Anda di halaman 1dari 15

Nama:Meyla Irtifa’ah

NIM:P27820421030

No Absen:30

Tugas Kompetisi Individu

1.Buat Anatomi dan Fisiologi Reproduksi pria dan wanita

Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Pria

Struktur/Anatomi organ reproduksi laki-laki Secara anatomi organ reproduksi laki-laki


terdiri dari organ reproduksi eksternal yaitu skroturn dan penis, dan organ reproduksi internal
yaitu testis ( menghasilkan sperma dan hormone), kelenjar aksesoris (mensekresikan produk
esensial bagi pergerakan sperma), dan sekurnpulan duktus yang membawa sperma dan
kelenjar.

SKROTUM merupakan pembungkus testis, dimana. penurunan testis kedalam skrotum


(Decensus testikulorum) terjadi semenjak didalam kandungan , Suhu testis lebih rendah 2OC
dari suhu tubuh. Ada beberapa mekanisme untuk mempertahankan suhu testis:

#Terdapatnya kelenjar keringat.

#Terdapatnya pleksus pampiniform berupa anyarnan-anyaman vena dari testis.

# Terdapatnya otot dartos berupa otot-otot halus.


Dinding skrotum terdiri dari beberapa lapisan yaitu:

#Bagian luar yaitu berupa kulit tipis relative tanpa bulu, mengandung kelenjar
keringat .

#Tunika dartos : bagian yang melekat pada kulit yaitu berupa otot-otot halus .

#Lapisan jaringan keringat .

# Membran serous merupakan dasar dari dinding skrotum.

TESTIS Merupakan saluran-saluran yang melilit-lilit yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang
disebut Tubulus seminiferus (tempat terbentuknya sperma). Di tubulus seminiferus juga
terdapat sel-sel leydig yang tersebar , dimana sel ini akan menghasilkan testosteron dan
androgen yang merupakan hormone seks pria.

DUKTUS EFERENS Tubulus serniniferus dibagian atas lobus membentuk tubulus lurus
(tubulus rectus) dan masuk kebagian testis yang disebut Rete testis dan keluar sebagai duktus
eferens.

EPIDIDIMIS Saluran ini menempel pada testis. Saluran epididimis merupakan duktus
eferens bersatu yang berkelok-kelok. Sperma membutuhkan waktu 20 hari di epididimis yang
panjangnya hampir mencapai 6 meter. Selama perjalanan sperma di epididimis, sperma
menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi. Lapisan otot saluran ini,
makin tebal kearah ekor, ini sesuai dengan fungsi epididimis untuk mendorong sperma
menuju ke vas deferens.

VAS DEFERENS Merupakan saluran berotot yang keluar dari ekor epididimis menuju ke
uretra, tetapi sebelum sampai di uretra, terjadi pelebaran saluran yang disebut ampula, diakhir
saluran ampula akan bersatu dengan saluran vesika seminalis membentuk saluran kecil yang
disebut duktus ejakulasi, duktus ini masuk kedalam prostate dan bermuara pada uretra.
Saluran uretra disamping merupakan saluran eksresi juga sebagai saluran reproduksi .

KELENJAR AKSESORIS

* Kelenjar Vesikula Seminalis Kelenjar ini menyumbang 60% total volume semen. Cairan
dari vesika sernininalis mempunyai sifat kental kekuning-kuningan dan alkalis (basa). Cairan
ini mengandung mucus, gulaftuktosa (sumber energi bagi sperma), enzim pengkoagulasi,
asam askrobat, dan prostaglan.

*Kelenjar Prostat Kelenjar pensekresi semen cukup besar, mensekresikan secara langsung
melalui saluran-saluran kecil. Cairan ini mempunyai sifat encer seperti susu dan sedikit asam,
serta mengandung enzim antikoagulan (seminin), sitrat ( nutrient bagi sperma) . Kelenjar ini
merupakan permasalahan bagi laki-laki yang berumur diatas 40 th keatas, karena pada
umumnya terjadi pembesaran kelenjar prostat (non kanker). Biasanya diatasi dengan pembedahan
atau dengan obat-obatan mengandung gonadotropin yang dapat menghentikan aktivitas dan ukuran
kelenjar prostat.
*Kelenjar Bulbouretralis / Cawper Secara langsung tidak terlibat dalam sekresi semen,
merupakan sepasang kelenjar kecil, mensekresikan mukus bening sebelum ejakulasi, gunanya
untuk menetralkan setiap urin asam yang masih tersisa dalam uretra, juga mengandung enzim
spermin (bau khas). Kadang-kadang cairan ini juga membawa sebagian sperma yang
dibebaskan sebelurn terjadinya ejakulasi. Ini merupakan alasan tingginya kegagalan kontrol
kelahiran menggunakan metode menarik penis sebelum terjadinya ejakulasi ( KB angkat).

