Anda di halaman 1dari 43

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................3

I.1 Latar Belakang..............................................................................................3

I.2 Rumusan Masalah.........................................................................................4

I.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................5

I.4 Metode Penelitian.........................................................................................5

I.5 Batasan Penelitian.........................................................................................6

I.6 Manfaat Penelitian........................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................7

II.1 Tinjauan Teori...............................................................................................7

II.2 Review Peneliti Terdahulu..........................................................................17

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................21

III.1 Kerangka Konsep........................................................................................21

III.2 Hipotesis Penelitian.....................................................................................24

III.3 Jenis Penelitian............................................................................................25

III.4 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian.....................................................25

III.5 Populasi dan Sampel...................................................................................26

III.6 Metode Pengumpulan Data.........................................................................31

III.7 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel.............................31

III.8 Metode Analisis Data..................................................................................33

1
BAB 1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Gejolak krisis keuangan global telah mengubah tatanan perekonomian dunia.

Krisis global yang berawal di Amerika Serikat, semakin dirasakan dampaknya ke

seluruh dunia, termasuk negara berkembang pada tahun 2018. Sejumlah kebijakan

yang sangat agresif di tingkat global telah dilakukan untuk memulihkan

perekonomian. Di Amerika Serikat, sebagai episentrum krisis, kebijakan pemerintah

baru yang menempuh langkah serius untuk mengatasi krisis, menjadi faktor positif

yang dapat mengurangi pesimisme akan resesi yang berkepanjangan dan risiko

terjadinya depresi. Sementara itu,kemauan negara-negara industri maju lainnya untuk

berkoordinasi dalam kebijakan pemulihan ekonomi juga diharapkan dapat

meningkatkan keyakinan pelaku pasar. Namun, proses berbagai lembaga keuangan

memperbaiki struktur neracanya (deleveraging) yang diperkirakan masih terus

berlangsung, serta dampak umpan balik dari sektor riil ke sektor keuangan,

menyebabkan risiko dan ketidakpastian di pasar keuangan global masih tinggi.

Di Indonesia, imbas krisis mulai terasa pada tahun 2014. Setelah mencatat

pertumbuhan ekonomi diatas 6% sampai dengan triwulan III-2014, perekonomian

Indonesia mulai mendapat tekanan berat pada triwulan IV-2014 namun masih lebih

baik dibandingkan dengan negara lainnya seperti yang terlihat dari tabel di atas. Hal

2
itu tercermin pada perlambatan ekonomi secara signifikan terutama karena anjloknya

kinerja ekspor. Di sisi eksternal, neraca pembayaran Indonesia mengalami

peningkatan defisit dan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan signifikan. Di pasar

keuangan, selisih risiko (risk spread) dari surat-surat berharga Indonesia mengalami

peningkatan yang cukup signifikan yang mendorong arus modal keluar dari investasi

asing di bursa saham, Surat Utang Negara (SUN), dan Sertifikat Bank Indonesia

(SBI). Secara relatif, posisi Indonesia sendiri secara umum bukanlah yang terburuk di

antara negara-negara lain. Perekonomian Indonesia masih dapat tumbuh sebesar 5,1%

pada 2014. Sementara kondisi fundamental dari sektor eksternal, fiskal dan industri

perbankan juga cukup kuat untuk menahan terpaan krisis global. Meski demikian,

dalam perjalanan waktu ke depan, dampak krisis terhadap perekonomian Indonesia

akan semakin terasa.

Melihat fenomena yang ada dapat dilihat bahwa pada periode tahun 2014 terjadi

konstraksi ekonomi makro yang ditunjukkan dengan tingginya tingkat inflasi, nilai

tukar mata uang rupiah, serta rendahnya pertumbuhan ekonomi, diikuti juga dengan

menurunnya kondisi keuangan perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya

Laba Kotor, Belanja Modal, dan Modal Kerja Bersih. Oleh karena itu, peneliti

memilih judul tesis “Pengaruh Laba Kotor , Faktor Ekonomi Makro, Dan

Belanja Modal Terhadap Modal Kerja Bersih Pada Perusahaan Yang

Termasuk Dalam Daftar Jakarta Islamic Index Pada Periode 2013-2017”

I.2 Rumusan Masalah

3
Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti seberapa besar pengaruh laba kotor,

faktor ekonomi makro dan belanja modal terhadap pengelolaan modal kerja pada

perusahaan-perusahaan yang sahamnya digolongkan ke dalam Jakarta Islamic Index.

Dari penjelasan di atas, masalah penelitian yang akan dibuktikan adalah apakah Laba

Kotor, Faktor Ekonomi Makro dan Belanja Modal dapat berpengaruh secara simultan

dan parsial terhadap Modal Kerja Bersih.

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan menemukan bukti empiris apakah Laba Kotor, Faktor Ekonomi

Makro dan Belanja Modal berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Modal

Kerja Bersih.

I.4 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitan hubungan kausal (causal effect).

Rancangan penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Laba Kotor, Faktor

Ekonomi Makro dan Belanja Modal terhadap Modal Kerja perusahaan di bursa Efek

serta mencari keterangan –keterangan secar faktual.

Rancangan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder

dengan pendekatan tehnik analisis regresi linier berganda. Untuk ketepatan

penghitungan sekaligus mengurangi human error, digunakan program komputer

yamng dibuat khusus untuk membantu pengolahan data statistik, yaitu program

4
SPSS Versi 17.0, aplikasi ilmu sosial. Penetapan singkat signifikasi pada confidence

level 95 % atau α 0.05.

I.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013

hingga 2017 dengan pengambilan data secara triwulanan. Penelitian direncanakan

dilakukan secara bertahap mulai Agustus 2018 – November 2018.

I.6 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi dunia pendidikan

dalam hal menganalisa lebih lanjut rumusan analisa ratio yang penting dan

relevan diperhitungkan dalam menentukan pengaruh Laba Kotor Perusahaan ,

indikator makro, dan belanja modal terhadap modal kerja.

2. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi investor atau calon

investor serta manajemen perusahaan dengan mengetahui keadaan kondisi makro

dan laba kotor perusahaan yang akan mempengaruhi modal kerja yang kemudian

dapat digunakan untuk kegiatan investasi.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para peneliti sejenis

untuk menyempurnakan penelitian – penelitian sejenis berikutnya yaitu dengan

meneliti variabel – variabel lain yang dapat mempengaruhi modal kerja

perusahaan.

5
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Teori

i) Modal Kerja

J.Fred Weston dan Thomas E.Copeland memberikan pengertian modal kerja

sebagai berikut :

“Working capital is defined as current assets minus current liabilities. Thus, working

capital represents the firm's investment in cash, marketable securities, accounts

receivable, and inventories less the current liabilities used to finance the current

assets.” Dari pengertian tersebut, modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dan

hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-

surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang digunakan untuk

melindungi aktiva lancar.

Bambang Riyanto mengemukakan modal kerja dapat dibagi menurut konsep

sebagai berikut :

1) Konsep Kuantitatif

Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau

jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau

keseluruhan dari pada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar

dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu

7
yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto

(gross working capital).

Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep

tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk

menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan

tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik

hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek.

2) Konsep Kualitatif

Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisi antara aktiva lancar

diatas hutang lancar. Digunakan kerja ini merupakan sebahagian dari aktiva lancar

yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahan tanpa

menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja bersih (net

working capital). Defenisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya

aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancar dan menunjukkan tingkat

keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di mana

mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek

dengan jaminan aktiva lancar.

3) Konsep Fungsional

Modal kerja menurut konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari pada dana

dalam menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana

yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan.

8
Ada sebagian dana yang digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang

menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sementara itu, ada pula dana yang

dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada periode-periode selanjutnya atau

dimasa yang akan datang yang disebut future income. Jadi modal kerja menurut

konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini

sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.

ii) Laba Kotor

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Febrianto, Erna Widiastuty

pada tahun 2007, didapat kesimpulan bahwa dari tiga angka laba yang normal

disajikan di laporan keuangan(laba kotor, Laba Operasi dan Laba Bersih),

menunjukkan bahwa laba kotor sebenarnya lebih memiliki kualitas laba yang lebih

baik dibandingkan kedua angka laba yang lain.

Berdasarkan hal tersebut di atas, menurut Pernyataan Standard Akuntansi

Keuangan No 2 paragraph no 64 dinyatakan laba kotor didapat dari didapat dari

Pendapatan (Revenue) dikurangi dengan Beban Pokok Penjualan (Cost of Good

Sold).

Pengertian pendapatan menurut Kerangka Konseptual Standard Akuntansi

paragraf 74 “…Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa

dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees),

bunga, dividen, royalti dan sewa.”

Pengertian Beban Pokok Penjualan tidak terlepas dari pengertian biaya (cost)

9
itu sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Charles T. Horngren et.al (1997 : 26)

mengartikan biaya sebagai “ ….a resource sacrified or forgone to achieve a specific

objective.” Sementara itu, Anthony A. Atkinson et.al (1998:52) mengartikan biaya

sebagai “…reflect the resources that the organisation uses to provide products or

services.” Senada dengan kedua pendapat tersebut, Assegaf Ibrahim Abdullah

(2001:93), dalam bukunya Dictionary of Accounting, mengartikan biaya (cost)

sebagai “ Pengorbanan sumber ekonomis yang diukur oleh satuan uang yang telah

terjadi atau mungkin terjadi dalam mencapai tujuan.”. Dari ketiga pengertian biaya di

atas, dapat diambil kesimpulan bahwa biaya (cost) merupakan sumber daya

perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, salah satu tujuan

perusahaan tersebut adalah membuat produk atau jasa.

iii) Faktor-faktor Ekonomi Makro

4) Suku Bunga Bank Indonesia

Menurut publikasian yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, suku bunga Bank

Indonesia (BI Rate) adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau

respon kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan

kepada publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap

Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter

yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity

management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.

Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku

10
bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga

PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan

pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.

Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank

Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan

diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia

akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah

sasaran yang telah ditetapkan.

Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan melalui

mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materi bulanan. Respon kebijakan

moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG berikutnya

Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan dengan

memperhatikan efek tunda kebijakan moneter (lag of monetary policy) dalam

memengaruhi inflasi. Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula,

penetapan stance Kebijakan Moneter dapat dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui

RDG Mingguan.

Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI Rate (secara

konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis poin (bps). Dalam kondisi untuk

menunjukkan intensi Bank Indonesia yang lebih besar terhadap pencapaian sasaran

inflasi, maka perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25

bps.

11
5) Tingkat Inflasi

Menurut Barro dalam bukunya Macroeconomics, inflasi adalah suatu proses

meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan

dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain,

konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang.

Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara

kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat

harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi.

Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus

dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan

peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab

meningkatnya harga.

Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang,

berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah

angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—

100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan

harga berada diatas 100% setahun.

6) Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar

Menurut Prathama Rahardja et.a, untuk digunakan dalam kegiatan ekonomi,

mata uang-mata uang asing yang dipergunakan mempunyai harga tertentu dalam

mata uang negara lain . Harga tersebut menggambarkan berapa banyak suatu mata

12
uang harus dipertukarkan untuk memperoleh satu unit mata uang lain.Istilah lain dari

rasio pertukaran tersebut adalah nilai tukar (exchange rate).

7) Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Bannock et.al, pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan

kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan

pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi

apabila terjadi peningkatan Produk Nasional Bruto (Gross National Product) riil di

negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan

pembangunan ekonomi.

Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih

bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat

output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat

kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-

perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor

perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan teknik.

8) Produk Domestik Bruto (PDB)

Menurut Prathama Rahardja et.a, nilai Produk Domestik Bruto periode tertentu

sebenarnya merupakan hasil perkalian antara barang yang diproduksi dengan jumlah

barang yang dihasilkan. Dengan kata lain, PDB pada dasarnya merupakan jumlah

nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau

merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit

13
ekonomi.

