Disusun Oleh:
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul,
Radiologi.
kuliah Metodelogi Penelitian Semester V Prodi DIII Radiologi STIKes Awal Bros
kasus ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 28
B. Saran ............................................................................................................. 28
ii
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kondisi yang bebas dari gangguan secara fisik dan psikis yang disebabkan oleh
dalam lingkungan kerja yang melebihi periode waktu yang ditentukan dan
Keselamatan Kerja merupakan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan
kedokteran dapat berupa sinar X, sinar-y, atau radiasi pengion yang lain (Khoiri
1
2
beberapa Negara maju angka tersebut bisa lebih besar (Uthami, 2010).
tidak dapat diabaikan. Bahaya radiasi pengion ini adalah ketika radiasi pengion
menembus bahan terjadi tumbukan foton dengan atom-atom bahan yang akan
2010). Efek negative nya dapat berupa somatic akut (luka bakar, anemia,
kemandulan, katarak, dsb), efek somatic laun (late somatic effect) seperti kanker
dan leukemia, serta efek genetic. Karena itulah upaya untuk meningkatkan
(Khoiri, 2010).
B. Rumusan Masalah
di instalasi radiologi?
C. Tujuan Penulisan
ini dengan:
TINJAUAN PUSTAKA
gangguan fisik, mental emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan
material, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar supaya pekerja
merujuk kepada kebebasan karyawan dari penyakit secara fisik maupun mental
bahaya, baik itu bagi pekerja radiasi, masyarakat umum maupun lingkungan
sekitar. Bahaya ini dapat ditimbulkan oleh pemanfaatan radiasi pengion adalah
timbulnya efek radiasi baik yang bersifat non stokastik maupun efek genetic.
Selain itu pemanfaatan radiasi yang tidak sesuai standar juga dapat
3
4
ultrasonografi (USG).
rumah sakit (Kemenkes, 2010; Ristiono dan Nizwardi, 2010). Upaya Kesehatan
dan Keselamatan Kerja harus diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal di semua tempat kerja, khususnya tempat yang mempunyai
risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit. Sejalan dengan itu, maka
rumah sakit termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai potensi
dengan radiasi suatu penyakit atau kelainan organ tubuh dapat lebih awal dan
radiasi dan memberikan informasi diagnosis maka diperlukan uji fungsi atau uji
kesesuaian sebagai bentuk penerapan proteksi radiasi agar dosis yang diterima
sinar X (Hastuti, dkk, 2009). Risiko bahaya yang mungkin terjadi pada pekerja
radiasi yaitu efek deterministik dan efek stokastik. Pengaruh sinar-X dapat
5
6
adalah dari aplikasi radiasidi bidang medik, dan lebih dari 90% kontribusi ini
berasal dari sinar-X diagnostik. Keselamatan pekerja radiasi tidak terlepas dari
dosis radiasi. Berdasarkan laporan pemantauan dosis pekerja radiasi, pada tahun
2013 nilai dosis tertinggi yang diterima pekerja radiasi di Indonesia sebesar
21,85 mSv, nilai dosis terendah 1,20 mSv, dan rata-rata 1,20 mSv. Pada tahun
sebesar 1,20 mSv dan nilai maksimum dosis yang diterima masing-masing
sebesar 25,03 mSv dan 23,64 mSv. Sedangkan nilai ratarata dosis yang diterima
secara keseluruhan sebesar 1,20 mSv, nilai ini di bawah NBD (Nilai Batas
Dosis) yang dipersyaratkan yaitu sebesar 20 mSv. Nilai Batas Dosis ialah dosis
terbesar yang diizinkan oleh BAPETEN yang dapat diterima oleh pekerja
radiasi dan anggota masyarakat dalam jangka waktu tertentu dan tanpa
menimbulkan efek genetik dan somatik yang berarti akibat pemanfaatan tenaga
Namun demikian, pada tahun 2013 dari 42.450 pekerja radiasi yang
melebihi NBD (Nilai Batas Dosis) sebanyak 17 pekerja. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya nilai dosis tertinggi sebesar 21,85 mSv pada pekerja
radiasi. Sedangkan pada tahun 2011 dari 42.430 pekerja radiasi yang melakukan
analisis dan 2012 dari 31.940 pekerja radiasi yang melakukan analisis terdapat
mSv dan 23,64 mSv. Kejadian tersebut disebabkan karena terdapat pelanggaran
dan kelalaian terhadap prosedur keselamatan kerja yaitu pekerja tidak memakai
risiko akibat kerja di instalasi radiologi dan dampak radiasi terhadap pekerja
1) Efek Somatik
Adalah efek radiasi yang dapat langsung dirasakan oleh orang yang
a. Efek Stokastik
7
8
2) Efek Genetik
Efek biologi dari radiasi ionisasi pada generasi yang belum lahir
disebut efek genetic ini timbul karena kerusakan molekul DNA pada sperma
1) Radiodermatitis
2) Katarak
Katarak terjadi pada penyinaran mata dengan dosis di atas 1,5 Gy,
3) Sterilitas
kemandulan.
