Anda di halaman 1dari 120

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyebutkan, “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (pasal 1 ayat 1, 2003:3). Dari

undang-undang tersebut bahwasanya pendidikan merupakan upaya yang disengaja

atau direncanakan dalam upaya membangun kualitas manusia Indonesia yang bukan

hanya tertuju pada aspek keduniawian semata, tetapi juga mental spiritual. Dalam

rangka itu pembangunan pendidikan dilaksanakan melalui jalur formal, informal dan

nonformal.

Salah satu isu yang banyak disoroti dalam dunia pendidikan saat ini adalah

rendahnya pencapaian hasil pendidikan yang diperoleh peserta didik, terutama pada

jalur formal di jenjang pendidikan dasar. Pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD)

bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan

umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan

selanjutnya (Agung, 2010:8). Kelemahan dalam mempersiapkan dan memberikan

bekal pengetahuan dan kemampuan kepada peserta didik di tingkat Sekolah Dasar,

akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil pendidikan di tingkat selanjutnya.

Rendahnya pencapaian mutu hasil pendidikan ditingkat Sekolah Dasar, cenderung

akan mempengaruhi rendahnya pencapaian hasil pendidikan di tingkat selanjutnya.

1
Dalam era pembangunan saat ini, dimana situasi kehidupan semakin

mengglobal maka sangat dibutuhkan sumber daya Indonesia yang berkualitas tinggi.

Tanpa memiliki kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dan mampu

bersaing dengan bangsa-bangsa lain, hanya akan menempatkan pada posisi tidak atau

kurang dapat memanfaatkan situasi yang ada, terutama untuk mencapai perbaikan

hidup. Untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tinggi,

maka salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di tingkat

Sekolah Dasar adalah Ilmu Penetahuan Alam, agar peserta didik mampu dalam

memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah yang dapat diidentifikasai,

dan diterapkan dalam lingkungan masyarakat. IPA merupakan cabang ilmu

pengetahuan yang mempelajari fenomena-fenomena alam. IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep- konsep, atau prinsip-prinsip

saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan pendidikan IPA. Pendidikan IPA

juga diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan

alam sekitar, serta dapat mengembangkannya lebih lanjut sehingga dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA pada umumnya menekankan

pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi yang

dimiliki peserta didik sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitarnya

secara ilmiah. Pendidikan IPA juga diarahkan untuk menemukan masalah yang terjadi

di alam sekitar, sehingga dapat membantu pesrta didik memperoleh pemahaman yang

mendalam tentang alam sekitarnya. Materimateri dalam IPA juga banyak mempelajari

fenomena-fenomena alam dan memerlukan penalaran lebih oleh peserta didik.

Karakteristik materimateri IPA yang cenderung abstrak akan menuntut seorang guru

IPA untuk berinovasi dalam merumuskan model pembelajaran yang tepat untuk

menyampaikannya.

2
Menurut Hayat dan Yusuf (dalam Widi, 2014:11) Hasil belajar IPA yang

dicapai oleh peserta didik di Indonesia yang tergolong rendah dipengaruhi oleh

banyak faktor, yaitu karakteristik peserta didik dan keluarga, kemampuan membaca,

motivasi belajar, minat dan konsep diri, strategi belajar, tingkat kehadiran dan rasa

memiliki. Faktor yang sangat penting adalah lingkungan belajar peserta didik dalam

bentuk strategi yang diciptakan guru dalam mengoptimalkan potensi-potensi yang

dimiliki peserta didik dalam mempelajari IPA, dan menggunakan konsep IPA tersebut

dalam memahami lingkungan. Maka sebagai pendidik, guru harus menguasai banyak

strategi dan metode dalam mengajarkan IPA. Guru harus kreatif dalam mengajar agar

dapat menjelaskan materi secara benar dengan suasana yang nyaman dan

menyenangkan.

Pendidikan IPA di Sekolah Dasar haruslah disesuaikan dengan

perkembangannya. Biasanya siswa SD masih menggunakan pola pikir yang konkret,

maka dalam proses pembelajaran IPA yang abstrak harus dibantu agar menjadi lebih

konkret. Hal ini berarti bahwa strategi pembelajaran IPA haruslah sesuai dengan

perkembangan intelektual atau perkembangan tingkat berfikir anak, sehingga

diharapkan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar itu lebih efektif dan menyenangkan.

Pada dasarnya proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar harus

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, krativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis

peserta didik (Rusman, 2010:4). Maka guru sebagai pendidik wajib membimbing dan

mengajarkan IPA dengan baik agar tujuan pelajaran IPA dan proses pembelajaran

Sekolah Dasar dapat tercapai.

Pembelajaran IPA di SD merupakan sarana yang tepat untuk mempersiapkan

para siswa agar dapat memperoleh pengetahuan pengetahuan yang baru sehingga apa

3
yang mereka peroleh dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi pada

kenyataannya prestasi belajar siswa dalam mempelajari konsep-konsep dalam IPA

tidak sesuai oleh harapan guru, hal ini di karenakan anggapan bahwa pengetahuan itu

bisa ditransfer dari pikiran seseorang ke pikiran orang lain, sehingga guru yang aktif

dalam pembelajaran untuk memindahkan pengetahuan yang dimilikinya seperti mesin.

Siswa hanya mendengar, mencatat dan mengerjakan tugas yang diberikan guru

sehingga pembelajaran berpusat pada guru dan pemahaman yang dicapai siswa

bersifat sementara.

Selain itu penyebab rendahnya prestasi belajar IPA yaitu dalam penyampaian

pelajaran IPA masih sering menggunakan metode yang yang monoton dan cenderung

konvensional seperti ceramah. Penggunaan metode tersebut yang mungkin dianggap

para guru adalah metode paling praktis, mudah dan efisien sehingga dapat

dilaksanakan tanpa persiapan. Namun dalam pembelajaran yang hanya menggunakan

metode tersebut akan membuat siswa menjadi pasif dan mudah bosan di kelas.

Sehingga siswa menjadi kurang optimal dalam memahami pelajaran IPA yang di

sampaikan oleh guru dan menyebabkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPA

masih jauh dari harapan guru. Demikian juga berdasarkan hasil observasi kegiatan

pembelajaran pada kelas IV SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong bahwa

pembelajaran masih sering menggunakan metode yang monoton dan cenderung

konvensiaonal sehingga menjadikan siswa kurang aktif dan mudah bosan dalam

pembelajaran.

Berdasarkan nilai ulangan mata pelajaran IPA pula yang berkaitan dengan

materi Kerangka pada Manusia menunjukkan bahwa prestasi siswa kelas IV SDN

Cabeankunti 1 banyak yang jauh dari harapan guru dan masih di bawah KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 60. Dari hasil ulangan IPA tersebut yang

mencapai KKM adalah sebanyak 4 siswa atau 16,67% dari jumlah siswa dan yang

4
tidak tuntas sebanyak 20 siswa atau 83,33% dari jumlah siswa. Untuk mengatasi

masalah tersebut perlu ada tindakan yang tepat agar proses kegiatan belajar mengajar

mampu mencapai tujuannya. Dalam hal ini peneliti ingin mencoba menggunakan

Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk mengatasi masalah tersebut.

Berdasarkan paparan masalah di atas maka penulis bermaksud membuat penelitian

dengan judul: ‘’PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI ALAT

INDRA MANUSIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) PADA SISWA

KELAS IV SD MUHAMMADIYAH AIMAS KABUPATEN SORONG TAHUN

PELAJARAN 2015/2016’’.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Apakah penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat

meningkatan prestasi belajar IPA materi Alat Indra Manusia pada siswa kelas IV

SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong tahun pelajaran 2015/2016?

2. Apakah penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat memenuhi

target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPA materi Alat Indra

Manusia pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong tahun

pelajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan

penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan prsetasi belajar IPA materi Alat Indra Manusia melalui

penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada siswa Kelas IV SD

Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong Tahun Ajaran 2015/2016.

5
2. Untuk memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata

pelajaran IPA materi Alat Indra Manusia melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong

tahun pelajaran 2015/2016.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara dan bersifat teoritis. Dalam

metode penelitian, hipotesis adalah alat yang mempunyai kekuatan dalam proses

inkuiri. Karena hipotesis dapat menghubungkan dari teori yang relevan dengan

kenyataan yang ada atau fakta, atau dari kenyataan dengan teori yang relevan

(Sukardi,2011:41). Jadi Suatu hipotesis akan diterima jika disertai dengan fakta-fakta

yang membenarkan. Setelah menelaah berbagai sumber, penulis mengajukan hipotesis

sebagai berikut:

1. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatan

prestasi belajar IPA materi Alat Indra Manusia pada siswa Kelas IV SD

Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat memenuhi target

pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPA materi Alat

Indra Manusia pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong

tahun pelajaran 2015/2016.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bersifat teoritis

maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan

kepada perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan terutama yang

berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam dan dalam dunia pendidikan.

6
b. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada srategi berupa

pergeseran dari paradigma mengajar menuju ke paradigma belajar yang

mementingkan pada proses untuk mencapai hasil.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Dapat digunakan sebagai masukan agar siswa dapat mengoptimalkan

kemampuan dan potensi yang dimiliki sehingga dapat belajar dengan baik agar

prestasi belajarnya meningkat.

b. Bagi Guru

Dapat digunakan sebagai saran dan masukan bahwa Strategi

Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat digunakan sebagai salah satu

alternatif dalam KBM IPA.

c. Bagi Sekolah

Memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan proses

pembelajaran, sehingga berdampak pada peningkatan mutu sekolah.

d. Bagi Institusi

Dari hasil penelitian ini nantinya dapat dipergunakan sebagai referensi

bagi mahasiswa lain untuk penulisan yang relevan, serta dapat menambah

koleksi pustaka dan bahan bacaan bagi mahasiswa.

F. Definisi Operasional dan Indikator Keberhasilan

1. Definisi Operasional

a. Prestasi Belajar .

Prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa

berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademis di sekolah pada

jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir semester dalam bukti

laporan yang di sebut rapor (Basri, 2015: 154).

7
b. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pelajaran IPA adalah rumpun ilmu yang memiliki karakteristik khusus

yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan

(reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab –akibatnya (Widi, 2014:

22). Sedangkan Garnida (2002: 1) menjelaskan bahwa IPA adalah cabang ilmu

yang mempelajari gejala dan perubahan-perubahan alam.

c. Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Student Team Achievement Disions (STAD) adalah salah satu strategi

pembelajaran kooperatif yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa

dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda dan saling bekerja sama

untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya secara akademi, siswa

juga dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis (Huda,

2014:201).

Sedangkan menurut Isjoni (dalam Taniredja, 2014: 64) Strategi

pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh Slavin ini

merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas

dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu

dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan starategi pembelajaran koooperatf tipe STAD ini dikatakan

efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapaun indikator

keberhasilan penerapan strategi pembelajaran ini adalah siswa kelas IV memenuhi

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) individu dalam pembelajaran pada mata

pelajaran IPA yaitu 60 dan KKM klasikal sebesar 85%.

G. Metodologi Penelitian

1. Rancangan Penelitian

8
Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang ditetapkan oleh peneliti

adalah penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan dalam bidang

pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk

memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran (Basrowi dan Suwandi,

2008:28).

Menurut Winter (dalam Paizaluddin, 2012: 44) di dalam PTK diperlukan

hadirnya suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain. Kesemuanya itu diharapkan

dapat dijadikan sumber data atau data sumber. Karena pada hakikaktnya

kedudukan peneliti dalam PTK merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari

suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi dia juga

terlibat langsung dalam suatu proses situasi dan kondisi. Bentuk kerja sama atau

kolaborasi di antara para anggota situasi dan kondisi itulah yang menyebabkan

suatu proses dapat berlangsung.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti memilih menggunakan jenis

PTK kolaboratif. Jadi dalam penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan guru kelas

dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian.

a. Lokasi Penelitian

1) Tempat penelitian : SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong

2) Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

3) Materi pokok : Alat Indra Manusia

4) Kelas / semester : IV / I

b. Waktu Penelitian

9
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester I (ganjil) tahun ajaran 2015/2016.

Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan dari tanggal 10 Agustus –

12 September 2015.

c. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Muhammadiyah Aimas

Kabupaten Sorong tahun pelajaran 2015/2016 sejumlah 24 siswa yang terdiri

dari 11 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

3. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui empat tahapan yang harus

dilakukan secara berulang-ulang yakni sebagai berikut :

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan

c. Pengamatan

d. Refleksi.

Untuk lebih jelasnya tahap-tahapan dalam penelitian tindakan kelas

dapat digambarkan sebagai berikut (Arikunto, 2007:16) :

Bagan 1.1 Empat Langkah Tindakan PTK

10
Adapun langkah-langkah penelitian tersebut sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan untuk merancang kegiatan

pembelajaran IPA materi pokok Alat Indra Manusia dengan strategi

pembelajaran Kooperatif tipe STAD, kegiatan ini meliputi:

1) Mengunpulkan data yang dibutuhkan dengan cara observasi, wawancara dan

dokumentasi.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.

4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan peserta didik.

5) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru dalam melaksanakan

pembelajaran.

6) Mempersiapkan soal evaluasi untuk peserta didik.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Guru memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

3) Guru mulai mengadakan proses belajar mengajar.

4) Guru menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

pembelajaran.

5) Guru bersama siswa merefleksikan pembelajaran.

6) Guru menutup pembelajaran.

c. Pengamatan

Pengamatan ( observasi ) dilaksanakan pada proses pembelajaran

berlangsung dari awal sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas peserta didik pada saat proses

kegiatan belajar-mengaja.

11
d. Refleksi

Dalam tahap ini, data yang diperoleh dari observasi kemudian

dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui apakah pembelajaran yang telah

dilaksanakan berhasil atau gagal. Sehingga dari hasil analisis tersebut dapat

dijadikan sebagai bahan evaluasi dan pedoman untuk menentukan siklus

selanjutnya.

4. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk

memperoleh data adalah sebagai berikut:

a. Silabus

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik.

d. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru yang melaksanakan kegiatan

pembelajaran.

e. Soal evaluasi yang berupa soal post test.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan penelitian merupakan hal

yang sangat penting karena berhubungan dengan isi penelitian yang dilakukan agar

sesuai dengan data lapangan. Dengan berbagai pertimbangan terutama subyek

penelitian, maka teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai beberapa fenomena, baik

dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai

tujuan tertentu ( Arifin, 2011: 153). Teknik pengumpulan data pada penelitian

12
ini menggunakan lembar observasi kegiatan siswa dan lembar observasi

kegiatan guru.

b. Tes

Tes adalah alat pengukur yang berharga dalam penelitian. Tes ialah

seperangkat rangsangan (stimul) yang diberikan kepada seorang dengan maksud

untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka

(Paizaluddin, 2014:131). Dalam teknik pengumpulan data melalui tes, peneliti

membuat dan menggunakan lembar tes tertulis yang berkaitan dengan materi

yang telah disampaikan oleh guru kepada peserta didik. Tes ini diberikan

disetiap akhir pelajaran guna mengukur tingkat keberhasilan strategi

pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan dalam pembelajaran IPA

untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data

mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen, legger, agenda, dan sebagainya(Arikunto, 2010:

274). Dalam metode dokumentasi ini peneliti mengumpulkan data-data berupa

dokumen-dokumen hasil belajar sebelum dan sesudah dilaksanakanya

penelitian, RPP dari silabus dan foto-foto pelaksanaan peelitian.

6. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, selanjutnya adalah menganalisis data untuk

mengetahui hasil akhir dari penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 131)

dalam Penelitian Tindakan Kelas dalam menganalisis data menggunakan dua jenis

data, sebagai berikut:

a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif

dengan statistik deskriptif. Dalam analisis ini biasanya untuk mencarai nilai

13
rerata dan mencari presentase keberhasilan belajar. Dengan rumus sebagai

berikut :

1) Rumus mencari nilai rerata.

2) Rumus mencari presentase keberhasilan belajar.

b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi yang berbentuk kalimat yang

memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap

suatu mata pelajaran ( kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode

belajar yang baru (efektif ), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian,

antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya dapa

dianalisis secara deskriptif (Arikunto, 2007: 131)

H. Sistematika Penulisan

14
Dari uraian di atas dapatlah peneliti gambarkan penelitian yang akan dilakukan

dalam sistematika berikut ini:

1. Bagian Awal

Bagian awal yang terdiri dari: halaman sampul, lembar logo, halaman judul,

lembar persetujuan, pernyataan keaslian tulisan, moto, persembahan, kata

pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar bagan, daftar

diagram, dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

hipotesis, manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORI

Berisi tentang ruang lingkup prestasi belajar, ruang lingkup IPA, dan ruang

lingkup strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD.

BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN

Berisi tentang deskripsi lokasi dan deskripsi pelaksanaan siklus I, siklus II,

dan siklus III.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil observasi pada tahap pra penelitian, hasil penelitian

deskripsi per siklus dan pembahasan.

BAB V : PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran-saran.

3. Bagian Akhir

Pada bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka, lampiran lampiran.

15
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam

bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha (Arifin, 2011: 12).

Menurut Poerwadarminta (2006: 910) prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari

yang dilakukan dan di kerjakan. Syaiful Bahri Djamarah (dalam Umiarso, 2011:

226) menjelaskan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang

perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan

pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilainilai yang terdapat dalam

kurikulum. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakakan

berkenaan dengan perkembangan dan kemajuan peserta didik.

2. Pengertian Belajar

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (2008: 23). Definisi di

atas dapat diartikan juga bahwa belajar adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan

atau mencapai kepandaian atau ilmu. Belajar adalah serangakaian kegiatan jiwa

raga untuk memperolah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut

kognitif, afektif dan psikomotor (Bahri, 2011:13). Menurut Crow and Crow (dalam

Sriyanti, 2013:14) Belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu

pengetahuan,dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan

sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru.

16
Thursan Hakim (dalam Umiarso,2011:226) mendefinisikan bahwa belajar

adalah proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut

ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti

peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan,

daya pikir, dan lain-lain kemampuannya. Belajar juga merupakan suatu usaha sadar

yang terencana yang dilakukan oleh individu maupun kelompok untuk menambah

pengetahuan dan ketrampilan serta membentuk sikap.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh kebiasaan, ilmu

pengetahuan, dan berbagai sikap yang terjadi akibat adanya interaksi individu

dengan lingkungannya yang menyangkut dengan aspek kognitif, afektif dan

psikomotor.

3. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar diartikan sebagai prestasi yang dicapai oleh seseorang siswa

pada pada jangka waktu tertentu dan dicatat dalam buku rapor sekolah

(Poerwodarminto Mila Ratnawati dalam Basri, 2015: 153). Menurut Yaspir Gandhi

Wirawan dalam Murjono (dalam Basri, 2015: 153) menjelaskan bahwa prestasi

belajar adalah hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya

sebagaimana dicantumkan nilai rapornya. Syaiful Bahri Djamarah (dalam Umiarso,

2011 227) menjelaskan bahwa Prestasi Belajar adalah hasil yang diperoleh berupa

kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari

kreativitas belajar. Sehingga prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah

hasil dari proses belajar tersebut.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil yang dicapai oleh siswa berupa kesan-kesan yang mengakibatkan

17
perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari kreativitas belajar dalam jangka

waktu tertentu sebagaimana dicantumkan dalam buku rapornya.

4. Bentuk-bentuk Prestasi Belajar

Bentuk-bentuk prestasi belajar dalam Taksonomi Bloom dibagi dalam tiga

ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan pengetahuan atau

kecerdasan berbahasa dan kecerdasan logika matematika. Menurut Bloom, dkk

(dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 26-27) dalam ranah kognitif terdiri dari

enam aspek sebagai berikut:

1) Pengetahuan

Mengacu pada kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan

tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa,

kaidah, teori, prinsip atau metode. Misalnya, kemampuan menceritakan

suatu peristiwa yang terjadi.

2) Pemahaman

Mengacu pada kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang

dipelajari. Misalnya, dapat mengungkapkan gagasan atau pendapat dengan

kata-kata sendiri.

3) Penerapan

Mengacu pada kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk

menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, kemampuan

menghitung jarak dan kecepatan dalam soal cerita matematika.

4) Analisis

18
Mengacu pada kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian

sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya,

kemampuan membuat grafik.

5) Sintesis

Mengacu pada kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya,

kemampuan menemukan solusi atas suatu masalah yang terjadi di kelas.

6) Evaluasi

Mengacu pada kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal

berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya menilai suatu karangan. Misalnya,

dapat menulis suatu laporan.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai yang

mencakup tentang kecerdasan antarpribadi dan intrapribadi. Ranah Afektif

menurut Krathwohl dan Bloom, dkk (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 27-

29) terdiri dari lima aspek sebagai berikut:

1) Penerimaan

Mengacu pada kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan

hal tersebut. Misalnya kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaan

pada masing-masing siswa.

2) Partisipasi atau Responsi

Mengacu pada kerelaan, kesediaan, memperhatikan dan berpartisipasi dalam

suatu kegiatan. Misalnya, mematuhi aturan sekolah dan berpartisipasi dalam

kegiatan sekolah.

3) Penilaian dan Penentuan Sikap

Mengacu pada kemampuan menerima suatu nilai, menghargai, mengakui,

dan menentukan sikap. Misalnya, menerima pendapat orang lain.

19
4) Organisasi

Mengacu pada kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman

dan pegangan hidup. Misalnya, kemampuan bertanggung jawab atas perilaku

yang dilakukan.

5) Pembentukan Pola Hidup atau Karakterisasi

Mengacu pada kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi

pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya, selalu menunjukan sikap disiplin

dalam menaati aturan yang ada.

c. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan atau

kemampuan bertindak setelah mendapatkan pengalaman belajar tertentu.

Menurut Simpson (dalam Dimyati dan Mudjiono,2002:29-30) ranah psikomotor

terdiri dari tujuh aspek, antara lain:

1) Persepsi

Mengacu pada kemampuan memilah-milahkan (mendeskriminasikan) hal-

hal yang khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut.

Misalnya, pemilihan warna.

2) Kesiapan

Mengacu pada kemampuan menempatkan diri dalam keadaan di mana akan

terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup

jasmani dan rohani. Misalnya, posisi star lomba lari.

3) Gerakan Terbimbing

Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau gerakan

peniruan. Misalnya, membuat lingkaran diatas pola.

4) Gerakan yang Terbiasa

20
Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh.

Misalnya, melakukan lari dengan tepat.

5) Gerakan Kompleks

Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan atau ketrampilan yang terdiri

dari banyak tahap, secara lancar, efisien dan tepat. Misalnya, kemampuan

melakukan praktikum IPA.

6) Penyesuaian Pola Gerakan

Mengacu pada kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola

gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya, ketrampilan

bertanding.

7) Kreativitas

Mengacu pada kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang baru atas

dasar prakarsa sendiri. Misalnya, kemampuan membuat gerakan tari kreasi

baru.

5. Fungsi Utama Prestasi Belajar

Prestasi belajar semakin penting untuk dibahas, karena menurut Arifin

(2010: 12-13) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah

dikuasai peserta didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan

indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Sedangkan indikator

ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan

indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat.

21
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdesan) peserta didik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi utama pertasi belajar

adalah sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu dan juga sebagai

indikator kualitas institusi pendidikan.

6. Kegunaan Prestasi Belajar

Menurut Cronbach (dalam Arifin, 2011: 13) bahwa keguanaan prestasi

belajar banyak ragamnya, antara lain:

a. Sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar.

b. Untuk keperluan diagnostik.

c. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.

d. Untuk keperluan seleksi.

e. Untuk keperluan penempatan atau penjurusan.

f. Untuk menentukan isi kurikulum.

g. Untuk menentukan kebijakan sekolah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegunaan prestasi belajar

adalah sebagai umpan bagi bagi guru dalam melakukan pembelajaran serta untuk

menetukan isi kurikulum dan kebijakan sekolah.

7. Indikator Prestasi Belajar

Indikator dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu

proses belajar- mengajar dapat dikatakan berhasil. Menurut Bahri (2000: 87), ada

sejumlah indikator yang dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan belajar anak didik,

yaitu:

a. Anak didik menguasai bahan pengajaran yang telah dipelajari.

b. Anak didik menguasai teknik dan cara mempelajari pengajaran.

c. Waktu yang diperlukan untuk menguasai bahan relatif lebih singkat.

22
d. Teknik dan cara belajar yang dikuasai dapat digunakan untuk mempelajari

bahan pengajaran lain yang serupa.

e. Anak didik dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara sendiri.

f. Timbulnya motivasi instrinsik (dorongan dari dalam diri anak didik) untuk

belajar lebih lanjut.

g. Tumbuh kebiasaan anak didik untuk selalu mempersiapkan diri dalam

menghadapi kegiatan di sekolah.

h. Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapinya.

i. Tumbuh kebiasaan dan ketrampilan membina kerjasama dan atau hubungan

sosial dengan orang lain.

j. Kesediaan anak didik untuk menerima pandangan orang lain dan memberikan

pendapat atau komentar terhadap gagasan orang lain.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator prestasi belajar

dapat dilihat dari daya serap anak didik dan ketrampilan yang dimiliki anak didik.

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal

dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Adapun faktor-faktor

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)

1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh. Yang termasuk faktor ini ialah panca indra yang tidak berfungsi

sebagaimana mestimya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau

perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang

membawa kelainan tingkah laku.

2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri

atas:

23
a) faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan

bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.

b) Faktor nonintelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,

kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis (Uzer, 1993:9-10).

b. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)

1) Faktor lingkungan keluarga, yaitu sosial ekonomi keluarga, pendidikan

orang tua, serta perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota

keluarga.

2) Faktor lingkungan sekolah, yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru dan

siswa, serta kurikulum dan metode mengajar.

3) Faktor lingkungan masyarakat, yaitu sosial budaya, partisipasi terhadap

pendidikan (Basri, 2015:155-156).

Dengan demikian, beberapa faktor internal dan eksternal yang berinteraksi

baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa.

B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA adalah hasil kegiatan manusia berupa

pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang

diperoleh dari pengalaman melalui rangkaian proses ilmiah antara lain

penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasangagasan (Garnida, 2002: 253).

Sukarno (dalam Widi, 2014:23) menjelaskan bahwa IPA adalah ilmu yang

mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu

yang mempelajari kejadian-kejadian yang terjadi di alam yang berupa pengetahuan,

gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari

24
pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,

penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.

2. Ruang Lingkup Pelajaran IPA untuk SD/MI

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspekaspek sebagai

berikut:

a. Aspek Kerja Ilmiah, meliputi:

1) Kegiatan penyelidikan.

2) Berkomunikasi ilmiah.

3) Pengembangan kreativitas.

4) Pemecahan masalah.

5) Sikap.

6) Nilai ilmiah (Samultian,2013: 2).

b. Aspek Pemahaman Konsep, meliputi:

1) Makhul hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya.

2) Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah, dan batuan.

3) Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya

dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainya.

4) Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya.

5) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannyan (Garnida,

2002: 254).

Dalam pembelajaran IPA di SD/MI kedua aspek tersebut saling terkait satu

sama lain. Aspek kerja ilmiah digunakan untuk membantu siswa dalam memahami

konsep dan pengetahuan IPA.

3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI

25
Konsep IPA di Sekolah Dasar merupakan konsep yang masih terpadu,

karena belum dipisahkan secara tersendiri. Adapun tujuan pembelajaran IPA di

Sekolah Dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP dalam Susanto,

2013: 171), dimaksudkan untuk:

a. Memperolah keyakinan terhadap kebesaran tuhan yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan- Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat.

d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan

melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP

4. Fungsi Mata Pelajaran IPA di SD/MI

Fungsi mata pelajaran IPA di SD/MI adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam

dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi

kehidupan sehari-hari.

b. Mengembangkan ketrampilan proses.

26
c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk

meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.

d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling

mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan

dan pemanfaatannya bagi kehudupan sehari-hari.

e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) serta ketrampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari

maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih

tinggi (Garnida, 2002: 253-254).

5. SK dan KD IPA Kelas IV Semester 1

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kelas IV Semester I dapat

dilihat pada tabel 1.1, di bawah ini:

Tabel 2.1 SK dan KD IPA Kelas IV Semester 1

STANDAR KOMPETENSI DASAR


KOMPETENSI
Rangka dan Panca Indra 1.1 Mendiskripsikan hubungan antara
Manusia struktur kerangka tubuh manusia dengan
1. Memahami hubungan struktur fungsinya.
organ tubuh manusia dengan 1.2 Menerapkan cara memelihara kesehatan
fungsinya, serta pemeliharaannya kerangka tubuh.
1.3 Mendiskripsikan hubungan antara
struktur panca indra dengan fungsinya.
1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan
panca indra.
Struktur dan Fungsi Bagian 2.1 menjelaskan hubungan antara struktur
Tumbuhan akar tumbuhan dengan fungsinya.
2. Memahami hubungan antara 2.2 Menjelaskan hubungan antara struktur
struktur bagian tumbuhan dengan batang tumbuhan dengan fungsinya.
fungsinya. 2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur
daun tumbuhan dengan fungsinya.

27
2.4 Menjelaskan hubngan antara bunga
dengan fungsinya.
Penggolongan Hewan 3.1 Mengidentifikasi makanan hewan
Berdasarkan Jenis Makanannya. 3.2 Menggolongkan hewan berdasarkan jenis
3. Menggolongkan hewan makanannya.
berdasarkan jenis makanannya 3.3 Mengidentifikasi jenis makanan hewan
3.4 Menggolongkan hewan berdasarkan jenis
makanannya.
Daur Hidup Hewan 4.1 mendiskripsikan daur hidup
4. Memahami daur beberapa hewan di lingkungan
hidup beragam sekitar, misalnya kecoa,
jenis makhluk nyamuk, kupu-kupu, kucing.
hidup. 4.2 Menunjukan kepedulian
terhadap hewan peliharan,
misalnya kucing, ayam, ikan.
Makhluk Hidup dan 5.1 mengidentifikasi beberapa jenis
Lingkungannya hubungan khas (simbiosis) dan hubungan
5. Memahami hubungan sesama “makan dan dimakan” antar makhluk hidup
makhluk hidup dan antara makhluk (rantai makanan).
hidup dengan lingkungannya 5.2 Mendiskripsikan hubungan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
Sifat dan Perubahan 6.1 mengidentifikasi wujud benda padat, cair,
Wujud Benda dan gas memiliki sifat tertentu.
6. Memahami beragam sifat dan 6.2 Mendiskripsikan terjadinya perubahan
perubahan wujud benda serta wujud cair , padat ,cair, cair ,gas ,cair;
berbagai cara penggunaan benda padat ,gas.
berdasarkan sifatnya.

6. Materi Alat Indra Manusia

Alat indra adalah alat dalam tubuh manusia yang dapat menghubungkan

antara tubuh manusia dengan lingkungan. Menurut Ahmad Abtokhi (2008: 29)

indra adalah kumpulan reseptor yang khas untuk menyadari suatu bentuk

perubahan lingkungan. Secara umum alat indra adalah organ yang berfungsi

28
menerima rangsangan yang berasal dari luar tubuh manusia (Tim Catha Edukatif,

2013: 11).

Setiap indra mempunyai ujung-ujung saraf sehingga dapat menerima

rangsangan. Ujung saraf disebut reseptor. Rangsangan adalah segala sesuatu yang

mengakibatkan terjadi perubahan dalam tubuh ataupun pada bagian tubuh. Ada dua

macam rangsangan yaitu rangsangan dalam dan luar. Rangsangan dari dalam dapat

berupa rasa lapar, nyeri, dan kelelahan. Rangsangan dari luar dapat berupa araoma

atau bau, cahaya, sentuhan, rasa manis, rasa asin, rasa pahit, dan suhu ataupun

kelembaban. Manusia normal memiliki lima indra, antara lain:

a. Indra Penglihat (Mata)

Manusia normal biasanya memiliki sepasang mata. Bentunya mirip bola.

Bola mata manusia mempunyai diameter kurang lebih dua setengah sentimeter.

Letak bola mata ada di dalam lekukan tengkorak kepala. Rongga mata

berlapiskan lemak membuat mata terlindungi dengan baik. Pada bagian dalam

dinding rongga mata terdapat otot-otot untuk menambatkan bola mata.

1) Bagian-bagian Mata

Bagian-bagian yang melindungi mata antara lain alis, kelopak, bulu,

dan kelenjar air mata.

a) Alis mata adalah rambut yang tumbuh melintang disebelah atas bola

mata. Alis mata berfungsi untuk melindungi mata dari air atau keringat

yang mengalir dari dahi agar tidak masuk ke dalam mata.

b) Kelopak mata atau pelupuk mata berfungsi melindungi bola mata dari

hal-hal yang membahayakan mata, seperti debu dan benda asing. Tujuan

kelopak mata berkedip adalah untuk membasahi dan membersihkan bola

mata dari kotoran.

29
c) Bulu mata pada kelopak mata berfungsi untuk melindungi mata dari

benda-benda asing dan mengurangi cahaya yang akan masuk ke mata.

d) Kelenjar air mata berfungsi sehingga memproduksi air mata sehingga

membasahi kornea agar mata tidak mudah kering.

e) Otot mata berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke kanan atau ke kiri

dan ke bawah atau ke atas. Ciri otot mata yang normal adalah antara otot

mata kiri dan kanan harus serasi. Otot mata tidak normal atau tidak serasi

disebut juling.

Sementara itu, bagian bola mata yang erat kaitannya dengan fungsi

penglihatan antara lain :

a) Kornea, terletak didepan selaput pelangi. Fungsi kornea adalah utuk

meneruskan cahaya yang masuk ke dalam mata sampai ke selaput jala

(retina).

b) Selaput pelangi / iris terletakk di depan lensa mata. Tersusun oleh

jaringan yang kaya pembuluh darah. Fungsi selaput pelangi adalah

memberi warna pada mata.

c) Pupil terletak di tengah selaput pelangi berupa bintik di tengah dan

berwarna hitam. Fungsi pupil adalah mengatur cahaya yang masuk ke

mata sesuai dengan kebutuhan sehingga mata dapat melihat.

d) Lensa terletak di belakang selaput pelangi/ iris. Fungsi utama lensa mata

adalah membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-

benda yang dilihat menjadi bayangan yang jelas pada selaput jala (retina).

e) Retina atau selaput jala merupakan lapisan saraf mata yang letaknya

paling belakang. Fungsi utama retina adalah sebagai layar penangkap

bayangan benda yang dilihat.

30
Gambar 2.1 Bagian-bagian Mata

2) Cara Kerja Mata

Mata bekerja ketika menerima cahaya dari lingkungan. Pantulan

cahaya dari suatu benda masuk melauli pupil dan diteruskan ke dalam lensa

mata. Di lensa mata, cahaya diarahkan sehingga bayangan benda jatuh pada

retina. Selanjutnya bayangan benda dibawa menuju otak melalui ujung saraf

di retina. Kemudian otak akan mengolah bayangan tersebut. Bayangan yang

diolah otak mengakibatkan kita dapat melihat suatu benda.

Pada tempat terang, pupil akan mengecil karena cahaya yang masuk

ke dalam mata hanya perlu sedikit sehingga tidak menyilaukan. Sedangkan

di tempat yang redup atau cahayanya kurang, pupil akan membesar karena

cahaya yang masuk harus lebih banyak.

3) Kelainan Pada Mata

a) Rabun jauh atau miopi, tidak dapat melihat benda yang letaknya jauh,

karena bayangan benda jatuh di depan retina. Untuk mengatasi hal

31
tersebut, si penderita dapat ditolong dengan kacamata berlensa cekung

(negatif).

b) Rabun dekat atau hipermetropi, tidak dapat melihat benda yang letaknya

dekat. Karena bayangan benda jatuh di belakang retina. Supaya bayangan

benda jatuh tepat pada retina, penderita ditolong denga kacamata berlensa

cembung (positif).

c) Rabun tua atau presbiopi, penderita rabun tua tidak dapat melihat benda

pada jarak yang normal atau jarak yang sangat jauh, karena kemampuan

berakomodasi mata sangat lemah. Kelainan ini biasanya terjadi pada

orang yang sudah usia lanjut. Penderita kelainan ini dapat ditolong

dengan kacamata rangkap (positif dan negatif)

d) Rabun senja atau hemeralopia adalah suatu gejala dimana penglihatan

seseorang menjadi kurang jelas penglihatanya pada waktu senja. Penyakit

ini tejadi karena kekurangan vitamin A. apanila dibiarkan terus-menerus

akan mengakibatkan kebutaan.

e) Buta warna, tidak dapat membedakan warna-warna tertentu seperti hijau,

biru, merah, dan kuning. Penyaki ini disebabkan oleh faktor keturunan.

