Anda di halaman 1dari 12

JSM 5 (1) (2016)

JURNAL SENI MUSIK

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm

PENGEMBANGAN KREATIVITAS MUSIK DALAM PEMBELAJARAN SENI


BUDAYA (MUSIK) DI SMA NEGERI 1 PATI
Yohanes Kristiawan
Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Pembelajaran musik sangat penting untuk merangsang perkembangan kreativitas seseorang ataupun
Diterima Mei 2016 sebaliknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab dan mendeskripsikan tentang tahapan-tahapan
Disetujui Juni 2016 pembelajaran yang dilakukan dalam pengembangan kreativitas musik dan hasilnya dalam pembelajaran
Dipublikasikan Juni 2016 seni budaya di SMA Negeri 1 Pati. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa 1) pelaksanaan pembelajaran seni budaya (musik) dalam pengembangan kreativitas musik
Keywords: di SMA Negeri 1 Pati terdiri dari tiga hal yang dikaji yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian,
Music Creativity guru sudah melaksanakan dalam hal pelaksanaan dan penilaian. Dalam hal perencanaan, terdapat
Development, Art and ketidaksesuaian yang tercermin pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 2) Hasil pengembangan
Culture Learning kreativitas musik dalam pembelajaran seni budaya (musik) di SMA
(Music).
Negeri 1 Pati dengan faktor-faktor utama dalam pembelajaran yang meliputi tugas, kerja sama
kelompok, serta keseimbangan antara pemahaman dan keterampilan telah dilaksanakan dalam
pembelajaran seni musik di SMA Negeri 1 Pati. Hal tersebut tercermin dengan adanya tugas-tugas yang
diberikan guru dengan melibatkan keaktifan siswa melakukan kegiatan-kegiatan musik dalam
pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan sebagai berikut: 1) Bagi siswa, hendaknya lebih telaten dan
konsentrasi dalam mempelajari berbagai jenis alat musik agar lebih cepat menguasai alat musik yang
diajarkan. 2) Bagi setiap guru hendaknya memiliki kreativitas yang tinggi untuk memilih dan
menentukan media pembelajaran yang tepat agar dapat membangkitkan minat dan kreativitas siswa.
Abstract

Music learning is very important to stimulate the development of one's creativity or otherwise. The
purpose of this research are to answer and describes the stages of learning undertaken in the music
creativity development and the results in art and culture learning at State Senior High School of 1 Pati.
Qualitative research with ethnographic approach through interviews, observation and documentation.
The results of this research indicate that 1) the implementation of arts and culture learning (music) in
the music creativity development at State Senior High School of 1 Pati consists of three things that were
examined: planning, implementation, and assessment, teachers have been implementing in terms of
implementation and assessment. In terms of planning, there is a discrepancy which is reflected on a
lesson plan. 2) The result of the music creativity development in arts and culture learning (music) at
State Senior High School of 1 Pati with the major factors in the action planning that includes task, team,
and thougful action has been implemented in music art learning at State Senior High School of 1 Pati.
This is reflected by their given tasks involving teachers with active students perform music activities in
learning.
Based on the results of the study suggested as follows: 1) For students, it should be more patient and
concentration in studying various types of musical instruments in order to more quickly master the
instrument that is taught. 2) For every teacher should have high creativity to select and determine the
appropriate learning media in order to generate interest and creativity of students.

Alamat korespondensi: © 2016 Universitas Negeri Semarang
ISSN 2301- 4091
Gedung B2 Lantai 2 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-
mail: yohaneskristiawan@yahoo.co.id

