Pendidikan Kebencanaan
Di Satuan PAUD
DIREKTORAT PEMBINAAN
PEDOMAN PENDIDIKAN KEBENCANAAN DI KESATUAN PAUD
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
_
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Perkantoran Kemdikbud
Gedung E, Lantai 7
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta Pusat - 10270
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Telepon. (021) 5703151
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
laman: www.paud.kemdikbud.go.id
Tahun 2019
Pedoman
Pendidikan Kebencanaan
Di Satuan PAUD
DIREKTORAT PEMBINAAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
_
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Perkantoran Kemdikbud
Gedung E, Lantai 7
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan
Jakarta Pusat - 10270
Telepon. (021) 5703151
laman: www.paud.kemdikbud.go.id
Cetakan 1
PEDOMAN PENDIDIKAN KEBENCANAAN
DI SATUAN PAUD
Diterbitkan Oleh:
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pengarah :
Ir. Harris Iskandar, Ph.D
Penanggung Jawab :
Dr. Muhammad Hasbi
Penyunting :
Dra. Kurniati Restuningsih, M.Pd
Dra. Lestari K. Wardhani, M.Hum
Dra. Mareta Wahyuni, M.Pd
Tim Penulis :
Dr. Muhammad Hasbi
Dr. Irma Yuliantina
Nurfadilah, M. Psi., Psikolog
Ali Nugraha, M.Pd
Penelaah :
Budi Susilorini, MBA
Azizah Muis, M.Pd
Dr Kartini, S.Ag, M.Pd.
Aminingrum, MA
Drs. Iyan Kusmadiana, MPS.Sp
Penata Letak :
Dominggo Subandrio, S.Sn
Ilustrasi :
Ratih Mahardika, M.Ds
Ilham Tri Rahman
Sekretariat :
Elis Widiyawati, S.Psi
KATA
SAMBUTAN
_
Indonesia termasuk negara yang rawan bencana karena
berada di Cincin Api Pasifik yang mengakibatkan
seringnya terjadi bencana alam, seperti : gempa bumi,
gunung meletus, banjir, tanah longsor dan tsunami.
Oleh karena itu dalam memberikan perlindungan
dan keselamatan kepada peserta didik, pendidik
dan tenaga kependidikan dari risiko bencana, satuan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) perlu meningkatkan
kesiapsiagaan dan mitigasi bencana.
i
_
Kata
Sambutan
KATA
PENGANTAR
_
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya menyusun norma,
standar, prosedur dan kriteria di bidang pendidikan
anak usia dini terus berupaya meningkatkan kualitas
penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini di
seluruh Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan
adalah dengan menyiapkan pedoman pendidikan
kebencanaan sebagai panduan bagi satuan PAUD dalam
meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana
yang kerap terjadi di Indonesia.
Pedoman ini disajikan secara menarik dan aplikatif agar dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh tenaga pendidik dan kependidikan serta semua pihak yang
memerlukan informasi tentang bencana, penanggulangan dan antisipasinya.
Akhirnya, kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan saran dan
masukan sehingga pedoman ini dapat diterbitkan. Pedoman ini sangat terbuka untuk
perbaikan bagi penyempurnaan di masa mendatang, untuk itu kami mengundang
pembaca memberikan masukan. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat
dan karunia-NYA serta menghindarkan kita dari bencana.
ii
_
Kata
Pengantar
DAFTAR
ISI
_
Kata Sambutan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii - iv
BAB 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 3-4
B. Dasar Hukum 5
C. Tujuan Pedoman 6
D. Pengguna Pedoman 7
E. Hasil Yang Diharapkan 8
BAB 2
KONSEP PENDIDIKAN KEBENCANAAN DI SATUAN PAUD 9
A. Pengertian Pendidikan Kebencanaan Di Satuan PAUD 11- 14
B. Kedudukan Pendidikan Kebencanaan Di Satuan PAUD 15
C. Tujuan Pendidikan Kebencanaan Di Satuan PAUD 16 - 17
D. Sasaran Pendidikan Kebencanaan Di Satuan PAUD 18 - 19
E. Prinsip Penerapan Pendidikan Kebencanaan Di Satuan PAUD 20 - 23
F. Ruang Lingkup Pengembangan Pendidikan Kebencanaan Di Satuan PAUD 24 - 26
BAB 3
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEBENCANAAN DI SATUAN PAUD 27
A. Mekanisme Penyelenggara Pendidikan Kebencanaan di Satuan PAUD 29
a. Tahap Persiapan 30
b. Tahap Pelaksanaan 30 - 32
c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi 32
B. Prasyarat Satuan PAUD Penyelenggara Pendidikan Kebencanaan 33
a. Kriteria Umum 33
b. Kriteria Khusus 33
iii
_
Daftar
Isi
C. Muatan Pendidikan 34
a. Muatan Materi Pendidikan Kebencanaan Untuk Wawasan
Pendidik Pengelola dan Penyelenggara Pendidikan Kebencanaan 34 - 44
b. Muatan Materi Pendidikan Kebencanaan Untuk Anak usia Dini 44 - 55
D. Strategi Pengintegrasian Pendidikan Kebencanaan di Satuan PAUD 56
a. Pengintegrasian Pendidikan Kebencanaan Dalam KTSP 56 - 57
b. Pengitegrasian Pendidikan Kebencanaan Ke Dalam Perencanaan
Pembelajaran (RPP) 58 - 61
c. Pengitegrasian Pendidikan Kebencanaan Ke Dalam Pelaksanaan
Pembelajaran (Metode/Kegiatan Main Anak) 62 - 84
d. Penggunaan Media dan Sumber Belajar Pendidikan Kebencanaan
(Permainan Pengenalan Pendidikan Kebencanaan) 84 - 108
e. Pelaksanaan Penilaian Perkembangan Anak Dalam Pendidikan
Kebencanaan di Satuan PAUD 109 - 114
BAB 4
PERAN PTK DAN MITRA DALAM PENDIDIKAN KEBENCANAAN DI
SATUAN PAUD 115
A. Peran PTK Dalam Pendidikan PRB di PAUD 117 - 119
B. Kemitraan Dalam Pendidikan Kebencanaan di PAUD 119 - 124
BAB 5
MONITORING DAN EVALUASI 125
A. Pengertian Monitoring & Evaluasi 127
B. Tujuan Monitoring & Evaluasi 127
C. Ruang Lingkup Monitoring & Evaluasi 128
D. Indikator Keberhasilan Monitoring & Evaluasi 131
E. Mekanisme Pelaksanaan Monitoring & Evaluasi 132 - 133
F. Pelaporan Hasil Monitoring & Evaluasi 134
BAB 6
PENUTUP 135
iv
_
Daftar
Isi
Pedoman Pendidikan Kebencanaan di Satuan PAUD
BAB 1
PENDAHUL
UAN
Pedoman Pendidikan Kebencanaan di Satuan PAUD
#
BAB_
1
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
A. LATAR BELAKANG
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2017) dalam 15 tahun
terakhir (2002 - 2016), jumlah kejadian bencana di Indonesia meningkat
hampir 20 kali lipat. Jenis bencana bisa dikelompokkan menjadi dua,
yaitu hidrometeorologis (banjir, tanah longsor, gelombang pasang/abrasi,
kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, dan angin puting beliung) dan
geologis (gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung api).
Lebih dari 90% kejadian bencana di Indonesia diakibatkan oleh banjir dan
tanah longsor, di mana lebih dari 28 juta orang terkena dampak antara 2002-
Pendahuluan
Pendahuluan
maupun kebutuhannya sehingga kehadiran orang dewasa.
