Sistem Reproduksi
Sistem Reproduksi
NIM:P27820421030
No Absen:30
#Bagian luar yaitu berupa kulit tipis relative tanpa bulu, mengandung kelenjar
keringat .
#Tunika dartos : bagian yang melekat pada kulit yaitu berupa otot-otot halus .
TESTIS Merupakan saluran-saluran yang melilit-lilit yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang
disebut Tubulus seminiferus (tempat terbentuknya sperma). Di tubulus seminiferus juga
terdapat sel-sel leydig yang tersebar , dimana sel ini akan menghasilkan testosteron dan
androgen yang merupakan hormone seks pria.
DUKTUS EFERENS Tubulus serniniferus dibagian atas lobus membentuk tubulus lurus
(tubulus rectus) dan masuk kebagian testis yang disebut Rete testis dan keluar sebagai duktus
eferens.
EPIDIDIMIS Saluran ini menempel pada testis. Saluran epididimis merupakan duktus
eferens bersatu yang berkelok-kelok. Sperma membutuhkan waktu 20 hari di epididimis yang
panjangnya hampir mencapai 6 meter. Selama perjalanan sperma di epididimis, sperma
menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi. Lapisan otot saluran ini,
makin tebal kearah ekor, ini sesuai dengan fungsi epididimis untuk mendorong sperma
menuju ke vas deferens.
VAS DEFERENS Merupakan saluran berotot yang keluar dari ekor epididimis menuju ke
uretra, tetapi sebelum sampai di uretra, terjadi pelebaran saluran yang disebut ampula, diakhir
saluran ampula akan bersatu dengan saluran vesika seminalis membentuk saluran kecil yang
disebut duktus ejakulasi, duktus ini masuk kedalam prostate dan bermuara pada uretra.
Saluran uretra disamping merupakan saluran eksresi juga sebagai saluran reproduksi .
KELENJAR AKSESORIS
* Kelenjar Vesikula Seminalis Kelenjar ini menyumbang 60% total volume semen. Cairan
dari vesika sernininalis mempunyai sifat kental kekuning-kuningan dan alkalis (basa). Cairan
ini mengandung mucus, gulaftuktosa (sumber energi bagi sperma), enzim pengkoagulasi,
asam askrobat, dan prostaglan.
*Kelenjar Prostat Kelenjar pensekresi semen cukup besar, mensekresikan secara langsung
melalui saluran-saluran kecil. Cairan ini mempunyai sifat encer seperti susu dan sedikit asam,
serta mengandung enzim antikoagulan (seminin), sitrat ( nutrient bagi sperma) . Kelenjar ini
merupakan permasalahan bagi laki-laki yang berumur diatas 40 th keatas, karena pada
umumnya terjadi pembesaran kelenjar prostat (non kanker). Biasanya diatasi dengan pembedahan
atau dengan obat-obatan mengandung gonadotropin yang dapat menghentikan aktivitas dan ukuran
kelenjar prostat.
*Kelenjar Bulbouretralis / Cawper Secara langsung tidak terlibat dalam sekresi semen,
merupakan sepasang kelenjar kecil, mensekresikan mukus bening sebelum ejakulasi, gunanya
untuk menetralkan setiap urin asam yang masih tersisa dalam uretra, juga mengandung enzim
spermin (bau khas). Kadang-kadang cairan ini juga membawa sebagian sperma yang
dibebaskan sebelurn terjadinya ejakulasi. Ini merupakan alasan tingginya kegagalan kontrol
kelahiran menggunakan metode menarik penis sebelum terjadinya ejakulasi ( KB angkat).