4) Cara Merawat Mata

Beberapa cara merawat mata agar tetap sehat, antara lain sebagai

berikut:

a) Jangan menatap langsung cahaya matahari dengan mata telanjang.

b) Jangan membaca di tempat yang menyilaukan dan tempat yang redup

sekali.

c) Membiasakan membaca dengan jarak kurang lebih 30 cm.

d) Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A.

e) Menghindari mata terkena debu dan kotoran.

32
f) Jangan biasakan membaca dengan tiduran.

g) Melakukan pemeriksaan dokter mata secara rutin.

b. Indra pendengar (Telinga)

Telinga adalah alat indra yang peka terhadap rangsangan suara. Suara

atau bunyi dapat kita dengan jika frekuensinya berada diantara 20 sampai

20.000 getaran perdetik.

1) Bagian-bagian Telinga

Telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu:

a) Telinga Bagian Luar

Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga, liang telinga, dan

kelenjar minyak. Daun telinga berfungsi sebagai penangkap suara.

Dinding saluran telinga menghasilkan minyak yang disebut minyak

serumen. Minyak serumen berfungsi menjaga saluran telinga supaya

tidak kering dan untuk membunuh serangga yang masuk ke dalam

telinga.

b) Telinga Bagian Tengah

Telinga bagian tengah terdiri atas gengang telinga, tiga tulang

pendengaran (tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggudi), dan

saliran eustachius (saluran yang menghubungkan kerongkongan dengan

telinga. Telinga bagian tengah berfungsi menerima suara yang ditangkap

oleh telinga bagian luar.

c) Telinga Bagian Dalam

Telinga bagian dalam terdiri atas tingkap jorong, saluran bundar,

tingkap setengah lingkaran, dan rumah siput (koklea). Telinga dalam

berfungsi untuk menerima getaran bunyi/suara yang diterima dari telinga

tengah.

33
Gambar 2.2 Bagian-bagian Telinga

2) Cara Kerja Telinga

Suara berasal dari getaran merabat melalui udara. Suara tersebut

ditangkap oleh gendang telinga. Akibatnya, gendang telinga bergetar.

Getaran di gendang telinga kemudia dilanjutkan oleh tulang-tulang

pendengar ke telinga bagian dalam, tepatnya di ujung saraf.getaran tersebut

di sampaikan ke otak melalui saraf sehingga kita dapat mendengar.

3) Kelainan Pada Telinga

a) Congek / infeksi telinga

Bagian telinga yang terkena luka dapat menyebabkan infeksi.

Infeksi biasanya disebabkan oleh bakteri.

b) Tuli

Tuli merupakan gangguan ketidakmampuan telinga untuk

mendengarkan bunyi atau suara. Ketulian disebabkan oleh adanya

kerusakan pada gendang telinga, tersumbatnya ruang telinga, atau

rusaknya saraf pendengaran. Pada orang lanjut usia, ketulian biasanya

34
disebabkan oleh kakunya gendang telinga dan kurang bainya hubungan

antar tulang pendengaran.

4) Cara Merawat Telinga

Cara merawat kesehatan telinga, antara lain sebagai berikut:

a) Membersihkan telinga sebaiknya tidak menggunakan benda keras atau

benda tajam.

b) Saat mendengar suara keras, sebaiknya menjauh atau menutup telinga.

c) Menjaga telinga jangan sampai terkena tamparan krena dapat

menyebabakan selaput gendang mudah luka.

d) Jika telinga kemasukan hewan atau benda kecil lainya, pendengaran tidak

jelas, mengeluarkan nanah, dan berbau, segera diperiksakan ke dokter

atau puskesmas.

c. Indra Pengecap (Lidah)

1) Bagian-bagian Lidah

Permukaan lidah yang tampak berbintil-bintil merupakan tempat

ujung-ujung saraf pengecap. Indra pengecap dapat menerima rangsangan

bahan makanan atau minuman yang terlarut. Pada permukaan lidah terdapat

beberapa macam reseptor, antara lain sebagai berikut:

a) Pangkal lidah, untuk merasakan rasa pahit.

b) Tepi belakang lidah, untuk merasakan rasa masam.

c) Tepi depan lidah, untuk merasakan rasa asin.

d) Ujung lidah, untuk merasakn rasa manis.

35
Gambar 2.3 Bagian-bagian Lidah

2) Cara Kerja Lidah

Awalnya makanan atau minuman yang masuk ke dalam mulut akan

merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Pada saraf pengecap, rangsangan

rasa kemudian dilanjutkan ke pusat saraf pengecap di otak. Berikutnya, otak

akan menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa atau

jenis makanan atau minuman.

3) Kelainan Pada Lidah

Kelainan pada lidah biasanya adalah sariawan. Sariawan adalahsejenis

infeksi jamur yang berbentuk bintik-bintik putih agak menyerupai sisa-sisa

susu pada lidah, langit-langit mulut, dan gusi. Sariawan dapat disebabkan

kekurangan vitamin C.

4) Cara Merawat Lidah

Berikut adalah cara memelihara kesehatan lidah:

a) Menghindari makan makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin.

Makanan yang terlalu panas atau dingin dapat merusak bintil pengecap.

b) Membersihkan lidah dengan cara menyikat lidah saat menggososkan gigi

sehingga kotoran pada lidah hilang. Gunakanlah sikat gigi yang bersih

dan lembut.

36
c) Memperbanyak makanan yang mengandung vitamin C.

d. Indra Pencium (Hidung)

Hidung merupakan indra pencium. Selain sebagai indra pencium, hidung

juga digunakan sebagai alat untuk bernapas.

1) Bagian-bagian Hidung

Hidung terdiri atas dua lubang hidung dan rongga hidung. Rongga

hidung dibentuk oleh tulang hidung dan tengkorak. Di dalam rongga hidung

terdapat selaput lendir dan rambut halus yang disebut hambut hidung.

Rambut hidung dan selaput lendir berguna untuk menahan kotoran yang

masuk bersama-sama dengan udara pernapasan. Kotoran tersebut dapat

berupa debu, kuman, dan cairan. Di rangga hidung bagian atas terdapat sel-

sel reseptor atau ujung-ujung saraf pembau. Ujung-ujung saraf pembau

berfungsi untuk mendeteksi zat kimia yang ada dalam udara pernapasan.

Ujung-ujung saraf pembau bergabung dengan pembuluh penciuman yang

berada di belakang rongga hidung. Pembuluh penciuman berfungsi

meneruskan rangsang bau yang diterima ujung-ujung saraf pembau.

Gambar 2.4 Bagian-bagian Hidung

2) Cara Kerja Hidung

37
Aroma masakan akan tercium oleh hidung karena aroma masakan

berbaur menjadi satu dengan gas-gas lain di dalam udara. Saat kita mengirup

udara pernapasan aroma masakan ikut masuk ke dalam hidung. Di rongga

hidung, aroma masakan akan larut bersama lendir. Selanjutnya, rangsangan

aroma masakan diterima ujung-ujung saraf pembau dan diteruskan ke pusat

penciuman serta saraf pembau. Kemudian otak menanggapi rangsang

tersebut sehingga kita dapat mencium aroma masakan yang masuk hidung.

3) Kelainan Pada Hidung

Beberapa gangguan-gangguan yang dialami oleh hidung antara lain:

a) Pilek (tersumbatnya saluran pernafasan).

b) Polip (daging tumbuh di dalam rongga hidung).

c) Rusaknya saraf pembau akibat cidera pada kepala.

4) Cara Merawat Hidung

Berikut adalah cara merawat hidung agar tetap sehat:

a) Bersihkan hidung secara rutin dengan menggunakan kapas setiap hari.

b) Memakai pelindung hidung (masker) saat berada pada lingkungan yang

kotor.

c) Berobat ke dokter jika mengalami gangguan pada hidung.

e. Indra Peraba (Kulit)

1) Bagian-bagian Kulit Kulit terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar

(epidermis) dan lapisan dalam (dermis).

a) Lapisan luar, terdiri atas:

1) Kulit ari, yang tersusun dari sel-sel mati. Kulit ari berfungsi mencegah

masuknya bakteri dan menguapnya air dari dalam tubuh.

2) Lapisan malpighi. Sel terluar malpighi yang mati menggantikan sel

kulit ari yang terkelupas.

38
b) Lapisan dalam (dermis) terdiri atas:

1) Jaringan lemak, yang berfungsi mengedapkan air di kulit agar tidak

lembab.

2) Kelenjar keringat, fungsinya mengeluarkan kotoran (keringat).

3) Saluran keringat, saluran tempat keluarnya keringat.

4) Kelenjar minyak, fungsinya melumasi kulit agar tidak kering.

5) Pembuluh darah.

6) Saraf penerima rangsang yang disebut reseptor, untuk menanggapi

rangsangan.

Gambar 2.5 Bagian-bagian Kulit

2) Cara Kerja Kulit

Ketika kulit menerima rangsang, rangsang selanjutnya diterima oleh

sel-sel reseptor. Kemudian rangsang diteruskan ke otak melalui urat saraf.

Tahapan berikutnya rangsang akan diolah di otak. Akibatnya, kita merasakan

adanya suatu rangsang. Otak kemudian memerintahkan tubuh untuk

menanggapi rangsang. Rangsang yang dapat diterima kulit berupa sentuhan

panas, dingin, tekanan, dan nyeri.

3) Kelainan Pada Kulit

39
Ada beberapa penyakit kulit antara lain:

a) Panu, penyakkit ini disebabkan oleh jamur yang menempel di kulit.

b) Jerawat, kelainan ini dapat timbul akibat ketidakseimbangan hormon dan

kulit yang kotor.

c) Radang kulit (dermatitis)

d) Cacar air

e) Campak

f) Kadas

g) Kurap

4) Cara Merawat Kulit

Untuk menghindari serangan penyakit kulit, kita perlu menjaga

kesehatan tubuh, seperti:

a) Mandi dengan air bersih menggunakan sabun mandi.

b) Sebelum makan dan tidur hendaknya mencuci tangan dan kaki.

c) Menghindari pemakaian baju secara bergantian dengan orang lain, sebab

penyakit kulit dapat menular melalui pakaian (Kusnin, 2007: 11-18) .

C. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

1. Pengertian STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions)

dikembangkan pertama kali oleh Robert Slavin dan temantemannya di Universitas

John Hopkins, dan merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana (Ibrahim dan dkk dalam Majid, 2014: 184).

Pengertian Student Teams Achievement Divisions atau STAD menurut

Slavin (dalam Taniredja, 2014: 64) merupakan salah satu metode pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk

permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Menurut

40
Robert E. Slavin juga (dalam Widi, 2014: 54) dalam STAD, para peserta didik

dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang peserta didik yang berbeda-

beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, latar belakang etniknya. Guru

menyampaikan pembelajaran, lalu peserta didik bekerja dalam tim mereka untuk

memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pembelajaran. Selanjutnya

peserta didik mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana

mereka tidak boleh saling membantu. Dari kuis tersebut, peserta didik

mendapatkan point yang akan dibandingkan dengan capaian sebelumnya, dan

dijumlahkan dengan point peserta didik lain dalam satu kelompok sehingga

diperoleh point kelompok. Kelompok yang memperoleh point tertinggi

mendapatkan penghargaan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Student Team Achievement

Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana. Peserta didik ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang

yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku.

Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja daam kelompok mereka untuk

memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai pelajaran tersebut.

Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi yang telah dipelajari, tetapi

siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu. Di akhir pelajaran, skor yang

diperoleh siswa dari kuis diakumulasikan dengan skor anggota kelompoknya untuk

mencapai skor tertinggi. Skor tertinggi yang mencapai kriteria akan mendapatkan

suatu penghargaan.

2. Komponen Utama STAD

STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu:

a. Presentasai Kelas

41
Presentasi ini dilakukan oleh guru dan dapat menggunakan media

audiovisual atau multimedia, KIT praktikum untuk demonstrasi, dan sumber

belajar IPA yang sesuai. Beda dengan pembelajaran biasa dalam STAD ini

peserta didik harus memperhatikan penuh karena berhubungan dengan point

pada saat mengerjakan kuis.

b. Tim

Tim dalam STAD terdiri dari empat atau lima peserta didik yang

mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin,

dan ras. Tungsi utama dari tim adalah memastikan semua anggotanya benar-

benar belajar IPA. Tim bekerja setelah guru melakukan presentasi materi IPA.

Dalam STAD setiap anggota tim harus berupaya melakukan yang terbaik untuk

tim dan tim pun harus melakukan hal terbaik untuk membantu anggotanya.

c. Kuis

Setelah saru atau dua periode guru melakukan presentasi materi IPA, dan

dilanjutkan satu atau dua periode praktik tim, selanjutnya peserta didik

melakukan kuis yang dikerjakan secara individual.

d. Skor Kemajuan Individual

Skor ini diberikan ke peserta didik untuk mengetahui perkembangan

kemajuan peserta didik. Skor ini diperoleh dari kuis yang di kerjakan secara

individual dan akan dijumlahkan menjadi skor kelompok. Setiap peserta didik

diberi skor “awal” yang diperoleh dari rata-rata kinerja peserta didik

sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Selanjutnya, peserta didik

akan mengumpulkan point untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor

kuis dibandingkan dengan skor awal mereka.

e. Rekognisi Tim

42
Tim akan memperoleh sertifikat atau penghargaan jika skor rata-rata

mereka mencapai kriteria tertentu (Widi, 2014: 54-55).

3. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Pelajaran

IPA Materi Alat Indra Manusia

a. Penyampaian Tujuan dan Motivasi

Guru menyampaikan tujuan pelajaran IPA yang ingi dicapai pada

pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

b. Pembagian Kelompok

Guru membagi siswa bagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap

kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas

(keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau

enik.

c. Presentasi dari Guru

Guru memyampaikan materi pelajaran dibantu dengan media, demostrasi,

pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Guru

juga menjelaskan tentang ketrampilan dan kemampuan yang diharapkan

dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara

mengerjakannya.

d. Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)

Guru meminta siswa untuk belajar dalam kelompok yang telah dibentuk.

Kemudian guru menyampaikan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja

kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan

kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan

bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan.

Setelah siswa bekerja dalam timnya, guru meminta masingmasing tim

untuk mempresentasikan hasil kerja timnya.

43
e. Kuis (Evaluasi)

Setelah kegiatan presentasi, guru melakukan penilaian terhadap

presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Kemudian guru

melakukanevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi alat

indra manusia yang telah dipelajari. Dimana siswa diberikan kursi individual

dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa

secara individual bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami

bahan ajar tersebut. Guru juga menetapkan skor batas penguasaan untuk tiap

soal sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.

f. Penghargaan Prestasi Tim

Setelah pelaksanaan kuis , guru memeriksa hasil kerja siswa dan

diberikan angka dengan rentan 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas

keberhasilan kelompok dapat dilalukan oleh guru dengan tahapan-tahapan

berikut:

1) Menghitung Skor Individu

2) Menghitung Skor Kelompok

Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor

perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor

perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota

kelompok tersebut.

3) Pemberian Hadiah dan Pengakuan Skor Kelompok

Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru

memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok

sesuai dengan prestasinya (Rusman, 2011: 215-217).

4. Langkah-langkah STAD

44
Menurut Sharan (dalam Taniredja, 2014; 64-65) langkah-langkah STAD

dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam

kemampuan jenis kelamin dan sukunya.

b. Guru memberikan pelajaran.

c. Siswa-siswi di dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota

kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut.

d. Semua siswa diberikan kuis perseorangan tentang materi tersebut. Mereka tidak

dapat membantu satu sama lain.

e. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka

sendiri yang sebelumnya.

f. Nilai-nilai itu di beri hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang

bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu memlampaui nilai mereka yang

sebelumnya.

g. Nilai-nilai dijumlahkan untuk mendapatkan nilai kelompok.

h. Kelompok yang bisa mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau

hadiah-hadiah tertentu.

Adapun langkah-langkah STAD (Student Teams Achievement Division)

dalam pembelajaran IPA SD tentang panca indra manusia, sebagai berikut:

a. Guru memnyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa dan tata cara

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 orang yang

beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya.

c. Guru menyampaikan materi pelajaran tentang panca indra manusia kepada

siswa.

45
d. Guru meminta setiap anggota kelompok untuk memastikan setiap anggotanya

bisa menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

e. Guru memberikan lembar kerja kepada setiap kelompok. Siswa saling berbagi

tugas dan saling membantu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan tersebut.

f. Guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasian hasil kerja

kelompoknya. Kemudian hasil kerja kelompok tersebut dikumpulkan.

g. Guru memberikan kuis kepada setiap siswa tentang materi panca indra manusia.

Dalam mengerjakan kuis tersebut setiap siswa tidak diperbolehkan saling

membantu walaupun dengan siswa lain dalam satu kelompok.

h. Guru dan siswa bersama-sama menghitung skor yang diperoleh setiap siswa

dalam mengerjakan kuis, kemudian skor yang telah diperoleh setiap siswa

dijumlahkan dengan skor siswa lain dalam satu kelompok. Setelah itu skor

tersebut dirata-ratakan untuk mendapatkan skor kelompok.

i. Guru memberikan penghargaan atau hadiah kepada kelompok yang

mendapatkan skor terbaik dengan kriteria tertentu.

5. Kelebihan Menggunakan STAD

Banyak sekali manfaat dari strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD ini,

diantaranya :

a. Karena dalam kelompok siswa dituntut untuk aktif sehingga dengan model ini

siswa dengan sendirinya akan percaya diri dan meningkatkan kecakapan

individunya.

b. Interaksi sosial dalam kelompok, dengan sendirinya siswa belajar dalam

bersosialisasi di lingkungannya (kelompok).

c. Dengan kelompok yang ada, siswa diajarkan untuk membangun komitmen

dalam mengembangkan kelompoknya.

d. Mengajarkan menghargai orang lai dan saling percaya.

46
e. Dalam kelompok siswa diajarkan untuk saling mengerti dengan materi yang

ada, sehingga siswa saling memberitahu dan mengurangi sifat kompetitif

(Kurniasih, 2015: 22).

