Anda di halaman 1dari 142

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TINDAKAN IBU

DALAM PEMBERIAN GADGET PADA ANAK BALITA DI


DESA CEUBREK KECAMATAN LHOKSUKON
KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2019

SKRIPSI

OLEH :

ANANDA ANGGRIANA
NIM : 1702022051

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TINDAKAN IBU
DALAM PEMBERIAN GADGET PADA ANAK BALITA DI
DESA CEUBREK KECAMATAN LHOKSUKON
KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memeroleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M)
pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia

Oleh :

ANANDA ANGGRIANA
NIM: 1702022051

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Faktor- Faktor yang Memengaruhi Tindakan Ibu


dalam Pemberian Gadget di Desa Ceubrek
Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2019
Nama Mahasiswa : Ananda Anggriana
Nomor Induk Mahasiswa : 1702022051
Peminatan : Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Menyetujui :
Komisi Pembimbing

Medan, 10 Agustus 2019

Pembimbing I Pembimbing II

(Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes) (Only Yosephin, S.K.M., M.P.H)

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Institut Kesehatan Helvetia
Dekan,

(Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes)


Telah Diuji pada Tanggal : 10 Agustus 2019

Panitia Penguji Skripsi


Ketua : Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes
Anggota : 1. Only Yosephin, S.K.M., M.P.H
2. Sukamto, S.K.M., M.Kes
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :


1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.), di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukkan
tim penelaah/tim penguji.
3. Isi Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di
kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan
ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan
gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai
dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Medan, Agustus 2019


Yang membuat pernyataan,
Materai Rp
6.000
(Ananda Anggriana)
NIM : 1702022051
ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TINDAKAN IBU DALAM


PEMBERIAN GADGET PADA ANAK BALITA DI DESA CEUBREK
KECAMATAN LHOKSUKON KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2019

ANANDA ANGGRIANA
NIM : 1702022051

Tindakan ibu dalam pemberian gadget kepada anak menjadi salah satu hal
yang tidak bisa dikendalikan. Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon termasuk
salah satu banyaknya ibu yang memberikan gadget kepada anaknya. Ibu
beranggapan bahwa pemberian gadget pada anak dapat mempermudah ibu dalam
menjalankan setiap pekerjaan rumah dan dapat menjadi salah satu bagian pola
asuh ibu dalam mengurus anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor
yang memengaruhi tindakan ibu dalam pemberian gadget pada anak balita di
Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara tahun 2019.
Jenis penelitian metode survei analitik pendekatan crosssectional. Populasi
seluruh ibu yang memiliki anak balita di Desa Ceubrek sebanyak 417 ibu dengan
sampel menggunakan tekhnik random sampling sebanyak 81 ibu. Analisis data
menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan statistik uji chi-square
dan analisis multivariat dengan statistik uji regresi logistik berganda.
Hasil analisis multivariat menunjukan bahwa nilai p masing-masing variabel
antara lain pengetahuan (p = 0,361), sikap (p = 0,013), pendapatan (p = 0,780),
pekerjaan ( p = 0,005) dan pendidikan (p = 0,030) terhadap tindakan ibu dalam
pemberian gadget pada anak balita di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon
Kabupaten Aceh Utara tahun 2019.
Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh antara sikap, pekerjaan dan
pendidikan serta tidak ada pengaruh antara pengetahuan dan pendapatan terhadap
tindakan ibu dalam pemberian gadget pada anak balita di Desa Ceubrek
Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara tahun 2019. Variabel yang paling
dominan mempengaruhi tindakan ibu dalam pemberian gadget adalah pekerjaan.
Para ibu diharapkan membantasi pemberian gadget dapat menghindari anak dari
bahaya gadget.

Kata Kunci : Faktor yang Memengaruhi, Tindakan Ibu, Pemberian Gadget,


Anak Balita
Pustaka : 22 Buku + 38 Internet (2003-2018)

i
ABSTRACT

FACTORS THAT AFFECT THE ACTION OF MOTHER IN GADGET IN


CHILDREN IN CEUBREK VILLAGE, LHOKSUKON DISTRICT, NORTH
ACEH DISTRICT 2019

ANANDA ANGGRIANA
NIM : 1702022051

Mother's actions in giving gadgets to children are one thing that cannot be
controlled. That the mother thinks can facilitate the mother in carrying out any
homework and can be one part of the mother's parenting patterns in caring for
children. This study aims to determine the factors that influence the actions of
mothers in giving gadgets to children under five in Ceubrek Village, Lhoksukon
District, North Aceh Regency in 2019.
This type of research is an analytical survey method with cross-sectional
approach. The population is all mothers who have children under five in Ceubrek
Village as many as 417 mothers with a sample using 81 random sampling
techniques. Data analysis used univariate analysis, bivariate analysis with chi-
square test statistics and multivariate analysis with multiple logistic regression
test statistics.
The results of multivariate analysis showed that the p value of each variable
included knowledge (p = 0.361), attitude (p = 0.013), income (p = 0.780),
employment (p = 0.005) and education (p = 0.030) towards maternal actions in
giving gadgets to children under five in Ceubrek Village, Lhoksukon District,
North Aceh Regency in 2019.
The conclusion of this study is that there is an influence between attitude,
work and education on the actions of mothers in giving gadgets to children under
five. and there is no influence between knowledge and income on the actions of
mothers in the provision of gadgets to children under five in Ceubrek Village,
Lhoksukon District, North Aceh Regency in 2019. The most dominant variable
affecting the actions of mothers in giving gadgets is work. It is expected that
mothers can help with the provision of gadgets to children because of the
important role of mothers in supervising children in playing gadgets that can be
dangerous for children.

Keywords : Influencing Factors, Mother's Actions, Gadget Giving, Toddler


Children
Library : 19 Books + 38 internets (2003-2018)

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tindakan Ibu
dalam Pemberian Gadget pada Anak Balita di Desa Ceubrek Kecamatan
Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019”
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan
dari berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suryono, M.Sc., M.Kes selaku Pembina yayasan
Helvetia Medan
2. Imam Muhammad, SE., S.Kom., M.Kes selaku Ketua Yayasan Helvetia
Medan
3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si Rektor selaku Institut Kesehatan Helvetia
4. Dr.dr.Hj. Arifah Devi Fitriani, M.Kes selaku Wakil Rektor Bidang Akademik
dan Kemahasiswaan Institut Kesehatan Helvetia
5. Teguh Suharto, SE., M.Kes selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi Utama
dan Keuangan Institut Kesehatan Helvetia
6. Dr. Asriwati, S.Kep, Ns., S.Pd., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
7. Nuraini, S.Pd., M.Kes selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
8. Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
9. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes selaku Kepala Prodi Studi S1
Kesehatan Masyarakat dan sekaligus sebagai pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan saran sehingga dapat mudah menyelesaikan skripsi
ini.

iii
10. Only Yosephin Simanungkalit, S.K.M., M.P.H selaku pembimbing II yang
telah memberikan arahan dan sarannya kepada penulis sehingga dapat mudah
menyelesaikan skripsi ini.
11. Sukamto, S.K.M., M.Kes selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan serta saran kepada penulis sehingga dapat mudah menyelesaikan
skripsi ini.
12. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang paling dalam kepada Ibunda
bernama Asmalun Combih, yang telah bekerja keras demi seorang buah
hatinya mencapai cita-cita dan rela mengorbankan materi waktu dan tenaga
serta do’a yang tak henti mereka berikan dan menjadikan motivasi kuat dalam
mengurangi kerasnya perjalanan kehidupan dan sentuhan belai kasih
sayangmu menjadi inspirasi perjalanan hidup yang mampu melahirkan
goresan-goresan di setiap langkah.
13. Kepada rekan-rekan Mahasiswa/i teman sejawat serta sahabat seluruh
Mahasiswa Institut Kesehatan Helvetia Khususnya Prodi S1 Kesehatan
Masyarakat yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya dibidang kesehatan.

Medan, Agustus 2019


Penulis

Ananda Anggriana

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................... 9
1.4.1. Manfaat Teoritis............................................................ 9
1.4.2. Manfaat Praktis ............................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 11


2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu ..................................................... 11
2.2. Gadget ...................................................................................... 13
2.2.1. Pengertian Gadget ....................................................... 13
2.2.2. Tahp Pengenalan Gadget pada Anak ........................... 13
2.2.3. Permainan Gadget untuk Anak yang di Perbolehkan .. 16
2.2.4. Peranan Orang Tua Memantau Pemakaian Gadget ...... 18
2.2.5. Durasi Disarankan untuk Anak .................................... 19
2.3. Konsep Perilaku ....................................................................... 20
2.3.1. Definisi Perilaku .......................................................... 20
2.3.2. Determinan Perilaku Kesehatan Menurut Lawrance
Green ......................................................................... 20
2.4. Kerangka Teori ........................................................................ 32
2.5. Hipotesis .................................................................................. 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 34


3.1. Desain Penelitian ..................................................................... 34
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 34
3.2.1. Lokasi Penelitian .......................................................... 34
3.2.2. Waktu Penelitian........................................................... 34
3.3. Populasi dan Sampel ................................................................ 35
3.3.1. Populasi ........................................................................ 35
3.3.2. Sampel .......................................................................... 35

v
3.4. Kerangka Konsep ..................................................................... 36
3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran .......................... 36
3.5.1. Definisi Operasional ..................................................... 36
3.5.2. Aspek Pengukuran ........................................................ 37
3.6. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 38
3.6.1. Jenis Data ...................................................................... 38
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 38
3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................ 39
3.7. Teknik Pengolahan Data ......................................................... 42
3.8. Analisis Data ............................................................................ 43
3.8.1. Analisis Univariat ......................................................... 43
3.8.2. Analisis Bivariat ........................................................... 43
3.8.3. Analisis Multivariat ...................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 45


4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 45
4.2. Hasil Penelitian ........................................................................ 46
4.2.1. Karakteristik Responden ............................................... 46
4.2.2. Analisis Univariat ......................................................... 47
4.2.3. Analisis Bivariat ........................................................... 56
4.3. Analisis Multivariat .................................................................. 60
4.4. Pembahasan .............................................................................. 64
4.4.1. Pengaruh Pengetahuan terhadap Tindakan Ibu dalam
Pemberian Gadget pada Anak Balita di Desa Ceubrek
Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun
2019 .............................................................................. 64
4.4.2. Pengaruh Sikap terhadap Tindakan Ibu dalam
Pemberian Gadget pada Anak Balita di Desa Ceubrek
Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun
2019 .............................................................................. 66
4.4.3. Pengaruh Pendapatan terhadap Tindakan Ibu dalam
Pemberian Gadget pada Anak Balita di Desa Ceubrek
Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara tahun
2019 .............................................................................. 68
4.4.4. Pengaruh Pekerjaan terhadap Tindakan Ibu dalam
Pemberian Gadget pada Anak Balita di Desa Ceubrek
Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara tahun
2019 .............................................................................. 70
4.4.5. Pengaruh Pendidikan terhadap Tindakan Ibu dalam
Pemberian Gadget pada Anak Balita di Desa Ceubrek
Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara tahun
2019 .............................................................................. 72

vi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 74
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 74
5.2. Saran ...................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 76

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran......................................................................... 37

Tabel 3.2. Uji Validitas dan Reabilitas Faktor-Faktor yang Memengaruhi


Tindakan Ibu dalam Pemberian Gadget pada Anak Balita ........... 40

Tabel 3.3. Hasil Uji Reabilitas ........................................................................ 41

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik di


Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2019 .................................................................................... 46

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan


Pengetahuan di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019 .............................................. 47

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan di


Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
Simeulue Tahun 2019.................................................................... 49

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap di


Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2019 .................................................................................... 49

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap di Desa


Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun
2019 ............................................................................................... 52

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan di


Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2019 .................................................................................... 53

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa


Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun
2019 ............................................................................................... 53

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di


Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2019 .................................................................................... 54

viii
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Tindakan
Ibu dalam Pemberian Gadget di Desa Ceubrek Kecamatan
Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019 ........................... 54

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan Ibu


dalam Pemberian Gadget di Desa Ceubrek Kecamatan
Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019 ........................... 56

Tabel 4.11. Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Tindakan Ibu dalam
Pemberian Gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019 .............................................. 56

Tabel 4.12. Tabulasi Silang antara Sikap dengan Tindakan Ibu dalam
Pemberian Gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon
Kabupaten Aceh Utara tahun 2019 ............................................... 57

Tabel 4.13. Tabulasi Silang antara Pendapatan dengan Tindakan Ibu dalam
Pemberian Gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon
Kabupaten Aceh Utara tahun 2019 ............................................... 58

Tabel 4.14. Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Tindakan Ibu dalam
Pemberian Gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019 .............................................. 59

Tabel 4.15. Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Tindakan Ibu dalam
Pemberian Gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019 .............................................. 60

Tabel 4.16. Hasil Analisis Bivariat yang Diikut Sertakan dalam Uji Regresi
Logistik ......................................................................................... 61

Tabel 4.17. Uji Regresi Multivariat Logistik Tahap I ..................................... 61

Tabel 4.18. Uji Regresi Logistik Tahap II ....................................................... 62

Tabel 4.19. Hasil Uji Regresi Logistik ............................................................ 62

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Teori ............................................................................ 32

Gambar 3.1. Kerangka Konsep ........................................................................ 36

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Master Data Uji Validitas

Lampiran 3 : Master Data Penelitian

Lampiran 4 : Output Hasil Uji Validitas

Lampiran 5 : Output Hasil SPSS

Lampiran 6 : Lembar Persetujuan Perbaikan Skripsi (Revisi)

Lampiran 7 : Surat Izin Survei Pendahuluan

Lampiran 8 : Surat Izin Uji Validitas

Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 10 : Surat Balasan Izin Survei Awal

Lampiran 11 : Surat Balasan Izin Uji Validitas

Lampiran 12 : Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 13 : Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing 1

Lampiran 14 : Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing 2

Lampiran 15 : Dokumentasi

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini banyak sekali berpengaruh terhadap anak

salah satunya yaitu penggunaan gadget. Gadget sangat mudah sekali menarik

perhatian dan minat anak dan sudah menjadi hal yang biasa, jika anak-anak

saja sudah memakai gadget dalam kehidupan sehari-hari. Gadget memiliki

dampak positif dan negatif, untuk itu peran orang tua sangat penting dalam

perkembangan teknologi yang sangat maju dizaman sekarang ini.