H. 4 _
lakukan dengan mendidik para guru PAUD tentang pendidikan kebencanaan
yang nantinya dapat disampaikan pada anak melalui kegiatan main sesuai
prinsip pembelajaran di PAUD. Upaya pemberian pendidikan kebencanaan
sejak dini merupakan tindakan penting dan mendasar yang bukan hanya
sebagai tindakan pengembangan atau pengayaan kurikulum semata, tetapi
juga merupakan tindakan preventif bagi kehidupan setiap anak dalam
menghadapi fenomena tersebut di masa yang akan datang, sehingga ketika
dihadapkan pada kejadian nyata setiap anak telah memiliki kesiapan yang
optimal dalam menghadapinya.
#
BAB_
1
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
1
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
B. DASAR HUKUM
Penyunan Buku Pedoman Pendidikan Kebencanaan untuk Satuan PAUD ini
mengacu pada landasan-landasan sebagai berikut:
Pendahuluan
ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan PAUD, Direktorat Jenderal PAUD
dan Dikmas, Kemdikbud.
Memberikan acuan dalam penyusunan dan pengintegrasian kurikulum
pendidikan kebencanaan yang akan dikembangkan di satuan PAUD secara
tepat, efektif, efisien, dan optimal sesuai kebijakan yang telah ditetapkan
H. 6 _
oleh Direktorat Pembinaan PAUD, Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas,
Kemdikbud.
Memberikan acuan dalam penyusunan dan pengintegrasian RPP yang
akan dilaksanakan di satuan PAUD secara tepat, efektif, efisien, dan optimal
sesuai kebijakan yang telah ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan PAUD
Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas, Kemdikbud.
Memberikan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran melalui bermain dan
aktivitas lainnya terhadap peserta didik dalam pendidikan kebencanaan yang
di selenggarakan satuan PAUD secara tepat, efektif, efisien, dan optimal sesuai
kebijakan yang telah ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan PAUD, Direktorat
Jenderal PAUD dan Dikmas, Kemdikbud.
Memberikan acuan dalam pelaksanaan penilaian pembelajaran dan
perkembangan anak dalam pendidikan kebencanaan yang di selenggarakan
di satuan PAUD secara tepat, efektif, efisien, dan optimal sesuai kebijakan yang
telah ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan PAUD, Direktorat Jenderal PAUD
dan Dikmas, Kemdikbud.
Memberikan acuan dalam pelibatan mitra terkait yang mendukung pelaksanaan #
BAB_
pendidikan kebencanaan yang diselenggarakan di satuan PAUD secara tepat,
efektif, efisien, dan optimal sesuai kebijakan yang telah ditetapkan oleh 1
Direktorat Pembinaan PAUD, Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas, Kemdikbud. Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
1
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
D. PENGGUNA PEDOMAN
Pedoman ini terutama diharapkan menjadi pedoman bagi pihak-pihak
sebagai berikut:
Pendahuluan
Hasil yang diharapkan adalah terjadi
persamaan persepsi semua pihak dalam
penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
di satuan atau lembaga PAUD sesuai arah dan
H. 8 _
kebijakan yang telah ditetapkan oleh Direktorat
Pembinaan PAUD, Direktorat Jenderal PAUD dan
Dikmas, Kemdikbud, sehingga pelaksanaannya
tepat, efektif, efisien, optimal dan berkualitas serta
dapat dipertanggungjawabkan selaras dengan
tujuan pendidikan nasional.
#
BAB_
1
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
Pedoman Pendidikan Kebencanaan di Satuan PAUD
BAB 2
KONSEP
KEBENCAN
DI SATUAN
PENDIDIKA
N
AAN
PAUD
Pedoman Pendidikan Kebencanaan di Satuan PAUD
#
BAB_
2
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
Peningkatan layanan dan pembangunan pendidikan yang semakin
berkualitas dan memerlukan penyelarasan sesuai dengan situasi,
kondisi dan dinamika yang ada dan terjadi, salah satunya adalah
kurikulum. Kurikulum sebagai jantung pendidikan perlu dikembangkan
dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon
karakteristik dan kebutuhan anak, baik di masa kini dan masa yang
akan datang.
Pada saat ini dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Pemerintah telah menerbitkan
kurikulum nasional PAUD
H. 11 _ Konsep Pendidikan Kebencanaan
1 2
H. 13 _ Konsep Pendidikan Kebencanaan
2.
Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan di satuan atau
lembaga PAUD dalam konteks implementasi kurikulum merupakan
upaya menyelaraskan dan penguatan layanan pendidikan di
setiap satuan atau lembaga PAUD agar lebih sesuai dengan
karakteristik, kebutuhan, kondisi, daya dukung, dinamika bahkan
kekhasan dari setiap anak dan daerah di mana satuan atau
lembaga PAUD itu berada, sehingga layanan menjadi lebih efektif,
efisien, berkualitas, optimal, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Tujuan Pendidikan
C. Kebencanaan di satuan
Tujuan Pendidikan PAUD secara umum
Kebencanaan di Satuan adalah sama dengan
PAUD tujuan dari Kurikulum
1. Sasaran Utama
2. Sasaran Pengembangan
pengembangan.
Kurikulum Pendidikan Kebencanaan di PAUD sesungguhnya untuk
mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang mencakup semua program pengembangan nilai agama dan
moral, fisik-motorik (motorik kasar, motorik halus, kesehatan dan
perilaku keselamatan), kognitif (belajar dan pemecahan masalah,
berfikir logis, berfikir simbolik), bahasa (memahami bahasa reseptif,
mengekspresikan bahasa, keaksaraan), sosial-emosional (kesadaran
diri, rasa tanggung jawab untuk diri dan orang lain, perilaku prososial),
dan seni (kemampuan mengeksplorasi dan mengekspresikan diri,
berimajinasi dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni
lainnya).
F.
Ruang Lingkup Pengembangan
Pendidikan Kebencanaan di Satuan PAUD
1.
Pengintegrasian Muatan Pendidikan Kebencanaan ke
dalam KTSP atau kurikulum yang dimiliki oleh satuan PAUD.
#
3. Pengintegrasian kegiatan atau aktivitas Pendidikan Kebencanaan ke BAB_
2
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
2
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
dalam Strategi/Pendekatan/Kegiatan Main yang sudah ditetapkan
atau biasa dilakukan di satuan PAUD.
5.
Pengintegrasian cara penilaian perkembangan dalam
pendidikan Kebencanaan ke dalam praktek penilaian yang
ditetapkan atau biasa dilakukan pendidik di Satuan PAUD.
H. 25 _ Konsep Pendidikan Kebencanaan
6.
Pelibatan pemangku kepentingan dan mitra, baik yang
terkait langsung maupun tidak langsung dalam mendukung
penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan di satuan PAUD.
7.
Pemantauan dan penilaian Pendidikan Kebencanaan yang
dilaksanakan di satuan PAUD melalui pembinaan, baik secara
internal maupun eksternal agar penyelenggaraan pendidikan
kebencanaan berjalan secara efektif, efisien, berkualitas, optimal
dan dapat dipertanggungjawabkan.
H. 26 _ Konsep Pendidikan Kebencanaan
#
BAB_
2
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
BAB 3
PENYELENG
Pedoman Pendidikan Kebencanaan di Satuan PAUD
PENDIDIKA
KEBENCAN
DI SATUAN
N
AAN
PAUD
G GARAAN
Umpan Balik
Ilustrasi dari gambar mekanisme di samping dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persipan terdapat tiga kegiatan utama sebagai langkah awal
jika ingin mengembangkan Pendidikan Kebencanaan di suatu satuan atau
lembaga PAUD, yaitu:
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahapan ini terdapat lima tahapan penting, yaitu: 1) tahap peninjauan
kurikulum yang digunakan; 2) tahap inventarisasi sumber daya penunjang, 3)
#
tahap proses pengintegrasian, 4) tahap penerapan secara bertahap, serta 5)
BAB_
tahap penilaian proses dan hasil. Kelima tahapan tersebut dapat dijelaskan
3
sebagai berikut:
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan 1. Tahap Peninjauan Kurikulum yang digunakan. Meninjau kembali
PAUD
kurikulum yang ada atau dimiliki atau dijalankan di satuan PAUD secara
utuh dan cermat sebelum mengembangkan kurikulum Pendidikan
Kebencanaan, terutama kurikulum messo (KTSP) dan kurikulum micro
nya, yaitu program semester, RPPM dan RPPH serta rencana penilaiannya.