36
Yohanes Kristiawan/ Jurnal Seni Musik 5 (1) (2016)

PENDAHULUAN
(Milyartini, 2009: 83). Kreativitas musik adalah
kemampuan seseorang untuk mencipta lagu,
Kreativitas adalah proses inovatif
instrument ataupun mengaransemen musik baru
mewujudkan suatu ide menjadi nyata. Produk yang
yang belum pernah diciptakan orang lain dan hasil
dihasilkan semata-mata untuk pemecahan masalah-
lagu dan musiknya dapat dinikmati orang lain
masalah kemanusiaan. Hampir semua orang bicara
(Habsari, 2005: 85).
tentang kreativitas. Bahkan dalam persepsi banyak
Pada kegiatan bermusik, kreativitas
orang, kreativitas adalah salah satu syarat penting
memegang kunci utama ketika seseorang ingin
untuk bisa menjadi orang yang berharga, baik
menciptakan suatu karya yang orosinil, berbeda dan
dalam karir maupun dunia usaha. Kebanyakan
lebih maju dari yang sudah ada, serta dengan daya
orang mengartikan kreativitas adalah sebuah
imajinasi yang harus berkembang, karena seseorang
gagasan untuk menciptakan sesuatu baik berupa
perlu bermain dengan gagasan dalam
benda mati maupun ide, dan tentunya dengan
menginterpretasikan lagu. Hubungan antara
menjunjung tinggi nilai keaslian, ekspresif dan
kreativitas dengan musik sangat erat karena dengan
daya imajinatif. Pengembangan kreativitas akan
aktivitas mencipta, mengaransemen atau bahkan
selalu melahirkan banyak metode baru dengan
menganalisis sebuah karya lagu, merupakan proses
model pendekatan yang berbeda dan unik dalam
kreativitas oleh seseorang baik secara proses
penyelesaian suatu masalah yang dapat
maupun produknya. Dengan kreativitaslah musik
diimplementasikan pada semua cabang ilmu
berperan menjadi musik yang utuh, tidak hanya
pengetahuan. Namun makna dan hasil dari
berupa rangkaian nada-nada.
kreativitas tersebut berbeda-beda, misalnya dalam
Kreativitas juga digunakan dalam pendidikan
bidang ilmu kimia seseorang dapat dikatakan
musik itu sendiri, dimana pendidikan musik yang
kreatif jika dapat menghasilkan sebuah penemuan
kreatif bertujuan untuk mempermudah seseorang
yang berguna dalam kehidupan (Pranata, 2011:1).
untuk mengerti dan memahami hal-hal yang
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang
terkandung dalam musik, baik secara teori maupun
untuk menghasilkan pekerjaan yang baru dan tepat
praktek. Namun berdasarkan pengamatan yang
guna. Selain itu, kreativitas merupakan suatu hal
dilakukan oleh Zujadi (2010) bahwa
yang penting baik ditinjau dari aspek individual
pengembangan kreativitas di tingkat pendidikan
maupun sosial, dan dapat dimunculkan dengan
dasar dan menengah sangat kurang, hal ini
mempelajari karya cipta yang sudah ada
disebabkan karena proses belajar mengajar (PBM)
sebelumnya, untuk kemudian diperbaharui
seni musik cenderung dilaksanakan secara teoritis,
sehingga menghasilkan karya cipta baru. Begitu
materi yang bersifat praktek sangat kurang.
pentingnya kreativitas sehingga membuat majunya
Berbeda dengan di SMA Negeri 1 Pati,
sebuah peradaban di bidang apapun (Yulia, 2010:
pelajaran seni musik yang merupakan submateri
1). Begitupun dengan seni musik. Musik adalah
dari mata pelajaran seni budaya dan pelajaran yang
hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau
disukai oleh siswa (berdasarkan wawancara)
komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan
cenderung dilaksanakan secara praktek dan
perasaan penciptanya, melalui unsur-unsur musik
teorinya kurang. Siswa lebih banyak melakukan
yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur
kegiatan praktek bernyanyi lagu daerah nusantara
lagu dan ekspresi (Arini, 2008: 24).
dan memainkan alat musik pianika atau recorder.
Kreativitas dalam bermusik adalah sebuah
Namun kegiatan praktek tersebut hanya sebatas
gaya fikir dan aktivitas seseorang dalam bermusik,
bernyanyi dan bermain alat musik saja, artinya guru
dari aktifitas dan gaya berfikir tersebut maka
hanya meminta siswa untuk menyanyikan lagu
seseorang mampu menghasilkan sebuah karya
yang sudah ada atau memainkan alat musik sesuai
musik dan menganalisanya. Sehingga secara
nada-nada yang tercantum dalam partitur saja.
wujudnya proses kreativitas adalah berupa karya
Kedua kegiatan tersebut memiliki kelemahan,
musik dan analisis musik
antara
Yohanes Kristiawan/ Jurnal Seni Musik 5 (1) (2016)

lain ketika siswa diminta untuk memilih lagu yang


pengembangan kreativitas musik dalam
dimainkan atau dinyanyikan, maka siswa tersebut
pembelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 1 Pati.
cenderung memilih lagu yang mereka hapal dan
Teknik pengumpulan data melalui
menyebabkan tujuan dari kegiatan tersebut tidak
wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik
tercapai yaitu salah satunya dalam hal
analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
pengembangkan kreativitas musik siswa. Hal inilah
adalah analisis model interaktif (Interactive Model
yang mendasari penulis untuk mengadakan
of Analysis). Menurut Miles dan Huberman (2008:
penelitian terkait dengan pengembangan kreativitas
16) dalam model ini tiga komponen analisis, yaitu
siswa dalam pembelajaran seni musik.
reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan,
Hasil dari penjelasan yang telah diuraikan di
dilakukan dengan bentuk interaktif dengan proses
atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran musik
pengumpulan data (data collecting) sebagai suatu
sangat penting untuk merangsang perkembangan
siklus.
kreativitas seseorang ataupun sebaliknya. Oleh
Keabsahan data yang digunakan dalam
karena itu, peneliti menganggap bahwa dengan
penelitian ini adalah triangulasi teknik dan sumber.
pembelajaran seni budaya maka kreativitas musik
Hal ini dilakukan karena pengambilan data dalam
siswa akan berkembang. Dengan demikian, peneliti
penelitian ini menggunakan teknik wawancara,
mengemukakan judul penelitian Pengembangan
dokumentasi dan observasi yang dilakukan
Kreativitas Musik dalam pembelajaran seni budaya
terhadap sumber yaitu kepala sekolah dan guru.
di SMA Negeri 1 Pati.
Triangulasi sumber dilakukan dengan pengecekan
Secara umum tujuan penelitian ini untuk
kembali data yang telah diperoleh melalui kedua
mengetahui dan mendeskripsikan proses
sumber tersebut untuk menarik suatu kesimpulan
pengembangan kreativitas musik dalam
tentang hasil tindakan.
pembelajaran seni budaya di SMA Negeri 1 Pati.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk
menjawab dan mendeskripsikan tentang tahapan HASIL PENELITIAN
pembelajaran yang dilakukan dalam pengembangan
kreativitas musik pada pembelajaran seni budaya di Pembelajaran yang Dilakukan dalam
SMA Negeri 1 Pati dan menggambarkan hasil dari Pengembangan Kreativitas Musik pada
pengembangan kreativitas musik dalam Pembelajaran Seni Budaya di SMA Negeri
pembelajaran seni budaya di SMA Negeri 1 Pati. 1 Pati