PENIS manusia terdiri dari 3 silinder jaringan erektil yang mirip spon yang terdiri dari
ruang-ruang dimana pembatasnya disebut trabekula. Jaringan erektil ini berasal dari vena dan
kapiler yang dimodifikasi. Ke-tiga jaringan erektil ini adalah: a. 2 (dua) buah corpus
cavernosum dari penis, pada bagian dorsal dan b. 1 (satu) buah corpus cavernosum dari uretra
(corpus spongiosum). Selama kebangkitan gairah seks, maka jaringan ini akan terisi penuh
oleh darah, dimana akan terjadi penutupan vena oleh peningkatan tekanan sehingga penis
penuh dengan darah yang menyebabkan terjadinya ereksi. Ereksi sangat penting artinya untuk
memasukkan penis ke dalam vagina saat terjadi kopulasi. Setiap laki-laki normal akan
mengejakulasikan semennya sebanyak 2-5 ml, dan setiap 1 ml mengandung sperma 50-150
juta sperma (normozoospermia : ≥ 20 juta/ml). Pada saat semen berada di saluran wanita,
prostaglandin dalam semen mengencerkan mukus pada permukaan uterus dan menggerakan
otot uterus serta merangsang untuk membantu masuknya semen ke uterus. Semen yang
bersifat alkalis akan membantu menetralkan suasana lingkungan vagina yang sedikit asam,
sehingga melindungi sperma dan meningkatkan motilitasnya. Saat pertama kali
diejakulasikan , semen berkoagulasi sehingga memudahkan untuk digerakan oleh kontraksi
uterus, sampai diuterus antikoagulan mencairkan semen guna membantu sperma untuk bisa
berenang melalui saluran perempuan menuju sel telur.

Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Wanita


Anatomi Organ Reproduksi Wanita Secara anatomi organ reproduksi perempuan terdiri
dari :

1) organ reproduksi ekstemal yaitu klitoris, dua pasang labia yang mengelilingi klitoris, dan
lubang vagina.

2) Organ reproduksi internal yaitu sepasang ovarium, duktus dan ruang untuk
menghantarkan sperma serta menampung embrio dan fetus (uterus).

OVARIUM (Ovary) Terletak di dalam rongga abdomen, menggantung dan bertautan


melalui mesenterium ke uterus. Setiap ovarium terbungkus dalam kapsul pelindung yang
keras dan mengandung banyak folikel. Tiap folikel mengandung satu sel telur dan dikelilingi
oleh satu atau lebih sel-sel folikel, yang memberikan makanan dan melindungi sel telur yang
sedang berkembang. Seorang perempuan memiliki kira-kira 400.000 buah folikel yang
dibawanya sejak lahir dan folikel ini sudah terbentuk sebelum kelahirannya. Dari jumlah
folikel tersebut, hanya beberapa, ratus ribu saja yang dapat membebaskan sel telur selama
tahun-tahun reproduksi seorang perempuan, mulai dari pubertas sampai tercapainya masa
menopause. Ovulasi terjadi apabila sel telur yang matang didorong keluar dari folikel,
sedangkan sisa jaringan folikel akan berkembang di dalam ovarium membentuk massa yang
padat yang disebut korpus luteum. Korpus luteum mensekresikan tambahan estrogen dan
progesteron yaitu hormon yang mempertahankan dinding uterus selama kehamilan. Apabila
sel telur tidak dibuahi, korpus luteum akan lisis dan sebuah folikel baru akan mengalami
pematangan selama siklus berikutnya. Sistem reproduksi wanita tidak sepenuhnya tertutup,
sel telur dilepaskan kedalam rongga abdomen dekat pembukaan oviduk atau saluran telur
atau tuba falofi. Oviduk mempunyai pembukaan yang mirip corong dan silia yang terdapat
pada epitelium bagian dalam yang melapisi duktus akan membantu menarik sel telur dengan
cara menarik cairan dari rongga tubuh kedalam duktus tersebut. Silia (rambut getar) juga
mengirimkan sel telur tersebut menuruni duktus tersebut sampai ke uterus atau rahim. Uterus
adalah organ tebal dan berotot yang dapat mengembang selama kehamilan untuk menampung
fetus dengan bobot 4 kg. Lapisan bagian dalam uterus yang disebut endometrium dialiri oleh
pembuluh darah yang sangat banyak. Leher uterus disebut serviks, yang membuka ke dalam
vagina. Vagina merupakan ruangan berdinding tebal yang membentuk saluran kelahiran yang
dilalui bayi saat lahir, dan juga merupakan tempat singgah bagi sperma selama kopulasi.
Himen merupakan membran bervaskuler yang menutupi sebagian lubang vagina mulai saat
kelahiran , dan umumnya sampai pada saat pertama kali hubungan kelamin atau kegiatan
fisik yang dapat merobeknya. Lubang vagina dan lubang uretra, yang terpisah terletak
didalam daerah yang disebut vestibula, yang dibatasi oleh sepasang lipatan kulit tipis yaitu
labia minora dan satu pasang tonjolan lagi yang berlemak dan tebal disebut labia mayora
yang merupakan pembungkus dan pelindung dari labia minora dan vestibula.
SPERMATOGENESIS Suatu rangkaian perkembangan sel spermatogonia dari epitel
tubulus seminiferus yang mengadakan proliferasi dan selanjutnya berubah menjadi
spermatozoa. Spermatogenesis terdiri dari tiga fase:

*Fase spermatositogenesis : spermatogonium membelah menghasilkan generasi sel baru yang


nantinya akan menghasilkan spermatosit (pembelahan secara mitosis).