Sering sekali kita menemukan pemanfaatan gadget menjadi salah satu jalan

pintas orang tua dalam pendamping sebagai pengasuh bagi anaknya. Dengan

berbagai fitur dan aplikasi yang menarik mereka memanfaatkannya untuk

menemani anak agar orang tua dapat menjalankan aktifitas dengan tenang, tanpa

khawatir anaknya keluyuran, bermain kotor, berantakin rumah, yang akhirnya

membuat rewel dan mengganggu aktifitas orang tua. Anak dengan lihai dapat

mengoperasikan gadget dan fokus pada game atau aplikasi lainnya. Orang tua

belakangan ini banyak yang beranggapan gadget mampu menjadi teman bermain

yang aman dan mudah dalam pengawasan. Sehingga peran orang tua sekarang

sudah tergantikan oleh gadget yang seharusnya menjadi teman bermain. (1)

Hasil penelitian menunjukan bahwa sejak tahun 2013 sebanyak 72% anak di

dunia sudah mulai menggunakan perangkat mobile seperti smartphone, tablet, dan

ipad. Mayoritas anak usia 2 tahun lebih suka menggunakan tablet atau

1
2

smartphone setiap harinya. Angka tersebut meningkat dua kali lipat di

bandingkan tahun 2011 yang masih berada di angka 38%. Survei yang dilakukan

eMarketer didapatkan data pengguna gadget meningkat secara signifikan di

Indonesia dan diprediksikan masuk empat besar populasi pengguna gadget

terbesar di dunia pada tahun 2016. eMarketer juga memproyeksikan bahwa pada

2016 hingga 2019 pengguna smartphone di Indonesia akan terus bertambah, tahun

2017 diperkirakan terdapat 74,9 juta pengguna.(2)

Maraknya gadget di seluruh dunia terutama di Indonesia dapat dilihat dari

hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun

2016 yang menyatakan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai

132,7 juta atau setara 51,7% dari populasi 256,2 juta jiwa. Data ini naik dari 2014

mencapai 34,9% dari populasi. Dari sisi usia pengguna internet terbanyak ada

pada kelompok umur 25-29 tahun dan 36-35-39 tahun, masing-masing berjumlah

24 juta pengguna atau 48 juta bila digabung kelompok usia terbesar kedua adalah

30-34 tahun dengan 23,3 juta berikutnya 20-24 tahun sebanyak 22,3 juta yang

menarik, kelompok usia remaja yang mengonsumsi internet sekian besar

kelompok usia 15-19 tahun mencapai 12,5 juta pengguna, dan 10-15 tahun

sebanyak 768 ribu. (3)

Dalam survei dijelaskan pula bagaimana para pengguna masih memandang

internet tidak aman bagi anak-anak. Sebanyak 101,3 juta pengguna internet tahun

2016 menyatakan tidak aman. Sementara 30,3 juta pengguna menyatakan tidak

masalah internet dikonsumsi bagi anak-anak. Hasil survei ini tentu mewakili dari

sisi demografis pengguna internet indonesia yang menunjukan sekitar 768 ribu
3

pengguna masih berusia 10-14 tahun. (3)

Menurut hasil Survei APJII pada tahun 2017 pertumbuhan pengguna

internet melonjak menjadi 143,26% dari 143,26 juta jiwa dan penggunaan Internet

berdasarkan wilayah terbanyak yaitu diwilayah Jawa sebesar 58,08 %, Sumatera

19,09%, Kalimantan 7,97%, Sulawesi 6,73%, Bali-Nusa 5,63% dan Maluku-

Papua seebesar 2,49%. Serta pengguna internet berdasarkan usia yakni 13-18

tahun sebesar 75,50%, usia 19-34 tahun 74,23%, usia 35-54 tahun 44,06% dan

usia > 54 tahun sebesar 15,72%. (4)

Menurut penelitian meningkatnya jumlah pengunaan gadget akan

meningkatkan angka kecanduan gadget. Kecanduan gadget akan meningkatkan

prevalensi risiko gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas karena

kecanduan gadget mempengaruhi pelepasan hormon dopamin yang berlebihan

sehingga menyebabkan penurunan kematangan Pre Frontal Cortex (PFC). (2)

Sebenarnya gadget tidak hanya menimbulkan dampak negatif bagi anak,

karena juga ada dampak positif, diantaranya dalam pola pikir anak yaitu mampu

membantu anak dalam mengatur kecepatan bermainnya, mengolah strategi dalam

permainan, dan membantu meningkatkan kemampuan otak kanan anak selama

dalam pengawasan yang baik. Akan tetapi dibalik kelebihan tersebut lebih

dominan pada dampak negatif yang berpengaruh terhadap perkembangan anak.

Salah satunya adalah radiasi dalam gadget yang dapat merusak jaringan syaraf dan

otak anak bila anak sering menggunakan gadget. Selain itu, juga dapat

menurunkan daya aktif anak dan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan

orang lain. Anak menjadi lebih dividual dengan zona nyamannya bersama gadget
4

sehingga kurang memiliki sikap peduli terhadap teman bahkan orang lain. Oleh

karena itu, penting pemahaman tentang pengaruh gadget terutama bagi orang tua.

Supaya anak dapat dibatasi penggunaannya dan daya kembang anak dapat

berkembang dengan baik dan menjadi anak yang aktif, cerdas, dan interaktif

terhadap orang lain. (5)

Lawrence Green menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan.

Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok,yakni

faktor prilaku (behavior cause) dan faktor di luar perilaku (non-bevarior causes).

Selanjutnya peerilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yang dirangkumdalam

akronim PRECEDE: predis-posing, enabling, dan reinforcing cause in

educational diagnosis and valuation. Precede ini adalah merupakan arahan dalam

menganalisis atau diagnosis dan evaluasi perilaku untuk intervensi pendidikan

(promosi) kesehatan. Precede adalah merupakan fase diagnosis masalah. (6)

Faktor Predisposisi mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

kesehatan, tradisisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan

dengan kesehatan, faktor enabling mencakup ketersediaan sarana dan prasarana

atau fasilitas bagi masyarakat dan faktor reinforcing meliputi faktor sikap dan

perilaku toko masyarakat, toko agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk

petugas kesehatan. (7)

Penelitian yang dilakukan oleh Vitrianingsih pada tahun 2017 dengan judul

penelitian “Hubungan Peran Orang Tua dengan Ketergantungan Anak terhadap

Penggunaan Gadget” dapat disimpulkan bahwa sebanyak 26,2% anak pra sekolah

di TK Gugus IX ketergantungan dengan gadget. Peran orang tua terhadap anak-


5

anaknya harus selalu dilakukan. Jangan sampai orang tua mengandalkan gadget

untuk menemani anak, dan orang tua membiarkan anak untuk mementingkan

gadget supaya tidak mengganggu, Mengontrol setiap konten yang ada di gadget

anak merupakan salah satu cara yang lebih efektif. Kesimpulanya bahwa ada

hubungan peran orang tua dengan ketergantugan gadget pada anak dengan p-

value 0,006. (8)

Penelitian yang dilakukan oleh Indian dkk pada tahun 2018 dengan judul

penelitian “Pengawasan Orang Tua dengan Dampak Penggunaan Gadget pada

Anak” dampak gadget bagi anak TK dan Paud Taruna Islam menunjukan dampak

negtif gadget 38% dan positif 62%. Banyak sekali dampak bermain gadget bagi

anak-anak yang pertama dampak positif bermain gadget. Sebaiknya mengawasi

anak dalam menggunakan gadget sehingga tidak mengganggu proses belajar dan

sosialisasi terhadap lingkungan. Orang tua perlu memberikan beberapa aturan

kepada anak tentang penggunaan gadget agar dapat bermanfaat secara maksimal

dan bagaimana orang tua mengawasi anak menggunakan gadget ketika bermain

supaya anak tidak tergelincir kedalam perbuatan yang negatif. Sehingga dapat

disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengawasan orang tua

dengan dampak penggunaan gadget pada anak di PAUD dan TK Taruna Islam.

(9)

Penelitian yang dilakukan oleh Jarot pada tahun 2016 dengan judul

penelitian “Pengaruh Pemakaian Gadget dan Perilaku Anak terhadap Kemampuan

Anak Taman Kanak-Kanak Happy Holy Kids” dapat ditarik kesimpulan ada

hubungan antara perilaku anak dan kemampuan anak tersebut kuat sebesar 53,6%.
6

Besarnya nilai konstanta regresi 33.515 artinya jika perilaku anak nol, maka nilai

kemampuan anak adalah 33.515 dan pengaruh ditunjukan oleh besarnya koefisien

sebesar 1.075 artinya setiap kenaikan pemakaian gadget 1 satuan, kemampuan

anak mengalami kemampuan kenaikan 1.075 satuan. (10)

Penelitian yang dilakukan oleh Rachman pada tahun 2015 dengan judul

penelitian “Hubungan Tingkat Penggunaan Teknologi Mobile Gadget dan

Eksistensi Permainan Tradisional pada Anak Sekolah Dasar” dapat ditarik

kesimpulan tingkat penggunaan teknologi gadget pada siswa tergolong sedang,

namun eksistensi permainan tradisional juga masih ada. Sehingga dapat diartikan

bahwa siswa yang memiliki gadget belum tentu tidak bermain atau melupakan

permainan tradisional, eksistensi permainan tradisional paling tampak dilakukan

disekolah dan hari libur, karena siswa lebih sering bermain permainan tradisonal

pada saat jam istirahat, waktu senggang dan juga pada saat libur sekolah. (11)

Desa Ceubrek termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Lhoksukon,

Kabupaten Aceh Utara desa Ceubrek terletak lebih kurang 4 Kilometer dari Keude

Blang Jruen dan 13 Kilometer arah timur dari Kota Lhoksukon (Ibu kota

Kabupaten Aceh Utara). Jumlah jiwa sebesar 3.976, jumlah balita sebesar 420

jiwa dan jumlah ibu yang mempunyai balita di Desa Ceubrek sebesar 417 jiwa,

mayoritas ibu-ibu yang ada di Desa Ceubrek yaitu sebagai Ibu Rumah Tangga

dengan penghasilan pas-pasan setiap bulannya dan minoritas ibu-ibu bekerja di

perkantoran. Anak-anak balita di desa ini jarang bermain dengan teman-temannya

seperti anak yang tumbuh dan berkembang di tahun 2010 yang lalu, terlihat setiap

hari masyarakat di Desa Ceubrek banyak menghabiskan waktu di dalam rumah


7

dan membiarkan anak bermain gadget sendiri di dalam rumah tanpa membiarkan

anak bermain dengan teman-teman yang lain dengan seusianya.

Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan oleh peneliti memperlihatkan

bahwa dari 15 responden ibu-ibu rumah tangga di desa Ceubrek Kecamatan

Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara terdapat 12 responden yang memberikan

gadget kepada anaknya. Responden mengatakan kurangnya pengetahuan dampak

gadget kepada anaknya, jika anak merengek ataupun menangis ibu langsung

memberikan gadget kepaada anaknya, pola asuh orang tua memberikan gadget

kepada anaknya untuk meringankan pekerjaan ibu dalam melakukan pekerjaan

yang dilakukan agar anak menjadi lalai bermain serta sebagai gadget dapat

menjadi media pembelajaran. 3 responden yang tidak memberikan gadget kepada

anaknya dikarenakan kemampuan ekonomi kepala keluarga yang tidak

mempunyai gadget.

Berdasakan hasil survei diatas peneliti tertarik melakukan penelitian yang

berjudul “Faktor-Faktor Memengaruhi Tindakan Ibu dalam Pemberian Gadget

pada Anak Balita di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara

Tahun 2019.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan pada penelitian ini adalah faktor apa saja yang memengaruhi

tindakan ibu dalam pemberian gadget pada anak balita di Desa Ceubrek

Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019.


8

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor apa saja

yang memengaruhi tindakan ibu dalam pemberain gadget pada anak balita di

Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan yang digunakan pada penelitian ini yaitu adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap tindakan ibu dalam

pemberian gadget pada anak balita di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon

Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019.

b. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap tindakan ibu dalam pemberian

gadget pada anak balita di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten

Aceh Utara Tahun 2019.

c. Untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap tindakan ibu dalam

pemberian gadget pada anak balita di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon

Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019.

d. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan terhadap tindakan ibu dalam

pemberian gadget pada anak balita di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon

Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019.

e. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap tindakan ibu dalam

pemberian gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh

Utara Tahun 2019.


9

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Menambahkan wawasan dan pengetahuan tentang bahaya pemberian gadget

pada anak balita terhadap kesehatan yang dapat terjadi pada anak balitanya. serta

dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk peneliti itu sendiri di masa

yang akan datang.

1.4.2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Sebagai pembelajaran dan pengetahuan bagi peneliti dalam menjalani

kehidupan dimasa yang akan datang dalam membatasi pemberian gadget

kepada anak balita agar terhindarnya dari penyakit.

b. Bagi orang tua

Sebagai pendidikan dan pengetahuan kepada orang tua agar selalu

membatasi pemberian gadget kepada anak balitanya serta orang tua dapat

mengetahui dampak bahayanya gadget bagi kesehatan sibuah hati yang

mereka sayangi.

c. Bagi anak balita

a) Agar anak balita selalu sehat dan terhindar dari bahaya yang terjadi

dalam penggunaan gadget.

b) Masa pertumbuhan anak dapat berjalan dengan optimal.

c) Menjadi anak yang disiplin

d) Agar terhindarnya penyalahgunaan negatif pada anak dimasa yang akan

datang.
10

d. Bagi Institut Kesehatan Helvetia

Sebagai salah satu referensi Perpustakaan Institut Kesehatan Helvetia

Medan dapat digunakan sebagai bahan bacaan, masukan, informasi, juga

dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk peneliti selanjutnya.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan dan acuan perbandingan dalam penelitian

selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjuan Peneliti Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Kaprino pada tahun 2017 dengan judul

“Komunikasi Orang Tua kepada Anak dalam Mencegah Terjadinya Dampak

Negatif Gadget” dapat disimpulkan pemahaman orang tua terhadap pemanfaatan

gadget yang tepat pada anak. Hal ini membuktikan bahwa pengetahuan oran tua

tentan pemanfaatan gadget yang tepat pada anak pada anak belum cukup,

terutama pengetahuan tentang dampak negatif yang ditimbulkan oleh gadget. (12)

Penelitian yang dilakukan oleh Yulia pada tahun 2015 dengan judul

penelitian “Pengaruh Penggunaan gadget terhadap Perkembangan Psikososial

Anak Usia Prasekolah (3-6 tahun) di TK Swasta Immanuel” ada pengaruh antara

penggunaan gadget terhadap perkembangan psikososial anak usia prasekolah (3-6

tahun) Hasil ini sesuai dengan uji chi square dimana nilai signifikasi yang didapat

sebesar 0,005. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara

penggunaan gadget terhadap perkembangan psikososial anak usia prasekolah (3-6

tahun) di TK Kristen Immanuel. Hasil nilai OR 0,303 yang berarti bahwa anak

usia prasekolah yang paparan penggunaan gadgetnya tinggi mempunyai peluang

0,3 kali memiliki perkembangan psikososial yang buruk dibandingkan dengan

anak yang paparan penggunaan gadgetnya rendah. Hal ini dikarenakan, pada saat

penelitian, peneliti mendapatkan data bahwa sebanyak 55,8% orang tua dari siswa

di TK Kristen Immanuel memiliki tingkat pendidikan yang tinggi yaitu sarjana,

11
12

oleh sebab itu pengetahuan mereka cukup tinggi terhadap dampak yang akan

ditimbulkan dari gadget tersebut. (13)

Penelitian yang dilakukan oleh Enraim dkk pada tahun 2018 dengan judul

penelitian “Hubungan Peran Keluarga dalam Menghindari Dampak Negatif

Penggunaan Gadget pada Anak dengan Prilaku Anak dalam Penggunaan Gadget

di Desa Kiawa 2 Barat Kecamatan Kawangkoan Utara” dapat disimpulkan

Berdasarkan hasil analisis chi-square hubungan antara peran keluarga dalam

menghindari dampak negatif penggunaan gadget pada anak dengan perilaku anak

dalam penggunaan gadget diperoleh nilai signifikan (p-value) sebesar 0,000

(<0,05) dan kesimpulan yang diperoleh adalah H0 ditolak. Maka, interpretasi dari

analisa ini adalah ada hubungan antara peran keluarga dalam menghindari dampak

negatif penggunaan gadget pada anak dengan perilaku anak dalam penggunaan

gadget di Desa Kiawa 2 Barat Kecamatan Kawangkoan Utara, dimana hubungan

tersebut terdapat korelasi negatif yang signifikan, hal itu dapat dilihat bahwa

semakin baik peran keluarga maka semakin baik pula perilaku anak dalam

penggunaan gadget. (14)

Penelitian yang dilakukan oleh Tri pada tahun 2017 dengan judul penelitian

“Kontrol Sosial Orang Tua kepada Anak Balita dalam Penggunaan Gadget di

Desa Wukirsari Imogiri Bantul” dapat disimpulkan dari hasil observasi

menunjukan bahwa setiap keluarga paling tidak memiliki merupakan gadget yang

memiliki fitur canggih. Dari hasil wawancara menunjukan pendapatan informan

Rp. 1.000.000,00 sampai Rp. 3.000.00,00. (15)


13

2.2. Telaah Teori

2.2.1. Gadget

2.2.1.1.Pengertian Gadget

Gadget dalam bahasa inggris artinya perangkat elektronik kecil yang

mempunyai fungsi khusus. Hal yang membedakan gadget dengan perangkat

elektronik lainnya pada unsur “kebaruan” hari kehari gadget selalu menyajikan

tekhnologi terbaru yang membatu hidup manusia menjadi lebih praktis. (16)

Gadget atau gawai suatu piranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan

fungsi yang praktis yang secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan

dengan tekhnologi yang sebelumnya. Gadget merupakan instrumen elektronik

yang memiliki tujuan dan fungsi praktis tertentu yang sangat membantu dan

mempermudah pekerjaan manusia. (17)

Gadget secara umum adalah barang elektronik kecil yang didesain

sedemikian rupa sehingga menjadikanya sebagai suatu inovasi terbaru, atau juga

bisa dikatakan sebagain suatu penemuan yang benar-benar menakjubkan pada

masanya. (18)

Sedangkan gadget di Blogger.com adalah kumpulan elemen atau fitur yang

memang didesain oleh pihak blogger dengan tujuan untuk mendukung fungsi

blogger.com sebagai web penyedia jasa bloging gratis. (18)


14

2.2.1.2. Tahap Pengenalan Gadget pada Anak

Tahap pengenalan gadget pada anak digolongkan sebagai berikut :

1) Usia 2 s/d 4 tahun

Dalam usia balita, anak yang memulai berinteraksi dengan komputer

harus didampingi oleh orang tua atau orang dewasa. Ketika banyak aktifitas dan

situs yang bersesuaian dengan usia balita ini, melakukan surfing bersama orang

tua adalah hal yang terbaik. Hal tersebut bukan sekedar persoalan keselamatan

anak, tetapi juga untuk meyakinkan bahwa anak tersebut bisa mendapatkan

pengalaman yang menyenangkan sekaligus memperkuat ikatan emosional antara

sang anak dengan orang tua. (19)

2) Usia 4 s/d 7 tahun

Anak mulai tertarik untuk melakukan eksplorasi sendiri. Meskipun

demikian, peran orang tua masih sangat penting untuk mendampingi ketika anak

menggunakan Internet. Dalam usia ini, orang tua harus mempertimbangkan untuk

memberikan batasan-batasan situs yang boleh dikunjungi, berdasarkan

pengamatan orang tua sebelumnya. Untuk mempermudah hal tersebut, maka orang

tua bisa menyarankan kepada anaknya untuk menjadikan sebuah direktori atau

search engine khusus anak-anak sebagai situs yang wajib dibuka saat pertama kali

terhubung dengan internet. (19)

Anak akan mendapatkan pengalaman yang positif jika berhasil

meningkatkan penemuan-penemuan baru mereka di Internet. Inti permasalahan di

sini bukanlah terpusat pada bagaimana menghindari situs-situs negatif, tetapi

bagaimana caranya agar anak dapat tetap leluasa mengeksplorasi Internet dan
15

mengunjungi sejumlah situs yang bermanfaat tanpa timbul rasa frustrasi atau

ketidak-nyamanan pada dirinya. (19)

3) Usia 7 s/d 10 tahun

Dalam masa ini, anak mulai mencari informasi dan kehidupan sosial di luar

keluarga mereka. Inilah saatnya dimana faktor pertemanan dan kelompok bermain

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan seorang anak. Pada usia ini

pulalah anak mulai meminta kebebasan lebih banyak dari orang tua. Anak

memang harus didorong untuk melakukan eksplorasi sendiri, meskipun tak berarti

tanpa adanya partisipasi dari orang tua. Tempatkan komputer di ruang yang mudah

di awasi, semisal di ruangan keluarga. Ini memungkinkan sang anak untuk bebas

melakukan eksplorasi di internet, tetapi dia tidak sendirian. (19)

Salah satu cara mencegah hal tersebut adalah dengan membatasi waktu

online mereka, bisa dengan cara menggunakan aturan yang disepakati bersama

atau dengan memasang software yang dapat membatasi waktu online. Penting pula

diperhatikan bahwa saat mereka online, upayakan agar mereka mengunjungi

berbagai macam situs, tidak sekedar satu-dua situs favorit mereka saja. (19)

4) Usia 10 s/d 12 tahun

Pada usia 12 tahun, anak-anak mulai mengasah kemampuan dan nalar

berpikir mereka sehingga mereka akan membentuk nilai dan norma sendiri yang

dipengaruhi oleh nilai dan norma yang dianut oleh kelompok pertemanannya.

Sebelumnya, norma keluargalah yang banyak berpengaruh. Pada usia ini,

sangatlah penting untuk menekankan konsep kredibilitas. Anak-anak perlu

memahami bahwa tidak semua yang dilihatnya di internet adalah benar dan
16

bermanfaat, sebagaimana belum tentu apa yang disarankan oleh teman-temannya

memiliki nilai positif. (19)

5) Usia 12 s/d 14 tahun

Anak pada usia ini juga sudah saatnya mulai tertarik dengan hal-hal yang

berkaitan dengan seksualitas. Sangatlah alamiah apabila seorang anak mulai

tertarik dan penasaran dengan lawan jenisnya. Mereka akan mencoba melakukan

eksplorasi untuk memenuhi rasa ketertarikan dan penasaran mereka. Dalam masa

ini, orang tua harus waspada terhadap apa yang dilakukan anaknya. Orang tua

tidak harus berada di ruangan yang sama dengan sang anak ketika anak tersebut

tengah menggunakan internet. (19)

6) Usia 14 s/d 17 tahun

Masa ini adalah masa yang paling menarik dan menantang dalam

kehidupan seorang anak remaja dan orang tua. Seorang remaja akan mulai

matang secara fisik, emosi dan intelektual. Mereka haus akan pengalaman yang

terbebas dari orang tua. Ikatan-ikatan dengan keluarga tidak terlalu diperketat

lagi, tetapi tetap tidak menghilangkan peranan pengawasan orang tua. Kehidupan

remaja sangatlah rumit, sehingga mereka membutuhkan kebebasan sekaligus

arahan pada waktu yang bersamaan. Remaja kerap melakukan hal-hal yang

beresiko tinggi, baik online maupun offline. Tidak jarang remaja memutuskan

untuk bertemu muka dengan seseorang yang baru dikenalnya melalui Internet,

tentu saja tanpa pengawasan orang tua. (19)

2.2.1.3. Permainan Gadget untuk Anak yang Diperbolehkan


Sering kali kita membeli permainan elektronik untuk anak-anak tanpa
17

melihat rantingnya. Padahal produsen permainan elektronik telah menyeratkan

label ranting pada sampul kotak CD/DVD permainan elektronik. Berikut ini

adalah ranting yang ditetapkan oleh ESRB (Entertaiment Software Ranting

Board/Dewan Ranting Perangkat Lunak Permainan). (20)

a. Early Childhood memiliki konten yang sesuai untuk anak usia 3 tahun

keatas. Tidak ada materi yang membahayakan bagi anak-anak.

b. Everyone konten dalam permainan ini boleh dipermainankan oleh anak

usia 6 tahun keatas. Permainan jenis ini memiliki sedikit konten kartun,

fantasi atau kekerasan ringan adegan kartun jatuh terpeleset dan

sebagainya.