9) Indeks Harga Perdagangan Besar

Menurut Badan Pusat Statistik, Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas

ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan

pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu

komoditas.

1) Pedagang pasar pertama ialah pedagang besar sesudah produsen/penghasil.

2) Pasar pertama ialah tempat bertemunya antara pedagang besar pertama dengan

pedagang berikutnya (bukan konsumen), dengan kata lain yaitu pasar sesudah

pasar produsen.

3) Jumlah besar atau grosir artinya tidak atau bukan eceran.

Sementara itu, Indeks Perdagangan Besar adalah disagregasi ke dalam lima kelompok

komoditas: Pertanian, Industri Pengolahan, Pertambangan dan Penggalian, Ekspor

serta Impor, dimana setiap sektor terdiri dari kelompok-kelompok sub komoditi.

Jumlah komoditi di masing-masing kelompok dipresentasikan dalam tanda kurung.

Jumlah total komoditas adalah 257. 

Indeks ini dihitung dengan menggunakan metodologi sebagai berikut:

1) Data harga perdagangan besar dikumpulkan dari 33 ibukota provinsi dan 111 kota

potensial lainnya, yang dianggap mempunyai perusahaan utama dan menjual

berbagai jenis barang. 

14
2) Responden dipilih dari perusahaan-perusahaan yang dianggap cukup representatif

dalam perdagangan barang, sehingga semua komoditas yang tercakup mampu

merepresentasikan Harga Perdagangan Besar untuk setiap provinsi. 

3) Data dikumpulkan langsung dari responden setiap bulan, melalui wawancara

langsung. 

10) Indeks Produksi Industri Besar dan Sedang

Menurut Badan Pusat Statistik, Industri dapat diklasifikasikan menjadi :

1) Industri Pengolahan merupakan suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan

sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi atau barang yang kurang nilainya

menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada

pemakai akhir. Perusahaan Industri Pengolahan dibagi dalam 4 golongan yaitu:

- Industri Besar (banyaknya tenaga kerja 100 orang atau lebih)

- Industri Sedang (banyaknya tenaga kerja 20-99 orang)

- Industri Kecil (banyaknya tenaga kerja 5-19 orang)

- Industri Rumah Tangga (banyaknya tenaga kerja 1-4 orang)

2) Jasa Industri yang merupakan kegiatan Industri yang melayani keperluan pihak

lain. Pada kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain sedangkan pihak

pengolah hanya melakukan pengolahannya dengan mendapat imbalan sejumlah

uang atau barang sebagai balas jasa (upah).

3) Perusahaan atau Usaha Industri, merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang

15
melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa terletak

pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi

tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang

bertangggung jawab atas usaha tersebut.

Metodologi pengumpulan data untuk menghitung indeks ini dilakukan dengan

cara memberikan daftar pertanyaan (kuesioner) kepada semua perusahaan industri

yang tergolong besar dan sedang yang tercatat dalam direktori BPS. Sementara itu

kriteria perusahaan yang disurvei adalah perusahaan industri besar dan sedang, yaitu

perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 20 orang atau lebih, termasuk perusahaan

industri yang baru mulai berproduksi secara komersial

iv) Belanja Modal (Capital Expenditure)

Belanja modal merupakan dana yang digunakan oleh perusahaan untuk

membeli atau meningkatkan aset fisik seperti properti, bangunan industri atau

peralatan. Jenis pengeluaran ini dibuat oleh perusahaan untuk mempertahankan atau

meningkatkan lingkup operasi mereka. Pengeluaran ini dapat mencakup semuanya,

mulai dari perbaikan atap untuk membangun merek pabrik baru.

Dalam istilah akuntansi, beban adalah dianggap sebagai belanja modal pada

saat aktiva tersebut adalah aset yang baru dibeli atau modal investasi yang

meningkatkan masa manfaat dari aktiva modal yang ada. Jika biaya tersebut

merupakan belanja modal, perlu dikapitalisasi; ini mengharuskan perusahaan untuk

menyebarkan biaya pengeluaran selama masa manfaat. Namun, jika beban yang

16
merupakan salah satu yang menjaga aset pada kondisi saat ini, biaya yang dikurangi

sepenuhnya dalam tahun biaya.

II.2 Review Peneliti Terdahulu

No. Nama / Topik Variabel yang Digunakan Hasil yang Diperoleh


Tahun

1 Rahmat Tiga Angka Laba Earnings Response Penelitian ini memberikan


Febrianto, Akuntansi: Mana Coefficient sebagai variabel perspektif baru bahwa
Erna Yang Lebih dependen serta Gross Profit, ternyata angka laba kotor
Widiastuty/ Bermakna Operating Profit, lebih mampu memberikan
2005 Bagi Investor? Net Profit sebagai variabele gambaran yang lebih baik
independen. tentang hubungan antara
laba dengan harga saham.
Para peneliti di masa
datang sebaiknya
mempertimbangkan untuk
selalu menggunakan angka
laba kotor di dalam
modelnya, di samping
angka laba operasi atau
laba bersih, sebelum
mengambil simpulan.
2 Nisa Analisis Efisiensi Variabel Terikat: Rentabilitas Berdasarkan hasil
Fitria/2007 Modal Kerja Dan Ekonomi. perhitungan
Pengaruhnya Variabel Bebas : Tingkat ada pengaruh antara
Terhadap Perputaran Kas, Tingkat perputaran kas, perputaran
Rentabilitas Perputaran Piutang piutang dan perputaran
Ekonomi Pada

17
No. Nama / Topik Variabel yang Digunakan Hasil yang Diperoleh
Tahun

KPRI Di Semarang persediaan terhadap


rentabilitas ekonomi.

3 B.A Ranjith The Impact of Variabel terikat : NLB = (cash Capital expenditure dan
Appuhami/ Firms’ Capital and cash equivalents + short- Operating Cash Flow
2008 Expenditure on term investment) - (short-term memiliki pengaruh yang
Working Capital debt + commercial paper besar terhadap WCR
Management: An payable + long-term debt a (Working Capital Ratio).
Empirical Study year term), WCR (Working
across Industries in Capital Ratio) . Variabel
Thailand bebas: Capital expenditure,
Operating expenditure.

