Contoh Jurnal Nanti
Contoh Jurnal Nanti
SKRIPSI
OLEH :
FAKULTAS HUKUM
2017
GANTI KERUGIAN DAN REHABILITASI DALAM PERKARA PIDANA
SKRIPSI
OLEH :
FAKULTAS HUKUM
2017
ii
iii
iv
MOTTO
kepadanya dan memberi rezeki dari arah yang tak di sangka-sangka. Barangsiapa
“Ketika dirimu gagal, lihatlah Orang-orang disekitar yang selalu setia disisimu, cepatlah
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Ibuku tercinta, Hariyati. Terima kasih atas cinta, kasih sayang, nasihat,
4. Kekasihku Dwi Septiana, yang setia di sisi, memotivasi, berdoa, dan rela
Angkatan 2012 dan 2013. Terimakasih atas pengalaman yang kalian beri
6. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas bantuan dalam
vi
KATA PENGANTAR
PERKARA PIDANA.
hukum, namun demikian berkat bantuan, bimbingan serta petunjuk dari berbagai
pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Tiada kata ataupun ungkapan yang dapat Penulis sampaikan kecuali rasa
Magelang.
vii
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
7. Bapak, Ibu, dan Adikku yang selalu memberi dukungan dan doa.
8. Kekasih Dwi Septia yang selalu memberikan semangat dan motivasi yang
membangun.
10. Kinan Rifky Riananda yang selalu membimbing dalam penyusunan skripsi
ini.
membantu.
12. Agus Adi Romadhon dan Niko Pamilu yang selalu menemani dalam
13. Teman-teman KKN Dusun Ndelok atas pengalaman yang sangat berharga.
Kabupaten Magelang.
15. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.
viii
Semoga Allah SWT selalu memberikan balasan kebaikan yang lebih kepada
ix
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
HALAMAN PEMERIKSAAN/ PERSETUJUAN .......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
SURAT PERNYATAAN................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................... ....................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................ ....................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................... ......................... 6
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 6
E. Sistematika Penulisan Skripsi…………………...….... ....................... 6
xi
B. Bahan Penelitian ......................................................... ......................... 30
C. Teknik Pengumpuulan Data ........................................ ........................ 31
D. Metode Pendekatan ....................................................... ...................... 31
E. Metode Analisis Data .................................................. ........................ 31
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 53
B. Saran .................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
keadilan yang buta. Maksud dari keadilan buta disini adalah bahwa
untuk mana hak itu diberikan, dengan perkataan lain bertentangan dengan
tujuan kemasyarakatannya.1
1
yang terdapat dalam Undang-undang Dasar 1945. Seiring dengan
pidana, karena hukum acara pidana inilah merupakan salah satu sarana
acara pidana ini dikenal dengan Hukum Adat (Adat Recht). Hukum adat
2
Ignatius Ridwan Widyadharma, Hukum Acara Pidana di Indonesia, Tanjung Mas, semarang, 1983,
halm. 1
2
ketentuan di dalam hukum adat bukan merupakan hukum acara pidana
perdata. Jadi, dapat dikatakan bahwa dalam hukum adat, hukum acara
perdata tidak terpisah dari hukum acara pidana.3 Ketentuan hukum adat
antara satu masyarakat hukum adat dengan masyarakat hukum adat yang
ada di Indonesia berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan
karena negara Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan dari
setiap suku bangsa itu memiliki ketentuan hukum yang berbeda satu
hak asasi manusia. Hak asasi manusia merupakan hak yang paling dasar
yang dimiliki oleh seorang manusia. Dalam hal ini, hukum acara pidana
berkaitan erat dengan hak- hak paling dasar yang dimiliki oleh seorang
manusia, yakni: hak untuk hidup, hak akan kemerdekaan dan kebebasan
serta hak untuk tidak disiksa atas alasan apapun juga. Besarnya perhatian
Undang-undang No. 8 tahun 1981 atau yang lebih dikenal dengan Kitab
Ganti rugi dan rehabilitasi merupakan hal yang sudah lama dikenal
dalam dunia hukum, baik Hukum Perdata maupun Hukum Pidana. Dalam
3
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia Edisi Revisi, Sinar Grafika, jakarta, 2004, hlm. 44
3
Hukum Pidana, istilah Ganti Kerugian tidak ditemui pada Hukum Pidana
Pidana Formil, yakni pada pasal 95 sampai pada pasal 101 KUHAP. 4
undang Hukum Acara Pidana, ganti rugi dan rehabilitasi merupakan suatu
4
Leden Marpaung, Proses Tuntutan Ganti kerugian dan Rehabilitasi dalam Hukum Pidana,
RajaGrafindo Persada, ,jakarta, 1997, hal. 3
4
tugas-tugasnya, banyak aparat penegak hukum yang bertindak melebihi
peraturan perundang-undangan.
