Anda di halaman 1dari 10

Berdamai Dengan keadaan

Karya : Rika umami

Prakkk..."

"Hati-hati kalau jalan mata nya di pakai jangan cuma dipasang doang dimuka"ujar elika yang tidak bisa mengontrol
mulutnya.Tanpa melihat wajahnya Elika marah-marah dengan pria yang menabraknya itu.

Barisan buku- buku yang berdiri rapi di rak itu membuatnya bagai berada diantara banyaknya pilihan ia ingin membaca nya
secara bersamaan jika itu bisa ia lakukan. kegilaan nya terhadap membaca buku-buku fiksi terutama novel membuatnya setiap
hari pergi ke tempat itu.

Sialan hari ini ia kehilangan buku yg tdi diinginkannya itu semua karna kecerobohan orang yg berkerumun saat mengunjungi
perpustakaan.

" teng,,,,teng,,,teng " bel berbunyi yang menandakan jam istirahat habis dan pelajaran selanjutnya dimulai.
Elika,safira dan satu temannya lagi Dika kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Elika yang biasanya selalu
menceritakan tentang apa yg ia baca hari ini tidak dilakukannya. Tentu saja itu karna kekesalannya atas kehilangan buku yg ia
inginkan. Belum 5 menit elika dan teman-temannya tiba dikelas pak Andi masuk ke kelas ia adalah guru yang cukup dikenal
kiler dengan segala hal yang ia tidak suka maka dia akan main nilai dan jika ada yang melanggar peraturan nya akan mencatat
nama mereka yang melanggar peraturannya di hari itu dan memberikannya murid- murid nya nilai jika mampu menjawab
pertanyaan yang cukup menjebak.

Pelajaran nya memang di jam terakhir tang membuatnya cukup terkantuk saat mengikuti pelajarannya. "El teggakkn kepala
mu"ucap pak Andi saat mendapati Elika yang meletakkan pipihnya diatas meja.

"Teng,,,,teng,,,,teng,," houhhhhh syukurlah ucap Elika dengan lega karna jam sekolah sudah berakhir" semuanya membereskan
buku- buku dan bersiap untuk pulang. Elika yang pulang berdua dengan Dika menuju keluar kelas dan menunggu angkot
didepan gerbang sekolah.

*dua puluh menit kemudian Elina tiba dirumah* rumah Elina memang lebih dekat daripada rumah Dika yang berjarak sekitar
30 meter dengan rumah Elika. "byy Dik sampai jumpa besok disekolah".

Elika segera membuka pintu sambil mengucapkan salam "Assalamualaikum buk"tapi tidak sautan yang didengarnya yang ada
hanya suara adiknya yang jauh dibelakang yang sedang makan siang.

1
" Elin mana ibu...?" tanya elika

"Kerumah kakek!?"

"Owh gitu" Elina hanya menjawab singkat dan segera menuju kamarnya.

Elin adik kecil nya yang bisa dibilang jahil . Umurnya juga jauh berbeda dengan Elika. Ia masih duduk di bangku SD Elika sendiri
duduk di bangku SMA kelas XII. Elika dan adiknya bisa dilihat seperti kucing dan tikus.

"Boeurrr..."* suara deguran pintu yang di bukaknya

Ia pergi kekamar dengan hati yang sedikit marah karna ditinggal ibunya pergi kerumah kakeknya untuk beberapa hari. Kamar
tempat yang menjadi saksi bisu tentang apa yang ia keluhkan,inginkan,dan kebahagiaannya.

Sambil mendinginkan badannya yang panas kena terik matahari diluar ia merenungkan tentang masa depannya ia memikirkan
untuk melanjutkan sekolah atau kuliah. Ia ingin memilih kuliah tetapi ia sadar ekonominya tidak cukup untuk melanjutkan
kuliah. Ia sadar kalau ia kuliah akan membebani orang tuanya . tapi karna ia nekat mencoba memilih jalur-jalur beasiswa untuk
kuliah ia tetap mencoba untuk mengikuti kegiatan kegiatan yang akan membawanya ke dalam beasiswa. "Dorrrrrrrrrr....." ucap
Elin mengagetkan kakaknya yang termenung

Keheningan yang ia pikirkan sekejap pecah karna ia terkaget oleh adiknya. "Kak pergi ke pasar yuk..kita dolan itung itung
refresing ." hmmm boleh tapi tunggu sore mataharinya masih menyengat ." timbal Elika ke adiknya.