Ibrahim dkk (dalam Majid, 2014: 188) juga menguraikan bahwa penggunaan

strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki kelebihan, diantaranya:

a. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa

lain.

b. Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan.

c. Dalam pross belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif.

d. Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.

6. Kelemahan Menggunakan STAD

Adapun kelemahan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD,

antara lain:

a. Membutuhkan waktu yang lama.

b. Siswa pandai cenderung enggan apabila disatukan dengan temannya yang

kurang pandai, dan yang kurang pandai pun merasa minder apabila

digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama-kelamaan perasaan

itu akan hilang dengan sendirinya.

c. Siswa diberikan kuis dan tes secara perorangan. Pada tahap ini setiap siswa

harus memerhatikan kemampuannya dan menunjukkan apa yang diperoleh pada

kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal kuis atau tes sesuai dengan

kemampuannya. Pada saat mengerjakan kuis atau tes ini, setiap siswa bekerja

sendiri.

d. Penentuan skor. Hasil kuis atau tes diperiksa oleh guru, setiap skor yang

diperoleh siswa dimasukan ke dalam daftar skor individual, untuk melihat

47
peningkatan kemampuan individual. Rata-rata skor peningkatan individual

merupakan sumbangan bagi kinerja pencapaian hasil kelompok.

e. Penghargaan terhadap kelompok. Berdasarkan skor peningkatan individu, maka

akan diperoleh skor kelompok. Dengan demikian, skor kelompok sangat

tergantung dari sumbangan skor individu (Majid, 2014: 188).

48
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong

1. Identitas dan Letak Geografis

a. Identitas SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong

1) Nama Sekolah : SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong

2) No Statistik Sekolah : 102320201021

3) Akreditasi Sekolah : Terakreditasi C

4) Alamat Sekolah : Jl. Wortel, Kel. Malasom, Kec. Aimas, Kab.

Sorong, Provinsi Papua Barat.

5) NPSN Sekolah : 60401305

6) Kepala Madrasah : Sularno, S.Pd.

b. Letak Geografis

SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong berlokasi di kecamatan

Aimas Kelurahan Malasom. Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut:

1) Sebelah Utara : Rumah Peduduk

2) Sebelah Selatan : SMP Muhammadiyah Aimas.

3) Sebelah Barat : Ma Muhammadiyah Aimas.

4) Sebelah Timur : Mts Muhammadiyah Aimas.

2. Visi dan Misi

a. Visi Sekolah

“TERWUJUDNYA GENERASI MUDA YANG CERDAS, TERAMPIL,

BERTAQWA DAN BERBUDI PEKERTI LUHUR”.

b. Misi Sekolah

Misi SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong yaitu sebagai berikut:

49
1) Meningkatkan kegiatan belajar mengajar secara teratur, disiplin dan

bermutu.

2) Meningkatkan kerja sama antara sekolah, siswa, orang tua dan masyarakat.

3) Memberikan bimbingan terhadap siswa sesuai dengan kemampuannya.

4) Menanamkan sikap peduli terhadap masyarakat dan bangsa.

5) Menyelenggarakan pendidikan terpadu menuju inklusi.

3. Keadaan Gedung SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten

Gedung yang dimiliki SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong

meliputi:

a. 6 lokal kelas untuk kelas I-VI dengan ukuran 7 x 6 .

b. 1 lokal ukuran 10 x 6 terbagi menjadi ruang kepala sekolah, ruang guru,ruang

komputer dan ruang UKS.

c. 1 lokal WC siswa dan 1 WC untuk guru.

d. 1 gudang dengan ukuran 7 x 6

4. Keadaan Guru dan Karyawan

Guru atau tenaga pendidik SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong

sebanyak 12 orang guru, termasuk kepala sekolah, staff TU dan bagian kebersihan.

Untuk lebih jelasnya tentang keadaan pengajar dan staf yang lainnya yang

membantu jalanya proses pendidikan di SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten

Sorong, dapat dilihat dari tabel 3.1 sebagai berikut:

No. Nama L/P Ijazah Jabatan


1. Sularno, S.Pd L S1 Kepsek
2. Hairul Malik, S.Pd L S1 Wakepsek
3. Susmiati, S.Pd P S1 Guru
4. Jiono, S.Pd L S1 Guru Penjas
5. Jematun, S.Pd P S1 Guru
6. Riyasih,S.Pd P S1 Guru
7. Indah Sriwahyuningsih, S.Pd L S1 Guru
8. M. Imam Taufiq,S.Pd L S1 Guru

50
9. Mersy L. Lewerissa, S.Pd P S1 Guru Mapel
10. Wasitah P D2 Guru mapel
11. Yardi Suyitno, S.Kom L S1 Penjaga
12. Ismail L D2 Guru Mapel

Tabel 3.1 Keadaan Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan SD Muhammadiyah

Aimas Kabupaten Sorong Tahun Pelajaran 2015/2016

5. Keadaan Siswa

SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong memiliki 6 kelas dengan

jumlah keseluruhan sebanyak 195 siswa, yang terdiri dari kelas I-VI untuk lebih

jelasnya penulis sajikan rincian dalam tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Data Keadaan Peserta Didik SD Muhammadiyah Aimas Tahun

Pelajaran 2015/2016

No. Kelas Jumlah Jumlah


Putra Putri
1. I 10 26 36
2. II 14 16 30
3. III 27 12 39
4. IV 14 19 33
5. V 10 17 27
6. VI 14 16 30
Jumlah 89 106 195

6. Kurikulum Pembelajaran

Kurikulum yang diterapkan pada SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten

Sorong adalah KTSP yang memuat jenis-jenis mata pelajaran umum dan muatan

lokal yang meliputi :

a. Pelajaran Umum: Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarga

Negaraan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Pendidikan Agama

Islam, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan

Ketrampilan.

51
b. Muatan Lokal : Bahasa Inggris.

c. Ekstrakurikuler yaitu kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat peserta didik sesuai dengan

kemampuan masing-masing, adapun kegiatan ekstrakurikuler yang

diselenggarakan di SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong meliputi :

Kepramukaan dan Tapak Suci

7. Waktu Penelitian

Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan di kelas IV SD Muhammadiyah

Aimas Kabupaten Sorong. Pelaksanaan penelitian mulai Senin, 10 Agustus hingga

Sabtu, 12 September 2015. Setiap pertemuan kurang lebih 2 jam pelajaran (2 x 35

menit). Penelitian tindakan kelas ini sesuai dengan jadwal Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam di kelas IV, sehingga penelitian yang penulis lakukan tidak

banyak menggangu jadwal mengajar guru kelas maupun guru mapel lainnya.

Penelitian ini dilakukan dengan cara kolaboratif. Ibu Riyasih, S.Pd. sebagai guru

kelas mengamati penulis ketika meneliti. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian

dapat dilihat dari tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Waktu Kegiatan
1. 8 Agustus 2015 Permohonan Ijin Penelitian
2. 13 Agustus 2015 Pelaksanaan Siklus I Pertemuan 1
3. 21 Agustus 2015 Pelaksanan Siklus I Pertemuan 2
4. 27 Agustus 2015 Pelaksanaan Siklus II
5. 31 Agustus 2015 Pelaksanaan Siklus III

8. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten

Sorong.

9. Karakteristik Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Aimas

52
Siswa kelas IV SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong berjumlah 24

siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Aimas

No Nama L/P
1. Aini Nurrohmah P
2. Abdul Rahman L
3. Adrian Sinar Mulia L
4. Ardiansyah Rajab L
5. Azis Firdiansyah L
6. Anissa Fitri Ramadani P
7. Dessy Nur Mahdiyyah Lisa Saimara P
8. Dian Dita Hikmah Fitriani P
9. Fahri Surya Darmawan L
10. Furqon Aswad L
11. Indah Maulidya Qolbi P
12. Nanda Khaira Juyina P
13. Kirani Putri Rubany P
14. Mutiara Na’ima Anasya P
15. Muhammad Andika L
16. M. Fadillah Syahputra L
17. Nora Fatihatun Nadia P
18. Nur Azizah P
19. Nurmas Nizar Irawan L
20. Rahmawati P
21. Sahri Ramadani Arby L
22. Setyo Adhi Nugroho L
23. Siti Aulianisa Arimbi P
24. Siti Fatimah Yeblo P

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

1) Deskripsi Pra Siklus

Berdasarkan data diperoleh dari pembelajaran pra siklus menunjukkan

bahwa hasil ulangan pada Mata Pelajaran IPA siswa kelas IV masih banyak yang

berada dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 60. Dari hasil observasi

juga diperoleh informasi bahwa sistem pembelajaran yang berlangsung di SD

53
Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong masih satu arah dimana guru berperan

sebagai satusatunya sumber pengetahuan bagi siswa. Sehingga dalam proses

pembelajaran guru cenderung aktif sedangkan siswa cenderung pasif. Serta masih

banyaknya siswa yang tidak tenang pada saat proses pembelajaran seperti bermain

ketika proses pembelajaran dan bercerita dengan temannya ketika proses

pembelajaran.

Maka pada tahap ini hal yang perlu dilakukan peneliti adalah membentuk

kelompok-kelompok kecil dalam belajar. Dalam membentuk kelompok belajar,

peneliti membagi kelompok secara heterogen. Dimana siswa dibagi menjadi 5

kelompok dan setiap kelompok terdiri 4-5 siswa yang mempunyai kemampuan

yang berbeda. Dalam hal ini peneliti mengurutkan data pra siklus siswa berupa

nilai ulangan harian siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah. Kemudian

mengambil 5 siswa dengan nilai tertingi sebagai kunci dalam suatu kelompok,

setelah itu siswa yang berkemampuan sedang dan rendah dibagi dalam kelompok-

kelompok tersebut. Maka komposisi dalam suatu kelompok terdiri dari seorang

siswa berkemampuan tinggi, seorang siswa berkemampuan sedang I, seorang siswa

berkemampuan sedang II dan sisanya siswa yang berkemampuan rendah. Selain itu

dalam pembentukan kelompok juga didasarkan pada jenis kelamin dan tempat

tinggal yang berbeda-beda. Dengan pembentukan kelompok ini bertujuan untuk

mengetahui secara mendalam aktivitas dan prestasi siswa dengan diterapkannya

strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2) Deskripsi Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis 13 Agustus 2015 jam (07.30-08.40)

dan Jum’at 21 Agustus 2015 jam (08.00-09.10) selama 4 jam pembelajaran (140

menit). Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah:

a. Perencanaan

54
1) Mempersiapkan materi IPA pokok bahasan alat indra manusia, dengan sub

pokok bahasan alat indra mata manusia.

2) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pokok bahasan

alat indra manusia, dengan sub pokok bahasan alat indra mata manusia.

3) Membuat lembar observasi kegiatan peneliti dan lembar observasi kegiatan

siswa.

4) Membuat lembar soal post test untuk mengetahui peningkatan prestasi

belajar siswa.

5) Menyiapkan media dan alat peraga untuk menunjang proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan

1) Kegiatan awal (15 menit)

a) Salam, do’a dan mengabsen siswa.

b) Guru memperkenalkan diri.

c) Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan kata-kata penyemangat.

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

e) Guru menjelaskan cakupan materi tentang alat indra mata manusia

melalui metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan strategi pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

2) Kegiatan inti (50 menit)

a) Eksplorasi

1) Guru memberikan informasi kepada siswa untuk membentuk

kelompok yang beranggoatakan 4-5 orang yang beragam kemampuan,

jenis kelamin dan sukunya.

2) Guru memberikan penjelasan kepada siswa terkait dengan materi

indra mata manusia dengan media dan alat peraga yang telah

dipersiapkan.

55
3) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa terkait materi indra mata

manusia.

b) Elaborasi

1) Guru membagikan lembar kerja kelompok terkait dengan materi indra

mata manusia kepada setiap kelompok.

2) Guru menyampaikan peraturan dan tata cara kerja kelompok.

3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan secara

bersama-sama dengan anggota kelompoknya.

4) Guru meminta siswa yang bisa mengerjakan tugas kelompok tersebut

untuk menjelaskan kepada anggota kelompoknya agar semua anggota

kelompoknya dapat menguasai tugas yang diberikan.

5) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya.

6) Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil kerja

kelompoknya.

7) Guru membagikan kuis kepada siswa dan siswa diminta

mengerjakannya.

8) Guru tidak memperbolehkan siswa untuk bekerja sama dengan siswa

lain walaupun dengan anggota kelompoknya.

9) Guru bersama siswa membahas kuis yang telah dikerjakan.

10) Guru bersama siswa menghitung skor yang diperoleh setiap siswa,

kemudian dijumlahkan dengan skor anggota kelompoknya dan dirata-

ratakan untuk mendapatakan skor kelompok.

c) Konfirmasi

1) Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif dan kelompok

yang mendapatkan skor tertinggi.

56
2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

3) Kegiatan akhir/ penutup (5 menit)

a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.

b) Guru menyampaikan pokok materi yang akan dipelajarai selanjutnya.

c) Guru meminta siswa untuk belajar materi yang akan datang.

d) Berdoa bersama-sama.

e) Menutup dengan salam.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap

siswa ketika mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan strategi

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Observasi juga dilakukan terhadap guru

yang menerapkan starategi pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

pembelajaran IPA. Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada

tahap pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah

ditetapkan dalam indikator.

Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai yaitu guru dapat

menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran

IPA materi tentang Alat Indra Manusia dengan baik. Sedangkan Indikator

keberhasilan siswa yang ingin dicapai yaitu hasil tes formatif siswa 85% dari

jumlah siswa harus memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) individu

yaitu 60. Dari data pengamatan siswa dan guru selama pembelajaran dapat

diketahui bahwa:

1) Keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih kurang, dimana siswa belum

aktif dalam kegiatan pembelajaran karena model yang digunakan belum

sepenuhnya menarik perhatian siswa.

57
2) Keterlibatan guru dalam proses pembeleajaran juga masih kurang, dimana

langkah-langkah penerapan STAD yang dilakukan guru masih kurang cakap,

serta dalam pelaksanaan alokasi waktu dan pengelolaan kelas masih kurang.

d. Refleksi

Adapun hasil refleksi dari siklus I adalah sebagai berikut:

1) Guru kurang mampu memotivasi siswa ketika pembelajaran.

2) Guru kurang mampu mengkondisikan siswa untuk membentuk kelompok.

3) Guru kurang cakap dalam menyampaikan materi.

4) Guru kurang mampu dalam menghitung skor yang diperoleh siswa bersama-

sama siswa.

5) Guru juga belum terlalu cakap dalam pengelolaan kelas dan pengelolaan

waktu.

6) Siswa belum aktif dalam kegiatan pembelajaran karena siswa belum terbiasa

dalam memahami jalanya startegi pembelajaran tipe STAD yang diterapkan

sehingga belum menarik perhatian siswa.

7) Siswa kurang aktif untuk bertanya.

8) Siswa masih sering gaduh dalam kelas.

9) Berdasarkan hasil tes formatif pada akhir pembelajaran siklus I diketahui

jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar semakin meningkat

dibandingkan dengan tahap pra siklus. Namun hanya 33,33% dari jumlah

siswa atau 8 siswa yang mengalami ketuntasan belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan

pada siklus I belum berhasil. Dengan demikian perlu dicari kelemahan yang ada

pada tindakan I untuk kemudian dapat ditentukan perbaikan-perbaikannya.

Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru mata pelajaran IPA bahwa

58
perbaikan dilakukan pada siklus II. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

a. Penambahan pemberian motivasi kepada siswa ketika pembelajaran.

Guru melakukan pengkodisian kelompok di awal pembelajaran, agar

pembelajaran menjadi lebih efektif.

b. Guru menyampaikan materi dengan bantuan gambar-gambar, power point dan

video.

c. Dalam penghitungan skor guru bersama siswa menghitung secara berkelompok.

d. Untuk perbaikan guru mengelola waktu dengan semaksimal mungkin dan dalam

memulai pembelajaran guru lebih dahulu mengelola kelas, agar pembelajaran

lebih efektif.

e. Untuk perbaikan, siswa dikenalkan lebih dalam dengan strategi pembelajaran

kooperatif tipe STAD, agar terbiasa menerima pelajaran dengan menggunakan

strategi pembelajaran tersebut.

f. Agar siswa aktif bertanya maka guru memberikan motivasi kepada siswa agar

bertanya dan memberikan penambahan pertanyaan kepada siswa.

g. Untuk meningkatkan hasil tes formatif, maka guru memberikan pengulangan-

pengulangan terhadap materi yang disampaikan serta memberikan penambahan

pertanyaan kepad siswa.

3) Deskripsi Siklus II

Siklus II dilakukan pada hari Kamis 27 Agustus 2015 jam (07.30-08.40)

selama 2 jam pembelajaran (70 menit). Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah:

a. Perencanaan

Pada siklus ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan model yang

sama pada siklus I hanya saja mengalami beberapa perbaikan berdasarkan hasil

59
refleksi siklus I untuk materi alat indra manusia pokok bahasan indra telinga

manusia.

b. Pelaksanaan

Prinsip pelaksanaan pada siklus II hampir sama dengan siklus I, tetapi

peneliti lebih menekanakan pemberian latihan atau pertanyaan yang sering

dilakukan, serta memotivasi siswa untuk bertanya. Pelaksanaan pembelajaran

pada siklus II mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah

dipersiapkan.

1) Kegiatan awal (15 menit)

a) Salam, do’a dan mengabsen siswa.

b) Guru menyapa siswa dengan menanyakan kabar.

c) Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan kata-kata penyemangat.

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

e) Guru menjelaskan cakupan materi tentang alat indra mata manusia

melalui metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan strategi pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

2) Kegiatan inti (50 menit)

a) Eksplorasi

1) Guru memberikan informasi kepada siswa untuk membentuk

kelompok yang beranggoatakan 4-5 orang yang beragam kemampuan,

jenis kelamin dan sukunya.

2) Guru memberikan penjelasan kepada siswa terkait dengan materi

indra telinga manusia dengan media dan alat peraga yang telah

dipersiapkan.

3) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa terkait materi indra telinga

manusia.

60
b) Elaborasi

1) Guru membagikan lembar kerja kelompok terkait dengan materi indra

telinga manusia kepada setiap kelompok.

2) Guru menyampaiakan peraturan dan tata cara kerja kelompok.

3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan secara

bersama-sama dengan anggota kelompoknya.