METODE Perencanaan Pembelajaran Seni Musik


Pembelajaran Seni Budaya khususnya seni
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian musik pada umumnya bertujuan untuk
ini adalah pendekatan etnografi. Menurut Moleong menanamkan nilai-nilai estetik pada siswa dan
(2009: 235-236) etnografi memfokuskan diri pada pengembangan yang berupa domain kognitif yaitu
budaya dari sekelompok orang. Penelitian ini siswa memperoleh pengetahuan tentang dunia
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pati yang sekitarnya, domain afektif yaitu siswa dapat
merupakan salah satu sekolah menengah atas yang memperoleh pengetahuan guna mengembangkan
beralamat di jln. Panglima Sudirman 24, Pati, sikap, serta domain psikomotorik yaitu siswa
kabupaten Pati, Jawa Tengah. memperoleh pengetahuan tentang
Nara sumber dalam penelitian ini meliputi pengembangan ketrampilan.
dokumen sekolah maupun kepala sekolah, guru, Pembelajaran dalam
siswa dan pihak lain yang dapat memberikan data pengembangan keterampilan pelajaran seni musik
yaitu semua pendapat, komentar dan aktivitas yang dapat dilakukan dengan menggunakan media, salah
berhubungan dengan satunya adalah Kamogi (Kayu Model Gitar)
Yohanes Kristiawan/ Jurnal Seni Musik 5 (1) (2016)

Tujuan khusus pembelajaran gitar dengan


menggunakan metode yang bermacam-macam dan
media kamogi sebagaimana yang tertuang dalam
fleksibel. Hal ini dilakukan agar proses
RPP ini baru sebatas mengenalkan, menanamkan
pembelajaran tidak membosankan. Adapun metode
kecintaan siswa terhadap bermain gitar, dan
yang digunakan yaitu metode ceramah, metode
memberikan pengetahuan dan kemampuan
demontrasi, metode ketrampilam proses dan
ketrampilan dasar tentang gitar. Dari tujuan seperti
metode evaluasi.
di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
Metode ceramah digunakan dalam hal
pembelajaran lebih ditekankan pada kemampuan
pengenalan alat atau keterangan yang berhubungan
memahami ataupun menguasai materi ketrampilan
dengan media pembelajaran kamogi. Guna
dasar. Adapun pengembangan selanjutnya dalam
menumbuhkan minat belajar, dalam ceramah perlu
proses belajar merupakan daya kreasi siswa
disampaikan tentang tujuan dan manfaat apa yang
masing-masing. Guru bertugas memberi motivasi,
akan kita pelajari. Metode demontrasi diperlukan
memberi contoh, mengarahkan dan membimbing
guna memberi contoh penggunaan media kamogi
siswa serta menciptakan kondisi belajar yang
dan pengenalan bunyi akord yang akan dipelajari
menyenangkan agar siswa selalu termotivasi dan
serta contoh mengiringi lagu dengan alat musik
tidak mudah bosan sehingga tidak merasa terbebani
gitar. Metode ketrampilan proses diperlukan guna
dalam belajar.
melibatkan siswa secara langsung dalam proses
Dalam mencapai tujuan di atas, guru SMA
pembelajaran dengan menghafal dan
Negeri 1 Pati menggunakan pedoman pembelajaran
mempraktekkan materi pelajaran. Metode evaluasi
sebagai acuan untuk mencapai hasil yang terarah
diperlukan guna memberikan informasi tentang
dan menyasar. Di SMA Negeri 1 Pati
kekurangan dan keberhasilan siswa setelah
menggunakan Kurikulum dengan KTSP sebagai
mengikuti pembelajaran.
Pedoman atau Acuan dalam menyusun program-
Alat pelajaran dalam pembelajaran gitar di
program pengajaran, dengan Standar Kompetensi,
SMA Negeri 1 Pati menggunakan alat yang berupa
Kompetensi Dasar serta Indikator yang sesuai
gitar, media kamogi dan gambar beberapa akord
dengan kamampuan sekolah dangan pertimbangan
yang akan dipelajari serta lagu model, gitar asli
guru bidang studi yang ada.
berfungsi untuk mengenalkan bunyi akord yang
Materi pelajaran merupakan bahan ajar yang
akan dipelajari dan berfungsi untuk mewakili bunyi
telah disiapkan dan akan dipelajari. Materi dalam
akord yang sedang dipelajari. Media kamogi
pembelajaran gitar dengan media pembelajaran
berfungsi untuk mempelajari penjarian akord
kamogi adalah beberapa penjarian akor mayor
sampai perpindahan akord serta strumming, gambar
misal akord C, akord F, akord G dan beberapa akor
akord berfungsi untuk acuan dalam penjarian akord
minor seperti akord Dm, akord Em, akord Am serta
sedangkan lagu model diperlukan sebagai materi
C7 dan G7 serta strumming. Agar siswa termotivasi
dalam mempraktekkan akord-akord yang telah
mempelajari akord-akord tersebut, siswa diberi
dipelajari dengan progresi akord sesuai dengan
kesempatan menentukan lagu daerah yang digemari
akord yang digunakan dalam lagu model.
kemudian digunakan sebagai lagu model, kemudian
Indikator keberhasilan siswa dalam
guru menunjukkan akord yang digunakan sesuai
pembelajaran gitar dengan media kamogi ini adalah
dengan standart kompetensinya, yaitu menggelar
siswa dapat memegang akord dengan posisi
pertunjukan nusantara di sekolah. Juga dengan
penjarian yang benar, siswa dapat melakukan
indikator: memainkan musik instrumental,
penjarian beberapa akord dengan sistem berpindah-
memainkan lagu tradisional dan non tradisional.
pindah dengan tempo tertentu dengan lancar, siswa
Dan memainkan musik instrumental memainkan
dapat mengikuti pola strumming pada lagu model,
lagu tradisional dan non tradisional.
siswa dapat mengikuti progresi akord pada lagu
Dalam pembelajaran gitar dengan media
model, siswa dapat mentransfer dari penggunaan
pembelajaran kamogi di SMA Negeri 1 Pati
media
Yohanes Kristiawan/ Jurnal Seni Musik 5 (1) (2016)

