BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian............................................................
1.2. Identifikasi Masalah....................................................................
1.3. Rumusan Masalah.......................................................................
1.4. Tujuan Penelitian.........................................................................
1.5. Kegunaan Penelitian....................................................................
1.5.1. Kegunaan Teoritis..............................................................
1.5.2. Kegunaan Praktis...............................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS
2.1......................................................................................................Kajian
Pustaka.........................................................................................
2.1.1 Dividen...............................................................................
2.1.1.1 Pengertian Dividen.................................................
2.1.1.2 Jenis – jenis Dividen..............................................
2.1.2 Kebijakan Dividen.............................................................
2.1.2.1 Pengertian Kebijakan Dividen...............................
2.1.2.2 Faktor-faktor dalam Kebijakan Dividen................
2.1.2.3 Bentuk – bentuk kebijakan dividen........................
2.1.2.4 Teori Kebijakan Dividen........................................
2.1.2.5 Metode Pengukuran Kebijakan Dividen................
2.1.2.6 Dividend Payout Ratio (DPR)................................
2.1.2.7 Penetapan Dividen Payout Ratio (DPR)................
2.1.3 Laba....................................................................................
2.1.3.1 Pengertian Laba
2.1.3.2 Jenis – jenis Laba
2.1.3.3 Pertumbuhan Laba
2.1.3.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi laba
2.1.4 Laba Bersih
2.1.4.1 Pengertian Laba Bersih
2.1.4.2 Indikator Laba Bersih
2.1.4.3 Komponen Laba Bersih
2.1.4.4 Laporan Laba Rugi
2.2......................................................................................................Kerangk
a Pemikiran..................................................................................
2.3......................................................................................................Hipotesi
s ...................................................................................................
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN
3.1......................................................................................................Objek
Penelitian.....................................................................................
3.2......................................................................................................Metode
Penelitian.....................................................................................
3.2.1. Metode Penelitian yang Digunakan...................................
3.2.2. Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel...............
3.2.2.1 Definisi Variabel....................................................
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel.......................................
3.2.3. Data Penelitian...................................................................
3.2.3.1 Jenis dan Sumber Data ..........................................
3.2.3.2 Teknik Pengumpulan Data.....................................
3.2.4. Teknik Analisis Data..........................................................
3.2.5. Rancangan Pengujian Hipotesis.........................................
3.3......................................................................................................Tempat
dan Waktu Penelitian...................................................................
3.3.1. Tempat Penelitian..............................................................
3.3.2. Waktu Penelitian................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1......................................................................................................Hasil
Penelitian.....................................................................................
4.1.1. Profil Singkat Perusahaan..................................................
4.1.2. Deskripsi Variabel Perusahaan..........................................
4.1.3. Pengujian Hipotesis............................................................
4.2......................................................................................................Pembah
asan..............................................................................................
4.1.1. Menganalisis tingkat Laba Bersih di PT Unilever
Indonesia, Tbk....................................................................
4.1.2. Menganalisis perkembangan Kebijakan Dividen
di PT Unilever Indonesia, Tbk...........................................
4.1.3. Menganalisis pengaruh Laba Bersih terhadap
Kebijakan Dividen di PT Unilever Indonesia, Tbk...........
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1......................................................................................................Simpula
n...................................................................................................
5.2......................................................................................................Saran
BAB I
PENDAHULUAN
yang meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk-
produk kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah.
kegiatan perusahaan.
Indonesia Tbk dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen.
perusahaan”.
Dari sudut pandang investor atau pemegang saham, deviden adalah sumber
pemegang saham dan di sisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan.
Besarnya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemodal sangat
diperoleh akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau akan
ditahan dalam bentuk laba ditahan guna membiayai investasi di masa yang akan
datang. Oleh karenanya kebijakan dividen penting artinya bagi manajer keuangan
penentuan besarnya dividend payout ratio, yaitu besarnya persentase laba bersih
Table 1
Dividen, Laba dan DPR PT Unilever Indonesia Tbk (Perseroan)
(dinyatakan dalam jutaan rupiah kecuali dinyatakan lain)
Keterangan
Dividen Earnings
Tahun Jumlah DPR
Dividen Laba Per Share Per Share
saham
(Rp) (Rp) (dinyataka (dinyataka %
beredar
n lain) n lain)
(diolah,2020).