4) Guru meminta siswa yang bisa mengerjakan tugas kelompok tersebut

untuk menjelaskan kepada anggota kelompoknya agar semua anggota

kelompoknya dapat menguasai tugas yang diberikan.

5) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya.

6) Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil kerja

kelompoknya.

7) Guru membagikan kuis kepada siswa dan siswa diminta

mengerjakannya.

8) Guru tidak memperbolehkan siswa untuk bekerja sama dengan siswa

lain walaupun dengan anggota kelompoknya.

9) Guru bersama siswa membahas kuis yang telah dikerjakan.

10) Guru bersama siswa menghitung skor yang diperoleh setiap siswa,

kemudian dijumlahkan dengan skor anggota kelompoknya dan dirata-

ratakan untuk mendapatkan skor kelompok.

c) Konfirmasi

1) Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif dan kelompok

yang mendapatkan skor tertinggi.

2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

3) Kegiatan akhir/ penutup (5 menit)

61
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.

b) Guru menyampaikan pokok materi yang akan dipelajarai selanjutnya.

c) Guru meminta siswa untuk belajar materi yang akan datang.

d) Berdoa bersama-sama.

e) Menutup dengan salam.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap

siswa ketika mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan strategi

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajarn IPA. Tahap ini dilakukan

pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. Observasi

diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator.

Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai yaitu guru dapat

menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran

IPA materi tentang Alat Indra Manusia dengan baik. Sedangkan Indikator

keberhasilan siswa yang ingin dicapai yaitu hasil tes formatif siswa 85% dari

jumlah siswa harus memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) individu

yaitu 60.

Dari data pengamatan siswa dan peneliti selama pembelajaran dapat

diketahui bahwa

1) Keterlibatan siswa dalam pembelajaran mulai meningkat, dimana sebagian

siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran karena sebagian siswa sudah

dapat mengikuti model yang digunakan dalam pembelajaran dan mulai

menarik perhatian siswa.

2) Keterlibatan guru dalam proses pembeleajaran juga mulai meningkat,

dimana guru telah mampu dalam menerapkan langkah-langkah STAD baik,

62
pelaksanan alokasi waktu sudah sesuai dengan waktu yang ditentukan,

namun dalam pengelolaan kelas perlu ditingkatkan lagi.

d. Refleksi

Adapun hasil refleksi dari siklus II adalah sebagai berikut:

1) Guru masih kurang mampu mengkondisikan siswa dalam pembentukan

kelompok.

2) Guru kurang mampu dalam penghitungan skor siswa bersamasama siswa.

3) Guru dalam mengelola waktu sudah sesuai dengan waktu yang ditentukan,

serta guru telah mampu menyampaikan materi dengan baik. Namun dalam

pengelolaan kelas masih harus ditingkatkan pengelolaaannya.

4) Sebagian siswa belum aktif dalam kegiatan pembelajaran karena beberapa

siswa masih ada yang belum memahami jalanya startegi pembelajaran tipe

STAD yang diterapkan. Namun pembelajaran sudah mulai menarik

perhatian siswa.

5) Hanya ada beberapa siswa yang aktif bertanya.

6) Berdasarkan hasil tes formatif pada akhir pembelajaran siklus II diketahui

jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar semakin meningkat

dibandingkan dengan tahap siklus I. Namun hanya 75% dari jumlah siswa

atau 18 siswa yang mengalami ketuntasan belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

tindakan pada siklus II belum sepenuhnya berhasil karena target siswa yang

harus mencapai KKM adalah 85%, sedangkan hasil tes menunjukan baru sekitar

75% dari jumlah siswa yang mencapai KKM. Dengan demikian perlu dicari

kelemahan yang ada pada tindakan II untuk kemudian dapat ditentukan

perbaikan-perbaikannya. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru

63
mata pelajaran IPA bahwa perbaikan yang dilakukan pada siklus III. Perbaikan-

perbaikan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Guru melakukan pengkodisian pembentukan kelompok sebelum

pembelajaran di mulai, agar pembelajaran menjadi lebih efektif.

2) Dalam penghitungan skor guru bersama siswa menghitung secara

berkelompok dan dengan bantuan power point.

3) Pengeloaan kelas dilakukan dimulai sebelum kegiatan pembelajaran.

4) Memberikan penjelasan dan pengenalan yang lebih mendalam tentang

strategi pembelajaran yang digunakan, agar semua siswa terbiasa menerima

pelejaran dengan menggunakan strategi pembelajaran tersebut.

5) Lebih sering memberikan motivasi kepada siswa untuk bertanya dengan

lebih sering memberikan pertanyaan atau latihan.

6) Untuk meningkatkan hasil tes formatif, maka guru memberikan

pengulangan-pengulangan terhadap materi yang disampaikan serta

memberikan penambahan pertanyaan kepad siswa.

7) Memberikan pengulangan-pengulangan terhadap materi yang disampaikan

serta frekuensi pemberian pertanyaan ditambah.

4) Deskripsi Siklus III

Siklus III dilakukan pada hari Senin 31 Agustus 2015 jam (08.00-09.10)

selama 2 jam pembelajaran (70 menit). Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah:

a. Perencanaan

Pada siklus ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan model yang

sama pada siklus II hanya saja mengalami beberapa perbaikan berdasarkan hasil

refleksi siklus II untuk materi alat indra manusia pokok bahasan indra lidah

manusia.

b. Pelaksanaan

64
Prinsip pelaksanaan pada siklus II hampir sama dengan siklus II, tetapi

peneliti lebih menekanakan pemberian latihan atau pertanyaan yang sering

dilakukan, serta memotivasi siswa untuk bertanya. Pelaksanaan pembelajaran

pada siklus II mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah

dipersiapkan.

1) Kegiatan awal (15 menit)

a) Salam, do’a dan mengabsen siswa.

b) Guru menyapa siswa dengan menanyakan kabar.

c) Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan kata-kata penyemangat.

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

e) Guru menjelaskan cakupan materi tentang alat indra mata manusia

melalui metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan strategi pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

2) Kegiatan inti (50 menit)

a) Eksplorasi

1) Guru memberikan informasi kepada siswa untuk membentuk

kelompok yang beranggoatakan 4-5 orang yang beragam kemampuan,

jenis kelamin dan sukunya.

2) Guru memberikan penjelasan kepada siswa terkait dengan materi

indra lidah manusia dengan media dan alat peraga yang telah

dipersiapkan.

3) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa terkait materi indra lidah

manusia.

b) Elaborasi

1) Guru membagikan lembar kerja kelompok terkait dengan materi indra

lidah manusia kepada setiap kelompok.

65
2) Guru menyampaikan peraturan dan tata cara kerja kelompok.

3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan secara

bersama-sama dengan anggota kelompoknya.

4) Guru meminta siswa yang bisa mengerjakan tugas kelompok tersebut

untuk menjelaskan kepada anggota kelompoknya agar semua anggota

kelompoknya dapat menguasai tugas yang diberikan.

5) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya.

6) Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil kerja

kelompoknya.

7) Guru membagikan kuis kepada siswa dan siswa diminta

mengerjakannya.

8) Guru tidak memperbolehkan siswa untuk bekerja sama dengan siswa

lain walaupun dengan anggota kelompoknya.

9) Guru bersama siswa membahas kuis yang telah dikerjakan.

10) Guru bersama siswa menghitung skor yang diperoleh setiap siswa,

kemudian dijumlahkan dengan skor anggota kelompoknya dan dirata-

ratakan untuk mendapatakan skor kelompok.

c) Konfirmasi

1) Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif dan kelompok

yang mendapatkan skor tertinggi.

2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

3) Kegiatan akhir/ penutup (5 menit)

Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.

a) Guru menyampaikan pokok materi yang akan dipelajarai selanjutnya.

b) Guru meminta siswa untuk belajar materi yang akan datang.

66
c) Berdoa bersama-sama.

d) Menutup dengan salam.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap

siswa ketika mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan strategi

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajarn IPA.

Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap

pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah

ditetapkan dalam indikator.

Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai yaitu guru dapat

menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran

IPA materi tentang Alat Indra Manusia dengan baik. Sedangkan Indikator

keberhasilan siswa yang ingin dicapai yaitu hasil tes formatif siswa 85% dari

jumlah siswa harus memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) individu

yaitu 60.

Dari data pengamatan siswa dan peneliti selama pembelajaran dapat

diketahui bahwa:

1) Keterlibatan siswa dalam pembelajaran sudah meningkat, dimana hampir

seluruh siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran karena siswa sudah

dapat mengikuti model yang digunakan dalam pembelajaran sehingga

menarik perhatian siswa.

2) Keterlibatan guru dalam proses pembeleajaran sudah meningkat, ditunjukan

pada penerapan langkah-langkah STAD dalam pembelajaran IPA sudah

sangat bagus. Dan dalam pelaksanan alokasi waktu sudah sesuai waktu yang

ditentukan dan pengelolaan kelas sudah berjalan dengan baik.

d. Refleksi

67
Berdasarkan hasil pengamatan terdapat keberhasilan pada proses

pembelajaran yaitu siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik

dibandingkan dengan siklus sebelumnya, hampir seluruh siswa mulai berani

bertanya dan menjawab pertanyaan, ketepatan guru dalam mengajar dengan

menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

prestasi belajar IPA materi alat indra manusia dan telah terlampaui target

pencapaian KKM yaitu 91,67% > 85%. Hasil observasi pada siklus III ini sudah

sesuai harapan peneliti, maka tidak perlu adanya refleksi.

68
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data Persiklus

1. Analisis Data Pra Siklus

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru IPA kelas IV SD

Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong masih sering menggunakan metode

pembelajaran yang berbasis satu arah. Dimana siswa hanya mendengar, mencatat

dan mengerjakan soal yang terdapat pada LKS. Maka pembelajaran tersebut hanya

berpusat pada guru dan pemahaman siswa hanya bersifat sementara. Bahkan guru

juga hanya menggunakan metode pembelajaran yang monoton seperti ceramah,

dan jarang menggunakan metode-metode pembelajaran yang bervariasi yang dapat

memotivasi siswa.

Data yang di peroleh dari kondisi awal, hasil nilai tes ulangan harian

semester gasal 2015/2016 siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA masih banyak

yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar yang digunakan

sebagai patokan dalam mata pelajaran IPA yaitu 60. Rangkuman hasil ulangan

harian IPA siswa kelas IV ditunjukkan pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Nilai Hasil Belajar Ulangan Harian IPA Siswa Kelas IV (Pra Siklus)

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. Aini Nurrohmah 50 Tidak Tuntas


2. Abdul Rahman 50 Tidak Tuntas
3. Adrian Sinar Mulia 40 Tidak Tuntas
4. Ardiansyah Rajab 60 Tuntas
5. Azis Firdiansyah 50 Tidak Tuntas
6. Anissa Fitri Ramadani 40 Tidak Tuntas
7. Dessy Nur Mahdiyyah Lisa Saimara 30 Tidak Tuntas
8. Dian Dita Hikmah Fitriani 30 Tidak Tuntas

69
9. Fahri Surya Darmawan 30 Tidak Tuntas
10. Furqon Aswad 40 Tidak Tuntas
11. Indah Maulidya Qolbi 60 Tuntas
12. Nanda Khaira Juyina 40 Tidak Tuntas
13. Kirani Putri Rubany 50 Tidak Tuntas
14. Mutiara Na’ima Anasya 30 Tidak Tuntas
15. Muhammad Andika 50 Tidak Tuntas
16. M. Fadillah Syahputra 50 Tidak Tuntas
17. Nora Fatihatun Nadia 50 Tidak Tuntas
18. Nur Azizah 60 Tuntas
19. Nurmas Nizar Irawan 70 Tuntas
20. Rahmawati 30 Tidak Tuntas
21. Sahri Ramadani Arby 50 Tidak Tuntas
22. Setyo Adhi Nugroho 50 Tidak Tuntas
23. Siti Aulianisa Arimbi 30 Tidak Tuntas
24. Siti Fatimah Yeblo 30 Tidak Tuntas
Jumlah 1070

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa ulangan harian sebelum

diadakanya pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dari

24 orang siswa yang dinyatakan lulus sebanyak 4 siswa atau sebesar 16,67% dan

yang dinyatakan tidak tuntas sebanyak 20 siswa atau sebesar 83,33%. Dari uraian

diatas dapat dijadikan sebagai pembanding sebelum dan sesudah diterapkanya

strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Analisis Data Siklus I

a. Data Hasil Pengamatan

Dalam siklus I ini pembelajaran IPA untuk materi Alat Indra Manusia

sudah dilaksanakan. Data yang diperoleh dari siklus ini adalah data nilai

prestasi belajar siswa. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung oleh guru kolaborator yang berperan sebagai pengamat sekaligus

penilai. Pada akhir pembelajaran dilakukan tes, dengan maksud untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian

70
ini akan diketahui tingkat kenaikan prestasi belajar dan ketuntasan siswa yang

dapat dilihat dari siklus ke siklus. Hasil tes pada siklus I dapat dilihat pada tabel

4.2, 4.3, 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. Aini Nurrohmah 60 Tuntas


2. Abdul Rahman 30 Tidak Tuntas
3. Adrian Sinar Mulia 40 Tidak Tuntas
4. Ardiansyah Rajab 60 Tuntas
5. Azis Firdiansyah 60 Tuntas
6. Anissa Fitri Ramadani 40 Tidak Tuntas
7. Dessy Nur Mahdiyyah Lisa Saimara 70 Tuntas
8. Dian Dita Hikmah Fitriani 30 Tidak Tuntas
9. Fahri Surya Darmawan 40 Tidak Tuntas
10. Furqon Aswad 50 Tidak Tuntas
11. Indah Maulidya Qolbi 60 Tuntas
12. Nanda Khaira Juyina 40 Tidak Tuntas
13. Kirani Putri Rubany 40 Tidak Tuntas
14. Mutiara Na’ima Anasya 40 Tidak Tuntas
15. Muhammad Andika 40 Tidak Tuntas
16. M. Fadillah Syahputra 40 Tidak Tuntas
17. Nora Fatihatun Nadia 50 Tidak Tuntas
18. Nur Azizah 40 Tidak Tuntas
19. Nurmas Nizar Irawan 70 Tuntas
20. Rahmawati 50 Tidak Tuntas
21. Sahri Ramadani Arby 60 Tuntas
22. Setyo Adhi Nugroho 50 Tidak Tuntas
23. Siti Aulianisa Arimbi 30 Tidak Tuntas
24. Siti Fatimah Yeblo 30 Tidak Tuntas
Jumlah 1120

Tabel 4.3 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. Aini Nurrohmah 70 Tuntas

71
2. Abdul Rahman 50 Tidak Tuntas
3. Adrian Sinar Mulia 50 Tidak Tuntas
4. Ardiansyah Rajab 80 Tuntas
5. Azis Firdiansyah 70 Tuntas
6. Anissa Fitri Ramadani 50 Tidak Tuntas
7. Dessy Nur Mahdiyyah Lisa Saimara 60 Tuntas
8. Dian Dita Hikmah Fitriani 30 Tidak Tuntas
9. Fahri Surya Darmawan 50 Tidak Tuntas
10. Furqon Aswad 60 Tuntas
11. Indah Maulidya Qolbi 60 Tuntas
12. Nanda Khaira Juyina 60 Tuntas
13. Kirani Putri Rubany 50 Tidak Tuntas
14. Mutiara Na’ima Anasya 50 Tidak Tuntas
15. Muhammad Andika 50 Tidak Tuntas
16. M. Fadillah Syahputra 50 Tidak Tuntas
17. Nora Fatihatun Nadia 70 Tuntas
18. Nur Azizah 50 Tidak Tuntas
19. Nurmas Nizar Irawan 80 Tuntas
20. Rahmawati 60 Tuntas
21. Sahri Ramadani Arby 70 Tuntas
22. Setyo Adhi Nugroho 50 Tidak Tuntas
23. Siti Aulianisa Arimbi 30 Tidak Tuntas
24. Siti Fatimah Yeblo 30 Tidak Tuntas
Jumlah 1330

Tabel 4.4

Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 dan 2

No Nama Siswa Pertemuan Pertemuan Rata- Keterangan


1 2 rata
1. Aini Nurrohmah 60 70 65 Tuntas
2. Abdul Rahman 30 50 40 Tidak Tuntas
3. Adrian Sinar Mulia 40 50 45 Tidak Tuntas
4. Ardiansyah Rajab 60 80 70 Tuntas
5. Azis Firdiansyah 60 70 65 Tuntas
6. Anissa Fitri Ramadani 40 50 45 Tidak Tuntas
7. Dessy Nur Mahdiyyah Lisa.S. 70 60 65 Tuntas
8. Dian Dita Hikmah Fitriani 30 30 30 Tidak Tuntas
9. Fahri Surya Darmawan 40 50 45 Tidak Tuntas
10. Furqon Aswad 50 60 55 Tidak Tuntas
11. Indah Maulidya Qolbi 50 70 60 Tuntas

72
12. Nanda Khaira Juyina 40 60 50 Tidak Tuntas
13. Kirani Putri Rubany 40 50 45 Tidak Tuntas
14. Mutiara Na’ima Anasya 40 50 45 Tidak Tuntas
15. Muhammad Andika 40 50 45 Tidak Tuntas
16. M. Fadillah Syahputra 40 50 45 Tidak Tuntas
17. Nora Fatihatun Nadia 60 60 60 Tuntas
18. Nur Azizah 40 50 45 Tidak Tuntas
19. Nurmas Nizar Irawan 70 80 75 Tuntas
20. Rahmawati 50 60 55 Tidak Tuntas
21. Sahri Ramadani Arby 60 70 65 Tuntas
22. Setyo Adhi Nugroho 50 50 50 Tidak Tuntas
23. Siti Aulianisa Arimbi 30 30 30 Tidak Tuntas
24. Siti Fatimah Yeblo 30 30 30 Tidak Tuntas
Jumlah 1120 1330 1225

Pencapaian rata-rata belajar di siklus I ini belum mencapai indikator

keberhasilan yang ditentukan. Hal ini terbukti dengan perolehan rata-rata hasil

belajar sebesar 51,04 dengan ketuntasan belajar hanya mencapai 33,33%. Maka

harus dilaksanakan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan strategi

pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk mendapatkan ketuntasan belajar yang

mencapai pada indikator yang telah ditentukan.

b. Refleksi

Pada tahap ini peneliti menganalisis dan mengolah nilai yang terdapat

pada lembar observasi siswa dan guru. Berdasarkan pengamatan dari lembar

observasi siswa dan guru dapat ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai

berikut:

1) Kegiatan guru dalam pembelajaran susah sesuai dengan RPP yang dirancang

sebelumnya tetapi Guru kurang mampu memotivasi siswa ketika

pembelajaran.

