Anda di halaman 1dari 28

1

SEJARAH PEMINATAN KELAS X IPS

1.2. ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA


Beberapa pendapat para ahli tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Prof.Dr.H.Kern
Menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia .Hal ini didukung dengan bukti bukti penggunaan
bahasa. Bahasa-bahasa yang dipergunakan di Indonesia, Polynesia, Melanesia berasal dari satu akar bahasa yang sama
yaitu bahasa Austronesia, penelitian Kern ini terutama ditujukan pada kesamaan nama-nama binatang dan alat perang.

2. Prof.Dr.Kroom

Asal-usul bangsa Indonesia adalah dari Asia Tengah, pendapat ini didasarkan pada bukti bahwa didaerah Cina
tengah banyak terdapat sungai-sungai yang besar yang menjadi sumber kehidupan manusia.Dari sini mereka menyebar ke
Indonesia pada sekitar tahun 2000 SM sampai tahun 1500 SM.

3. Hogen

Bangsa yang mendiami daerah pessisir Melayu berasal dari Sumatera. Bangsa ini bercampur dengan bangsa
Mongol kemudian disebut sebagai bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu.

4. Dr.Brandes

Bangsa yang bermukim di Indonesia memiliki banyak persamaan dengan bangsa-bangsa yang mendiami daerah-
daerah yang membentang dari sebelah utara pulau Formosa sampai sebelah barat daerah Madagaskar , sebelah selatan
Jawa-Bali, dan sebelah timur sampai ketepi pantai barat Amerika, Brandes juga mendasarkan penelitiannya kepada
perbandingan bahasa.

5. Prof.Muhammad Yamin.

Bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri, hal ini dibuktikan dengan penemuan-penemuan Fosil dan Artefak
tertua dengan jumlah yang lebih banyak dan lebih lengkap di Indonesia.

6. Drs.Moh.Ali

Bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan, pendapatnya dipengaruhi oleh pendapat Moens yang berpendapat
bahwa bangsa Indonesia berasal dari Mongol dan terdesak oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat,dan akh irnya menyebar ke
wilayah Indonesia,menurutnya nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai besar di Asia dan
kedatangannya di Indonesia secara bergelombang tahun 3000 SM-1500 SM sampai tahun 1500 SM-500 SM. Pendapatnya
didukung oleh suatu pernyataan tentang Blod und Breden Unchro yang berarti darah dan tanah bangsa Indonesia berasal
dari Indonesia sendiri.

7. Mayundar.

Bangsa –bangsa yang berbahasa Austronesia berasal dari India, kemudian menyebar ke Indho-China terus ke
daerah Indonesia dan Pasifik, pendapatnya didukung oleh penelitiannya berdasarkan bahasa Austria yang merupakan
bahasa muda di India Timur.
2

8. Max.Muller

Menyatakan bahwa asal dari bangsa Indonesia adalah daerah Asia Tenggara.

9. Van Heine Geldren

Bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia, pendapatnya didukung oleh artefak-artefak yang ditemukannya di
Indonesia memiiki persamaan dengan yang ditemukan di daratan Asia

10. Prof.Dr.Aswan Mutakin, M.P.d dan Drs.R.Gunawan Kamil Pasya, M.S.i

Gelombang migrasi pertama berlangsung sekitar tahun 3000 SM,yaitu berpindahnya ras Kaukasoid dari laut
tangah melalui lembah sungai kuning di Cina utara, disana mereka bercampur dengan suku Aborigin, sehingga dihasilkan
karakteristik Mongoloid.Setelah itu sebagian dari mereka mamasuki dan bermukin dikepulauan Indonesia bagian barat dan
tengah.

Teori Asal-Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia


Menurut para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Daerah Yunan terletak di daratan Asia Tenggara.
Tepatnya, di wilayah Myanmar sekarang. Seorang ahli sejarah yang mengemukakan pendapat ini adalah Moh. Ali. Pendapat
Moh. Ali ini didasarkan pada argumen bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai besar di Asia
dan kedatangannya ke Indonesia dilakukan secara bergelombang. Gelombang pertama berlangsung dari tahun 3000 SM –
1500 SM dengan menggunakan perahu bercadik satu. Sedangkan gelombang kedua berlangsung antara tahun 1500 SM –
500 SM dengan menggunakan perahu bercadik dua. Tampaknya, pendapat Moh. Ali ini sangat dipengaruhi oleh pendapat
Mens bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak ke selatan oleh bangsa-bangsa
yang lebih kuat.

Sementara, para ahli yang lain memiliki pendapat yang beragam dengan berbagai argumen atau alasannya, seperti:

1. Prof. Dr. H. Kern


dengan teori imigrasi menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Campa, Kochin Cina, Kamboja.
Pendapat ini didasarkan pada kesamaan bahasa yang dipakai di kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanisia, dan Mikronesia.
Menurut hasil penelitiannya, bahasa-bahasa yang digunakan di daerah-daerah tersebut berasal dari satu akar bahasa yang
sama, yaitu bahasa Austronesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya nama dan bahasa yang dipakai daerah-daerah tersebut.
Objek penelitian Kern adalah kesamaan bahasa, nama- nama binatang dan alat-alat perang.

2. Van Heine Geldern


berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia. Pendapat ini didukung oleh artefak-artefak
atau peninggalan kebudayaan yang ditemukan di Indonesia memiliki banyak kesamaan dengan peninggalan- peninggalan
kebudayaan yang ditemukan di daerah Asia.

3. Prof. Mohammad Yamin 


 berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Indonesia sendiri. Pendapat ini didasarkan pada
penemuan fosil-fosil dan artefak- artefak manusia tertua di Indonesia dalam jumlah yang banyak. Di samping itu,
Mohammad Yamin berpegang pada prinsip Blood Und Breden Unchro, yang berarti darah dan tanah bangsa Indonesia
berasal dari Indonesia sendiri.
Manusia purba mungkin telah tinggal di Indonesia, sebelum terjadi gelombang perpindahan bangsa-bangsa dari Yunan dan
Campa ke wilayah Indonesia. Persoalannya, apakah nenek moyang bangsa Indonesia adalah manusia purba?

1. Hogen
berpendapat bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatera. Banga ini bercampur dengan
bangsa Mongol dan kemudian disebut bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu. Bangsa Proto Melayu (Melayu
Tua) menyebar ke wilayah Indonesia pada tahun 3000 SM – 1500 SM. Sedangkan bangsa Deutro Melayu (Melayu
Muda) menyebar ke wilayah Indonesia pada tahun 1500 SM – 500 SM.

Berdasarkan penyelidikan terhadap penggunaan bahasa yang dipakai di berbagai kepulauan, Kern berkesimpulan
bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari satu daerah dan menggunakan bahasa yang sama, yaitu
bahasa Campa. Namun, sebelum nenek moyang bangsa Indonesia tiba di daerah kepulauan Indonesai, daerah ini
telah ditempati oleh bangsa berkulit hitam dan berambut keriting. Bangsa-bangsa ini hingga sekarang menempati
3
daerah- daerah Indonesia bagian timur dan daerah-daerah Australia.

Sementara, sekitar tahun 1500 SM, nenek moyang bangsa Indonesia yang berada di Campa terdesak oleh bangsa
lain dari Asia Tengah yang lebih kuat. Mereka berpindah ke Kamboja dan kemudian melanjutkan perjalanannya ke
Semenanjung Malaka dan daerah Filipina. Dari Semenanjung Malaka, mereka melanjutkan perjalanannya ke
daerah Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Sedangkan mereka yang berada di Filipina melanjutkan perjalanannya ke
daerah Minahasa dan daerah-daerah sekitarnya.

KESIMPULAN TENTANG ASAL-USUL BANGSA INDONESIA


Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pendapat yang didasarkan pada penemuan-penemuan fosil dan artefak bahwa bangsa Indonesia berasal
dari Indonesia sendiri dan kemudian menyebar ke Asia lainnya Pendapat ini di dukung oleh penemuan fosil di
Cina yang kemudian disebut dengan Sinanthropus Pekeninsis yang diperkirakan hidup sezaman dengan
Pithecanthropus Erectus Indonesia. Di wilayah Asia lainnya belum berhasil ditemukan fosil manusia purba.

2. Bahwa penduduk yang mendiami daerah kepulauan Indonesia diperkirakan dari daratan Asia. Melaui jejak
sejarah yang diteliti ,bangsa Indonesia diperkirakan berasal dari daerah Yunan selatan kemudian menyebar
kearah selatan hingga sampai ke Indonesia.

3. Bahwa masyarakat awal yang menempati wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu,bangsa ini
merupakan nenek moyang bangsa Indonesia,yang terdiri dari 2 rumpun, yaitu :

1). Bangsa Proto Melayu (melayu tua) bangsa ini masuk ke Indonesia melalui dua jalan / route,yaitu :

Jalan Barat :melalui semenanjung Melayu,terus ke Sumatera dan menyebar ke seluruh Indonesia.

Jalan Timur :melalui Filipina terus ke Sulawesi selanjutnya keseluruh Indonesia Keturunan bangsa Proto
Melayu yang masih ada sampai sekarang : Suku bangsa Dayak,Toraja,Batak dan Papua .

2). Bangsa Deutro Melayu (Melayu Muda) Memasuki wilayah Indonesia secara bergelombang melalui jalur
barat : dari semenanjung Melayu terus ke Sumatera dan selanjutnya tersebar keseluruh Indonesia,keturunan
bangsa Indonesia yang masih ada sampai sekarang diantaranya adalah : suku bangsa Jawa,Bugis,Minang dan
Melayu

Dari ketiga kesimpulan pendapat para ahli tersebut diatas yang paling banyak dipakai/diyakini dan menjadi
bahan acuan pelajaran Sejarah di sekolah adalah teori yang ke 3 (tiga) yang menyatakan bahwa :

masyarakat awal yang menempati wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu, yang merupakan nenek
moyang bangsa Indonesia, yang terdiri dari 2 rumpun,yaitu :

1) Bangsa Proto Melayu    (melayu tua)


2). Bangsa Deutro Melayu (Melayu Muda)

Peta Indonesia
4

Persebaran Proto Melayu dan Deutro Melayu

ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

Bangsa Indonesia termasuk ras Mongoloid terutama Malayan Mongoloid. Ras Mongoloid mempunyai 3
subras yaitu:
1. Asiatik Mongoloid (Cina,Jepang,Korea)
2. Malayan Mongoloid (Melayu)
3. American Mongoloid (Suku Indian)

Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Sebelum bangsa Melayu Austronesia masuk ke Indonesia, wilayah Indonesia sudah ada suku Weddoid dan
Negrito. Kedua suku tersebut berasal dari daerah Tonkin.
Dari Tonkin kemudian menyebar ke Hindia Belanda, Indonesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik.