perubahan akibat radiasi. Efek pada jaringan ini berupa penurunan jumlah
sel. Komponen seluler darah yang lain (butir pembeku dan darah merah)
menyusun setelah sel darah putih. Sumsum tulang merah yang mendapat
dosis tidak terlalu tinggi masih dapat memproduksi sel - sel darah merah,
sedang pada dosis yang cukup tinggi akan terjadi kerusakan permanen yang
aktivitas sumsum tulang maka orang yang terkena radiasi akan menderita
kemudian dapat timbul karena dehidrasi akibat muntah dan diare yang
parah. Efek stokastik yang dapat timbul berupa kanker pada epithel saluran
pencernaan.
3. Organ Reproduksi
4. Sistem Syaraf
5. Mata
9
10
6. Kulit
dosis, mulai dengan kemerahan sampai luka bakar dan kematian jaringan.
7. Tulang
Bagian tulang yang peka terhadap radiasi adalah sumsum tulang dan
selaput dalam serta luar pada tulang. kerusakan pada tulang biasanya terjadi
8. Kelenjar Gondok
Yodium Radioaktif.
9. Paru-paru
gas, uap atau partikel dalam bentuk aerosol yang bersifat radioaktif yang
fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan,
dapat mempengaruhi aspek keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini disebabkan
ketelitian tidak menjadi etos kerja. Terdapat beberapa hal penting yang harus
diperhatikan, yaitu:
11
12
b) Satu konduktor bumi yang terdapat pada kabel utama dari pesawat
sinar-x bergerak (mobile unit) yang terhubung pada bagian akhir dari
besar kabel harus sama dengan kabel utamanya dan kedua ujung
listrik.
c. Kotak colokan listrik. Jika kotak ini retak atau pecah hendaknya
segera diganti.
d. Ujung arde yang terdapat di dalam colokan listrik hendaknya
terhadap peralatan sinar-x dan kabelnya. Jangan sampai kabel dalam keadaan
2) Sekering/Fuse
pengaman untuk mencegah arus yang tidak sesuai pada saat melewati
ditukar dengan yang lain pada nilai yang sama. Jika gagal lagi maka
diperbaiki.
sinar-x”. Hal ini jangan digunakan untuk pemakaian yang lain, karena ia
13
14
saat eksposi yang amat sangat rendah, akan tetapi sangat berbahaya bila
hal itu akan menghindari terjadinya bunga api pada colokan dan soket
tetap baik. Soket harus terhindar dari air atau cairan dan jangan
atau air yang mengalir. Jika peralatan kamar gelap seperti tabung
ditempatkan pada posisi yang aman dan jangan sampai tersentuh petugas
Jika colokan atau soket sudah berumur tua atau jika sekering
atau soketnya akan menjadi panas. Kalau hal ini terjadi, hendaknya
oleh ukuran kabel yang tidak sesuai dengan besar arus listrik yang
mengalir. Atau panggillah tenaga yang berkompeten tentang listrik
untuk memperbaikinya.
