Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SEJARAH

“Diajukan untuk memenuhi tugas yang terstrukur dalam matakuliah sejarah peradaban islam ”

Disusun Oleh :

Kelompok 1

DENNY RUSMAN : 4321048

SELAMAT ASKANDARIA : 4321042

Dosen Pengampu :

NURFITRIA DEWI

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM ( KPI )

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH ( FUAD )

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI ( IAIN)

2022 M/ 1443 H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
mencurahkan rahmatnya kepada kita semua sehingga dengan itu kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sekuat kemampuan kami, seiring dengan itu sholawat dan salam
marilah sama-sama kita gemakan kepada Nabiyallah Muhammad Saw.

Makalah ini berjudul Sejarah yang kami susun dalam rangka memenuhi tugas
terstruktur dalam mata kuliah Sejarah Peradaban Islam Dalam hal ini kami mengucapkan
terima kasih banyak kepada Ibuk Nurfitria Dewi selaku dosen pengampu dalam mata
kuliah Sejarah peradaban islam yang selalu memandu kami dalam segala hal dan
mencurahkan ilmunya.
Semoga makalah ini dapat membuka wawasan kita dan memberikan manfaat
kepada kita semua terkhususnya kepada kami penulis serta memperkaya wawasan kita apa
yang dipaparkan dalam makalah ini.

Bukittinggi, 27 februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

A. latar Belakang
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
D. Manfaat penulisan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. Pengertian Sejarah Peradaban Islam 2


1. Pengertian Sejarah 2
2. Fungsi Sejarah 4
3. Pengertian Kebudayaan dan Peradaban Islam 5
4. Pengertian Sejarah peradaan Islam 6

BAB III PENUTUPAN 8

A. Kesimpulan 8
B. Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. latar Belakang

Studi Sejarah Kebudayaan Islam yang merupakan studi kehidupan sosial masa lampau
akan dapat dimengerti secara baik jika pelakunya mempunyai bekal pemahaman tentang
apa sebenarnya Sejarah itu, bagaimana metodenya, dimana kejadiannya, serta apa
gunanya hal itu dipelajari. Tanpa mendapat jawaban yang benar terhadap hal-hal yang
dikemukakan ini, jarang sekali seseorang akan dapat tertarik dan dapat menarik manfaat
dari studi ini. Dari sekian pertanyaan itu, pertanyaan mengapa merupakan pertanyaan
yang ringan tetapi memerlukan jawaban yang tepat dan untuk itu diperlukan penalaran
yang logis dengan mempergunakan informasi yang relevan dan akurat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Sejarah?
2. Apa-apa saja Fungsi Sejarah?
3. Bagaimana Pengertian kebudayaan peradaban Islam?
4. Bagaimana Pengertian Sejarah Peradaban Islam?

C. Tujuan
1. Agar kita mengetahui tentang pengertian sejarah.
2. Agar Kita mengetahui apa-apa saja fungsi sejarah.
3. Agar kita mengetahui pengertian dari kebudayaan peradaban Islam.
4. Dan agar kita mengetahui pengertian dari sejarah perdaban Islam.
D. Manfaat penulisan
Makalah ini di buat dan diharapkan agar dapat memberi manfaat kepada pihak
berikut:
1. Bagi penulis, makalah ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk melatih
keterampilan lebih kreatif lagi dalam menulis sebuah karangan karya ilmiah
penulis.
2. Bagi semua pihak masyarakat (pembaca), makalah ini diharapkan dapat memberi
informasi kepada masyarakat tentang sejarah peradaban islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah Peradaban Islam