namun ganti rugi dan rehabilitasi tetap merupakan masalah yang aktuil
rehabilitasi, sebagai salah satu jalan bagi terpidana untuk menuntut hak-
hak asasi manusianya yang telah dilanggar oleh aparat hukum, kian nyata
menjadi salah satu hal yang penting. Berdasarkan latar belakang diatas
B. Rumusan Masalah
diberikan ?
rehabilitasi ?
5
C. Tujuan Penulisan
rehabilitasi.
perlu diberikan.
D. Kegunaan Penelitian
6
BAB III DENGAN JUDUL METODE PENELITIAN
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ganti Kerugian
baru dan tidak dikenal sebelumnya di dalam HIR. Dasar hukum bagi
(KUHAP) adalah:
5
Djoko Prakoso, surat dakwaan, tuntutan pidana, dan eksaminasi perkara didalam proses pidana,
liberty, yogyakarta, 1988, hlm.96
8
Memperhatikan bunyi Pasal 1 butir (22), dapat dilihat beberapa
3) Hak atas imbalan sejumlah uang tersebut diberikan kepada tersangka atau
atau;
Apa yang dijelaskan dalam Pasal 1 butir 22 sama maksud dan tujuan yang
diatur dalam Pasal 95 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
Hanya terletak pada tambahan unsur alasan tuntutan ganti kerugian dalam
Pasal 95 ayat (1). Kalau pada Pasal 1 butir 22 alasan hak menuntut ganti
kerugian disebutkan karena ditangkap, ditahan, dituntut atau diadili tanpa
alasan yang berdasarkan Undang-Undang atau kekeliruan mengenai orang
atau hukum yang diterapkan, pada Pasal 95 ayat (1) ditambah satu unsur
alasan lagi karena tindakan lain tanpa alasan yang berdasarkan Undang-
Undang.
ganti kerugian itu timbul jika ada perbuatan yang melanggar hukum atau
penegak hukum dan menimbulkan kerugian pada orang lain dalam hal ini
tersangka.
9
Tuntutan ganti kerugian dalam KUHAP ada 2 (dua) jenis, yakni :
maka yang dituntut memberi ganti rugi adalah pemerintah dan yang
Istilah ganti kerugian tidak ditemui pada hukum pidana materil. Hal ini
muncul pada hukum pidana formil yakni pada Pasal 95 sampai Pasal 101
yaitu:
6
Leden Marpaung, proses penanganan perkara pidana, sinar grafia, jakarta, 1992, hlm.66
10
atau Kekeliruan Mengenai Orangnya atau Salah dalam Menerapkan
Hukum.
7
Andi Hamzah, Op. Cit. hlm. 207
8
Djoko prakoso., Op Cit. hlm. 98
11
Dalam pasal inilah kita melihat adanya alasan bagi suatu
2. Ganti Kerugian kepada Pihak Ketiga atau Korban (Victim of Crime atau
Beledigde Partij).
