MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Gizi Olahraga
Oleh :
Kelompok 1
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengaturan Makan Atlet
Sebelum dan Sesudah Pertandingan” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak Slamet
Rohaedi, S.Kep. M.P.H. Pada mata kuliah Gizi Olahraga. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Slamet Rohaedi, S.Kep. M.P.H. selaku dosen mata kuliah Gizi
Olahraga yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian Ilmu Gizi Olahraga adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
pengelolaan makanan dengan kinerja fisik yang bermanfaat untuk kesehatan,
kebugaran, pertumbuhan anak serta pembinaan prestasi olahraga. Tujuan mempelajari
ilmu gizi olahraga adalah memahami hubungan nutrisi, gaya hidup, dan kinerja fisik.
Pemenuhan asupan gizi merupakan kebutuhan dasar bagi atlet olahraga. Hasil
pengamatan pada beberapa atlet dengan latar belakang berbagai cabang olahraga
menunjukkan bahwa gizi dan latihan fisik secara bersama-sama menghasilkan prestasi
yang baik. Namun demikian, saat ini perhatian terhadap pengaturan gizi atlet masih
sangat kurang, apalagi di tingkat daerah. Diperhatikan lebih dalam, persoalan gizi ini
tidak kalah penting dalam pencapaian prestasi olahraga. Jika asupan gizi kurang, latihan
berat pun akan menjadi kurang bermanfaat. Hal ini bukan saja disebabkan rendahnya
gizi makanan atlet, melainkan buruknya kebiasaan atlet dalam pengaturan makanan.
Makanan yang sesuai dengan selera belum tentu memenuhi kebutuhan gizi atlet,
sehingga atlet tidak menghasilkan prestasi dan stamina yang maksimal (Widiastuti.
dkk, 2008).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Kesehatan sangat penting dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Oleh
karena itu, pembangunan kesehatan dan perbaikan gizi masyarakat harus selalu ditingkatkan
untuk dapat mencapainya. Salah satu cara untuk dapat mempertahankan kesehatan dan
meningkatkan ketahana fisik adalah berolahraga. Olahraga dapat dilakukan oleh siapapun, oleh
karena itu pengetahuan gizi olahraga juga sangat penting bagi masyarakat maupun atlet yang
berprestasi. Pada masa pertumbuhan maupun perkembangan, proses kehidupan seseorang
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah intake zat gizi. Di samping itu, gizi juga
berpengaruh dalam mempertahankan dan memperkuat daya tahan tubuh. Hal tersebut berlaku
pula bagi seorang atlet, meskipun secara lebih khusus kebutuhan jenis dan jumlah zat gizi bagi
seorang atlet akan berbeda dengan seorang yang bukan atlet. Karena, kegiatan fisik dan psikis
berbeda baik selama masa latihan maupun pada saat pertandingan. Prestasi olahraga yang
dicapai oleh para atlet sangat dipengaruhi oleh ketepatan penentuan dan penyediaan jenis dan
jumlah zat gizi yang dibutuhkan.
Olahraga memiliki banyak cabang permainan. Salah satu permainan yang banyak
digemari oleh masyarakat di seluruh dunia termasuk Indonesia adalah permainan sepak bola.
Di Indonesia, pembinaan olahraga sepak bola telah lama dan banyak dilakukan oleh organisasi-
organisasi sepak bola, namun masih belum menghasilkan prestasi yang menggembirakan.
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah kecukupan gizi atlet sepak bola.
Karena, kecukupan gizi atlet dapat membuat daya tahan tubuh atlet menjadi lebih kuat,
sehingga atlet dapat tampil maksimal saat bertanding.
Pada dasarnya makanan olahragawan tidak jauh berbeda dengan makanan bukan
olahragawan, kecuali hanya jumlah karbohidrat dan air yang lebih besar. Tak ada makanan
khusus yang dapat meningkatkan prestasi. Vitamin dalam jumlah besar tidak akan berpengaruh
pada prestasi atlet yang memang sudah berada dalam kondisi latihan yang baik. Peran utama
makanan adalah mendukung tercapainya dan terpertahankannya kondisi badan yang telah
diperoleh dari latihan, serta menyediakan tenaga yang diperlukan sewaktu melakukan latihan
maupun pertandingan. Pengaturan makan disamping ditujukan untuk maksud tersebut, juga
harus mempertimbangkan ukuran antropometrik, faal dan metabolisme tubuh, cita-rasa,
kebiasaan dan kepercayaannya, selera dan daya cernanya. Pedoman empat sehat lima sempurna
yang sejak dini diperkenalkan kepada masyarakat, dapat menjadi acuan dalam memenuhi
kebutuhan makan bagi olahragawan.
BAB III
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemenuhan asupan gizi merupakan kebutuhan dasar bagi atlet olahraga. Hasil
pengamatan pada beberapa atlet dengan latar belakang berbagai cabang olahraga
menunjukkan bahwa gizi dan latihan fisik secara bersama-sama menghasilkan prestasi
yang baik. Pada masa sebelum dimulainnya pertandingan, maka atlet akan melakukan
latihan terlebih dahulu dengan intensitas yang intensif sehingga kondisi fisik atlet harus
optimal. Untuk mencapai kesehatan fisik atlet sehingga optimal adalah dengan
memberikan pengaturan makan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kalori dari
zat gizi sebagai pembentuk cadangan glikogen pada otot. Atlet sebaiknya
mengkonsumsi makanan kira-kira 3-4 jam sebelum bertanding. Tenggang waktu ini
tidak boleh sampai menimbulkan penurunan kadar gula darah atau menimbulkan rasa
lapar sewaktu pertandingan. Makanan harus lebih banyak mengandung karbohidrat,
rendah lemak dan protein, cukup vitamin dan mineral, serta cukup air.
B. Saran
Saat ini perhatian terhadap pengaturan gizi atlet masih sangat kurang, apalagi
di tingkat daerah. Diperhatikan lebih dalam, persoalan gizi ini tidak kalah penting
dalam pencapaian prestasi olahraga. Jika asupan gizi kurang, latihan berat pun akan
menjadi kurang bermanfaat. Hal ini bukan saja disebabkan rendahnya gizi makanan
atlet, melainkan buruknya kebiasaan atlet dalam pengaturan makanan. Kesiapan fisik
atlet dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi. Oleh karena itu, asupan gizi harus
diperhatikan untuk dapat membuat daya tahan tubuh atlet menjadi lebih kuat, sehingga
atlet dapat tampil maksimal saat bertanding.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1993, Pedoman Pengaturan Makanan Atlet. Jakarta, Dirjen Pemb. Kesehatan.
http://sportsscience7.blogspot.com/2013/05/pengaturan-makanan-sebelum-ketika-
dan.html?m=1