Mereka memang sering pergi kepasar dibanding ke indomaret, supermarket, karna alasannya disana harganya lebih mahal.
Mereka lebih suka ke pasar karna disana banyak aneka ragam dagangan yang dijual oleh penjual disana. Mereka memang
tinggal di desa yang bisa dibilang cukup kecil karena itu tempat mereka tidak terdapat Mol-mol besar.

Mereka tidak jarang pergi kepasar hanya untuk main main melepaskan penat. Mereka hanya akan membeli sesuatu yang bisa
dibilang cma beli aksesoris yang menurut mereka lucu dan unik.

Tidak jarang mereka pergi menemani ibunya untuk belanja kebutuhan rumah tangga satu minggu."Lin kita mau kemana lagi aku
sudah lelah ayo kita pulang....lin lin ELIN (triaknya ditempat yang ramai itu.." Elika memanggil adiknya untuk mengajak pulang.

*sambil menoleh ke belakang ia melihat ternyata .. sang adik berhenti disebuah tokoh*

Yang sedang menawarkan promosi baju lengan pendek, elika ingin membelinya dan memilih- milih baju tersebut. Elika
mendekat menghampiri adiknya yang sedang asyik memilih baju yang akan dia beli dia menemukan baju yang dia inginkan dan
membelinya. Ia memutuskan membeli baju warna coksu yang merupakan warna favorit nya.

2
Elika melirik tangan kirinya yang menunjukkan bahwa hari sudah sore. "Lin ayo pulang ntar dimarahi ibuk ...." panggil Elika
kepada adiknya itu. Kata- kata itu hanya diucapkannya hanya untuk membuat adiknya segera pulang. Elin yang sadar kalau ibu
mereka tidak ada dirumah hanya acuh kepada ucapan kakanya.

*setelah beberapa lama ia memilih baju yang ia inginkan, Elin segara mendekati kakaknya yang menunggu dari tadi diluar
tokoh. Mereka bergegas pulang dan menghentikan sebuah angkutan umum. Sebenarnya mereka bisa saja berjalan kaki tetapi
memakan waktu yang cukup lama.

"Bang komplek Teratai ..."

Supir angkot itu menganggukkan kepala dan mereka berdua segera menaik angkot tersebut. Diperjalanan Elin memberi tahu
Kakaknya tadi ia membeli kaos berwana biru muda dan esok ia akan pergi kerumah temannya untuk menyelesaikan tugas
prakarya. "Hmmm iya besok pulangnya jangan terlambat" timbal Elika

** kiri-kiri bang...."

Mereka sudah smpai didepan rumah dan tidak lupa memberikan ongkos kepada supir, memang tidak lama hanya sekitar 17
menit untuk sampai kerumah.

Mereka segera masuk rumah dan menuju kamar masing-masing untuk membersihkan badan mereka. Kemudian Elika pergi ke
dapur untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Elika yang sedang memasak kemudian memberikan tugas kepada si bungsu untuk
menyiapkan meja makan diruang makan. Elin sendiri satu persatu mengambil perlengkapan makan dan menatanya diatas
meja . mereka tau jika ayah sudah pulang ayahnya lngsung saja makan seperti orang yang belum makan 3 hari. Ayahnya
memang sering lembur dan terkadang pulang larut malam tetapi ia tidak perlu menunggu ayahnya pulang untuk membukakan
pintu mereka memegang kunci masing-masing satu kecuali sibungsu.

"Semua sudah siap Lin...!"ujar Elika kepada adiknya

"Siap kak"

3
Setelah selesai menyiapkan makanan diatas meja dengan rapi mereka tidak lupa solat magrib bersama . Tanpa menunggu lama
mereka makan berdua karna ibu pergi kerumah kakek. Setelah selesai mereka membereskan piring-piring yang mereka
gunakan sisanya tetap ditinggalkan disana. Mereka kembali kekamar masing-masing untuk belajar kemudian tidur.

"Tring,,,tring,,,,gringggg,,,,,," bunyi alarm dari kamar Elika.

Hari telah menunjukkan pukul 4.20 Ia bangun dan mencuci muka dan pergi ke kamar Elin untuk membangunkan Elin.

