Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Hukum
Hukum adalah adalah suatu sistem peraturan yang di dalamnya terdapat
norma-norma dan sanksi-sanksi yang bertujuan untuk mengendalikan
perilaku manusia, menjaga ketertiban dan keadilan, serta mencegah
terjadinya kekacauan.
Definisi hukum menurut para ahli :
1. E.Utrech dalamm Kansil 1977,hukum adalah himpunan peraturan
(perintah perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat sehingga harus di taati oleh masyarakat itu.
2. Leon Duquit dalam sampra dkk (2009) hukum adalah aturan
tingkah laku dalam anggota masyarakat,aturan yang daya
penggunaannya pada saat tertentu di indahkan oleh suatu
masyarakat sebagai jaminan dan kepentingan bersama terhadap
orang yang melakukan pelanggaran itu.
3. S.M.Amin dalam bukunya yang berjudul Bertamasya Ke
Alam,hukum adalah sekumpulan peraturan yang terdiri atas norma
dan sanksi yang bertujuan untuk mengadakan ketertiban dalam
pergaulan manusia sehingga keamanan dan ketertiban dapat
terpelihara.
B. Unsur Unsur Hukum
1. Serangkain peraturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam
pergaulan masyarakat

2. Peraturan itu dibuat oleh badan badan resmi yang berwajib dalam suatu
masyarakat tertentu

3. Peraturan –peraturan yang dibuat tersebut mempunyai kekuatan


(bersifat memaksa)
4. Terhadapa pelanggaran atas peraturan tersebut dikenakan sanksi yang
tegas

C. Tujuan Hukum
Tujuan pokok hukum menurut Said Sampara dan kawan - kawan adalah
menciptakan tatanan masyarakat yang ketertiban didalam masyarakat
sehingga kepentingan manusia akan terlindungi. Menurut Roscoe Pound,
menyatakan bahwa hukum merupakan alat untuk melakukan perubahan
sosial yang akan membawa masyarakat ke arah kehidupan yang jauh lebih
baik, baik secara individu atau dalam kelompok sosial. Tujuan hukum
menurut Roscoe Pound dalam Harun Uth (1998), ada 12 tujuan hukum
yang dipersempit menjadi 4 yaitu :
a. Menjaga ketenteraman dan kedamaian masyarakat

b. Menyelesaikan suatu perselisihan yang terjadi dalam masyarakat


dengan seadil adilnya sehingga terjadi ketertiban dan keamanan
umum
c. Memelihara status quo
d. Mengadakan perubahan dalam masyarakat.

Dapat disimpulkan tujuan hukum secara umum, yaitu :

1. Untuk mengatur berjalannya kehidupan bermasyarakat yang


teratur dan damai. Dengan ini maka pinsip keadilan bisa
diterapkan.
2. Melindungi hal dan kepentingan setiap individu sehingga tidak
diganggu atau dicampuri oleh orang lain. Sehingga akan tercipta
kehidupan bermasyarakat yang harmonis.
3. Sebagai jaminan bahwa setiap orang tidak melakukan
penyimpangan yang dapat menimbulkan dampak kerugian pada
individu lain. Dalam arti lain, mengatur pergaulan manusia.

D. Sumber – Sumber Hukum


Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan –
aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu aturan
– aturan yang jika dilanggar mengakibatkan sanksi tegas dan nyata.

Berikut beberapa arti sumber hukum :

1). Sebagai asas hukum, yaitu sesuatu yang merupakan permulaan


hukum

2). Menunjukan hukum terdahulu menjadi bahan hukum kemudian

3). Sumber berlakunya ynag memberi kekuatan berlakunya secara


formal kepada peraturan hukum

4). Sumber dari mana mengenal sumber hukum

5). Sumber yang menimbulkan hukum.

Sumber hukum dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Sumber Hukum Material

Sumber hukum material adalah norma, kaidah atau aturan yang


berasal dari manusia untuk mengatur bagaimana bersikap dan
bertindak dalam hidup bermasyarakat. Dalam pengertian lainnya,
dapat juga dikatakan bahwa sumber hukum material disebut juga
sebagai tempat dimana material tersebut diambil. Isi hukum dapat
ditentukan oleh pendapat individu ataupun pendapat masyarakat.
Dengan begitu pembentukan hukum dapat ditentukan berdasarkan
keyakinan terhadap hukum dari masyarakatnya sendiri.