Suku Bangsa Melayu yang terdapat di Indonesia dalam proses menetapnya dibedakan menjadi dua yaitu
1. Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)
2. Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)

Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)


Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang kali pertama di Indonesia
sekitar 2000 tahun SM. Kedatangan bangsa Austronesia dari daratan Yunan menuju Indonesia menempuh dua
jalur berikut:
1. Jalur Utara dan Timur
2. Jalur Barat dan Selatan

1. Jalur Utara dan Timur


- Melalui Teluk Tonkin menuju Taiwan (Formosa), Filipina, Sulawesi, dan Maluku dengan membawa kebudayaan
kapak lonjong.
- Persebaran periode Proto Melayu ini membawa kebudayaan batu baru/Neolithikum.

2. Jalur Barat dan Selatan


- Melalui Semenanjung Malaka, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara dengan membawa
kebudayaan kapak persegi.
- Persebaran periode Deutro Melayu ini mebawa kebudayaan logam.

Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)


Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang di Indonesia pada
gelombang kedua terjadi pada sekitar 500 tahun SM. Bangsa Melayu Muda datang ke Indonesia melalui jalur
barat, yakni berangkat dari Yunan, Teluk Tonkin, Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaka, dan kemudian
menyeberangi Selat Malaka hingga sampai di Kepulauan Indonesia.
5

Penyebaran manusia purba di Indonesia tidak berlangsung dalam satu tahap. Berdasarkan bukti-bukti sejarah
yang ditemukan, kedatangan manusia purba di indonesia berlangsung tiga tahap yaitu zaman mesolithikum,
zaman neolithikum, dan zaman perundagian.

Zaman mesolithikum
Terjadi gelombang masuk manusia purba melonosoid dan daerah teluk Tonkin, Vietnam, melalui jalur Philipina,
Malaysia dan Indonesia. Sisa keturunan bangsa melonosoid yang masih ditemukan, antara lain orang sakai di
siak, orang aeta di filipina, orang semang di malaysia, dan orang papua melonosoid di indonesia

Zaman neolithikum (200 SM)


Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu tua (proto melayu) dari daerah Yunan, China,
melalui jalur semenanjung Malaya, Indonesia, Pilipina, dan Formosa. Kebudayaan neolithikum, khususnya jenis
kebudayaan kapak persegi dan kapak lonjong.

Zaman perundagian
Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu muda ( deutero melayu ) dari daerah teluk
tonkin, vietnam ke daerah daerah di sebelah selatan vietnam, termasuk indonesia.
Bangsa ini merupakan pendukung kebudayaan perunggu, terutama kapak corong nekara , moko, bejana
perunggu, dan arca perunggu. Kebudayaannya sering disebut kebudayaan Dongson karena berasal dari
dongson teluk tonkin)

 B.  Persebaran ras di Indonesia

Persebaran ras di Indonesia sudah ada sejak zaman es. Pada zaman es wilayah Indonesia bagian barat masih bersatu dengan benua
Asia sedangkan daerah bagian timur bersatu dengan benua Australia.  Pada masa itu telah tersebar 2 ras di Indonesia, yaitu :

Ras Mongoloid .

Ras ini berasal dari daerah Asia Tengah (Mongoloid). Pada zaman es ini ras mongoloid tersebar di daerah Indonesia bagian Barat meliputi
pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Dengan arus persebaran sebagai berikut.

Dari Mongolia menuju ke daerah- daerah dia Asia Tenggara seperti Vietnam, Laos, Thailand, Malaysia, Singapura, baru menuju ke
Indonesia bagian barat.

Semua ditempuh melalui jalar darat sebab saat itu bagian barat Indonesia masih bersatu dengan benua Asia Tenggara. Pada
perkembangan selanjutnya terbentuklah pulau-pulau di Indonesia bagian barat seperti Sumatra, Kalimantan dan Jawa, daratan yang
menjadi lautan disebut paparan sunda.

Ras Austroloid

Ras ini berpusat di Australia dan menyebar ke Indonesia bagian Timur khususnya wilayah Papua/Irian Jaya. Persebaran ke daerah inipun
dilakukan melalui darat sebab saat itu papua masih bersatu dengan benua Australia perkembangannya daratan yang menjadi lautan
disebut paparan sahul.

Sementara itu daerah di zone Wallacea seperti Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku merupakan daerah penyaringan bagi migrasi
manusia dan fauna dari paparan sunda ke paparan sahul maupun sebaliknya sehingga sangat terbatas sekali ras yang dapat masuk ke
wilayah ini.

Jadi awalnya ras nenek moyang bangsa Indonesia adalah ras Mongoloid dan ras Austroloid.

Perkembangan selanjutnya pada tahun 2000 SM mulai terjadi migrasi/ perpindahan ras dari berbagai daerah ke Indonesia, yaitu :

Migrasi pertama, Ras Negroid

Ciri dari ras berkulit hitam, bertubuh tinggi, dan berambut keriting.
Ras ini datang ini dari Afrika. Di Indonesia ras ini sebagian besar mendiami daerah Papua.
Keturunan ras ini terdapat di Riau (pedalaman) yaitu suku Siak (Sakai), sertasuku Papua melanesoid mendiami Pulau Papua dan Pulau
Melanesia.
 
6
Migrasi kedua, Ras Weddoid

Ciri ras ini adalah berkulit hitam, bertubuh sedang, dan berambut keriting.
Ras ini datang dari India bagian selatan.
Keturunan ras ini mendiami kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara Timur (Kupang).

Migrasi Ketiga, Ras Melayu Tua (Proto Melayu)

Ciri ras ini adalah berkulit sawo matang, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras ini termasuk dalam Ras Mongoloid (sub ras
Malayan Mongoloid) berasal dari daerah Yunan (Asia Tengah) masuk ke Indonesia melalui Hindia Belakang (Vietnam)/ Indo Cina baru
selanjutnya ke Indonesia.

Di Indonesia Ras ini menyebar melalui 2 Jalur sesuai dengan jenis kebudayaan Neolithikum yang dibawanya, yaitu.

1)     Jalur pertama

Melalui jalur barat dan membawa kebudayaan berupa kapak persegi. Dengan menempuh jalur darat dari Yunan mereka menuju ke
Semenanjung Melayu melalui Thailand selanjutnya menuju ke Sumatra, Jawa, Bali, ada pula yang menuju Kalimantan dan berakhir di
Nusa Tenggara. Sehingga di daerah tersebut banyak ditemukan peninggalan berupa kapak persegi/ beliung persegi.

Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah masyarakat/ Suku Batak , Nias(Sumatra Utara), Mentawai (Sumatra Barat), Suku
Dayak (Kalimantan), dan Suku Sasak (Lombok).

2)     Jalur kedua

Melalui jalur timur dan membawa kebudayaan berupa kapak lonjong. Dengan menempuh jalur laut dari Yunan (Teluk Tonkin) menyusuri
Pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, kemudian ke daerah Sulawesi, Maluku, ke Irian selanjutnya sampai ke Australia. Peninggalan
kapak lonjong banyak ditemukan di Papua. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku
Papua (Irian), Suku Ambon, Ternate, Tidore (Maluku).

Migrasi Keempat, Ras Melayu Muda (Deutro Melayu)

Sekitar 500 SM datang migrasi dari ras Deutro Melayu dari daerah Teluk Tonkin, Vietnam selanjutnya mendesak keturunan ras Proto
Melayu yang telah menetap lebih dahulu dan masuk Indonesia menyebar keberbagai daerah baik di pesisir pantai maupun pedalaman.

Mereka masuk membawa kebudayaan yang relatif lebih maju yaitu kebudayaan logam terutama benda-benda dari Perunggu, seperti
nekara, moko, kapak corong, dan perhiasan. Hasil kebudayaan ras ini sangat terpengaruh dengan kebudayaan asalnya dari Vietnam yaitu
Budaya Dongson. Tampak dengan adanya kemiripan antara artefac perunggu di Indonesia dengan di Dongson.

Keturunan dari Deutro Melayu yaitu suku Minang (Sumatra barat), Suku Jawa, dan Suku Bugis (Sulawesi Selatan). Ras ini pada
perkembangannya mampu melahirkan kebudayaan baru yang selanjutnya menjadi kebudayaan bangsa Indonesia sekarang.

Migrasi dari berbagai macam ras tersebut perkembangannya saling berbaur/bercampur hingga menghasilkan berbagai macam suku
dengan beraneka ragam cirinya. Keanekaragaman tersebut disebabkan karena perbedaan keadaan alam (letak geografis, iklim),
Makanan(nutrisi), dan terjadi perkawinan campur.

Sehingga secara umum ciri fisik masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut.

      Tinggi badan berkisar antara 135-180 cm,


      Berat badan berkisar antara 30-75 kg,
      Warna kulit berkisar antara kuning langsat dan coklat hitam,
      Warna rambut antara coklat dan hitam,
      Bentuk rambut antara lurus dan keriting.

Nenek moyang Indonesia dan persebarannya

Nenek moyang kita berasala dari Yunan selatan. Orang – orang itu bermigrasi dari pulau ke pulau dengan perahu bercadik untuk sampai
ke pulau pulau sebelah selatan (AUSTRONESIA).

Austro = Selatan ; Nesia = Pulau.

Orang – orang yang berlayar sampai ke kepulauan nusantara disebut bangsa melayu.

Bangsa Melayu

 Dari arah Yunan selatan (bangsa Proto melayu)

 Dari arah dongson (Bangsa Deutero melayu)


7
Proto Melayu Deutero Melayu

Waktu Masuk Masuk 1500 SM Masuk 500 SM

Jalur Masuk Melalui 2 jalur Melalui Jalur Barat: melayu


à Sumatra
 Barat: melayu à
Sumatra

 TImur: filiphina à
sulawsi utara

Masa Neolithikum Zaman Perunggu


kebudayaan

Peninggalan  Kapak persegi  Kapak Corong


(dari barat)
 Nekara
 Kapak Lonjong
(dari timur)

Keturunan Batak & Toraja Jawa, sumatera, &


Kalimantan

Ras Di Indonesia dibagi menjadi 2:

Ras Mongoloid Ras Austromelanosoid

 Orang – orang yang  Orang – orang yang


tinggal di utara & barat tinggal di utara & barat

 Bangsa proto melayu dan  Bangsa proto melayu dan


deuteron melayu masuk deuteron melayu masuk
dalam ras ini. dalam ras ini.

 Ciri – cirri:  Ciri – cirri:

1. Kulit: Kuning – kecoklatan 1. Kulit: kecoklatan - gelap

2. Mata: Agak sipit 2. Mata: bulat

3. Hidung: Sedang 3. Hidung: besar

4. Bentuk wajah: Bulat 4. Bentuk wajah: lonjong

5. Dahi: lurus 5. Dahi: menonjol ke depan


8

Bahan UAS 2 mulai sini KD.3.10 dan KD 3.11.