c. Everyone 10+ konten dalam permainan ini baru boleh dimainkan oleh

anak usia 10 tahun keatas. Karena terdapat lebih banyak konten kartun ,

fantasi atau kekerasan yang ringan secara berulang-ulang. Adegan

kekerasan yang dimaksud disini adalah adegan kartun yang mana toko

yang dimainkan menampilkan adegan dipukul, jatuh, tersandung dan

setelah adegan tersebut, toko tidak menunjukan kesakitan dan tampak

tidak mengalami cidera.

d. Teen, konten dalam permainan ini hanya boleh dimainkan oleh remaja

dengan usia 13 ke atas. Karena permainan ini mengandung adegan

kasar, tema sugestif, humor kasar , menampilkan adegan berdarah, kata-

kata kasar dan sebagainya.

e. Mature konten dalam permainan ini hanya boleh dimainkan oleh

remaja/orang dewasa dengan usia minimal 17 tahun keatas. Karena


18

permainan ini mengandung adegan kasar dan menggunakan kata-kata

kasar yang terus menerus, adegan berdarah dan intensitas tinggi dan

sebagainya.

f. Adults only, konten dalam permainan ini hanya boleh dimainkan oleh

orang dewasa. Permainan ini mengandung adegan kasar yang di

dramatisir dan adegan-adegan khusus dewasa. (20)

2.2.1.4. Peranan Orang Tua dalam Pemantauan Pemakaian Gadget

Dari paparan diatas diharapkan orang tua mampu memiliki peran yang

begitu besar untuk mengarahkan anak-anak kita dalam memilih tontonan, bacaan

maupun permainan yang akan dimainkan oleh anak-anak kita. Keberadaan orang

tua dituntut untuk berperan lebih yaitu (20):

a. Memberi kesempatam dengan jadwal kepada anak tentang mana acara

yang boleh ditonton atau tidak, kapan boleh menonton, waktu shalat

atau beribadah, waktu belajar, waktu tidur, bahkan waktu membanntu

orang tua di rumahdan berikan sanksi bila melanggar.

b. Dampingi anak-anak pada saat menonton dan upayakan dialog atau

diskusi mengenai tayangan yang dironton termasuk iklan-iklannya.

c. Pantau terus kegiatan anak diluar rumah, bergaul dengan siapa,

dikhawatirkan kalau menonton film-film porno yang ada dirumah

temannya yang tidak terpantau oleh orang tuanya.

d. Apabila kita memberikan rentang waktu untuk anak-anak dapat bermain

menggunakan gadget, kita bisa menggunakan berbagai macam aplikasi,

sehingga ketika batas waktu terlewati, perangkat gadget tersebut akan


19

terkunci dan tidak bisa digunakan. Biasanya nama umum tersebut

adalah kids mode dan disediakan oleh masing-masing gadget

e. Tidak kalah pentingnya adalah pendidikan yang mengandung nilai-nilai

agama yang harus selalu diterapkan dan ditumbuhkan dirumah yaitu

dengan cara mengikut sertakan pendidikan keagamaan diluar jam

sekolah, agar anak-anak kita mendapatkan bekal nilai-nilai agama

sehingga mampu berfikir jernih, punya rencana dan masa depan yang

baik. (20)

2.2.1.5. Durasi Disarankan untuk Anak

Durasi bermain Gadget yang diperbolehkan pada anak bersumber dari

yayasan Kita dan Buah Hati dan American Academy of Pediatrics adalah sebagai

berikut (21):

a. Pengelompokan usia 0-2 tahun tidak diperbolehkan untuk bermain

gadget

b. Pengelompokan usia 3-5 tahun Maksimal 10 menit

c. Pengelompokan usia 5-7 tahun Maksimal 20 menit

d. Pengelompokan usia 7-9 tahun maksimal 30 menit

e. Pengelompokan usia 9-12 tahun maksimal 1 jam

f. Pengelompokan usia 12-15 tahun maksimal 2 jam. (21)

Penelitian yang dilakukan oleh Aryanti pada tahun 2017 dengan judul

penelitian “Hubungan Durasi Penggunaan Gadget terhadap Perkembangan

Sosial Anak Prasekolah di TK PGRI 33 Sumurboto Banyumanik” dapat ditarik

kesimpulan ada hubungan durasi penggunnaan gadget terhadap perkembangan


20

sosial anak yang mana terlihat anak yang mengalamai perkembangan sosial

kurang dari rata-rata adalah dengan yang cenderung memiliki kebiasaan bermain

gadget lebih dari 1 jam dalam setiap harinya, didapatkan hasil bahwa terdapat

anak usia 2-4 tahun telah menghabiskan waktunya didepan layar selama 1 jam

58 menit perharinya dan anak usia 5-8 tahun menghabiskan waktu didepan layar

selama 2 jam 21 menit setiap harinya. (22)

2.2.2. Konsep Perilaku

2.2.2.1. Definisi Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup)

yang bersangkutan dari sudut pandang biologis, semua makhluk hidup mulai dari

tumbuhan, hewan, hingga manusia memiliki perilaku karena memiliki aktivitas

masing-masing. Perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktibvitas

manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati9

oleh pihak luar. (23)

Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusiaa

itu sendiri memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh sebab itu, perilaku mempunyai

pengetian sangat luas, mencakup berbicara, berjalan, bereaksi dan sebagainya.

Bahkan kegiatan berfikir, prestasi, dan emosi juga merupakan perilaku manusia.

Sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa saja sesuatu yang dilakukan

oleh manusia, baik yang dapat diamati secara langsung maupun secara tidak

langsung. (24)
21

2.2.2.2. Determinan Perilaku Kesehatan menurut Lawrence Green

Teori Lawrance W Green merupakan salah satu teori modifikasi

perubahan perilaku yang dapat digunakan dalam mendiagnosis masalah

kesehatanataupun sebagai alat untuk merencanakan suatu kegiatan perencanaan

kesehatan atau mengembangkan suatu model pendekatan yang dapat digunakan

untuk membuat perencanaan kesehatan yang dikenal dengan kerangka kerja

precede dan proceed. Kerangka kerja precede mempertimbangkan beberapa

faktor yang membentuk status kesehatan dan membantu perencana terfokus. Pada

faktor tersebut sebagai target untuk intervensi. (25)

Lawrance Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat

kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor

pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non-

behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3

faktor, Pertama adalah faktor-faktor predisposisi (predisposing factor) yang

terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan

sebagainya. Kedua adalah faktor-faktor pendukung (enabling factor), yang

terwujud dalam fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana, alat-alat kontrasepsi, jamban

dan sebagainya. Ketiga adalah faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) yang

terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang

merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. (24)

1. Faktor Predisposisi (Predisposising Factors)

Faktor Predisposisi ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang


22

berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat

pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya. (7)

Faktor Predisposisi adalah faktor yang dapat mempermudah

pembentukan perilaku seseorang seperti contoh pengetahuan, sikap, kepercayaan,

keyakinan, nilai, norma sosial , budaya dan faktor sosiodemografi yang lainya.

(26). Ikhwal ini dapat dijelaskan sebagai berikut, untuk berperilaku sehat misalnya

pemeriksaan bagi ibu hamil, diperlukanya pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut

tentang manfaat pemeriksaan kehamilan baik kesehatan ibu sendiri maupun

janinnya. Disamping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi dan sistem nilai

masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat ibu untuk memeriksakan

kehamilanya. Misalnya orang hamil tidak boleh disuntik (priksa kehamilan

termasuk memperoleh suntikan anti tetanus), karena suntikan bisa menyebabkan

anak cacat. Faktor-faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya

perilaku, maka sering di sebut faktor pemudah. (7)

Faktor predisposisi (predisposising factors) dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tau seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebahagian pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra

pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang


23

terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis

besarnya dibagi menjadi 6 tingkat pengetahuan yakni (27) :

a) Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b) Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

c) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain.

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen

yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi

bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis

adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan atau memisahkan,

atau mengelompokan, membuat diagram terhadap pengetahuan atas

objek tersebut (27)


24

e) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen

yang dimiliki

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang unutk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini

deengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat (27)

Penelitian yang dilakukan oleh Setianingsih pada tahun 2018 dengan

judul penelitian “Dampak Pneggunaan Gadget pada Anak Usia Prasekolah dapat

Meningkatkan Risiko Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas” yang

mana ada hubungan penggunaan gadget dengan risiko gangguan pemusatan

perhatian dan hiperaktivitas pada anak usia prasekolah di TK ABA III Gunungan,

Bareng Lor dengan p value = 0,000 (<0,05). Kurangnya pengetahuan keluarga

untuk lebih memperhatikan penggunaan dadget pada anak saat dirumah dengan

cara memberikan batasan wakut untuk untuk bermain gadget pada anak. (2)

Karakteristik Tingkat Pengetahuan menurut Arikunto di kutip dari

Waman dan Dewi dalam buku pengetahuan, sikap dan perilaku manusia.

Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan sebagai berikut

(23):
25

1. Baik : Hasil presentase 76%-100%

2. Cukup : Hasil presentase 56%-75%

3. Kurang : Hasil presentase > 56%

b. Sikap

Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terdapat stimulasi atau

objek tertentu, yang mana melibatkan faktor pendata dan emosi yang

bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan

sebagainya). Salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap adalah

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan

tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi

perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup. (27)

Penelitian yang dilakukan oleh Ratri dkk pada tahun 2017 dengan judul

penelitian “Intensi penggunaan gadget dan kecerdasan emosional pada remaja

awal” berdasarkan hasil analisis penelitian yang tela dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa intensi penggunaan gadget berkolerasi negatif dengan

kecerdasan emosional remaja di SMPIT di Semarang. Selain perlunya

pengawasan dari orang tua dan orang-orang disekitar remaja, diperlukan pula

pelatihan atau pembekalan kepada remaja yang bersifat rutin mengenai dampak

penggunaan gadget, bermedia sosial dan bermain game. Maka dari itu sikap orang

tua dalam mengawasi anak dalam bermain gadget harus lebih ditingkatkan karena

berpengaruhnya gadget terhadap tingkat emosional anak. (28)

Skala pengukuran sikap digunakan dengan menggunakan skala likert


26

berupa kategori sikap positif maupun sikap negatif (29). Contoh skala likert

adalah sebagai berikut (30) :

1. SS : Sangat Setuju Skor 5

2. S : Setuju Skor 4

3. R : Ragu Skor 3

4. TS : Tidak Setuju Skor 2

5. STS : Sangat Tidak Setuju Skor 1

c. Pendidikan

Perubahan perilaku kesehatan melalui cara pendidikan atau prmosi

kesehatan ini diawali dengan cara pemberian informasi-informasi kesehatan.

Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat,

cara pemeliharaan kesehatan, cara menghidari penyakit dan sebagainya akan

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut.

Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu akan menimbulkan

kesadaran mereka, dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai

dengan pengetahuan yang dimilikinya. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara

ini memakan waktu lama, tetapi perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng

karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri (bukan karena paksaan). (27)

Perubahan perilaku dengan pendidikan akan menghasilkan perubahan

yang efektif bila dilakukan melalu metode “diskusi partisipasi”. Cara ini adalah

sebagai peningkatan cara yang kedua yang dalam memberikan informasi, tetapi

juga harus aktif berpartisifasi melalui diskusi-diskusi tentang informasi yang

diterimah. Dengan demikian bahwa pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku


27

mereka memperoleh secara mantap dan lebih mendalam, dan akhirnya perilaku

yang mereka peroleh akan lebih mantap juga, bahkan merupakan referensi

perilaku orang lain. Sudah tentu cara ini akan memakan waktu yang lama dari

cara yang kedua tersebut dan jauh lebih baik dengan cara yang pertama. (27)

Penelitian yang dilakukan oleh Sri dkk pada tahun 2017 dengan judul

penelitian “Intensitas Penggunaan Gadget pada Anak Prasekolah yang Kelebihan

Berat Badan di Yogyakarta” terdapat terdapat intensitas gadget dan obesitas pada

variabel pendidikan lebih tinggi pada pendidikan ayah yang terdapat chisquare

OR 2,20 (0,74-6,54) maka ada hubungan antara pendidikan ayah dengan terhadap

intensitas penggunaan gadget pada anak prasekolah. (31)

Skala pengukuran pendidikan dikategorikan dengan (32) :

1. Pendidikan rendah : SD-SMP

2. Pendidikan menengah : SMA

3. Pendidikan Tinggi : Perguruang Tinggi (PT)

d. Pendapatan

Tingkat pendapatan yang tinggi memungkinkan seseorang untuk

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang baik jika dibandingkan dengan

seseoarang berpenghasilan rendah yang cenderung kurang memanfaatkan

pelayanan kesehatan serta pemeliharaan kesehatan untuk membeli obat ataupun

tuntuk ongkos transportassi yang dirasa berat. (7) Peraturan Gubernur tentang

Upah Minimum Regional Aceh tahun 2018 sebesar 2.916.810,-. (33)

e. Kepercayaan

Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek.