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa perkembangan
mengalami fluktuasi. Pada periode 2014 DPR di PT Unilever Tbk yaitu sebesar
94.02% dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi 98.96%. Akan tetapi
pada tahun berikutnya yaitu tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 95.34%,
menunjukan bahwa rasio Dividend Payout Ratio tidak stabil. Disisi lain para
investor lebih tertarik jika Dividend Payout Ratio pada perusahaan stabil. Hal ini
sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sartono (2001:281) bahwa: ”Bagi investor
stabil pula, dengan demikian resiko perusahaan juga relatif lebih rendah
macam faktor. Salah satu faktor yang diduga berpengaruh terhadap kebijakan
dividen adalah laba. Karena besar kecilnya dividen diduga dipengaruhi besar
kecilnya perolehan laba. Menurut M. Nafarin (2007: 788) "Laba (income) adalah
Tbk)”.
1. Bagaimana tingkat laba bersih pada PT Unilever Indonesia Tbk Tahun 2014-
2018?
2018?
untuk mengetahui :
1. Dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan acuan
Indonesia tbk sehingga dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan.
pemegang saham.
perkuliahan.
2.1.1. Dividen
yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki. Biasanya dividen dibagikan
dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya. Hafsah dkk (2016: 80)
menyatakan bahwa:“ dividen adalah bagian laba Perseroan yang dibagikan kepada
pemegang saham. Apabila rekening saldo laba menunjukkan saldo debit maka
keuntungan dengan cara ini disebut dividen”. Menurut Scott Besley dan Eugene
F. Brigham (2005: 300), “pengertian dividen adalah pembagian uang tunai yang
dilakukan oleh para pemegang saham atas keuntungan perusahaan, baik itu laba
yang didapatkan dari periode yang sedang berjalan ataupun laba dari periode
pembayaran sejumlah uang kas (tunai) yang dilakukan perusahaan kepada para
dalam satuan rupiah. Dividen juga bisa dikatakan imbalan atas penggunaan dana.
Bagian dari laba usaha perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham
perusahaan ketika pembagian dividen tersebut. Menurut Hafsah dkk (2016: 81)
jenis dividen yang dapat dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya
sebagai berikut:
1. Deviden Tunai (Cash Dividends), yaitu bagian laba usaha yang dibagikan
kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Yang perlu diperhatikan
oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen
kas ialah apakah jumlah uang yang ada mencukupi untuk pembagian
dividen tersebut.
2. Dividen Harta (Property Dividends), yaitu bagian dari laba usaha
perusahaan yang dibagikan dalam bentuk harta selain kas. Aktiva yang
dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki
oleh perseroan, barang dagangan atau aktiva-aktiva lain. pemegang saham
akan mencatat dividen yang diterimanya ini sebesar harga pasar aktiva
tersebut.
3. Dividen utang (Scrip Dividends), timbul apabila laba ditahan itu saldonya
mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup.
Sehingga pimpinan akan mengeluarkan skrip dividen yaitu janji tertulis
untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang.
4. Dividen Saham, yaitu pembagian tambahan saham, tanpa dipungut
pembayaran kepada pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang
dimilikinya.
5. Dividen Likuidasi, yaitu dividen yang sebagian merupakan pembagian
modal. Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para
pemegang saham harus diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba
dan berapa yang merupakan pengembalian modal, sehingga para pemegang
saham bisa mengurangi rekening investasinya.
dibagikan kepada pemegang saham tidak hanya dalam bentuk uang tunai. Dividen
yang dibagikan bisa saja dalam bentuk saham, barang dan surat hutang. Dividen
yang dibagikan dalam bentuk bukan uang tunai dipengaruhi oleh beberapa faktor,
kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk
menambah modal guna pembiayaan dalam investasi dimasa yang akan datang".
investasi yang tersedia, ketersediaan dan biaya modal alternatif, dan preferensi
pemegang saham untuk menerima pendapatan saat ini atau menerimanya di masa
yang akan datang”. Menurut Dewi Utari, dkk (2014:249) “Kebijakan dividen
perusahaan”.
apakah laba yang diperoleh suatu perusahaan akan dibagikan kepada pemegang
saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Pada dasarnya pihak manajemen
perusahaan.