Hal tersebut penting, karena keduanya merupakan bagian utama yang
akan diintegrasikan dengan muatan materi Pendidikan Kebencanaan.
PAUD. Yang dapat inventarisasi antara lain: SDM dan kompetensinya, mitra
dan kemampuan dukungannya, sarpras & lingkungan, dan sebagainya.
Tahapan lain, meskipun tidak masuk sebagai tahapan utama yaitu kegiatan
umpan balik. Kegiatan ini juga sangat penting dilakukan, kegiatan umpan
balik dilakukan dalam rangka refleksi untuk memperbaiki pengembangan
Pendidikan Kebencaan di satuan PAUD secara terus-menerus dan
kesinambungan. Bahan refleksi salah satunya dapat menggunakan hasil-
hasil/temuan dari kegiatan monev. Melalui kegiatan refleksi diharapkan pada
periode tertentu diperoleh kulminasi dan menghasilkan proses serta produk
Pendidikan Kebencanaan yang dikembangkan dengan predikat terbaik,
bahkan layak dijadikan sebagai percontohan.
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
B.
PAUD
Prasyarat Satuan PAUD Penyelenggara
Pendidikan Kebencanaan
Satuan PAUD yang dapat menyelenggarakan Pendidikan Kebencanaan
bersifat terbuka dan diberikan kebebasan. Tetapi terdapat beberapa
satuan PAUD yang didorong atau dianjurkan untuk mengakomodasi dan
menerapkan Pendidikan Kebencanaan, bahkan bersifat segera. Ada pun
kriteria satuan PAUD yang dianjurkan melakukan penerapan (bahkan segara)
melaksananakan Pendidikan Kebencanaan di satuannya, antara lain:
H. 33 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
a. Kriteria Umum
1. Berada atau berlokasi di daerah rawan bencana, minimal berlokasi di
salah satu jenis bencana, dari ragam bencana yang terjadi di Indonesia.
Misal: berada di daerah rawan banjir, dekat dengan DAS (Daerah Aliran
Sungai) yang rutin pemicu banjir, dll.
2. Berkeinginan untuk mengembangkan atau mengintegrasikan muatan
Pendidikan Kebencanaan ke dalam kurikulum yang dilaksanakan
di lembaganya. Hal ini dilakukan sepengetahuan Dinas Pendidikan,
minimal oleh penilik atau pengawas agar mendapatkan pembinaan
yang memadai dari Dinas Pendidikan setempat.
b. Kriteria Khusus
1. Pengelola dan atau pendidiknya telah mendapatkan bimbingan teknis
dan atau sosialisasi terkait pengembangan Pendidikan Kebencanaan di
satuan PAUD.
2. Telah menerapkan Kurikulum 2103 PAUD sesuai dengan Permendikbud
Nomor 146/2014, sehingga satuan PAUD tersebut memiliki pengalaman
dalam menyusun kurikulum satuan (KTSP), dan RPP secara tepat.
3. Tim penyusun kurikulum/pengembang kurikulum Pendidikan
Kebencanaan di satuan PAUD tersebut telah mempelajari dengan
baik Standar PAUD berdasarkan Permendikbud Nomor 137/2014 dan
Kurikulum 2013 PAUD berdasarkan Permendikbud Nomor 146 serta
buku-buku Pedoman atau Panduan Implementasi Kurikulum 2013
PAUD.
4.
Tim bersedia melakukan pengembangan kurikulum Kebencanaan
di satuan PAUD dengan mengacu/mengikuti rambu-rambu atau
ketentuan-ketentuan sebagaimana yang telah digariskan dalam Buku
Pedoman Pendidikan Kebencanaan sebagaimana yang diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan PAUD, Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas,
Kemdikbud.
C.
Selain itu, iklim di Indonesia sangat dipengaruhi oleh lokasi dan karakteristik
geografis yang membentang antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Indonesia memiliki 3 pola iklim dasar: monsunal, khatulistiwa, dan sistem
iklim lokal yang menyebabkan perbedaan pola curah hujan yang dramatis.
Kondisi tersebut semakin kompleks lantaran tantangan dampak pemanasan
global dan pengaruh perubahan iklim, seperti kenaikan suhu temperatur dan
permukaan air laut pada wilayah Indonesia yang berada di garis khatulistiwa.
Hal ini cenderung menimbulkan tingginya potensi terjadi berbagai jenis
bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, kekeringan, cuaca
ekstrem, gelombang ekstrem, abrasi, serta kebakaran hutan dan lahan
(karhutla).
Total sekolah yang terkena bencana adalah sebanyak 497.576 dan sebanyak
229.533 untuk TK/RA/KB/SPS/TPA yang tersebar dalam 34 provinsi. Angka
yang besar ini tentunya sangat mengkhawatirkan mengingat bila bahaya
Informasi yang ada akan dikembangkan lagi di mana kelak seluruh sekolah
akan dikaji keamanan bangunan sekolah dan fasilitasnya terhadap ancaman
bencana, sehingga setiap orang dapat mengetahui di mana kerentanan
yang ada serta rekomendasi yang dapat dilakukan di tiap sekolah untuk
memastikan sekolah tersebut aman dari bencana.
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan 1) Penaggulangan Sebelum Bencana
PAUD
Kegiatan sebelum bencana merupakan serangkaian kegiatan Pendidikan
dan/atau pembelajaran pada anak usia dini yang berhubungan dengan
pemahaman kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Kegiatan ini
ditujukan untuk mengurangi (mereduksi) potensi bahaya/kerugian
yang mungkin timbul ketika bencana. Pendidikan kesiapsiagaan dalam
layanan PAUD dilaksanakan pada saat keadaan normal atau sebelum
terjadi bencana, dengan tujuan untuk mengurangi resiko bencana. Pada
Pendidikan pra bencana dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan kondisi
yang dihadapi pada saat bencana, antara lain adalah: pencegahan, mitigasi
dan kesiapsiagaan.
(1) Pencegahan Bencana
H. 39 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
#
3) Penanggulangan Saat Pasca Bencana BAB_
Kegiatan pasca bencana merupakan segala upaya yang dilakukan untuk
3
memulihkan (merehabilitasi) dan membangun kembali (merekontruksi)
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan berbagai akibat yang ditimbulkan setelah bencana terjadi. Upaya pemulihan
di Satuan ditujukan untuk membantu korban memulihkan berbagai kondisi fisik,
PAUD
mental, emosional, sosial dan lingkungan pada kondisi yang relatif normal.
Salah satu upaya pasca bencana yang dibutuhkan untuk memulihkan
kondisi pasca bencana adalah kegiatan membangun berbagai prasarana
ruang (di antaranya adalah ruangan yang ramah dan aman untuk anak).
Pembangunan ruangan ini diharapkan dapat memberikan perlindungan dan
mempromosikan berbagai layanan pada anak seperti layanan Pendidikan,
kesejahteraan sosial dan keagamaan). Beberapa kegiatan pada pasca
bencana adalah rehabilitasi dan rekonstruksi
5. Kesiapsiagaan Bencana
Dalam menghadapi ancaman bencana, kesiapsiagaan menjadi kunci
keselamatan Anda. Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta
melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Pendidikan Kebencanaan
dilakukan dalam rangka menunjang kegiatan latihan kesiapsiagaan. Banyak
upaya kesiapsiagaan bermanfaat dalam berbagai situasi bencana. Beberapa
upaya penting untuk kesiapsiagaan adalah:
(1) Memahami bahaya di sekitar Anda.