28

Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan berdasarkan keyakinan tanpa

adanya pembuktian terlebih dahulu. Misalnya wanita hamil tidak boleh makan

telur agar tidak kesulitan waktu melahirkan

f. Kebudayaan

Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta budhaya, bentuk jamak dari

budhi yang berarti budi atau akal . Dengan demikian kebudayaan diartikan

sebagai hal-hal bersangkutan dengan akal. Kebudayaan adalah seluruh kelakuan

dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus

didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan

masyarakat.

Unsur-unsur universal yang pasti didapatkan di semua kebudayaan

didunia adalah sebagai berikut :

1) Sistem Religi

2) Sisten dan organisasi masyarakat

3) Sistem Pengetahuan

4) Bahasa

5) Kesenian

6) Mata Pencaharian

7) Teknologi dan peralatan.

Dalam hal ini unsur-unsur budaya dari deretan atas merupakan unsur

yang lebih sukar berubah jika dibandingkan dengan unsur-unsur yang disebut

kemudian dideretan bawah. Tetapi hal ini hanya dalam garis besarnya saja karena

ada kalanya sub-sub unsur dari suatu unsur lebih sukar diubah bila dibandingkan
29

dengan sub unsur dari suatu unsur yang tercantum di aasnya.

2. Faktor Pendukung (Enabling Factors)

Faktor ini menyakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas

kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah,

tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi dan sebagainya.

Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah

sakit,poliklinik dan posyandu, polindes obat desa, dokter atau bidan praktik

swasta dan sebagainya. Untuk berperilaku sehat masyarakat masyarakat

memerlukan sarana dan prasarana pendukung. (7)

Misalnya perilaku pemeriksaan kehamilan. Ibu hamil yang mau periksa

kehamilan tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat periksa kehamilan

melainkan ibu tersebut dengan muda harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat

periksa kehamilan, misalnya puskesmas, polindes dan bidan praktik, ataupun

rumah sakit. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan

terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung

atau faktor pemungkin. Kemampuan ekonomipun juga merupakan faktor

pendukung untuk perilaku kesehatan. (7)

Faktor Pendukung (Enabling Factors) dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Media

Advokasi Media (media advocacy) adalah melakukan kegiatan advokasi

dengan menggunakan media, khususnya media massa, melalui media cetak

maupun media elektronik permasalahan kesehatan disajikan baik dalam bentuk


30

artikel, berita, diskusi, penyampaian pendapat, dan sebagainya. Seperti kita

ketahui bersama bahwa media masa mempunyai kemampuan yang kuat untuk

membentuk opini publik (public opinion) dan selanjutnya opini publik ini dapat

mempengaruhi bahkan merupakan tekanan (pressure) terhadap para penentu

kebijakan dan para pengambil keputusan. (34)

3. Faktor pendorong (reinforcing factors)

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku toko masyarakat (toma),

toko agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.

Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat

maupun pemerintah daerah, yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku

sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap

positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan)

dari para tokoh masyarakat, togo agama dan para petugas, lebih lebih para petugas

kesehatan. Disamping itu undang-undang diperkuat untuk memperkuat perilaku

masyarakat tersebut (7) seperti perilaku periksa kehamilan dan kemudian

memperoleh fasilitas periksa kehamilan. Juga diperlukan peraturan atau

perundang-undangan yang mengharuskan ibu hamil melakukan pemeriksaan

kehamilan (7).

Oleh sebab itu, intervensi pendidikan (promosi) kesehatan hendaknya

dimulai dengan mendiagnosis ketiga faktor penyebab (determinan) tersebut,

Kemudian intervensinya juga diarahkan terhadap tiga faktor tersebut. “Precede”

atau predisposising, reinforcing dan enabling cause in educational diagnosis and

evaluation (7).
31

Faktor pendorong (reinforcing factors) dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Suami

Suami adalah seorang pemimpin ataupun kepala dalam suatu rumah

tangga. Salah satu kebutuhan suami adalah dukungan di rumah (domestic

support). Walaupun seorang suami perlu dan dapat juga menolong urusan-urusan

teknik rumah tangga, namun seorang istri diharapkan tidak mengabaikan betapa

pentingnya pengaturan urusan kebersihan rumah, penyediaan makanan dan

pakaian, maupun pengaturan peraktis untuk anak-anak dan suami. (35)

b. Peran Suami dalam Mendidik Anak

Dalam hal pendidikan, peranan suami dikeluarga sangat penting.

Terutama bagi anak laki-laki, ayah menjadi model teladan untuk perannya kelak

sebagai seorang laki-laki. Bagi anak perempuan fungsi ayah juga sangat penting

yaitu sebagai pelindung. Ayah yang memberi perlindungan kepada putrinya

memberi peluang bagi anaknya kelak memilih seorang pria sebagai pendamping,

pelindungnya. Dari sikap ayah terhadap ibu dan hubungan timbal balik mereka,

anak belajar bagaimana ia kelak harus memperlihatkan pola hubungan bila ia

menjadi seorang istri. (36)


32

2.2.2.3. Kerangka Teori

Determinat menurut L. Green secara rinci dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Factor Predisposisi :
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Pendidikan
d. Pendapatan
e. Pekerjaan
f. Kepercayaan
g. Kebudayaan

Tindakan Ibu dalam


Factor Enabling :
Pemberian Gadget
a. Media
pada Anak Balita

Factor Reinforcing :
a. Suami
b. Peran Suami dalam Mendidik Anak

Gambar 2.1
Kerangka Teori Preced – Proceed Lawrence Green

2.3. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ada pengaruh pengetahuan terhadap tindakan ibu pemberian gadget pada

anak balita balita di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten

Aceh Utara Tahun 2019

2. Ada pengaruh sikap terhadap pemberian gadget pada anak balita balita di

Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun

2019
33

3. Ada pengaruh pendapatan terhadap pemberian gadget pada anak balita

di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun

2019

4. Ada pengaruh pekerjaan terhadap pemberian gadget pada anak balita

balita di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara

Tahun 2019

5. Ada pengaruh pendidikan terhadap pemberian gadget pada anak balita

balita di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara

Tahun 2019
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan peneliti menggunakan penelitian survei

analitik dengan pendekatan cross sectional merupakan penelitian yang mendesain

pengumpulan datanya di lakukan pada satu titik waktu (at one point in time)

dimana fenomena yang diteliti adalah selama satu periode pengumpulan data.

(37) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahu faktor-faktor yang mempengaruhi

tindakan ibu dalam pemberian gadget pada anak balita di Desa Ceubrek

Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara tahun 2019.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan adalah di Desa Ceubrek Kecamatan Lhok

Sukon Kabupaten Aceh Utara.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan

bulan Juli Tahun 2019.

34
35

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi merupakan kumpulan atau agregat objek/unit analisis kemana

generalisasi dirumuskan dan dari mana sampel diambil. Populasi pada penelitian

ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak balita di Desa Ceubrek sebesar 417

orang.

3.3.2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Dalam pengambilan sampel peneliti mengunakan tekhnik random

sampling.

Menentukan besar jumlahnya sampel yaitu dengan menggunakan rumus

slovin.

n= 2

keterangan:

n : Banyaknya sampel

N : Ukuran populasi.

e : Presentase kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang ditololerir, yaitu 10 %.

Diketahui :

N = 417 orang.

e = 10% (0,1)

n= 2
36

n=

n=

n=

n = 80,65 orang = 81 orang

3.4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau

kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau

diukur melalui penelitian yang akan dilakukan.

Variabel Independen Variabel Dependen.

1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Pendapatan Tindakan Ibu dalam
4. Pekerjaan Pemberian gadget pada
balita
5. Pendidikan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

3.5.1. Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah informasi yang telah diperoses dan telah peroleh ibu

dalam pemahaman dan pembelajaran mengenai pemberian gadget pada anak

balita

2. Sikap merupakan respon ibu terhadap pemberian gadget kepada anak balita

3. Pendapatan merupakan suatu penghasilan keluarga dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari yang dibandingkan dengan UMR


37

4. Pekerjaan merupakan sarana guna mendapatkan penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan hidup suatu keluarga.

5. Pendidikan merupakan suatu proses jenjang pendidikan terakhir ibu.

6. Tindakan ibu dalam pemberian gadget pada balita merupakan suatu

kegiatan nyata ibu dalam pemberian gadget kepada balitanya dalam

kehidupan sehari-hari.

3.5.2. Aspek Pengukuran


Tabel 3.1. Aspek Pengukuran
No Jumlah Cara dan alat Skala Jenis
Nama Variabel Value
Pernyataan ukur Pengukuran Skala Ukur
Variabel Independen
1. Pengetahuan 11 Kuesioner Skor : 0-6 Kurang (0) Ordinal
Skor max : 11 Skor : 7-11 Baik (1)
Benar : 1
Salah : 0
2. Sikap 15 Kuesioner Skor : 15-38 Negatif (0) Ordinal
Skor max : 60 Skor : 39-60 Positif (1)
Sangat setuju :4
Setuju : 3
Tidak Setuju : 2
Sangat Tidak
setuju : 1
3. Pendapatan 1 Kuesioner ≥ 2.916.810 Baik (1) Ordinal
< 2.916.810 Kurang (0)
4. Pekerjaan 1 Kuesioner Jika sehari-hari ibu Bekerja (1)
bekerja di dalam Ordinal
rumah
Jika sehari-hari ibu Tidak
idak bekerja di Bekerja
dalam rumah (0)

5. Pendidikan 1 Kuesioner SD-SMP Rendah (0)


SMA-PT Tinggi (1) Ordinal

Variabel Dependen
1. Tindakan Ibu Kuesioner
dalam Skor max : 18 Sering (1) Ordinal
Skor : 10-18
Pemberian Selalu : 2 Jarang (0)
9 Skor : 0-9
Gadget pada Kadang-kadang:
balita 1
Tidak Pernah : 0
38

3.6. Metode Pengumpulan Data

3.6.1. Jenis Data

1. Data primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber

asli atau pihak pertama. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh

peneliti untuk menjawab pertanyaan riset atau penelitian. Data primer dalam

penelitian ini yaitu kuesioner meliputi karakteristik responden.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari

berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data

sekunder diperoleh dari Kantor Geuchik Desa Ceubrek, serta data-data

lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Data tersier

Data tersier adalah suatu kumpulan dan kompilasi sumber primer dan

sekunder. Data tersier dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai referensi

yang sangat valid, seperti: jurnal, text book, sumber elektronik. (38)

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer

Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari lapangan melalui

kuesioner dan observasi.(39) Data primer yang diperoleh dari penelitian ini

melalui kuesioner yang berisi butir-butir pertanyaan yang telah disiapkan

oleh peneliti.
39

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh/atau dikumpulkan dan disatukan

oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi

lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-

arsip. Data sekunder diperoleh dari data Kantor Desa Ceubrek Kecamatan

Lhoksukon

3. Data tersier

Data tersier diperoleh dari naskah yang telah telah dipublikasikan.

3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur. Untuk menguji apakah suatu kuesioner

dianggap valid, maka perlu diuji coba dan dianalisis (40). Dalam penelitian ini uji

validitas menggunakan SPSS.

Uji validitas dapat dilakukan di Desa Kampung Baru Kecamatan Lhoksukon

Kabupaten Aceh Utara dengan 20 responden dengan nilai product moment sebesar

0,444 menggunakan aplikasi SPSS.


40

Tabel 3.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor-Faktor yang Memengaruhi


Tindakan Ibu dalam Pemberian Gadget pada Anak Balita
Variabel (X) No Soal R.hitung R.tabel Keterangan

Pengetahuan 1 0,768 0,444 Valid


2 0,737 0,444 Valid
3 0,775 0,444 Valid
4 0,291 0,444 Tidak Valid
5 0,625 0,444 Valid
6 0,641 0,444 Valid
7 0,813 0,444 Valid
8 0,512 0,444 Valid
9 0,097 0,444 Tidak Valid
10 0,556 0,444 Valid
11 0,391 0,444 Tidak Valid
12 0,799 0,444 Valid
13 0,730 0,444 Valid
14 0,625 0,444 Valid
15 0,291 0,444 Tidak Valid

Sikap 1 0,709 0,444 Valid


2 0,860 0,444 Valid
3 0,884 0,444 Valid
4 0,795 0,444 Valid
5 0,805 0,444 Valid
6 0,454 0,444 Valid
7 0,601 0,444 Valid
8 0,873 0,444 Valid
9 0,475 0,444 Valid
10 0,761 0,444 Valid
11 0,582 0,444 Valid
12 0,548 0,444 Valid
13 0,526 0,444 Valid
14 0,502 0,444 Valid
15 0,470 0,444 Valid

Tindakan Ibu 1 0,710 0,444 Valid


dalam 2 0,840 0,444 Valid
Pemberian 3 0,730 0,444 Valid
gadget 4 0,706 0,444 Valid
5 0,797 0,444 Valid
6 0,900 0,444 Valid
7 0,797 0,444 Valid
8 0,717 0,444 Valid
9 0,755 0,444 Valid
41

Keterangan : Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel pengetahuan

dengan jumlah 15 soal yang valid 11 soal dan tidak valid 4 soal.