kamogi ke gitar yang sesungguhnya dengan


dipelajari, mudah dimainkan oleh siswa yang
mengiringi lagu model.
belum memiliki kemampuan bermain gitar. Guru
Perencanaan yang dibuat oleh guru mata
memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk
pelajaran seni musik di SMA Negeri 1 Pati telah
memainkan lagu yang di pilihnya dan akan dinilai
memenuhi aspek tugas/ masalah. Hal ini tercermin
sebagai nilai pre-test dengan nilai standar kelulusan
dari metode keterampilan proses yang digunakan
minimal 75.
oleh guru yang melibatkan siswa secara langsung
Pada pertemuan ini meskipun lebih banyak
dalam proses pembelajaran dengan kegiatan
penjelasan yang diberikan guru, sudah ada tugas
menghafal dan praktek. Guru juga memberi
serta aktivitas musikal yang dilakukan, yaitu guru
kesempatan siswa untuk memilih sendiri lagu yang
sudah memberikan kesempatan untuk bermain gitar
akan dipelajari. Selain itu dalam indikator
sebisanya kepada siswa. Semua siswa baik yang
pencapaian yang dibuat oleh guru juga menitik
sudah atau belum memiliki kemampuan bermain
beratkan pada keterampilan siswa dalam bermain
gitar mendapatkan pengalaman dalam memainkan
gitar.
alat musik gitar. Akan tetapi karena keterbatasan
Aspek keseimbangan antara pemahaman dan
alat musik gitar, siswa harus bermain gitar secara
keterampilan siswa tercermin pada tujuan
individu bergantian. Siswa tidak dapat belajar
pembelajaran yang menekankan pada kemampuan
bersama- sama secara kelompok dan mengadakan
memahami ataupun menguasai materi ketrampilan
interaksi belajar antar siswa, sehingga aspek kerja
dasar dalam bermain gitar. Namun, dalam
sama kelompok dalam pembelajaran belum
perencanaan ini tidak muncul aspek kerja sama
berjalan.
kelompok hal ini tampak pada tidak adanya tugas
Dalam kegiatan ini pula siswa belum mampu
yang dikerjakan secara kelompok dari guru. Dalam
merefleksikan pemahaman baru mengenai
hal perencanaan, peneliti menemukan
permainan gitar. Hal ini dikarenakan siswa masih
ketidaksesuaian antara pelaksanaan dengan
mengalami kesulitan mempelajari alat musik gitar
perencanaan yang tertulis pada dokumen RPP yang
dalam waktu yang singkat. Pada kegiatan ini pula
diperoleh oleh peneliti. Aktivitas musikal yang
ada satu hal yang tidak disampaikan oleh guru
tercantum dalam RPP adalah aransemen lagu
dalam tahap awal pembelajaran yaitu tidak
daerah, sedangkan dalam pelaksanaan ternyata guru
menginformasikan kepada siswa mengenai
menggunakan aktivitas bermain gitar dengan
kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai.
menggunakan media pembelajaran kamogi.
Sehingga beberapa siswa kurang bersungguh-
sungguh dalam menerima pembelajaran.
1. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Musik
Dalam proses pembelajaran seni musik pada
materi pembelajaran gitar dengan media
b. Kegiatan Inti
Beberapa tahapan dalam kegiatan inti
pembelajaran kamogi pada siswa kelas XI di SMA
pembelajaran seni musik dengan menggunakan
Negeri 1 Pati terdapat beberapa tahap, antara lain:
media pembelajaran kamogi ini antara lain (1)
pengenalan media kamogi, (2) pengenalan akord,
a. Kegiatan Awal
(3) penjarian, (4) latihan perpindahan
Dalam kegiatan ini guru memperkenalkan alat
akord, (5) latihan strumming, (6) aplikasi/ terapan,
musik gitar baik secara organologinya maupun
(7) transfer ke gitar yang sesungguhnya. Berikut
teknik memainkannya. Guru memperkenalkan
penjelasannya:
akord-akord sederhana seperti C, F, G, Am, Dm,
dan Em. Kemudian guru memberi kesempatan
1) Pengenalan Media Kamogi
kepada siswa untuk memilih satu lagu daerah
Dalam tahap pengenalan media kamogi, guru
dengan akord sederhana, dengan tujuan supaya
menjelaskan bahwa media kamogi merupakan
mudah
media alternatif dalam pembelajaran gitar di SMA
Negeri 1 Pati. Bahan dasar media
Yohanes Kristiawan/ Jurnal Seni Musik 5 (1) (2016)