2) Guru kurang mampu mengkondisikan siswa untuk membentuk kelompok.

3) Guru kurang cakap dalam menyampaikan materi.

73
4) Guru kurang mampu dalam menghitung skor yang diperoleh siswa bersama-

sama siswa.

5) Guru juga belum terlalu cakap dalam pengelolaan kelas dan pengelolaan

waktu.

6) Siswa belum aktif dalam kegiatan pembelajaran karena siswa belum terbiasa

dalam memahami jalanya startegi pembelajaran tipe STAD yang diterapkan

sehingga belum menarik perhatian siswa.

7) Siswa kurang aktif untuk bertanya.

8) Siswa masih sering gaduh dalam kelas.

9) Berdasarkan hasil tes formatif pada akhir pembelajaran siklus I diketahui

jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar semakin meningkat

dibandingkan dengan tahap pra siklus. Namun hanya 33,33% dari jumlah

siswa atau 8 siswa yang mengalami ketuntasan belajar.

Adapun tindakan perbaikan untuk siklus I ini sebagai berikut:

1) Penambahan pemberian motivasi kepada siswa ketika pembelajaran.

2) Guru melakukan pengkodisian kelompok di awal pembelajaran, agar

pembelajaran menjadi lebih efektif.

3) Guru menyampaikan materi dengan bantuan gambar-gambar, power point

dan video.

4) Dalam penghitungan skor guru bersama siswa menghitung secara

berkelompok.

5) Untuk perbaikan guru mengelola waktu dengan semaksimal mungkin dan

dalam memulai pembelajaran guru lebih dahulu mengelola kelas, agar

pembelajaran lebih efektif.

74
6) Untuk perbaikan, siswa dikenalkan lebih dalam dengan strategi

pembelajaran kooperatif tipe STAD, agar terbiasa menerima pelajaran

dengan menggunakan strategi pembelajaran tersebut.

7) Agar siswa aktif bertanya maka guru memberikan motivasi kepada siswa

agar bertanya dan memberikan penambahan pertanyaan kepada siswa.

8) Untuk meningkatkan hasil tes formatif, maka guru memberikan

pengulangan-pengulangan terhadap materi yang disampaikan serta

memberikan penambahan pertanyaan kepad siswa.

3. Analisis Data Siklus II

a. Data Hasil Pengamatan

Dalam siklus II ini pembelajaran IPA untuk materi Alat Indra Manusia

dilaksanakan dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Namun dalam pelaksanaannya tetap memperhatikan kelemahan-kelemahan

yang terdapat pada siklus I. Data yang diperoleh dari siklus ini adalah data nilai

prestasi belajar siswa. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung oleh guru kolaborator yang berperan sebagai pengamat sekaligus

penilai.

Pada akhir pembelajaran dilakukan tes, dengan maksud untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian

ini dapat diketahui tingkat kenaikan prestasi belajar dan ketuntasan siswa yang

dapat dilihat dari siklus ke siklus. Hasil tes pada siklus II dapat dilihat pada

tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus II

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. Aini Nurrohmah 60 Tuntas


2. Abdul Rahman 40 Tidak Tuntas

75
3. Adrian Sinar Mulia 60 Tuntas
4. Ardiansyah Rajab 80 Tuntas
5. Azis Firdiansyah 70 Tuntas
6. Anissa Fitri Ramadani 70 Tuntas
7. Dessy Nur Mahdiyyah Lisa Saimara 60 Tuntas
8. Dian Dita Hikmah Fitriani 50 Tidak Tuntas
9. Fahri Surya Darmawan 60 Tuntas
10. Furqon Aswad 70 Tuntas
11. Indah Maulidya Qolbi 60 Tuntas
12. Nanda Khaira Juyina 60 Tuntas
13. Kirani Putri Rubany 40 Tidak Tuntas
14. Mutiara Na’ima Anasya 60 Tuntas
15. Muhammad Andika 80 Tuntas
16. M. Fadillah Syahputra 70 Tuntas
17. Nora Fatihatun Nadia 60 Tuntas
18. Nur Azizah 80 Tuntas
19. Nurmas Nizar Irawan 60 Tuntas
20. Rahmawati 50 Tidak Tuntas
21. Sahri Ramadani Arby 70 Tuntas
22. Setyo Adhi Nugroho 60 Tuntas
23. Siti Aulianisa Arimbi 30 Tidak Tuntas
24. Siti Fatimah Yeblo 40 Tidak Tuntas
Jumlah 1440

Siklus II belum dapat dikatakan tuntas, karena tingkat ketuntasan baru

mencapai 75% dan belum mencapai indikator ketercapaian penelitian yaitu

85%. Untuk lebih jelasnya data rekapitulasi dapat dilihat dalam tabel 4.6

sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Rekapitulasi Siklus II

No Uraian Keterangan
1. Nilai rata-rata tes 60
2. Jumlah siswa yang tuntas belajar 18 siswa
3. Persentase ketuntasan belajar 75%
4. Peningkatan rata-rata tes 8,96
5. Peningkatan ketuntasan belajar 10 siswa
6. Peningkatan persentase belajar 41,67%

76
Pencapaian nilai rata-rata pada siklus II 60 dengan persentase ketuntasan

belajar sebanyak 75 % dari jumlah siswa atau 18 siswa. Sedangakan untuk

peningkatan rata-rata tes dari siklus I ke siklus II yaitu 8,96 dengan peningkatan

ketuntasan belajar sebanyak 41,67% dari jumlah siswa atau 10 siswa. Hasil

pada siklus II ini menunjukan bahwa siklus II belum berhasil dalam mencapai

ketuntasan belajar yang ditentukan dengan indikator ketuntasan belajar yaitu

85%.

b. Refleksi

Pada tahap ini peneliti menganalisis dan mengolah nilai yang terdapat

pada lembar observasi siswa dan guru. Berdasarkan pengamatan dari lembar

observasi siswa dan guru dapat ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai

berikut:

1) Kegiatan guru dalam pembelajaran susah sesuai dengan RPP yang dirancang

sebelumnya, namun guru masih kurang mampu mengkondisikan siswa

dalam pembentukan kelompok.

2) Guru kurang mampu dalam penghitungan skor siswa bersamasama siswa.

3) Guru dalam mengelola waktu sudah sesuai dengan waktu yang ditentukan,

serta guru telah mampu menyampaikan materi dengan baik. Namun dalam

pengelolaan kelas masih harus ditingkatkan pengelolaaannya.

4) Sebagian siswa belum aktif dalam kegiatan pembelajaran karena beberapa

siswa masih ada yang belum memahami jalanya startegi pembelajaran tipe

STAD yang diterapkan. Namun pembelajaran sudah mulai menarik

perhatian siswa.

5) Hanya ada beberapa siswa yang aktif bertanya.

6) Berdasarkan hasil tes formatif pada akhir pembelajaran siklus II diketahui

jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar semakin meningkat

77
dibandingkan dengan tahap siklus I. Namun hanya 75% dari jumlah siswa

atau 18 siswa yang mengalami ketuntasan belajar.

Adapun tindakan perbaikan untuk siklus II ini sebagai berikut:

1) Guru melakukan pengkodisian pembentukan kelompok sebelum

pembelajaran di mulai, agar pembelajaran menjadi lebih efektif.

2) Dalam penghitungan skor guru bersama siswa menghitung secara

berkelompok dan dengan bantuan power point.

3) Pengeloaan kelas dilakukan dimulai sebelum kegiatan pembelajaran.

4) Memberikan penjelasan dan pengenalan yang lebih mendalam tentang

strategi pembelajaran yang digunakan, agar semua siswa terbiasa menerima

pelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran tersebut.

5) Lebih sering memberikan motivasi kepada siswa untuk bertanya dengan

lebih sering memberikan pertanyaan atau latihan.

6) Untuk meningkatkan hasil tes formatif, maka guru memberikan

pengulangan-pengulangan terhadap materi yang disampaikan serta

memberikan penambahan pertanyaan kepad siswa.

7) Memberikan pengulangan-pengulangan terhadap materi yang disampaikan

serta frekuensi pemberian pertanyaan ditambah.

4. Analisis Data Siklus III

a. Data Hasil Pengamatan

Dalam siklus III ini pembelajaran IPA untuk materi Alat Indra Manusia

tetap dilaksanakan dengan strategi pembelaran kooperatif tipe STAD. Data

yang diperoleh dari siklus ini adalah data nilai prestasi belajar siswa.

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung oleh guru

kolaborator yang berperan sebagai pengamat sekaligus penilai.

78
Pada akhir pembelajaran dilakukan tes, dengan maksud untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian

ini dapat diketahui tingkat kenaikan prestasi belajar dan ketuntasan siswa yang

dapat dilihat dari siklus ke siklus. Hasil tes pada siklus III dapat dilihat pada

tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus III

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. Aini Nurrohmah 100 Tuntas


2. Abdul Rahman 50 Tidak Tuntas
3. Adrian Sinar Mulia 60 Tuntas
4. Ardiansyah Rajab 90 Tuntas
5. Azis Firdiansyah 100 Tuntas
6. Anissa Fitri Ramadani 80 Tuntas
7. Dessy Nur Mahdiyyah Lisa Saimara 70 Tuntas
8. Dian Dita Hikmah Fitriani 90 Tuntas
9. Fahri Surya Darmawan 80 Tuntas
10. Furqon Aswad 80 Tuntas
11. Indah Maulidya Qolbi 70 Tuntas
12. Nanda Khaira Juyina 90 Tuntas
13. Kirani Putri Rubany 70 Tuntas
14. Mutiara Na’ima Anasya 90 Tuntas
15. Muhammad Andika 90 Tuntas
16. M. Fadillah Syahputra 100 Tuntas
17. Nora Fatihatun Nadia 60 Tuntas
18. Nur Azizah 100 Tuntas
19. Nurmas Nizar Irawan 90 Tuntas
20. Rahmawati 100 Tuntas
21. Sahri Ramadani Arby 90 Tuntas
22. Setyo Adhi Nugroho 70 Tuntas
23. Siti Aulianisa Arimbi 50 Tidak Tuntas
24. Siti Fatimah Yeblo 80 Tuntas
Jumlah 1950

Siklus III sudah dikatakan tuntas, karena tingkat ketuntasan sudah

mencapai 91,67% dan sudah di atas indikator ketercapaian penelitian yaitu

79
sebesar 85%. Dari data rekapitulasi dapat dilihat dalam tabel 4.8 sebagai

berikut:

Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Siklus III

No Uraian Keterangan
1. Nilai rata-rata tes 81,25
2. Jumlah siswa yang tuntas belajar 22 siswa
3. Persentase ketuntasan belajar 91,67%
4. Peningkatan rata-rata tes 21,25
5. Peningkatan ketuntasan belajar 4 siswa
6. Peningkatan persentase belajar 16,67

Pencapaian nilai rata-rata pada siklus III yaitu 81,25 dengan persentase

ketuntasan belajar sebanyak 91,67% dari jumlah siswa atau 22 siswa.

Sedangakan untuk peningkatan rata-rata tes sari siklus II ke siklus III yaitu

21,25 dengan peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 16,26% dari jumlah

siswa atau 4 siswa. Hasil pada siklus III ini menunjukan bahwa siklus III telah

berhasil dalam mencapai ketuntasan belajar yang ditentukan dengan indikator

ketuntasan belajar yaitu 85%.

b. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan terdapat keberhasilan pada proses

pembelajaran yaitu siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik

dibandingkan dengansiklus sebelumnya, hampir seluruh siswa mulai berani

bertanya dan menjawab pertanyaan, ketepatan guru dalam mengajar dengan

menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

prestasi belajar IPA materi alat indra manusia dan telah terlampaui target

pencapaian KKM yaitu 91,67% > 85%. Hasil observasi pada siklus III ini sudah

sesuai harapan peneliti, maka tidak perlu adanya refleksi.

B. Pembahasan

80
Dari hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan data-data yang terkumpul,

maka diketahui bahwa pengguanaan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

pembelajaran IPA dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran dengan

menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD menjadi salah satu solusi

untuk mencapai target yang diinginkan. Dengan menggunakan strategi pembelajaran

kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPA yang dilaksanakan dalam penelitian

tindakan kelas tersebut menunjukkan bahwa siswa dapat menerima materi Alat Indra

Manusia dengan baik. Hal ini di buktikan dengan peningkatan prestasi belajar siswa

selama pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil ulangan pada kondisi awal atau pra siklus, nilai rata-rata dari

24 siswa yaitu 44,56 dengan rincian 4 siswa atau 16,67% dari jumlah siswa telah

mencapai nilai ketuntasan minimal dan dinyatakan tuntas, sedangkan 20 siswa atau

83,33% dari jumlah siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal dan dinyatakan

tidak tuntas. Karena guru IPA kelas IV dalam pembelajaran masih menggunakan

metode pembelajaran yang konvensional. Sehingga pembelajaran yang disampaikan

menjadi kurang menarik dan membuat siswa menjadi kurang aktif. Hal ini juga sangat

mempengaruhi hasil belajar siswa selama proses pembelajaran yang diperoleh dari tes

formatif yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran. Upaya untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA, peneliti melakukan penelitian tindakan

kelas dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari penelitian

tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang prestasi belajarnya

telah mencapai KKM pada tiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai-nilai tes

formatif yang diperoleh siswa di setiap siklusnya pada tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Rekapitulasi Nilai-nilai pada Siklus I II dan III

81
No Nama Siswa Siklus

I II III

1. Aini Nurrohmah 65 60 100


2. Abdul Rahman 40 40 50
3. Adrian Sinar Mulia 45 60 60
4. Ardiansyah Rajab 70 80 90
5. Azis Firdiansyah 65 70 100
6. Anissa Fitri Ramadani 45 70 80
7. Dessy Nur Mahdiyyah Lisa Saimara 65 60 70
8. Dian Dita Hikmah Fitriani 30 50 90
9. Fahri Surya Darmawan 45 60 80
10. Furqon Aswad 55 70 80
11. Indah Maulidya Qolbi 60 60 70
12. Nanda Khaira Juyina 50 60 90
13. Kirani Putri Rubany 45 40 70
14. Mutiara Na’ima Anasya 45 60 90
15. Muhammad Andika 45 80 90
16. M. Fadillah Syahputra 45 70 100
17. Nora Fatihatun Nadia 60 60 60
18. Nur Azizah 45 80 100
19. Nurmas Nizar Irawan 75 60 90
20. Rahmawati 55 50 100
21. Sahri Ramadani Arby 65 70 90
22. Setyo Adhi Nugroho 50 60 70
23. Siti Aulianisa Arimbi 30 30 50
24. Siti Fatimah Yeblo 30 40 80
Jumlah 1225 1440 1950
Rata-rata 51,04 60 81,25

Pada siklus I dilaksankan selama 2 kali pertemuan, sehingga pada siklus I nilai

rata-rata dari 24 siswa yaitu 51,04 dengan rincian 8 siswa atau 33,33% dari jumlah

siswa telah mencapai KKM yaitu 60 dan dinyatakan tuntas, sedangkan 16 siswa atau

66,66% dari jumlah siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal dan dinyatakan

tidak tuntas. Untuk penilaian hasil pengamatan terhadap guru maka peneliti mengkaji

ulang data hasil pengamatan yang diperoleh dan melakukan perbaikan. Hasilnya

adalah guru kurang cakap dalam menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe

82
STAD dan guru masih kurang menguasai kelas serta mengelola waktu secara tepat.

Sedangkan siswa masih belum memahami jalanya strategi pembelajaran yang

diterapkan sehingga pembelajaran belum menarik perhatian siswa. Maka

perbaikannya adalah sebelum pembelajaran guru memahami langkah demi langkah

penerapan STAD pada mata pelajaran IPA dan ketika pembelajaran guru mengelola

kelas terlebih dahulu secara maksimal serta mengenalkan lebih dalam kepada siswa

tentang strategi pembelajaran yang digunakan.

Pada siklus II, nilai rata-rata dari 24 siswa yaitu 60 dengan rincian 18 siswa atau

75% dari jumlah siswa telah mencapai nilai ketuntasan minimal yaitu 60 dan

dinyatakan tuntas, sedangkan 6 siswa atau 25% dari jumlah siswa belum mencapai

nilai ketuntasan minimal dan dinyatakan tidak tuntas. Untuk penilaian hasil

pengamatan terhadap guru maka peneliti mengkaji ulang data hasil pengamatan yang

diperoleh dan melakukan perbaikan. Hasilnya adalah guru telah mampu menerapkan

STAP pada pelajaran IPA dengan baik dan guru sudah mampu menguasai kelas

dengan baik, namun perlu ditingkatkan lagi dalam penguasaannya. Selain itu masih

ada sebagian siswa yang belum memahami jalanya strategi pembelajaran yang

diterapkan. Maka perbaikanya adalah guru lebih memaksimalkan lagi dalam

pengelolaan kelas dan memberikan pengulangan dalam melakukan langkah-langkah

strategi pembelajaran yang diterapkan. Mengingat jumlah siswa yang mencapai

ketuntasan minimal belum mencapai target serta masih banyak perbaikan-perbaikan

yang harus dilakukan, maka dari itu untuk perbaikan-dilakukan dilakukan pada tahap

berikutnya yaitu pada siklus III. Pada siklus III, nilai rata-rata dari 24 siswa yaitu

81,25 dengan rincian 22 siswa atau 91,67% dari jumlah siswa telah mencapai nilai

ketuntasan minimal yaitu 60 dan dinyatakan tuntas, sedangkan 2 siswa atau 8,33%

dari jumlah siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal dan dinyatakan tidak

tuntas. Untuk penilaian hasil pengamatan terhadap guru terjadi peningkatan karena

83
guru telah maksimal dalam mengelola kelas dan menerapkan strategi pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan sangat baik. Selain itu hasil belajar siswa dari tes

formatif yang dilakukan meningkat dan jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM

sudah memenuhi indikator yang telah ditentukan. Hasil pencapaian KKM pada siklus I

II dan II dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil Rekapitulasi Pencapaian KKM pada Siklus I II dan III

Ketuntasan
Nilai Rata- Ketuntasan Ketuntasan
rata (KKM Individu 60) (KKM Nasional 75)
Pelaksanaan
51,04 8 siswa (33,33%) 1 siswa (4,17%)
Siklus I

60 18 siswa (75%) 3 siswa (12,5%)


Siklus II

81,25 22 siswa (91,67%) 16 siswa (66,67%)


Siklus III

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar

yaitu dari siklus I sebesar 51,04 dan 60 pada siklus II menjadi 81,25 pada sisklus III.