KD.3.10. Kehidupan Manusia Praaksara Indonesia


 Kehidupan awal manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya
dalam kehidupan masa kini.

KEHIDUPAN AWAL MANUSIA DI BIDANG KEPERCAYAAN

Pembahasan diskusi/ eksplorasi :


1. Berbagai macam kepercayaan manusia praaksara Indonesia.
2. Kepercayaan masyarakat pra aksara terhadap orang yang meninggal atau roh orang mati ?
3. Bentuk-bentuk hasil budaya yang berkaitan dengan kepercayaan/ritual manusia praaksara(media upacara).
4. Unsur-unsur / tradisi kepercayaan manusia praaksara yang diwariskan / berlanjut sampai sekarang di Indonesia.
Atau pengaruh kepercayaan manusia praaksara yang mempengaruhi kehidupan masa kita sekarang ini.

PENGANTAR
Masyarakat awal Indonesia diperkirakan sudah memiliki relegi atau agama. Menurut mereka agama merupakan keyakinan kepada
sejumlah kekuatan yang ada diluar atau lebih tinggi dari manusia sebagai tempat memohon dan meminta petunjuk tentang jalan
kehidupan.

SISTEM KEPERCAYAAN / RELEGI


Sistem kepercayaan diperkirakan mulai tumbuh pada masa berburu dan meramu tingkat lanjut, sebagai buktinya adalah :
a. Lukisan Tapak Tangan dan Jari berwarna merah di Gua Leang-Leang Sulsel dan Irian.
Cap tangan diartikan sebagai peringatan dan kepercayaan , sumber kekuatan atau pelindung untuk mencegah roh jahat.
b. Lukisan Kadal di Pulau Seram dan Papua.
c. Lukisan Perahu (kendaraan nenek moyang kealam baka).
d. Lukisan babi rusa yang tertembus panah

Nenek moyang melukis pada dinding gua dimana mereka tinggal. Contoh di gua leang-leang, lukisan cap-cap
tangan diperkirakan berumur 4.000 tahun. ada tradisi purba masyarakat setempat yang menyebutkan,
gambar tangan dengan jari lengkap bermakna sebagai penolak bala, sementara tangan dengan empat jari
saja berarti ungkapan berdukacita. Gambar itu dibuat dengan cara menempelkan tangan ke dinding gua,
lalu disemprotkan dengan cairan berwarna merah. Zat pewarna ini mungkin  dari mineral merah yang
banyak terdapat di sekitar gua (di batu-batuan dan di dasar sungai di sekitar gua), ada pula yang
mengatakan dengan batu-batuan dari getah pohon yang dikunyah seperti sirih.

Selain itu ada lukisan babi hutan yang sedang diujudkan dengan garis-garis merah, terdapat bekas tonjokan benda
tajam di lehernya. Motif yang lain adalah gajah, ular dan kerbau(tetonisme).   Hal ini dianggap oleh nenek moyang
kita dapat menimbulkan kekuatan magis (dynamisme).

KONSEP MENGENAL KEPERCAYAAN


Bahwa mereka adalah bagian dari alam, mereka mengetahui bahwa mereka bukanlah makhluk yang super. Pada saat mengalami
kesulitan atau terjepit mereka mengadu untuk harapan-harapan. Pada saat itu muncul konsep. Mereka menyadari diluar manusia ada
kekuatan “Super Natural”. Mereka ingin untuk ketenangan pada alam yang mereka anggap bisa.
9

Relegi pertama muncul dari getaran jiwa , kemudian masuk kedalam otak pikiran dan mengarah pada tingkah laku. Lukisan “Babi yang
tertembus panah” menunjukkan tingkah laku keagamaan. Warna merah bisa dianggap penolak bala.

Relegi pertama sebenarnya bukan animisme-dinamisme, tapi mereka percaya bahwa alam mempunyai roh, sehingga sajian diberikan
pada alam. Misal gunung meletus, maka itu pertanda alam telah murka dan mau minta sajian.

Jadi kepercayaan masyarakat pra aksara meliputi animisme, dinamisme, totemisme, fetitisme.

1. Animisme (anima = roh, isme=kepercayaan)


Pengertian :
-adalah sebagai kepercayaan kepada roh yang mendiami semua benda termasuk pohon, batu, sungai,dan gunung.
-adalah kepercayaan bahwa roh / jiwa itu tidak hanya berada pada makhluk hidup, tapi juga pada benda-benda tertentu.
-adalah kepercayaan terhadap roh atau jiwa nenek moyang yang telah mati dan masih berpengaruh terhadap kehidupan dunia.

Setiap benda baik hidup maupun mati mempunyai roh atau jiwa. Roh itu mempunyai kekuatan gaib yang disebut “mana”. Roh
pada manusia itu disebut “nyawa”. Nyawa itu dapat berpindah-pindah dan mempunyai kekuatan gaib.
Roh yang meninggalkan jasad manusia untuk selama-lamanya itu disebut “arwah”. Menurut kepercayaan , arwah tsb hidup terus
di negeri arwah serupa dengan hidup manusia. Mereka dianggap pula dapat berdiam di dalam kubur, sehingga mereka ditakuti.
Bagi arwah orang-orang terkemuka seperti kepala suku, kyai, pendeta, dukun dsb dianggap suci. Oleh karena itu mereka
dihormati, demikian pula roh nenek moyang kita. Dengan demikian timbullah kepercayaan yang memuja arwah dari nenek
moyang yang disebut animisme.

Asal mula pemujaan roh-roh leluhur :


1. Dari penghormatan terhadap seorang tokoh dalam masyarakatnya ketika ia masih hidup.
2. Ketika ada bencana alam, manusia merenung dan bermimpi bahwa arwah super natural marah.

Ada 3 hal yang menjadi dasar animisme :


1. Memohon sesuatu dari roh yang baik.
2. Menghindari atau mengurangi pengaruh roh jahat.
3. Menggunakan kekuatan roh untuk mencapai tujuan tertentu.

KEPERCAYAAN TERHADAP ORANG YANG MENINGGAL


Pada masa praaksara , para sejarawan menarik kesimpulan : bahwa pada masa berburu dan meramu orang sudah mempunyai
anggapan tertentu mengenai kematian, juga mengenai apa yang akan terjadi dengan seseorang yang telah mati . Orang beranggapan
bahwa hidup tak akan berhenti setelah mati. Orang mati dianggap pergi kesuatu tempat lain yang dianggap lebih baik dari pada di dunia
ini. Selain itu orang juga percaya bahwa orang yang ada di dunia ini masih dihubungi oleh orang yang telah mati. Bahkan jika orang yang
telah mati itu orang yang berpengaruh atau berilmu, maka diusahakan agar ia masih sudi berhubungan dengan dunia kehidupan untuk
diminta nasihatnya atau perlindungan jika terjadi kesulitan.
Pemujaan dan penghormatan kepada orang yang telah mati adalah suatu kepercayaan yang terdapat diseluruh dunia, begitu
juga di Indonesia. Pemujaan terrhadap roh nenek moyang suatu keluarga maupun suatu kampung. Di beberapa tempat di Indonesia
ditemukan tempat-tempat yang dianggap keramat dimana terdapat batu-batu besar yang telah dibuat dimasa zaman praaksara
(megalithikum). Megalitik adalah tradisi kepercayaan praaksara yang beranggapan : bahwa kematian bukanlah akhir segala-galanya,
melainkan suatu perpindahan roh dari alam bawah kealam atas. Roh nenek moyang tersebut mempengaruhi baik buruk kehidupan
manusia dan sewaktu-waktu bisa diundang kembali sesuai keperluan manusia melalui media tertentu seperti menhir, arca, dolmen,punden
berundak-undak dsb. Sebagian dari bangunan mengalitik berasal dari masa bercocok tanam dan zaman perundagian.
Selain tradisi pemujaan, tradisi megalit juga mengenal tradisi penguburan. Penguburan dapat dilakukan tanpa wadah atau dengan wadah
seperti sarkufagus, periuk belanga, waruga,peti kubur batu. Dalam sarkufagus biasanya mayat dilipat yang melambangkan posisi
kelahiran kembali di alam arwah.
Konsep baru tentang penguburan ,mayat mendapat perlakuan khusus, tempatnya juga khusus. Konsep mereka bahwa: “manusia yang
mati diibaratkan bayi dalam kandungan”. Jadi orang mati dianggap suci, sehingga manusia yang mati dianggap hidup, Cuma hidup di alam
lain, sehingga muncul bekal dan sajian.
Pada masa perundagian , ditandai dengan ornamentasi pada benda-benda megalit, seperti pola manusia dalam posisi tertentu missal
kongkong atau jongkok, dan ekspresi wajah tertentu, pola binatang.
Alam pikiran nampak juga dalam pemberian bekal kubur. Orang mati dianggap sacral sehingga orang percaya bahwa orang mati
dibawakan bekal kubur, yakni benda-benda yang dibuat pada peti kubur batu terutama berupa perhiasan. Bekal itu dimasukkan sebagai
bekal menuju kealam sana, dan juga sebagai bekal selama masa permulaan berada dialam sana. Bekal ini dipersiapkan agar simati
selamat dalam perjalanan keatas arwah dan sekaligus penghormatan kepadanya.
10
Orang juga beranggapan bahwa tempat-tempat roh adalah disuatu tempat yang tinggi, oleh karenanya gunung dan bukit
dianggap keramat, sehingga orang mati atau kubur ditempatkan di atas gunung atau bukit, atau setidaknya arah kepala simati harus
kegunung atau ketempat yang lebih tinggi yang dianggap keramat.
Adapula suatu tempat untuk mengadakan hubungan dengan roh-roh tertentu, ditempat tsb diadakan upacara kurban hewan dan sajian. Di
Indonesia pernah terdapat berbagai adat penguburan, tiap masa perkembangan budaya punya adat tersendiri. Mungkin adat ini berasal
dari luar Indonesia.