"Lin bangun dek ini sudah masuk subuh,,,,," Elin yang mendengar suara kakaknya langsung bangkit dari ranjangnya.

Elika yang sudah membangunkan Elin dan menyuruhnya untuk pergi kekamar mandi dan segera mengambil air wudhu untuk
sholat subuh.

Waktu berjalan cepat tanpa ia sadari waktu telah menunjukkan pukul 6.45 itu waktu dimana ia harus pergi kesekolah. Ditengah
perjalanan bus sekolah yang ia tumpangi pecah ban, semua penumpang yang merupakan anak sekolah harus turun dari bus
tersebut. Mereka turun beramai-ramai seperti kambing yang sedang di iring untuk keluar kandang. Bukan apa mereka pergi
dengan terburu-buru semua termasuk Elika yang takut sekali terlambat ke sekolah.

"Houuuuuhhhhh...Akhirnya sampai juga disekolah "ucap Elika yang bernafas lega karna ia tidak terlambat kesekolah. Hal ini
bukan pertama kali dialami Elika saat pergi kesekolah.

"1....2....3....dooooor "teriak Safira mengagetkan sahabatnya itu.

"Kau ini saf tidak lihat aku baru saja bernafas lega karna tidak ditutup gerbang sekolah oleh satpam..." ujar Elika setengah kesal.

" cup-cup sayang ku janganlah merajuk ntar cantiknya luntur lo..."Bujuk safira untuk menghilangkan rasa kesal Elika.Mereka
masuk kedalam berdampingan.

4
"Pagi anak- anak."

"Pagi pak...."mereka menjawab secara bersamaan dengan suara yang kompak."Perkenalkan ini teman baru kalian dia murid
dari SMA CEMPAKA 03 namanya Dinda Prayitno putri. Ayo silakan duduk disamping bangku yang kosong itu" Sambung pak Andi
yang mempersilakan Dinda duduk dibangku yang kosong. Disana sudah ada satu orang dia adalah Safira teman dari Elika dan
Dika.

"Hai din kenalin aku Safira permata syari,,,kamu bisa panggil aku safira " sapa nya ke teman baru itu.

"Cie,,,cie,,,cie,,, safira dapat friend baru ni....!" ejek Elika dan Dika.

Setelah perkenalan mereka langsung masuk KBM mereka dengan guru yang bersangkutan...semua murid mendengar
penjelasan dari guru dengan seksama. Kecuali Ari yang duduk berseberangan dengan mejanya Dinda dan Dika.. Ya, Dinda
memang murid baru dan memiliki paras yang cantik jadi tidak heran jika ada yang meliriknya. Ari memang dikenal jahil, dan
nakal. Namun sikap Ari berbanding 360° dengan Gibran teman sebangkunya Ari yang cuek dan dingin saat menghadapi orang
lain.

Sikapnya yang dingin dan cuek membuat Elika tertarik padanya. Dia adalah satu-satunya pria yang memiliki sikap itu dalam
kelas Elika itu sebabnya ia menyukainya.

"Trrinnnng.....triinggggg"bunyi bel sekolah menandakan waktu istirahat,,,, Elika dan temanya Dika pergi ke perpustakaan
sekolah tapi tidak dengan Safira yang pergu ke kantin dengan teman barunya itu. Elika dan Dika memang lebih sering ke
perpustakaan saat istirahat karna disana mereka dapat melihat anak-anak cowok yang rajin,pintar dan tampan membaca buku
salah satu Gibran teman sekelasnya,,, Elika sengaja memilih duduk jauh dari Gibran. Dengan alasan agar orang yang sedang
diperhatikannya secara diam-diam tidak sadar kalau ada yang memperhatikannya. ng dan jarang berkomunikasi, yang
semulanya mereka tiap malam selalu video call semenjak kehadiran Dinda hanya Elika dan Dika saja yang melakukan itu.

Mereka melakukannya setiap hari seperti itu tanpa Dika yang lebih asyik bersama Dinda. Hari pertama kedua memang tidak ada
rasa cemburu dan merasa jauh dengan Safira yang sekarang sangat dekat dengan Dinda. Lama kelamaan mereka merasa asing.