ini dapat diperoleh dengan mudah karena di


mewakili bunyi akord yang sedang dipelajari.
wilayah ini banyak pohon jati maupun jenis kayu
Setelah lancar menggunakan media kamogi, siswa
yang lain. Media kamogi berbahan dasar potongan
baru dialihkan pada alat gitar yang sesungguhnya.
kayu, senar pancing, paku dan spidol atau alat tulis
Karena media ini dibuat dengan prinsip
yang lain yang dibentuk seperti model leher/neck
sederhana bentuknya, murah biayanya dan mudah
gitar yang berfungsi sebagai media dalam belajar
membuatnya, guru kemudian meminta siswa untuk
gitar. Bentuk ini sangat sederhana agar siswa
dapat membuat sendiri di rumah dan dikumpulkan
mudah membuatnya. Alat yang digunakan dalam
pada pertemuan selanjutnya untuk diambil nilai
pembuatan media kamogi adalah gergaji, scrap,
afektif.
hamer atau alat pemukul dan penggaris. Alat-alat
Dalam tahapan ini guru menjelaskan dengan
ini juga mudah didapat karena merupakan alat yang
metode ceramah dan demonstrasi sesekali siswa
hampir dimiliki di setiap rumah di wilayah ini.
mengajukan pertanyaan sebagai bentuk
Dengan demikian terjangkau oleh siswa dan
keingintahuan siswa terhadap media kamogi. Atau
sekolah dapat membuat dalam jumlah yang cukup.
sesekali guru yang mengajukan pertanyaan untuk
Proses pembuatan kamogi adalah berawal
menstimulasi siswa agar lebih antusias dengan
dari kayu balok yang berukuran 40 x 3 x 5 cm
media kamogi. Hal yang tidak kalah penting yang
dibentuk setengah oval seperti tangkai gitar,
perlu disampaikan kepada siswa adalah tujuan dan
kemudian kayu dihaluskan dengan scap kemudian
manfaat mempelajari gitar, karena hal ini dapat
kayu tersebut diberi garis fret dengan alat tulis
membangkitkan minat siswa untuk mempelajari
bolpoin atau spidol pada finger board- nya. Khusus
gitar.
nut di kedua ujung kayu dibuat dengan lidi agar
Aktivitas musikal yang nampak pada kegiatan
senar agak terangkat. Ukuran antara garis fret yang
ini adalah aktivitas menyimak dan mendengarkan
satu dengan garis fret yang lain dibuat sama dengan
akord. Dengan demonstrasi yang dilakukan guru
fret gitar yang sesungguhnya, kemudian dipasang
dengan memainkan beberapa akord, pemahaman
paku di kedua ujung kayu tersebut, masing-masing
siswa mengenai akord mulai terbentuk. Kemudian
ujungnya dipasang 6 buah paku kecil yang
setelah guru memainkan progresi akord sebuah
berfungsi untuk memasang senar. Setelah paku
lagu, dan disertai menyanyikan lagu tersebut, siswa
terpasang semua kemudian dipasang senar dengan
mulai terbentuk pemahaman mengenai fungsi
cara diikatkan pada paku-paku tersebut Senar yang
akord.
digunakan adalah senar pancing. Kamogi ini
mempunyai bagian-bagian sebagai berikut, (I)
Finger board, (2) Fret, (3) Nut, (4) Position Marks. 2) Tahap Penjarian
Setelah menjelaskan mengenai bagian- bagian Dalam tahap ini siswa mulai diaktifkan
dari media kamogi, guru mulai menjelaskan fungsi dengan melakukan penjarian dari setiap akord
media kamogi. Guru menjelaskan kepada siswa dengan mengikuti contoh pada gambar akord atau
bahwa media kamogi mempakan media alternatif petunjuk guru. Dalam tahap ini guru harus aktif
yang berfungsi sebagai media untuk mempelajari memeriksa posisi atau tempat jari- jari siswa agar
akord gitar pada tahap mempelajari penjarian akord tidak salah dalam menekan senar. Dalam tahap
dan mempelajari penjarian akord dengan sistem penjarian ini yang perlu diperhatikan adalah posisi
berpindah-pindah dengan tempo tertentu, yang jari dan sikap jari dalam menekan senar pada finger
bertujuan melancarkan penjarian akord serta board.
strumming yaitu pola genjrengan. Media ini tidak Dalam berlatih gitar dengan media kamogi
berbunyi sehingga dalam proses pembelajaran gitar tidak dituntut harus dengan posisi tertentu,
tetap memerlukan satu alat gitar yang semuanya terserah pada kemauan siswa sendiri,
sesungguhnya. Gitar ini untuk menghasilkan bunyi bisa dengan posisi duduk maupun berdiri. Yang
akord yang berfungsi terpenting dalam berlatih memainkan gitar dengan
media kamogi adalah keharmonisan dalam
penggunaan jari tangan kanan dan jari tangan kiri
dalam menekan senar dan strumming. Dalam
proses pembelajarannya
Yohanes Kristiawan/ Jurnal Seni Musik 5 (1) (2016)