Pola penguburan ada 2 macam , yaitu:


1. Penguburan primer
2. Penguburan sekunder

Pada masa bercocok tanam relegi didominasi oleh animisme dan dinamisme, sedang sebelum masa bercocok tanam yang lebih
dominan adalah dinamisme. Kepercayaan animism tetap didukung oleh dinamisme.
Kepercayaan yang hidup dimasa perundagian tidaklah jauh berbeda dgn dimasa bercocok tanam, yaitu berintikan penghormatan dan
pemujaan roh leluhur. Kemakmuran yang semakin besar dimasa perundagian mungkin menyebabkan upacara –upacara menjadi lebih
mewah dan rumit. Benda yang digunakan lebih banyak dan lebih indah dari perunggu. Masa ini juga terjadi perluasan upacara yakni
antara penghuni daerah pegunungan dengan penghuni daerah pantai/ pesisir. Jadi sering terjadi bergantian ikut upacara. Upacara selain
di punden berundak-undak batu, juga ada upacara di laut ( yang berhubungan dengan nelayan dan pelayaran).
Kepercayaan pada masa pra aksara merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan masyarakat, seperti
dapat kita lihat pada masyarakat sederhana dizaman sekarang ini. Pangaturan masyarakat didasarkan pada kepercayaan. Setiap tindakan
atau peristiwa penting selalui didahului atau disertai upacara untuk memohon restu pada roh leluhur. Juga dalam menghukum suatu
pelanggaran, para roh leluhur diminta menjadi saksi.
Konsep semua kepercayaan tersebut diatas sangat penting dalam masyarakat prakasara. Anggota masyarakat sangat kuatir
kalau-kalau menghukum sesuatu yang tidak dibenarkan oleh para roh leluhur mereka. Mereka selalu berusaha untuk mengetahui apa
kehendak roh leluhur nenek moyang mereka. Sikap ini mempertebal kekuataan mereka pada adat. Dengan demikian maka masyarakat
dapat berjalan dengan baik walaupun tidak terdapat perundang-undangan yang modern seperti kita sekarang ini. Meraka merasa selalu
diawasi oleh roh-roh nenek moyangnya.

2. Dinamisme ( dinamis = bergerak, punya kekuatan, isme= kepercayaan)


- adalah kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib dan bersifat suci.
- adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup.
Kekuatan gaib ini terdapat pada benda seperti keris, patung, binatang besar,batu besar, gua, pohon besar, matahari, dll.
Untuk mendapat pertolongan dari kekuatan gaib mereka melakukan upacara pemberian saji (hewan)atau ritual lainnya.

3. Totemisme ( totem= binatang/ keturunan, isme= kepercayaan)


- Adalah kepercayaan kepada binatang sebagai totem atau lambang dari dewa nenek moyang baik berupa binatang maupun
benda.
- Adalah kepercayaan yang menganggap suci atau memiliki kekuatan supernatural pada roh binatang tertentu seperti harimau,
sapi, ular ,gajah, buaya dll.
Hal ini disebabkan diantara binatang-binatang itu ada yang lebih kuat dari manusia dan ada yang lebih cepat dari manusia,
sehingga ada perasaan takut atau juga menghargai binatang tsb.

4. Fetitisme
- Adalah kepercayaan adanya jiwa dalam benda tertentu seperti keris, batu mulia, akik, tombak,pusaka, lambang kerajaan,
gamelan dll.
Benda-benda ini yang berisi “mana” disebut fetisyen= benda sihir. Benda-benda ini dianggap suci yang akan membawa
pengaruh baik bagi manusia, misalnya suburnya tanah, hilangnya wabah penyakit, menolak malapetaka.dsb. (sekarang jimat).
11

5. Syamanisme
- Adalah kepercayaan akan adanya orang yang dapat menghubungkan manusia dengan roh.Dalam kehidupan sehari-hari dapat
pula berarti dukun. Atau agama yang menyembah alam atau roh.
Pada saat dukun melakukan pengobatan terhadap warganya yang sakit. Kesembuhan dari adanya proses pengobatan tsb
menimbulkan kepercayaan bahwa yang menyembuhkan dan menolong mereka adalah roh nenek moyang melalui perantaraan
dukun yang bersangkutan. Dukun memiliki kekuatan yang dapat menolong mereka dengan bantuan roh nenek moyang. Dengan
nyanyian dan mantra-mantra

BENTUK-BENTUK HASIL BUDAYA YANG BERKAITAN DENGAN SISTEM KEPERCAYAAN


MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA
a. Lukisan Tapak Tangan dan Jari berwarna merah di Gua Leang-Leang Sulsel dan Irian.
Cap tangan diartikan sebagai peringatan dan kepercayaan , sumber kekuatan atau pelindung untuk mencegah roh jahat.
b. Lukisan Kadal di Pulau Seram dan Papua.
c. Lukisan Perahu (kenderaan nenek moyang kealam baka).
d. Lukisan babi rusa yang tertembus panah
e. Nekara : adalah semacam genderang dari perunggu yang berpinggang dibagian tengah dan sisi atasnya tertutup. Fungsinya
untuk memanggil arwah atau roh nenek moyang (ditabuh). Banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Pulau Sangean
Sumbawa, Roti, Leti, Selayar dan Kepulauan Kei.

f. Menhir : adalah tugu batu tunggal yang fungsinya sebagai tanda peringatan suatu peistiwa atau tempat pemujaan roh nenek
moyang. Ditemukan di Sumsel, Sulewesi Tengah, Kalimantan, NTB

g. Dolmen/ pandhusa :meja batu yang fungsinya tempat meletakkan sesajen untuk pemujaan roh nenek moyang. Sedang
pandhusa didalam dolmen tadi ada terdapat kuburan mayat. Dolmen banyak ditemukan di Jawa Timur (Bondowoso).

h. Sarkufagus (keranda): yaitu peti batu besar bentuknya seperti palung/ lesung dan diberi penutup. Fungsinya sebagai keranda
atau peti mayat.Maknanya peti mati ini dapat melindungi roh simati dari gangguan gaib. Banyak ditemukan di Bali
12
i. Waruga (peti kubur batu): adalah kuburan dalam tanah dimana sisi samping, alas, dan tutupnya diberi semacam papan dari
batu. Fungsinya untuk mengubur mayat yang dengan posisi mayat jongkok atau terlipat. Banyak ditemukan di daerah
Kuningan ,Jawa Barat.

j. Punden berundak-undak : yaitu bangunan dari batu yang disusun bertingkat. Fungsinya sebagai pemujaan roh nenek moyang.
Ditemukan di Lebak Sibedug daerah Banten Selatan.
k. Arca-arca : yaitu bangunan dari batu. Ada yang berbentuk manusia dan berbentuk binatang (merupakan perwujudan dari roh
nenek moyang atau simbol roh para leluhur). Ditemukan di daerah Sumatera Selatan, Lampung, Jateng dan Jatim.

Unsur-unsur / tradisi kepercayaan manusia praaksara yang diwariskan / berlanjut sampai


sekarang di Indonesia :
Nenek moyang sebagai leluhur di nusantara ini mewariskan dari generasi kegenerasi berikutnya kepercayaan yang bersumber dari
animisme, yang mana kemudian kepercayaan tersebut terus dipertahankan, dipelihara dan dianggap sebagai budaya dari leluhur yang
harus dilestarikan. Meskipun sebenarnya kepercayaan tersebut penuh dengan kesyirikan karena di dalamnya terdapat ritual
penyembahan berupa pemberian sesajen kepada makhluk ciptaan Allah. Sedangkan penyembahan tersebut dilakukan karena keyakinan
bahwa makhluk ciptaan Allah yang mereka berikan sesajen diyakini dapat memberikan perlindungan, memberikan pertolongan,
memberikan rezeki dan keyakinan-keyakinan bathil lainnya.
13
Kepercayaan warisan nenek moyang yang terus dipertahankan tersebut dengan secara rutin menyelenggarakan ritual-ritual dan
penyembahan sesungguhnya adalah perbuatan menjadikan makhluk sebagai  tandingan terhadap Allah, perbuatan ini adalah syirik yang
sangat dilarang karena merupakan dosa besar dan perbuatan kedzaliman yang paling besar.
Di banyak tempat sering dilakukan hajatan pesta sedekah laut dengan melarungkan sesajen ke tengah laut sebagai bentuk persembahan
kepada selain Allah dan itu semua dilakukan oleh banyak orang, sehingga masyarakat secara beramai-ramai telah melakukan kesyirikan.
Sejalan dengan itu sebagai seorang muslim yang mengakui Laa Ilaaha Illalaah segera meninggalkan perbuatan menyekutukan Allah, agar
selamat dari siksa neraka. ( Wallaahu ta’ala  a’lam )

Hampir diseluruh kawasan pantai yang tersebar di nusantara ini yang dihuni oleh anak manusia dapat dipastikan mereka berprofesi
sebagai nelayan penangkap ikan yang kesehariannya melaut menangkap ikan demi menghidupi keluarganya. Dalam melaut tidak jarang
mereka dihantam amukan badai dan gelombang tinggi yang dapat meluluh lantakkan perahu-perahu mereka. Namun mereka tidak pernah
merasa gentar dan takut untuk melaut. Karena mereka-mereka sebagai manusia yang hidup terikat dan menyatu serta akrab   dengan laut
berkeyakinan bahwa makhluk halus berupa jin penguasa laut akan memberikan perlindungan karena para nelayan tersebut setiap tahun
selalu mengadakan pesta laut dengan memberikan   sesajen dan tumbal yang dilarungkan ke tengah laut secara beramai-ramai oleh para
nelayan. Dimana ritual sedekah laut yang dilakukan oleh para nelayan tersebut disebutkan sebagai wujud rasa terimakasih manusia
kepada penguasa laut yang dalam hal ini berupa roh atau makkluk halus atau jin.
Pesta ritual sedekah laut dengan puncak acara melarungkan sesajen dan tumbal yang rutin tiap tahun dilakukan adalah merupakan tradisi
kepercayaan dari nenek moyang/leluhur yang diwariskan secara turun temurun serta yang terus dipertahankan dan dilestarikan untuk
berikutnya diwariskan kembali kepada generasi yang akan datang.

Mengingat bahwa tradisi kepercayaan memberikan sesajen yang merupakan warisan dari para nenek moyang/leluhur sesungguhnya
adalah kepercayaan penganut animisme yang tidak atau belum mengenal tauhid. Maka tradisi tahunan pesta sedekah laut yang dilakukan
oleh penduduk yang biasanya hidup dikawasan pantai tersebut berseberangan dengan aqidah Islam yang mentauhidkan Allah subhanahu
wa ta’ala .

Di Pantai Pagatan,Kab. Tanah Bumbu pada setiap tahun sekali diadakan Pesta Pantai yang disebut dengan ”mappanretasi”= makan, laut
dan upacara.