PENIS manusia terdiri dari 3 silinder jaringan erektil yang mirip spon yang terdiri dari
ruang-ruang dimana pembatasnya disebut trabekula. Jaringan erektil ini berasal dari vena dan
kapiler yang dimodifikasi. Ke-tiga jaringan erektil ini adalah: a. 2 (dua) buah corpus
cavernosum dari penis, pada bagian dorsal dan b. 1 (satu) buah corpus cavernosum dari uretra
(corpus spongiosum). Selama kebangkitan gairah seks, maka jaringan ini akan terisi penuh
oleh darah, dimana akan terjadi penutupan vena oleh peningkatan tekanan sehingga penis
penuh dengan darah yang menyebabkan terjadinya ereksi. Ereksi sangat penting artinya untuk
memasukkan penis ke dalam vagina saat terjadi kopulasi. Setiap laki-laki normal akan
mengejakulasikan semennya sebanyak 2-5 ml, dan setiap 1 ml mengandung sperma 50-150
juta sperma (normozoospermia : ≥ 20 juta/ml). Pada saat semen berada di saluran wanita,
prostaglandin dalam semen mengencerkan mukus pada permukaan uterus dan menggerakan
otot uterus serta merangsang untuk membantu masuknya semen ke uterus. Semen yang
bersifat alkalis akan membantu menetralkan suasana lingkungan vagina yang sedikit asam,
sehingga melindungi sperma dan meningkatkan motilitasnya. Saat pertama kali
diejakulasikan , semen berkoagulasi sehingga memudahkan untuk digerakan oleh kontraksi
uterus, sampai diuterus antikoagulan mencairkan semen guna membantu sperma untuk bisa
berenang melalui saluran perempuan menuju sel telur.
1) organ reproduksi ekstemal yaitu klitoris, dua pasang labia yang mengelilingi klitoris, dan
lubang vagina.
2) Organ reproduksi internal yaitu sepasang ovarium, duktus dan ruang untuk
menghantarkan sperma serta menampung embrio dan fetus (uterus).
A. Spermatositogenesis Peristiwa ini dimulai dari sel benih primitif yaitu spermatogonium
Al (stem cell atau sel induk) mengalami mitosis menjadi sepermatogonia A2, A3,A4 ,
intermediet dan membelah lagi menjadi spermatogonia B kemudian baru membentuk
Spermatosit primer. Ciri-ciri dari spermatogonium ; dekat lamina basalis, relatif kecil dan
mengandung kromosom diploid.
B. Meiosis Spermatosit primer memasuki tahapan profase dari pembelahan meiosis I yang
memiliki beberapa tahapan yaitu preleptoten, leptoten, zigoten, pakiten, diploten dan
diakinesis. Spermatosit primer memiliki 46 (44+XY) kromosom dan 4 N DNA. Tahapan-
tahapan dari profase dalam pembelahan meiosis adalah:
# Pakiten sinapsis kromosom semakin sempurna dan kromosom semakin menebal serta
memendek, inti dan sitoplasma tumbuh dan merupakan sel yang terbesar.
#Diploten : pasangan kromosom terpisah tetapi masih tetap, bergabung pada bagian kiasma.
#Diakinesis : Kromosom semakin memendek dan 2 kromatid yang menyusun tiap kromosom
dapat terlihat.
Telefase :2 anak inti baru dan terbentuklah sel baru yang disebut Spermatosit sekunder.
Spermatosit sekunder : selnya lebih kecil, mempunyai 23 kromosom, sulit diamati karena
berumur pendek dengan cepat memasuki meiosis II. Pembelahan spermatosit sekunder ini
menghasilkan spermatid.
# Fase golgi: Sitoplasma spermatid mengandung kompleks golgi yang menjolok dekat inti,
juga terdapat mitokondria, sepasang sentriol, ribosorn bebas dan tubulus retikulum
endoplasma licin.
# Fase akrosomal : Vesikel dan granula akrosom menyebar untuk menutupi belahan anterior
dari inti yang memadat yang disebut akrosom. Kutub anteriol sel yang mengandung akrosom
akan berorientasi kearah basis tubulus seminiferus.
#Fase pematangan : sitoplasma residu dibuang dan difagositosis oleh sel sertoli dan
spermatozoa dilepas kedalam lumen tubulus.
OOGENESIS adalah perkembangan telur (sel telur dewasa yang belum dibuahi) yang
dimulai dengan mitosis sel germinal primordial dalam embryo, menghasilkan oogonia
diploid. Masing-masing oogonium berkembang menjadi oosit primer, yang juga diploid.
Mulai pada saat pubertas, sebuah oosit primer umumnya menyelesaikan meiosis pertama
setiap bulan. Pembelahan meiosis melibatkan sitokinesis yang tidak sama (unequal
cytokinesis). Pembelahan meiosis I menghasilkan sebuah sel besar yaitu oosit sekunder dan
sebuah badan polar yang lebih kecil. Pembelahan meiosis II yang menghasilkan ovum dan
badan polar kecil lainnya, hanya terjadi jika sel sperma menembus oosit sekunder. Setelah
meiosis selesai dan badan polar kedua memisah dari ovum, nukleus haploid sperma dan
ovum matang menyatu dalam proses fertilisasi. Di dalam ovarium, masing-masing oosit
primer berkembang di dalam sebuah folikel. Sebagai respon terhadap FSH, beberapa folikel
tumbuh tapi yang matang hanya satu. Dalam proses ovulasi, folikel pecah dan membebaskan
sebuah oosit sekunder, dimana jaringan folikuler sisanya berkembang menjadi korpus luteum
yang mengalami disintegrasi ketika fertilisasi tidak terjadi.