(2) Memahami sistem peringatan dini setempat dan mengetahui rute evakuasi
dan rencana pengungsian.
(3) Memiliki keterampilan untuk mengevaluasi situasi secara cepat dan
mengambil inisiatif tindakan untuk melindungi diri.
(4) Memiliki rencana antisipasi bencana untuk keluarga dan mempraktekkan
rencana tersebut dengan latihan.
(5) Mengurangi dampak bahaya melalui latihan kesiapsiagaan.
(6) Melibatkan diri dengan berpartisipasi dalam pelatihan.
Salah satu kebutuhan yang diperlukan untuk menghadapi bencana adalah
rencana kesiapsiagaan. Tiga upaya utama dalam menyusun rencana
kesiapsiagaan menghadapi bencana:
a) Miliki sebuah rencana darurat keluarga, Rencana ini mencakup:
(1) Analisis ancaman di sekitar.
(2) Identifikasi titik kumpul.
(3) Nomor kontak penting.
(4) Ketahui rute evakuasi.
(5) Identifikasi lokasi untuk mematikan air, gas, dan listrik.
(6) Identifikasi titik aman di dalam bangunan atau rumah.
(7) Identifikasi anggota keluarga yang rentan (anak-anak, lanjut usia,
Berikut ini beberapa daftar untuk melihat upaya perlindungan yang perlu
Anda kenal:
(1) Kaji situasi; identifikasi tipe bencana dan kondisi sekitar Anda
(2) Putuskan untuk tinggal atau berpindah tempat; dalam beberapa situasi,
Anda mungkin harus tetap diam dan di situasi lain Anda harus berpindah
#
tempat. BAB_
(3) Tinggal atau berpindah tempat adalah keputusan penting dalam 3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan bencana; apabila diri tidak dalam kondisi bahaya, Anda harus tetap tinggal
di Satuan
PAUD dan berupaya untuk mendapatkan informasi situasi terkini. Apabila Anda
harus berpindah, buatlah keputusan secara cepat. Sangat penting untuk
mendengarkan pemerintah setempat ketika ada instruksi.
(4) Cari air bersih dan pastikan untuk dapat bernafas; Apa pun jenis bencana,
udara yang baik merupakan kebutuhan yang penting. Upayakan lindungi
diri dan cari udara bersih mungkin dengan menutup mulut dengan kain
atau masker.
(5) Lindungi diri dari reruntuhan dan beri sinyal kepada penolong; Apabila
Anda berada di reruntuhan, cari celah untuk bernafas. Lempar sesuatu
atau tiup peluit untuk pertolongan. Upayakan untuk membuat suara
dengan benda yang ada di sekitar.
H. 43 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
(6) Pastikan higienitas; Penting untuk memastikan air yang layak minum dan
sanitasi.
6. Dampak Dan Penanganan Reaksi Anak Terhadap Bencana
Dampak Kebencanaan pada anak usia dini menimbulkan reaksi yang khas
pada anak, antara lain adalah:
1. Gejala bagi anak usia di bawah 2 tahun:
• Anak tidak dapat menjelaskan kejadian atau perasaan mereka
• Anak butuh digendong dan diperhatikan terus menerus
2. Gejala bagi anak usia 2-5 tahun:
• Merasa tidak berdaya serta tidak dapat menjaga dirinya sendiri
• Anak belum paham kalau orang yang sudah meninggal tidak akan kembali
• Anak akan mengekspresikan bagian dari kejadian traumatik dalam
permainannya secara berulang-ulang
• Anak takut sekali ditinggalkan, sehingga perlu berulang kali diyakinkan
bahwa ia akan selalu diperhatikan dan dijaga.
Reaksi Emosi dan Perilaku:
• Takut berpisah dengan orang tua
• Menangis
• Merengek
• Berteriak
• Bergerak tanpa tujuan atau tidak bergerak sama sekali
• Gemetar
• Ekspresi wajah ketakutan
• Tidak mau lepas dari orang tua
• Perilaku regrasi (dulu sudah tidak mengompol kembali, takut gelap, dll)
Langkah pertama untuk penanganan psikologis awal anak yang mengalami
bencana adalah memberikan rasa aman kepada anak. Pemberian rasa aman
tersebut dapat diungkapkan baik secara verbal maupun non verbal. Selain itu,
anak juga harus diberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya
melalui berbagai metode, misalnya menggambar, menulis cerita, bernyanyi,
olahraga, dan lain-lain. Seringkali anak akan menggambarkan kejadian yang
masih sangat melekat didalam ingatannya.
Psychological First Aid (PFA) adalah tindakan suportif dan manusiawi, berupa
dukungan sosial, emosional, atau praktis yang diberikan terhadap seseorang
yang mengalami peristiwa krisis. Peristiwa kritis yang dialami menyebabkan
seseorang mengalami penderitaan dan membutuhkan pertolongan
karenanya. Peristiwa krisis yang terjadi seperti, kecelakaan, bencana alam,
atau peristiwa traumatis lainnya. Sebagai tambahan, PFA dilakukan dengan
tetap memperhatikan budaya dan kemampuan dalam diri korban.
Di dalam mobil:
1. Saat terjadi gempa bumi besar, Anda akan kehilangan kontrol terhadap
mobil.
2. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil Anda di kiri bahu jalan dan
H2S, HCl, HF, H2SO4. Gas tersebut biasanya tidak berwarna dan tidak
berbau.
4. Lontaran material (pijar). Lontaran material terjadi ketika letusan
magmatic berlangsung. Suhu mencapai 200°C, diameter lebih dari 10
cm dengan daya lontar ratusan kilometer.
5. Hujan abu. Material abu tampak halus dan bergerak sesuai arah angin.
6. Lahar Letusan, lahar letusan terjadi pada gunung berapi yang mempunyai
danau kawah, terjadi bersamaan saat letusan. Air bercampur material
lepas gunung berapi mengalir dan bentuk banjir lahar.
7. Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai ancaman bahaya erupsi
gunung api yaitu tingkat status gunung api (level) dan Kawasan Rawan
Bencana (KRB).
Tingkat Penjelasan
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan a) Prabencana
Kebencanaan
di Satuan
1. Perhatikan arahan dari PVMBG dan perkembangan aktivitas gunungapi.
PAUD 2. Siapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengatasi debu
vulkanik.
3. Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak
berwenang.
4. Menyiapkan skenario evakuasi lain jika dampak letusan meluas di luar
prediksi ahli.
5. Siapkan dukungan logistik, antara lain makanan siap saji, lampu senter
dan baterai cadangan, uang tunai yang cukup serta obat-obatan khusus
sesuai pemakai.
b) Saat Bencana
H. 51 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
c) Pasca bencana
1. Kurangi terpapar dari abu vulkanik.
2. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu vulkanik
sebab bisa merusak mesin kendaraan.
3. Bersihkan atap dari timbunan debu vulkanik karena beratnya bisa
merobohkan dan merusak atap rumah atau bangunan.
4. Waspadai wilayah aliran sungai yang berpotensi terlanda bahaya lahar
pada musim hujan.
Selain disebabkan faktor alami, yaitu curah hujan yang tinggi, banjir juga
terjadi karena ulah manusia. Contoh, berkurangnya kawasan resapan air
karena alih fungsi lahan, penggundulan hutan yang meningkatkan erosi
dan mendangkalkan sungai, serta perilaku tidak bertanggung jawab seperti
membuang sampah di sungai dan mendirikan hunian di bantaran sungai.