1. Pengertian Sejarah

Sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia. Defenisi sejarah ini
sekali dikemukakan oleh para ahli, namun defenisi itu baru akan tampak representatif
bila sejarah itu dilihat dalam pengertiannya secara subjektif dan objektif. Sejarah sebagai
kisah atau cerita itu merupakan pengertian yang subjektif , yakni peristiwa masalalu yang
telah menjadi pegetahuan manusia. Sedangkan peristiwa sejarah dikatakan sebagai suatu
pernyataan dikatakan objektif, karna masih di luar pengetahuan manusia. Berdasarkan
pengertian terakhir, jelaslah bahwa peristiwa sejarah itu mencangkup segala hal yang
dipikirkan, yang dikatakan,yang dikerjakan, yang dirasakan dan yang dialami oleh
manusia, seperti dikatakan oleh Kuntowijoyo dalam bukunya pengantar ilmu sejarah
1995 ; 17, yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (1999 :1). Dengan demikian,
lapangan sejarah ini meliputi segala pengalaman manusia, sehingga sejarah itu
merupakan pengungkapan fakta mengenai apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana
sesuatu itu telah terjadi.

Di samping itu, faktor manusia dalam perspektif sejarah sangatlah menentukan,


karena berdasarkan kesadaran nya manusia memiliki nilai historis, yakni selalu
berkembang dalam rangka merealisasikan dirinya secara konkret. Oleh karena itu,
peristiwa manusia sebagai kenyataanya bersifat simbolis dan mengandung makna. Karena
peristiwa sejarah bukan hanya kejadian fisik, melainkan juga peristiwa-peristiwa
bermakna lainya yang tergambar sepanjang waktu,maka terungkaplah bentuk-bentuk
pertumbuhan, kejayaan, dan keruntuannya. Dalam hal ini, sejarah sesungguhnya identik
dengan peradabaan manusia. Pemahaman terhadap sejarah sama hal nya dengan
pemahaman terhada kebudayaan. Berdasarkan pengertian tersebut dapatlah dipahami
bahwa sejarah adalah sebuah ilmu yang berusaha menemukan, mengungkapkan dan
memahami nilai serta makna budaya yang terkandung dalam peristiwa masa lampau.

Untuk mempertegas pengertian sejarah sebagai ilmu, terlebih dahulu perlu di telusuri
asal usul kata sejarah itu sendiri. Sejarah dikatakan berasal dari bahasa Arab syajarah

2
yang berarti pohon kehidupan. Dalam bahasa asing lainnya, disebut histore ( prancis ),
history ( Inggris). Akar kata history itu sendiri berasal dari historia ( yunani ) yang berarti
pengetahuan tentang gejala- gejala alam terutama mengenai umat manusia yang bersifat
kronologis, sedangkanyang tidak bersifat kronologis dipakai kata scentia atau science.
Demikian dijelaskan oleh Alvian (1984 :3), yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman
(1999 : 2). Dalam pekembangannya sejarah hanya terbatas pada aktivitas manusia yang
berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu yang di susun secara kronologis.
Sementara menurut Sidi Gazalba (1981 : 2), ilmu sejarah adalah ilmu yang berusaha
menentukan pengetahuan tentang masa lalu suatu masyarakat tertentu.1

Selain defenisi di atas, ada lagi pengertian tentang sejarah yang di kemukakan oleh
ibnu khaldun dalam bukunya muqaddamah (1981 :56), sejarah ialah peristiwa-peristiwa
penting dan istemewa pada waktu atau bangsa tertentu.2 Kemudian terdapat pula beberapa
pengertian lain, sehingga di temukan bermacam-macam pengertian atau defenisi tentang
sejarah. Akan tetapi, pengertian yang sederhana diantaranya sebagai berikut, yaitu sejarah
adalah peristiwa masa lalu yang tidak hanya sekedar memberi informasi tentang
terjadinya peristiwa tersebut, tetapi juga memberikan interpretasi yang terjadi dengan
melihat hukum sebab- akibat.