siswa disarankan agar tangan kanan dan tangan kiri


imajinasi musik dalam pikirannya yang melengkapi
bergerak aktif seolah-olah menggunakan gitar yang
adanya thoughtful action (keseimbangan antara
sebenarnya. Hal ini penting karena untuk melatih
pemahaman dan keterampilan) sehingga
kelenturan atau keluwesan tangan dalam bermain
memunculkan pemahaman siswa mengenai
gitar yang sesungguhnya. Tangan kiri biasanya
progresi akord.
untuk menekan senar pada papan atau finger board.
Senar ditekan dengan jari telunjuk, jari tengah, jari
manis, dan kelingking. Ibu jari digunakan untuk 4) Tahap Latihan Ritmik (Strumming)
menyangga bagian belakang finger board. Dalam Dalam latihan strumming ini diberikan
tahap ini siswa mulai menampakkan keterlibatan gambaran tentang bermacam macam pola ritmik
secara aktif dalam pembelajaran. Guru yang dilengkapi dengan pola gerakan tangan.
menghadirkan tugas dalam bentuk latihan penjarian Mated latihan strumming ini dengan sukat 4/4,
yang dilakukan siswa. Siswa mempelajari penjarian irama dengan berbagai macam pola. Pola ini
gitar dalam sebuah kelompok besar yang disesuaikan dengan lagu model yang akan diiringi.
memungkinkan siswa mengadakan interaksi Dalam latihan ini siswa tampak lebih aktif
antarsesamanya. Konsep learning by doingmulai dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Guru
berjalan, meskipun belum sepenuhnya. Karena menghadirkan task dalam bentuk kegiatan latihan
siswa masih asing dengan pembelajaran gitar strumming dengan bermacam-macam pola ritmik
dengan media kamogi. pada tangan kanan, dan disertai dengan
perpindahan akord pada tangan kiri. Kedua tangan
3) Tahap Latihan Perpindahan Akord baik kanan maupun kiri tampak beraktivitas.
Setelah siswa mengenal beberapa macam dan Kegiatan dalam tahapan ini juga masih
jenis akord, siswa melakukan penjarian beberapa menggunakan kerjasama antara guru dan siswa
akord dengan sistem berpindah-pindah dengan untuk melengkapi kekurangan bunyi pada media
tempo tertentu. Dalam tahap ini bertujuan yang digunakan oleh siswa. Thoughtful action
melancarkan penjarian beberapa akor dengan dalam tahap ini menghasilkan pengetahuan yang
penjarian yang benar dengan sistem berpindah- diperoleh siswa berupa pemahaman pola ritme.
pindah:
Pada saat siswa berlatih perpindahan akord, 5) Tahap Aplikasi/Terapan
guru memainkan akord yang sama seperti Dalam tahap ini diberikan latihan mengiringi
dimainkan siswa dengan menggunakan gitar contoh lagu model yang menggunakan akord
sesungguhnya. Hal ini dikarenakan media kamogi sederhana. Akord yang digunakan ditulis pada teks
yang digunakan siswa tidak dapat menghasilkan lagu,
bunyi akord. Oleh karena itu guru ikut bermain Dalam tahapan ini penyertaan aktivitas
bersama dengan gitar yang bertujuan untuk bernyanyi juga melengkapi aspek thoughtful action,
memberikan bayangan bunyi akord tersebut kepada yang membentuk pemahaman siswa mengenai
siswa. fungsi akord sebagai pengiring lagu model
Tugas yang dihadirkan guru dalam kegiatan disamping pemahaman mengenai akord itu sendiri.
ini tercermin pada dua aktivitas musikal yang
dilakukan siswa, yaitu melatih perpindahan akord 6) Tahap Transfer ke Gitar yang
pada tangan kiri dengan media kamogi serta sesungguhnya
mendengarkan bunyi akord yang dimainkan oleh Dalam tahap berikut ini sudah tidak
guru. Kegiatan kelompok dalam tahapan ini tampak menggunakan media kamogi, tetapi menggunakan
pada kerjasama antara kelompok besar siswa yang gitar yang sesungguhnya. Sampai pada tahap ini
melatih perpidahan akord dan permainan gitar oleh perhatian di tujukan pada penjarian dan mutu suara.
guru yang saling melengkapi satu sama lain. Kedua Untuk menghasilkan suara yang nyaring secara
aktivitas tersebut terjadi dalam waktu yang teknis dapat dilakukan
bersamaan. Kegiatan ini menstimulasi siswa untuk
memiliki
Yohanes Kristiawan/ Jurnal Seni Musik 5 (1) (2016)

sebagai berikut: (1) Jari menekan senar dengan posisi yang benar, tidak menyentuh senar yang
lain, (2) Jari menekan senar dengan kuat pada diinformasikan agar ditirukan oleh siswa yang lain
finger board, (3) Kuku jari tangan kiri diusahakan dan ditingkatkan.
tidak terlalu panjang, supaya tidak mengganggu Evaluasi atau penilaian dilaksanakan dengan
ketika menekan senar, (4) Kuku tangan kanan dua cara, yaitu penilaian test dan non- test.
dibiarkan agak panjang untuk memetik maupun Penilaian test dibagi menjadi dua yaitu pre- test
strumming, atau bisa juga menggunakan pick. pada tahap awal kegiatan dan post test pada akhir
Tahap ini guru menghadirkan tugas dengan kegiatan. Penilaian non test berupa penilaian dari
memberikan kesempatan kepada siswa untuk hasil tugas membuat media kamogi. Selain menilai
mencoba memainkan lagu model yang telah hasil pembuatan media kamogi, penilaian tersebut
dipelajari dengan menggunakan gitar yang lebih ditekankan pada penilaian afektif atau sikap
sesungguhnya secara bergantian. Siswa kembali dengan pertimbangan ketepatan waktu
mendapatkan pengalaman memainkan alat musik mengumpulkan.
yang sesungguhnya dengan pemahaman yang telah Sebelum pembelajaran gitar dimulai lebih
diperoleh sebelumnya melalui media kamogi, lanjut diadakan pre-test berupa unjuk kerja
sehingga dalam penyesuaian ke gitar yang permainan gitar, hal ini dilakukan guna mengetahui
sesungguhnya siswa tidak memerlukan waktu yang pengetahuan dan kemampuan dasar siswa tentang
cukup lama. Karena siswa telah berlatih secara alat musik gitar. Selain pre-test evaluasi juga
mental melalui media kamogi. Terbukti dengan ditekankan pada selama proses pembelajaran dan
banyaknya siswa yang mampu memainkan lagu pada akhir tahap pembelajaran. Berikut ini
dengan suara yang nyaring. merupakan contoh tabel penilaian pre-test yang
digunakan:
Kegiatan Akhir dan Evaluasi
Dalam kegiatan akhir ada beberapa kegiatan Tabel 5. Format Nilai Pre-Test
yang dilakukan baik guru maupun siswa, antara No Nama SKB KB C B SB
lain (1) guru maupun siswa melakukan refleksi
mengenai nilai yang diperoleh dan ditanamkan dari
kegiatan pembelajaran, (2) Guru melakukan Keterangan:
penilaian atau evaluasi terhadap hasil pembelajaran
siswa. SKM ( Standart Ketuntasan minimal) = 7,5
Hasil Pengembangan Kreativitas Musik SKB ( Sangat Kurang Baik ) dengan nilai > 50
dalam Pembelajaran Seni Budaya (Musik) di SMA KB (Kurang Baik ) dengan nilai 50 - 59
Negeri 1 Pati C (Cukup) dengan nilai 60 - 75
B (Baik) dengan nilai 76 - 85
Guru dan siswa secara bersama merefleksikan
SB ( Sangat Baik ) dengan nilai 86-100
apa yang telah dipelajari, pemahaman baru apa
Pada tahap akhir pembelajaran kegiatan
yang diperoleh, prinsip- prinsip umum yang baru
penilaian juga dilaksanakan dengan penilaian unjuk
apa yang telah ditemukan serta ketrampilan dan
kerja bermain gitar. Hal ini sesuai dengan prinsip
pengetahuan baru apa yang diperoleh. Siswa juga
pembelajaran, hendaknya juga menggunakan
mampu merefleksikan nilai-nilai yang terkandung
aktivitas musikal sebagai kegiatan untuk penilaian.
selama pembelajaran seperti kerja keras, jujur dan
Dalam penilaian post test format penilaian
saling menghargai.
terbagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu (1) format
Evaluasi diperlukan guna mendapakan
penilaian untuk tangan kiri, dan (2) format
informasi tentang hal-hal yang telah dilakukan oleh
penilaian untuk tangan kanan. Penilaian tangan kiri
siswa baik yang berupa kesalahan maupun hal-hal
meliputi penjarian akord C, F, G, Am, Em, Dm, C7,
yang benar. Kesalahan siswa perlu diinformasiakan
dan G7. Sedangkan format penilaian tangan kanan
agar siswa tidak mengulang lagi, demikian halnya
meliputi penilaian strumming dan petikan jari
dengan kebenaran perlu
PIMA. Berikut ini merupakan contoh format
penilaian post test:
Yohanes Kristiawan/ Jurnal Seni Musik 5 (1) (2016)

