Anda di halaman 1dari 5

PERTEMPURAN 10 NOVEMBER

Pada tanggal 17 agustus 1945, telah dicetuskanlah sebagai kemerdekaan INDONESIA.


Akan tetapi dari pihak sekutu tidak menerima kemerdekaan INDONESIA, jauh dari ibukota
Batavia terjadi sebuah perlawanan kecil yang di lakukan rakyat Surabaya dalam menjaga dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang di kenal PERTEMPURAN 10 NOVEMBER.
Mengorbankan seluruh jiwa raga mereka demi tanah air tercinta, walaupun hanya menggunakan
senjata sederhana di tangan mereka. Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti cerita berikut ini :

Adegan 1
Kehidupan diseluruh desa dan kota-kota bisa membaik kembali atas dicetuskannya kemerdekaan
1indonesia dari penjajah,
iyem : “jamu….jamuuuu,jamune mbak,mas, bu dhe pak dhe”!!!
Pak dhe : “jamu pegel linune, mbak…”
iyem : “enggeh, pak dhe”!!
Pak dhe : “yu, ono jamu pegel mlarat…”
Iyem : “walah pak dhe,kok nggih sing aneh-aneh to. nek niku nggih mboten gadhah, ora
ono jamu pegel mlarat, onone kuwi awak dhewe saben dino kudu tetep mergawe
sing sregep sepiro olehe kudu disyukuri ojo sambat. Ngono lho…”
Pak dhe : “owalah, iyo” yu nek iku aku ya gerti. tapi anehe wong-wong iku podo sambat
akeh-kurang akeh mergane kurang bersyukur karo keadaane saiki.
Mbok nah : “kabeh iku tergantung awake dhewe-dhewe pak dhe, yen pengin mulyo iku yo
kerjo ojo kok meneng wae nomah nggolek kek-kekane wong liyo, bener ora yu”.
Iyem : “wah nek iku aku ya setuju yu”.
Pak dhe : “walah opo jalukanku mau iku salah yo?”
Wakyat 1 : “Nuwun sewu Pak dhe, kabeh mau iku ora salah wong mung guyonan wae. ning
pancen bener yen awake dhewe iku sering gelem beryukur, insya’allah sekabehe
kecukupan. Sing penting siji pak dhe?
Pak dhe : “apa iku mas?”
Rakyat1 : ”Aja utang, Pak dhe”
Rakyat 2 : “nggih pak dhe, ojo utang sing sekirane ora penting dituku. Ojo nuruti
kepengenan mergo ngerti tonggone nduwe barang” anyar. Tuku sak mampune
wae, nek ora kuwat tuku ojo dipekso, opo maneh ngutang sing mburine malah
ndadekne sengsoro ora kuwat bayar utange.
Pak dhe : “lho rungokno yu kupingmu”
Iyem : “lhoh kok malah aku, piye to ki kok gething aku. Pripun sido njamu pogak?”
Pak dhe             : “yo sido yu” awak rasane kesel kabeh,
Iyem              : “yowes tak gawekne jamu spesial.

Adegan 2
Disisi lain dari pihak sekutu yang masih belum mengakui kemerdekaan Indonesia
kembali lagi ingin menguasai kota-kota yang ada di indonesia terlebih di kota surabaya. Mereka
membawa tentara yang begitu hebat dan berambisi menduduki kota surabaya, karena mereka
sadar bawah kemerdekaan indonesia belum banyak diketahui oleh rakyat surabaya di kala itu.
Malaby : Hem, apakah ini surabaya?

Smith : iya serrr, kemungkinan ini kota surabaya.

Malaby : ok. Coba kamu tanya warga pribumi, itu.

Smith : siap ser. he berhenti.

Warga : nggih doro.

Smith : apakah ini surabaya?

Warga : inggih doro, bener ini kota surabaya.

Smith : ok. Trimakasih. Ini upahmu!

Warga : matur nuwun doro.

Smith : lapor jendral malabi, kata warga sini ini merupakan daerah surabaya.

Malabi : hem, ok kalau gitu. Kita langsung menguasai kota surabaya.

Smith : siap jendral.

Adegan 3

Setelah kompeni belanda mengetahui bahwa ini kota surabaya, mereka langsung
bergegas menyerang dan menguasai kota surabaya. Hanya beberapa saat jam kemudian
terdengarlah suara-suara tembakan lewat udara, dentuman bom yang menggelegar dari darat,
serta suara tembakan keras yang mencekam dikota surabaya, sehingga para rakyat surabaya
berlari berhamburan kelur rumah.

Smith : he pribumi, berhenti semuanya! Percuma kalian lari, surabaya sudah berhasil kita kuasai,
lebih baik menyerahlah saja kalian.

Warga : kami warga surabaya pantang untuk menyerah, karena sekali merdeka tetap merdeka.

Warga 1 : allahuakbar! Merdeka!

Warga lain : merdeka!

(suara tembakan dari kompeni menembak pribumi yang menentang)

Smith : itulah akibatnya jika berani melawan! Untuk yang lainnya jangan pernah mencoba untuk
melawan, cam kan itu! Cemon

(belanda keluar dengan menendang rakyat surabaya)

Warga : tenang! Tenang! Tenang semuanya! Jangan panik allah selalu bersama kita semuanya.
Lebih baik kita obati saudara saudara kita dan yang lainnya selalu siap siaga karena
belanda sudah datang kita haeus berjuang holdup stay Mari Demi indonesia.
allahuakbar! (ditirukan warga lain) merdeka!

Kompeni memberi ancaman terhadap Rakyat Surabaya sehingga ketakutan dengan


ancaman yang diberikan, tetapi Rakyat Surabaya takut itu sedikit mereda dengan semangat juang
Demi kemerdekaan Indonesia.
Adegan 4

Para kompeni kembali ke markasnya berdiskusi menggantikan Kematian Jendral Mallaby


terbunuh saat pertempuran sehingga diganti jendral Mayor Jenderal Eric Carden Robert
Mansergh menyusun rencana kembali untuk menggempur kota Surabaya kembali.

Robert : hari ini kita berhasil menakut-nakuti rakyat surabaya.

Smith : iya serr. Tapi jendral malaby terbunuh, gimana langkah selanjutnya kapten?”

Robert : “untuk jendral malaby untuk sementara waktu saya yang menggantikannya”.

Smith : siap jendral

Robert : :strategi selanjutnya yang benar-benar bisa melumpuhkan kota surabaya dengan cara
apa kapten smith?”

Smith : siap jendral, alangkah baiknya kita menysun strategi dengan mengultimatuk rakyat
surabaya, jika ada yang melawan langsung kita habisi ditempat, sehingga mereka benar-
benar takut.

Robert : ok. Rencanamu smart sekali, dengan mengultimatum surabaya agar meletakkan
senjatanya, jika tidak bisa binasakan semua rakyat surabaya!. Kapten smit.

Smith : siap jendral.

Robert : siapkan kembali strategi dan prajurit yang hebat untuk menguasai surabaya.

Smith : siap jendral. Pasukan?

Pasukan : Siap kapten

Smit : jalan.

Akhirnya kompeni mengeluarkan Ultimatum 10 November 1945 yang meminta pihak


Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan
administrasi NICA serta ancaman akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara
apabila orang orang Indonesia tidak mentaati peentah tersebut.

Adegan 5

Setelah sekutu menyusun rencana kembali, dari pihak warga surabaya yang terluka akibat
pertempuran melawan koloni sedang diobati. Dari atas awan terdengar suara lantang bung tomo
berpidato heroik dan penuh perlawanan Bung Tomo sesaat sebelum pertempuran, membuat arek-
arek Surabaya memilih mengabaikan ultimatum pimpinan tentaara koloni belanda untuk
menyerah.

Warga : saudara-saudarku, kalian sudah mendengar pidato bung tomo?

Warga lain: iya dengar.

Warga : kita jangan hiraukan lagi omongan para kompeni, tujuan kita hanya satu merdeka atau
mati! Demi ibu pertiwi! Allahuakbar! Merdeka!

Warga lain : merdeka!


Warga : sebaiknya kita fokus menyembuhkan saudara" kita yang terluka, dan yang lainnya
menyiapkan peralatan perang. Allahuakbar! Merdeka!

allahuakbar! (ditirukan warga lain) merdeka!

Melalui stasiun radio, Bung Tomo mengomando dan mengobarkan semangat perjuangan rakyat.
Pekikan heroik ”Merdeka Atau Mati” terbukti mampu membakar semangat pejuang-pejuang di
Surabaya.

Adegan 6

Setelah memberi ultimatum kepada rakyat Surabaya koloni belanda sudah berhasil menduduki
hotel yamato dengan mengibarkan benderanya. Mengerti hotel yamato telah dikibarkannya
bendera belanda, rakyat Surabaya marah dan bergegas ke hotel yamato untuk mengepun.

Warga : he kompeni, turunkan bendera kalian.

Smith : apa? Turunkan? Tak semudah itu rakyat pribumi.

Warga : apa mau kalian sebenarnya, sudah jelas bahwa kami sudah merdeka!

Smith : kami tidak mengakui kemerdekaan kalian sama sekali, karena bagi kami kalian hanya
manusia rendahan dan tak pantas untuk merdeka!

Warga : jika kalian tidak menurunkan benderanya, kami akan melawan. Allahuakbar! Merdeka!

Smith : ha ha ha.... Apa yang kalian bawa bambu jelek tak berguna. Kalian tidak akan menang
melawan dengan senjata-senjata canggih ini.

Warga : lebik baik mati dari pada hidup dalam keadaan terjajah, pantang bagi kami untuk
menyerah begitu saja.

Smith : kalau memang seperti itu mau kalian, apa boleh buat. Pasukan tembak.

Warga : allahuakbar, merdeka! (ditirukan warga lain) merdeka!

Dengan di iringi semangat yang di kobarkan dalam sanubari setiap AREK-AREK suroboyo,
akhirnya para penjajah berhasil di kalahkan dalam PERTEMPURAN 10 NOVEMBER.

Dalam Pertempuran ini mencapai antara waktu sekitar tiga minggu, puncaknya adalah pada
tanggal 10 November 1945. Setidaknya 6,000 - 16,000 pejuang dari pihak Indonesia gugur dan
200,000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira
sejumlah 600 - 2000 tentara.

Sekian
Peristiwa 10 November 1945 telah lama berlalu . hari itu berada jauh di belakang kita sekarang .
namun patutlah kita kenang jasa mereka semua . pejuang kemerdekaan tidak kenal namanya .
beliau pejuang yang patut selalu kita kenang . belajar dan belajar untuk sebuah cita-cita . cita-cita
adalah satu bagian dari para pendahulu kita . para pejuang berkorban, jiwa dan raga untuk tanah
air ini .
AYO !!! MARILAH KITA BERSAMA-SAMA BERSATU DALAM SEBUAH BARISAN
PANJANG MENUNAIKAN TUGAS KEWAJIBAN KITA SEBAGAI PUTRA PUTRI
BANGSA.

Anda mungkin juga menyukai