Anda di halaman 1dari 4

TEMA PENUGASAN MATA KULIAH HUKUM ISLAM

KETENTUAN:
1. Setiap mahasiswa mendapatkan satu tema sesuai nomor presensi mahasiswa
2. Tugas berupa menyusun naskah sesuai tema selanjutnya masing-masing mahasiswa menjelaskan naskah
yang disusunnya dalam bentuk video
3. Pengumpulan tugas pada https://bit.ly/TUGASMKHI2021
4. Waktu pengumpulan pada pertemuan minggu ke 5
5. Bagi yang tidak mengumpulkan tugas pada waktu yang ditentukan dianggap tidak memenuhi syarat MID

1) Penegasan istilah: hukum islam; syariah, Fiqh dan Ushul Fiqih, Pengertian, contoh,
perbedaan dan persamaan, contoh kitab fiqih, contoh kitab ushul fiqih
2) Hukum Taklif dan Wad’I, pengertian, jenisnya dan contohnya
3) Hukum Ibadah dan muamalah
4) Karakteristik ciri Hukum Islam, gaya bahasa bahasa hukum Islam
5) Tujuan Hukum Islam (maqashid Syariah), pengertian, jenisnya, contohnya
6) Azas- azas Hukum Islam, pengertian, jenisnya, dan contohnya
7) Kaidah Fiqhiyyah, pengertian, sejarah dan tujuannya serta jenisnya
8) Kaidah-kaidah induk 1 "segala sesuatu tergantung niat"
9) Kaidah-kaidah induk 2 "Keyakinan tidak dapat dihilangkan dengan keraguan”
10)Kaidah-kaidah induk 3 “Kesulitan mendatangkan kemudahan”
11)Kaidah-kaidah induk 4 “Kemudaratan itu hendaklah dihilangkan"
12)Kaidah-kaidah induk 5 “Adat kebiasaan itu dapat ditetapkan sebagai hukum"
13)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 1 “Ijtihad tidak dapat dibatalkan
dengan ijtihad.”
14)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 2 “Perbedaan hukum-hukum
ijtihadiyah disebabkan perbedaan lingkungan dan wilayah.”
15)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 3 “Apabila berkumpul halal dan
haram, maka dimenangkan yang haram.” Yakni dipegangi hukum yang haram.
16)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 6 “Tindakan pemimpin (Imam)
terhadap rakyatnya harus dikaitkan dengan kemaslahatan.”
17)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 7 “Hukuman Had gugur karena
subhat (samar-samar).”
18)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 11 “Hak mendapatkan hasil
disebabkan oleh keharusan menanggung kerugian.”
19)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 17 “Tidak dapat diserupakan kepada
orang yang diam, suatu perkataan”
20)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 18 “Sesuatu yang banyak dikerjakan,
lebih banyak keutamaannya.”
21)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 20 “Fardhu itu lebih utama daripada
sunnat.”
22)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 22 “Rela dengan sesuatu berarti rela
dengan akibat yang ditimbulkannya.”
23)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 23 “Yang sudah masyghul (sibuk)
tidak boleh dimasygulkan (disibukkan) lagi.”
24)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 25 “Sesuatu yang tidak didapatkan
seluruhnya tidak boleh ditinggalkan seluruhnya”
25)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 26 “Perwalian khusus lebih kuat dari
perwalian umum.”
26)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 27 “Tidak dianggap sebagai zhan
yang jelas salahnya”
27)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 28 “Sesuatu yang diharamkan
mengambilnya diharamkan memberikan”
28)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 29 “Apa yang diharamkan
menggunakannya, diharamkan pula memperolehnya.”
29)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 31 “Sunnah itu lebih longgar (luas)
daripada fardhu.”
30)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 33 “Bebuat yang bukan dimaksud,
berarti berpaling dari yang dimaksud (sehingga karenanya batal yang dimaksud).”
31)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 35 “Dimaafkan yang pada sarana,
tidak dimaafkan yang pada maksud.”
32)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 37 “Sesuatu yang tidak dapat dibagi,
maka mengusahakan sebahagiannya sama dengan mengusahakan semuanya; dan
mengugurkan sebahagiannya sama dengan menggugurkan semuanya.”
33)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 40 "Hukum itu berputar bersama
‘illatnya, ada dan tidak adanya hukum".
34)Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 41 “Sesuatu (media) yang wajib
tidak akan sempurna tanpanya, maka sesuatu (media) itu adalah wajib.”
35)Al-Quran: Sumber Hukum Islam PERTAMA DAN UTAMA, pengertian, nama al
Quran, isi dan kandungan
36)Ilmu- ilmu untuk mempelajari al Qur'an, pengertian, contohnya, tokohnya
37)Ayat Muhkam dan Mutasyabih, pengertian, contoh dan kekuatan al Quran sebagai
dalil hukum
38)Sejarah Kodifikasi Al-Quran, masa rasulullah, sahabat, tabiin, dan sampai saat ini
39)As-Sunnah/ AL HADITS: SUMBER KEDUA SETELAH AL QUR'AN, pengertian,
cabang- cabang ilmunya, pembagian jenis hadits, contohnya
40)Sejarah Pembukuan hadits, masa nabi, sahabat, tabiin, tokoh dan karyanya
41)Metode Penetapan Hukum pada masa Rasulullah, dan Khulafaur Rasyidin
42)Metode Penetapan Hukum pada masa pertubuhan madzhab
43)Ijtihad, mujtahid, tingkatan mujtahid, metode penetapan hukum mas
pertumbuhan madzhab
44)Mazhab-Mazhab Hukum Islam Mazhab Hanafi dan Mazhab Maliki, tokoh metode
dan karyanya
45)Mazhab-Mazhab Hukum Islam Mazhab Syafi'I dan Mazhab Hambali, tokoh metode
dan karyanya
46)Metode Penetapan Hukum pada masa mutaakhirin
47)MUI: Peran dan metode penetapan hukum dan contoh fatwanya
48)Majelis Tarjih Muhammadiyah: metode pentapan hukum dan contoh produk
hukumnya
49)Batsul Masail Nahdhotul Ulama: metode Penetapan Hukum dan contoh produk
hukumnya
50)Sejarah Hukum Islam di Indonesia , islam awal masuk, sampai Pra Kolonial, tokoh
dan karyanya
51)Hukum Islam di Indonesia , islam awal masuk, masa Kolonial sampai pra
kemerdekaan
52)Hukum Islam di Indonesia , islam awal masuk, masa kemerdekaan pra Reformasi
53)Hukum Islam di Indonesia , islam awal masuk, masa Reformasi sampai sekarang
54)Kompilasi Hukum Islam, (KHI), Sejarah , Landasan , materi/ kandungan
55)Hukum Ekonomi Islam, pengertian, dasar hukumnya, asas, bidang dan macamnya
56)Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES), landasan, kandungan secara garis
besar
57)Hukum Sholat, (diambil dari kitab fathul muin )
58)Hukum Zakat (diambil dari kitab fathul muin ) dan peraturan yang mendukungnya
59)Hukum Puasa (diambil dari kitab fathul muin )
60)Hukum Haji (diambil dari kitab fathul muin ) dan peratuan yang mendukung
61)Hukum Perkawainan dan hadlonah (diambil dari kitab fathul muin )
62)Hukum Waris Islam, makna, harta waris, orang yang berhak menerima waris,
bagian ahli waris
63)Hukum Pidana (Jinayat) dan sumpah (diambil dari kitab Fathul Mu'in)
64)Peradilan Agama, sejarah, landasan dan kompetensinya
65)Prinsip- prinsip penyelenggaraan peradilan dalam risalah qadha khalifah Umar
Ibnu Khattab
66) Hakim mujtahid, Hakim mujaddin dan progresif