perhatian dan pengawasan dari guru. Karena dalam


Tabel 6. Format Penilaian Post-test untuk proses pembelajaran yang sedang berlangsung
Tangan Kanan kadang siswa tidak berkonsentrasi pada materi
tersebut. Maka guru perlu mencari jalan keluar
Nilai supaya siswa dapat berkonsentrasi dalam menerima
No Nama Strumming Jari PIMA Ket
materi, agar hasil pembelajaran dapat tercapai.

2. Faktor Guru
Tabel 7. Format penilaian post-test untuk Guru sangat berperan dalam setiap proses
tangan kiri pembelajaran yang sedang berlangsung. Utamanya
Posisi Akord apabila guru kurang memperhatikan waktu dalam
No Nama C F GC7 G7 Am Dm Em Jumlah Skor Nilai proses pembuatan media Kamogi atau kurang
terencanakan, maka hasilnya akan menjadi kurang
efektif. Apabila kurang memahami konsep pembuatan
sampai pemakaian alat Kamogi, media ini menjadi
sangat kurang bermakna (kurang mempunyai arti).
Keterangan :

Skor maksimal untuk tiap posisi akord : 4

Konversi skor ke nilai : 3. Faktor Alat


Jumlahskor perolehan
Jumlahskor maksimal 100 Kekurangan alat musik gitar menjadi kendala
utama dalam pembelajaran. Akan tetapi
Dalam kegiatan evaluasi ini sudah jelas aspek hal tersebut dapat teratasi dengan media kamogi.
tugas dalam pembelajaran sudah terpenuhi. Karena Beberapa kendala juga muncul dari media kamogi,
guru menggunakan tugas berupa unjuk kerja yang yang antara lain (1) fingerboard, (2) fret,
melibatkan pengalaman bermain musik siswa (3) nut, (4) Marcas/ marks.
secara langsung, sebagai kegiatan penilaian. Aspek Apabila fingerboard panjangnya kurang dari
kelompok dalam kegiatan ini tidak tampak. Karena 40 cm, maka akan mengganggu dalam proses
tugas-tugas dalam penilaian bersifat individu. latihan posisi. Apabila bentuk fingerboard kotak
Belum ada tugas yang dilaksanakan dalam akan menghambat dalam latihan prigresi akor,
kelompok- kelompok kecil. Sedangkan aspek karena tangan kiri ketika bergerak akan tersangkut
thoughtful action telah tercapai dengan kemampuan kayu fingerboard. Ukuran Fret yang tidak sesuai
siswa dalam merefleksikan pemahaman yang dengan lebar ukuran standar Kamogi atau Neck
mereka peroleh. gitar yang sesungguhnya, akan mengakibatkan
Berdasarkan wawancara dan pengamatan gangguan dalam fingering untuk membuat posisi
dalam proses pembelajaran seni musik yang akor. Pemasangan Nut yang terlalu tinggi
menggunakan gitar dengan media pembelajaran mengakibatkan gangguan dalam berlatih fingering.
Kamogi pada kelas XI di SMA Negeri 1 Pati Karena terlalu jauh jarak antara fingerboard dengan
mengalami kendala-kendala yang terjadi selama senar. Pemasangan Nut yang terlalu rendah
proses pembelajaran berlangsung. Kendala- mengakibatkan gangguan dalam berlatih fingering.
kendala tersebut disebabkan oleh beberapa faktor Karena mengakibatkat sentuhan senar pada jari
antara lain: kurang berdampak atau kurang terasa pada syaraf
jari tangan kiri, sewaktu menekan senar. Marcas
1. Faktor Siswa yang terlalu lebar akan mengganggu dalam
Siswa merupakan subjek didik, artinya penjarian akor apalagi yang jari-jarinya pendek.
sebagai individu yang sedang mengalami proses Apabila terlalu sempit akan mengganggu dalam
pembelajaran. Untuk itu dalam proses belajar penjarian akor. Untuk yang ukuran jarinya panjang.
mengajar, kegiatan siswa perlu mendapatkan
Yohanes Kristiawan/ Jurnal Seni Musik 5 (1) (2016)