2.1.2.2. Faktor-faktor dalam Kebijakan Dividen
1. Kesempatan investasi
Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang bisa dibagikan
akan semakin sedikit. Akan lebih baik jika dana ditanamkan pada investasi
yang menghasilkan NPV yang positif.
2. Profitabilitas dan Likuiditas
Perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa
membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal yang sebaliknya akan
terjadi jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran dividen adalah
untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang
mempunyai kas yang berlebihan seringkali menjadi target dalam akuisisi.
Untuk menghindari akuisisi , perusahaan tersebut bisa membayar dividen
dan sekaligus juga membuat senang pemegang saham.
3. Akses ke Pasar Keuangan
Jika perusahaan mempunyai akses kepasar keuangan yang baik,
perusahaan bisa membayar dividen lebih tinggi. Akses yang baik bisa
membantu perusahaan memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
4. Stabilitas Pendapatan
Jika pendapatan perusahaan relative stabil, aliran kas dimasa mendatang
dapat diperkirakan dengan lebih akurat. Perusahaan semacam itu bisa
membayar dividen lebih tinggi. Hal yang sebaliknya terjadi untuk
perusahan yang mempunyai pendapatan yang tidak stabil, maka
ketidakstabilan kas dimasa yang akan datang membatasi kemampuan
perusahaan memenuhi kemampuan perusahaan membayar dividen yang
tinggi.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat diketahui bahwa faktor – faktor yang
dividen tidak hanya dari faktor internal perusahaan saja, akan tetapi faktor
eksternal juga dapat mempengaruhi dividen diantara nya adalah peraturan atau
yaitu:
1. Stabilitas dividen
Perusahaan yang membayar dividen secara stabil dari waktu ke waktu
kemungkinan dinilai lebih baik daripada perusahaan yang membayar
dividen secara berfluktuasi. Hal ini karena perusahaan yang membayar
dividen secara stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan tersebut
stabil dan sebaliknya, perusahaan dengan dividen tidak stabil
mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang kurang baik.
2. Target payout ratio
Sejumlah perusahaan mengikuti kebijakan target dividend payout ratio
jangka panjang. Hal ini akan mengakibatkan besarnya jumlah dividen yang
dibayarkan berfluktuasi atau dividennya tidak stabil. Perusahaan hanya
akan meningkatkan dividend payout ratio, jika pendapatan perusahaan
meningkat dan perusahaan merasa mampu mempertahakan kenaikan
pendapatan tersebut dalam jangka panjang.
3. Dividen reguler dan dividen ekstra
Salah satu cara perusahaan meningkatkan dividen kas adalah dengan
memberikan dividen ekstra di samping dividend reguler. Hal ini biasanya
dilakukan jika pendapatan perusahaan meningkat cukup besar, tetapi
sifatnya sementara. Apabila tidak terjadi peningkatan pendapatan
perusahaan, dividen yang dibagikan hanya dividend reguler.
kebijakan dividen :
Menurut Baker et al. dalam Tatang Ary Gumanti (2013:8) ada tujuh teori
Berdasarkan pendapat para ahli dapat diketahui bahwa ada beberapa teori
menurut para ahli. Menurut Warsono (2003:275) terdapat dua indikator yang
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2012: 82) rasio pengukuran
ratio merupakan presentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, atau rasio
antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia
persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada
pemegang saham. Semakin besar rasio ini berarti semakin sedikit bagian laba
ratio persentase laba bersih yang dibayarkan dalam bentuk dividen dan laba
Berdasarkan pendapat para ahli dapat diketahui bahwa besar kecilnya DPR
dipengaruhi oleh keadaan finansial perusahaan. Disisi lain penetapan DPR juga
2.1.3. Laba
Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan
usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi.
