Anda di halaman 1dari 12

B

BAAB
B II
FFA
ALLSSA
AFFA
AHHD
DAASSA
ARR PPE
ENNG
GEEM
MB BAAN
NGGA
ANNM
MAASSY
YAAR
RAAK
KAAT
T

D
DAASSA
ARR PPE
EMMIIK
KIIR
RAAN
N Dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang
merupakan suatu lingkaran yang tak berujung, yang menghambat
perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia umumnya disebabkan karena Rendahnya Tingkat
Sosial Ekonomi masyarakat yang mengakibatkan Ketidakmampuan dan
Ketidaktahuan dalam berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan dan
perawatan dalam memelihara diri mereka sendiri ( Self Care ). Bila
keadaan ini dibiarkan akan menyebabkan masalah kesehatan terhadap
individu, keluarga, kelompok – kelompok dan masyarakat secara
keseluruhan. Dan sebagai dampaknya adalah menurunnya Status
Kesehatan Keluarga dan Masyarakat secara keseluruhan. Keadaan ini akan
sangat berpengaruh terhadap Produktivitas keluarga dan masyarakat untuk
menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang
selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan masyarakat
semakin rendah. Demikian seterusnya berputar sebagai suatu siklus yang
tak berujung.

Ketidaktahuan &
Sosial Ekonomi Rendah
Ketidakmampuan

Produktifitas Rendah

Keadaan yang saling kait mengkait ini menghambat perkembangan


masyarakat secara keseluruhan dan suatu tindakan harus dilakukan untuk
memotong lingkaran yang tak berujung ini agar selanjutnya kita dapat
meningkatkan keadaan masyarakat secara menyeluruh.
Adam Curle (1970) ahli pengembangan masyarakat berpendapat bahwa :
Sumber – sumber keterbelakangan masyarakat bukan terletak pada
kurangnya pendayagunaan sumber – sumber ekonomi, tetapi pada
penggunaan yang salah dari sumber daya manusiawi ( ...... the wrong use of
people.......). Dalam masyarakat itu sendiri sebenarnya terdapat suatu
dinamika yang membuat mereka mampu bertahan dalam keadaan yang
sulit dan hal itu sebenarnya merupakan potensi yang dapat dikembangkan
untuk meningkatkan taraf hidupnya. Sampai seberapa jauh potensi itu telah
berkembang, dapat dilihat dari keadaan perkembangan masyarakat itu
sendiri. Pada masyarakat yang sudah berkembang, maka hal ini
menunjukkan bahwa mereka telah dapat memanfaatkan potensi yang
mereka miliki ; Sedangkan pada masyarakat yang belum berkembang
berarti mereka belum banyak memanfaatkan potensi yang mereka miliki.
PPE
ENNGGEER
RTTIIA
ANN Beberapa definisi yang memberikan pengertian tentang Pengembangan
PPE
ENNGGE
EMMB BA
ANNGGAANN Masyarakat antara lain :
M
MAASSYYA
ARRA
AKKAATT
1. Menurut ” Bhattacarya ”
Pengembangan Masyarakat adalah Pengembangan manusia yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia
untuk mengontrol lingkungannya.
Pengembangan masyarakat merupakan usaha membantu manusia
mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan
kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai
lingkungan fisiknya. Manusia didorong untuk mampu membuat
keputusan, mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri.

2. Menurut ” T.R. Betten”.


Pengembangan Masyarakat bertujuan mempengaruhi perikehidupan
rakyat jelata dimana keberhasilannya tergantung sekali pada kemauan
masyarakat untuk aktif bekerjasama.

3. Menurut ” Yayasan Indonesia Sejahtera ”


Pengembangan Masyarakat adalah Usaha – usaha yang menyadarkan
dan menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat
menggunakan dengan lebih baik semua kemampuan yang dimiliki, baik
alam maupun tenaga, serta menggali inisiatif setempat untuk lebih
banyak melakukan kegiatan investasi dalam mencapai kesejahteraan
yang lebih baik.