Keesokan harinya Elika Dika, dan safira tidak saling sapa. Karna meja Elika belakang dan meja Safira tepat didepan Meja Elika
dan Dika. Elika melihat sering melihat dinda yang mengobrol asyik dengan Gibran seperti sudah kenal lama. Hal inikah yang
membuat Elika marah dengan Dinda. ia beranggapan bahwa Dinda mengambil sahabatnya Safira, dan sekarang Dinda juga
mengagumi orang yang ia kagumi. Rasa kesal Elika semakin menjadi ketika ia tau Gibran tertarik kepada Dinda. Emosi semakin
tinggi dan tidak bisa ditahan, sampai pada akhirnya dia pindah meja dan mengajak Dika ke meja bagian dekat dengan dinding
yang jelas jauh dari mejanya Dinda dan Safira.

5
Safira bingung dan merasa dijauhi oleh dua temannya itu. Istirahat hari ini Safira dan Dinda menyusul Elika ke perpustakaan dan
mencoba berbicara kepada temannya itu. "Kenapa kok pindah meja disana ntar nggak bisa se contekan lagi lo.."

"Nggak papa meja disana tidak dengar kalau guru sedang menjelaskan makanya aku pindah ke sana"..timbal Elika dengan
senyum paksa.

Ya sudah kalau gitu ,,,ke kantin yuk El" pintak Safira mengajak Elika dan Dika ke Kantin. Tidak kami masih ingin membaca disini"
ujar Elika menjawab ajakan Safira dan Dinda

Safira tidak menanggapinya dengan serius dan pergi ke kantin dengan Dinda.

" Hari ini entah kenapa Gibran tidak ke perpustakaan padahal aku ksini hanya untuk melihatnya dengan jelas karna dikelas
banyak kepala-_ kepala yang menghalangi pandangannya"gumam Elika didalam hatinya.

"El...Elll apa yang kau lihat diatas.." ucap Dika yang heran melihat temannya memfokuskan mata bagai orang yang ding dong,,,
Dika tidak sadar apa yang dilihat Elika diatas sana.

Letak kantin tempat anak-anak melepas rasa lapar tepat berada dibelakang bagian atas perpustakaan yang ia tempati saat
istirahat, ia memfokuskan pandangannya kesana bukan karna ia melihat Dinda Dan Safira tetapi disana juga ada Gibran yang
sedang makan dan duduk berhadapan dengan Dinda.

"Entah apa yang terjadi pada Gibran sehingga hari ini ia makan dikantin sekolah biasanya ia selalu pergi ke perpustakaan"
begitu pikiran. yang merasuki Elika. Hal ini membuatnya semakin marah kepada Dinda karna Dinda sekarang Lebih akrab
dengan Gibran.

Tapi...entahlah dia hanya diam sepanjang jalan dengan pikiran yang bercampur aduk...Hari ini ia pergi ke kelas lebih awal dari
biasanya. Sebelumnya ia pulang ke kelas setelah bel berbunyi tapi tidak hari ini.

El mau kmna ini bell belum bunyi......"ucap dika ke elika yang sekaligus heran dengan sikap sahabatnya itu.

Elika yang tidak karuan langsung kembali ke kelas dengan keadaan diam dan tidak mengeluarkan satu kata pun kepada Dika
yang sedang bingung. Dika hanya bisa mengikutinya tanpa biacara.

Bell bunyi sudah berbunyi semua siswa segera menyiapkan diri untuk berkemas dan pulang ke rumah. Tapi tidak dengan Elika
yang tidak bersemangat ketika mendengar bel pulang. Karna Dika dan Elika searah jadi mereka pulang bersama. Hari ini
sahabatnya itu terlihat tidak bersemangat, tetapi ia hanya bisa diam karna itu ia hanya berjalan disamping Elika sambil menuju
tempat persinggahan angkutan umum.

6
**Dua puluh menit kemudian Elika tuba lebih dulu dirumah dibandingkan dengan Dika. Karna memang rumah Elika lebih dekat
kesekolah dibanding rumah Dika.

Sesampainya dirumah Elika melepaskan sepatu tas dan jilbabnya dan meletakkan semua sesuai dengan tempatnya. Ia
menghentikan langkahnya di depan kasur dan mengentamkan tubuhnya di atas kasur dengan nafas lega, karna hari yang ia
jalani hari ini selesai.