Hormon testosteron
Kadar hormon testosteron pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita. Hormon ini akan
mengalami peningkatan selama masa pubertas, kemudian mulai menurun sejak memasuki
usia 30 tahun.
Fungsi hormon testosteron pada pria antara lain mengendalikan gairah seksual, produksi
sperma, kepadatan tulang, dan juga massa otot, sehingga hormon ini mampu memengaruhi
perubahan fisik dan emosional pria secara signifikan.
Sementara itu, fungsi hormon testosteron pada wanita adalah mengontrol suasana hati dan
gairah seksual, menjaga tulang tetap kuat, meringankan nyeri, dan menjaga kemampuan
berpikir.
Hormon estrogen
Kadar hormon estrogen pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria. Hormon estrogen pada
wanita memiliki peran penting dalam perkembangan seksual saat masa pubertas. Selain itu,
hormon ini juga berperan mengendalikan pertumbuhan dinding rahim selama siklus
menstruasi dan masa awal kehamilan, serta mengatur berbagai proses metabolisme, termasuk
pertumbuhan tulang dan kadar kolesterol.
Sementara pada pria, salah satu fungsi estrogen adalah mengontrol kesehatan sperma.
Namun, jika kadar estrogen pada pria terlalu tinggi, dapat terjadi penurunan kualitas sperma
dan disfungsi ereksi.
HormonLuteinasi(ICSH)
Hampir sama dengn hormon pria lainnya, pada hormon ini juga diepaskan dari kelenjar
pituari ataupun hipofosis anterior. Selanjutnya Hormon ICSH tersebut dapat memicu
produksi testosteron sel interstitial testis sekaligus akan menstimulasi sel leydig ketika
prosesnya berlangsung. Sesudah testosteron terbentuk, akhirnya hormon itu akan mendorong
supaya testosteron dapat terlepas dari testis.
HormonInhibin
Selanjutnya ada hormon inhibin yang diprosuksi sel sertoli dalam testis. Selanjutnya hormon
inhibin tersebut juga dapat menjaga kesehatan sekaligus menjaga kematangan sperma pria.
Pelepasan hormon tersebut dilakukan oleh testis saat tingkat sperma telah meningkat tinggi.
Hormon itu akan mengatur produksi dari sperma sekaligus akan menjaga konsentrat hormon
laki laki agar tetap pada titik yang konstan.
Oksitosin
Hormon oksitosin yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak ini umumnya akan
meningkat selama kehamilan, khususnya ketika menjelang persalinan.
Ketika kadar hormon meningkat, rahim akan terangsang untuk berkontraksi dan
mempersiapkan proses persalinan. Setelah melahirkan, oksitosin akan merangsang kelenjar
payudara untuk menghasilkan ASI.
Progesteron
Hormon progesteron berpengaruh terhadap siklus menstruasi dan ovulasi. Saat wanita
mengalami ovulasi atau sedang berada di masa subur, hormon progesteron akan membantu
mempersiapkan lapisan dalam rahim yang disebut endometrium untuk menerima sel telur
yangtelahdiuahiolehsperma.
Selama kehamilan, kadar hormon progesteron dalam tubuh tetap tinggi. Hal ini mencegah
tubuh menghasilkan sel telur baru dan mempersiapkan tubuh untuk memproduksi ASI. Bila
tidak terjadi pembuahan, kadar hormon progesteron dalam tubuh akan turun dan memicu
menstruasi.
3.Proses Menstruasi
Proses menstruasi adalah keluarnya darah dari vagina akibat dinding rahim yang luruh
karena sel telur di rahim, tidak dibuahi oleh sperma. Menstruasi umumnya terjadi setiap 28
hari sekali. Namun setiap wanita memiliki durasi siklus yang berbeda-beda.
Memahami Fase-Fase dalam Siklus Menstruasiiklus menstruasi dialami wanita yang telah
melalui masa pubertas. Proses menstruasi ini melalui berbagai fase dalam organ reproduksi
wanita, mulai dari pembentukan sel telur hingga keluarnya sel telur dari rahim.
