Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Rifqi Syafiq

NIM : D1051201063
Prodi/Kelas : Teknik Lingkungan/C
Mata Kuliah : Kimia Lingkungan

Tugas Review Jurnal Hujan Asam

20 Mei 2021

Muhammad Rifqi Syafiq


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
d1051201063@student.untan.ac.id

ABSTRAK
Hujan asam diartikan sebagai berbagai macam hujan dengan pH di bawah
5,6. Efek yang ditimbulkan akibat turunnya atau munculnya hujan asam ada
beberapa baik bagi lingkungan maupun kesehatan mahluk hidup. Teknik yang
digunakan dalam riview jurnal kali ini yaitu adalah metode Meta-Analisis.
Tujuannya untuk merangkum hasil riview 5 jurnal yang bertemakan hujan asam
dan apa saja efeknya.

Kata kunci : hujan asam , efek hujan asam , hasil riview jurnal ( 5 jurnal )

1. PENDAHULUAN

Hujan asam diartikan sebagai berbagai macam hujan dengan pH di


bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6)
karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan
memiliki bentuk sebagai asam lemah. Hujan asam disebabkan oleh
belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta
nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur
dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan
bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang
mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam
tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan
yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.

Kegiatan industri dan transportasi yang berkembang pesat juga


menyebabkan peningkatan konsumsi energi hasil dari penggunaan bahan
bakar minyak. Emisi pencemar dari proses pembakaran bahan bakar
dapat menyebabkan penurunan kualitas udara. Gas SO2 dan NO2 yang
terlepas ke udara merupakan salah satu penyebab terjadinya deposisi
asam. Kandungan gas asam di udara bebas jika terkena hujan bisa
menyebabkan hujan asam. Deposisi asam pada umumnya adalah
peristiwa pengendapan asam dengan pH kurang dari 5,6. Polutan asam
dapat terdeposisi pada vegetasi, bangunan, atau bahkan pada sistem
pernafasan manusia. Kandungan asam di udara jika terkena hujan dapat
menyebabkan hujan asam. Hujan asam terjadi apabila pH air hujan
kurang dari 5,6. Hujan bersifat asam karena gas sulfur dioksida dan
nitrogen oksida membentuk asam sulfat dan asam nitrat.

Sebagian besar curah hujan umumnya sedikit asam karena asam


karbonat dari karbon dioksida di suasana. Tetapi 'hujan asam' disebabkan
ketika sulfur (Sulfur) dioksida dan nitrogen oksida (dari knalpot mobil
dan emisi industri) tersapu dari atmosfer oleh hujan sebagai asam sulfat
lemah (sulfat) dan asam nitrat. Hujan asam dapat menyebabkan
kerusakan serius pada tanaman, dan melepaskan ion kalsium dari tanah
dan daun tanaman yang menyebabkan ketidakseimbangan ionik. Hujan
asam dianggap sebagai salah satu faktor paling berbahaya dari
pencemaran lokal. Hujan ini memiliki kadar ion hidrogen (H +) yang
lebih tinggi karena kontaminasi asam sulfat dan asam nitrat. Ini
menurunkan skala pH (potensi hidrogen) ekosistem akuatik. Amerika
Timur Laut, Eropa Tengah, dan Cina telah diidentifikasi sebagai tiga
wilayah yang terkena hujan asam terbesar di dunia.
2. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan pada jurnal 1 yang pertama


yaitu dengan membahas aspek hujan asam kemudian juga menyoroti
lebih banyak daerah yang terkena dampak asam, dan akhirnya kebijakan
pengurangan hujan asam. Jurnal 2 dan jurnal 5 menggunakan metode
deskriptif dengan data yang digunakan adalah pengumpulan data
sekunder melalui studi kepustakaan dan studi dokumen dengan teknik
analisis data serta pendekatan analisis deskriptif. Jurnal 3 dilakukan
dengan simulasi yang dijalankan menggunakan Husby Dynamic
MINTEQ model (HD-MINTEQ), yang menghubungkan kalkulasi
ekuilibrium Visual MINTEQ versi 3.1 model keseimbangan massa
sederhana dan model PROFIL untuk pelapukan kimia tanah. Jurnal 4
menggunakan metode eksperimental yaitu suatu penelitian yang dengan
sengaja peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel
dengan suatu cara tertentu sehingga berpengaruh pada satu atau lebih
variabel lain yang diukur.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal 1 yang berjudul “Acid Rain Is A Local Environment