Ia berbaring diatas tempat tidur cukup lama hingga ia merasa lelahnya hilang. Ia bergegas pergu ke dapur untuk makan siang.
Adiknya Elin sedang kerja kelompok dirumah teman sekelasnya ia makan siang sendiri.

Seperti biasa setelah ia menyelesaikan makan siangnya ia kembali ke kamar untuk duduk dan merapikan buku- buku yg dipakai
hari ini..baru setelah itu ia duduk dengan santai dibelakang jeruji besi dari jendelah kamarnya. Ia termenung memikirkan
sekolahnya. Pikiran itu kembali menggoncang pikirannya ingin rasanya ia menjadi temannya Dika yang kuliah tanpa memikirkan
beban.

Yaa memang Dika terbilang keluarga yang mampu. Ayahnya jadi tengkulak dan ibunya pedagang.

"Kuliah tidak kuliah tidak kuliah tidak kuliah tidak kuliah tidak...." sambil menghitung jarinya ia memikirkan untuk melanjutkan
sekolah atau tidak,,,

Elika seakan menjadi orang yang ling-lung seperti orang stress hari ia bertekad untuk kuliah agar bisa membanggakan orang
tuanya keesokan hari nya ia memilih untuk tidak kuliah karna kendala ekonomi.

Ia dihantui terus menerus oleh keinginannya yang sangat diimpikannya, tetapi karna ia sadar orang tuanya tidak akan sanggup
untuk membiayainya....harapannya seakan putus ia mengabaikan urusan melanjutkan sekolah ia sering mendengar teman-
temanya membahas tentang kuliah yang akan mereka raih. Ia hanya bisa memasang muka dengan senyuman datar tanpa
semangat.

Ia tau bahwa ayahnya hanya seorang petani sedangkan ibuk hanya menjadi ibu rumah tangga biasa. Dengan segala kekurangan
mereka beliau berusaha memenuhi dan membuat anaknya menjadi bahagia.

Sekali lagi pikiran,jiwa dan otaknya bertentangan ditempat tidurnya itu, hal ini tentu saja membuat batinnya terombang -
ambing. Pikirannya tidak lepas dari hal itu. Setiap hari tetap berlalu seperti biasa. Dengan beban pikiran yang begitu menumpuk
terkadang membuat tugas-tugas lainnya terbengkalai saat mood nya benar-benar hancur.

Tanpa sadar ia tertidur lelap hingga tak sadar hari telah sore. Aktivitas biasanya diwaktu sore hari terus berjalan.sampai ia
tertidur dan terbangun saat pagi ia pergi ke sekolah.

Saat tiba disekolah ia bisa melupakan yang ada di pikiran nya tak terkecuali saat teman- temannya membahas tentang kuliah
batinnya merasa lemah dan bergejolak merasa seakan ia tidak punya impian. Ia hanya diam dan mendengar cerita teman-
teman lainnya.

7
Saat pelajaran prakarya dikelasnya pak Adi membagi menjadi 3 kelompok dimana dalam satu kelompok terdiri 11 orang dan
masing-masing kelompok diberi tugas untuk membuat produk makanan baik makanan modifikasi maupun tidak. Nthlah satu sisi
Elika bahagia karna sekelompok dengan orang-orang yang dekat dengannya. Salah satunya orang yang ia sukai juga satu
kelompok dengannya dan juga dengan Dinda. Elika tidak terlalu menampilkan wajah senangnya karna satu kelompok. Karna
jujur saja tidak ada satupun temannya yang tau jika ia menyukai salah satu anggota kelompoknya itu.

*Ia melihat tangannya dsn jam menunjukan pukul 1.30 dan 15 menit lagi bel pulang akan berbunyi*

"Teng,,,teng,,,,teng,,,, " hal yang paling ditunggu oleh semua siswa akhirnya berbunyi, kelas bubar dan sekolahan sepi. Pulang
sekolah ia langsung pulang kerumah sendirian tanpa Dika karna ia terhipnotis dengan pikirannya ia lupa bahwa ia pulang
bersama Dika. Dika juga bingung dengan sikap temannya. Karna ini hal pertama ia pulang tanpa Elika. "emmm ada apa
dengannya kenapa ia bersikap aneh akhir- akhir ini" gumamnya dalam hati.