Laba atau rugi merupakan hasil perhitungan secara periodik (berkala). Laba
atau rugi ini belum merupakan laba atau rugi yang sebenarnya. Laba atau rugi
yang sebenarnya baru dapat diketahui apabila perusahaan telah menghentikan
kegiatannya dan dilikuidasikan.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas maka dapat diketahui bahwa Laba
adalah informasi dalam hal pencapian pendapatan diatas beban yang stabil dan
pemegang ekuitas. Laba bisa dikatakan berasal dari transaksi perusahaan pada
penghasilan itu.
terbagi kedalam empat jenis yaitu laba kotor penjualan, laba bersih operasional,
laba bersih sebelum dipotong pajak dan laba bersih sesudah dipotong pajak. Laba
bersih adalah angka terakhir dalam perhitungan laba atau rugi dimana untuk
mencarinya laba operasi ditambah pendapatan lain dikurangi dengan beban lain.
adalah :
1) Naik turunnya jumlah unit yang dijual dan harga per unit.
2) Naik turunnya harga pokok penjualan, perubahan harga pokok penjualan
ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang dibeli atau diproduksi atau dijual
dari harga per unit atau harga pokok per unit.
3) Naik turunnya biaya usaha yang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dijual,
variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan efisiensi
operasi perusahaan.
4) Naik turunnya pos penghasilan atau biaya nonoperasional yang
dipengaruhi oleh variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat
harga dan perubahan kebijaksanaan dalam penerimaan discount.
5) Naik turunnya pajak perseroan yang dipengaruhi oleh besar kecilnya laba
yang diperoleh atau tinggi rendahnya tarif pajak.
6) Adanya perubahan dalam metode akuntansi.
adalah:
Berdasarkan pengertian para ahli di atas maka dapat diketahui bahwa laba
yang diperoleh setiap periode nya cenderung berubah – ubah. Perubahan laba
dipengaruhi banyak faktor diantaranya adalah naik turunnya pajak perseroan yang
dipengaruhi oleh besar kecilnya laba yang diperoleh atau tinggi rendahnya tarif
Ada beberapa pengertian laba bersih menurut para ahli. Menurut Abdullah
dalam Manurung dan Siregar (2009 : 4) “Laba bersih adalah kelebihan seluruh
pendapatan atas seluruh biaya untuk seluruh periode tertentu setelah dikurangi
pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi”. Hendriksen & Breda
dalam Rasyid (2001 : 56) berpendapat “Laba bersih merupakan net income to
shareholders (laba bersih bagi pemegang saham) yang akan dibagikan dalam
biaya. Besarnya laba sebagai pengukur kenaikan aktiva sangat tergantung atas
(aktiva bersih) yang berasal dari transaksi yang jarang terjadi dari badan usaha
dan juga dari seluruh transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan
usaha selama satu periode kecuali timbul dari pendapatan atau investasi dari
pemilik”. Menurut Hansen dan Mowen (2001: 38) "Laba adalah pendapatan
Berdasarkan pengertian para ahli di atas maka dapat diketahui bahwa laba
bersih adalah adalah kelebihan dari penghasilan atas biaya dalam satu periode
Berikut adalah cara menghitung laba bersih menurut para ahli. Menurut
Budi Rahardjo (2010 : 83) laba bersih dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Menurut Kasmir (2011:303) bahwa laba bersih dapat diukur dengan rumus:
Berdasarkan pengertian para ahli diatas dapat diketahui bahwa laba bersih
adalah hasil pengurangan laba sebelum pajak dikurangi pajak penghasilan. Laba
bersih juga dapat dikatakan juga selisih antara laba kotor dikurangi beban
Berikut adalah komponen laba bersih menurut para ahli. Menurut Kieso
secara lebih rinci dapat diamati langsung dari laporan laba rugi suatu perusahaan
diantaranya:
Berdasarkan pengertian para ahli diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa
komponen didalam laba bersih, komponen laba bersih secara lebih rinci dapat
diamati langsung dari laporan laba rugi suatu perusahaan. Komponen laba bersih
Berikut adalah beberapa pengertian tentang laporan laba rugi menurut para
ahli. Menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi (2009:15) menyatakan bahwa “laporan
laba rugi adalah ikhtisar pendapatan dan biaya untuk jangka waktu tertentu,
tertentu”.