Hakekat Pengembangan Masyarakat pada dasarnya adalah untuk


HA
H AK EK
KE ATT meningkatkan kesejahteraan manusia atau kesejahteraan masyarakat.
KA
EN
PPE GE
NG EMMB AN
BA GA
NG ANN Hal ini sebenarnya mempunyai kesamaan / tidak berbeda atau dalam arti
MA
M AR
ASSYYA AK
RA ATT lain sejalan dengan hakekat pembangunan ekonomi pada umumnya.
KA

LLAAN
Setiap usaha yang bertujuan untuk mengembangkan masyarakat
NGGKKAAH
H –– LLAAN
NGGKKAAHH
D hendaknya menempuh langkah – langkah sebagai berikut :
DLLMM PPEENNG
GEEMMBBAAN NGGAANN
MAASSYYAARRAAKKAATT
M
1. Ciptakan kondisi agar potensi ( kemampuan ) setempat dapat
dikembangkan dan dimanfaatkan.
Potensi setempat sering kali tidak bisa digunakan untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat karena adanya berbagai hambatan. Oleh karena
itu diperlukan kemampuan menganal hambatan – hambatan ini untuk
selanjutnya bersama masyarakat menciptakan suatu kondisi agar
potensi yang sudah ada dapat dimanfaatkan untuk peningkatan taraf
hidup.
2. Tingkatkan mutu potensi yang ada.
Tergalinya potensi setempat harus diikuti dengan peningkatan mutu
agar dapat diperoleh manfaat yang optimal. Hal ini dapat dilakukan
dengan jalan mengikutsertakan masyarakat setempat sejak awal
kegiatan hingga pelaksanaan dan perluasan kegiatan dengan
mengadakan kegiatan – kegiatan pendidikan yang bersifat non formal.

3. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.


Terlaksananya kegiatan sebagai wujud pemanfaatan potensi yang ada
bukanlah suatu tujuan akhir. Harus diusahakan agar kegiatan tersebut
tidak berhenti begitu saja tetapi diikuti dengan kegiatan lain sebagai
hasil daya cipta masyarakat. Untuk itu yang perlu diperhatikan adl :
) Setiap kegiatan harus menimbulkan kepuasan agar timbul gairah
dan daya cipta dari seluruh komponen masyarakat,
) Kegiatan – kegiatan yang dilakukan harus yang berkelanjutan,
) Harus ada latihan untuk pembentukan kader yang didikuti dengan
usaha meningkatkan keterampilan.

4. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan


Tujuan akhir dari peningkatan pengembangan masyarakat adalah agar
proses pengembangan masyarakat tersebut mampu menghasilkan
peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

EN
PPE NJJAABBAAR AN
RA N Dengan bertitik tolak dari pengertian tentang Pengembangan
OPPE
O RA
ER ON
ASSIIO ALL Masyarakat seperti yang telah diuraikan tersebut di atas, maka masyarakat
NA
merupakan Subyek dari kegiatan yang menjadi sasaran kegiatan. Peranan
lembaga dari luar hanyalah sebagai perangsang agar proses yang terjadi
berjalan secara optimal. Dengan demikian, maka Penjabarannya secara
Operasional dilaksanakan dengan cara :

1. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang menentukan


masalah kesehatannya, baik yang dihadapi secara individu, keluarga,
kelompok maupun masyarakat.
2. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang membuat analisa
dan kemudian menyusun perencanaan penanggulangan masalah.

3. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri


untuk melaksanakan usaha perbaikan tersebut.