Nilai rata-rata yang dicapai pada siklus III sebesar 81,25, menunjukkan bahwa telah

melampaui KKM individu yaitu 60 dan KKM nasional yaitu 75. Peningkatan

prestasi belajar ini juga dapat dilihat pada diagram 4.1 sebagai berikut:

Diagram 4.1

Diagram Nilai Rata-rata Siklus I II dan III

84
Selain terjadi peningkatan prestasi belajar pada tiap siklusnya, ketuntasan

belajar dengan KKM individu yaitu 60 juga mengalami peningkatan pada siklus I

sebesar 33,33%, pada siklus II sebesar 75%, pada siklus III sebesar 91,67% dan dapat

dilihat pada diagram 4.2.

Diagram 4.2

Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I II dan III

85
Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa banyaknya siswa yang

semula prestasi belajarnya relatif rendah, cenderung naik secara perlahan, kegiatan

aktivitas siswa mengikuti pembelajaran juga meningkat sehingga kualitas hasil belajar

siswa cukup memuaskan.

86
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari Penelitian

Tindakan Kelas dengan judul “ Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Alat Inda

Manusia Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas IV

SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong Tahun Pelajaran 2015/2016” dapat

disimpulkan bahwa:

1. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada materi Alat Indra

Manusia dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD

Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini

dapat dilihat dari hasil setiap siklusnya yang menunjukan bahwa terjadi

peningkatan prestasi belajar, dimana pada siklus I sebesar 51,04, siklus II sebesar

60 dan siklus III sebesar 81,25. Hasil tersebut telah melampaui KKM individu

yaitu 60 dan KKM nasional yaitu 75.

2. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat memenuhi target

pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan, terbukti

pada siklus III siswa yang mencapai KKM sebesar 91,67% > 85% (standar KKM

kelas).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan strategi pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada kelas IV SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten Sorong

tahun ajaran 2015/1016, maka saran-saran yang diberikan sebagai sumbangan

pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan

87
meningkatkan kompetensi peserta didik SD Muhammadiyah Aimas Kabupaten

Sorong pada khususnya sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Penelitian dengan classroom action research membantu dalam

meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

2. Bagi Guru

a. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA diharapkan menggunakan

pendekatan kontekstual.

b. Untuk meningkatkan keaktifan, kreativitas siswa dan keefektifan

pembelajaran diharapkan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif

tipe STAD.

c. Untuk memperoleh jawaban yang tepat, sesuai dengan tujuan penelitian

disarankan untuk menggali pendapat atau tanggapan siswa dengan

kalimat yang lebih mengarah pada proses pembelajaran dengan strategi

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

d. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan strategi pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

3. Bagi Siswa

a. Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide

atau pendapat pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran

dapat berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang

optimal.

b. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya kedalam kehidupan sehari-

hari.

88
DAFTAR PUSTAKA

Abtokhi, Ahmad. 2008. Sains untuk PGMI dan PGSD. Malang: UIN Malang Press.

Agung, Iskandar. 2010. Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru; Pedoman

dan Acuan Guru dalam Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran pada

Pembelajaran pada Peserta Didik. Jakarta: Penerbit Bestari Buana Murni.

Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran; Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya Offset.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

PT. Bumi Aksara.

Bahri, Syaiful Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:

Rineka Cipta.

Basri, Hasan. 2015. Paradigma Baru Sistem Pembelajaran. Bandung: CV Pustaka Setia.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Galia

Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Garnida, Dadang dan Rudy Budiman. 2002. Buku Pedoman Guru Mata Pelajaran

Pendidikan Ipa Madrasah Ibtidiyah. Jakarta: Ditjin Binbaga Departemen Agama.

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran; Isu-isu Metodis dan

Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran

untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru. Jogjakarta: Kata Pena.

89
Kusnin. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas 4. Jakarta: Piranti Darma

Kalokatama.

Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Rosdakarya offset.

Paizaluddin dan Ermalinda. 2014. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) Panduan Teoritis dan Praktis. Bandung: CV Alfabeta.

Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:

Balai Pustaka.

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sriyanti, Lilik, Muna Erawati dan Suwardi. 2013. Teori-Teori Belajar. Salatiga:

STAIN Press.

Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.

Yogyakarta:PT. Bumi Aksara.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Taniredja, Tukiran, Efi Miftah Faridli dan Sri Harmianto. 2014. Modelmodel

Pemnelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta.

Tim Catha Edukatif. 2012. Fokus Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas V

Semester 1. Sukoharjo: CV Sindunata.

Umiarso dan Imam Gojali. 2011. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi

Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD.

Uzer, Moh. Usman dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan

Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

90
Widi, Asih Wisudawati dan Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran

IPA. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2003. Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: PT.

Kloang Klede Putra Timur bekerjasama dengan Koperasi Primer Praja

Mukti I Departemen Dalam Negeri.

91
LAMPIRAN

92
Lampiran 1 RPP Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SDN 1 CABEANKUNTI

Mapel : IPA

Kelas/Semester : IV/1

Alokasi Waktu : 2 X pertemuan (4X35 menit)

A. Standar Kompetensi

1. Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta

pemeliharaannya.

B. Kompetensi Dasar

1.3 Mendiskripsikan hubungan antara struktur panca indra dengan fungsinya.

1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indra.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui gambar siswa dapat menyebutkan tentang bagian-bagian alat indra mata

manusia besrta fungsinya dengan tepat.

2. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan cara kerja alat indra mata

dengan benar.

3. Melalui power point, siswa dapat menjelaskan cara menjaga kesehatan alat indra

mata dengan tepat.

D. Indikator

1. Menyebutkan bagian-bagian alat indra mata manusia beserta fungsinya.

2. Menjelaskan cara kerja alat indra mata.

3. Menjelaskan cara menjaga kesehatan alat indra mata.

E. Materi Pembelajaran

1. Bagian-bagian mata beserta fungsinya.

2. Cara kerja mata.

93
3. Cara merawat kesehatan mata.

F. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama

a. Apersepsi

1. Guru mengucap salam.

2. Guru bersama siswa berdo’a dengan khidmat.

3. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk

disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

4. Guru menyapa siswa dengan memperkenalkan diri.

5. Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan katakata penyemangat.

6. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

7. Menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari

b. Kegiatan Inti

1) Eksplorasi

a) Guru memberikan informasi kepada siswa untuk membentuk kelompok

yang beranggotakan 4-5 orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin

dan sukunya.

b) Guru meminta siswa mengamati gambar terkait bagian-bagian mata.

c) Guru menjelaskan gambar tentang bagian-bagian mata beserta fungsinya.

d) Guru meminta siswa untuk memperhatikan penjelasan guru.

e) Guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang terkait

dengan gambar bagianbagian mata besrta fungsinya, jika sulit guru

memancing pertanyaan pada siswa:

Gambar tentang apakah ini?

Apa saja bagian-bagian mata?

2) Elaborasi

94
a) Guru membagikan lembar kerja tentang bagianbagian mata dan fungsinya

kepada setiap kelompok.

b) Guru menyampaikan peraturan dan tata cara kerja kelompok.

c) Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan secara

bersama-sama dengan anggota kelomponya.

d) Guru meminta siswa yang bisa mengerjakan tugas untuk menjelaskan

kepada anggota kelompoknya agar semua anggota kelompoknya dapat

menguasai tugas yang diberikan.

e) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya.

f) Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil kerja

kelompoknya.

g) Guru membagikan kuis kepada siswa dan siswa diminta mengerjakannya.

h) Guru tidak memperbolehkan siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain

walaupun dengan anggota kelompoknya.

i) Siswa bersama guru membahas kuis yang telah dikerjakan.

j) Siswa bersama guru menghitung skor yang diperoleh setiap siswa,

kemudian dijumlahkan dengan skor anggota kelomponya dan

dirataratakan untuk mendapatakan skor kelompok.

3) Konfirmasi

a) Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif.

b) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

c. Penutup

1. Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.

2. Guru memberikan komentar terhadap aktivitas siswa saat pembelajaran.

3. Guru memberitahu materi yang akan datang.

95
4. Guru meminta siswa belajar materi yang akan datang.

5. Guru menutup dengan doa.

6. Salam penutup.

2. Pertemuan Kedua

a. Apersepsi

1) Guru mengucap salam.

2) Guru bersama siswa berdo’a dengan khidmat.

3) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk

disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

4) Guru menyapa siswa dengan menanyakan kabar.

5) Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan kata kata penyemangat.

6) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

7) Menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari.

b. Kegiatan Inti

1) Eksplorasi

a) Guru memberikan informasi kepada siswa untuk membentuk kelompok

yang beranggotakan 4-5 orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin

dan sukunya.

b) Guru meminta siswa mengamati power point terkait cara kerja mata.

c) Guru menjelaskan gambar tentang cara kerja mata dan cara menjaga

kesehatan mata.

d) Guru meminta siswa untuk memperhatikan penjelasan guru.

e) Guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang terkait

dengan power point tentang cara kerja mata dan cara memelihara

kesehatan mata.

2) Elaborasi

96
a) Guru membagikan lembar kerja tentang cara kerja dan cara memelihara

kesehatan mata kepada setiap kelompok.

b) Guru menyampaikan peraturan dan tata cara kerja kelompok.

c) Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan secara

bersama-sama dengan anggota kelomponya.

d) Guru meminta siswa yang bisa mengerjakan tugas untuk menjelaskan

kepada anggota kelompoknya agar semua anggota kelompoknya dapat

menguasai tugas yang diberikan.

e) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya.

f) Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil kerja

kelompoknya.

g) Guru membagikan kuis kepada siswa dan siswa diminta mengerjakannya.

h) Guru tidak memperbolehkan siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain

walaupun dengan anggota kelompoknya.

i) Siswa bersama guru membahas kuis yang telah dikerjakan.

j) Siswa bersama guru menghitung skor yang diperoleh setiap siswa,

kemudian dijumlahkan dengan skor anggota kelomponya dan dirata-

ratakan untuk mendapatakan skor kelompok.

3) Konfirmasi

a. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif.

b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

c. Penutup

1) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.

2) Guru memberikan komentar terhadap aktivitas siswa saat pembelajaran.

3) Guru memberitahu materi yang akan datang.

97
4) Guru meminta siswa belajar materi yang akan datang.

5) Guru menutup dengan doa.

6) Salam penutup.

G. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi

4. Kooperatif tipe STAD

H. Media, Alat Pembelajaran dan Sumber Belajar

1. Media dan alat

a. Gambar-gambar berkaitan dengan mata.

b. Power point.

c. Lembar kerja kelompok.

2. Sumber Belajar

a. Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas 4, Erlangga Halaman 23-

29.

b. Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV, Erlangga Halaman

11-15.

c. Buku IPA untuk Kelas 4 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Diknas

Halaman 15-18.

d. LKS Fokus Ilmu Pengetah Alam untuk SD/MI Kelas IV Semester Halaman 10-

12.

I. Penilaian

a. Teknik : tes proses, post test.

b. Bentuk : tertulis.

c. Jenis : Unjuk kerja .

98
d. Alat tes : Soal tes/kuis

Soal Post Test / Kuis pertemuan 1

1. Indra penglihat kita adalah ...

2. Mata memiliki dua bagian, yaitu mata bagian ... dan mata bagian ...

3. Kelenjar air mata berfungsi untuk membasahi ...

4. Mata bagian luar yang berfungsi untuk melindungi mata dari keringat yang

jatuh ke mata adalah ...

5. Mata bagian dalam yang letaknya paling luar yang berupa selaput bening

adalah ...

6. Pupil berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya ... yang masuk ke mata.

7. Bagian mata yang berfungsi untuk menerima bayangan benda yang masuk

kemudian diteruskan ke saraf mata adalaha...

8. Bagian mata yang berfungsi untuk menyerap cahaya adalah ...

9. Lapisan mata yang berwarna putih disebut ....

10. Bagian dalam mata yang berfungsi untuk meneruskan dan mengumpulkan

cahaya atau bayangan benda agar jatuh tepat diretina disebut ...

Kunci Jawaban pertemuan 1

1. Mata 6. Cahaya

2. Luar dan dalam 7. Retina

3. Kornea 8. Iris

4. Alis 9. Sklera

5. Kornea 10. Lensa mata

Soal Post Test / Kuis pertemuan 2

99
1. Pupil berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya ... yang masuk ke mata.

2. Bagian dalam mata yang berfungsi untuk meneruskan dan mengumpulkan

cahaya atau bayangan benda agar jatuh tepat diretina disebut ....

3. Mata bagian dalam yang letaknya paling luar yang berupa selaput bening

adalah ...

4. Pantulan cahaya dari suatu benda masuk melalui ...

5. Cahaya yang masuk ke lensa diarahkan, sehingga bayangan benda jatuh

pada ...

6. Setelah bayangan benda diterima diretina, kemudian ujung-ujung saraf

penglihatan menyampaikan bayangan tersebut ke ..

7. Ketika membaca, jarak antara tulisan dengan mata seharusnya kurang

lebih ...cm

8. Agar mata kita tetap sehat maka kita harus banyak-banyak mengonsumsi

makanan yang mengandung vitamin ...

9. Seseorang tidak bisa melihat benda kecil yang letaknya dekat, maka orang

tersebut menderita ...

10. Orang yang menderita rabun jauh (miopi) dapat ditolong dengan

menggunakan kacamata berlensa ...

Kunci Jawaban pertemuan 2

1. Cahaya 6. Otak

2. Lensa Mata 7. 30

3. Kornea 8. A

4. Pupil 9. Rabun dekat (hipermetropi)

5. Retina 10. Cekung (negatif)

100
Kriteria Penilaian : Jumlah jawaban betul x 10= skor /nilai.

Aimas, 21 Agustus 2015

Guru Pamong Peneliti

SULARNO, S.Pd. SUSMIATI, S.Pd.SD


NIP. 197006301993051001 NIP. 197301221998082001

101
Lampiran 2 RPP Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SD MUHAMMADIYAH AIMAS

Mapel : IPA

Kelas/Semester : IV/1

Alokasi Waktu : 2 X pertemuan (4X35 menit)

A. Standar Kompetensi

1. Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta

pemeliharaannya.

B. Kompetensi Dasar

1.3 Mendiskripsikan hubungan antara struktur panca indra dengan fungsinya.

1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indra.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui gambar siswa dapat menyebutkan tentang bagian-bagian alat indra telinga

manusia besrta fungsinya dengan tepat.

2. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan cara kerja alat indra telinga

dengan benar.

3. Melalui power point, siswa dapat menjelaskan cara menjaga kesehatan alat indra

telinga dengan tepat.

D. Indikator

1. Menyebutkan bagian-bagian alat indra telinga manusia beserta fungsinya.

2. Menjelaskan cara kerja alat indra telinga.

3. Menjelaskan cara menjaga kesehatan alat indra telinga.

E. Materi Pembelajaran

1. Bagian-bagian telinga beserta fungsinya.

2. Cara kerja telinga.

102
3. Cara merawat kesehatan telinga.

F. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Apersepsi

a) Guru mengucap salam.

b) Guru bersama siswa berdo’a dengan khidmat.

c) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk

disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

d) Guru menyapa siswa dengan menanyakan kabar.

e) Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan katakata penyemangat.

f) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

g) Menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari.

2. Kegiatan Inti

a) Eksplorasi

1) Guru memberikan informasi kepada siswa untuk membentuk kelompok yang

beranggotakan 4-5 orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan

sukunya.

2) Guru meminta siswa mengamati power point terkait bagian-bagian telinga,

cara kerja telinga dan cara memelihara telinga.

3) Guru menjelaskan power point tentang bagianbagian telinga beserta

fungsinya, cara kerja telinga dan cara memelihara telinga.

4) Guru meminta siswa untuk memperhatikan penjelasan guru.

5) Guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang terkait dengan

gambar bagianbagian mata besrta fungsinya, cara kerja telinga dan cara

memelihara telinga.

b) Elaborasi

103
1) Guru membagikan lembar kerja terkait dengan materi telinga kepada setiap

kelompok.

2) Guru menyampaikan peraturan dan tata cara kerja kelompok.

3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan secara

bersama-sama dengan anggota kelompoknya.

4) Guru meminta siswa yang bisa mengerjakan tugas untuk menjelaskan

kepada anggota kelompoknya agar semua anggota kelompoknya dapat

menguasai tugas yang diberikan.

5) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya.

6) Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil kerja

kelompoknya.

7) Guru membagikan kuis kepada siswa dan siswa diminta mengerjakannya.

8) Guru tidak memperbolehkan siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain

walaupun dengan anggota kelompoknya.

9) Siswa bersama guru membahas kuis yang telah dikerjakan.

10) Siswa bersama guru menghitung skor yang diperoleh setiap siswa, kemudian

dijumlahkan dengan skor anggota kelomponya dan dirata-ratakan untuk

mendapatakan skor kelompok.

c) Konfirmasi

1) Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif.

2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

3. Penutup

a) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.

b) Guru memberikan komentar terhadap aktivitas siswa saat pembelajaran.

c) Guru memberitahu materi yang akan datang.

104
d) Guru meminta siswa belajar materi yang akan datang.

e) Guru menutup dengan doa.

f) Salam penutup.

G. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi

4. Kooperatif tipe STAD

H. Media, Alat Pembelajaran dan Sumber Belajar

1. Media dan alat

a. Gambar-gambar berkaitan dengan telinga.

b. Power point.

c. Lembar kerja kelompok.

2. Sumber Belajar

a. Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas 4, Erlangga Halaman 30-

33.

b. Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV, Erlangga Halaman

15-17.

c. Buku IPA untuk Kelas 4 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Diknas

Halaman 21-22.

d. LKS Fokus Ilmu Pengetah Alam untuk SD/MI Kelas IV Semester 1, Halaman

13-14.

I. Penilaian

1. Teknik : tes proses, post test.

2. Bentuk : tertulis.

3. Jenis : Unjuk kerja .

105
4. Alat tes : Soal tes/kuis

Soal Post Test / Kuis pertemuan 3

1. Indra pendengaran kita adalah ...

2. Telinga memiliki tiga bagian, yaitu telinga bagian... , telinga bagian .... dan

telinga bagian...