Siklus menstruasi merupakan perubahan alami yang terjadi di dalam organ reproduksi wanita
setiap bulannya. Menstruasi terjadi ketika lapisan dinding rahim atau endometrium dan sel
telur yang tidak dibuahi meluruh keluar dari vagina.Siklus menstruasi pada tiap wanita
berbeda-beda dan biasanya terjadi antara 21–35 hari. Meski demikian, rata-rata siklus
menstruasi adalah sekitar 28 hari.
Hormon yang Memengaruhi Fase dalam Siklus Menstruasi Pada dasarnya, siklus
menstruasi terbagi menjadi beberapa fase yang dipengaruhi oleh lima jenis hormon
dalam tubuh, yaitu: Hormon estrogen,progestron,fsh,LH.
Fase I: menstruasi
Fase menstruasi terjadi selama 3–7 hari. Pada fase ini, lapisan dinding rahim dan sel telur
akan meluruh menjadi darah menstruasi. Banyaknya darah yang keluar selama masa
menstruasi ini bisa berkisar antara 30-40 ml.
Selama tiga hari pertama, darah menstruasi yang keluar akan lebih banyak. Pada masa ini,
wanita biasanya akan merasakan nyeri atau kram di bagian panggul, perut, dan punggung.
Kondisi ini biasanya dipicu oleh kontraksi rahim yang terjadi karena adanya peningkatan
hormon prostaglandin selama menstruasi.
Meski memicu rasa sakit, kontraksi yang terjadi selama menstruasi sebenarnya berfungsi
untuk mendorong dan mengeluarkan lapisan dinding rahim yang luruh menjadi darah
menstruasi.
Selain itu, wanita yang sedang haid juga bisa mengalami gejala lain, seperti perubahan mood,
sakit kepala, dan perubahan nafsu makan.
Fase II: praovulasi dan ovulasi
Pada fase praovulasi, lapisan dinding rahim yang sempat luruh akan mulai menebal kembali.
Proses penebalan rahim berfungsi untuk mempersiapkan rahim agar bisa ditempati oleh sel
telur bila terjadi pembuahan oleh sperma. Proses ini bisa terjadi pada masa subur atau
ovulasi.
Pada saat ovulasi, folikel yang dominan akan pecah dan mengeluarkan sel telur, kemudian
bergerak menuju rahim melalui tuba falopi. Sel telur tersebut dapat dibuahi hingga 24 jam
setelah dikeluarkan.
Jika Anda sedang berencana memiliki momongan, ada baiknya Anda melakukan hubungan
intim dengan pasangan pada fase ini atau menjelangnya, sebab masa ovulasi adalah waktu
terbaik yang memungkinkan terjadinya pembuahan. Di samping itu, sperma dapat bertahan
kurang lebih selama 3–5 hari di dalam rahim.
Masa subur wanita biasanya akan terjadi pada waktu 14 hari setelah hari pertama haid
terakhir. Meski demikian, perkiraan masa ovulasi tiap wanita tidaklah sama. Terkadang, masa
ovulasi bisa berubah dan hal ini akan lebih sering terjadi pada wanita yang haidnya tidak
teratur.
4.Proses Kehamilan(Pembuahan)
Pembuahan harus terjadi dalam waktu 24 jam setelah sel telur dihasilkan. Setelah salah satu
sperma berhasil menembus sel telur, maka sel telur akan berubah bentuk dan membentuk
lapisan sehingga sperma lain tidak bisa menembus masuk. Inilah yang disebut proses
pembuahan, dan akan berlanjut menjadi proses kehamilan. Semua diawali dari proses
pembuahan, yakni pertemuan dari sel telur dengan sperma.
Ya, pada dasarnya, wanita sulit untuk dengan pasti mengetahui kapan kehamilan terjadi.
Dokter biasanya akan menghitung awal kehamilan dari hari pertama haid terakhir (HPHT).
Tepatnya sekitar 2 pekan sebelum proses pembuahan terjadi. Sementara itu, sel telur hidup di
ovarium. Hormon yang mengontrol siklus menstruasi menyebabkan beberapa sel telur
'matang' setiap bulan. Ketika sel telur matang, tandanya sudah siap untuk dibuahi
sperma.Hormon-hormon ini juga membuat lapisan rahim menjadi bertekstur lebih tebal dan
kenyal, yang membuat tubuh jadi lebih siap untuk proses pembuahan dan kehamilan.
