena hipa cendawan juga mengeluarkan enzim phosphatase yang mampu melepaskan
P dari ikatan-ikatan spesifik, sehingga tersedia bagi tanaman.

Mikoriza juga diketahui berinteraksi sinergis dengan bakteri pelarut fosfat atau bakteri pengikat N.
Inokulasi bakteri pelarut fosfat (PSB) dan mikorisa dapat meningkatkan serapan P oleh tanaman
tomat dan pada tanaman gandum. Adanya interaksi sinergis antara VAM dan bakteri penambat N2,
pembentukan bintil akar meningkat bila tanaman alfalfa diinokulasi dengan Glomus moseae.
Sebaliknya kolonisasi oleh jamur mikoriza meningkat bila tanaman kedelai juga diinokulasi dengan
bakteri penambat N, B. japonicum.

 Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan

Rusaknya jaringan kortek akibat kekeringan dan matinya akar tidak permanen pengaruhnya pada
akar yang bermikoriza. Setelah periode kekurangan air, akar akan cepat kembali normal. Hal ini
disebabkan karena hifa jamur mampu menyerap air yang ada pada pori-pori tanah saat akar
tanaman tidak mampu lagi menyerap air. Penyerapan hifa yang sangat luas di dalam tanah
menyebabkan jumlah air yang diambil akan meningkat.

c. Proteksi Dari Patogen dan Unsur Toksik

Mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui perlindungan tanaman dari patogen
akar dan unsur toksik. Struktur mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi bagi terjadinya
patogen akar. Jamur mikoriza dapat melepaskan antibiotik yang dapat mematikan patogen.
Mekanisme perlindungan dapat diterangkan sebagai berikut :

1.Mekanisme dapat berfungsi sebagai barier masuknya patogen.

2. menggunakan hampir semua kelebihan karbohidrat dan eksudat lainnya, sehingga tercipta
lingkungan yang tidak cocok untuk patogen.

Mikoriza juga dapat melindungi tanaman dari ekses unsur tertentu yang bersifat racun seperti logam
berat. Mekanisme perlindungan terhadap logam berat dan unsur beracun yang diberikan mikorisa
dapat melalui efek filtrasi, menonaktifkan secara kimiawi atau penimbunan unsur tersebut dalam
hipa cendawan.

Anda mungkin juga menyukai