2. Sumber Hukum Formal

Sumber hukum formal memiliki hubungan erat dengan sumber


hukum material, dimana sumber hukum formal merupakan
pengaplikasian dari sumber hukum material. Dengan begitu hukum
formal harus berjalan dan ditaati oleh semua objek hukum. Objek
hukum disini adalah semua masyarakat dan warga Negara yang
berada di suatu Negara. Tak hanya berlaku untuk warga Negara
Indonesia saja, tapi juga berlaku untuk warga Negara asing yang
menetap di Indonesia.

a. UU (Statute)

UU adalah peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum


mengikat yang diadakan dan dipelihara oleh negara. UU ada 2,
yaitu:

1). UU (formil), keputusan pemerintah yang merupakan


undang – undang karena keputusannya dibuat oleh presiden
dan DPR.

2). UU ( materiil)

Setiap keputusan pemerintah yang menurut isinya mengikat


langsung setiap penduduk.

Berlakunaya UU yaitu menurut tanggal yang ditentukan sendiri


oleh UU itu sendiri, meliputi :

a) Pda saat diundangkan


b) Pda tangggal tertentu
c) Ditentukan berlakunya surat
d) Ditentukan kemudian/dengan peraturan lain

Berakhirnya UU meliputi:

a) Ditentukan oleh UU itu sendiri


b) Dicabut secara tegas
c) UU lama bertentangan dengan uu baru
d) Timbulnya hukum kebiasaan yang bertentangan dengan
undang- undang

b. Kebiasaan

Kebiasaan merupakan perbuatan manusia yang tetap dan


berulang yang menimbulkan kesadaran bahwa perbuatan itu
baik.

Kebiasaan akan menimbulkan hukum jika UU menunjukan


pada kebiasaan untuk diberlakukan. Syarat – syarat nya:

- Perbuatan itu harus berlangsung lama


- Menimbulkan keyakinan umum bahwa perbuatan itu
merupakan kewajiban hukum
- Ada akibat jika kebiasaan hukum dilanggar.

c. Yurisprudensi

Yurisprudensi adalah putusan hakim ( pengadilan) yang


mengikuti atau berdasarkan putusan hakim terdahulu dalam
perkara yang sama. Ada 3 alasan penyebab seorang hakim
mengikuti 2 putusan hakim yang lain, menurut utrecht, yaitu:

- Psikologi, seorang hakim lainnya kedudukannya lebih


tinggi, karena hakim adalah pengawas hakim di bawahnya.
- Praktisi, mengikuti 2 putusan hakim lain yang
kedudukannya lebih tinggi yang sudah ada. Karena jika
putusannya beda dengan hakim yang lebih tinggi maka
pihak yang dikalahkan akan melakukan banding/kasasi
kepada hakim yang pernah memberi putusan dalam
perkara yang sama agar perkara diberi putusan sama
dengan putusan sebelumnya.
- Sudah adil, tepat dan patut sehingga tidak ada alasan untuk
keberatan mengikuti hakim terdahulu.
d. Traktat

Traktat merupakan perjanjian internasional yang diadakan oleh


2 negara atau lebih yang dituangkan dalam bentuk tertentu.
Perjanjian internasioanal yang sangat penting meliputi
masalah-masalah yang penting bagi kelangsungan hidup suatu
bangsa seperti perjanjian batas wilayah. Adapun yang dimuat
dalam sebuah traktat pada umumnya adalah ketentuan –
ketentuan hukum bersifat umum yang mengikat negara yang
menandatanganinya. Ini berarti timbulnya traktat yang
menciptakan hukum sehingga dapat digolongkan sebagai
sumber hukum formil.

Macam – macam traktat :

1) Traktat bilateral adalah perjanjian internasional yang dibuat


oleh dua buah negara, contohnya traktat antara Indonesia
dengan pemerintah Malaysia tentang perjanjian ekstradisi
menyangkut kejahatan criminal biasa dan kejahatan politik.
2) Traktat multilateral adalah perjanjian internasional dibuat
oleh lebih dari 2 negara, contohnya: perjanjian antara
indonesia dengan Singapura dan Malaysia tentang status
Selat Malaka sebagai laut milik berama ketiga negara
tersebut.
3) Traktat Kolektif atau traktat terbuka adalah perjanjian
internasional yang boleh dimasuki negara lain. Contohnya,
Piagam PBB yang merupakan perjanjian banyak negara
yang ingin mengadakan perdamaian dunia.

Meteri – materi traktat yaitu:


- Masalah – masalah politik/yang lain yang dapat
mempengaruhi haluan polotik negeri
- Ikatan –ikatan sedemikian rupa yang mempengaruhi haluan
politik negara
- Masalah – masalah yang menurut UUD/peraturan
perundang undangan harus diatur dengan UU.

e. Agrement

Merupakan perjanjian antara menteri – menteri lain yang hanya


disampingkan kepada parlemen /DPR untuk diketahui setelah
disahkan kepala negara.

f. Doktin

Doktrin menjadi sumber hukum karena UU perjanjian


internasional dan yurisprudensi tidak memberi jawaban hukum
sehingga dicarilah pendapat alhi hukum terkemuka.