Menurut Tamburaka dalam bukunya pengantar ilmu sejarah (1999 :5), yang di kutip
oleh Maidir Harun (2001 :9), suatu peristiwa atau kejadian yang telah terjadi dapat
tergolong sebagai sejarah, bila dapat menjelaskan 3 aspek dibawah ini:

1. Bagaimana deskripsi peristiwanya.


2. Mengapa peristiwa itu terjadi.
3. Ke mana arah peristiwa itu akan terjadi selanjutnya.3

Dengan demikian, amat kelirulah anggapan bahwa sejarah hanyalah terbatas pada
peristiwa masa lalu, tanpa adanya interpretasi atas peristiwa tersebut. Sebab dalam
sejarah harus ada interpretasi, komentar, dan analisa terhadap masa lalu yang sedang
dibicarakan tersebut. Oleh karena itu, dapatlah dikatakan bahwa sejarah islam adalah
peristiwa-peristiwa penting masa lalu yang berkaitan dengan agama islam, atau peristiwa
yang lahir dalam kekuasan pemerintahan islam yang sudah dilakukan analisis dan
interpretasi (Maidir Harun, 2001: 9).
1
Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah sebagai Ilmu, Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1981. h. 1.
2
ibn khaldun. muqaddimah, Terj. Ahmadi Thoha, Pustaka Firdaus, 1981 hlm. 56
3
Tamburaka, pengantar ilmu sejarah (1999 :5), yang di kutip oleh Maidir Harun (2001 :9).

3
Sejarah dalam pengertiannya sebagai cerita tentang peristiwa di masa lampau
sangatlah naratif, yakni gambaran masa lalu yang tersusun secara lengkap yang meliputi
urutan fakta dan penjelasan serta ulasan atas kenyataan-kenyataan yang ada. Laporan
tentang apa yang telah berlalu itu disebut sejarah naratif, yang bercirikan sebagai berikut:

1. Sejarah merupakan uraian logis mengenai suatu proses perkembangan terjadinya


peristiwa.
2. Berdasarkan akal sehat, imajinasi, keterampilan ekspresi bahasa dan pengetahuan.
3. Proses terjadinya secara genesis (dari awal sampai akhir).
4. Dilengkapi dengan keterangan mengenai sebab-sebab terjadinya (kausalitas) secara
deskriptif.
5. Ditulis tanpa memakai teori dan metodologi.

Selanjutnya yang disebut dengan sejarah ilmiah adalah berusaha mengkaji suatu
kejadian masa lampau itu dengan menerangkan sebab dan akibat terjadinya, kondisi
lingkungan peristiwa dan konteks sosial budayanya. Namun menurut sejarawan, dalam
proses penulisan sejarah bisa saja terjadi penggabungan antara naratif dan sejarah ilmiah,
sebab gambaran sejarah itu pada gilirannya bertujuan memberikan makna dan penjelasan
tentang faktor-faktor terjadinya suatu peristiwa dan dapat dilakukan secara implisit dalam
deskripsi tetapi analisis berdasarkan konsep teori yang relavan. Jadi jenis-jenis sejarah
bisa muncul sesuai dengan sudut pandang penyaji, kultur yang mempengaruhinya dan
masa yang melahirkannya. Semuanya merupakan pengetahuan mengenai masa lampau
dan bermacam kegunaannya.

2. Fungsi sejarah

Kegunaan sejarah sebagaimana dikemukan Alvian (1985: 3), pertama, adalah untuk
kelestarian identitas kelompok dan memperkuat daya tahan kelompok itu guna untuk
kelangsungan hidup. Kedua, sejarah berguna sebagai pengambilan pelajaran dan tauladan
dari kejadian-kejadian masa lalu sehingga dapat memberikan manfaat demi kelangsungan
hidup. Ketiga, sejarah berfungsi sebagai sarana pemahaman mengenai makna hidup dan
mati.4

Di samping itu, sejarah berfungsi sebagai guru dalam hidup. Oleh karena itu, dengan
menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu akan dapat diperoleh ajaran-ajaran yang

4
T.Ibrahim Alfian, dalam Siti Maryam, dkk, h. 7.

4
bersifat praktis dan pada gilirannya sejarah bermakna sebagai pedoman masa kini dan
masa yang kan datang. Begitu pentingnya sejarah bagi kehidupan manusia, sehingga
didalam kitab suci Alqur’an terdapat banyak kisah para nabi dan tokoh masa lalu berisi
pelajaran yang harus dilaksanakan atau sebaliknya yang harus dihndari oleh manusia
dalam kehidupan masa kini dan masa yang akan datang.