4. Dalam proses ini sedapat mungkin digali sumber – sumber daya yang
ada dalam masyarakat sendiri dan kalau betul – betul diperlukan
dimintakan bantuan dari luar.
TTU UA
UJJU N Dengan menjadikan masyarakat sebagai Subyek kegiatan, maka Tujuan
AN
EN
PPE GE
NG EMMB BA NG
AN GA N yang ingin dicapai dalam Pengembangan Masyarakat adalah :
AN
MA
M ASSYYA RA
AR KA
AK ATT 1. Menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri.
2. Menimbulkan rasa bangga, semangat dan gairah kerja
3. Meningkatkan dinamika masyarakat untuk membangun
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

PPRRIIN
NSSIIPP –– PPR NSSIIPP
RIIN
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka harus diperhatikan Prinsip –
prinsip dalam Pengembangan Masyarakat sebagai berikut :
EN
PPE NGGE EMMB BA NG
AN GAAN N
M 1. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat.
MA ASSYYA RA
AR AKKAATT 2. Program harus disesuaikan dengan kemampuan masyarakat setempat,
3. Dalam melaksanakan kegiatan harus selalu diberikan bimbingan,
pengarahan dan dorongan agar agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan
kegiatan lainnya,
4. selama proses ini petugas harus bersedia mendampingi masyarakat
dengan mengambil fungsi sebagai katalisator untuk mempercepat
proses.

Dalam Program Pengembangan Masyarakat, terkandung Unsur – unsur


UN
U UR
NSSU UN
R –– U UR
NSSU R penting sebagai berikut :
EN
PPE GE
NG EMMB BA NG
AN GAANN 1. Program terencana dan terfokus pada kebutuhan – kebutuhan
MA
M AR
ASSYYA RAAK ATT
KA menyeluruh ( Total Needs ) dari masyarakat yang bersangkutan,
2. Mendorong Swadaya Masyarakat ( ini adalah Unsur Utama ),
3. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan – badan swasta
atau organisasi – organisasi sukarela, yang meliputi tenaga atau
personil, peralatan, bahan dan dana bersifat sementara dan tidak
menimbulkan ketergantungan,
4. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti kesehatan masyarakat,
pertanian, peternakan, pendidikan, kesejahteraan keluarga,
kewanitaan, kepemudaan dll untuk membantu masyarakat.

Menurut Mezirow ( 1963 ), ada 3 macam Bentuk Program dalam Usaha


BE
B EN UK
NTTU BE
K –– B ENNTTUUKK Pengembangan Masyarakat, yaitu :
PPEN G E M B A N GA N
ENGEMBANGAN 1. Program Integratif
MA
M ASSYYAARRA KA
AK ATT Pengembangan Masyarakat melalui koordinasi dinas – dinas teknis
terkait atau yang lebih dikenal dengan Kerjasama Lintas Sektoral
2. Program Adaptif
Pengembangan Masyarakat hanya ditugaskan kepada salah satu
Instansi/Departemen yang bersangkutan saja yang secara khusus
melaksanakan kegiatan tersebut atau yang dikenal dengan Kerjasama
Lintas Program.

3. Program Proyek
Pengembangan Masyarakat dalam bentuk usaha – usaha terbatas di
wilayah tertentu dan program disesuaikan dg kebutuhan wilayah tsb.
PPAAN
NDDAAN
NGGAAN
N KKO
ONNTTRRAA Namun demikian terlepas dari semua pengertian tersebut tentang
EN
PPE GE
NG EMMB AN
BA GA
NG ANN Pengembangan Masyarakat, maka ”Charles Erasmus” merupakan orang
MA
M AR
ASSYYA AK
RA ATT yang berpandangan kontra pengembangan masyarakat, yang menyatakan
KA
bahwa Orang – orang dewasa yang sudah mencapai tingkat kematangan
tertentu, yang telah mempunyai perasaan – perasaan rendah diri dan tidak
percaya diri sendiri dan mempunyai kecenderungan untuk menghindari
situasi – situasi baru, tidak mungin dirubah dalam sekejap, sekalipun
dibuka kesempatan – kesempatan.
Menurut Erasmus, Pengembangan Masyarakat hanyalah suatu ”Adult
Manipulation” belaka. Ia berkeyankinan bahwa faktor yang penting dalam
pembangunan adalah adanya kesempatan menuju perubahan ( Perubahan
Sosial ). Kalau momentumnya tepat, pembangunan materiil akan
merangsang tumbuhnya cara – cara hidup yang lebih sehat untuk
seterusnya, tanpa melalui filsafat birokratis tentang swadaya masyarakat.
BAB II
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
PPE
ENNG
GEER
RTTIIA
ANN Menurut ”Ross Murray” Pengorganisasian Masyarakat adalah : Suatu
proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan
dan menentukan prioritas dari kebutuhan – kebutuhan tersebut, dan
mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan –
kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber –
sumber yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang berasal dari
luar dengan usaha secara gotong royong.