Dika memutuskan untuk main ke rumah Elika untuk mencari tau kenapa, ada apa dan mengapa temannya menjadi seperti ini. "
Assalamualaikum,,,,Lik Lik, assalamualaikum Lik Elika..." ucap Dika sambil mengetuk pintu rumah Elika. "Waalaikum salam kak
ada apa ya" timpal adiknya yang membukakan pintu rumah untuk Dika. " Elika nya ada dek saya teman sekelasnya. "Owh ada
kak masuk kakaknya lagi tidur,,,,masuk aja kak sekalian bangunin dia nggak keluar kamar sejak pulang sekolah tadi" ajak Elin
yang juga heran dengan kakaknya.

Dika masuk dan mengetuk pintu kamar Elika, " assalamualaikum el",,,,,bangun El ini gue Dika kangen sama lo" rayu Dika yang
membangunkan Elika yang tertidur dengan posisi yang tidak biasa itu. Dika mencubit dan membuat Elika terbangun. "eee kamu
Dik sejak kapan datang,,aku tidurnya jelek ya " gurau Elika yang mencoba menghilangkan ke risauan temannya. "Maaf ya tdi
Pulangnya gak bareng " ucap Elika yang meminta maaf. " iya nggak papa kok aku ngerti keadaannya". Timpal Dika yang
menenangkan pikiran Elika.

"Emmmm btw baswey end Anywey lo kenapa El, lo sikapnya aneh dari menjauh dari kami, suka melamun sendirian, yang
biasanya paling banyak makan mala nggak doyan makan. Lo ada apa kenapa cerita ini gunanya teman, kita nggak cma nemenin
pas senangnya aja tapi juga las duka maupun cita" jelas Dika yang penasaran.

"Nggak papa Dik gue cma lagi nggak mood aja buat makan dan masalah gue suka nyendiri itu karna gue lagi capek karna
pekerjaan rumah sebagian besar gue yang ngerjain ibu gue pergi kerumah nenek dan kakek," ucap Elika yang meyakinkan
temannya.

8
Dika yakin itu bukan alasannya. Oleh karna itu, ia membujuk elika sampai elika jujur. "Gue nggak percaya dengan yang lo
ucapin" pungkas Dika yang tidak percaya dan ini ketiga kalinya Dika bertanya. Akhirnya Elika menjawab semuanya dengan
singkat padat jelas.

" Gue cma lagi ada masalah dikit tentang pendidikan yang membuat gue kepikiran terus, dan soal gue suka nyendiri itu karna
gue nggak enak ganggu kalian bertiga lagi asyik bercanda" jawab Elika yang dengan ekspresi lesuh dan sedikit sedih.

"Ngaaklah El kita nggak lupa sama lo kita tetap suport lo dan masalah yang aku dan safira dekat dengan Dinda itu karna dia anak
baru dan belum memiliki banyak teman." ujar Dika untuk menenangkan Elika."emmmm gue pulang dulu ya soalnya ada janji
sama si aa'. "Pamit Dika yabg tidak mau menganggu waktu istirahat Elika." hmmmm iyh iyh pergi sana aa' lo udah nungguin."by
by by sayang ku" ejek Dika yang menguyon Elika.

"Hmmm dia benar mereka dekat dengan Dinda karna Dinda anak baru dan belum memiliki teman kenapa aku harus marah
tanpa alasan" gumam Elika didalam hatinya.

*lagi, lagi, dan lagi ia diracuni pikiran yang membuatnya bimbang untuk kuliah atau bekerja. Niat hatinya ingin kuliah terlebih
lagi ia sudah masuk dalam katagori siswa elinggible yang bisa masuk perguruan tinggi tanpa tes, dan lebih lagi datanya sudah
terdata di DTKS untuk mendaftar KIP KULIAH keinginan yang begitu besar membuatnya menangis semalaman karna satu sisi ia
ingin melanjutkan sekolahnya dengan jurusan prodi yang dipilihnya, tetapi sekuat apapun ia mencoba maju untuk
memperjuangkan keinginannya ia akan tetap kalah dengan keadaan yang sekarang ini.*

Hingga akhirnya ia mencoba berdamai dengan keadaan yang ia hadapi sekarang. Disamping itu ada sosok laki- laki yang bisa
dibilang penyemangatnya mencoba mensuport dirinya. Ya dia adalah lelaki yang ia temui setelah ia melupakan Gibran yang
sebelumnya ia kagumi.