Variabel Sikap dengan jumlah soal 15 soal menunjukan seluruh item

soal dinyatakan valid dan variabel Tindakan Ibu dalam Pemberian

gadget dengan jumlah soal 9 soal menunjukan seluruh item soal

dinyatakan valid. Jumlah soal yang valid seluruhnya adalah 35 soal

dari 39 butir soal. Dengan nilai r hitung > r tabel (0,444). Maka dapat

disimpulkan bahwa kuesioner yang akan digunakan untuk penelitian

dikatakan valid dan reliabel.

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hasil pengukuran konsisten atau

tetap azas bila dilakukan pengukuran berulang (konsistensi, akurasi dan presisi)

(41)

Tingkat reliabilitas dapat menggunakan SPSS melalui uji cronbach alpa

yang di bandingkan dengan r tabel. Uji signifikan dilakukan pada taraf signifikan

0,05 artinya instrumen dikatakan reliabel bila nilai chroncbach alpa lebih besar

dari pada R tabel.(42) dikatakan reliabel bila hasil Alpha > 0,60. Suatu variabel

dikatakan reliabel apabila cronbach alpha >0,60. (43)

Tabel 3.3. Hasil Uji Reliabilitas


Variabel Cronbach’s Alpha R.tabel Keterangan
Pengetahuan 0,875 0,444 Reliabel
Sikap 0,910 0,444 Reliabel
Tindakan Ibu dalam 0,904 0,444 Reliabel
Pemberiaan Gadget
42

Berdasarkan hasil uji reabilitas instrumen diperoleh hasil bahwa nilai uji

reliabilitas diperoleh cranbach’s alpha dari variabel pengetahuan sebesar 0,875,

sikap sebesar 0,910 dan tindakan ibu dalam pemberian gadget yang menunjukkan

hasil cranbach’s alpha sebesar 0,904. Bahwa dari hasil cranbach’s alpha pada

ketiga variabel lebih besar dari rtabel 0,444 sehingga instrumen penelitian

dinyatakan reliabel (handal).

3.7. Metode Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah dengan cara komputerisasi dengan langkah-

langkah sebagai berikut (41):

1. Collecting

Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner angket maupun obervasi.

2. Checking

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar

observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan

data memberikan hasil yang valid dan realiabel; dan terhindar dari bias.

3. Coding

Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variable-variabel

yang diteliti, misalnya nama responden dirubah menjadi nomor 1, 2, 3, …,42.

4. Entering

Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang

masih dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam aplikasi

SPSS.
43

5. Data Processing

Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah

sesuai dengan kebutuhan dari penelitian.

3.8. Analisis Data

Data yang telah diolah menggunakan SPSS for Window harus mempunyai

makna atau arti dari sebuah penelitian dan melakukan inferensi atau generalisasi

dari data yang diperoleh melalui sebuah penelitian.

Langka-langka analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut :

3.8.1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian.

3.8.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis data yang di lakukan untuk mencari

korelasi atau pengaruh antara 2 variabel atau lebih yang diteliti. Pada penelitian

ini sebelum di lakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas

data untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang ada. (44) Analisis bivariat

pada penelitian ini menggunakan uji non parametrik dengan skala pengukuran

berupa kategorikal (ordinal dan nominal). (42)

Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variabel

bebas dengan variabel terikat digunakan analisis chi-square pada batas

kemaknaan perhitungan statistik p value (0,05). Apabila dari perhitungan di

dapatkan nilai signifikansi (p) lebih kecil dari taraf kesalahan 5% (0,05) maka
44

hipotesis Ha di terima dan H0 ditolak yang artinya ada pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Jika di dapatkan nilai signifikansi (p) lebih besar dari

taraf kesalahan 5% (0,05) maka hipotesis Ha ditolak dan H0 diterima yang

artinya tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

3.8.3. Analisis Multivariat

Untuk mengetahui hubungan lebih dari satu variabel independen dengan

satu variabel dependen. (45) Analisisi multivariate dilakukan berbagai langkah

pembuatan model. Model terakhir terjadi apabila semua variabel independen

dengan dependen sudah tidak mempunyai nilai p>0,05.

Rumus persamaan regresi logistik yang digunakan:

Keterangan :

P = Probabilitas tindakana ibu dalam pemberian gadget

e = Logaritma Natural

ɑ = Konstanta

β1-β6 = Koefisien regresi variabel bebas

βi = Parameter model regresi logistik

X1 = Pengetahuan sebagai variabel bebas

X2 = Sikap sebagai variabel bebas

X3 = Pendapatan sebagai variabel bebas

X4 = Pekerjaan sebagai variabel bebas

X5 = Pendidikan sebagai variabel bebas


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksuko Kabupaten Aceh Utara dengan luas 370

Ha terdiri dari daerah dataran, sawah sungai dan rawa-rawa, terbagi dalam 4 dusun

yaitu Dusun Jeumpah Puteh, Dusun Bunga Seulanga, Dusun Melati dan Dusun

Mawar. Jumlah penduduk wilayah Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon

Kabupaten Aceh Utara sebanyak 2.976 jiwa yang terdiri dari 320 KK, yang mana

terdiri dari jenis kelamin perempuan sebanya 1.758 jiwa dan jenis kelamin laki-

laki sebanyak 1.218 jiwa. Mayoritas masyarakat desa Ceubrek bekerja sebagai

pegawai negeri sipil, pegawai swasta, berkebun dan juga petani.

Berdasarkan data penduduk Desa Ceubrek Kecamatan Lhokuskon

Kabupaten Aceh Utara dengan luas wilayah 6.148,99 km2, maka kepadatan

penduduk Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon rata-rata 6% jiwa/km2. Instansi

pendidikan yang ada di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon terdiri dari Sekolah

Menengah Atas (SMA), Sekolah Menenagah Pertama (SD), Sekolah Dasar (SD),

Taman Kanak-kanak (TK) serta Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Untuk

melanjutkan Perguruan Tinggi (PT) biasanya masyarakat mengambil di kota besar

seperti fakultas yang ada di Aceh Utara Ataupun Banda aceh. Hal tersebut

dikarenakan tidak tersedianya sarana perguruan tinggi yang ada di Desa Ceubrek.

Secara Umum Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara

yang berbatasan langsung dengan :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kampung Baru

45
46

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tring

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pante

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Blang

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang

memiliki anak balita di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh

Utara. Karakteristik ibu terdiri dari : umur dan umur ananda.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik di


Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2019
No Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
Umur
1 22-24 Tahun 21 25,9
2 25-27 Tahun 17 21,0
3 28-30 Tahun 10 12,3
4 31-33 Tahun 8 9,9
5 34-36 Tahun 12 14,8
6 37-39 Tahun 7 8,6
7 40-43 Tahun 6 7,4
Jumlah 81 100,0
Umur Anak
1 8-13 Bulan 6 7,4
2 14-19 Bulan 4 4,9
3 20-25 Bulan 3 3,7
4 26-31 Bulan 16 19,8
5 32-37 Bulan 14 17,3
6 38-43 Bulan 15 18,5
7 44-48 Bulan 23 28,4
Jumlah 81 100,0
Status Pekerjaan
1 Ibu Rumah Tangga 40 49,4
2 Wiraswasta 33 40,7
3 PNS 8 9,9
Jumlah 81 100,0
47

Berdasarkan Tabel 4.1. diketahui bahwa responden yang memiliki umur

22-24 tahun sebanyak 21 responden (25,9%), umur 25-27 tahun sebanyak 17

responden (21,0%), umur 28-30 tahun sebanyak 10 responden (12,3%), umur 31-

33 tahun sebanyak 8 responden (9,9%), umur 34-36 tahun sebanyak 12 responden

(14,8%), umur 37-39 tahun sebanyak 7 responden (8,6%) dan umur 40-43 tahun

sebanyak 6 responden (7,4%). Selanjutnya pada karakteristik umur anak 8-13

bulan sebanyak 6 responden (7,4%), umur 14-19 bulan sebanyak 4 responden

(4,9%), umur 20-25 bulan sebanyak 3 responden (3,7%), umur 26-31 bulan

sebanyak 16 responden (19,8%), umur 32-37 bulan sebanyak 14 responden

(17,3%), umur 38-43 sebanyak 15 responden (18,5%) dan berumur 44-48 bulan

sebanyak 23 responden (28,4%). Selanjutnya karakteristik status pekerjaan ibu

yang pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 40 responden (49,4%),

Wiraswasta sebanyak 33 responden (40,7%) dan PNS sebanyak 8 responden

(9,9%).

4.2.2. Analisis Univariat

1. Pengetahuan

Hasil penelitian dan penjelasan tentang jawaban responden berdasarkan

pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan


Pengetahuan di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten
Aceh Utara Tahun 2019
Jawaban
Total
No Pengetahuan Benar Salah
f % F % f %
1. Penggunaan Gadget selama kehidupan 44 54,3 37 45,7 81 100,0
sehari-hari dapat memberikan dampak
negatif terhadap kesehatan
2 Gadget dapat menimbulkan paparan 53 65,4 28 34,6 81 100,0
48

Lanjutan Tabel 4.2


radiasi.
No Jawaban
Total
Pengetahuan Benar Salah
f % F % f %
3 Penggunaan gadget dalam setiap 52 64,2 29 35,8 81 100,0
harinya dapat meyebabkan kelelahan
pada mata.
4 Gadget dapat menyebabkan gangguan 58 71,6 23 28,4 81 100,0
tidur.
5 Penggunaan gadget dapat menimbulkan 57 70,4 24 29,4 81 100,0
kecanduan.
6 Gadget dapat mempengaruhi tumbuh 57 70,4 24 29,4 81 100,0
kembang anak.
7 Dampak penggunaan gadget dapat 47 58,0 34 42,0 81 100,0
mempengaruhi psikologis/kejiwaan pada
anak.
8 Gadget dapat membuat anak sulit diajak 55 67,9 26 32,1 81 100,0
komunikasi
9 Gadget dapat berpengaruh pada anak 56 69,1 25 30,9 81 100,0
untuk meniru apa yang anak suka
10 Gadget dapat membuat dampak negatif 58 71,6 23 28,4 81 100,0
pada anak.
11 Gadget dapat mempengaruhi 51 63,0 30 37,0 81 100,0
sosiologi/lingkungan pada anak

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat distribusi frekuensi jawaban responden

tentang pengetahuan menunjukan bahwa pada pertanyaan No.1 sebagian besar

responden menjawab “Benar” yaitu sebanyak 44 responden (54,3%). Pada

pertanyaan No.2 sebagian besar responden menjawab “Benar” yaitu sebanyak 53

responden (65,4%). Pada pertanyaan No.3 sebagian besar responden menjawab

“Benar” yaitu sebanyak 52 responden (64,2%). Pada pertanyaan No.4 sebagian

besar responden menjawab “Benar” yaitu sebanyak 58 responden (71,6%). Pada

pertanyaan No.5 sebagian besar responden menjawab “Benar” yaitu sebanyak 57

responden (70,4%). Pada pertanyaan No.6 sebagian besar responden menjawab

“Benar” yaitu sebanyak 57 responden (70,4%).

Pada pertanyaan No.7 sebagian besar responden menjawab “Benar” yaitu

sebanyak 47 responden (58,0%). Pada pertanyaan No.8 sebagian besar responden

menjawab “Benar” yaitu sebanyak 55 responden (67,9%). Pada pertanyaan No.9


49

sebagian besar responden menjawab “Benar” yaitu sebanyak 56 responden

(69,1%). Pada pertanyaan No.10 sebagian besar responden menjawab “Benar”

yaitu sebanyak 58 responden (71,6%). Pada pertanyaan No.11 sebagian besar

responden menjawab “Benar” yaitu sebanyak 51 responden (63,0%).

Berdasarkan distribusi jawaban responden maka pengetahuan responden

dikategorikan sebagai berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan di


Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2019
No Pengetahuan f %
1 Kurang 28 34,6
2 Baik 53 65,4
Jumlah 81 100,0

Berdasarkan Tabel 4.3. dapat dilihat bahwa dari 81 responden, sebanyak 28

responden (34,6%) memiliki pengetahuan kurang dan sebanyak 53 responden

(65,4%) memiliki pengetahuan baik.