4 Nazir, Mian On The Factor Variabel Terikat: Working The relationship between
Sajid, Afza, Determining capital requirements deflated Operating Cashflow and
Talat/2008 Working Capital by total assets. Working Capital Ratio is
Requirements Variabel bebas: Operating positive and statistically
cycle in days, Operating cash significant. Tobin’s Q is
flows deflated by total assets, positively affecting the

18
No. Nama / Topik Variabel yang Digunakan Hasil yang Diperoleh
Tahun

GDP growth rate, Sales requirements of working


Growth, Return on assets, capital of firms. Return on
Tobin’s q firm, Leverage as Assets (ROA) has shown a
measured by debt to total positive relationship.
assets ratio, Natural log of Leverage of a firm is
total assets as proxy for the strongly and negatively
size, Industry Dummy related to the working
capital. The other
variables included in the
regression models
positively associated with
the working capital
requirements although it is
not statistically proved

5 M. A. Working capital Variabel terikat : (operating Cash conversion cycle


Zariyawati, management and income +depreciation)/total memiliki pengaruh
M. N. corporate asset. negative secara signifikan
Annuar, H. performance: cash terhadap profitabilitas
Variabel bebas :
Taufiq, A.S. Case of Malaysia perusahaan, current ratio,
conversion cycle.
Abdul Rahim sales growth, debt ratio
/ 2009 berhubungan secara positif

19
No. Nama / Topik Variabel yang Digunakan Hasil yang Diperoleh
Tahun

Control Variable: Sales terhadap profitabilitas


growth, debt ratio, current namun tidak secara
ratio. signifikan
mempengaruhinya.

6 Mehmet Relationship Variabel terikat: Return On There is a negative


SEN/2009 between Efficiency Total Asset. relationship between
Level of Variabel bebas: cash return on total assets,
Working Capital conversion cycle, current daily working capital and
Management and ratio and net working capital cash conversion cycle.
Return on Total as percentage of total asset
Assets in Ise

BAB II

20
BAB III METODE PENELITIAN

III.1 Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti seberapa besar pengaruh laba

kotor, faktor ekonomi makro dan belanja modal terhadap pengelolaan modal kerja

pada perusahaan-perusahaan yang sahamnya digolongkan ke dalam Jakarta Islamic

Index. Dari model penelitian tersebut, PERT diagramnya adalah sebagai berikut:

Diagram 1 Hubungan Antara Variabel

21
X1

X2
X21

X22

X23

X24
Y
X25

X26

X27

X3

Di dalam penelitian ini, variabel bebas yang akan digunakan adalah:

X1 = Laba kotor perusahaan

X2 = Faktor ekonomi makro, di mana di dalamnya terdapat variabel-variabel

yang akan dianalis menggunakan Analisis Faktor, variabel tersebut

adalah:

X21 = Suku Bunga Bank Iindonesia,

22
X22 = Inflasi,

X23 = kurs Rupiah terhadap USD,

X24 = Pertumbuhan Ekonomi,

X25 = Produk Domestik Bruto,

X26 = indeks harga Perdagangan Besar, dan

X27 = indeks produksi

X3 = Belanja Modal.

Sementara variabel terikatnya adalah:

Y = Modal Kerja.

Logika berpikir hubungan variabel independen dan variabel dependen adalah


sebagai berikut:

Tabel 3-1 Logika Berpikir


Variabel Hubungan

Modal Kerja Pengelolaan Modal Kerja yang dilakukan perusahaan


dipengaruhi haril usaha perusahaan dan juga faktor
ekonomi makro. Perhitungan Modal Kerja didapat dari
asset lancar (kas, piutang usaha, persediaan) dikurangi
dengan hutang lancar.
Laba Kotor Laba Kotor merupakan perhitungan dari pendapatan
perusahaan dikurangi dengan harga pokok penjualan
yang menunjukkan profitabilitas dari suatu perusahaan.
Dari sisi pendapatan, akan mempengaruhi besar kecilnya
kas dan piutang perusahaan. Harga pokok penjualan,
akan mempengaruhi penurunan persediaan dan

23
Variabel Hubungan

peningkatan hutang jangka pendek.


Tingkat bunga Meningkatnya tingkat bunga meningkatkan harga kapital
sehingga memperbesar biaya perusahaan sehingga
terjadi “migrasi” investasi dari saham ke deposito atau
fixed investasi lainnya.
Inflasi Inflasi meningkatkan aktiva lancar dari sisi piutang
lancar dan persediaan namun akan meningkatkan juga
hutang lancar perusahaan.
Kurs Rupiah Menurunnya kurs dapat meningkatkan biaya import
bahan baku dan meningkatkan nilai ekspor. Varibel ini
akan mempengaruhi aktiva lancar dari sisi piutang lancar
dan persediaan jika produk perusahaan diekspor ke luar
negeri dan juga hutang lancar apabila bahan baku
perusahaan didapat dari hasil impor.
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi yang didapat dari penurunan atau
peningkatan Pendapatan Nasional menunjukkan tingkat
konsumsi dan produksi rumah tangga yang
mempengaruhi aktiva lancar perusahaan, untuk
konsumsi rumah tangga, dan hutang lancar, untuk
produksi rumah tangga.
Produk Domestik Bruto Meningkatnya PDB berpengaruh positif terhadap
(PDB) pendapatan konsumen karena dapat meningkatkan
permintaan terhadap produk perusahaan yang akan
meningkatkan aktiva lancar perusahaan.

Indeks Harga Tinggi rendahnya indeks harga menunjukkan tinggi


Perdagangan Besar rendahnya harga dari suatu produk. Bagi perusahaan
produk tersebut dapat merupakan produk yang
dihasilkan yang akan menghasilkan kas dan piutang,
namun dapat juga berupa produk yang dibeli untuk
operasi perusahaan yang dapat mempengaruhi
persediaan dan hutang perusahaan.
Indeks produksi Seperti halnya Indeks Harga, Indeks Produksi yang
menunjukkan tingkat produksi perusahaan dapat
mempengaruhi modal kerja dari sisi asset lancar, apabila
produksi tersebut dilakukan oleh perusahaan itu sendiri.