A
ASSPPE
EKK –– A
ASSPPE
EKK Pada pengertian tersebut terdapat 3 aspek penting yang terkandung di
EN
PPE GO
NG RG
OR AN
GA NIISSA AN
ASSIIA N dalamnya, yaitu :
M
MAASSY
YAAR
RAAK
KAAT
T
1. PROSES
a). Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi
mungkin juga tidak disadari,
b). Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari akan
adanya kebutuhan,
c). Dalam prosesnya ditemukan unsur – unsur kesukarelaan.
Kesukarelaan timbul karena adanya keinginan untuk
memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau
prakarsa untuk mengatasinya,
d). Kesukarelaan juga terjadi karena dorongan untuk
memenuhi kebutuhan – kebutuhan kelompok atau
masyarakat,
e). Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi
biasanya ditemukan pada segelintir orang saja yang
kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat
untuk mengatasinya.
f). Selanjutnya mengintruksikan kepada masyarakat untuk
bersama – sama mengatasinya.

2. MASYARAKAT
Masyarakat biasanya diartikan sebagai :
a). Kelompok besar yang mempunyai Batas – batas Geografis
: Desa, Kecamatan, Kabupaten dsb.
b). Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan
bersama dari kelompok yang lebih besar,
c). Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat
menyadarkan kelompok yang lebih besar,
d). Kelompok yang secara bersama – sama mencoba
mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya.
3. BERFUNGSINYA MASYARAKAT
Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan
langkah – langkah sebagai berikut :
a). Menarik orang – orang yang mempunyai inisiatif dan dapat
bekerja, untuk membentuk kepanitiaan yang akan
menangani masalah – masalah yang berhubungan dengan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,
b). Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan
dilaksanakan oleh keseluruhan masyarakat,
c). Melakukan upaya penyebaran rencana ( kampanye ) untuk
mensukseskan rencana tersebut.

PPE
ERRSSY
YAARRA
ATTA
ANN Untuk menentukan seseorang sebagai ”Community Worker” atau sebagai
PPE
ETTU
UG ASS ”Promotor Kesehatan Desa (Promokesa)”, harus memiliki syarat – syarat
GA
sebagai berikut :
1. Mampu menggunakan berbagai pendekatan kepada masyarakat
sehingga dapat menarik kepercayaan masyarakat,
2. Mampu mengajak masyarakat untuk bekerjasama serta membangun
rasa saling percaya antara petugas dan masyarakat,
3. Mengetahui dengan baik sumber daya dan sumber alam yang ada di
masyarakat, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan
memecahkan masalah,
4. Mampu berkomunikasi secara baik dengan masyarakat, menggunakan
metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan keadaan
masyarakat sehingga informasi dapat dimengerti dan dilaksanakan
oleh masyarakat,
5. Mempunyai kemampuan profesional dalam berhubungan dengan
masyarakat, baik formal leader maupun informal leader,
6. Mempenyai pengetahuan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat
dan keadaan lingkungannya,
7. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan yang
dapat diajarkan kepada masyarakat,
8. Mengetahui dinas – dinas terkait dan tenaga ahli yang ada di wilayah
tersebut untuk dimintakan bantuan keikutsertaannya dalam
memecahkan masalah masyarakat dan memenuhi kebutuhan mereka.