Warisan Kepercayaan Animisme Yang Dilestarikan


Kepercayaan animisme atau kepercayaan kepada makhluk halus dan roh dipercayai merupakan asas kepercayaan agama yang
mula-mula muncul dalam kalangan manusia primitif purba kala.
Kepercayaan animisme mempercayai bahwa setiap benda di bumi ini, (seperti kawasan tertentu, gua, pohon atau batu besar),
mempunyai semangat yang mesti dihormati agar semangat tersebut tidak mengganggu manusia, malah membantu mereka
dari semangat dan roh jahat dan juga dalam kehidupan seharian mereka. Semangat ini juga dikenali dengan pelbagai nama,
antaranya jin, mambang, roh, datuk, tuan, dan penunggu. Kadang-kala semangat ini juga dianggap roh leluhur mereka
yang telah meninggal yang kini menetap ditempat sedemikian. Semua itu kemudian dijadikan sebagai sesembahan, sebagai
sarana untuk meminta pertolongan dan perlindungan, dimana penghormatan dan penyembahan dilakukan dengan
memberikan aneka jenis makanan, buah-buahan dan binatang buruan. Jadilah sesuatu  sebagai makhluk itu sebagai tuhan-
tuhan mereka.
Animisme sebagai budaya manusia yang hidup di zaman jahiliyah yang samasekali belum mengenal tauhid.
Kepercayaan animisme tersebut terus berlanjut dari generasi ke generasi berikutnya dan dijadikan warisan budaya yang oleh
sebagian kalangan sengaja dipertahankan dan dilestarikan  sebagai budaya bangsa yang dianggap mempunyai nilai-nilai
historis.

Pada masa beberapa dekade terakhir ini warisan budaya animisme yang oleh banyak kalangan sering disebut tradisi adat dan
budaya leluhur, dijadikan sebagai ritual rutin tahunan dengan menyelenggarakan berbagai ritual dengan intinya
mempersembahkan sesajen persis sebagaimana yang dulu dilakukan oleh para leluhur yang hidup di zaman animisme
jahiliyah.
Diantara ritual tahunan persembahan sejajen khususnya  oleh masyarakat di pesisir pantai menyelenggarakan ritual secara
beramai-ramai yang dinamakan sebagai pesta/sedekah laut. Dimana sesajen yang telah disiapkan dilarung atau dihanyutkan
ketengah laut.
Sesajen tersebut dimaksudkan sebagai bentuk persembahan para nelayan kepada jin penunggu laut yang mereka sebut
sebagai dewa penguasa laut.Sedangkan persembahan sesajen tsb dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki berupa
tangkapan ikan. Selain itu juga untuk memohon perlindungan dan pertolongan agar diberikan keselamatan di laut selama
berlayar menangkap ikan.
Sesungguhnya masyarakat  nelayan yang terus melazimkan persembahan sesajen dalam ritual pesta laut sebagaimana
digambarkan diatas sebagian terbesar adalah masyarakat muslim yang kuat melakukan amal ibadahnya. Namun mereka
14
sepertinya tanpa beban dengan lapang dada melakukan ritual-ritual pemujaan, mereka tidak menyadari bahwa sesungguhnya
apa yang dilakukannya  adalah meyakini ada sesuatu berupa makhluk yang patut disembah selain Allah.

Animisme-dinamisme
- Contohnya suku-suku Dayak di Kalimantan masih mempraktekkan ritual animism dan dinamisme : upacara tiwah , parang maya.
- Demikian juga tradisi pada masyarakat Nias, tradisi kepercayaan masyarakat Badui di Jabar, tradisi kepercayaan masyarakat
Sakdan di Toraja, tradisi kepercayaan suku Wana, tradisi kepercayaan Merapu masyarakat Sumba NTB, tradisi kepercayaan
masyarakat Asmat di Papua dll.

PEMBERIAN SAJEN DIGUNUNG/GUA

di Tanah Toraja (mayat berjalan sendiri kerumah)


15

DI NIAS
- Pada masa pengaruh Hindu Buddha di Indonesia Pembuatan candi di atas –atas gunung/ bukit sebagai tempat bersemayamnya
para dewa.
- Pada masa kerajaan Islam , dimana raja-raja yang wafat dimakamkan pada tempat yang tinggi, seperti raja-raja Yogjakarta di
Imogiri, dan raja-raja Surakarta di Mengadek. Sunan Giri di Bukit Giri dll.
- Adanya peng –kramatan tempat-tempat tertentu, yang mana org mengapresiasi dan ziarah ketempat tersebut (kubur mbah-
mbah), Hotel no.13 di Parangtritis Kidul, Gunung Kawi dll.

- Ziarah kubur pakai sesajian dan kembang untuk mendekatkan diri kepada roh nenek moyang.
- Tradisi membawa/ menabur bunga di atas kuburan.
- Praktek perdukunan sekarang ini.

Pertunjukan wayang.
Wayang merupakan sebuah warisan budaya yang cukup lumayan tua, menurut beberapa artikel yang saya baca,
wayang telah ada sejak zaman dahulu, yaitu sekitar 1500 tahun SM. yakni pada masa animisme dan Dinamisme.
Menurut beberapa sumber, kata wayang sendiri berasal dari kata “wewayangan” yang artinya bayangan,
kemungkinan pengertian ini muncul berdasarkan pengamatan terhadap wayang kulit, yang memang dalam
pelaksanaan pagelarannya menggunakan secarik kain yang disebut kelir untuk menghasilkan bayangan dari
wayang yang diterangi oleh sebuah alat penerangan sehingga yang dilihat penonton bukanlah wayang secara
langsung seperti halnya pertunjukan wayang golek, namun pantulan bayangan wayang di kain tersebut.
beberapa ahli juga ada yang berpendapat bahwa wayang berasal dari kata “Wa” yang artinya wadah dan “hyang”
yang berarti dewa, pengertian ini didasarkan pada pendapat sebagian pakar bahwa asal-usul kemunculan wayang
adalah hadirnya sebuah boneka yang disebut dengan nama unduk dengan bahan jerami atau batang padi, yang
mana unduk ini berupakan sebuah tempat khusus yang dibuat untuk menempatkan roh nenek moyang mereka
yang telah diundang oleh seseorang yang disebut dukun, dengan tujuan meminta bantuan arwah nenek moyang
16
tersebut untuk mengusir malapetaka yang dibawa oleh roh-roh jahat kepada mereka. karena itulah sebagian orang
mempercayai wayang merupakan pertunjukan dari arwah nenek moyang mereka.
Semua bisa kita lihat di internet !
SukuToraja
Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya
diperkirakan sekitar 650.000 jiwa, dengan 450.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja. Mayoritas
suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaananimisme yang dikenal
sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu
Dharma.

Agama
Sistem kepercayaan tradisional suku Toraja adalah kepercayaan animisme politeistik yang disebut aluk, atau
"jalan" (kadang diterjemahkan sebagai "hukum"). Dalam mitos Toraja, leluhur orang Toraja datang dari surga
dengan menggunakan tangga yang kemudian digunakan oleh suku Toraja sebagai cara berhubungan dengan Puang
Matua, dewa pencipta.

INI ANIMISME-DINAMISME

INI ANIMISME DI BATAK (TAPANULI)

di Batak (samosir)
17

B.Kehidupan manusia Praaksara Indonesia dibidang social


Manusia merupakan makhluk social ( zoon politicon) yang selalu berkelompok dalam suatu golongan
atau dengan sengaja mengelompokkan diri dengan golongan lain. Seperti juga kita, manusia praaksara juga
membutuhkan manusia lain dalam hidupnya.Perlu dikemukakan bahwa hubungan social juga dilandasi oleh
semakin berkembangnya pola kehidupan manusia praaksara.
Setiap manusia membutuhkan orang lain. Hubungan antar manusia bisa terjadi bila ada kesamaan kepentingan
dan rasa persaudaraan.

Pada mulanya kelompok manusia hidup berpindah-pindah (nomaden) terutama pada masa berburu dan meramu
dan mengembara. Karena keadaan demikian jelas mereka tidak sempat memikirkan masalah kemasyarakatan.
Hidup mereka dalam kelompok kecil dan belum ada pranata social/ lembaga social.
Jumlah anggota kelompok tidak banyak, kehidupan sangat berat sehingga pertumbuhan budayapun sangat
lambat. Hari-hari mereka dipenuhi kesibukan mempertahankan diri dari berbagai bahaya yang mengancam
kehidupan mereka.
Lambat laun dengan akalnya dan stabilnya bumi dan iklim mereka mampu menciptakan kemampuan
yang lebih baik untuk menyelenggarakan hidup dan mereka mulai lebih lama menetap disuatu tempat.
Ketika mereka mulai mengenal bercocok tanam dengan cara berhuma atau berladang, kemampuan
menyelenggarakan hidup yang meningkat memungkinkan bertambah besarnya jumlah anggota suatu kelompok.
Kelompok kecil pada masa berburu dan meramu telah tumbuh menjadi kelompok yang lebih besar. Kelompok
yang lebih besar tumbuh menjadi perkampungan-perkampungan dan kelompok perkampungan tumbuh menjadi
kesatuan yang besar. Pada awal kesatuannya hanya merupakan suatu keluarga (family) berkembang menjadi
keluarga, makin besar menjadi suku bangsa,klan, marga dan kemudian menjadi suatu bangsa atau menjadi
dasar suatu masyarakat Indonesia (lahirnya desa-desa sederhana).
Pada masa bercocok tanam pola hidup food producing akan selalu diikuti oleh cara hidup menetap. Jadi adanya
suatu masyarakat yang telah menetap dan teratur. Adanya kehidupan menetap biasanya memunculkan
kesadaran perlunya penataan hidup dalam masyarakat. Oleh karena itu perlu ditetapkan adanya aturan bersama
guna mengatur kehidupan bermasyarakat. Kahidupan pertanian membutuhkan solidaritas social dan penguasaan
tehnologi sederhana. Misalnya sistem gotong royong dalam pembukaan sawah. Selain itu perlu ditetapkan
seorang pemimpin (primus interpares) yang dapat menjamin tata tertib hidup bermasyarakat.
Dari desa-desa kuno di Indonesia dapat diketahui bahwa salah satu aturan yang dikenal adalah adanya
kehidupan yang demokratis.
Seseorang yang dianggap mempunyai kemampuan lebih dan dapat melindungi masyarakatnya terhadap
gangguan baik dari dalam maupun dari luar serta dapat mengatur masyarakat dengan baik ; dipilih menjadi
pemimpin.

Pada masa perundagian hidup yang sudah menetap dan teratur, ada pembagian kerja yang sangat baik dalam
masyarakat dan masyarakatnya telah teratur dengan kerajaan-kerajaan.
Suatu hal yang perlu kita pahami dan ketahui bahwa ada org tertentu yang dikubur secara dan upacara khusus.
Mayat dalam sarkufagus dan peti kubur batu serta membawa bekal kealam kubur. Hal ini berarti bahwa ada
orang tertentu atau penting dalam masyarakat yang mendapat perlakuan khusus setelah meninggal.
Masyarakatnya menghargai kepemimpinan, masyarakat berjalan atas dasar gotong royong, namun ada norma-
norma yang jelas yang mengatur hubungan antara yang dipimpin dengan pemimpin. Norma-norma tsb tumbuh
selama berabad-abad dan telah menjadi hukum adat.