Memang pertemuan dan hubungan mereka masih dibilang masih baru, tetapi ia kira ia adalah lelaki yang tepat untuk saat ini
Dan semoga kedepannya tetap seperti ini. Dengan kehadiran Endi ia cukup terkendali dan hal yang ia lakukan pun Mulai tertata.
Sejak ia mengenal Endi ia bisa cerita tentang semua keluhan yang ia miliki mengenai masalahnya terlebih lagi Endi adalah
pendengar yang baik.

"Emmmnnng,,,liatnya matahari yang sudah muncul dari arah jendela nya menyilaukan matanya. Ia bergegas mandi dan
menyiapkan sarapan."Lin Elinnnn bangun udah siang" ujarnya membangun adiknya sambil mengetuk pintu kamar sang adik.
Elin yang terbangun dari ketukan serta panggilan kakaknya bangun dan segera mandi.

Sabtu dimana sekolahan libur dan Elika pergi ke sekolah untuk latihan upacara sebagai upacara satuan seluruh kelas XII IPA
karna hari senin yang akan datang adalah hari terakhirnya.

"Zzzzzt,,,,zzzzt"getaran hp milik Elika terasa disaku celananya ia segera mengangangkat nya.

"Ia assalamualaikum Dik". "lo dimana El kita semua udah kumpul di lapangan" Timbal Dika yang sedang menunggu Elika di
bawah pohon sekolahan."iyah iyah bentar otw ni" jawab Elika untuk menangkan temannya yang sudah menunggu padahal ia
sendiri sedang duduk dan sarapan bersama adiknya.

9
Setelah itu ia berpamitan dengan adiknya dan pergi kesekolah." emm kakak kesekolah duku ya Lin ntar siang kakak ada dirumah
kamu jangan keluyuran"."siap kakak ku sayang"ujar Elin yang membuat kakaknya nyengir.

"Saf Kira- kita bagus nggak ya jadi petugas sen......."."hay gayssss besti- besti ku tersayang" sambil memotong Pembicaraan
teman- temannya.

Elika yang sudah luluh dan siap menerima keadaannya dengan iklas membuatnya tidak lahi bersifat acuh kepada teman-
temannya, safira, Dika, dan Dinda. mereka menjadi akrab seperti sebelumnya.

"Yaudah latihan yuk ini udah pada kumpul semua"ucap Ari yang menjadi ketua di acara itu. Ya dia dijadikan menjadi ketua dari
petugas gabungan itu karna dengan sikapnya yang dingin dan tegas. Sekali saja ia berkata maka seluruhnya akan berjalan karna
ia cukup disegani oleh yang lainnya.

"Baris- baris berdiri dan baris dimana tempat ditentukan saat sebelumnya jangan ada yang pindah posisi, dan ingat jangan ada
yang main- main ini hari terakhir kita semua latihan jadi jangan buat kita malu sendiri saat upacara besok lusa".

Semuanya bergerak menuju tempat yang telah ditentukan dan latihan dihari itu menjadi sangat hening yang bersuara hanya
yang sedang bertugas dan itupun masih menunggu gilirannya.

Latihan upacara itu berlangsung kurang lebih satu jam dan kemudian mereka istirahat dengan berteduh dibawah pohon- pohon
yang rindang didepan kelas tengah antara IPA 2 dan IPA 4.

Elika yang sudah berdamai dengan keadaan nya bisa menghadapi semua orang seperti sebelum ia mengalami semuanya. Elika
sadar yang ia lakukan selama ini salah dan seharusnya orang disekelilingnya tidak ikut mendapatkan dampak dari semua beban
pikirannya. Bercanda dan bergurau kembali dengan teman-temanya tanpa memperhatikan waktu. Waktu yang satu jam
menjadi lima menit.

Hingga dua jam telah berlalu dan itu waktu yang cukup untuk hari ini semuanya pulang bersamaan keluar dari gerbang sekolah
dengan senang hati dan penuh suka cita. Begitu juga dengan Elika, Dika, Dinda Dan Safira mereka pulang dengan mengendarai
kendaraan umum sambil bercanda ketika perjalanan itu.

THE END

10

Anda mungkin juga menyukai