PPE
ENND
DEEK
KAATTA
ANN Pada prinsipnya Pengorganisasian Masyarakat mempunyai orientasi
D
DAAL
LA M kepada kegiatan tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
AM
Untuk itu menurut ”Ross Murray” dalam Pengorganisasian Masyarakat,
PPEEN
NG OR
GO GA
RG AN AN
ASSIIA
NIISSA N terdapat 3 Pendekatan yang digunakan, yaitu :
M
MAASSY
YAAR RAAKKA ATT 1. Spesific Content Objective Approach
Adalah : Pendekatan baik perseorangan ( Promokesa ), Lembaga
swadaya atau Badan tertentu yang merasakan adanya masalah
kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan,
mengajukan suatu proposal / program kepada instansi yang berwenang
untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat
tersebut. Contoh : Program penanggulangan sampah.
2. General Content Objective Approach
Adalah : Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam
bidang kesehatan dalam suatu wadah tertentu.
Misalnya : Program Posyandu, yang melaksanakan 5 – 7 upaya
kesehatan yang dijalankan sekaligus.

3. Process Objective Approach


Adalah : Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang
dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari
mengidentifikasi masalah, analisa, menyusun perencanaan
penaggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan, sampai dengan
penilaian dan pengembangan kegiatan ; dimana masyarakat sendiri
yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang
mereka miliki.
Yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah Partisipasi
masyarakat / Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan Kegiatan.

LLA
ANNG
GKKA
AHH –– LLA
ANNG
GKKA
AHH Menurut ”Adi Sasongko ( 1978 )”, langkah – langkah yang harus ditempuh
EN
PPE GO
NG RG
OR AN
GA NIISSA AN
ASSIIA N dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah :
M
MAASSY
YAAR
RAAK
KA T 1. Persiapan sosial :
AT
a). Pengenalan Masyarakat
b). Pengenalan Masalah
c). Penyadaran Masyarakat
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
4. Perluasan

1. PERSIAPAN SOSIAL
Tujuan persiapan sosial adalah mengajak pasrtisipasi atau peran serta
masyarakat sejak awal kegiatan, selanjutnya sampai dengan
perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program
kesehatan masyarakat.
Kegiatan – kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan
kepada persiapan – persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis,
administratif dan program – program kesehatan yang akan dilakukan.
a). Tahap Pengenalan Masyarakat
Dalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah – tengah
masyarakat dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk
mengenal masyarakat sebagaimana adanya, tanpa disertai
prasangka sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan
yang akan dilaksanakan. Tahap ini dapat dilakukan baik melalui
Jalur Formal yaitu dengan melalui sistem pemerintahan setempat
seperti Pamong Desa atau Camat, dan dapat juga dilakukan
melalui Jalur Informal misalnya wawancara dengan To-Ma,
seperti Guru, Pemuka Agama, tokoh Pemuda,dll.
b). Tahap Pengenalan Masalah
Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal
masalah – masalah yang memang benar – benar menjadi
kebutuhan masyarakat. Untuk dapat mengenal masalah kesehatan
masyarakat secara menyeluruh tersebut, diperlukan interaksi dan
interelasi dengan masyarakat setempat secara mendalam.
Dalam tahap ini mungkin akan banyak ditemukan masalah –
masalah kesehatan masyarakat, oleh karena itu harus disusun
skala prioritas penanggulangan masalah. Beberapa pertimbangan
yang dapat digunakan untuk menyusun prioritas masalah adalah :
1). Beratnya Masalah
Yang perlu dipertimbangkan di dini adalah Seberapa jauh
masalah tersebut menimbulkan gangguan terhadap
masyarakat.
2). Mudahnya Mengatasi
Yang diperhatikan adalah kemudahannya dalam
menanggulangi masalah tersebut.
3). Pentingnya Masalah Bagi Masyarakat
Yang paling berperan di sini adalah Subyektifitas masyarakat
sendiri dan sangat dipengaruhi oleh kultur – budaya setempat
4). Banyaknya Masyarakat yang Merasakan Masalah
Misalnya perbaikan Gizi, akan lebih mudah dilaksanakan di
wilayah yang banyak balitanya.

c). Tahap Penyadaran Masyarakat


Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka :
1). Menyadari masalah – masalah kesehatan yang mereka hadapi
2). Secara sadar berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan
masalah kesehatan yang dihadapi,
3). Tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan
kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada.

Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka


akan pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang
terencana dan terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka Menyadarkan
Masyarakat adalah :
1). Lokakarya Mini Kesehatan,
2). Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )
3). Rembuk Desa

2. PELAKSANAAN
Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam Lokakarya
Mini atau MMD, maka langkah selanjutnya adalah Melaksanakan
kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan
penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah :
1). Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat,
2). Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya
penaggulangan masalah,
3). Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber
daya yang tersedia di masyarakat,
4). Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka
mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah.

3. EVALUASI
Penilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam
jangka waktu tertentu. Dalam melakukan penilaian ada 2 cara, yaitu :
1). Penilaian Selama Kegiatan Berlangsung
• Disebut juga Penilaian Formatif = Monitoring
• Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang
dijalankan sesuai dengan perencanaan penanggulangan
masalah yang telah disusun.
• Sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yang akan
dicapai.
2). Penilaian Setelah Program Selesai Dilaksanakan
• Disebut juga Penilaian Sumatif = Penilaian Akhir Program
• Dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan
yang dilakukan.
• Dapat diketahui apakah tujuan / target dalam pelayanan
kesehatan telah tercapai atau belum.

4. PERLUASAN
Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan,
dan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1). Perluasan Kuantutatif
Yaitu : perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang
dilakukan, baik pada wilayah setempat maupun wilayah lainnya
sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

2). Perluasan Kualitatif


Yaitu : perluasan dengan dengan meningkatkan mutu atau
kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat
meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani.
BBAABB IIIIII
MMOOBBIILLIISSAASSII,, PPAARRTTIISSIIPPAASSII DDAANN KKEEDDEERRIISSAASSII
BBA
AT TAASSAANN Mobilisasi merupakan Pengerahan seluruh anggota masyarakat untuk ikut
M
MOOBBIIL
LIISSA
ASSII aktif dalam suatu usaha demi kepentingan bersama.
Dalam masyarakat Jawa terkenal dengan istilah ”Gugur Gunung” yang
berarti bersama sama bergerak dalam menangani suatu proyek bersama
untuk kepentingan semua orang.
Untuk dapat bergerak, maka kelompok inti dengan atau tanpa extension
worker harus mampu mempengaruhi orang – orang atau seluruh
masyarakat agar merubah sikap dan membangkitkan keinginan mereka
untuk ikut bergerak bersama.

M
MOOB
BIIL
LIISSA
ASSII Dalam
masyarakat yang cukup besar jumlahnya dan heterogen, maka
OR
O RGGAAN ASSII kemungkinan untuk melakukan mobilisasi langsung menjadi kurang efektif
NIISSA
M
MAASSY
YAAR
RAAKKAATT dan terlalu lama. Jalan lain yang mungkin dapat ditempuh untuk
mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pendekatan melalui organisasi –
organisasi masyarakat yang ada, dengan menggunakan Langkah – langkah
sebagai berikut :
1). Membuat daftar organisasi yang ada
2). Mengetahui kegiatan utama dan mengenal tokohnya
3). Menganalisa kemungkinan yang mendukung ataupun yang
menghambat program
4). Membuat perkiraan kemungkinan hal – hal yang dapat membantu
program dari setiap organisasi
5). Mengatur strategi agar organisasi – organisasi yang netral dapat
segera diajak masuk dalam program dan menetralisir organisasi –
organisasi lain yang menentang.