Demikian pula misalnya dalam karya-karya sejarah tradisional seperti babat,


hikayat, dan tambo yang berisi mitos, lagenda, dan cerita-cerita pahlawan telah berfungsi
untuk memperkokoh identitas kelompok dan memperkuat solidaritas umat, juga befungsi
sebagai pelajaran yang harus diambil oleh bangsa Indonesia dewasa ini. Atas kegunaan
sejarah seperti itulah bahwa pengetahuan serta pelajaran sejarah merupakan alat penting
untuk membentuk umat dan bangsa yang baik serta mengembangkan rasa cinta dan
kesetiaan terhadap agama, bangsa, dan negara ( Dudung Abdurrahman, 1999: 3-4).

3. Pengertian Kebudayaan dan Peradaban Islam

Kata kebudayaan berasal dari Bahasa sansekerta, yakni budhdayah, yang merupakan
bentuk jamak dari budhdhi, yang berarti budi atau akal. Dengan demikian, kebudayaan
adalah hal-hal yang berkenaan dengan akal.

Budaya di bedakan dengan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi, yang berupa
cipta, rasa dan karsa, sedangkan kebudayan yang dalam Bahasa Inggris culture, menurut
istilah anthropologi adalah keseluruhan kelakuan dan hasil kelakuan manusia dalam
kehidupan bermasyarakat yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkannya
dengan belajar, yang keseluruhannya itu tersusun dalam kehidupan bermasyarakat
(intraksi sosial ) (Ali Mufriadi, 1997 :1).

Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat,


yang dalam Bahasa Arab disebut Al tsaqafah dan culture dalam Bahasa Inggris,
sedangkan menifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebh berkaitan dengan
peradaban yang dalam Bahasa Arab disebut Alhadharah atau civilization dalam Bahasa
Inggris. Kebudayaan lebih banyak direflikasikan dalam seni, sastra, religi (agama non
muslim), dan moral, sedangkan peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi, dan
teknologi. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan mempunyai tiga wujud, yakni wujud
ideal, wujud kelakuan dan wujud benda. Wujud ideal adalah wujud kebudayaan sebagai

5
suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
Wujud kelakuan adalah wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakua
berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud benda adalah wujud kebudayaan sebagai
benda-benda hasil karya.

Kebudayaan ini selain mempunyai wujud, juga mempunyai unsur yang merupakan
isi pokok dari tiap kebudayaan yang ada di dunia. Kebudayaan tersebut mempunyai tujuh
unsur, yakni: 1) bahasa, 2) sistem pengetahuan, 3) organisai sosial, 4) sistem peralatan
hidup dan teknologi, 5) sistem pencaharian hidup, 6) sistem religi, dan 7) kesenian.
Sedangkan istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dari unsur-unsur
kebudayaan yang halus dan indah. Peradaban sering juga dipakai untuk menyebut suatu
kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangnan, seni rupa, sistem
kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks (Badri Yatim, 2000: 1-2). 5

Jadi peradaban adalah puncak-puncak dari suatu kebudayaan. Dengan demikian, sejarah
peradaban islam adalah puncak-puncak dari kebudayaan islam masa lalu yang sudah di
analisis dengan teliti yang mencakup seni, sastra, kepercyaan atau agama, masalah
ekonomi, politik dan teknologi.

4. Pengertian Sejarah Peradaban Islam


Setelah memahami pengertian sejarah, peradaban, dan Islam, kini dapat dirumuskan
bahwa pengertian Sejarah Peradaban Islam adalah segala peristiwa yang dialami manusia
pada masa lalu sebagai manifestasi atau penjelmaan kegiatan muslim yang didasari
ajaran Islam. Dengan demikian, peristiwa-peristiwa yang dialami umat Islam sejak
lahirnya agama Islam sampai sekarang merupakan kajian Sejarah Peradaban Islam.