24
Variabel Hubungan

Belanja Modal Belanja modal merupakan dana yang digunakan oleh


perusahaan untuk membeli atau meningkatkan aset fisik
seperti properti, bangunan industri atau peralatan.
Pembelian asset ini akan mengurangi kas atau
menambah hutang perusahaan.

III.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu dan logika berpikir

yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian

ini adalah Laba Kotor, Faktor Ekonomi Makro dan Belanja Modal berpengaruh

secara simultan dan parsial terhadap Modal Kerja.

25
III.3 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitan hubungan kausal (causal effect). Rancangan

penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Laba Kotor, Faktot Ekonomi Makro

dan Belanja Modal terhadap Modal Kerja perusahaan di bursa Efek serta mencari

keterangan –keterangan secar faktual.

Rancangan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder

dengan pendekatan tehnik analisis regresi linier berganda. Untuk ketepatan

penghitungan sekaligus mengurangi human error, digunakan program komputer

yamng dibuat khusus untuk membantu pengolahan data statistik, yaitu program

SPSS Versi 17.0, aplikasi ilmu sosial. Penetapan singkat signifikasi pada confidence

level 95 % atau α 0.05.

III.4 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013

hingga 2017 dengan pengambilan data secara triwulanan. Penelitian direncanakan

dilakukan secara bertahap mulai Agustus 2018 – November 2018, berikut skedul

penelitian yang di lakukan :

Tabel 4-1 Jadwal Penelitian


Okt No Des Jan
No Deskripsi Kegiatan v
1 Pengajuan Proposal V
2 Kolokium V
3 Pengumpulan Data V

26
Okt No Des Jan
No Deskripsi Kegiatan v
4 Pengolahan Data V
5 Seminar Hasil V
6 Meja Hijau V
v)

III.5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta

Islamic Index Bursa Efek Jakarta mulai tahun 2013-2014. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel

berdasarkan kriteria tertentu.

Pemilihan perusahaan-perusahaan yang terdapat dalam Jakarta Islamic Index

(JII) dikarenakan:

- Perusahaan tidak menjalankan usaha perjudian dan permainan yang tergolong

judi atau perdagangan yang dilarang;

- Bukan lembaga keuangan konvensional yang menerapkan sistem riba,

termasuk perbankan dan asuransi konvensional;

- Usaha yang dilakukan bukan memproduksi, mendistribusikan, dan

memperdagangkan makanan/minuman yang haram;

- Tidak menjalankan usaha memproduksi, mendistribusikan, dan menyediakan

barang/jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.

Dengan kriteria pemilihan tersebut , penelitian pengaruh krisis global tersebut

27
dapat dihitung secara nyata terhadap industri yang bergerak dalam bidang usaha yang

tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah agama. Selain filter syariah, perusahaan

yang sahamnya masuk ke dalam JII harus melalui beberapa proses penyaringan

(filter) terhadap saham yang listing, yaitu:

- Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan, kecuali termasuk

dalam 10 kapitalisasi besar;

- Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun

berakhir yang memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva maksimal sebesar

90%;

- Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata

kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama 1 (satu) tahun

terakhir;

- Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai

perdagangan reguler selama 1 (satu) tahun terakhir.

Pengkajian ulang akan dilakukan 6 (enam) bulan sekali dengan penentuan

komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan

perubahan pada jenis usaha utama emiten akan dimonitor secara terus menerus

berdasarkan data publik yang tersedia. Perusahaan yang mengubah lini bisnisnya

menjadi tidak konsisten dengan prinsip syariah akan dikeluarkan dari indeks.

28
Sedangkan saham emiten yang dikeluarkan akan diganti oleh saham emiten lain.

Semua prosedur tersebut bertujuan untuk mengeliminasi saham spekulatif yang cukup

likuid. Sebagian saham-saham spekulatif memiliki tingkat likuiditas rata-rata nilai

perdagangan reguler yang tinggi dan tingkat kapitalisasi pasar yang rendah. Daftar

perusahaan yang pernah masuk dalam JII periode 2013-2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 4-2 Daftar Perusahaan yang Pernah Terdaftar dalam JII periode 2013-
2017
No Perusahaan No Perusahaan No Perusahaan
1 AALI Astra Agro 25 KLBF Kalbe Farma 49 BRPT - Barito Pacific
Lestari Tbk Tbk
2 ADHI Adhi Karya 26 LPKR Lippo 50 BSDE- Bumi Serpong
(Persero) Tbk Karawaci Tbk Baru Damai
3 ANTM Aneka 27 LSIP – PP London 51 CPRO- Central
Tambang (Persero) Tbk Sumatera Tbk Proteinaprima
4 ASII Astra 28 LSIP PP London 52 DEWA-Darma Henwa
International Tbk Sumatera Tbk
5 ASRI – Alam Sutera 29 MEDC Medco 53 ELTY – Bakrieland
Realty Tbk Energi International Development Tbk
Tbk
6 BISI – Bisi 30 MNCN – Media 54 FREN – Mobile-8
International Tbk Nusantara Citra Tbk Telecom Tbk
7 BKSL – Bukit Sentul 31 PGAS Perusahaan 55 HEXA - Hexindo
City Tbk Gas Negara Adiperkasa
(Persero) Tbk
8 BLTA Berlian Laju 32 PLAS Palm Asia 56 HITS – Humpuss
Tanker Tbk Corpora Tbk Baru Intermoda Transportasi
Tbk
9 BNBR Bakrie & 33 PTBA Tambang 57 IIKP - Inti Kapuas
Brothers Tbk Batubara Bukit Arwana
Asam Tbk
10 BTEL Bakrie Telecom 34 SGRO – Sampoerna 58 INDY - Indika Energy
Tbk Baru Agro Tbk
11 BUMI Bumi 35 SMCB Semen 59 JRPT – Jaya Real
Resources Tbk Cibinong Tbk Property Tbk
12 CMNP Citra Marga 36 SMRA 60 KIJA – Kawasan Industri
Nusapha la Persada Summarecon Agung Jababeka Tbk
Tbk Tbk