Pertanyaan untuk diskusi/ eksplorasi :


1. Manusia disebut sebagai makhluk social =zoon politicon? Mengapa
Karena adanya bentuk interaksi didalam kehidupan, selain itu manusia tdk bisa hidup sendirian di dunia ini,
saling membutuhkah sama lainnya untuk berkehidupan secara social (saling tolong tolong) . sikap
ketergantungan thd org lain ini menyebabkan manusia disebut “.....................
Manusia sbg makhluk yg lemah, tidak sempurna, punya keterbatasan sehingga memerlukan org lain dalam
hidupnya.
2. Apa satu tujuan manusia praaksara kita hidup berkelompok ?
a. Untuk menangkis bahaya(mempertahankan serangan klpk lain, dari binatang buas).
b. Untuk mengatasi dan menguasai kekuatan alam
c. Untuk mencapai maksud tertentu(memenuhi kebutuhan hidup,)
3. Apa ada pembagian kerja antara laki-laki dengan perempuan saat itu ?
Berburu, perang sedang wanita menjaga anak,masak,meramu,menanam.
4. Apa saja cirri-ciri social berburu meramu dan masa bercocok tanam/ bertani ?
5. Arti Primus interpares ? dan apa saja syaratnya ? bagaimana cara pemilihannya?
Primus=prima=utama
Inter= diantara
Pares=sesama

6. Apa saja sebutan untuk pemimpin pada masa kehidupan praaksara itu ?
Datu, datuk ,ratu, raka,kepala suku
7. Apa saja yang diatur oleh pemimpin tersebut ?
Masalah pertanian,perkawinan, upacara ritual kepercayaan/ agama dll.penguburan mayat, mengatur .
18
8. Apakah sekarang ini di Indonesia ada juga pembagian kerja antara laki dan perempuan ? kalau ada
contohkan. Kalau tidak ada ya tidak usah.
Gender ? laki-laki apa ? perempuan apa ? laki-perempuan/ pria-wanita. Wadam=wanita adam,
waria=wanitapria
9. Apakah sekarang ini kita masih menerapkan sistem demokrasi dalam memilih pemimpin ? contohkan kalau
masih ada! Ya,pemilu,musyawarah memilih kades,walikota,gubernur,presiden, ketua OSIS,ketua kelas.
10.Sistem demokrasi apa dan yang bagaimana caranya kita memilih pemimpin negara kita kini ? Demokrasi
Pancasila, sistem langsung dan tidak langsung

A. Kehidupan social ,budaya dan ekonomi manusia praaksara.


Hasil-hasil kebudayaan pada zaman Batu Tua sampai zaman Besi sbb :
1. Zaman Batu Tua sbb ;( berlangsung sekitar 600 ribu tahun).
Manusia yang hidup pada masa ini adalah : Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus Erectus,
Homo Wajakensis dan Homo Soloensis.
Budayanya sbb :
a. Alat-alat kehidupan terbuat dari batu yang masih sangat kasar dan belum diasah.
b. Kehidupan masih berpindah-pindah(nomaden) dan mengembara sebagai pemburu serta
belum mempunyai tempat tinggal tetap.
c. Makanan yang diperoleh sepenuhnya berasal dari alam, hutan dan laut (food
gathering),belum dimasak.
2. Zaman Batu Madya/ tengah sbb :
Manusia yang hidup pada masa ini adalah Pithecanthropus, Homo dan Papua Melanesoid.
Budaya sbb :
a. Alat-alat kehidupan terbuat dari batu yang masih kasar dan bagian ketajamannya agak
diperhalus/ diasah.
b. Juga menggunakan alat dari tulang/ flakes

c. Cara hidupnya masih berburu dan meramu, nomaden. Namun sebagian sudah ada yang
menetap (semi sedenter).
Mereka tinggalnya di gua-gua dan dipantai-pantai.
d. Sebagian kecil sudah mengenal bercocok tanam sederhana dan sudah mengenal api.

Fungsi api bagi manusia praaksara:


1. Memasak makanan
2. Menghangatkan badan
3. Menghalau binatang buas
4. Penerangan di dalam gua/ malam hari.
Api didapat/ dikenal dari :
1.petir
2.lahar gunung meletus
3.kebakaran hutan (matahari)
4.menggesek dua benda yang keras

3. Zaman Batu Muda


Manusia pendukungnya Homo Wajakensis, Soloensis dan homo sapiens.
Budayanya sbb :
a. Alat-alat kehidupan dari batu yang sudah dihaluskan dengan diasah.
b. Sudah bertempat tinggal menetap (sedenter) dengan membuat rumah-rumah
sederhana.Rumah Panggung
c. Sudah mulai bercocok tanam dengan baik dan pandai beternak dengan menghasilkan
sendiri bahan makanan (food producing).
d. Pandai membuat pakaian dari kulit kayu.
e. Pandai memintal dan menenun
f. Pandai membuat gerabah dan tembikar
g. Pandai mengatur masyarakat secara sederhana
Pada zaman ini terjadi “revolusi kebudayaan”, yakni dari nomaden ke sedenter atau dari food
gathering menjadi food producing.
Pada masa ini mulai terbentuk sistem pemerintahan, ada pemimpin dan ada yang dipimpin.
Pemimpinnya disebut Primus Inter Pares=yang paling utama diantara sesamanya.

4. Zaman Logam/ Perundagian (Aeneolitikum)


19
Budayanya sbb :
a. Telah mampu membuat tehnik perundagian dari perunggu (tembaga+timah).
Kebudayaannya disebut pula” kebudayaan Dongson”.
b. Jumlah perkampungan lebih besar dan meluas.
c. Masyarakat sudah sangat teratur dan mengenal keahlian pembagian kerja.
d. Perdagangan sudah berkembang dan meluas.
Teknik pengolahan logam

1.Teknik Bivalve (Teknik menggunakan 2 cetakan)

Proses: 2 cetakan disediakan à ikat cetakan yang satu dengan yang lain namun sisakan rongga à isi rongga dengan cairan perunggu
à kemudia dinginkan dan bekukan cairan à setelah beku, kedua cetakan dilepas à jadilah benda perunggu.

2.Teknik A cire Perdue (Teknik menggunakan model lilin)

Proses: Sediakan model dari lilin à lilin dilapisi dengan tanah liat dan bagian bawah diberi lubang à llin dan tnah liat dipanasi hingga
meleleh à seteleh lilin meleleh maka ada rongga dalam tanah liat à rongga diisi cairan perunggu à tunggu cairan beku à lapisan
tanah liat dibuang à jadi benda perunggu

5. Zaman Batu Besar.


Bersamaan dengan zaman perunggu berkembang pula zaman batu besar atau tradisi membuat
monumental dari batu yang sangat besar. Ciri-cirinya :
a. Telah mampu mendirikan bangunan dari batu-batu besar dan megah berupa bangunan
suci/ monumental untuk tempat pemujaan dan kurban.
b. Tata kehidupan masyarakat telah teratur dan mengenal bentuk-bentuk pertama kerajaan.

6. Zaman Besi
Budayanya sbb :
a. Alat-alat kehidupan terbuat dari besi
b. Tata kehidupan masyarakat telah teratur dan lebih baik dari sebelumnya.

Zaman praaksara menurut aspek social ekonomi dan perkembangan kebudayaan


manusia dan alat-alatnya terbagi 4 masa :
1. masa berburu dan meramu tingkat sederhana (apa adanya)
2. masa berburu dan meramu tingkat lanjut ( sudah dibentuk)
3. masa bercocok tanam
4. masa perundagian/ perindustrian.

Ciri-ciri atau corak kehidupan masyarakat masa berburu dan meramu tingkat sederhana :
a. kehidupan dan tempat tinggalnya berpindah-pindah (nomaden)
b. makanan yang diperoleh sepenuhnya tergantung dari persediaan alam (food gathering).
c. Tempat tinggalnya di hutan-hutan dan gua-gua yang dekat dengan sumber air (sungai dan danau).
d. Hidup berkelompok –kelompok antara 20 sampai 50 org.
e. Menggunakan alat-alat kehidupan dari batu, tulang dan kayu yang masih sederhana.

Corak atau cirri kehidupan masyarakat masa bercocok tanam. :


a.Hidup sudah bertempat tinggal menetap dan teratur dgn rumah-rumah sederhana. Sekarang
masih dibeberapa daerah di Indonesia.
b. Hidup dalam kelompok-kelompok
c. Sudah ada pemimpin yang mengatur masyarakat
d. Sudah pandai menghasilkan sendiri bahan makanan/ternak
e. Sudah pandai memasak makanan dan mengawetkannya.
f. Sudah pandai menenun
g. Sudah pandai membuat tembikar/periuk
h. Alat kehidupan dari batu yang dihaluskan/ tajam
i. Sudah mengenal perdagangan barter
j. Sudah mengenal pelayaran.

Corak kehidupan zaman perundagian/ pertukangan:


a. hidup sudah menetap dgn sangat teratur
b. masyarakatnya teratur dengan kerajaan-kerajaan
c. punya keahlian mengolah logam (2 tehnik )
d. ada pembagian kerja dalam masyarakat
e. menggunakan alat tukar dalam perdagangan
f. pelayaran dan perdagangan berkembang
20
g. cara pertanian mengalami kemajuan dgn irigasi dan pemupukan.

Hasil hasil tehnologi budaya manusia praaksara Indonesia


A. Zaman Batu Tua :
1. Kapak genggam (chopper)
2. Kapak primbas (chopping tool)
3. Alat serpih dari batu ( flakes)
4. Alat dari tulang ( flakes)
5. Gambar tapak tangan warna merah di Gua.
B. Zaman Batu Tengah/ Madya :
1. Kyoken Modingger =sampah dapur di pinggir pantai
-kapak genggam (pabble)
-kapak pendek (hache courte)
-pecahan tembikar
-pipisan / alat penggiling
2. Abris sous roche= gua-gua
- mata panah dari batu, flakes dan mata tombak
- kapak yang sudah diasah
- batu penggiling
- alat dari tanduk rusa
- gambar mata pada kapak
- gambar seekor babi hutan di dinding gua
- gambar tapak tangan berwarna merah di dinding gua
Temuan alat tehnologi ini ditemukan di Sumatera, Aceh, Sulewesi, Ponorogo dll.

