PENGERTIAN AKIDAH
DAN SUMBER AQIDAH ISLAM
Oleh :
1. Kelpin Anderista : 10121024
2. Sukron Rizki Maftulloh : 10121062
3. Daffa Muhammad Fahreza : 10121037
KELAS TI 1C
TEKNIK INDUSTRI
SEKOLAH TINGGI TEKNIK CIPASUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari
begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, penulis juga merasa
sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
ini yang merupakan tugas mata kuliah Akidah. Penulis sampaikan terimakasih sebesar-
besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Akidah, Hj. Indri Silpiani, M. Pd. dan semua
Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan
dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca
A. Latar Belakang
Aqidah Islam berpangkal pada keyakinan “Tauhid” yaitu keyakinan tentang wujud
Allah, Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada yang menyekutuinya, baik dalam zat, sifat-sifat
maupun perbuatannya. Akhlak mulia berawal dari aqidah, jika aqidahnya sudah baik maka
dengan sendirinya akhlak mulia akan terbentuk. Iman yang teguh pasti tidak ada
keraguan dalam hatinya dan tidak tercampuri oleh kebimbangan. Beriman kepada Allah
kepada Allah juga harus beriman kepada Malaikat, Nabi, kitab, hari akhir, qada dan qadar
Allah.
aqidah yang dapat membentuk akhlak mulia akan mengantarkan manusia Indonesia sebagai
manusia yang mumpuni dalam segala aspek kehidupan. Ruang lingkup dari aqidah yaitu:
1
Ilahiyat, nubuwat, ruhaniyat, dan sam’iyyat . Dari ruang lingkup aqidah yang dijadikan
Islam. Pendidikan aqidah akhlak mempunyai arti dan peranan penting dalam
membentuk tingkah laku mahasiswa seutuhnya. Sebab dengan pendidikan aqidah akhlak ini
mahasiswa tidak diarahkan kepada pencapaian kebahagiaan hidup di dunia saja, tetapi
juga hubungan manusia dengan Tuhannya. Dan dengan pendidikan aqidah akhlak pula
mahamahasiswa akan memiliki derajat yang tinggi yang melebihi makhluk lainnya. Pada
akhirnya dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pendidikan aqidah akhlak dapat dipandang
sebagai suatu wadah untuk membina dan membentuk tingkah laku mahasiswa dalam
B. Topik Bahasan
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AKIDAH
Aqidah berarti iman atau keyakinan yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan
sedikitpun bagi orang yang meyakininya. Secara etimologis aqidah berasal dari kata ‘aqida-
ya’qidu-‘aqdan/aqidatan. Kaitan antara arti kata ‘aqdan dan ‘aqidah adalah keyakinan itu
tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Jadi
‘aqidah adalah sesuatu yang diyakini secara kokoh di hati seseorang dan bersifat mengikat.
Makna aqidah secara bahasa akan lebih jelas jika dikaitkan dengan pengertian secara
terminologis
‘Aqaid ( bentuk plural dari aqidah ) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, sehingga menjadi keyakinan yang
Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran ini dipatrikan oleh manusia di dalam hati
serta diyakini kesahihan dan keberadaaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang
Sumber aqidah islam adalah Al-Qur’an dan as-sunah. Artinya apa saja yang
disampaikan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan Rasululloh dalam sunahnya wajib diimani,
diyakini, dan diamalkan. Sumber aqidah islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah, artinya
informasi apa saja yang wajib diyakini hanya diperoleh melalui Al-Qur’an dan Al-Sunnah.
Al-Qur’an memberikan penjelasan kepada manusia tentang segala sesuatu. Firman Allah
dalam QS. An-Nahl ayat 89 sebagai berikut:
Artinya : “(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang
saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi
atas seluruh umat manuisa, dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al-Qur’an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri”.
Berserah diri pada Allah dengan bertauhid adalah beribadah murni kepada Allah Swt
semata, tidak pada yang lainnya. Siapa yang tidak berserah diri kepada Allah, maka ia
termasuk orang-orang yang sombong. Begitu pula orang yang berserah diri pada Allah juga
pada selain-Nya ( artinya : Allah itu diduakan dalam ibadah ), maka ia disebut musyrik. Yang
berserah diri pada Allah semata, itulah yang disebut Muwahhid (alhi tauhid ). Tauhid adalah
mengesakan Allah dalam ibadah. Sesembahan itu beraneka ragam, orang yang bertauhid
hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan. Allah Ta’ala berfirman dalam QS.
selain Allah dan ( juga mereka mempertaruhkan ) Al masih putra Maryam, padahal
mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan ( yang
berhak disembah ) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan.”
Orang yang bertauhid berarti berprinsip pula menjalankan perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya. Ketaatan berarti menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan.
Jadi tidakcukup menjadi seorang muwahhid ( meyakini Allah itu diesakan dalam ibadah )
Tidak cukup seseorang berprinsip dengan dua prinsip diatas. Tidak cukup ia hanya
beribadah kepada Allah saja, ia juga harus berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik. Jadi
prinsip seorang muslim adalah ia meyakini batilnya kesyirikan dan ia pun mengkafirkan
orang-orang musyrik. Seorang muslim harus membenci dan memusuhi mereka karena Allah.
Karena prinsip seorang muslim adalah mencintai apa dan siapa yang Allah cintai dan
yaitu pembahasan tentang segala yang berhubungan dengan Allah SWT sepeti wujud Allah,
sifat Allah, nama dan perbuatan Allah dan sebagainya. Nubuwwat yaitu pembahasan tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul, pembicaraan mengenai kitab-kitab
Allah yang dibawa para Rasul, mukjizat Rasul dan lain sebagainya. Ruhaniyat, yaitu
pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti jin,
iblis, syaiton, roh, malaikat dan lain sebagainya. Sam’iyyat, yaitu pembahasan tentang segala
sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam’i, yakni dalil naqli berupa al-qur’an dan as-
sunnah seperti alam barzakh, akhirat dan azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga dan neraka,
PENUTUP
Alhamdulilah berkat kesempatan yang diberikan Allah SWT makalah ini dapat
terselesaikan sesuai waktunya. Demikian yang dapat kami sampaikan dan tulisan dalam
makalah ini , jika ada kekurangan maka kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar
besarnya serta besar harapan kami untuk mendapatkan saran-saran yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA