lima karakteristik utama pada kemitraan antara sektor publik dengan swasta (Gazley
dan Brudney 2008), yaitu:
a. Kemitraan sedikitnya melibatkan dua atau lebih aktor dan paling tidak salah satunya adalah
institusi pemerintah;
b. Masing-masing aktor dapat melakukan tawar-menawar dan negosiasi atas namanya
sendiri;
c. Kemitraan melibatkan kerja sama jangka panjang dan membutuhkan daya tahan yang
tinggi;
d. Masing-masing aktor memiliki kontribusi terhadap kemitraan, baik bersifat material seperti
sumber daya maupun simbolik misalnya berbagi kewenangan; dan
e. Semua aktor bertanggung jawab atas hasilnya.
Kemitraan antara Institusi Pemerintah dengan Institusi Bisnis
Motivasi utama institusi bisnis melakukan kemitraan pada umumnya adalah untuk
mengakses sumber daya pemerintah. Melalui kemitraan memungkinkan mereka untuk
mengakses sumber daya yang tersedia di institusi pemerintah yang dapat digunakan untuk
mengatasi sejumlah permasalahan publik, seperti lingkungan hidup dan Kesehatan
masyarakat, yang juga menjadi kepentingannya. Banyak korporasi yang mengalami tekanan
dari lingkungannya untuk lebih peduli terhadap permasalahan publik yang terjadi di
sekitarnya. Contohnya adalah perusahaan- perusahaan pertambangan yang kegiatan
produksinya sering kali menimbulkan persoalan lingkungan. Mereka tidak hanya dituntut
untuk melakukan kegiatan rehabilitasi lingkungan, tetapi juga harus memberikan pertanggung
jawaban sosial, seperti memberikan beasiswa pendidikan bagi anak-anak dan memfasilitasi
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di sekitar lokasi pertambangan. Kerja sama antara
institusi pemerintah dengan institusi bisnis dalam penyelesaian berbagai masalah sosial dan
lingkungan hidup dapat mendorong berlangsungnya transfer strategi, teknologi, informasi,
dan keahlian di antara keduanya sehingga penanganan berbagai masalah tersebut dapat
dilakukan secara lebih efektif.