E. Kaidah Hukum

Kaidah hukum mempunyai sifat yang memaksa dan sanksinya


berupa ancaman hukuman , alat – alat kekuasaan negara
berupaya agar norma hukum ditaati dan dilaksanakan.

Suatu kaidah dapat lahir karena 2 faktor pentyebab sebagai berikut :

1. Kaidah hukum yang beraal dari kaidah-kaidah sosial di dalam


masyarakat. Dalam istilah Paul Bohanan, kaidahhukum ini
dinamakan kaidah hukum yang berasal dari proses double
legitimity atau pemberian ulang legistimasi dari suatu kaidah
sosial non hukum ( moral,agama,dan kesopanan) menjadi suatu
kaidah hukum.
2. Kaidah hukum yang diturunkan oleh otoritas tertinggi, sesuai
dengan kebutuhan masyarakat pada saat itu dan langsung terwujud
dalam bentuk kaidah hukum, serta sama sekali tidak berasal dari
kaidah sosial sebelumnya.

F. Asas-Asas Hukum

a. Asas Lex Speciali Derogat Lex Generali

Asas ini berarti peraturan yang lebih khusus akan


mengesampingkan peraturan yang bersifat lebih umum,
misalnya KUH Dagang dapat mengesampingkan KUH perdata
dalam hal perdagangan.

b. Asas Lex Superior Derogat Lex Inferior

Peraturan yang lebih tinggi akan mengesampingkan peraturan


yang lebih rendah, misalnya Pasal 7 UU No. 10 Tahun 2004.

c. Asas Lex Posteriori Derogat Lex Priori

Peraturan yang baru akan menghapus peraturan yang lama,


misalnya UU No. 13 Tahun 1965 diganti dengan UU No.14
Tahun 1992 tentang UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