*Fase meiosis : spermatosit mengalami 2x pembelahan secara berturutan dengan mereduksi


sampai ½ jumlah kromosom dan jumlah DNA per sel dan menghasilkan spermatid.

*Fase Spermiogenesis : spermatid mengalami proses sitodiferensiasi sehingga menghasilkan


spermatozoa.

Spermatogenesis berlangsung di dalam tubulus seminiferus secara terus menerus dan


berkesinambungan sepanjang masa reproduksi dan selama fungsi spermatogonia induk tidak
terganggu oleh peranan hormon ( FSH, LH, testosteron).

A. Spermatositogenesis Peristiwa ini dimulai dari sel benih primitif yaitu spermatogonium
Al (stem cell atau sel induk) mengalami mitosis menjadi sepermatogonia A2, A3,A4 ,
intermediet dan membelah lagi menjadi spermatogonia B kemudian baru membentuk
Spermatosit primer. Ciri-ciri dari spermatogonium ; dekat lamina basalis, relatif kecil dan
mengandung kromosom diploid.

B. Meiosis Spermatosit primer memasuki tahapan profase dari pembelahan meiosis I yang
memiliki beberapa tahapan yaitu preleptoten, leptoten, zigoten, pakiten, diploten dan
diakinesis. Spermatosit primer memiliki 46 (44+XY) kromosom dan 4 N DNA. Tahapan-
tahapan dari profase dalam pembelahan meiosis adalah:

#Preleptoten : aktif dalam mensintesis DNA, struktur kromosom tidak jelas.

#Leptoten : kromosom mengalami kondensasi dan terdiri dari 2 kromatid.

#Zigoten terjadi penebalan kromosom dan sinapsis kromosom.

# Pakiten sinapsis kromosom semakin sempurna dan kromosom semakin menebal serta
memendek, inti dan sitoplasma tumbuh dan merupakan sel yang terbesar.

#Diploten : pasangan kromosom terpisah tetapi masih tetap, bergabung pada bagian kiasma.
#Diakinesis : Kromosom semakin memendek dan 2 kromatid yang menyusun tiap kromosom
dapat terlihat.

Metafase : kromosom dibidang equator .

Anafase : masing-masing kromosorn dikutub yang berlawanan.

Telefase :2 anak inti baru dan terbentuklah sel baru yang disebut Spermatosit sekunder.
Spermatosit sekunder : selnya lebih kecil, mempunyai 23 kromosom, sulit diamati karena
berumur pendek dengan cepat memasuki meiosis II. Pembelahan spermatosit sekunder ini
menghasilkan spermatid.

C. Spermiogenesis Spermatid : mengandung 23 kromosom, berbatasan dengan lumen,


ukurannya kecil, inti dengan kromatid padat. Spermatid mengalami perkembangan melalui
proses spermiogenesis yang terdiri atas 3 fase :

# Fase golgi: Sitoplasma spermatid mengandung kompleks golgi yang menjolok dekat inti,
juga terdapat mitokondria, sepasang sentriol, ribosorn bebas dan tubulus retikulum
endoplasma licin.

# Fase akrosomal : Vesikel dan granula akrosom menyebar untuk menutupi belahan anterior
dari inti yang memadat yang disebut akrosom. Kutub anteriol sel yang mengandung akrosom
akan berorientasi kearah basis tubulus seminiferus.

#Fase pematangan : sitoplasma residu dibuang dan difagositosis oleh sel sertoli dan
spermatozoa dilepas kedalam lumen tubulus.

OOGENESIS adalah perkembangan telur (sel telur dewasa yang belum dibuahi) yang
dimulai dengan mitosis sel germinal primordial dalam embryo, menghasilkan oogonia
diploid. Masing-masing oogonium berkembang menjadi oosit primer, yang juga diploid.
Mulai pada saat pubertas, sebuah oosit primer umumnya menyelesaikan meiosis pertama
setiap bulan. Pembelahan meiosis melibatkan sitokinesis yang tidak sama (unequal
cytokinesis). Pembelahan meiosis I menghasilkan sebuah sel besar yaitu oosit sekunder dan
sebuah badan polar yang lebih kecil. Pembelahan meiosis II yang menghasilkan ovum dan
badan polar kecil lainnya, hanya terjadi jika sel sperma menembus oosit sekunder. Setelah
meiosis selesai dan badan polar kedua memisah dari ovum, nukleus haploid sperma dan
ovum matang menyatu dalam proses fertilisasi. Di dalam ovarium, masing-masing oosit
primer berkembang di dalam sebuah folikel. Sebagai respon terhadap FSH, beberapa folikel
tumbuh tapi yang matang hanya satu. Dalam proses ovulasi, folikel pecah dan membebaskan
sebuah oosit sekunder, dimana jaringan folikuler sisanya berkembang menjadi korpus luteum
yang mengalami disintegrasi ketika fertilisasi tidak terjadi.