Kejadian bencana banjir sangat bersifat lokal. Satu daerah bisa terlanda
banjir dan daerah lainnya aman. Oleh sebab itu, informasi mengenai banjir
yang resmi biasanya berasal dari institusi di daerah yang bertanggung
jawab, seperti BPBD. Kendati sifatnya bencana lokal, namun terkadang
banjir juga dapat meluas dan melumpuhkan kehidupan perkotaan seperti
yang pernah terjadi di Jakarta. Oleh sebab itu, langkah antisipasi harus
dilakukan baik sebelum, saat, dan pascabencana banjir.
a) Prabencana
1. Mengetahui istilah-istilah peringatan yang berhubungan dengan
bahaya banjir, seperti Siaga I sampai dengan Siaga IV dan langkah-
b) Saat bencana
1. Apabila banjir akan terjadi di wilayah Anda, maka simaklah informasi
dari berbagai media mengenai informasi banjir untuk meningkatkan
kesiapsiagaan.
2. Apabila terjadi banjir, segeralah evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
3. Waspada terhadap arus bawah, saluran air, kubangan, dan tempat-
tempat lain yang tergenang air.
H. 53 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
4. Ketahui risiko banjir dan banjir bandang di tempat Anda, misalnya banjir
bandang dapat terjadi di tempat Anda dengan atau tanpa peringatan
pada saat hujan biasa atau deras.
5. Apabila Anda harus bersiap untuk evakuasi: amankan rumah Anda.
Apabila masih tersedia waktu, tempatkan perabot di luar rumah atau
di tempat yang aman dari banjir. Barang yang lebih berharga diletakan
pada bagian yang lebih tinggi di dalam rumah.
6. Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak
berwenang. Cabut alat-alat yang masih tersambung dengan listrik.
Jangan menyentuh peralatan yang bermuatan listrik apabila Anda
berdiri di atas/dalam air.
7. Jika ada perintah evakuasi dan Anda harus meninggalkan rumah:
Jangan berjalan di arus air. Beberapa langkah berjalan di arus air dapat
mengakibatkan Anda jatuh.
8. Apabila Anda harus berjalan di air, berjalanlah pada pijakan yang tidak
bergerak. Gunakan tongkat atau sejenisnya untuk mengecek kepadatan
tempat Anda berpijak.
9. Jangan mengemudikan mobil di wilayah banjir. Apabila air mulai naik,
abaikan mobil dan keluarlah ke tempat yang lebih tinggi. Apabila hal
ini tidak dilakukan, Anda dan mobil dapat tersapu arus banjir dengan
cepat.
10. Bersihkan dan siapkan penampungan air untuk berjaga-jaga
seandainya kehabisan air bersih.
11. Waspada saluran air atau tempat melintasnya air yang kemungkinan
akan dilalui oleh arus yang deras karena kerap kali banjir bandang tiba
tanpa peringatan.
c) Pasca bencana
1. Hindari air banjir karena kemungkinan kontaminasi zat-zat berbahaya
dan ancaman kesetrum.
2. Waspada dengan instalasi listrik.
3. Hindari air yang bergerak.
4. Hindari area yang airnya baru saja surut karena jalan bisa saja
keropos dan ambles.
5. Hindari lokasi yang masih terkena bencana, kecuali jika pihak yang
berwenang membutuhkan sukarelawan
6. Kembali ke rumah sesuai dengan perintah dari pihak yang berwenang.
7. Tetap di luar gedung/rumah yang masih dikelilingi air.
8. Hati-hati saat memasuki gedung karena ancaman kerusakan yang
tidak terlihat seperti pada fondasi.
a) Prabencana
1. Mengurangi tingkat keterjalan lereng permukaan maupun air tanah.
(Perhatikan fungsi drainase adalah untuk menjauhkan air dari lereng,
#
menghindari air meresap ke dalam lereng atau menguras air ke dalam BAB_
lereng ke luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai
3
tersumbat atau meresapkan air ke dalam tanah).
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD 2. Pembuatan bangunan penahan, jangkar dan pilling.
3. Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman
dan fasilitas utama lainnya.
4. Terasering dengan sistem drainase yang tepat (drainase pada teras
- teras dijaga jangan sampai menjadi jalan meresapkan air ke dalam
tanah).
5. Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan
jarak tanam yang tepat (khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan
lebih dari 40 derajat atau sekitar 80% sebaiknya tanaman tidak terlalu
rapat serta diseling-selingi dengan tanaman yang lebih pendek dan
ringan, di bagian dasar ditanam rumput).
H. 55 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
b) Saat bencana
1. Segera evakuasi untuk menjauhi suara gemuruh atau arah datangnya
longsoran.
2. Apabila mendengar suara sirine peringatan longsor, segera evakuasi
ke arah zona evakuasi yang telah ditentukan. (Beberapa wilayah di
Indonesia telah terpasang Sistem Peringatan Dini Longsor).
c) Pasca bencana
1. Hindari wilayah longsor karena kondisi tanah yang labil.
2. Apabila hujan turun setelah longsor terjadi, antisipasi longsor susulan.
D.
Strategi Pengintegrasian Pendidikan
Kebencanaan di Satuan PAUD
a. Pengintegrasian Pendidikan Kebencanaan Dalam KTSP
Tahap pelaksanaan ini menitik beratkan pada pelaksanaan pembelajaran,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Dalam tahap persiapan ini, pendidik hendaknya mempersiapkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Identifikasi potensi bencana di satuan PAUD. Penyusunan KTSP PAUD
dalam Pendidikan Kebencanaan perlu terlebih dahulu mengetahui risiko
bencana yang akan terjadi di wilayahnya. Sehingga pengembangan KTSP
disesuaikan pada pemetaan tersebut. Setiap lembaga mungkin saja
Umpan Balik
Langkah lebih jelas dan detail penyusunan dari setiap jenis/tingkatan RPP
Pendidikan Kebencanaan, dijelaskan di bawah ini:
H. 61 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
Bermain Menggunakan Benang /Tali
H. 65 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
1. Metode Bercakap-cakap
Metode bercakap-cakap merupakan salah satu metode yang ditandai
dengan adanya komunikasi lisan antara guru dengan anak, atau anak
dengan anak. Kegiatan bercakap-cakap ini dapat dilaksanakan baik
secara formal sesuai dengan tema yang dibahas ataupun bercakap-
cakap informal, tanpa ada keterkaitan dengan tema sama sekali. Dengan
menggunakan metode bercakap-cakap dalam mengajarkan Pendidikan
Kebencanaan kepada anak, diharapkan mereka akan menjadi lebih
3. Metode Bercerita
Metode bercerita merupakan metode pembelajaran yang ditandai dengan
guru memberikan pengalaman belajar kepada anak melalui pembacaan
cerita secara lisan. Guru perlu memilih isi cerita yang sesuai untuk anak.
Melalui pembacaan cerita, anak akan ikut berimajinasi tentang tokoh, latar,
gaya bahasa, dan alur ceritanya. Dalam konteks mengajarkan Pendidikan
Kebencanaan kepada anak, dengan menggunakan metode bercerita,
guru juga dapat menggunakan metode ini secara klasikal menggunakan
buku cerita yang berkaitan dengan Kebencanaan. Hal ini diharapkan akan
mempemudah anak untuk memahami antisipasi terhadap terjadinya
#
bencana, upaya penanganan terhadap bencana, dan hal-hal lain terkait BAB_
Kebencanaan.
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3 4. Metode Pemberian Tugas
Pedoman
Tugas merupakan salah satu tanggung jawab yang harus diselesaikan
Pendidikan oleh anak. Pemberian tugas merupakan salah satu metode dimana
Kebencanaan
di Satuan guru memberikan pekerjaan kepada anak untuk mencapai suatu tujuan
PAUD pembelajaran tertentu. Dengan mengerjakan tugas yang diberikan,
diharapkan akan terdapat perubahan tingkah laku pada anak sesuai
dengan tujuan pembelajarannya. Pemberian tugas pada umumnya
diberikan tidak hanya di dalam lembaga Pendidikan, namun pemberian
tugas dapat diberikan untuk dikerjakan oleh anak di rumah. Pemberian
tugas dalam konteks mengajarkan Pendidikan Kebencanaan merupakan
sebuah alternatif metode yang dapat dilakukan oleh guru untuk
mengenalkan lebih dekat tentang konsep materi Kebencanaan.