29
No Perusahaan No Perusahaan No Perusahaan
13 CTRP – Ciputra 37 SULI Sumalindo 61 MIRA - Mitra Rajasa
Property Tbk Lestari Jaya Tbk
masuk
14 DOID Delta Dunia 38 TKIM Pabrik 62 MPPA – Matahari Putra
Petroindo Tbk Baru Kertas Tjiwi Kimia Prima Tbk
Tbk
15 ELSA – Elnusa Tbk 39 TLKM 63 PLIN – Plaza Indonesia
Telekomunikasi Realty Tbk
Indonesia Tbk
16 ENRG Energi Mega 40 TOTL – Total 64 RALS – Ramayana
Persada Tbk Bangun Persada Tbk Lestari Sentosa Tbk
17 GJTL Gajah Tunggal 41 TOTL Total 65 SMAR – SMART Tbk
Tbk Bangun Persada Tbk
masuk
18 INCO International 42 UNSP Bakrie 66 SMGR – Semen Gresik
Nickel Ind. Tbk Sumatra Plantations (Persero) Tbk
Tbk Baru
19 INDF Indofood Sukses 43 UNTR United 67 SMRA – Summarecon
Makmur Tbk Tractors Tbk Agung Tbk
20 INKP Indah Kiat Pulp 44 WIKA – Wijaya 68 TBLA - Tunas Baru
& Paper Tbk Karya (Persero) Tbk Lampung
21 INTP Indocement 45 ACES- ACE 69 TINS – Timah Tbk
Tunggal Prakasa Tbk Hardware Indonesia
22 ISAT Indosat Tbk 46 ADRO - Adaro 70 TRUB – Truba Alam
Energy Manunggal Engineering
Tbk
23
ITMG – Indo 47 APEX - Apexindo 71 TSPC – Tempo Scan
Tambangraya Megah Pratama Duta Pacific Tbk
Tbk
24 KIJA Kawasan 48 BMTR – Global 72 UNVR Unilever
Industri Jababeka Tbk Mediacom Tbk Indonesia Tbk
Sumber : Bursa Efek Indonesia

Untuk memenuhi tujuan dan manfaat penelitian maka kriteria sampel

perusahaan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

- Perusahaaan dimaksud mempunyai laporan keuangan yang lengkap, baik tahunan

maupun triwulanan, selama priode pengamatan pada tahun 2013 sampai tahun

30
2017.

- Perusahaan dimaksud tidak pernah keluar dari daftar Jakarta Islamic Index

selama priode pengamatan tahun 2013 sampai tahun 2017.

Dari hasil pengumpulan data, terdapat 11 perusahaan yang masuk ke dalam

kriteria tersebut , yaitu:

Tabel 4-3 Daftar Perusahaan yang Diteliti

No Sektor Perusahaan
     
Agriculture, livestock, Forestry
1 and Fishery AALI – Astra Argo Lestari Tbk
2 Mining and quarrying ANTM – Aneka Tambang (Persero) Tbk
3 Mining and quarrying BUMI – Bumi Resources Tbk (USD)
4 Construction CTRA – Ciputra Development Tbk
INCO – International Nickel Indonesia Tbk
5 Mining and quarrying (USD)
6 Manufacturing industry INTP – Indocement Tunggal Prakasa Tbk
7 Manufacturing industry KLBF – Kalbe Farma Tbk
PTBA – Tambang Batubara Bukit Asam
8 Mining and quarrying Tbk
9 Communication TLKM – Telekomunikasi Indonesia Tbk
10 Business services UNTR – United Tractors Tbk
11 Manufacturing industry UNVR – Unilever Indonesia Tbk
Sumber : Bursa Efek Indonesia

Dengan menggunakan ke 11 data perusahaan dari 72 perusahaan yang pernah

masuk ke dalam list dalam periode 2013-2014, maka jumlah sampel observasi

adalah 11 perusahaan x 16 data laporan keuangan periode triwulanan dari tahun 2013

31
sampai dengan tahun 2017 = 176 sampel observasi.

III.6 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, meliputi

laporan keuangan tahunan yang terdapat dalam Indonesia Capital Market Directory

Bursa Efek Indonesia dan data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik serta

Bank Indonesia.

III.7 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat yang

diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel 4-4 Definisi Operasional


Nama Indikator Definisi Skala
Variabel Variabel Ukuran
Variabel Modal Kerja Selisih dari aktiva lancar Rasio
Terikat Bersih dikurangi dengan kewajiban
lancar.
Variabel Laba Kotor /  Laba yang dihasilkan dari  Rasio
Dependen Gross Profit pendapatan operasional
perusahaan dikurang harga
pokok penjualan.
Faktor Makro Terdiri atas:
Ekonomi
Tingkat Suku Bunga Bank  Rasio
Indonesia
BI Rate adalah suku bunga
kebijakan yang mencerminkan
kebijakan moneter yang
ditetapkan oleh bank Indonesia
dan diumumkan kepada publik

32
Nama Indikator Definisi Skala
Variabel Variabel Ukuran
  Tingkat Inflasi  Rasio
Inflasi merupakan tingkat
kenaikan harga barang secara
umum yang terjadi dalam
kurun waktu tertentu.
  Kurs Rupiah Terhadap USD  Rasio
Kurs Rupiah merupakan nilai
tengah tukar Rupiah untuk
mendapatkan 1 USD pada
waktu tertentu.
  Tingkat Pertumbuhan  Rasio
Ekonomi
Kenaikan pendapatan nasional
dalam kurun waktu tertentu
dibandingkan dengan periode
sebelumnya.
  Produk Domestik Bruto  Rasio
PDB merupakan nilai tambah
barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang
berlaku pada setiap tahun pada
kurun waktu tertentu.
Indeks Harga Perdagangan Rasio
Besar
Indeks harga transaksi yang
terjadi antara penjual/pedagang
besar pertama dengan
pembeli/pedagang besar
berikutnya dalam jumlah besar
pada pasar pertama atas suatu
komoditas dalam kurun waktu
tertentu.
Indeks produksi Rasio
Indeks Produksi yang
menunjukkan tingkat jumlah