2.Siklus Hormonal sytem reproduksi pria dan wanita

 Follicle stimulating hormone (FSH)


Hormon reproduksi FSH diproduksi di kelenjar pituitari, yaitu kelenjar di otak yang
berukuran sebesar kacang polong. Hormon ini memiliki peranan penting terhadap
perkembangan seksual seseorang.
Selain memengaruhi perubahan fisik saat memasuki masa pubertas, hormon FSH pada wanita
juga memiliki peran terhadap proses pembentukan sel telur di ovarium serta turut
mengendalikan siklus menstruasi. Sementara pada pria, hormon FSH berfungsi untuk
mengendalikan produksi sperma dan perkembangan organ kelamin.
 Luteinizing hormone (LH)
Hormon LH juga diproduksi di kelenjar pituitari dan kerjanya saling melengkapo dengan
hormon FSH. Pada wanita, hormon reproduksi ini memengaruhi kerja ovarium, pelepasan sel
telur (ovulasi), siklus menstruasi, dan kesuburan. Sementara pada pria, LH merangsang
produksi testosteron, yang memengaruhi tingkat produksi sperma pria.

Hormon testosteron
Kadar hormon testosteron pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita. Hormon ini akan
mengalami peningkatan selama masa pubertas, kemudian mulai menurun sejak memasuki
usia 30 tahun.
Fungsi hormon testosteron pada pria antara lain mengendalikan gairah seksual, produksi
sperma, kepadatan tulang, dan juga massa otot, sehingga hormon ini mampu memengaruhi
perubahan fisik dan emosional pria secara signifikan.
Sementara itu, fungsi hormon testosteron pada wanita adalah mengontrol suasana hati dan
gairah seksual, menjaga tulang tetap kuat, meringankan nyeri, dan menjaga kemampuan
berpikir.

Hormon estrogen
Kadar hormon estrogen pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria.  Hormon estrogen pada
wanita memiliki peran penting dalam perkembangan seksual saat masa pubertas. Selain itu,
hormon ini juga berperan mengendalikan pertumbuhan dinding rahim selama siklus
menstruasi dan masa awal kehamilan, serta mengatur berbagai proses metabolisme, termasuk
pertumbuhan tulang dan kadar kolesterol.
Sementara pada pria, salah satu fungsi estrogen adalah mengontrol kesehatan sperma.
Namun, jika kadar estrogen pada pria terlalu tinggi, dapat terjadi penurunan kualitas sperma
dan disfungsi ereksi.

HormonLuteinasi(ICSH)
Hampir sama dengn hormon pria lainnya, pada hormon ini juga diepaskan dari kelenjar
pituari ataupun hipofosis anterior. Selanjutnya Hormon ICSH tersebut dapat memicu
produksi testosteron sel interstitial testis sekaligus akan menstimulasi sel leydig ketika
prosesnya berlangsung. Sesudah testosteron terbentuk, akhirnya hormon itu akan mendorong
supaya testosteron dapat terlepas dari testis.

HormonInhibin
Selanjutnya ada hormon inhibin yang diprosuksi sel sertoli dalam testis. Selanjutnya hormon
inhibin tersebut juga dapat menjaga kesehatan sekaligus menjaga kematangan sperma pria.
Pelepasan hormon tersebut dilakukan oleh testis saat tingkat sperma telah meningkat tinggi.
Hormon itu akan mengatur produksi dari sperma sekaligus akan menjaga konsentrat hormon
laki laki agar tetap pada titik yang konstan.

Oksitosin
Hormon oksitosin yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak ini umumnya akan
meningkat selama kehamilan, khususnya ketika menjelang persalinan.
Ketika kadar hormon meningkat, rahim akan terangsang untuk berkontraksi dan
mempersiapkan proses persalinan. Setelah melahirkan, oksitosin akan merangsang kelenjar
payudara untuk menghasilkan ASI.

Progesteron
Hormon progesteron berpengaruh terhadap siklus menstruasi dan ovulasi. Saat wanita
mengalami ovulasi atau sedang berada di masa subur, hormon progesteron akan membantu
mempersiapkan lapisan dalam rahim yang disebut endometrium untuk menerima sel telur
yangtelahdiuahiolehsperma.
Selama kehamilan, kadar hormon progesteron dalam tubuh tetap tinggi. Hal ini mencegah
tubuh menghasilkan sel telur baru dan mempersiapkan tubuh untuk memproduksi ASI. Bila
tidak terjadi pembuahan, kadar hormon progesteron dalam tubuh akan turun dan memicu
menstruasi.

