اب اللَّ ِه َي ْو َم َخلَ َق ِ َالش هو ِر ِعْن َد اللَّ ِه ا ْثنَ ا َع َش ر َش ْهرا يِف كِت
ً َ
ِ
ُ ُّ ِإ َّن ع َّد َة
ِّين الْ َقيِّ ُم فَاَل تَظْلِ ُم وا
ُ ك ال د
ِ
َ ض ِمْن َه ا َْأر َب َع ةٌ ُح ُر ٌم ذَل
َ اَأْلر
ِ
ْ الس َم َاوات َو َّ
ني َكافَّةً َك َم ا يُ َق اتِلُونَ ُك ْم َكافَّةً َو ْاعلَ ُم واِ ِ ِ
َ في ِه َّن َأْن ُف َس ُك ْم َوقَاتلُوا الْ ُم ْش ِرك
ِ
َ َأن اللَّهَ َم َع الْ ُمتَّق
ني َّ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas
bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan
bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang
lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang
empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana
merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya
Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (QS At-Taubah: 36)
Pada bulan Rajab ini perlu menjadi pengingat-ingat untuk pribadi kita,
supaya kita membersihkan diri kita dari kotoran-kotoran maksiat. Mari
kita hentikan caci maki, menyebar kabar bohong, hoaks, fitnah
menggunjing sesama warga negara dan bentuk perilaku-perilaku yang
tidak pantas dilakukan oleh seorang muslim. Ingatlah, dosanya
dilipatgandakan. Kita perlu waspada, perilaku dosa di bulan ini tidak
main-main. Apalagi dalam situasi kebangsaan dan keummatan yang
dalam ujian besar berupa Pandemi Covid 19 serta situasi kebangsaan
lainnya menuntut sikap kearifan kesantunan sehingga betul betul bangsa
ini akan menjadi bangsa yang makmur baldatun thoyyibatun ghofur.
Saatnya di bulan Rajab ini menjadi bulan menanam kebaikan, untuk
menuju bulan yang penuh kemuliaan yaitu bulan Ramadhan.
ص ِاد
َ َضا ُن َش ْه ُر احْل
َ َو َر َم،الس ْق ِي
َّ َو َش ْعبَا ُن َش ْه ُر،الز ْر ِع
َّ ب َش ْه ُر
ٌ َر َج
Artinya: “Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan menyiram,
sedangkan Ramadhan adalah bulan menuai.”
ص ِاد ِ الزر
َ َاعةَ نَد َم َي ْو َم احْل
َ َ ِّ ضيَّ َع
َ فَ َم ْن،ع
َ ص ُد َما َز َر
ُ َْو ُكلٌّ حَي
Setiap orang akan mengunduh atas apa yang ia tanam. Barangsiapa yang
tidak merawat tanamannya, ia akan menyesal saat musim panen.
Melalui mimbar khutbah ini kami mengajak, marilah kita tata shalat kita.
Yang belum jamaah rutin di masjid, jika ada panggilan azan, panggilan
menghadap kepada-Nya, mari kita gumregah, cepat-cepat mendatangi
panggilan-Nya. Orang yang ingin doanya terkabul, hendaknya jika Allah
memanggil segera mengabulkan undangan Allah yang berupa shalat.
Dengan shalat di awal waktunya insyaAllah doa-doa akan mudah
diijabah oleh Allah.
Hadirin…. Yang perlu menjadi catatan adalah, bahwa shalat tidak dapat
berdiri sendiri. Ia harus dilengkapi syarat, rukun. Wudlunya harus sesuai
aturan, mandinya bagaimana, bacaan Fatihah-nya bagaimana, ini yang
perlu kita introspeksi pada diri kita masing-masing. Sudah sesuai yang
dicontohkan nabi apa belum? Kalau belum, jangan sungkan-sungkan
mendatangi kiai atau ustadz untuk belajar. Carilah guru yang benar-benar
bisa membimbing kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Datangi majelis
majelis taklim pengajian pengajian. Semoga kita dan keluarga kita
senantiasa diberi pertolongan oleh Allah subhanahu wa taala agar diberi
pertolongan menjadi orang baik, mudah melaksanakan shalat dan amal-
amal baik yang lain. Amin.