G. Pembidangan Ilmu Hukum

1. Berdasarkan Isinya
- Hukum Publik adalah hukum negara artinya hukum yang
mengatur hubungan semua warga negara atau hubungan
antara negera dengan perseorangan warga negara). Hukum
ini meliputi hukum pidana, hukum administrasi negara,
hukum tata negara hukum pajak dan hukum internasional.
- Hukum Privat adalah hukum Sipil artinya hukum yang
mengatur hubungan antara orang yang satu dengan yang
lain dengan menitik beratkan pada kepentinagn pihak
tertentu.hukum ini biasanya hukum perdata,hukum yang
mengatur hubungan pihak tertentu misalya perjanjian dalam
problem jual beli.
2. Berdasarkan Waktu Berlakunya
- Ius Contitutum (Hukum Positif), yaitu hukum yang berlaku
bagi seluruh warga negara dalam suatu waktu tertentu dan
di dalam suatu tempat tertentu.hukum ini diterapan pada
system hukum di Indonesia.
- Ius Constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku
di masa yang akan datang.
- Hukum Asasi(Hukum), yaitu hukum yang berlaku di
dalam segala waktu dan tempat di dalam belahan dunia.
Hukum tersebut berlaku untuk masa yang tidak dapat
ditentukan dan tidak mengenal batas waktu terhadap
siapapun juga di seluruh dunia.
3. Berdasarkan Bentuknya
- Hukum Tertulis adalah hukum yang dibuat oleh badan
resmi atau oleh penguasa dan melaliu prosedur yang jelas
dan dicantumkan dalam berbagai peraturan perundang
undangan. Contoh : UUD 1945
- Hukum Tidak Tertulis adalah hukum yang masih hidup
dalam keyakinan masyarakat,tatapi tidak tertulis namun
berlaku ditaati. Hukumtidak tertulis ini disebut juga hukum
kebiasaan.
4. Berdasarkan Sumber
- Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum
dalam peraturan perundangan yang ditujukan bagi warga di
dalam suatu negara dan bentuknya tertulis..
- Hukum kebiasaan(Adat), yaitu hukum yang terletak di
dalam peraturan kebiasaan(adat) yang terdapat pada daerah-
daerah tertentu dan bentuknya tidak tertulis.
- Hukum Traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara-
negara di dalam suatu perjanjian yang telah disetujui oleh
negara-negara yang mengikuti perjanjian(traktat).
- Hukum Jurispudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena
keputusan hakim.
5. Berdasarkan Tempat berlakunya
- Hukum Lokal.Yaitu hukum yang hanya berlaku di daerah
tertentu saja (hukumadat Manggarai-Flores, hukum adat
Batak, Jawa, Minangkabau, dan sebagainya).
- Hukum Nasional. Yaitu hukum yang berlaku di negara
tertentu (hukum Indonesia,  Malaysia, Mesir ,dan
sebagainya).
- Hukum Internasional. Yaitu hukum yang mengatur
hubungan antara dua negara atau lebih (hukum perang,
hukum perdata internasional, dan sebagainya)
6. Berdasarkan Sifatnya
- Hukum bersifat Memaksa adalah hukum yang dalam keadaan
bagaimanapun juga harus dan mempunyai kekuasaan mutlak.
- Hukum bersifat Mengatur adalah hukum yang keberadaannya
dikesampingkan apabila pihak pihak yang bersangkutan telah
membuat peraturan sendiri dalam bentuk perjanjian.
7. Berdasarkan Fungsinya
- Untuk menyelesaikan pertikaian
- Memberikan jaminan dan kepastian hukum
- Untuk menyelesaika pertikaian
- Memberikan jaminan dan kepastian Hukum
- Menata kehidupan masyarakat agar terib dalam pergaulan
hidup
- Memelihara dan mempertahankan aturan tata tertib dalam
masyarakat
- Menciptakan rasa tanggung jawab terhadap perbuatan
anggota masyarakat dan penguasa.
H. Subjek Hukum
Subyek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai
hak dan kewajiban untuk bertindak dalam hukum.
Jadi subjek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban., maka
ia memiliki kewenangan untuk bertindak. Kewenangan untuk bertindak
yang dimaksud adalah bertindak menurut hukum. Menurut Subekti
(1998) dalam dunia hukum, pembawa hak dan kewajiban itu adalah
orang (person).
Yang dapat dikategorikan sebagai Subjek Hukum adalah
1. Manusia/orang (Natuurlijk persoon)
Adalah setiap orang yang mempunyai kedudukan yang sama selaku
pendukung hak dan kewajiban. Pada prinsipnya orang sebagai
subjek hukum dimulai sejak lahir hingga meninggal dunia.
Pengecualiannya ialah bahwa menurut pasal 2 KUH Perdata bagi
yang masih dalam kandungan ibunya dianggap telah lahir bila
kepentingannya menghendaki. Tetapi bila bayi itu lahir dalam
keadaan mati dianggap tidak pernah ada, maka ia bukan subjek
hukum.
2. Badan Hukum (Rechts persoon)
Adalah suatu perkumpulan atau lembaga yang dibuat oleh hukum
dan mempunyai tujuan tertentu.
Sebagai subjek hukum, badan hukum mempunyai syarat-syarat
yang telah ditentukan oleh hukum yaitu :
1.  Memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan anggotanya
2.  Hak dan Kewajiban badan hukum terpisah dari hak dan
kewajiban para anggotanya.
Badan hukum (rechts persoon) merupakan badan-badan
perkumpulan yakni orang-orang (persoon) yang diciptakan oleh
hukum. Badan hukum sebagai subyek hukum dapat bertindak
hukum (melakukan perbuatan hukum) seperti manusia dengan
demikian, badan hukum sebagai pembawa hak dan tidak berjiwa
dapat melalukan sebagai pembawa hak manusia seperti dapat
melakukan persetujuan-persetujuan dan memiliki kekayaan yang
sama sekali terlepas dari kekayaan anggota-anggotanya, oleh
karena itu badan hukum dapat bertindak dengan perantara
pengurus-pengurusnya.
I. Objek Hukum
Obyek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek
hukum dan yang dapat menjadi objek perhubungan hukum (Kansil,
1977). Objek hukum berupa benda atau barang ataupun hak yang dapat
dimiliki dan bernilai ekonomis. Benda adalah segala sesuatu yang dapat
di ha’I oleh orang atau dikuasi dengan hak atau menjadi objek
seseorang (Subekti,1985). Jenis objek hukum yaitu berdasarkan pasal
503-504 KUH Perdata disebutkan bahwa benda dapat dibagi menjadi 2,
yakni benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen), dan benda
yang bersifat tidak kebendaan (Immateriekegoderan).
Berikut ini penjelasannya :
1.Benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen)
Benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen) adalah suatu
benda yang sifatnya dapat dilihat, diraba, dirasakan dengan panca
indera, terdiri dari benda berubah / berwujud.
2. Benda yang bersifat tidak kebendaan (Immateriekegoderen)
Benda yang bersifat tidak kebendaan (Immateriegoderen) adalah
suatu benda yang dirasakan oleh panca indera saja (tidak dapat dilihat)
dan kemudian dapat direalisasikan menjadi suatu kenyataan,
contohnya merk perusahaan, paten, dan ciptaan musik / lagu dll.

Anda mungkin juga menyukai