33
Nama Indikator Definisi Skala
Variabel Variabel Ukuran
produksi perusahaan dalam
kurun waktu tertentu.
Belanja Modal Jumlah dana yang digunakan Rasio
oleh perusahaan untuk
membeli aktiva tetap.
Besarnya belanja modal ini
dapat diperoleh dari laporan
arus kas dalam klasifikasi arus
kas untuk aktivitas investasi
vi)

III.8 Metode Analisis Data

Model analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini

adalah regresi linier berganda (Multi Regression Analysis) untuk menentukan

keseluruhan model. Selain itu juga, peneliti menggunakan Analisis Faktor dengan

menggunakan metode Principal Component Analysis untuk menentukan variabel

X2. Dengan menggunakan data panel, penulis melihat keseluruhan data observasi.

Untuk membuktikan hopotesis maka digunakan alat uji sebagai berikut :

Y = a + b1 x 1 + b2 x2 + b3 x3+ ε
dimana :

Y = Modal Kerja

X1 = Laba Kotor

X2 = Faktor Ekonomi Makro

X3= Belanja Modal

b = koefisien regresi dari variabel x

34
α = Konstanta

ε = Error Term

i) Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)

Dalam penelitian ini, analisis komponen utama digunakan untuk menentukan

variabel X2 yaitu Faktor Ekonomi Makro.

Analisis komponen utama adalah teknik yang digunakan untuk

menyederhanakan suatu data, dengan cara mentransformasi data secara linier

sehingga terbentuk sistem koordinat baru dengan varians maksimum. Analisis

komponen utama dapat digunakan untuk mereduksi dimensi suatu data tanpa

mengurangi karakteristik data tersebut secara signifikan. Analisis komponen utama

juga sering digunakan untuk menghindari masalah multikolinearitas antar peubah

bebas dalam model regresi berganda.

Model analisa adalah :

X1 = c11 F1 + c12 F2 + c13 F3 + ... + c1m Fm + 


X2 = c21 F1 + c22 F2 + c23 F3 + ... + c2m Fm + 
X3 = c31 F1 + c32 F2 + c33 F3 + ... + c3m Fm + 
...
Xp = cp1 F1 + cp2 F2 + cp3 F3 + ... + cpm Fm + p

atau

35
[ X1 ¿ ] [ X 2 ¿ ] [ X3 ¿] [ ...¿ ] ¿ ¿¿
¿
(p x 1) (p x m) (m x1)

dan

X1, X2,..., Xp adalah variabel asal

F1, F2,..., Fm adalah faktor bersama (common factor)

cij adalah bobot (loading) dari variabel asal ke-i pada faktor ke-j

p adalah error

Hubungan antara varians variabel asal dengan, varians faktor dan varians

error adalah sebagai berikut :

var(Xi)= varians yang dijelaskan oleh faktor untuk variabel asal ke-i + var(error)

= communality + specific variance


2
= hi + ψ i
2 2 2 2
= (c i1 +ci 2 +c i3 +.. .+c im )+ψ i
Besarnya bobot cij dapat diduga dengan menggunakan metode komponen

utama ataupun kemungkinan maksimum (maximum likelihood). Metode komponen

utama terbagi menjadi dua metode yaitu non-iteratif dan iteratif. Nilai dugaan cij

yang diperoleh dengan metode non-iteratif adalah :

a ji √ λ j
c ij=
sx
i atau
c ij=a ji √ λ j untuk variabel asal yang dibakukan
dan

36
c uj adalah bobot (loading) dari variabel asal ke-i pada faktor ke-j
a ji adalah koefisien variabel asal ke-i untuk komponen utama ke-j
λ j adalah eigen value untuk komponen utama ke-j
sx
i
adalah simpangan baku (standard of deviation) variabel asal ke-j
Algoritma untuk metode komponen utama iteratif adalah sebagai berikut :
2
- Tentukan nilai awal communality untuk seluruh variabel asal ( hi , i=1,...,p),
2
0≤hi ≤1

2 2
hi r ii =hi
- Ganti nilai diagonal matriks korelasi dengan nilai ( )

- Tentukan nilai eigen-value dan eigen-vector dari matriks korelasi

c ij=a ji √ λ j
- Tentukan nilai bobot (loading)

h2i =( c2i 1 +c 2i2 + c 2i3 +. . .+c 2im )


- Temtukan nilai communality

- Jika nilai communality pada dua iterasi terakhir dianggap sama maka proses

analisa selesai.

Untuk kepentingan intepretasi, seringkali diperlukan untuk memberi nama

c uj
masing-masing faktor sesuai dengan besar harga mutlak bobot . Diharapkan setiap

variabel asal hanya dominan di salah satu faktor saja (Nilai harga mutlak bobot

variabel asal mendekati 1 di salah satu faktor dan mendekati o untuk faktor lainnya).

Harapan ini kadang-kadang tidak dapat dipenuhi, untuk mengatasi hal ini diperlukan

37
rotasi dari matriks bobot C. Beberapa macam teknik rotasi yang tersedia di program

paket statistika adalah : varimax, quartimax, equamax, parsimax (MINITAB).

Formula untuk masing-masing rotasi i ni adalah :

[ { ( ) (∑ ) }]
m p 2 p 2
1 cij γ c ij
max ∑ ∑ −
p j=1 i=1 hi p i=1 hi
 rotasi
0 Quartimax
1 Varimax
m/2 Equamax
p( m−1) parsimax
p+m−2

Matriks bobot hasil rotasi (C*) dapat dinyatakan sebagai C*=CT, T adalah

matriks transformasi.