6. Metode Demonstrasi
Salah satu metode pembelajaran yang sering digunakan secara
bervariasi dengan kegiatan memberikan ceramah kepada anak adalah
metode demonstrasi. Jika dalam ceramah hanya dilakukan oleh guru
dengan menjelaskan sesuatu tanpa memberitahukan contoh maka lain
halnya dengan demonstrasi. Dalam metode demonstrasi, guru perlu
mengkonkretkan penjelasan yang diberikan dengan cara mempraktekkan
secara langsung atau dengan menggunakan media untuk semakin
memperjelas sebuah konsep yang akan diajarkan.
7. Metode Sosiodrama
Drama merupakan cara memerankan kejadian yang dilihat dalam kehidupan
sehari-hari oleh si pemeran. Bagi anak usia dini, drama tidak memerlukan
teks yang perlu dihafalkan oleh para aktor, dengan pola yang harus ditiru,
dan kadangkala tidak diperlukan adanya pemirsa yang menikmati drama
tersebut. Ketika bermain drama, anak hanya memerlukan ketenangan,
lingkungan yang menyenangkan serta kebebasan untuk mengelaborasi
sejumlah peran, masalah, dan menemukan pemecahan masalah.
9. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode pembelajaran yang ditandai
dengan kegiatan guru bersama anak mencoba mengerjakan sesuatu,
mengamati dan melaporkan proses percobaan tersebut. Pada prakteknya,
metode eksperimen sering digunakan bergantian dan saling melengkapi
dengan metode demonstrasi. Sebagai contoh, ketika melakukan percobaan
1. Mengidentifikasi Bencana
Langkah pertama yang perlu dilakukan oleh guru dalam menentukan #
BAB_
metode/kegiatan main dalam Pendidikan Kebencanaan adalah dengan
mengidentifikasi bencana apa yang akan dikembangkan dalam 3
kegiatan anak. Guru mengidentifikasi jenis bencana yang seringkali Pedoman
terjadi di wilayah tersebut; mempertimbangkan berapa jumlah jenis Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan konsep bencana yang akan diajarkan kepada anak; dan jika terdapat
PAUD
lebih dari satu bencana maka perlu menentukan prioritas bencana apa
yang terlebih dahulu akan diajarkan. Beberapa jenis bencana tersebut
dapat mencakup: banjir, tanah longsor, tsunami, gempa bumi, dan
gunung meletus.
2. Menentukan persiapan
Langkah kedua setelah mengidentifikasi bencana adalah menentukan
persiapan metode/kegiatan main terhadap jenis bencana yang
akan diajarkan. Guru perlu mengelaborasi pemahaman konsep
dan jenis kegiatan bermain seperti apa yang sesuai dengan tingkat
H. 71 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
Proses 1. G
uru menyanyikan lagu
Kegiatan 2.
Guru meminta anak untuk bersama-sama menyanyikan lagu
tentang banjir
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
c) Membuat rencana penanganan bencana banjir
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD Langkah- Langkah Deksripsi Kegiatan
Media
sumber:
https://mycrafts.com/diy/diy-micro-volcano-
with-dinosaur-toys-volcano-eruption-science-
kit-for-kids/
• Plastisin
• Botol kecil
• Miniatur dinosaurus dan aksesoris pepohonan
• Baking soda
• Cuka
• Pewarna merah/ jingga
Media
sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=DZZFPCY6RlE
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD Media Kartu-kartu penyelamatan Tsunami.
H. 81 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
2. Penyambutan
Guru mempersiapkan fisik dan psikis dalam menerima kehadiran anak.
Setelah anak datang guru memeriksa kondisi fisik dan psikis anak secara
umum. Guru yang lain berkumpul untuk menyiapkan kegiatan pembukaan.
Penyambutan akan membuat anak merasa nyaman, karena diterima di
lingkungan sekolah.
3. Bermain Bebas
Setelah anak berada di lingkungan bermain di satuan PAUD, guru
menawarkan kepada anak untuk melakukan kegiatan bermain yang
sesuai dengan minat anak (boleh di dalam dan di luar ruangan). Sambil
menunggu teman-teman lain berdatangan ke sekolah, anak tetap
bermain sesuai dengan minatnya. Sementara menunggu pembelajaran
dimulai guru dapat membacakan cerita kepada anak (tema dapat
dikaitkan dengan konsep Pendidikan Kebencanaan atau bebas).
1. POSTER
_
H. 85 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
Poster dalam seri “Aku Tangguh Bencana” dicetak pada kertas ukuran
A2 yang menggambarkan sistem peringatan saat terjadi bencana, tanda-
tanda bencana beserta hal-hal yang harus dilakukan dan dihindari saat
terjadi bencana. Gambar-gambar disajikan dengan alur tindakan yang
berurutan sejak anak dan guru berada di dalam lingkungan sekolah hingga
menyatu dengan masyarakat di titik aman. Pesan utama yang disampaikan
pada poster adalah agar anak tetap tenang saat terjadi bencana, selalu
mengikuti petunjuk guru hingga tiba di tempat aman dan menunggu
intsruksi lebih lanjut dari petugas.
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
H. 87 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
A. Poster
GEMPA BUMI
Pada poster ditunjukkan hal-hal yang harus diikuti
saat terjadi bencana, yaitu :
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
H. 89 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
B. Poster
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
H. 91 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
C. Poster
LONGSOR
Hujan yang turun terus menerus bisa berakibat
longor. Beberapa tanda akan terjadi longsor
adalah suara gemuruh, munculnya getaran dan
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
H. 93 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
D. Poster
TSUNAMI
Beberapa tanda akan terjadi tsunamai adalah air laut
surut lebih jauh dari pinggir pantai, suara gemuruh dari arah
laut, banyak ikan mati terdampar di pantai dan burung
bergerombol
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
H. 95 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
E. Poster
BANJIR
Hujan yang turun terus-menerus dapat
mengakibatkan banjir. Poster menunjukkan
tindakan yang harus dilakukan saat terjadi banjir,
yaitu :
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
2. KARTU BERGAMBAR
_
H. 97 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
Guru diharapkan menjelaskan isi kartu bergambar agar anak mengerti maksud dari gambar yang
ada dan dapat dilakukan berulang, termasuk dengan anak baru. Agar lebih mudah memahami, guru
dianjurkan melakukan simulasi bersama anak dengan merujuk pada situasi, kondisi dan tindakan
sebagaimana ditunjukkan pada kartu bergambar.
A. KARTU BERGAMBAR
GEMPA BUMI
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
B. KARTU BERGAMBAR
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
LETUSAN GUNUNG BERAPI
H. 99 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
C. KARTU BERGAMBAR
LONGSOR
D. KARTU BERGAMBAR
TSUNAMI
BANJIR
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
3. CERITA BERGAMBAR
_
H. 101 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
Sama halnya dengan poster dan kartu bergambar, pesan utama yang
disampaikan adalah agar anak tetap tenang dan mendengarkan
petunjuk guru menjalani hal-hal yang harus dilakukan saat terjadi
bencana.
Guru diharapkan membacakan cerita bergambar kepada anak agar anak mengerti maksud dari
gambar yang ada dan dapat dilakukan berulang, termasuk dengan anak baru.
A. CERITA BERGAMBAR
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
B. CERITA BERGAMBAR
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
H. 103 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
D. CERITA BERGAMBAR
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
H. 105 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
F. CERITA BERGAMBAR
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
H. 107 _ Penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
e. Pelaksanaan Penilaian Perkembangan Anak Dalam Pendidikan
PAUD Kebencanaan di Satuan PAUD
b. Catatan Anekdot
Catatan anekdot merupakan catatan naratif singkat yang menjelaskan
perilaku anak yang penting bagi guru terkait tumbuh kembang anak.