2. Sikap

Hasil penelitian dan penjelasan tentang jawaban responden berdasarkan

sikap dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap di


Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2019
Jawaban
Total
No Sikap SS S TS STS
f % f % f % f % f %
1. Gadget merupakan bentuk 6 7,4 35 43,2 37 45,7 3 3,7 81 100,0
kecanggihan teknologi yang
dapat membawa dampak
positif sekaligus negatif.
2. Pemberian gadget pada 11 13,0 51 63,0 18 22,2 1 1,2 81 100,0
anak usia 2 tahun sebaiknya
dihindari.
50

Lanjutan Tabel 4.4

No Jawaban
Total
Sikap SS S TS STS
f % f % f % f % f %
3. Apabila anak > 2tahun 8 9,9 45 55,6 27 33,3 1 1,2 81 100,0
diberikan gadget harus
dibatasi oleh orang tua.
4. Orang tua sebaiknya selalu 9 11,1 39 48,1 29 35,8 4 4,9 81 100,0
memantau setiap permainan
pada gadget yang
dimainkan oleh anak.
5. Sebaiknya ibu tidak 9 11,1 39 48,1 29 35,8 4 4,9 81 100,0
memperkenalkan gadget
sejak dini kepada anak.
6. Dampak positif yang 8 9,9 38 46,9 32 39,5 3 3,7 81 100,0
ditimbulkan oleh gadget
adalah sebagai media
pembelajaran untuk anak-
anak.
7. Salah-satu dampak negatif 12 14,8 46 56,8 21 25,9 2 2,5 81 100,0
yang ditimbulkan oleh
gadget dapat membuat anak
lebih cepat marah adanya
gangguan pertumbuhan dan
sulitnya diajak
berkomunikasi.
8. Gadget merupakan suatau 7 8,6 49 60,5 25 30,9 0 0 81 100,0
sarana media elektronik
yang dapat membuat anak-
anak menjadi kecanduan
jika memainkanya..
9. Jika anak-anak sudah 5 6,2 51 63,0 24 29,6 1 1,2 81 100,0
kecanduan gadget maka
harus lebih ekstra lagi
mendidik anak agar anak
terjauh dari gadget
10. Ibu harus mengisi kegiatan 10 12,3 53 63,4 18 22,2 0 0 81 100,0
kegiatan anak-anak dengan
kegiatan rohani/keagamaan
agar tidak selalu bermain
gadget.
11. Faktor lingkungan yang 8 9,9 50 61,7 22 27,2 1 1,2 81 100,0
ditimbulkan oleh gadget
dapat membuat anak kurang
bersosialisasi kepada teman
sebayanya.
12. Sebaiknya ibu memberikan 7 8,6 46 56,8 25 30,9 3 3,7 81 100,0
jeda waktu otomatis di
gadget, ketika anak sedang
bermain gadget supaya anak
tidak terlalu lama
menggunakanya.
51

Lanjutan Tabel 4.4.

No Jawaban
Total
Sikap SS S TS STS
f % f % f % f % f %
13. Dengan memperkenalkan 5 6,2 52 64,2 22 27,2 2 2,5 81 100,0
permainan tradisional
kepada anak maka
merupakan salah satu
tindakan ibu agar
terhindarnyaa anak dari
kecanduan.
14. Jika anak sudah mulai 6 7,4 54 66,7 19 23,5 2 2,5 81 100,0
rewel karena meminta
gadget, jangan sekali-kali
ibu langsung
memberikanya, karena hal
tersebut dapat membuat
salah satu alasan agar ibu
mengizinkanya bermain
gadget..
15 Faktor psikologis yang 7 8,6 55 67,9 17 21,0 2 2,5 81 100,0
ditimbulkan oleh gadget
dapat membuat anak lebih
sulit diatur, rewel dan anak
menjadi malas belajar.

Berdasarkan Tabel 4.4. dapat dilihat distribusi frekuensi jawaban responden

tentang sikap menunjukan bahwa pada pertanyaan No.1 sebagian besar responden

menjawab “Tidak Setuju” yaitu sebanyak 37 responden (45,7%). Pada pertanyaan

No.2 sebagian besar responden menjawab “Setuju” yaitu sebanyak 51 responden

(63,0%). Pada pertanyaan No.3 sebagian besar responden menjawab “Setuju”

yaitu sebanyak 45 responden (55,6%). Pada pertanyaan No.4 sebagian besar

responden menjawab “Setuju” yaitu sebanyak 39 responden (48,1%). Pada

pertanyaan No.5 sebagian besar responden menjawab “Setuju” yaitu sebanyak 39

responden (48,1%).

Pada pertanyaan No.6 sebagian besar responden menjawab “Setuju” yaitu

sebanyak 38 responden (46,9%). Pada pertanyaan No.7 sebagian besar responden

menjawab “Setuju” yaitu sebanyak 46 responden (56,8%). Pada pertanyaan No.8


52

sebagian besar responden menjawab “Setuju” yaitu sebanyak 49 responden

(60,5%). Pada pertanyaan No.9 sebagian besar responden menjawab “Setuju”

yaitu sebanyak 51 responden (63,0%). Pada pertanyaan No.10 sebagian besar

responden menjawab “Setuju” yaitu sebanyak 53 responden (63,4%).

Pada pertanyaan No.11 sebagian besar responden menjawab “Setuju” yaitu

sebanyak 50 responden (61,7%). Pada pertanyaan No.12 sebagian besar

responden menjawab “Setuju” yaitu sebanyak 46 responden (56,8%). Pada

pertanyaan No.13 sebagian besar responden menjawab “Setuju” yaitu sebanyak

52 responden (64,2%). Pada pertanyaan No.14 sebagian besar responden

menjawab “Setuju” yaitu sebanyak 54 responden (66,7%). Pada pertanyaan No.15

sebagian besar responden menjawab “Setuju” yaitu sebanyak 55 responden

(67,9%).

Berdasarkan distribusi jawaban responden maka sikap responden dapat

dikategorikan sebagai berikut :

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap di Desa


Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun
2019
No Sikap f %
1 Negatif 23 28,4
2 Positif 58 71,6
Jumlah 81 100,0

Berdasarkan Tabel 4.5. dapat dilihat bahwa dari 81 responden, dan 23

responden (28,4%) memiliki sifat yang negatif dan sebanyak 58 responden

(71,6%) memiliki sifat positif .


53

3. Pendapatan

Hasil penelitian berdasarkan ekonomi dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan di Desa


Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun
2019
No Pendapatan f %
1 Baik 52 64,2
2 Kurang 29 35,8
Jumlah 81 100,0
Berdasarkan Tabel 4.6. dapat dilihat bahwa dari 81 responden, sebanyak 52

responden (64,2%) memiliki pendapatan baik, dan sebanyak 29 responden

(35,8%) memiliki pendapatan kurang.

4. Pekerjaan

Hasil penelitian berdasarkan ekonomi dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa


Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun
2019
No Pekerjaan f %
1 Bekerja 41 50,6
2 Tidak Bekerja 40 49,4
1.
Jumlah 81 100,0
Berdasarkan Tabel 4.7. dapat dilihat bahwa dari 81 responden, sebanyak 41

responden (50,6%) memiliki pekerjaan dengan status bekerja dan sebanyak 40

responden (49,4%) memiliki pekerjaan dengan status tida bekerja.

5. Pendidikan

Hasil penelitian berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
54

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa


Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun
2019
No Pendidikan f %
1 Rendah 44 54,3
2 Tinggi 37 45,7
1.
Jumlah 81 100,0
Berdasarkan Tabel 4.8. dapat dilihat bahwa dari 81 responden, sebanyak 44

responden (54,3%) memiliki pendidikan rendah dan sebanyak 37 responden

(45,7%) memiliki pendidikan tinggi.

6. Tindakan Ibu dalam Pemberian Gadget

Hasil Penelitian dan penjelasan tentang jawaban responden berdasarkan

tindakan ibu dalam pemberian gadget dapat dilihat ada tabel berikut ini :

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Tindakan


Ibu dalam Pemberian Gadget di Desa Ceubrek Kecamatan
Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019
Jawaban Total
Tindakan Ibu Pemberian
No S KK TP
Gadget
f % f % f % f %
1. Apakah dalam sehari ibu pasti 44 54,3 34 42,0 3 3,7 81 100,0
ada memberikan gadget pada
anak ?
2. Apakah ibu memberikan 41 50,6 36 44,4 4 4,9 81 100,0
gadget kepada anak lebih dari
10 menit dalam sehari ??
3. Apakah ibu tidak membatasi 35 43,2 44 54,3 2 2,5 81 100,0
waktu pemberian gadget
kepada anak ?
4. Jika anak sudah mulai rewel 35 43,2 41 50,6 5 6,2 81 100,0
apakah ibu memberikan
gadget sebagai alternatifnya ?
5. Apakah ibu memberikan 37 45,7 40 49,4 4 4,9 81 100,0
gadget jika anak
memintanya?
6. Apakah ibu selalu 41 50,6 36 44,4 4 4,9 81 100,0
memberikan game kepada
anak ?
7. Apakah ibu selalu 36 44,4 39 48,1 6 7,4 81 100,0
memberikan youtube kepada
anak ?
8. Apakah ibu sering 38 46,9 40 49,4 3 3,7 81 100,0
memberikan gadget kepada
anak sebagai media
pembelajaran ?
55

Lanjutan Tabel 4.9

No Jawaban
Tindakan Ibu Pemberian Total
S KK TP
Gadget
f % f % f % f %
9. Apakah ibu memberikan 40 49,4 37 45,7 4 4,9 81 100,0
gadget kepada anak untuk
membantu meringankan
pekerjaan ibu ?

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat distribusi frekuensi jawaban responden

tentang tinmdakan ibu dalam pemberian gadget menunjukan bahwa pada

pertanyaan No.1 sebagian besar responden menjawab “Selalu” yaitu sebanyak 44

responden (54,3%). Pada pertanyaan No.2 sebagian besar responden menjawab

“Selalu” yaitu sebanyak 41 responden (50,6%). Pada pertanyaan No.3 sebagian

besar responden menjawab “Kadang-Kadang” yaitu sebanyak 44 responden

(54,3%). Pada pertanyaan No.4 sebagian besar responden menjawab “Kadang-

Kadang” yaitu sebanyak 41 responden (50,6%).

Pada pertanyaan No.5 sebagian besar responden menjawab “Kadang-

Kadang” yaitu sebanyak 40 responden (49,4%). Pada pertanyaan No.6 sebagian

besar responden menjawab “Selalu” yaitu sebanyak 41 responden (50,6%). Pada

pertanyaan No.7 sebagian besar responden menjawab “Kadang-Kadang” yaitu

sebanyak 39 responden (48,1%). Pada pertanyaan No.8 sebagian besar responden

menjawab “Kadang-Kadang” yaitu sebanyak 40 responden (49,4%). Pada

pertanyaan No.9 sebagian besar responden menjawab “Selalu” yaitu sebanyak 44

responden (54,3%).

Berdasarkan distribusi jawaban responden maka tindakan ibu dalam

pemberian gadget dapat dikategorikan sebagai berikut :


56

Tabel 4.10.Distribusi Frekuensi Responden Beradasarkan Tindakan Ibu


dalam Pemberian Gadget di Desa Ceubrek Kecamatan
Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019
No Tindakan Ibu dalam Pemberian Gadget f %
1 Sering 52 64,2
2 Jarang 29 35,8
Jumlah 81 100,0

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa dari 81 responden, sebanyak 52

responden (64,2%) tindakan ibu dalam memberikan gadget sering dan sebanyak

29 responden (35,8%) tindakan ibu dalam memberikan gadget jarang.

4.2.3. Analisis Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian


Gadget

Hasil penelitian hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu dalam

pemberian gadget dapat dilihhat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Tindakan Ibu dalam
Pemberian Gadget di Desa Ceubrek Tahun 2019
Tindakan Ibu dalam Pemberian
Gadget Total
No Pengetahuan Nilai p
Sering Jarang
f % f % f %
1 Kurang 12 14,8 16 19,8 28 34,6 0,008
2 Baik 40 49,4 13 16,0 53 65,4
Total 52 64,2 29 35,8 81 100,0

Berdasarkan Tabel 4.11. tabulasi silang antara pengetahuan dengan tindakan

ibu dalam pemberian gadget diketahui dari 81 responden bahwa 28 responden

(34,6%) yang berpengetahuan kurang, sebanyak 12 responden (14,8%) yang

memberikan gadget sering dan sebanyak 16 responden (19,8%) yang memberikan

gadget jarang. Selanjutnya dari 81 responden sebanyak 53 responden (65,4%)

yang berpengetahuan baik, sebanyak 40 responden (49,4%) yang memberikan


57

gadget sering dan sebanyak 13 responden (16,0%) yang memberikan gadget

jarang.

Berdasarkan hasil chi-square memperlihatkan nilai p = 0,008 (< 0,05). Hal

ini membuktikan pengetahuan memiliki hubungan dengan tindakan ibu dalam

pemberian gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh

UtaraTahun 2019.

2. Hubungan Sikap dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Gadget

Hasil penelitian hubungan sikap dengan tindakan ibu dalam pemberian

gadget dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12.Tabulasi Silang antara Sikap dengan Tindakan Ibu dalam


Pemberian Gadget di Desa Ceubrek Tahun 2019
Tindakan Ibu dalam Pemberian
Gadget Total
No Sikap Nilai p
Sering Jarang
f % f % f %
1 Negatif 3 3,7 20 24,7 23 28,4 0,000
2 Positif 49 60,5 9 11,1 58 71,6
Total 52 64,2 29 35,8 81 100,0

Berdasarkan Tabel 4.12. tabulasi silang antara sikap dengan tindakan ibu

dalam pemberian gadget diketahui bahwa dari 81 responden sebanyak 23

responden (28,4%) yang bersikap negatif, sebanyak 3 responden (3,7) yang

memberikan gadget secara sering dan sebanyak 20 responden (24,7%) yang

memberikan gadget secara jarang. Selanjutnya dari 81 responden, sebanyak 58

responden (71,6%) yang bersikap positif, sebanyak 49 responden (60,5%) yang

memberikan gadget secara sering dan sebanyak 9 responden (11,1%) yang

memberikan gadget secara jarang.