Besarnya skor faktor dapat dinyatakan sebagai :


−1
F=C ' S ( X j− X̄ ) , j=1,...,n

ii) Uji Normalitas Data

Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika

data normal, gunakan statistik parametrik dan, Jika data tidak normal, gunakan

statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal. Tujuan Uji

Normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal adalah dengan analisis grafik dan uji statistik.

38
Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov, distribusi data

dikatakan normal jika signifikansi > 0,05. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka

distribusi data tidak normal.

iii) Uji Asumsi Klasik

Suatu instrumen pengamatan dinyatakan layak untuk diteliti bila variabel

penelitian terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, antara lain asumsi normalitas

data, multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

iv) Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar

variable bebas (independent). Model yang baik seharusnya tidak terjadi adanya

korelasi antara variabel bebas. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai Tolerance

< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2008).

v) Uji Heteroskesdastisitas

Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi

menunjukkan variansi antar variabel tersebar dan tidak sama. Untuk mendeteksi

gejala heteroskedastisitas dapat menggunakan uji Glejser. Uji Glejser meregresikan

nilai absolut residual dengan variabel independennya. Jika nilai t signifikan berarti

terjadi heteroskedastisitas.

vi) Uji Autokorelasi

Pengujian asumsi ketiga menggunakan uji Durbin Watson (Durbin-Watson

Test), yaitu menguji apakah terjadi korelasi serial atau tidak dengan menghitung nilai

39
d statistik dengan rumus (Gujarati, dalam Zain, 1999 : 215) berikut :

t =N
∑ ( e t −e t −1 )2
t =2
d= t =N
∑ e2t
t=1

dimana :
d = nilai d
et = nilai residu dari persamaan regresi periode t
et-1 = nilai residu dari persamaan regresi periode t-1

vii) Uji Hipotesis

Cara yang dapat dilakukan untuk membuktikan hipotesis maka digunakan alat

uji sebagai berikut :

1) Uji F, dengan maksud menguji apakah secara simultan variable bebas


berpengaruh terhadap variable tidak bebas, dengan tingkat keyakinan 95 % (α
= 0,05).

Urutan uji F :

a. Merumuskan hipotesisi null dan hipotesis alternatif.

Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0

Ha : Paling sedikit ada satu βi ≠≠ 0 i = 1,2,3,4

b. Menghitung F – hitung dengan menggunakan rumus yaitu :

R² / k
F= _____________________

40
(1 –R² ) / n – k 1
Dimana :

R² = koefisien determinasi
n = jumlah sample
K = Jumlah variable bebas

Dengan kriteria tersebut, diperoleh nilai Fhitung yang dibandingkan dengan

T table dengan tingkat resiko (level of significant) dalam hal ini 0.05 dan

degree of freedom = n – k- 1.

2) Uji- t statistik, untuk menguji pengaruh secara parsial antara variable bebas
terhadap variable tidak bebas dengan asumsi bahwa variable lain dianggap
konstan, dengan tingkat keyakinan 95 % (α = 0,05). Uji ini dilakukan
sekaligus untuk melihat koefisien regresi paling tinggi merupakan koefisien
dominan yang mempengaruhi variable terikat penelitian.

Urutan uji t:

a. Merumuskan hipotesisi null dan hipotesis alternatif.

Ho : βi = 0 i = 1,2,3,4
Ha : βi ≠≠ 0 i = 1,2,3,4
Menghitung t dengan menggunakan rumus :

bi
t hit = ___________
sb i

Dimana :

bi : koefisien regresi masing-masing variable.

41
sb i : standard error masing-masing variable.
Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai thitung yang kemudian

dibandingkan dengan t tabel pada tingkat keyakinan 95 %.

b. Kriteria pengujian:

t hitung > t tabel = Ho ditolak


t hitung ≤ t tabel = Ho diterima

Untuk ketepatan penghitungan sekaligus mengurangi human erros, penulis

tidak melakukan perhitungan secara manual akan tetapi dengan

menggunakan program komputer yang dibuat khusus untuk membaantu

pengilahan data statisik, yaitu program SPSS (statistiatical packages for

social siciences). Penetapan signifikan pada confidence level 95% atau α

0.05. Dengan menggunakan program SPSS disamping untuk memperoleh

hasil yang akurat dan tepat, juga pengolahan dapat dilakukan dengan cepat.

42
DAFTAR PUSTAKA

Anthony A. Atkinson, Rajiv D. Banker, Robert S. Kaplan, S. Mark Young.1998.


Management Accounting. 2nd edition. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice
Hall international, Inc.

Assegaf Ibrahim Abdullah.2001. Dictionary of Accounting, Revised Edition. Jakarta:


PT. Mario Grafika

Bannock, Graham, R. E. Baxter dan Evan Davis. 2004. A Dictionary of Economics.


Inggris: Penguin Books Ltd

Charles T. Horngren, George Foster, dan Srikant M. Datar.1997. Cost Accounting, A


Managerial Emphasis, 9th edition. Englewood cliffs, New Jersey: Prentice Hall

Farid Harianto dan Siswanto Sudomo.2001. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi
di Pasar Modal Indonesia. Jakarta: PT Bursa Efek Jakarta

Fred E. Foldvary.2007. The Depression of 2008. Berkeley: The Gutenberg Press

Imam Ghozali. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan
IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro

Lubis, Ade Fatma dan Syahputra, Adi.2008. Pedoman Penulisan Proposal dan Tesis.
Medan: Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara

Prathama Rahardja dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi


(Mikroekonomi & Makroekonomi). Edisi Ketiga. Jakarta:Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Riyanto Bambang. 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi keempat.


Yogyakarta : Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada

Sugiono.2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alvabeta

Supranto, Johanes.2004. Analisis Multivariat: Arti dan Interpretasi.Jakarta: Penerbit


Rineka Cipta

Syahyunan.2003. Analisis Modal Kerja.Medan: USU Digital Library

Weston, J. Fred, Thomas Copeland.2007. Managerial Finance. Edisi 8th. CBS


International: Driden Press

43

Anda mungkin juga menyukai