Anekdot mendeskripsikan apa yang terjadi secara faktual dan objektif
yang menjelaskan bagaimana terjadi, kapan, dimana, dan apa yang
dikatakan dan dilakukan anak. Catatan anekdot digunakan untuk
mencatat seluruh fakta, menceritakan situasi yang terjadi, apa yang
dilakukan dan dikatakan anak. Catatan anekdot memungkinkan
untuk mengetahui perkembangan anak yang indikatornya baik
tercantum maupun tidak tercantum pada RPPH.
c. Hasil Karya
Penilaian hasil karya adalah penilaian terhadap buah pikir anak yang
dituangkan dalam bentuk karya nyata dapat berupa pekerjaan tangan,
karya seni atau tampilan anak, misalnya: gambar, lukisan, lipatan, hasil
kolase, hasil guntingan, tulisan/coretan-coretan, hasil roncean, bangunan
balok, seni tari, dan hasil prakarya. Hasil karya tersebut kemudian disusun
berdasarkan urutan tanggal. Sebaiknya hasil karya anak di simpan dalam
sebuah tempat, misalnya dalam amplop, kotak kardus, atau map sehingga
memudahkan guru mengetahui kemajuan perkembangan anak.
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
Foto: Dokumentasi Kemdikbud
#
BAB_
3
Pedoman
Pendidikan 5. Contoh Penilaian Pendidikan Kebencanaan Di PAUD
Kebencanaan
di Satuan
1. Contoh Ceklis Perkembangan
PAUD
Tema/Sub Tema : Gunung/ Gunung Meletus
Tanggal Penilaian : Senin, 5 Maret 2018
Mengenal Rani,
benda dengan Caca, Hamim,
Kognitif Ani Hilya, Budi, Jade,
(Kog) menghubungkan Salma, Maula
satu benda dengan Ari
benda yang lain Syabil,
Robi
Rani,
Hamim,
Berani Budi,
Bahasa mengemukakan Ani, Caca, Salma,
(Bhs) keinginan/ pendapat Ari Hilya Syabil,
Robi,
Jade,
Maula
Rani,
Hamim,
Ani, Budi,
Menaati aturan kelas Ari, Salma,
(kegiatan aturan) Hilya, Syabil,
Sosial Robi Jade,
Emosional Maula
(Sosem) Caca
Ani Salma,
Mengenal perilaku Ari, Rani, Syabil,
baik dan santun Hilya, Hamim, Jade,
Robi Budi, Maula
Caca
Dapat membuat Ani, Rani, Syabil,
Seni berbagai macam Ari, Hamim, Jade, Salma
bentuk dari berbagai Hilya, Budi, Maula
macam media Robi Caca
Contoh Catatan Anekdot
Hari/Tanggal : Selasa, 6 Maret 2018
Usia/Kelompok : 5-6 tahun/B
Nama Guru : Roswita, S.Pd
Hasil Pengamatan
• Menulis nama
• Gambar rumah tinggal
• Gambar mobil
• Ada matahari bersinar
• Ada pohon besar, tanaman hias
• Ada mobil dan pagar
• Ada matahari bersinar
Analisis Ketercapaian Kompetensi Dasar:
• Keaksaraan awal: menuliskan nama (Kog 3.12; 4.12) #
• Mengenal lingkungan sosial, keluarga dan tempat tinggal (Kog 3.7; 4.7) BAB_
• Mengenal lingkungan alam (Kog 3.8; 4.8) 3
• Koordinasi mata dan tangan, kelenturan jari jemari (FM 3.3; 4.3)
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
BAB 4
PERAN PTK
Pedoman Pendidikan Kebencanaan di Satuan PAUD
DAN MITRA
DALAM PEN
KEBENCAN
DI SATUAN
AAN
PAUD
DIDIKAN
Pedoman Pendidikan Kebencanaan di Satuan PAUD
#
BAB_
4
Pedoman
Pendidikan
A.
Kebencanaan
di Satuan
Peran Pendidik dan
PAUD
Peran PTK Dalam Tenaga Kependidikan
Pendidikan (PTK) dalam Pendidikan
Kebencanaan Kebencanaan sangat
Di Satuan PAUD penting terutama
dalam Pendidikan
pencegahan dan
pengurangan resiko bencana atau lebih sering disebut sebagai
pendidikan pengurangan risiko bencana (PRB). PRB merupakan sebuah
kegiatan jangka panjang dan merupakan bagian dari pembangunan
berkelanjutan. Melalui pendidikan diharapkan agar upaya pengurangan
resiko bencana dapat mencapai sasaran yang lebih luas dan dapat
dikenalkan secara lebih dini kepada seluruh peserta didik, yang
H. 117 _ Peran PTK dan Mitra PAUD
1. PEMERINTAH PUSAT
Direktorat Pembinaan PAUD:
a. Mengembangkan alat peraga untuk tenaga pendidik dan APE anak
untuk pendidikan siaga bencana.
b. Menyusun checklist sekolah aman.
c. Mengintegrasikan pendidikan kesiapsiagaan bencana ke dalam
kurikulum PAUD yang mengacu pada kompetensi anak dan
komponen dasar pendidikan kesiapsiagaan bencana.
d. Menyusun bahan ajar kesiapsiagaan bencana untuk tenaga
pendidik dan orangtua.
e. Menyusun bahan ajar yang akan digunakan pada saat tanggap
darurat.
f. Menyusun KIE kesiapsiagaan bencana untuk anak, tenaga
pendidik, dan orangtua.
g. Dokumentasi dan distribusi seluruh dokumen kesiapsiagaan
bencana.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB):
a. Memberikan masukan atas penyelenggaraan Pendidikan
Kebencanaan di PAUD selaras dengan program penanggulangan
kebencanaan baik nasional maupun daerah.
b. Membantu mensinergikan muatan program, cara penanganan
dan pengurangan resiko bencana ke dalam pengembangan
Pendidikan Kebencanaan di PAUD.
c. Memberikan dukungan teknis secara optimal sesuai dengan
program BNPB/BPBD, misalnya pendampingan pengembangan
satuan pendidikan aman bencana, dukungan fasilitator/relawan
pendidikan siaga bencana.
Kementerian Agama:
a. Melakukan koordinasi dalam pendataan satuan PAUD rawan
BPBD
Kementerian Agama Provinsi dan Kementerian Agama Kabupaten/Kota
Dinas Sosial:
1. Melakukan koordinasi penyelenggaraan pendidikan kebencanaan
di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) di bawah pembinaan
Kementerian Sosial.
2. Membantu mensinergikan muatan program, cara penanganan dan
pengurangan resiko bencana kedalam pengembangan pendidikan
kebencanaan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).
3. Melakukan koordinasi teknis secara optimal sesuai dengan program
Dinas Sosial.
4. Memberikan dukungan teknis secara optimal sesuai dengan program
Dinas Sosial, misalnya pendampingan pengembangan satuan
pendidikan aman bencana, dukungan fasilitator/relawan pendidikan
siaga bencana.
Masyarakat:
1. Meningkatkan kepedulian terhadap bencana.
2. Mengenali ancaman bencana di sekitar.
Orang Tua:
1. Mengikuti pelatihan kesiapsiagaan bencana (tanda bencana,
pencegahan, merespon bencana, secara khusus simulasi
penanggulangan bencana secara berkala).
2. Berpartisipasi aktif dalam penyusunan rencana pengurangan resiko
bencana tingkat Desa.
#
BAB_
4
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
Foto: Dokumentasi Kemdikbud
BAB 5
MONITORING
Pedoman Pendidikan Kebencanaan di Satuan PAUD
EVALUASI P E
PENDIDIKAN
KEBENCANA
DI SATUAN P
N
AAN
PAUD
G DAN
ENERAPAN
Pedoman Pendidikan Kebencanaan di Satuan PAUD
#
BAB_
5
Pedoman
Pendidikan
Monitoring dan evaluasi
A.