Peristiwa-peristiwa yang dialami umat Islam dikaji secara keseluruhan, tidak hanya
membahas yang baik-baiknya saja, yang bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti
pembukuan al-Qur’an, pembangunan tempat-tempat ibadah, penemuan dan
pengembangan berbagai disiplin ilmu yang mencapai puncaknya pada masa Dinasti
Abbasiyah, atau yang lainnya. Namun, peristiwa-peristiwa negatif yang dialami umat
Islam masa lalu seperti terjadinya peperangan antar sesama umat Islam (perang Jamal
dan perang Shiffin pada masa Khalifah Ali Ibn Abi Thalib), pembunuhan dalam
perebutan kekuasaan (Abu Abbas as-Shaffah membunuh semua keturunan Dinasti
Umayyah kecuali Abdurrahman ad-Dakhil), peristiwa Mihnah pada masa pemerintahan

5
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2003. h. 1.

6
Khalifah al-Ma’mun dari Dinasti Abbasiyah, dan yang lainnya juga dibahas agar menjadi
ibrah (pelajaran) bagi umat Islam di masa yang akan datang.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

7
Sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia.Defenisi sejarah ini
sekali dikemukakan oleh para ahli, namun defenisi itu baru akan tampak representatif
bila sejarah itu dilihat dalam pengertiannya secara subjektif dan objektif. Sejarah sebagai
kisah atau cerita itu merupakan pengertian yang subjektif , yakni peristiwa masalalu yang
telah menjadi pegetahuan manusia.Sedangkan peristiwa sejarah dikatakan sebagai suatu
pernyataan dikatakan objektif, karna masih di luar pengetahuan manusia.

Sejarah islam adalah peristiwa-peristiwa penting masa lalu yang berkaitan dengan
agama islam, atau peristiwa yang lahir dalam kekuasan pemerintahan islam yang sudah
dilakukan analisis dan interpretasi.

Kegunaan sejarah sebagaimana dikemukan Alvian (1985: 3), pertama, adalah untuk
kelestarian identitas kelompok dan memperkuat daya tahan kelompok itu guna untuk
kelangsungan hidup. Kedua, sejarah berguna sebagai pengambilan pelajaran dan tauladan
dari kejadian-kejadian masa lalu sehingga dapat memberikan manfaat demi kelangsungan
hidup. Ketiga, sejarah berfungsi sebagai sarana pemahaman mengenai makna hidup dan
mati.

Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat,


yang dalam Bahasa Arab disebut Al tsaqafah dan culture dalam Bahasa Inggris,
sedangkan menifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebh berkaitan dengan
peradaban yang dalam Bahasa Arab disebut Alhadharah atau civilization dalam Bahasa
Inggris. Kebudayaan lebih banyak direflikasikan dalam seni, sastra, religi (agama non
muslim), dan moral, sedangkan peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi, dan
teknologi. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan mempunyai tiga wujud, yakni wujud
ideal, wujud kelakuan dan wujud benda. Wujud ideal adalah wujud kebudayaan sebagai
suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
Wujud kelakuan adalah wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakua
berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud benda adalah wujud kebudayaan sebagai
benda-benda hasil karya.

Setelah memahami pengertian sejarah, peradaban, dan Islam, kini dapat dirumuskan
bahwa pengertian Sejarah Peradaban Islam adalah segala peristiwa yang dialami manusia
pada masa lalu sebagai manifestasi atau penjelmaan kegiatan muslim yang didasari
ajaran Islam. Dengan demikian, peristiwa-peristiwa yang dialami umat Islam sejak
lahirnya agama Islam sampai sekarang merupakan kajian Sejarah Peradaban Islam.

8
B. Saran

Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan
serta kritik yang sifatnya membangun demi karya-karya berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah sebagai Ilmu, Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1981. h. 1.
ibn khaldun. muqaddimah, Terj. Ahmadi Thoha, Pustaka Firdaus, 1981 hlm. 56

Tamburaka, pengantar ilmu sejarah (1999 :5), yang di kutip oleh Maidir Harun (2001 :9).

9
T.Ibrahim Alfian, dalam Siti Maryam, dkk, h. 7.

Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2003. h. 1.

10

Anda mungkin juga menyukai