C. Zaman Batu Baru/ Muda :


1. Kapak persegi
2. Kapak lonjong (wazenbeil dan kleinbeil)
3. Batu asahan
4. Arca
5. Tembikar
6. Alat pemukul kulit kayu (pakaian)
7. Perhiasan seperti kalung, anting, gelang dari batu.
Tempat temuan di Sumatera, Jawa, Bali, Kalbar, Sumba,Tanimbar, Seram, Minahasa, Irian, Leti,
Serawak. Sedang pembuatan kapak persegi pusatnya di Lahat, Palembang, Bogor, Sukabumi,
Tasik Malaya, Pacitan.

MATERI AJAR :
 Hubungan kebudayaan Bachson -Hoa-binh, Dongson dan Sahuynh Kalanay pada
masyarakat awal di Indonesia. Dan unsur yang diwariskan pada kehidupan manusia
masa kini.

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Peserta didik dapat menunjukkan/menggambarkan pada peta letak pusat kebudayaan Bachson Hoa-
Binh, Dongson dan Sahuynh.
2. Peserta didik dapat membuatkan jalur-jalur penyebaran budaya Bachson, Dongson dan Sahuynh
hingga ke Indonesia.

3. Peserta didik dapat menyebutkan hasil-hasil budaya Bachsonh, Dongson dan Sahuynh yang terdapat
di berbagai wilayah nusantara.

4. Peserta didik dapat menyimpulkan keterkaitan atau hubungan budaya Bacsonh, Dongson dan
Sahuynh dengan budaya manusia praaksara Indonesia.
5. Peserta didik dapat menyebutkan unsur-unsur budaya Bachsonh, Dongson dan Sahuynh yang masih
diwariskan kepada kita hingga sekarang ini.

TUGAS KELOMPOK
Klpk .1-2-3 sbb :
a. Gambarkan peta Asia Tenggara dan beri tanda/namai daerah tempat Bachson Hoabinh ?
b. Berikan tanda panah jalur penyebaran/ masuknya kebudayaan Bachson tersebut hingga ke
Indonesia ? (sebut nama negara yang dilalui).
c. Sebutkan hasil-hasil budaya Bachson Hoabinh yang ditemukan diberbagai wilayah di Indonesia ?
d. Sebutkan ras-ras yang menyebarkan kebudayaan Bachson ke Indonesia ?
21
e. Sebutkan unsur-unsur budaya Bachsonh - Hoabinh yang masih diwariskan kepada kita hingga
sekarang ini ?

Klpk .4-5 dan 6 sbb :

a. Gambarkan peta Asia Tenggara dan beri tanda/namai daerah pusat budaya
Dongson ?
b. Berikan tanda panah jalur penyebaran/ masuknya kebudayaan Dongson tersebut hingga ke
Indonesia ? nama negara yang dilalui.
c. Sebutkan hasil-hasil budaya Dongson yang ditemukan diberbagai wilayah di Indonesia ?
d. Sebutkan ras-ras yang menyebarkan kebudayaan Dongson ke Indonesia ?
e. Sebutkan unsur-unsur budaya Dongson yang masih diwariskan kepada kita hingga sekarang
ini ?

Klpk.7-8 dan 9 sbb :


a. Gambarkan peta Asia Tenggara dan beri tanda/namai daerah tempat asal budaya Sahuynh
Kalanay?
b. Berikan tanda panah jalur penyebaran/ masuknya kebudayaan Sahyunh tersebut hingga ke
Indonesia ? nama daerah/negara yang dilalai.
c. Sebutkan hasil-hasil budaya Sahuynh yang ditemukan diberbagai wilayah di Indonesia ?
d. Sebutkan ras-ras yang menyebarkan kebudayaan Sahuynh ke Indonesia ?
e. Sebutkan unsur-unsur budaya Sahuynh yang masih diwariskan kepada kita hingga sekarang ini?

-Kebudayaan Bachson Hoabinh (daerah Tonkin Vietnam, pusat kebudayaan di Asia Tenggara)(Melayu Tua) yaitu orang-
orang Austronesia dari Asia yang pertama datang ke Indonesia sekitar 2000 atau1500 SM. Mereka datang dari Thailand,
Malaysia, Sumatera. Juga dari Pilipina lewat Sulewesi Utara. Mereka inilah penyebar kebudayaan mesolitikum dan
neolitikum(Kapak lonjong, kapak persegi, pabble/kapak Sumatera,kapak genggam, perhiasan dari jenis batu indah)

-Kebudayaan Dongson (Melayu Muda) dengan asalnya daerah Sungai Mekong Vietnam, Indo Cina. Sekitar tahun 500
SM, Mereka adalah penyebar kebudayaan perunggu dan besi (nekara, bejana perunggu, kapak corong,moko ,arca
perunggu dan perhiasan perunggu dsb. Juga menyebarkan pengetahuan bercocok tanam, membuat perahu bercadik,
astronomi, sistem kepercayaan animisme-dinamisme.

-Kebudayaan Sa Huynh (Vietnam) berkembang diakhir zaman logam sekitar 600 SM sd. 1 Masehi. Tempatnya
dikampung pesisir Da Nang, provinsi Quang Nam, Vietnam.
Kebudayaannya seperti lonceng, gelang dari perunggu, kubur tempayan

Mengapa disebut kebudayaan Bachson-Hoabinh ?


Mengapa disebut kebudayaan Dongson ?
Buktikan bahwa ada hubungan kebudayaan perunggu di Indonesia dengan kebudayaan Dongson di Indo Cina ?
22

Kebudayaan Bacson Hoabinh


No Bacson Hoabinh Penjelasan
1 Pengertian Kebudayaan batu yang membuat alat-alat dari batu.

2 Bahan Batu sebesar kepalan tangan

3 Daerahnya         Kebudayaan Bacson Hoabinh  ditemukan di daerah Asia


Tenggara, terutama Myanmar ,Birma.

       Berasal dari daerah India

4 Periode/Waktu Kurang lebih 1800 sampai 3000 tahun yang lalu

5 Fungsi alat yang dibuat Alat-alat dibagi 2, yaitu:

        Alat rumah tangga:

Untuk menguliti binatang, mengiris daging, serta mengupas dan


memotong umbi umbian.

        Alat spiritual:

Batu kubur, untuk orang yang telah meninggal.

6 Ciri Khas Kebudayaan Berburu dan mengumpulkan makanan. Alat-alatnya berupa


batu sebesar kuran kepalan tangan yang dipangkas di bagian
kiri dan kanan sehingga menjadi alat penyerpih

7 Hubungan dengan Indonesia Di Indonesia, alat-alat dari kebudayaan Bacson-Hoabinh dapat


ditemukan di daerah Sumatera, Jawa (lembah Sungai
Bengawan Solo), Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi sampai
ke Papua (Irian Jaya).

Di Sumatera letaknya didaerah Lhokseumawe dan Medan.  


23

Persebaran kapak Sumatera dan kapak

Pendek menunjukan daerah Tonkin di Indocina dimana


ditemukan pusat kebudayaan Prasejarah di pegunungan Bacson
dan daerah Hoabinh yang letaknya saling berdekatan.

Alat-alat yang ditemukan di daerah tersebut menunjukkan


kebudayaan Mesolitikum.

Kapak-kapak dikerjakan secara kasar. Terdapat pula kapak yang


sudah diasah tajam, hal ini menunjukkan kebudayaan
ProtoNeolitikum. Diantara kapak tersebut terdapat jenis
pebbles yaitu kapakSumatera dan kapak pendek.

Tonkin merupakan pusat kebudayaan Asia Tenggara. Dari


daerah tersebut kebudayaan ini sampai ke Indonesia melalui
Semenanjung Malaya (Malaysia Barat) dan Thailand.

8 Corak kebudayaan Bacson-Hoabinh pada zaman Mesolithikum sesungguhnya


memiliki 3 corakkebudayaan yang terdiri dari:

a. Kebudayaan pebble/pebble culture di Sumatera Timur.

b. Kebudayaan tulang/bone culture di Sampung Ponorogo.

c. Kebudayaan flakes/flakes culture di Toala, Timor dan Rote


24

Home » umum » Hubungan Peradaban Bacson Hoabinh dengan Perkembangan Awal Masyarakat Indonesia
25
Hubungan Peradaban Bacson Hoabinh dengan Perkembangan Awal
Masyarakat Indonesia
Posted by Writer Posted on 6:11 AM with No comments

             Atas dasar penelitihan para ahli disimpulkan daerah Bacson Hoabinh merupakan pusat peradaban/kebudayaan
Mesolithikum di Asia Tenggara. Mereka datang dengan perahu bercadik dan tinggal di pantai timur Sumatra dan Jawa
namun mereka terdesak oleh ras Melayu yang datang.
Bukti-bukti adanya pengaruh peradaban/kebudayaan Bacson Hoabinh terhadap perkembangan awal masyarakat indonesia
antara lain:

1.       Diketemukannya kebudayaan Sumatera (Pebble Culture)


Hasil budaya terpenting adalah kapak Sumatera (pebble), kapak pendek (hache courte), dan alat-alat tulang serta didukung
oleh bangsa Papua Melanesoid.

2.       Diketemukannya kebudayaan Sampung Ponorogo (Bone Culture)


Hasil kebudayaan terpenting adalah alat-alat dari tulang dalam berbagai bentuk serta didukung oleh bangsa Papua
Melanesoid.

Meskipun masyarakat awal di Indonesia mendapat pengaruh peradaban Bacson Hoabinh namun kebudayaan
Mesolithikum Indonesia tidak seluruhnya mendapat pengaruh peradaban Bacson Hoabinh, tetapi mendapat pengaruh
kebudayaan Mesolithikum dari Asia Daratan (cina). Buktinya dengan diketemukannya Kebudayaan Toala (sulawesi selatan).
Hasil kebudayanya yang terpenting adalah alat-alat serpih (flakes) yang tidak diketemukan dalam kebudayaan Bacson
Hoabinh. Sedangkan pendukungnya bangsa atau ras Weddoid bukan bangsa Papua Melanesoid.

Atas dasar penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Kebudayaan Mesolithikum pada masyarakat awal indonesia
mendapat dua pengaruh peradaban besar, yaitu.

1.       Peradaban Bacson Hoabinh dengan kapak sumatera dan alat-alat tulang sebagai ciri khasnya, kebudayaan Bacson
Hoabinh dibawa oleh bangsa papua Melanesoid ke indonesia melalui jslur barat , yth melalui Thailand, Malaysia barat terus
menuju ke sumatra, jawa sulawesi dan lain-lain.
2.       Peradaban Mesolithikum Asia Daratan (cina) dengan alat-alat serpih (flakes) sebagai ciri khasnya. Kebudayaan.
Kebudayaan ini dibawa oleh ras weddoid ke indonesia melalui jalur timur,yth melalui Jepang, Taiwan, Piliphina terus
menuju ke Sulawesi, Jawa dan lain-lainnya.