Kebencanaan
di Satuan
PAUD Pendidikan Kebencanaan di
Pengertian Monitoring satuan PAUD adalah proses
dan Evaluasi pemantaun dan penilaian
penyelenggaraan Pendidikan
Kebencanaan di satuan PAUD yang dilaksanakan oleh setiap satuan
PAUD sasaran dan atau petugas khusus dengan mengacu pada indikator
keberhasilan sebagaimana yang telah ditetapkan.
B.
Tujuan Monitoring
dan Evaluasi
H. 127 _ Monitoring dan Evaluasi Kebencanaan
TUJUAN MONITORING:
Secara umum tujuan monitoring dan evaluasi dilakukan dalam rangka
memastikan efektivitas pelaksanaan dan pembinaan Penerapan Pendidikan
Kebencanaan di Lembaga PAUD. Secara khusus tujuan monitoring Penerapan
Pendidikan Kebencanaan di Lembaga PAUD adalah:
1. Memastikan efektifitas pengintegrasian Pendidikan Kebencanaan
dengan kurikulum yang dikembangkan/dimiliki lembaga PAUD (KTSP
PAUD).
2. Memastikan efektifitas pengintegrasian Pendidikan Kebencanaan
dengan RPP yang dikembangkan/dimiliki lembaga PAUD (Prosem,
RPPM, dan RPPH).
3. Memastikan efektifitas pengintegrasian Pendidikan Kebencanaan
dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan lembaga PAUD
(Kegiatan Bermain Anak).
4. Memastikan efektifitas pelibatan mitra terkait dalam penyelenggaraan
Pendidikan Kebencanaan di lembaga PAUD.
5. Memastikan efektifitas pembinaan, baik secara internal maupun
eksternal dalam penyelenggaraan Pendidikan Kebencanaan di lembaga
PAUD.
TUJUAN EVALUASI:
Secara umum tujuan evaluasi dilakukan untuk mengetahui mutu capaian
secara komprehensif terkait penyelenggaraan atau penerapan Pendidikan
Kebencanaan di Lembaga PAUD. Secara khusus tujuan evaluasi penerapan
Pendidikan Kebencanaan di Lembaga PAUD adalah:
D.
Indikator Keberhasilan Penerapan
Pendidikan Kebencanaan Di Satuan PAUD
Indikator Keberhasilan Penerapan Pendidikan Kebencanaan di Lembaga
PAUD adalah kriteria untuk menentukan tingkat keberhasilan sesuai dengan
ruang lingkup monitoring dan evaluasi. Secara umum, indikator keberhasilan
Penerapan Pendidikan Kebencanaan di Lembaga PAUD sebagai berikut:
E.
Mekanisme Pelaksanaan Monitoring
dan Evaluasi
Mekanisme pelaksanaan monitoring dan evaluasi Pendidikan Kebencanaan
di Lembaga PAUD secara menyeluruh mengikuti kerangka dan alur
sebagaimana digambarkan di bawah ini:
Kualitas laporan akan dilihat dari tiga kriteria, yaitu: 1) Kesesuaian penulisan
dengan sistematika yang telah ditetapkan, 2) Substansi isi laporan, baik secara
keseluruhan maupun bagian demi bagian, dan 3) tata tulis dan ketentuan
teknis, termasuk lampiran/kelengkapan.
#
BAB_
5
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
Foto: Dokumentasi Kemdikbud di Satuan
PAUD
Pedoman Pendidikan Kebencanaan di Satuan PAUD
BAB 6
PENUTUP
Pengintegrasian muatan pendidikan kebencanaan ke dalam kurikulum
lembaga PAUD merupakan salah satu bentuk perwujudan diversifikasi
kurikulum 2013 PAUD. Oleh karena itu dalam pengembangannya hendaklah
mengacu kepada semua pedoman implementasi dari kurikulum tersebut.
#
BAB_
6
Pedoman
Pendidikan
Kebencanaan
di Satuan
PAUD
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER UTAMA:
• Tim Penulis Kemdikbud (2018), Pedoman Pengembangan Pembelajaran dalam
Kurikulum 2103 PAUD, Jakarta: Direktorat Pembinaan PAUD, Ditjen PAUD dan Dikmas
Kemendikbud (edisi revisi)
• Pedoman-pedoman Implementasi K-13 PAUD, Edisi Revisi
SUMBER PENGEMBANGAN:
• Beaty, Janice J. 2010. Observing Development of The Young Child. New Jersey. Pearson
Education, Inc.
• Coughlin, Pamela A et all (1997). Creating Child Centered Classrooms: 3-5 year olds.
Washington DC: Children’s Resources International, Inc.
• Dodge, Diane, Truster, Laura J Colker, Cate Horeman. 2002. Creative Curriculum For
Preschool Fourt Edition, Washington DC. Cengage Learning.
• Eliason, Claudia, Loa Jenkins. 2008. A Practical Guide to Early Childhood Curriculum
Eight Edition. New Jersey, Pearson Education, Inc.
• Essa, Eva L. Introduction to Early Childhood Education, Amnotated Students Edition, 6th
ed. Belmont, USA: Wadsworth, 2011.
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014. 2015.
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014. 2015.
• Wortham, Sue. Assessment in Early Childhood Education, Ohio: Pearson Merrill Prentice
Hall, New Jersey, Columbus, 2005.
• BNPB, Buku saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana, Badan
penanggulangan Bencana, 2017.
• Cinintya Dewi, Ibnu Mundzir, dkk, Panduan Kegiatan Rekreasional bersama Anak usia
6-12 tahun di daerah Pasca Bencana, Depok: LPSP3 UI, 2007.
• Tirza, Nathanael , dkk, Pemulihan Trauma Panduan Praktis Pemulihan Trauma Akibat
Bencana Alam, Perfecta, Jakarta, 2007.
• Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jendral
pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Tangguh Bencana, Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
• Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jendral
pendidikan Dasar dan Menengah, Pembinaan Pendidikan dan kebudayaan, Modul 1 Pilar
1-Fasilitas Sekolah Aman , Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.
• Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jendral
pendidikan Dasar dan Menengah, Pembinaan Pendidikan dan kebudayaan, Modul 2 Pilar
2-Manajemen Bencana Di Sekolah, Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
2018.
• Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jendral
pendidikan Dasar dan Menengah, Pembinaan Pendidikan dan kebudayaan, Modul 3
Pilar 3- Pendidikan pencegahan dan Pengurangan Risiko Bencana, Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.
• Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana Direktorat Pembinaan Pendidikan
Khusus Dan Layanan Khusus, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah,
Pendidikan Tangguh Bencana, Jakarta:Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2017.
• Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. BNPB. 2007.
• Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Rambu dan Papan Informasi Bencana.
• Buku Pedoman Latihan Kesiapsiagaan Bencana Nasional. BNPB 2017.
• http://www.ifrc.org/en/what-we-do/disaster-management/preparing-for-disaster
(diakses pada 30 Oktober 2017)
• Fayeldi, T & Nurhakim, S 2012, ‘Seri Jelajah Sains Cuaca dan Iklim’, Bestari Kids, Jakarta.
• http://www.unisdr.org/files/11541_DroughtRiskReduction2009_library.pdf (Diakses
pada 9 November 2017)
• Child Fund Indonesia, Kumpulan Lagu dan Yel-yel untuk layanan PAUD
• PLAN International, Kelompok Pengasuhan Anak
Pedoman
Pendidikan Kebencanaan
Di Satuan PAUD
DIREKTORAT PEMBINAAN
PEDOMAN PENDIDIKAN KEBENCANAAN DI KESATUAN PAUD
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
_
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Perkantoran Kemdikbud
Gedung E, Lantai 7
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta Pusat - 10270
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Telepon. (021) 5703151
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
laman: www.paud.kemdikbud.go.id
Tahun 2019