3.Proses Menstruasi

Proses menstruasi adalah keluarnya darah dari vagina akibat dinding rahim yang luruh
karena sel telur di rahim, tidak dibuahi oleh sperma. Menstruasi umumnya terjadi setiap 28
hari sekali. Namun setiap wanita memiliki durasi siklus yang berbeda-beda.

Memahami Fase-Fase dalam Siklus Menstruasiiklus menstruasi dialami wanita yang telah
melalui masa pubertas. Proses menstruasi ini melalui berbagai fase dalam organ reproduksi
wanita, mulai dari pembentukan sel telur hingga keluarnya sel telur dari rahim.
Siklus menstruasi merupakan perubahan alami yang terjadi di dalam organ reproduksi wanita
setiap bulannya. Menstruasi terjadi ketika lapisan dinding rahim atau endometrium dan sel
telur yang tidak dibuahi meluruh keluar dari vagina.Siklus menstruasi pada tiap wanita
berbeda-beda dan biasanya terjadi antara 21–35 hari. Meski demikian, rata-rata siklus
menstruasi adalah sekitar 28 hari.

Hormon yang Memengaruhi Fase dalam Siklus Menstruasi Pada dasarnya, siklus
menstruasi terbagi menjadi beberapa fase yang dipengaruhi oleh lima jenis hormon
dalam tubuh, yaitu: Hormon estrogen,progestron,fsh,LH.

Fase I: menstruasi
Fase menstruasi terjadi selama 3–7 hari. Pada fase ini, lapisan dinding rahim dan sel telur
akan meluruh menjadi darah menstruasi. Banyaknya darah yang keluar selama masa
menstruasi ini bisa berkisar antara 30-40 ml.
Selama tiga hari pertama, darah menstruasi yang keluar akan lebih banyak. Pada masa ini,
wanita biasanya akan merasakan nyeri atau kram di bagian panggul, perut, dan punggung.
Kondisi ini biasanya dipicu oleh kontraksi rahim yang terjadi karena adanya peningkatan
hormon prostaglandin selama menstruasi.
Meski memicu rasa sakit, kontraksi yang terjadi selama menstruasi sebenarnya berfungsi
untuk mendorong dan mengeluarkan lapisan dinding rahim yang luruh menjadi darah
menstruasi.
Selain itu, wanita yang sedang haid juga bisa mengalami gejala lain, seperti perubahan mood,
sakit kepala, dan perubahan nafsu makan.
Fase II: praovulasi dan ovulasi
Pada fase praovulasi, lapisan dinding rahim yang sempat luruh akan mulai menebal kembali.
Proses penebalan rahim berfungsi untuk mempersiapkan rahim agar bisa ditempati oleh sel
telur bila terjadi pembuahan oleh sperma. Proses ini bisa terjadi pada masa subur atau
ovulasi.
Pada saat ovulasi, folikel yang dominan akan pecah dan mengeluarkan sel telur, kemudian
bergerak menuju rahim melalui tuba falopi. Sel telur tersebut dapat dibuahi hingga 24 jam
setelah dikeluarkan.
Jika Anda sedang berencana memiliki momongan, ada baiknya Anda melakukan hubungan
intim dengan pasangan pada fase ini atau menjelangnya, sebab masa ovulasi adalah waktu
terbaik yang memungkinkan terjadinya pembuahan. Di samping itu, sperma dapat bertahan
kurang lebih selama 3–5 hari di dalam rahim.
Masa subur wanita biasanya akan terjadi pada waktu 14 hari setelah hari pertama haid
terakhir. Meski demikian, perkiraan masa ovulasi tiap wanita tidaklah sama. Terkadang, masa
ovulasi bisa berubah dan hal ini akan lebih sering terjadi pada wanita yang haidnya tidak
teratur.

Fase III: pramenstruasi


Pada fase ini, lapisan dinding rahim makin menebal. Hal ini karena folikel yang pecah dan
mengeluarkan sel telur akan membentuk korpus luteum. Korpus luteum sendiri adalah
jaringan yang terbentuk di ovarium dan berperan dalam produksi hormon progesteron yang
membuat lapisan dinding rahim semakin tebal.
Jika tidak terjadi pembuahan, Anda akan mulai merasakan gejala pramenstruasi atau PMS,
seperti emosi tidak stabil dan perubahan kondisi fisik, seperti nyeri pada payudara, pusing,
cepat lelah, atau perut kembung.
Selain gejala tersebut, korpus luteum akan mengalami degenerasi dan berhenti memproduksi
progesteron. Jika tidak terjadi pembuahan, kadar progesteron dan estrogen akan menurun,
lapisan dinding rahim juga akan luruh hingga menjadi darah menstruasi.
Fase-fase di atas normalnya berlangsung secara teratur setiap bulannya. Namun, jika Anda
mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, menstruasi lebih dari 7 hari, atau tidak
mengalami menstruasi selama 3 bulan secara berturut-turut, sebaiknya konsultasikan
ke dokter agar dapat diperiksa dan ditangani dengan tepat.