Selain itu, media kamogi tidak dapat


menghasilkan bunyi yang sama dengan gitar. Oleh
karena hal tersebut dalam pembelajaran, guru harus
selalu menyertai dengan memainkan
Yohanes Kristiawan/ Jurnal Seni Musik 5 (1) (2016)

gitar agar siswa mempunyai gambaran-


mendengarkan serta membayangkan bunyi akord
gambaran bunyi akord yang dipelajarinya.
dari gitar.
Kendala yang muncul dari siswa adalah minat
4. Faktor Penjarian dan konsentrasi siswa yang kurang dalam belajar
Kendala pembelajaran gitar dengan media gitar dengan media kamogi akan sangat berpengaruh
kamogi ini juga muncul pada penjarian baik tangan sekali dalam ketercapaian proses belajar mengajar.
kiri maupun kanan. Jika jari-jari tangan kiri Sedangkan kendala yang muncul dari faktor
menekannya senar kurang atau kuat, hasilnya pendidik adalah kurangnya pengertian konsep dalam
menjadi tidak maksimal. Jika jari 1,2,3,4 tangan kiri proses pembuatan dan pemahaman konsep
kaku, hasilnya juga kurang maksimal. Jika jari pemakaian media kamogi akan menjadi kurang
tangan kiri ada kukunya, akan sangat mengganggu efektif dan kurang mempunyai makna. Serta faktor
sekali dalam proses fingering. penjarian muncul dari jari-jari tangan kiri yang kaku
Sedangkan untuk tangan kanan, apabila siswa dan ada kukunya akan sangat mengganggu dalam
kurang memahami ritme, maka waktu proses latihan fingering maupun proses latihan akord, serta
strumming berlangsung akan terkendala dengan jari-jari tangan kanan yang kaku akan mengganggu
ketukan (tempo) yang tidak pas. Sehingga hasil latihan struming maupun dalam latihan teknik
ritme kedengaran tidak rata. Untuk jari petikan.
P.I.M.A yang kaku akan mengganggu dalam proses Hasil pengembangan kreativitas musik dalam
latihan memainkan lagu denga teknik petikan. pembelajaran seni budaya (musik) di SMA Negeri 1
Pati dengan faktor-faktor utama dalam pembelajaran
SIMPULAN DAN SARAN meliputi tugas, kerja sama kelompok, serta thougful
action telah dilaksanakan dalam pembelajaran seni
Pelaksanaan pembelajaran seni budaya (musik) musik di SMA Negeri 1 Pati. Hal tersebut tercermin
dalam pengembangan kreativitas musik di SMA dengan adanya tugas- tugas yang diberikan guru
Negeri 1 Pati terdiri dari tiga hal yang dikaji yaitu dengan melibatkan keaktifan siswa melakukan
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Guru kegiatan-kegiatan musik dalam pembelajaran.
sudah melaksanakan dalam hal pelaksanaan dan Kekurangan terdapat pada aspek kerja sama
penilaian, namun dalam hal perencanaan, terdapat kelompok, yang dalam pelaksanaannya belum ada
ketidaksesuaian yang tercermin pada rencana tugas dalam kelompok-kelompok kecil untuk
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Proses memaksimalkan pembelajaran. Thoughtful action
pembelajaran seni budaya (musik) berpusat pada tercapai dengan adanya kemampuan siswa
kegiatan bermain gitar dengan menggunakan media merefleksikan pemahaman apa yang telah
kamogi melalui beberapa tahap yaitu: tahap didapatnya.
pengenalan alat, tahap pengenalan macam dan jenis
bunyi akord, tahap penjarian, tahap latihan DAFTAR PUSTAKA
perpindahan akord, tahap latihan ritmik atau
strumming, tahap aplikasi atau terapan, dan tahap Arini; Oetopo, A.; Setiawati, R.; Khairudin, dan
transfer ke gitar yang sesungguhnya. Dalam Nadapdap, MR. 2008. Seni Budaya Jilid 1
pembelajaran ini aktivitas musikal utama yang untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan
digunakan adalah bermain alat musik gitar. Namun Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
ada beberapa aktivitas musikal lainnya yang Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
menunjang seperti bernyanyi, dan mendengarkan. Menengah, Departemen Pendidikan
Hal ini dikarenakan media kamogi yang digunakan Nasional.
tidak menghasilkan bunyi seperti halnya gitar. Habsari, Sri. 2005. Bimbingan dan Konseling SMA
Dalam menggunakan media kamogi siswa juga untuk Kelas XI. Jakarta: Grasindo.
dituntut untuk melakukan mental practicing di mana Miles, B Matthew & A. Michael Huberman. 2008.
mereka bermain dengan kamogi dan Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Yohanes Kristiawan/ Jurnal Seni Musik 5 (1) (2016)

Milyartini, R. 2009. Evaluasi Pendidikan Musik.


http://kreativitastingkattinggi.blogspot.co.
Bandung: Bintang Warli Artika.
id/2011_11_01_archive.html.
Moleong, Lexy Y. 2009. Metodologi Penelitian
Yulia. 2010. “Kreativitas”. Artikel. Diakses dari
Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT.
http://yuliachubby.blogspot.co.id/2010/0
Remaja Rosdakarya.
3/kreativitas.html.
Pranata, Ryo Hadi. 2011. “Ciri-ciri dan Faktor
Zujadi, Ansor. 2010. “Penciptaan Musik Melalui
yang mempengaruhi Kreativitas”. Artikel.
Teknik Eksplorasi Bunyi Sebuah Bentuk
Diakses dari
Pendidikan Kreatif”. Ritme Jurnal Seni dan
Pengajarannya, Vol. 8, hlm. 74
-88.

Anda mungkin juga menyukai