Berdasarkan pengertian para ahli diatas dapat diketahui bahwa laporan laba
perusahaan dalam suatu periode akuntansi tertentu. didalam laporan ini disajikan
loss).
penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini melibatkan dua pihak yang
mempunyai kepentingan yang berbeda, yaitu pihak pertama para pemegang saham
yang dihasilkan perusahaan. Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi rasio
pembayaran dividen adalah perolehan laba bersih. Dimana laba bersih peusahaan
keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para
pemegang saham.
Jika laba perusahaan naik maka kebijakan dividen akan naik karena jika
perusahaan mendapatkan laba yang besar maka dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham akan cenderung stabil bahkan akan naik. Tetapi jika laba
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
2.3. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh antara Laba Bersih
Yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah laba bersih dan
(2012: 29) menyatakan bahwa “Metode deskriptif adalah metode yang berfungsi
melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagimana adanya, tanpa
kuantitatif adalah penelitian yang didasarkan pada data kuantitatif di mana data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan”. Penelitian ini
Sesuai dengan judul yang penulis sajikan yaitu Pengaruh Laba Bersih Terhadap
Kebijakan Dividen, maka terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu:
dependen (terikat)”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Laba Bersih
2. Variabel Dipenden
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
angka, atau data kuantitatif yang diangkakan (scoring)”. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu berupa laporan
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
Unilever Indonesia, Tbk periode 2014 sampai dengan 2018 yang diperoleh dari
Ciamis.
1. Observasi
2. Dokumentasi
cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku,
arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan
kaset yang berisi laporan keuangan PT Unilever Indonesia, Tbk periode 2014
sampai dengan 2018 yang diperoleh dari Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia,
Indonesia, Tbk
(Arikunto, 2013:317)
Keterangan :
n = Ukuran sampel
X = Variabel bebas
Y = Variabel terikat
Tabel 3.2
Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2013:231)
Regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel
Rumus dari dari analisis regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:
Ŷ =a+bX
Sumber
(Sugiyono, 2013: 261)
Keterangan:
variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis
turun.
( ΣY ) ( Σ X 2) −( ΣX )( ΣXY )
a= 2
nΣ X −¿ ¿
KD=r2 x 100%
(Sumber :Sugiyono, 2013:231)
Keterngan :
KD = Koefisien Determinasi
2
r = Koefisien Korelasi
3.2.5.1 Uji t
t=r
√ n−2
1−r
2
Keterangan:
t : t hitung
r : nilai korelasi
n : jumlah sampel
a. Jika t hitung > t Tabel maka Hipotesis diterima artinya Laba Bersih berpengaruh
b. Jika t hitung < t tabel maka Hipotesis ditolak artinya Laba Bersih tidak
3.2.5.2 Uji F
Pengujian yang dilakukan ini adalah dengan uji parameter b (uji korelasi)
(Sugiyono, 2013:257)
Keterangan:
a. Jika F hitung > F Tabel maka Hipotesis diterima artinya Laba Bersih
b. Jika F hitung < F tabel maka Hipotesis ditolak artinya Laba Bersih tidak
keuangannya diperoleh dari Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Fakultas
2020. Adapu waktu penelitian dapat dilihat dari table berikut ini :
Tabel 3.3
Jadwal Rencana Penelitian
KEGIATAN Bulan
NO
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1. Penyusunan Proposal
Penyusunan
2.
Instrumen
Ujian Proposal
3.
Penelitian
4. Pengumpulan Data
5. Pengolahan Data
Penyusunan Hasil
6.
Penelitian
Persiapan Sidang
7.
Skripsi
8. Sidang Skripsi