Pollution but Global Concern” oleh Haradhan Kumar Mohajan tahun
2018 menyatakan bahwa amonium karbonat ((NH4) 2CO3) ada di udara
di atas area pertanian, amonium sulfat di pinggiran kota, dan asam sulfat
(H2SO4) di daerah kota yang menyebabkan hujan asam. Kemudian
pembakaran bahan bakar fosil dianggap sebagai penyebab utama
pencemaran udara dan telah menjadikannya sebagai masalah perkotaan
lokal menjadi masalah nasional dan internasional. SO2 adalah polutan
atmosfer pertama yang dikenali sebagai agen racun penting bagi tanaman.
SO2 atmosfer telah meningkat 20 kali lipat secara global sejak tahun
1800-an. Sekitar 200 tahun kemudian, efek hujan asam dianggap serius
sejak 1980.
Jurnal 2 yang berjudul “A Study On Acid Rain: Effects and Control
Measures” oleh Aadit Giandi, Parth Patel, Prof. Dr Girish Bagale tahun
2017 menyatakan efek hujan asam, dikombinasikan dengan pemicu stres
lingkungan lainnya, membuat pohon dan tanaman kurang mampu tahan
suhu dingin, serangga, dan penyakit. Polutan juga dapat menghambat
kemampuan pohon untuk berkembang biak. Beberapa jenis tanah lebih
mampu menetralkan asam daripada yang lain. Di daerah di mana
"kapasitas penyangga" tanahnya rendah, efeknya berbahaya hujan asam
jauh lebih besar. Hujan asam menyebabkan kerusakan parah pada
bangunan dan patung marmer. Hujan asam bereaksi dengan kalsium
karbonat (CaCo3) untuk membentuk kalsium hidrogen karbonat terlarut
atau kalsium bikarbonat, Kalsium bikarbonat adalah zat tepung, yang
mudah terhanyut dengan air atau lebih khusus lagi, air hujan. Inilah cara
hujan asam terkikis sebagian banyak monumen dan bangunan terkenal di
dunia seperti Taj Mahal di India, Katedral St. Paul di London, dan Patung
Liberty di New York.
Jurnal 3 yang berjudul “Assessing The Impact Of Acid Rain &
Forest Harvest Intensity” oleh Eric McGivney, Jon Petter Gustafsson,
Salim Belyazid, dkk tahun 2019 menyatakan penurunan paling dramatis
dalam pH di Aneboda terjadi dalam cakrawala B1, turun dari pH 5,29
pada tahun 1940 menjadi pH 4,81 pada akhir 1980-an, a total penurunan
pH 0,48 unit dalam 47 tahun. Cakrawala lain (O, E, dan B2) di Aneboda
melihat perubahan pH yang lebih ringan.
Jurnal 4 yang berjudul “Efek Hujan Asam Terhadap Pertumbuhan
Tanaman” oleh Mimatun Nasihah tahun 2017 menyatakan dampak Hujan
asam adalah Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar
keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi
kehidupan ikan dan tanaman. Bagi ikan: pH di bawah 4,5 tidak
memungkinkan bagi ikan untuk hidup, asam di dalam air akan
menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari
telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau.
Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir
berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas. Bagi
tumbuhan: Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam
cara. Lapisan lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga
tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga.
Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa
diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang.
Jurnal 5 yang bejudul “Studi Kandungan Asam Pada Air Hujan Di
Kawasan Surabaya” oleh Rachmanu Eko Handriyono & Amrita Winaya
Shita Dewi tahun 2018 menyatakan bahwa kegiatan industri di Kawasan
Surabaya Timur mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam penurunan
pH air hujan daripada kegiatan transportasi dan permukiman. Sedangkan
pH tertinggi dan konsentrasi polutan terendah pada air hujan berada di
daerah permukiman Semolowaru Indah. Konsentrasi polutan udara di
daerah permukiman lebih rendah daripada di daerah industri maupun
daerah padat transportasi. Konsentrasi polutan udara yang rendah
menyebabkan senyawa asam yang terbentuk juga akan rendah sehingga
pH air hujan menjadi tinggi.

4. KESIMPULAN
Dilihat dari simpulan masing – masing dari 5 jurnal penelitian
diatas, dapat disimpulkan bahwa hujan asam memiliki dampak yang
buruk dan merusak bagi lingkungan dan tanaman, juga ditemukan bahwa
kegiatan industri juga menjadi salah satu penyebab utama semakain
seringnya terjadi hujan asam, serta ditemukan juga daerah yang paling
menerima kerugian akibat turunya hujan asam yaitu danau dan rawa -
rawa.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal 1 : Mohajan,H.K.2018.” Acid Rain Is A Local Environment


Pollution but Global Concern”.Vol 3. No 5

Jurnal 2 : Bagale,Girish,dkk.2017.” A Study On Acid Rain: Effects and


Control Measures”. Vol 6. No 4

Jurnal 3 : Belyazid,Salim,dkk.2019.“Assessing The Impact Of Acid Rain &


Forest Harvest Intensity”. Vol 5. No 63-77

Jurnal 4 : Nasihah,Mimatun.2017.“Efek Hujan Asam Terhadap


Pertumbuhan Tanaman”.Vol 1. No 1

Jurnal 5 : Dewi,S,W,A,dkk.2018.” Studi Kandungan Asam Pada Air Hujan


Di Kawasan Surabaya”.Vol 1. No 2

Anda mungkin juga menyukai