4.Proses Kehamilan(Pembuahan)
Pembuahan harus terjadi dalam waktu 24 jam setelah sel telur dihasilkan. Setelah salah satu
sperma berhasil menembus sel telur, maka sel telur akan berubah bentuk dan membentuk
lapisan sehingga sperma lain tidak bisa menembus masuk. Inilah yang disebut proses
pembuahan, dan akan berlanjut menjadi proses kehamilan. Semua diawali dari proses
pembuahan, yakni pertemuan dari sel telur dengan sperma.
Ya, pada dasarnya, wanita sulit untuk dengan pasti mengetahui kapan kehamilan terjadi.
Dokter biasanya akan menghitung awal kehamilan dari hari pertama haid terakhir (HPHT).
Tepatnya sekitar 2 pekan sebelum proses pembuahan terjadi. Sementara itu, sel telur hidup di
ovarium. Hormon yang mengontrol siklus menstruasi menyebabkan beberapa sel telur
'matang' setiap bulan. Ketika sel telur matang, tandanya sudah siap untuk dibuahi
sperma.Hormon-hormon ini juga membuat lapisan rahim menjadi bertekstur lebih tebal dan
kenyal, yang membuat tubuh jadi lebih siap untuk proses pembuahan dan kehamilan.

Hormon kehamilan setelah proses pembuahan

Hormon kehamilan yang dikenal sebagai human chorionic gonadotropin (hCG) ada dalam


darah sejak implantasi. hCG adalah hormon yang terdeteksi dalam tes kehamilan.
Beberapa testpack rumahan dapat mendeteksi hCG segera 7 hari setelah ovulasi.

Apa saja gejala awal kehamilan?

Gejala kehamilan umumnya sama pada sebagian besar wanita, namun ada variasi lainnya
juga. Ya, sebagian lain bisa juga tidak memiliki gejala sama sekali.

Tanda dan gejala umum awal kehamilan dapat meliputi:

 Siklus haid terlewat.


 Payudara bengkak dan terasa nyeri.
 Mual dan/atau muntah.
 Merasa lelah.
 Kembung.
 Sembelit.
 Peningkatan frekuensi buang air kecil.

5.penyakit yang sering terjadi pada sistem reproduksi pria dan wanita

Beberapa penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering terjadi adalah:
1. Endometriosis
Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering kita dengar
adalah endometriosis. Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam
dinding rahim tumbuh di tempat lain di dalam tubuh.
Jaringan tersebut dapat tumbuh di ovarium, bagian belakang rahim, usus, atau bahkan di
kandung kemih. Jaringan yang salah tempat ini akan menyebabkan nyeri haid yang hebat,
perdarahan menstruasi yang deras, nyeri saat berhubungan seksual, serta sulit hamil.
2. Radang panggul
Penyakit kedua yang kerap terjadi pada sistem reproduksi wanita adalah radang panggul.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri penyebab infeksi yang merambat masuk ke dalam
panggul melalui vagina atau leher rahim.
Salah satu penyebab radang panggul yang paling umum adalah penyakit menular seksual,
seperti klamidia dan gonore. Jika tidak diobati dengan baik, penyakit ini bisa menyebabkan
nyeri panggul jangka panjang, tersumbatnya saluran telur, infertilitas, dan kehamilan ektopik.
3. PCOS
PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang memengaruhi kadar hormon
wanita. Wanita yang menderita penyakit ini akan menghasilkan hormon seks androgen dalam
jumlah yang lebih banyak.
Akibatnya, penderita akan mengalami menstruasi yang tidak teratur, atau bahkan tidak
menstruasi sama sekali, serta sulit hamil.
4. Miom
Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di rahim. Tumor pada miom
terbentuk dari jaringan otot rahim. Penyakit pada sistem reproduksi wanita ini sering
menyerang wanita di usia produktif.
Gejalanya dapat berupa perdarahan dari vagina di luar masa haid, nyeri panggul, kram atau
nyeri pada perut, nyeri punggung, sering merasa ingin pipis, serta nyeri saat berhubungan
seksual.
5. Kanker pada organ reproduksi wanita
Kanker pada organ reproduksi wanita dikenal dengan istilah kanker ginekologi. Beberapa
jenis kanker ginekologi adalah kanker rahim, kanker mulut rahim, kanker ovarium, dan
kanker vagina.

Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria


Pria juga memiliki sistem reproduksi yang berada di luar dan di dalam tubuh. Organ
reproduksi pria yang terletak di luar tubuh meliputi penis, skrotum (kantong zakar), dan
testis.
Sedangkan organ reproduksi pria yang berada di dalam tubuh adalah epididimis, saluran vas
deferens, saluran kemih, vesikula seminalis (kantung air mani), kelenjar prostat, dan
kelenjar bulbourethral.
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang bisa mengintai sistem reproduksi pria:
1. Epididimitis
Penyakit ini terjadi akibat adanya peradangan pada epididimis, yakni saluran di dalam
skrotum yang menempel pada testis. Saluran ini berperan untuk mengangkut serta
menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis.
Epididimitis dapat menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri, air mani mengandung darah,
nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, serta gangguan kesuburan.
2. Orchitis
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi pria yang cukup sering
terjadi. Orchitis adalah peradangan pada testis, yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri
atau virus. Orchitis bisa menyerang salah satu testis maupun keduanya sekaligus.
Sama seperti epididimitis, orchitis juga bisa menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri.
Bila tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan kemandulan dan penurunan produksi
hormon testosteron.
3. Gangguan prostat
Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih atau
uretra. Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk menyuburkan dan
melindungi sperma.
Gangguan pada prostat dapat berupa peradangan prostat (prostatitis), pembesaran prostat
(BPH), atau kanker prostat.
4. Hipogonadisme
Hipogonadisme pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon testosteron yang
cukup. Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan libido, gangguan
produksi sperma dan fungsi organ-organ reproduksi, serta infertilitas.
5. Masalah pada penis
Masalah pada penis tak jarang dikeluhkan oleh para pria. Beberapa penyakit yang bisa
menyerang organ reproduksi pria ini adalah disfungsi ereksi, kelainan bentuk penis,
misalnya hipospadia atau penis bengkok (penyakit Peyronie), dan kanker penis.
Selain beragam penyakit pada sistem reproduksi yang telah disebutkan di atas, pria dan
wanita juga bisa terkena penyakit menular seksual, seperti herpes genital, HIV/AIDS, sifilis,
dan gonorea. Penyakit ini ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual.
Penyakit pada sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita, bisa menyebabkan
kemandulan. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk selalu menjaga kesehatan organ
reproduksi dengan menjalani perilaku seks yang aman dan melakukan pemeriksaan kesehatan
rutin ke dokter untuk mendeteksi penyakit-penyakit tertentu.
6. Gamet adalah sel yang dibentuk untuk tujuan reproduksi. Gametogenesis didefinisikan
sebagai proses pembentukan dan perkembangan sel sperma dan sel telur agar bisa
membentuk individu baru atau janin. Proses gametogenesis pada wanita disebut oogenesis,
sedangkan pada laki-laki disebut spermatogenesis.
Proses Gametogenesis
Proses awal gametogenesis sudah terjadi saat pembuahan. Pada masa ini, sel primitif atau sel
benih membawa 46 pasang kromosom, yakni 23 kromosom dari ayah dan 23 kromosom dari
ibu.
Kromosom ini menyimpan informasi genetik atau DNA yang akan menentukan karakteristik
fisik seseorang, misalnya warna rambut, mata dan kulit, tinggi badan, dan struktur tulang.
Durasi proses gametogenesis tidak sama antara pria dan wanita. Pada pria, proses
spermatogenesis terjadi dalam beberapa hari. Sementara pada wanita, proses oogenesis akan
tertunda hingga beberapa tahun dan baru berlanjut ketika pubertas.
Pada perempuan, oogenesis terdiri dari 2 tahap, yakni pembentukan sel telur (oosit) dan
perkembangan oosit pascapubertas.
Sebelum pubertas, sel benih akan mengalami mitosis atau proses duplikasi kromosom.
Kemudian setelah mengalami pubertas, sel-sel ini akan mengalami proses pembelahan
(meiosis) dan kemudian membelah lagi hingga menghasilkan sel matang yang membawa 23
kromosom. Inilah yang akan berkembang menjadi sel telur yang siap untuk dibuahi.
Sedangkan pada laki-laki, proses sprematogenesis adalah proses yang berkelanjutan
sepanjang hidup dan berlangsung dalam waktu singkat tanpa penundaan. Hasil akhirnya
adalah 4 sperma matang yang membawa 23 kromosom.
Berbagai Kelainan Gametogenesis
Proses gametogenesis, baik oogenesis maupun spermatogenesis, memiliki alur masing-
masing. Jika terdapat gangguan pada tahapan-tahapan tersebut, maka akan terjadi gangguan
pada pembentukan jenis kelamin dan organ reproduksi janin.
Berikut adalah beberapa kondisi atau penyakit yang bisa terjadi akibat kelainan
gametogenesis:
Kelainan morfologi
Pada kondisi ini, terdapat kelainan bentuk dari sel-sel reproduksi. Pada pria, kelainan ini bisa
berupa bentuk spermatozoa yang abnormal, misalnya sel sperma yang memiliki 2 ekor atau 2
kepala. Jika jumlah sel sperma abnormal melebihi 20% dalam air mani ketika ejakulasi, hal
ini bisa menyebabkan pria mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas.
Sementara itu, pada wanita, kelainan morfologi dapat terjadi pada sel telur yang gagal
berkembang. Kondisi ini bisa membuat embrio atau bakal janin sulit terbentuk atau terjadinya
berbagai masalah kehamilan, misalnya kehamilan kosong dan keguguran.
Kelainan kromosom
Kelainan kromosom dibagi menjadi dua, yaitu kelainan pada kromosom autosom yang
berperan dalam menentukan ciri fisik janin dan kelainan pada kromosom seks yang
menentukan jenis kelamin.
Jumlah kromosom normal manusia adalah 46 kromosom yang terbagi dari 23 pasang.
Masing-masing pasang ini diperoleh dari gen ayah dan ibu. Kelainan pada kromosom
autosom bisa terjadi karena kekurangan kromosom menjadi 45 atau disebut monosomi, atau
karena kelebihan kromosom menjadi 47 atau disebut trisomi.
Sementara itu, normalnya jenis kelamin seseorang ditentukan dari gen kromosom XX untuk
perempuan dan XY untuk laki-laki. Kelainan pada kromosom seks terjadi ketika ada sel-sel
yang tidak mendapat kromosom seks, sementara yang lain memiliki 2 kromosom seks pada
saat pembelahan.
Kelainan gametogenesis ini bisa menimbulkan berbagai gangguan genetik, misalnya sindrom
XXY atau sindrom Klinefelter pada pria dan sindrom 45 X atau sindrom Turner pada wanita.
Kelainan gametogenesis umumnya sudah bisa terdeteksi saat janin masih dalam kandungan.
Kelainan ini bisa dideteksi melalui pemeriksaan genetik atau tes DNA. Namun, terkadang
sebagian kasus kelainan gametogenesis juga ada yang baru terdeteksi setelah seseorang
beranjak dewasa atau pada anak-anak.
Pembentukan gamet
Gamet terbentuk melalui proses pembelahan yang disebut dengan meiosis. Sel germinal
mengalami dua kali pembelahan ada meiosis dan menghasilkan empat buah anak yang
masing-masing memiliki satu set kromosom.
Keseluruhan proses pembentukan gamet disebut dengan gametogenesis, dan keempat sel
anak yang dihasilkan disebut dengan gamet.
Jenis gamet
Gamet dibedakan menjadi tiga jenis yaitu isogami, anisogami, dan oogami. Berikut
penjelasannya:
Isogami
Isogami adalah gamet heterogami yaitu memiliki morfologi bentu dan ukuran yang sama.
Gamet isogami tidak bisa dibedakan mana yang merupakan betina, dan mana yang jantan.
Contoh organisme yang isogamy adalag alga uniseluler.
Anisogami
Anisogami adalah gamet yang bisa dibedakan antara betina dan jantan. Gamet betina
memiliki ukuran yang lebih besar daripada gamet jantan. Gamet anisogami non-motil atau
tidak bisa bergerak. Contoh organisme yang memiliki gamet anisogami adalah tumbuhan
berbunga.