Gejala kehamilan umumnya sama pada sebagian besar wanita, namun ada variasi lainnya
juga. Ya, sebagian lain bisa juga tidak memiliki gejala sama sekali.
5.penyakit yang sering terjadi pada sistem reproduksi pria dan wanita
Beberapa penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering terjadi adalah:
1. Endometriosis
Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering kita dengar
adalah endometriosis. Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam
dinding rahim tumbuh di tempat lain di dalam tubuh.
Jaringan tersebut dapat tumbuh di ovarium, bagian belakang rahim, usus, atau bahkan di
kandung kemih. Jaringan yang salah tempat ini akan menyebabkan nyeri haid yang hebat,
perdarahan menstruasi yang deras, nyeri saat berhubungan seksual, serta sulit hamil.
2. Radang panggul
Penyakit kedua yang kerap terjadi pada sistem reproduksi wanita adalah radang panggul.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri penyebab infeksi yang merambat masuk ke dalam
panggul melalui vagina atau leher rahim.
Salah satu penyebab radang panggul yang paling umum adalah penyakit menular seksual,
seperti klamidia dan gonore. Jika tidak diobati dengan baik, penyakit ini bisa menyebabkan
nyeri panggul jangka panjang, tersumbatnya saluran telur, infertilitas, dan kehamilan ektopik.
3. PCOS
PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang memengaruhi kadar hormon
wanita. Wanita yang menderita penyakit ini akan menghasilkan hormon seks androgen dalam
jumlah yang lebih banyak.
Akibatnya, penderita akan mengalami menstruasi yang tidak teratur, atau bahkan tidak
menstruasi sama sekali, serta sulit hamil.
4. Miom
Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di rahim. Tumor pada miom
terbentuk dari jaringan otot rahim. Penyakit pada sistem reproduksi wanita ini sering
menyerang wanita di usia produktif.
Gejalanya dapat berupa perdarahan dari vagina di luar masa haid, nyeri panggul, kram atau
nyeri pada perut, nyeri punggung, sering merasa ingin pipis, serta nyeri saat berhubungan
seksual.
5. Kanker pada organ reproduksi wanita
Kanker pada organ reproduksi wanita dikenal dengan istilah kanker ginekologi. Beberapa
jenis kanker ginekologi adalah kanker rahim, kanker mulut rahim, kanker ovarium, dan
kanker vagina.
Oogami
Oogami adalah gamet yang dimiliki oleh manusia dan hewan. Gamet oogami dapat
dibedakan mana yang jantan dan mana yang betina karena memiliki ukuran, bentuk, dan
motilitas yang berbeda.
Gamet betina memiliki ukuran lebih besar, tidak dapat bergerak (non-motil), dan disebut
dengan sel telur. Adapun gamet jantan memiliki ukuran yang lebih kecil, dapat bergerak
(motil), dan disebut dengan sel sperma.
Contoh gamet
Contoh gamet yang paling umum adalah sel sperma dan sel ovum. Dengan penjelasan
sebagai berikut:
Sel sperma
Sel sperma adalah gamet jantan yang terbentuk melalui gametogenesis jenis spermatogenesis
di dalam testis. Dilansir dari Biology Dictionary, sel sperma merupakan sel yang sangat
terspesialisasi karena mengalami periode diferensiasi yang ekstensif.
Sel sperma memiliki induk germinal bernama spermatogonia yang membelah secara mitosis
lalu meiosis untuk menghasilkan sel sperma. Diferensiasi terjadi setelah meiosis,memberikan
struktur sperma yang memiliki kepala dan ekor yang memungkinkannya bergerak kea rah sel
telur.
Sel ovum
Sel ovum atau sel telur adalah gamet betina yang terbentuk melalui gametogenesis jenis
oogenesis di dalam ovarium. Sel ovum memiliki induk germinal bernama oogonia yang
kemudian membelah secara mitosis dan meiosis menghasilkan empat buah sel anak, namun
hanya satu yang menjadi sel telur.
Sel telur merupakan sel terbesar dalam tubuh yang mengandung banyak nutrisi dari proses
mitosis yang berguna untuk pertumbuhan zigot setelah fertilisasi (pembuahan). Tidak seperti
sel sperma, sel telur tidak bisa bergerak (non-motil).