3. Telinga normal mampu mendengarkan suara dengan frekuensi antara ... getaran

per detik.

4. Koklea disebut juga dengan ....

5. Saluran eustachius adalah saluran yang menghubungkan antara telinga tengah

dengan ...

6. Suara dari luar atau dari lingkungan akan ditangkap oleh ...

7. Setelah rambut-rambut halus pada rumah siput meneruskan getaran ke ujung-

ujung saraf pendengaran, kemudian ujung-ujung saraf pendengaran

menyampaikan rangsang bunyi ke ...

8. Jika telinga terluka dan menyebabkan pendengaran tidak jelas, maka sebaiknya

dibawa ke ...

9. Agar telinga kita tidak sakit, maka ketika kita menyalakan radio tidak boleh

terlalu...

10. Kelainan pada telinga yang menyebabkan penderita tidak bisa mendengar

adalah ...

Kunci Jawaban

1. Telinga 6. Daun telinga

2. Luar, tengah dan dalam 7. Otak

3. 20 – 20.000 8. Dokter

4. Rumah siput 9. Keras

106
5. Rongga mulut 10. Tuli

Kriteria Penilaian : Jumlah jawaban betul x 10= skor /nilai.

Aimas, 27 Agustus 2015

Guru Pamong Peneliti

SULARNO, S.Pd. SUSMIATI, S.Pd.SD


NIP. 197006301993051001 NIP. 197301221998082001

107
Lampiran 3 RPP Siklus III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SD MUHAMMADIYAH AIMAS

Mapel : IPA

Kelas/Semester : IV/1

Alokasi Waktu : 2 X pertemuan (4X35 menit)

A. Standar Kompetensi

1. Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta

pemeliharaannya.

B. Kompetensi Dasar

1.3 Mendiskripsikan hubungan antara struktur panca indra dengan fungsinya.

1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indra.

C. Tujuan Pembelajaran

2. Melalui gambar siswa dapat menyebutkan tentang bagian-bagian alat indra lidah

manusia besrta fungsinya dengan tepat.

3. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan cara kerja alat indra lidah

dengan benar.

4. Melalui power point, siswa dapat menjelaskan cara menjaga kesehatan alat indra

lidah dengan tepat.

D. Indikator

1. Menyebutkan bagian-bagian alat indra lidah manusia beserta fungsinya.

2. Menjelaskan cara kerja alat indra lidah.

3. Menjelaskan cara menjaga kesehatan alat indra lidah.

E. Materi Pembelajaran

1. Bagian-bagian lidah beserta fungsinya.

2. Cara kerja lidah.

108
3. Cara merawat kesehatan lidah.

F. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama

a. Apersepsi

1) Guru mengucap salam.

2) Guru bersama siswa berdo’a dengan khidmat.

3) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk

disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

4) Guru menyapa siswa dengan menanyakan kabar.

5) Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan kata-kata penyemangat.

6) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

7) Menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari.

b. Kegiatan Inti

1) Eksplorasi

a) Guru memberikan informasi kepada siswa untuk membentuk kelompok yang

beranggotakan 4-5 orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan

sukunya.

b) Guru meminta siswa mengamati power point terkait bagian-bagian lidah,

cara kerja lidah dan cara memelihara lidah.

c) Guru menjelaskan power point tentang bagian-bagian lidah beserta

fungsinya, cara kerja telinga dan cara memelihara telinga.

d) Guru meminta siswa untuk memperhatikan penjelasan guru.

e) Guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang terkait dengan

gambar bagianbagian mata besrta fungsinya, cara kerja telinga dan cara

memelihara telinga.

2) Elaborasi

109
a) Guru membagikan lembar kerja terkait dengan materi lidah kepada setiap

kelompok.

b) Guru menyampaikan peraturan dan tata cara kerja kelompok.Guru meminta

siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan secara bersama-sama dengan

anggota kelomponya.

c) Guru meminta siswa yang bisa mengerjakan tugas untuk menjelaskan

kepada anggota kelompoknya agar semua anggota kelompoknya dapat

menguasai tugas yang diberikan.

d) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya.

e) Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil kerja

kelompoknya.

f) Guru membagikan kuis kepada siswa dan siswa diminta mengerjakannya.

g) Guru tidak memperbolehkan siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain

walaupun dengan anggota kelompoknya.

h) Siswa bersama guru membahas kuis yang telah dikerjakan.

i) Siswa bersama guru menghitung skor yang diperoleh setiap siswa, kemudian

dijumlahkan dengan skor anggota kelomponya dan dirata-ratakan untuk

mendapatakan skor kelompok.

c) Konfirmasi

1) Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif.

2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

b. Penutup

1) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.

2) Guru memberikan komentar terhadap aktivitas siswa saat pembelajaran.

3) Guru memberitahu materi yang akan datang.

110
4) Guru meminta siswa belajar materi yang akan datang.

5) Guru menutup dengan doa.

6) Salam penutup.

G. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi

4. Kooperatif tipe STAD

H. Media, Alat Pembelajaran dan Sumber Belajar

1. Media dan alat

a. Gambar-gambar berkaitan dengan lidah.

b. Power point.

c. Lembar kerja kelompok.

2. Sumber Belajar

a. Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas 4, Erlangga Halaman 40-

42.

b. Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV, Erlangga Halaman

20-22.

c. Buku IPA untuk Kelas 4 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Diknas

Halaman 25-26.

d. LKS Fokus Ilmu Pengetah Alam untuk SD/MI Kelas IV Semester 1, Halaman

14-16.

I. Penilaian

1. Teknik : tes proses, post test.

2. Bentuk : tertulis.

3. Jenis : Unjuk kerja .

111
4. Alat tes : Soal tes/kuis

Soal Post Test / Kuis pertemuan 4

1. Indra pengecap kita adalah ...

2. Di permukaan lidah terdapat bintil-bintl lidah yang di sebut ...

Gambar disamping ini untuk pertanyaan no. 3,4 dan 4.

3. Bagian lidah yang merasakan asin ditunjukan pada nomor ...

4. Pada bagian lidah nomor 4 berfungsi unuk merasakan rasa ...

5. Ketika kita makan es krim, rasa manis yang di timbulkan oleh es krim akan

dirasakan oleh bagian lidah yang bernomor ....

6. Di dalam bintil-bintil lidah terdapat ... yang sangat peka terhadap rangsang rasa

makanan atau minuman yang masuk ke mulut

7. Setelah rangsang makanan di terima oleh saraf-saraf pengecap kemudian di

lanjutkan ke ....

8. Kelainan pada lidah akibat infeksi jamur berupa bintik-bintik putih menyerupai

sisa-sisa susu pada lidah dan gusi karena kekurangan vitamin C disebut...

9. Agar bintil pengecap pada lidah kita tidak mudah rusak, maka sebaiknya tidak

mengonsumsi makanan yang terlalu ... dan ...

10. Agar lidah kita tetap sehat maka sebaiknya kita mengonsumsi makanan yang

mengandung vitamin ...

Kunci Jawaban

112
1. Lidah 6. Saraf Pengecap

2. Papila 7. Otak

3. 2 8. Sariawan

4. Manis 9. Panas dan Dingin

5. 1 10. Vitamin C

Kriteria Penilaian : Jumlah jawaban betul x 10= skor /nilai.

Aimas, 31 Agustus 2015

Guru Pamong Peneliti

SULARNO, S.Pd. SUSMIATI, S.Pd.SD


NIP. 197006301993051001 NIP. 197301221998082001

113
Lampiran 4 Daftar Kelompok Siswa
DAFTAR KELOMPOK SISWA SIKLUS I II DAN III

Kelompok Banana
1. Aini Nurrohmah
2. Abdul Rahman
3. Adrian Sinar Mulia
4. Ardiansyah Rajab
5. Azis Firdiansyah
Kelompok Apple
1. Anissa Fitri Ramadani
2. Desy Nur Mahdiyyah Lisa Saimara
3. Dian Dita Hikmah Fitriani
4. Fahri Surya Darmawan
5. Furqon Aswad
Kelompok Orange
1. Indah Maulidya Qolbi
2. Nanda Khaira Juyina
3. Kirani Putri Rubany
4. Mutiara Na’ima Anasya
5. Muhammad Andika
Kelompok Grape
1. M. Fadillah Syahputra
2. Nora Fatihatun Nadia
3. Nur Azizah
4. Nurmas Nizar Irawan
5. Rahmawati
Kelompok Strawberry
1. Sahri Ramadani Arby
2. Setyo Adhi Nugroho
3. Siti Aulianisa Arimbi
4. Siti Fatimah Yeblo

114
Lampiran 5 Nilai Hasil Belajar Pra Siklus

Nilai Hasil Belajar Ulangan Harian IPA Siswa Kelas IV (Pra Siklus)

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. Aini Nurrohmah 50 Tidak Tuntas


2. Abdul Rahman 50 Tidak Tuntas
3. Adrian Sinar Mulia 40 Tidak Tuntas
4. Ardiansyah Rajab 60 Tuntas
5. Azis Firdiansyah 50 Tidak Tuntas
6. Anissa Fitri Ramadani 40 Tidak Tuntas
7. Dessy Nur Mahdiyyah Lisa Saimara 30 Tidak Tuntas
8. Dian Dita Hikmah Fitriani 30 Tidak Tuntas
9. Fahri Surya Darmawan 30 Tidak Tuntas
10. Furqon Aswad 40 Tidak Tuntas
11. Indah Maulidya Qolbi 60 Tuntas
12. Nanda Khaira Juyina 40 Tidak Tuntas
13. Kirani Putri Rubany 50 Tidak Tuntas
14. Mutiara Na’ima Anasya 30 Tidak Tuntas
15. Muhammad Andika 50 Tidak Tuntas
16. M. Fadillah Syahputra 50 Tidak Tuntas
17. Nora Fatihatun Nadia 50 Tidak Tuntas
18. Nur Azizah 60 Tuntas
19. Nurmas Nizar Irawan 70 Tuntas
20. Rahmawati 30 Tidak Tuntas
21. Sahri Ramadani Arby 50 Tidak Tuntas
22. Setyo Adhi Nugroho 50 Tidak Tuntas
23. Siti Aulianisa Arimbi 30 Tidak Tuntas
24. Siti Fatimah Yeblo 30 Tidak Tuntas
Jumlah 1070

115
Lampiran 6 Nilai Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 1

Data Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. Aini Nurrohmah 60 Tuntas


2. Abdul Rahman 30 Tidak Tuntas
3. Adrian Sinar Mulia 40 Tidak Tuntas
4. Ardiansyah Rajab 60 Tuntas
5. Azis Firdiansyah 60 Tuntas
6. Anissa Fitri Ramadani 40 Tidak Tuntas
7. Dessy Nur Mahdiyyah Lisa Saimara 70 Tuntas
8. Dian Dita Hikmah Fitriani 30 Tidak Tuntas
9. Fahri Surya Darmawan 40 Tidak Tuntas
10. Furqon Aswad 50 Tidak Tuntas
11. Indah Maulidya Qolbi 60 Tuntas
12. Nanda Khaira Juyina 40 Tidak Tuntas
13. Kirani Putri Rubany 40 Tidak Tuntas
14. Mutiara Na’ima Anasya 40 Tidak Tuntas
15. Muhammad Andika 40 Tidak Tuntas
16. M. Fadillah Syahputra 40 Tidak Tuntas
17. Nora Fatihatun Nadia 50 Tidak Tuntas
18. Nur Azizah 40 Tidak Tuntas
19. Nurmas Nizar Irawan 70 Tuntas
20. Rahmawati 50 Tidak Tuntas
21. Sahri Ramadani Arby 60 Tuntas
22. Setyo Adhi Nugroho 50 Tidak Tuntas
23. Siti Aulianisa Arimbi 30 Tidak Tuntas
24. Siti Fatimah Yeblo 30 Tidak Tuntas
Jumlah 1120

116
Lampiran 7 Nilai Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 2

Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. Aini Nurrohmah 70 Tuntas


2. Abdul Rahman 50 Tidak Tuntas
3. Adrian Sinar Mulia 50 Tidak Tuntas
4. Ardiansyah Rajab 80 Tuntas
5. Azis Firdiansyah 70 Tuntas
6. Anissa Fitri Ramadani 50 Tidak Tuntas
7. Dessy Nur Mahdiyyah Lisa Saimara 60 Tuntas
8. Dian Dita Hikmah Fitriani 30 Tidak Tuntas
9. Fahri Surya Darmawan 50 Tidak Tuntas
10. Furqon Aswad 60 Tuntas
11. Indah Maulidya Qolbi 60 Tuntas
12. Nanda Khaira Juyina 60 Tuntas
13. Kirani Putri Rubany 50 Tidak Tuntas
14. Mutiara Na’ima Anasya 50 Tidak Tuntas
15. Muhammad Andika 50 Tidak Tuntas
16. M. Fadillah Syahputra 50 Tidak Tuntas
17. Nora Fatihatun Nadia 70 Tuntas
18. Nur Azizah 50 Tidak Tuntas
19. Nurmas Nizar Irawan 80 Tuntas
20. Rahmawati 60 Tuntas
21. Sahri Ramadani Arby 70 Tuntas
22. Setyo Adhi Nugroho 50 Tidak Tuntas
23. Siti Aulianisa Arimbi 30 Tidak Tuntas
24. Siti Fatimah Yeblo 30 Tidak Tuntas
Jumlah 1330

117
Lampiran 8 Nilai Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 1 dan 2

Data Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 dan 2

No Nama Siswa Pertemuan Pertemuan Rata- Keterangan


1 2 rata
1. Aini Nurrohmah 60 70 65 Tuntas
2. Abdul Rahman 30 50 40 Tidak Tuntas
3. Adrian Sinar Mulia 40 50 45 Tidak Tuntas
4. Ardiansyah Rajab 60 80 70 Tuntas
5. Azis Firdiansyah 60 70 65 Tuntas
6. Anissa Fitri Ramadani 40 50 45 Tidak Tuntas
7. Dessy Nur Mahdiyyah Lisa.S. 70 60 65 Tuntas
8. Dian Dita Hikmah Fitriani 30 30 30 Tidak Tuntas
9. Fahri Surya Darmawan 40 50 45 Tidak Tuntas
10. Furqon Aswad 50 60 55 Tidak Tuntas
11. Indah Maulidya Qolbi 50 70 60 Tuntas
12. Nanda Khaira Juyina 40 60 50 Tidak Tuntas
13. Kirani Putri Rubany 40 50 45 Tidak Tuntas
14. Mutiara Na’ima Anasya 40 50 45 Tidak Tuntas
15. Muhammad Andika 40 50 45 Tidak Tuntas
16. M. Fadillah Syahputra 40 50 45 Tidak Tuntas
17. Nora Fatihatun Nadia 60 60 60 Tuntas
18. Nur Azizah 40 50 45 Tidak Tuntas
19. Nurmas Nizar Irawan 70 80 75 Tuntas
20. Rahmawati 50 60 55 Tidak Tuntas
21. Sahri Ramadani Arby 60 70 65 Tuntas
22. Setyo Adhi Nugroho 50 50 50 Tidak Tuntas
23. Siti Aulianisa Arimbi 30 30 30 Tidak Tuntas
24. Siti Fatimah Yeblo 30 30 30 Tidak Tuntas
Jumlah 1120 1330 1225

118
Lampiran 9 Nilai Hasil Belajar Siklus II

Data Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. Aini Nurrohmah 60 Tuntas


2. Abdul Rahman 40 Tidak Tuntas
3. Adrian Sinar Mulia 60 Tuntas
4. Ardiansyah Rajab 80 Tuntas
5. Azis Firdiansyah 70 Tuntas
6. Anissa Fitri Ramadani 70 Tuntas
7. Dessy Nur Mahdiyyah Lisa Saimara 60 Tuntas
8. Dian Dita Hikmah Fitriani 50 Tidak Tuntas
9. Fahri Surya Darmawan 60 Tuntas
10. Furqon Aswad 70 Tuntas
11. Indah Maulidya Qolbi 60 Tuntas
12. Nanda Khaira Juyina 60 Tuntas
13. Kirani Putri Rubany 40 Tidak Tuntas
14. Mutiara Na’ima Anasya 60 Tuntas
15. Muhammad Andika 80 Tuntas
16. M. Fadillah Syahputra 70 Tuntas
17. Nora Fatihatun Nadia 60 Tuntas
18. Nur Azizah 80 Tuntas
19. Nurmas Nizar Irawan 60 Tuntas
20. Rahmawati 50 Tidak Tuntas
21. Sahri Ramadani Arby 70 Tuntas
22. Setyo Adhi Nugroho 60 Tuntas
23. Siti Aulianisa Arimbi 30 Tidak Tuntas
24. Siti Fatimah Yeblo 40 Tidak Tuntas
Jumlah 1440

119
Lampiran 10 Nilai Hasil Belajar Siklus III

Data Hasil Belajar Siswa Siklus III

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. Aini Nurrohmah 100 Tuntas


2. Abdul Rahman 50 Tidak Tuntas
3. Adrian Sinar Mulia 60 Tuntas
4. Ardiansyah Rajab 90 Tuntas
5. Azis Firdiansyah 100 Tuntas
6. Anissa Fitri Ramadani 80 Tuntas
7. Dessy Nur Mahdiyyah Lisa Saimara 70 Tuntas
8. Dian Dita Hikmah Fitriani 90 Tuntas
9. Fahri Surya Darmawan 80 Tuntas
10. Furqon Aswad 80 Tuntas
11. Indah Maulidya Qolbi 70 Tuntas
12. Nanda Khaira Juyina 90 Tuntas
13. Kirani Putri Rubany 70 Tuntas
14. Mutiara Na’ima Anasya 90 Tuntas
15. Muhammad Andika 90 Tuntas
16. M. Fadillah Syahputra 100 Tuntas
17. Nora Fatihatun Nadia 60 Tuntas
18. Nur Azizah 100 Tuntas
19. Nurmas Nizar Irawan 90 Tuntas
20. Rahmawati 100 Tuntas
21. Sahri Ramadani Arby 90 Tuntas
22. Setyo Adhi Nugroho 70 Tuntas
23. Siti Aulianisa Arimbi 50 Tidak Tuntas
24. Siti Fatimah Yeblo 80 Tuntas
Jumlah 1950

120

Anda mungkin juga menyukai