Kedua kebudayaan besar tersebut nantinya bertemu di indonesia di dua tempat, yaitu di Jawa dan Sulawesi, buktinya.

1.       Diketemukannya Kebudayaan Sampung Ponorogo


Di sini diketemukannya alat-alat serpih (flakes) yang menjadi ciri khas mesolithikum Asia Daratan, tetapi joga
diketemukannya alat-alat tulang dan pendukungnya adalah bangsa Papua Melanesoid sebagai ciri khas Mesolithikum
Bacson Hoabinh.

2.       Diketemukannya Kebudayaan Toala (sulawesi selatan)


Disini diketemukannya alat-alat tulang dan kapak sumatera yang menjadi ciri khas Mesolithikum Bacson Hoabinh, tetapi
juga diketemukannya alat-alat serpih (flakes) dan pendukungnya adalah bangsa atau ras Weddoid seebagai ciri khas
Mesolithikum Asia Daratan.

Daerah tempat penemuan dari peninggalan kebudayaan. Bacson-Hoabinh di temukan diseluruh wilayah Asia
Tenggara, hingga Myanmar (Burma)
Hasil kebudayaan bascon-hoabinh di Indonesia:

1. Kapak Genggam: Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak
Sumatera (Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu di pulau Sumatera.
2. Kapak Dari Tulang dan Tanduk: Di sekitar daerah Nganding dan Sidorejo dekat Ngawi, Madiun (Jawa Timur) ditemukan
kapak genggam dan alat-alat dari tulang dan tanduk. Alat-alat dari tulang tersebut bentuknya ada yang seperti belati dan
ujung tombak yang bergerigi pada sisinya. Adapun fungsi dari alat-alat tersebut adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari
dalam tanah, serta menangkap ikan.
3. Flakes: Flakes berupa alat alat kecil terbuat dari batu yang disebut dengan flakes atau alat serpih. Flakes selain terbuat
dari batu biasa juga ada yang dibuat dari batu-batu indah berwarna seperti calsedon.
Flakes mempunyai fungsi sebagai alat untuk menguliti hewan buruannya, mengiris daging atau memotong umbi-umbian.
Jadi fungsinya seperti pisau pada masa sekarang. Selain ditemukan di Sangiran flakes ditemukan di daerah-daerah lain
seperti Pacitan, Gombong, Parigi, Jampang Kulon, Ngandong (Jawa), Lahat (Sumatera), Batturing (Sumbawa), Cabbenge
26
(Sulawesi), Wangka, Soa, Mangeruda (Flores).

NILAI-NILAI PENINGGALAN BUDAYA MASA PRAAKSARA YANG DAPAT MENUMBUHNKAN KESADARAN


UNTUK IKUT BERPERAN SERTA DALAM UPAYA PEMELIHARAAN WARISAN BUDAYA BANGSA.

Menurut ahli sejarah Indonesia Drs. R.Soekmono dalam bukunya” Pengantar Sejarah kebudayaan Indonesia” ada terdapat beberapa hal
yang menonjol dari kebudayaan Indonesia menjelang zaman aksara/ zaman sejarah, yaitu :
1. Bercocok tanam (hidup sbg petani)
2. Merupakan pelaut-pelaut yang ulung
3. Bertempat tinggal tetap
4. Pola susunan masyarakat yang teratur
5. Membuat barang-barang dari logam
6. Menghias pakaian dan tenunan / seni batik
7. Telah mengenal kesenian yang tinggi (wayang/gamelan)
8. Mengenal ilmu astronomi (ilmu falaq)
9. Mengenal alat tukar dalam perdagangan.

Kehidupan masyarakat zaman praaksara sudah memiliki nilai-nilai yang sangat berharga :
1. praktek hidup beragama/ kepercayaan
2. semangat tolong menolong dan sesama
3. cinta terhadap desa tanah tumpah darah
4. semangat gotong royong dan musyawarah
5. rasa persamaan, tidak ada sikaya dan simiskin
27

Kesimpulan kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman praaksara :


1. masyarakat agraris-relegius dengan bercocok tanam padi
2. memiliki tingkat peradaban yang tinggi
3. hidup dalam kelompok suku
4. berdasarkan atas kehidupan gotong royong, musyawarah dan mufakat
5. merupakan masyarakat komunal dengan azas kesejahteraan bersama

KD.3.11. PERADABAN AWAL INDONESIA DAN DUNIA


3.1 Menganalisis perbandingan peradaban awal dunia dan Indonesia serta keterkaitannya dengan manusia masa
kini dalam cara berhubungan dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan dan sosial

4.9 Menyajikan hasil analisis peradaban awal dunia dan Indonesia serta keterkitannya dengan manusia masa kini
dalam cara berhubungan dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan, dan sosial, dalam berbagai
bentuk presentasi.

Peradaban Awal Indonesia dan Dunia/ Peradaban kuno

 Kehidupan Awal Indonesia dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan primus inter pares, pertanian
dan ukuran. (INI SUDAH ADA SEBELUMNYA)
 Peradaban awal Asia (Cina, Indus, Mesopotamia) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan,
pertanian, dan budaya
 Peradaban awal Afrika (Mesir) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
 Peradaban awal Eropa ( Pulau Kreta, Yunani, Romawi) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan,
dan budaya
 Peradaban awal Amerika (Inka) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya

PEMBELAJARAN TUGAS KELOMPOK :


KELOMPOK IIS PER 4 ORANG SISA BERGABUNG SATU-SATU KEKELOMPOK LAINNYA (BENTUK KLPK
BARU).
KELOMPOK MIA PER 5 0RANG SISA BERGABUNG KELOMPOK SATU-SATU KEKELOMPOK LAINNYA.

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1 . PERADABAN CINO KUNO ( LEMBAH SUNGAI HOANG-HO=KUNING)
1. Peserta didik dapat mengungkap atau menjelaskan pencapaian bangsa Cina kuno dibidang ilmu
pengetahuan.
2. Peserta didik dapat menjelaskan pencapaian bangsa Cina kuno dibidang tehnologi.
3. Peserta didik dapat menggambarkan / menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat Cina kuno.
4. Peserta didik dapat menjelaskan sistem pemerintahan pada masyarakat Cina kuno.
5. Peserta didik dapat menguraikan sistem pertanian pada masyarakat Cina kuno.
6. Peserta didik dapat menjelaskan pencapaian bangsa Cina kuno dibidang budaya

2. PERADABAN INDIA KUNO ( LEMBAH SUNGAI INDUS DAN GANGGA).


1. Peserta didik dapat mengungkap atau menjelaskan pencapaian bangsa India kuno dibidang ilmu
pengetahuan.
2. Peserta didik dapat menjelaskan pencapaian bangsa India kuno dibidang tehnologi.
3. Peserta didik dapat menggambarkan / menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat India kuno.
4. Peserta didik dapat menjelaskan sistem pemerintahan pada masyarakat India kuno.
5. Peserta didik dapat menguraikan sistem pertanian pada masyarakat India kuno.
6. Peserta didik dapat menjelaskan pencapaian bangsa India kuno dibidang budaya.

3. PERADABAN MESOPOTAMIA ( LEMBAH SUNGAI EUFRAT DAN TIGRIS)


1. Peserta didik dapat mengungkap atau menjelaskan pencapaian bangsa Mesopotamia kuno dibidang ilmu
pengetahuan.
2. Peserta didik dapat menjelaskan pencapaian bangsa Mesopotamia dibidang tehnologi.
3. Peserta didik dapat menggambarkan / menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat Mesopotamia.
4. Peserta didik dapat menjelaskan sistem pemerintahan pada masyarakat Mesopotamia.
5. Peserta didik dapat menguraikan sistem pertanian pada masyarakat Mesopotamia.
28
6. Peserta didik dapat menjelaskan pencapaian bangsa Mesopotamia dibidang budaya.

4.PERADABAN MESIR KUNO (LEMBAH SUNGAI NIL)


1. Peserta didik dapat mengungkap atau menjelaskan pencapaian bangsa Mesir kuno dibidang ilmu
pengetahuan.
2. Peserta didik dapat menjelaskan pencapaian bangsa Mesir kuno dibidang tehnologi.
3. Peserta didik dapat menggambarkan / menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat Mesir kuno.
4. Peserta didik dapat menjelaskan sistem pemerintahan pada masyarakat Mesir kuno.
5. Peserta didik dapat menguraikan sistem pertanian pada masyarakat Mesir kuno.
6. Peserta didik dapat menjelaskan pencapaian bangsa Mesir kuno dibidang budaya.

5.PERADABAN EROPAH KUNO (PULAU KRETA DAN YUNANI)


a. Peserta didik dapat mengungkap atau menjelaskan pencapaian bangsa Pulau Creta dan Yunani kuno
dibidang ilmu pengetahuan.
b. Peserta didik dapat menjelaskan pencapaian bangsa Kreta dan Yunani kuno dibidang tehnologi.
c. Peserta didik dapat menggambarkan / menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat Pulau Kreta dan
Yunani kuno.
d. Peserta didik dapat menjelaskan sistem pemerintahan pada masyarakat Pulau Kreta dan Yunani kuno.
e. Peserta didik dapat menguraikan sistem pertanian/pelayaran pada masyarakat Pulau Kreta dan Yunani
kuno.
f. Peserta didik dapat menjelaskan pencapaian bangsa Pulau Kreta dan Yunani kuno dibidang budaya.

6. PERADABAN EROPAH (ROMAWI KUNO)


a. Peserta didik dapat mengungkap atau menjelaskan pencapaian bangsa Romawi kuno dibidang ilmu
pengetahuan.
b. Peserta didik dapat menjelaskan pencapaian bangsa Romawi kuno dibidang tehnologi.
c. Peserta didik dapat menggambarkan / menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat Romawi kuno.
d. Peserta didik dapat menjelaskan sistem pemerintahan pada masyarakat Romawi kuno.
e. Peserta didik dapat menguraikan sistem pertanian /pelayaran pada masyarakat Romawi kuno.
f. Peserta didik dapat menjelaskan pencapaian bangsa Romawi kuno dibidang budaya.

7. PERADABAN AMERIKA (INKA)


a. Peserta didik dapat mengungkap atau menjelaskan pencapaian bangsa Inka dibidang ilmu pengetahuan.
b. Peserta didik dapat menjelaskan pencapaian bangsa Inka kuno dibidang tehnologi.
c. Peserta didik dapat menggambarkan / menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat Inka kuno.
d. Peserta didik dapat menjelaskan sistem pemerintahan pada masyarakat Inka kuno.
e. Peserta didik dapat menguraikan sistem pertanian pada masyarakat Inka kuno.
f. Peserta didik dapat menjelaskan pencapaian bangsa Inka kuno dibidang budaya.

Anda mungkin juga menyukai