lingkup yang luas. Jadi, semua pihak yang merasa dirugikan oleh pelaku
9
Ibid., hlm. 98-99
10
Andi Hamzah, Op. Cit. hlm 207
11
Ibid
12
Hukum pidana Soviet pun mengenal semacam ganti kerugian
kepada pihak yang dirugikan yang dinamai perbaikan kerusakan
(reparation of damage). Bahkan dicantumkan sebagai hukum pidana
menurut Pasal 32 Criminal Code of RSFSR (Rusia).Pidana perbaikan ini
dapat diterapkan sebagai pidana pokok, misalnya kerusakan sebagai
akibat perbuatan yang disengaja, terhadap milik sosialis, dan pidana
tambahan, jika kerusakan yang disengaja terhadap milik pribadi warga
negara. Pidana tersebutr dapat diterapkan dalam tiga cara yatu:12
1) Mewajibkan terpidana memperbaiki kerusakan itu, kalau
pengadilan memandang terpidana dapat melakukannya;
2) Mewajibkan terpidana untuk membayar kerusakan-kerusakan itu,
jika kerusakan-kerusakan itu tidak lebih dari seratus rubel;
3) Mewajibkan terpidana meminta maaf di muka umum kepada
korban atau anggota-anggota kolektif, menurut cara yang
ditentukan oleh pengadilan, apabila delik itu ditujukan kepada
martabat atau integritas seseorang atau kepada aturan kehidupan
masyarakat sosialis dan tidaka ada kerusakan materiil yang
ditimbulkan oleh delik tersebut.
dapat mengubah pidana itu menjadi kerja paksa, denda, pemecatan dari
perlu diingat bahwa putusan itu harus berbentuk pidana bersyarat yang
12
Ibid, hlm.210
13
Sekarang pun penyelesaian melalui pidana bersyarat ini masih
dapat dilaukan. Dalam hal ini korban delik tidak perlu mengajukan
gugatan khusus.13
13
Ibid, hlm.211
14
Ibid, hlm.212
15
Oemar Seno., Hukum Acara Pidana dalam Propeksi, Erlangga, Jakarta, 1976, hlm 69.
14
1) Ganti kerugian kedua pasal itu merupakan bagian ketentuan
tentang ganti kerugian yang disebabkan oleh penahanan yang tidak sah.
ganti kerugian yang diatur didalam Pasal 95 dan Pasal 96 KUHAP (ganti
dan perlu diuji pula dengan yurisprudensi yang akan datang KUHAP
15
maupun dalam penjelasannya.16 Ketentuan tentang ganti kerugian setelah
Dalam KUHAP telah dicantumkan tentang hal ini diatur lebih lanjut
Sedangkan Pasal 7 ayat (1) dan ayat (2) PP No. 27 tahun 1983 tentang
16
Andi Hamzah, Op. Cit. hlm 213
16
2. Tuntutan ganti rugi berdasarkan Pasal 77 huruf b KUHAP dihitung dari
bahwa:
seseorang maka besarnya ganti kerugian itu diatur dalam perubahan Pasal 9
17
M.hanafi Asmawie, ganti rugi dan rehabilitasi menurut kuhap, pradya paramita, jakarta, 1990,
hlm.22
17
Besarnya ganti kerugian atas benda atau barang yang diajukan
permintaannya oleh pihak ketiga yang berkepentingan dan atau saksi korban
tidaklah diatur dalam PP No 27 Tahun 1983; hal ini bergantung pada kasus
per kasus dengan mengingat pula perbedaan cara yang ditempuh menurut
acara yang ditentukan dalam Pasal 99 ayat (2) KUHAP yang pada intinya
Benda sitaan terdiri dari benda yang dapat dikembalikan lebih dahulu
kepada pihak yang berkepentingan dan juga benda sitaan yang tidak dapat
dikembalikan. Benda sitaan jenis ini juga dapat diputus Hakim dengan
sampai tidak dapat dipergunakan lagi. Dan siapapun orang yang memiliki
atau perkara tersebut ditutup demi hukum, maka akan terdapat pula
kemungkinan adanya benda sitaan yang dapat dikembalikan dan yang tidak
18
M. Hanafi Asmawi, S.H., Op. Cit. hlm. 28
19
Ibid
18
3. Barang tersebut dilakukan untuk melakukan suatu tindak
dsb.).
20
Ibid
19
tentang pengabulan permintaan ganti kerugian.Petikan penetapan
KPN) setempat.
20
1. Asli SKO disampaikan kepada yang berhak
Negeri.
penetapan.