Oogami
Oogami adalah gamet yang dimiliki oleh manusia dan hewan. Gamet oogami dapat
dibedakan mana yang jantan dan mana yang betina karena memiliki ukuran, bentuk, dan
motilitas yang berbeda.
Gamet betina memiliki ukuran lebih besar, tidak dapat bergerak (non-motil), dan disebut
dengan sel telur. Adapun gamet jantan memiliki ukuran yang lebih kecil, dapat bergerak
(motil), dan disebut dengan sel sperma.
Contoh gamet
Contoh gamet yang paling umum adalah sel sperma dan sel ovum. Dengan penjelasan
sebagai berikut:
Sel sperma
Sel sperma adalah gamet jantan yang terbentuk melalui gametogenesis jenis spermatogenesis
di dalam testis. Dilansir dari Biology Dictionary, sel sperma merupakan sel yang sangat
terspesialisasi karena mengalami periode diferensiasi yang ekstensif.
Sel sperma memiliki induk germinal bernama spermatogonia yang membelah secara mitosis
lalu meiosis untuk menghasilkan sel sperma. Diferensiasi terjadi setelah meiosis,memberikan
struktur sperma yang memiliki kepala dan ekor yang memungkinkannya bergerak kea rah sel
telur.
Sel ovum
Sel ovum atau sel telur adalah gamet betina yang terbentuk melalui gametogenesis jenis
oogenesis di dalam ovarium. Sel ovum memiliki induk germinal bernama oogonia yang
kemudian membelah secara mitosis dan meiosis menghasilkan empat buah sel anak, namun
hanya satu yang menjadi sel telur.
Sel telur merupakan sel terbesar dalam tubuh yang mengandung banyak nutrisi dari proses
mitosis yang berguna untuk pertumbuhan zigot setelah fertilisasi (pembuahan). Tidak seperti
sel sperma, sel telur tidak bisa bergerak (non-motil).

Anda mungkin juga menyukai