Tambahan

1) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 4 “Mengutamakan orang lain dalam


urusan ibadah adalah makruh dan dalam urusan selainnya (urusan dunia) adalah
disenangi.”
2) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 5 “Pengikut itu adalah pihak yang
mengikut”
3) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 8 “Yang mengelilingi larangan
hukumnya sama dengan yang dikelilingi.”
4) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 9 “Apabila berkumpul dua perkara
satu jenis, dan tidak berbeda maksud dari keduanya, maka menurut biasanya yang
satu masuk kepada yang lain.”
5) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 10 “Mengamalkan maksud suatu
kalimat, lebih utama daripada mengabaikannya.”
6) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 12 “Keluar dari perselisihan itu
disukai.”
7) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 13 “Fardu kifayah (yang sedang
dikerjakan) apakah menjadi fardu ain atau tidak.”
8) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 14 “Barang siapa yang mepercepat
sesuatu sebelum masanya niscaya diberi sanksi haramnya sesuatu itu.”
9) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 15 “Menolak itu lebih kuat dari pada
mengankat.”
10) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 16 “Pertanyaan itu dikembalikan
dalam jawaban “
11) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 19 “Perbuatan yang mencakup orang
lain, lebih utama daripada yang hanya terbatas untuk kepentingan sendiri”
12) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 21 “Keutamaan yang berhubungan
dengan ibadah sendiri, lebih utama dari pada yang berkaitan dengan tempatnya.”
13) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 24 “Sesuatu yang mewajibkan kepada
yang lebih besar di antara dua hal secara khusus, tidak mewajibkan kepada yang
lebih kecil di antara keduanya secara umum.
14) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 30 “Yang sudah dibesarkan tidak
besarkan lagi”
15) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 32 “Tidak diingkari perbuatan yang
diperselisihkan (hukum-hukum haramnya), dan sesungguhnya yang diingkari
adalah yang telah disepakati (hukum haramnya).”
16) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 34 “Yang kuat mencakup yang lemah,
tidak sebaliknya.”
17) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 36 “Yang mudah dilakukan tidak
gugur dengan ada yang susah dilaksanakan”
18) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 38 “Apa yang telah tetap menurut
syara‟ didahulukan daripada yang wajib menurut syarat.”
19) Kaidah-kaidah cabang yang disepakati ulama 39 “Apabila berkumpul (antara)
sebab, tipuan dan pelaksanaan langsung, maka didahulukan pelaksanaan langsung
itu”

Anda mungkin juga menyukai