net/publication/335320470
CITATION READS
1 7,759
2 authors, including:
Ika Lestari
Jakarta State University
29 PUBLICATIONS 91 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Developing wordless picture book to improve the storytelling ability of 5 to 6 years old children View project
Development of English Language Teaching Materials in Elementary School based on Direct Metho View project
All content following this page was uploaded by Ika Lestari on 22 August 2019.
ISBN 978-602-6976-52-9
Kreativitas dalam Konteks
Pembelajaran
ISBN: 978-602-6976-52-9
Diterbitkan oleh:
ERZATAMA KARYA ABADI
Anggota IKAPI
Grand Kahuripan Cluster Patuha V Blok EG No. 16
Klapanunggal Bogor 16871 Email: erzatamapress@gmail.com
www.erzatamapress.com
Tim Penulis
A. Pengertian Kreativitas
Kreativitas merupakan aspek penting dari perkembangan
manusia tidak terkecuali di dalam lembaga pendidikan. Lembaga
pendidikan merupakan tempat yang tepat dalam memelihara bakat
kreatif serta kemampuan peserta didik dalam berpikir secara kreatif.
Tantangan yang sebenarnya ada dalam lembaga pendidikan yang
berhubungan dengan kreativitas yaitu tingkat pengetahuan guru
mengenai cara membelajarkan yang kreatif, strategi pembelajaran
yang dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas peserta
didik, serta konsep kreativitas itu sendiri.
Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern saat ini,
kreativitas sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan
berbagai tuntutan. Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup
C.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kreativitas
Kreativitas seseorang dipengaruhi tidak hanya oleh faktor-
faktor dari dalam dirinya (internal) berupa keinginan dan hasrat
untuk mencipta dan bersibuk diri secara kreatif, tetapi juga faktor
dari luar individu (eksternal) itu sendiri, karena kreativitas adalah
hasil proses interaksi antara individu dan lingkungannya.
Kreativitas siswa di sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan
belajar yang diciptakan oleh guru di dalam kelas, bagaimana guru
bersikap dan berperilaku terhadap siswa akan berpengaruh terhadap
pengembangan kreativitas siswa. Semiawan (1995) mengungkapkan
bahwa yang harus dilakukan guru di dalam kelas agar kreativitas
berkembang adalah bersikap terbuka terhadap minat dan gagasan
siswa, memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan dan
mengembangkan ide atau gagasan kreatif, menciptakan suasana
yang hangat dan mendukung, memberi keamanan untuk berpikir
menyelidiki (eksploratif, memberikan kesempatan kepada siswa
mengambil keputusan, untuk berperan serta dan mengusahakan
semua anak terlibat dalam pemecahan masalah dan memberikan
dukungan pada gagasan dan rencana pemecahan masalah oleh
siswa.
D. Mengukur Kreativitas
Untuk mengukur kreativitas, di Indonesia telah ada suatu tes
kreativitas yaitu tes kreativitas verbal dan skala sikap kreatif. Tujuan
utama tes kreativitas adalah untuk mengidentifikasi bakat kreatif
anak. Tes untuk mengukur kreativitas, meliputi ciri kognitif dari
kreativitas dan skala sikap kreatif meliputi ciri afektif dari kreativitas.
Tes kreativitas pertama yang dikonstruksi di Indonesia pada
tahun 1977 adalah Tes Kreativitas Verbal (mengukur kemampuan
berpikir divergen) yang dikonstruksi oleh Munandar (2002).
E. Pengembangan Kreativitas
Pengembangan kreativitas adalah serangkaian unsur yang
membantu siswa untuk berkembang kreativitasnya sehingga siswa
menghasilkan suatu kreasi dari kegiatan-kegiatan yang disajikan
oleh guru dalam pembelajaran. Secara eksplisit dinyatakan pada
setiap tahap perkembangan anak dan jenjang pendidikan, mulai
dari pra-sekolah sampai di perguruan tinggi, bahwa kreativitas
perlu dipupuk, dikembangkan dan ditingkatkan, di samping
mengembangkan kecerdasan dan ciri-ciri lain yang menunjang
pembangunan.
Alasan kreativitas penting dipupuk dan dikembangkan dalam
diri anak, yaitu pertama, karena dengan berkreasi orang dapat
mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri termasuk salah satu
b. Hadiah
Kebanyakan orang percaya bahwa memberi hadiah akan
memperbaiki atau meningkatkan perilaku tersebut. Ternyata tidak
demikian. Pemberian hadiah dapat merusak motivasi intrinsik dan
mematikan kreativitas. Hadiah dapat diberikan dalam berbagai
bentuk di dalam kelas, tetapi jika siswa merasa bahwa hadiah
c. Persaingan (Kompetisi)
Kompetisi sering terjadi di dalam kelas. Kompetisi lebih
kompleks daripada pemberian evaluasi atau hadiah secara tersendiri,
karena kompetisi meliputi keduanya. Biasanya persaingan terjadi
apabila siswa merasa bahwa pekerjaannya akan dinilai terhadap
pekerjaan siswa lain dan bahwa yang terbaik akan menerima
hadiah, Hal ini dapat mematikan kreativitas.
G. Arah Kreativitas
Beghetto & Kaufman, 2007; Kaufman & Beghetto, 2009
merumuskan kreativitas yang terkait dengan pendidikan 12 tahun
dan diberi nama Model Four-C yang memandang kreativitas sebagai
perkembangan dari kreativitas sehari-hari ke kreativitas kreatif. Hal
ini yang membedakan antara “little-c” (kreativitas sehari-hari) dan
“Big-C” (kreativitas utama).