PPA
ARRT
TIISSIIPPA
ASSII D
DA N Partisipasi
AN yang dibutuhkan adalah partisipasi yang bertanggung jawab,
PERANAN ORGANISASI bukan asal ikut ramai – ramai tanpa mengetahui sebenarnya apa yang harus
PERANAN ORGANISASI
dilakukan dan untuk apa ikut dalam usaha bersama itu.
SSE
ETTE
EMMPPA
ATT Partisipasi akan dapat mencapai hasil yang optimal apabila masing –
masing telah mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan dari kegiatan
bersama tersebut.
Peranan yang diharapkan dari organisasi setempat sangat luas, yang
diantaranya adalah :
• Pemberian fasilitas fisik, seperti : ruang untuk pertemuan, alat
transportasi, dll.
• Pemberian fasilitas non fisik, seperti : wibawa, mekanisme kontrol,
dukungan moral, bantuan pikiran dll.
Di negara – negara yang sedang berkembang, hampir sebagian besar warga
masyarakatnya berada pada tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang
rendah.
Hal ini mengakibatkan ”terpendamnya” potensi – potensi yang sebenarnya
dimiliki oleh masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya. Oleh karena
itu dapat dipahami bahwa dalam keadaan seperti ini, prakarsa
pembangunan hampir selalu dimulai oleh aparat pemerintah.

PPE
ENNG
GEER
RTTIIA
ANN Kader Desa adalah : Tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam
K bidang tertentu, yang tumbuh ditengah – tengah masyarakat dan merasa
KAAD
DEER
RDDE
ESSA
A berkewajiban untuk melaksanakan, meningkatkan, dan membina
kesejahteraan masyarakat dengan rasa iklas tanpa pamrih dan didasari
panggilan untuk melaksanakan tugas – tugas kemanusiaan.
Bertitik tolak dari pengertian ini, maka kader desa adalah wakil dari
masyarakat yang akan merumuskan segala hal yang menjadi kebutuhan
dari masyarakat dan melakukan usaha – usaha untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Kader desa akan menjadi ”agent of change” yang akan membawa
norma – norma baru yang sesuai dengan nilai tradisional mereka dan yang
akan menggali segi – segi positif yang ada pada norma – norma tradisional
masyarakat mereka.

OOPPT
TIIM
MA ALLIISSA
ASSII Beberapa cara / langkah – langkah untuk mengoptimalkan potensi kader
PPO
OTTEEN
NSSII K
KAAD DEERR desa antara lain :
D E S A 1). Jangan terlalu ketat membuat pembatasan – pembatasan
DESA 2). Pembinaan kader desa harus dilakukan secara positif dan
berkesinambungan,
3). Menumbuhkan dan mengembangkan sistem yang dapat menunjang
peran kader desa.

K
KEEU
UNNT
TUUN
NGGA
ANN Keuntungan yang diperoleh Masyarakat dengan adanya Kader adalah :
1). Meningkatkan kualitas kemampuan hingga menumbuhkan pemimpin
KKA
ADDE
ERRDDE
ESSA
A dan kepemimpinan baru dalam masyarakat,
2). Masyarakat dapat memanfaatkan kegiatan atau fasilitas yang
disediakan dengan lebih optimal,
3). Keterlibatan masyarakat dalam program menjadi lebih besar sehingga
ikut berperan secara aktif dalam menyusun tujuan – tujuan yang ingin
dicapai.

Keuntungan yang diperoleh Lembaga yg. Mensponsori Program dengan


adanya Kader adalah :
1). Program dapat dikerjakan kader dan menekan biaya,
2). Daya jangkau program menjadi lebih luas dg. Tambahan tenaga kader,
3). Cara pelaksanaan kegiatan / program dapat disesuaikan dengan
kondisi masyarakat setempat. ( Krn. Kader berasal dari masyarakat
setempat yang telah dipilih oleh masyarakat dan pamong setempat )

Anda mungkin juga menyukai