KPN
21
permintaan pembayaran itu Ketua Pengadilan Negeri harus menyertakan
E. Rehabilitasi
perbaikan anggota tubuh yang cacat dan sebagainya atas individu (misalnya
pasien rumah sakit, korban bencana) supaya menjadi manusia yang berguna
22
perawatan pun disesuaikan menurut penyakit si pasien dan seluk beluk dari
kehidupan. Oleh karena itu, psikologi memainkan peranan yang sangat besar
dalam program Rehabilitasi, dan hal ini juga sangat penting untuk menjaga
dalam keadaan baik, tetapi karena sesuatu hal kemudian menjadi tidak
baik dalam aspek fisik, mental, personal, sosial, vocational serta ekonomi
usaha itu menjadi suatu proses yang berhubungan erat satu dengan yang lain,
usaha untuk membantu nereka yang mengalami kelainan sejak lahir atau pada
masa kanak-kanak.
23
F. Jenis-jenis Rehabilitasi
kecacatan tersebut.
a. Kegiatan evaluasi;
b. Bimbingan vokasional;
c. Latihan kerja;
24
mendapatkan pekerjaan. Adanya dugaan yang logis, masuk akal, bahwa
kehidupan di masyarakat.
secara menyeluruh.
sosial, dalam anti adanya keseimbangan antara apa yang masih dapat
25
Adapun sasaran rehabilitasi adalah:
4. Merubah dan memperbaiki pola kebiasaan dan pola reaksi tingkah laku
kemampuan lainnya.
7. Membuka jalan bagi eksistensi individu yang lebih berarti dan bermakna
atau berguna.
1. Tahap prarehabilitasi
program rehabilitasi,
26
c. Meyakinkan pada klien; rehabilitasi akan berhasil kalau terdapat
suatu periode.
d. Pelaksanaan rehabilitasi.
masyarakat.
menerima kehadirannya.
c. Pada tahap ini biasanya dijadikan dua bentuk kegiatan; (1) kegiatan
27
H. Asas Ganti Rugi dan Rehabilitasi
seorang jaksa dikota Medan. Beliau memiliki seorang anak yang masih duduk
dibangku kuliah. Pada suatu malam si anak (kita sebut saja namanya
ditangan polisi tersebut sangat mirip dengan wajah achmad, padahal namanya
jelas berbeda dan tempat tinggalnya juga berbeda. Achmad dan ayahnya
tidak mau ambil peduli dan tetap menahan achmad. Sialnya untuk mendapat
21
M. Yahya Harahap.,Pembahasan Permasalahan dan Penerapan dalam KUHAP, Sinar Grafika,
Jakarta, 2009, hlm. 44
28
dan cacat seumur hidup. Penahanan sudah hampir berlangsung dua tahun dan
Atas kejadian ini orang tua Achmad mengajukan gugatan ganti rugi
Alasan yang dapat dijadikan dasar tuntutan ganti rugi dan rehabilitasi:24
29
BAB III
METODE PENELITIAN
dilakukan meliputi
A. Jenis Penelitian
patokan berfikir, dalaam hal ini adalah berkaitan dengan pelaksanaan ganti
B. Bahan Penelitian
Bahan hukum primer adalah bahan hukum pokok yang harus ada
a. KUHP
b. UU kehakiman
d. KUHAP
30
2. Bahan Hukum Sekunder
hukum primer, bahan hukum ini adalah berupa buku, jurnal, dan ertikel,
C. Spesifikasi Penelitian
rehabilitasi atas atas tindakan penegak hukum yang salah tangkap dan salah
tahan. Maka penelitian ini mengharuskan adanya hukum ganti rugi dan
rehabilitasi.
D. Metode pendekatan
berbagai aspek mengenai isu yang sebenarnya untuk dicari jawabnya. Dengan
tinjauan kriminlogi terhadap tindak pidana penipuan jual beli online. Metode
memberikan pemahaman yang detail dan terarah dari hasil penelitian ini.
31
Analisis data yang digunakan adalah analisis data yang berupaya
32
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
c. SK kementerian Hukum.
33
B. Saran
keseimbangan antara hak terdakwa dan korban untuk banding atau kasasi
atau kasasi dari korban diserahkan saja kepada tingkat peradilan yang lebih
34
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
35