4) Pelindung/pembungkus peralatan
yang terkelupas dan bisa tersentuh. Bagian ini dirancang terpisah dengan
harus selalu terlindung dengan baik dan jika rusak harus dipindahkan
peralatan harus dalam keadaan tidak ada arus listrik. Periksa sekering
5) Pembersihan peralatan
6) Perbaikan peralatan
15
16
kebakaran. Jika asap atau rasa panas terasa, peralatan yang ada harus
diputus dari sambungan listriknya dengan segera. Api yang timbul pada
tabung pemadam api yang berisi gas CO2 atau bubuk pemadam api.
bisa digunakan bila tidak terdapat peralatan yang lain. Bila terjadi
tempat yang aman dan dekat dengan pintu. Karena untuk mencegah
berada dekat atau di dalam bagian yang mengandung listrik. Udara harus
Ruangan untuk pesawat sinar-x dan kamar gelap dibuat cukup besar
agar tidak terjadi kecelakaan pada radiografer dan pekerja lainnya. Perlu
posisinya sehingga tidak ada jari-jari pasien atau radiografer yang tersentuh
atau luka akibat keadaan tersebut. Sekrup atau mur yang lepas harus diganti
dengan ukuran yang sama. Periksa konus dan pembatas sinar-x, apakah
C. Keselamatan radiasi
yang dekat organ/daerah sensitif). Jika karet timbal yang digunakan tidak
cukup tebal, maka gunakan karet timbal yang lebih tebal sehingga tidak
ada bagian yang rusak, ingat bahwa bila apron yang digunakan terdapat
celah atau renggang yang kecil sekalipun maka tetap harus dilakukan
perbaikan atau pemindahan letak bagian yang rusak tersebut. Lipatan dapat
berbagai pecahan pada karet Pb. Jika bagian yang rusak ini telah diperbaiki,
kebocoran radiasi.
17
18
ketika terhirup. Oleh sebab itu ventilasi yang baik pada kamar gelap adalah
kebutuhan yang mendasar dan jika ingin membuat larutan kimia hendaknya
terhirup atau menempel pada dinding ruangan dan berakibat larutan menjadi
terkontaminasi.
Pakaian pelindung: sarung tangan karet, masker, apron dan kaca mata
selalu dicuci segera setelah bekerja dengan larutan. Jika larutan terpercik ke
wajah atau mata maka harus dicuci dengan air bersih. Penggunaan larutan
penetap (fixer) harus selalu hati-hati karena terdapat kandungan perak (Ag.)
radiasi dan masyarakat umum yang berada disekitar sumber radiasi tersebut.
Besarnya bahaya radiasi ini ditentukan oleh besarnya radiasi, jarak dari sumber
monitor radiasi.
dan aman
lebar 3 meter, tinggi 2,8 meter. Ukuran tersebut tidak termasuk ruang
2. Tebal Dinding
timbal setebal 2 mm. Tebal dinding yang terbuat dari beton dengan rapat
19
20
jenis 2,35 gr/cc adalah 15 cm. Tebal dinding yang terbuat dari bata
mm timbal. Di depan pintu ruangan radiasi harus ada lampu merah yang
Tujuannya adalah :
ruangan tersebut.
luar. Bila ada jendela yang letaknya kurang dari 2 meter harus diberi
mm timbal.
4. Paparan Radiasi
jumlah yang cukup dan ketebalan yang setara dengan 0,35 mm timbal.
tangan timbal.
a) Film Badge
21
22
d. Survey meter
e. Pesawat Radiasi
a) Kebocoran tabung
b) Filter
rontgen.
d) Peralatan Fluoroskopi
f. Pemeriksaan Kesehatan
sebenarnya.
h. Ekstra Fooding
terhadap radiasi.
23
24
pemeriksaan.
b) Berkas sinar langsung tidak boleh mengenai orang lain selain pasien
kebutuhan.
dokter.
a) Berkas sinar langsung tidak boleh mengenai orang lain selain pasien
kebutuhan.
25
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
2. Wawancara
Untuk membuktikan kebenaran serta melengkapi data dalam proposal
penelitian ini maka penulis mengadakan wawancara kepada Radiografer
tentang sistem management kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di
instalasi radiologi.
E. Instrumen Penelitian
26
27
sedang dikaji. Instrument dalam proposal penelitian ini adalah alat untuk
pengambilan data antara lain:
1. Pedoman Wawancara
2. Buku Catatan
3. Alat Tulis
4. Kamera
5. Alat Perekam
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
28
rumah sakit sangat perlu membuat dan menjalankan prosedur tetap dan beberapa
aturan atau kebijakan lainnya yang dapat mencegah timbulnya penyakit akibat
kerja atau akibat radiasi.
29
DAFTAR PUSTAKA