Berdasarkan hasil chi-square memperlihatkan bahwa nilai p = 0,000 ( <


58

0,05). Hal ini membuktikan sikap memiliki hubungan dengan tindakan ibu dalam

pemberian gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh

UtaraTahun 2019.

3. Hubungan Pendapatan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Gadget

Hasil penelitian hubungan ekonomi dengan tindakan ibu dalam pemberian

gadget dapat dilihat pada tabel 4.13.

Tabel 4.13.Tabulasi Silang antara Pendapatan dengan Tindakan Ibu dalam


Pemberian Gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019
Tindakan Ibu dalam Pemberian
Nilai p
Gadget Total
No Pendapatan
Sering Jarang
f % f % f %
1 Baik 37 45,7 15 18,5 52 64,2
0,132
2 Kurang 15 18,5 14 17,3 29 35,8
Total 52 64,2 29 35,8 81 100,0

Berdasarkan Tabel 4.13. tabulasi silang antara pendapatan dengan tindakan

ibu dalam pemberian gadget, diketahui bahwa 81 responden sebanyak 52

responden (64,2%) yang berpendapatan baik, sebanyak 37 responden yang

memberikan gadget secara sering dan sebanyak 15 responden (18,5%) yang

memberikan gadget secara jarang. Selanjutnya dari 81 responden sebanyak 29

responden (35,8%) yang berpendapatan kurang, sebanyak 15 responden (18,5%)

yang memberikan gadget secara sering dan sebanyak 14 responden (17,3%) yang

memberikan gadget secara jarang.

Berdasarkan hasil chi-square memperlihatkan bahwa nilai p = 0,132 ( >

0,05). Hal ini membuktikan bahwa pendapatan tidak memiliki hubungan dengan

tindakan ibu dalam pemberian gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon

Kabupaten Aceh UtaraTahun 2019.


59

4. Hubungan Pekerjaan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Gadget

Hasil penelitian hubungan pekerjaan dengan tindakan ibu dalam pemberian

gadget dapat dilihat pada tabel 4.14.

Tabel 4.14.Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Tindakan Ibu dalam


Pemberian Gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019
Tindakan Ibu dalam Pemberian
Nilai p
Gadget Total
No Pekerjaan
Sering Jarang
f % f % f %
1 Bekerja 16 30,9 25 19,8 41 50,6
0,000
2 Tidak Bekerja 36 44,4 4 4,9 40 49,4
Total 52 64,2 29 35,8 81 100,0

Berdasarkan Tabel 4.14. tabulasi silang antara pekerjaan dengan tindakan

ibu dalam pemberian gadget, diketahui dari 81 responden sebanyak 41 responden

yang bekerja sebanyak 16 responden (30,9%) yang memberikan gadget secara

sering dan sebanyak 25 responden (19,8%) yang memberikan gadget secara

jarang. Selanjutnya dari 81 responden sebanyak 40 responden yang tidak bekerja,

sebanyak 36 responden (44,4%) yang memberikan gadget secara sering dan

sebanyak 4 responden (4,9%) yang memberikan gadget secara jarang.

Berdasarkan hasil chi-square memperlihatkan bahwa nilai p = 0,000 ( <

0,05). Hal ini membuktikan pekerjaan memiliki hubungan dengan tindakan ibu

dalam pemberian gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten

Aceh UtaraTahun 2019.

5. Hubungan Pendidikan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Gadget

Hasil penelitian hubungan pendidikan dengan tindakan ibu dalam

pemberian gadget dapat dilihat pada tabel 4.15.


60

Tabel 4.15.Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Tindakan Ibu dalam


Pemberian Gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019
Tindakan Ibu dalam
Nilai p
Pemberian Gadget Total
No Pendidikan
Sering Jarang
f % f % f %
1 Rendah 20 24,7 24 29,6 44 54,3
0,000
2 Tinggi 32 39,5 5 6,2 37 45,7
Total 52 64,2 29 35,8 81 100,0

Berdasarkan Tabel 4.15. tabulasi silang antara pendidikan dengan tindakan

ibu dalam pemberian gadget, diketahui dari sebanyak 81 responden sebanyak 44

responden (54,3%) yang berpendidikan rendah sebanyak 20 responden (24,7%)

yang memberikan gadget secara sering dan sebanyak 24 responden (29,6%) yang

memberikan gadget secara jarang. Selanjutnya dari 81 responden, sebanyak 37

responden yang berpendidikan tinggi sebanyak 32 responden (39,5%) yang

memberikan gadget secara sering dan sebanyak 5 responden (6,2%) yang

memberikan gadget secara jarang.

Berdasarkan hasil chi-square memperlihatkan bahwa nilai p = 0,000 ( <

0,05). Hal ini membuktikan pendidikan memiliki hubungan dengan tindakan ibu

dalam pemberian gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten

Aceh UtaraTahun 2019.

4.3. Analisis Multivariat

Analisis data multivariat dilakukan dengan uji regresi logistik, yang

bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap

variabel terikat. Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dilihat

dari nilai Exp (β). Positif atau negatifnya pengaruh variabel bebas terhadap
61

variabel terikat dilihat dari nilai β, jika bernilai positif berarti mempunyai pengaruh

positi, begitu juga sebaliknya jika bernilai negatif berarti mempunyai pengaruh

yang negatif.

Berdasarkan hasil uji bivariat, terdapat 5 variabel yang dapat diikutsertakan

dalam analisis mutivariat, menggunakan uji regresi logistik berganda dengan

metode enter (p<0,25), yaitu pengetahuan, sikap, pendapatan, pekerjaan dan

pendidikan sebagaimana terlihat pada tabel 4.16 sebagai berikut :

Tabel 4.16. Hasill Analisis Bivariat yang Diikutsertakan dalam Uji Regresi
Logistik
No. Variabel Sig-p
1. Pengetahuan 0,008
2. Sikap 0,000
3. Pendapatan 0,132
4. Pekerjaan 0,000
5. Pendidikan 0,000

Berdasarkan hasil uji regresi logistik, maka didapat tiga variabel yang

mempunyai nilai p < 0,05, sebagaimana pada tabel berikut :

Tabel 4.17. Uji Regresi Multivariat Logistik Tahap I

B Sig. Exp (B)


Step 1a Pengetahuan 0,689 0,371 1,991
Sikap 2,091 0,013 8,091
Pendapatan 0,205 0,780 1,228
Pekerjaan -2,278 0,005 0,102
Pendidikan 1,732 0,030 5,651
Constant -0,206 0,815 0,814

Berdasarkan tabel 4.17. diatas menunjukan bahwa variabel pendapatan

memiliki nilai sig p = 0,780 > 0,05 artinya variabel pendapatan harus dikeluarkan

dalam uji regresi logistik.


62

Tabel 4.18. Uji Regresi Logistik Tahap II


B Sig. Exp (B)
Step 2a Pengetahuan 0,697 0,361 2,007
Sikap 2,026 0,017 7,582
Pekerjaan -2,061 0,014 0,127
Pendidikan 1,854 0,026 6,388
Constant -0,756 0,484 0,469
Berdasarkan tabel 4.18. diatas menunjukan bahwa variabel pengetahuan

memiliki nilai p = 0,361 > 0,05 artinya variabel pengetahuan harus dikeluarkan

dalam uji regresi logistik.

Tabel 4.19. Haasil Uji Regresi Logistik

B Sig. Exp (B)


Step 3a Sikap 2,091 0,013 8,091
Pekerjaan -2,278 0,005 0,102
Pendidikan 1,732 0,030 5,651
Constant -0,206 0,815 0,814

Berdasarkan tabel 4.19. diatas uji yang dilakukan pada penelitian ini

menggunakan ɑ = 0,05, variabel bebas (independen) yang mempunyai pengaruh

secara signifikan dengan variabel terikat (dependen) adalah sebagai berikut :

a. Apabila nilai p < ɑ (0,05) maka terdapat pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen

b. Apabila nilai p > ɑ (0,05) maka tidak terdapat penaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen. Pada hubungan masing-masing

variabel bebas.

1) Sikap memiliki nilai nilai p 0,013 < 0,05 artinya sikap memiliki

pengaruh secara signifikan terhadap tindakan ibu dalam pemberian

gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh

Utara Tahun 2019.


63

2) Pekerjaan memiliki nilai nilai p 0,005 < (0,05) artinya pekerjaan

memiliki pengaruh secara signifikan terhadap tindakan ibu dalam

pemberian gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Birem Bayeun

Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019.

3) Pendidikan memiliki nilai nilai p 0,030 < (0,05) artinya pendidikan

memiliki pengaruh secara signifikan terhadap tindakan ibu dalam

pemberian gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Birem Bayeun

Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019.

Hasil pengujian ini menunjukan bahwa sikap, pekerjaan dan pendidikan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tindakan ibu dalam pemberian

gadget, sedangkan faktor dan ekonomi tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tindakan ibu dalam pemberian gadget dan untuk variabel yang

berpengaruh adalah pekerjaan dengan nilai p = 0,005 < 0,05 dan variabel yang

dominan berpengaruh terhadap tindakan ibu dalam pemberian gadget adalah

variabel pekerjaan dengan nilai p = 0,005 < 0,05.

Faktor lain diluar model yang menjelaskan variabel dependen atau dapat

dilihat dari persamaan regresi logistik sebagai berikut :

p = 0,268
64

Besarnya kemungkinan tindakan ibu dalam pemberian gadget yang

dipengaruhi oleh independen (sikap,pekerjaan dan pendidikan) adalah sebesar

0,268 (26,8,0%), serta terdapat 73,2,% faktor lain diluar variabel yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

4.4. Pembahasan

4.4.1. Pengaruh Pengetahuan terhadap Tindakan Ibu dalam Pemberian


Gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2019

Berdasarkan uji regresi logistik pada variabel pengetahuan setelah dilakukan

perhitungan, di dapatkan nilai p 0,361 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap tindakan ibu

dalam pemberian gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh

Utara Tahun 2019.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ayu tahun 2018 dengan judul

penelitian Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Penggunaan Gadget terhadap Hasil

Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VII SMP Negri 1 Singosari, menunjukan

bahwa tidak ada pengaruh pengetahuan pola asuh orang dan penggunaan gadget

terhadap hasil belajar siswa. (46)

Kemudian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusuma pada

tahun 2016 dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan

terhadap Pola Asuh Ibu Balita di Kabupaten Banyumas, dapat diambil kesimpulan

tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pola asuh balita

dengan nilai p = 0,601 > 0,05. (47)


65

Menurut Notoatmodjo, pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah

terjadi pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk suatu tindakan seseorang. Apabila

pengetahuan yang terbentuk adalah pengetahuan yang cukup untuk kesehatan

maka hal tersebut akan tercermin pada pola perilaku masyarakatnya. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (over behaviour). (48)

Menurut asumsi peneliti bahwa tingginya pengetahuan tidak mempengaruhi

tingkat pemberian ibu memberika gadget kepada anaknya, yang mana ibu

memberikan gadget kepada anak dapat membantu ibu dalam mengerjakan

pekerjaan rumah dan membantu ibu dalam mengurus anak. Hal ini terlihat ketika

ibu sibuk melakukan pekerjaan rumah dan anak mulai rewel salah satu tindakan

yang diambil adalah dengan memberikan gadget karena anak mulai diam dan

sudah tidak rewel, dengan memberikannya fitur-fitur youtube untuk mengalihkan

anak dari rasa bosan bermain dan dengan memberikan gadget kepada anak, anak

lebih banyak menghabiskan waktu dirumah jadi ibu dapat memantau setiap

tindakan anak didalam rumah sambil mengerjakan pekerjaan rumah.

2. Pengaruh Sikap terhadap Tindakan Ibu dalam Pemberian Gadget di


Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun
2019

Berdasarkan uji regresi logistik pada variabel sikap setelah dilakukan

perhitungan, didapatkan nilai p 0,013 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa

sikap memiliki pengaruh secara signifikan terhadap tindakan ibu dalam pemberian
66

gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun

2019.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sari tahun 2015 tentang Motif

Orang Tua Memberikan Gadget pada Anak, menunjukan bahwa sikap orang tua

memberikan gadget kepada anak untuk menyenangkan anak, mengikuti

perkemabangan zaman, sebagai status sosial, sebagai hadiah, dan sebagai alat

bermain. (49)

Kemudian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulita tahun

2018 tentang Persepsi Orang Tua terhadap Penggunaan Gadget pada Anak Usia 5

- 6 Tahun, menunjukan bahwa semua orang tua sudah menggunakan gadget di

rumah. Penggunaan gadget ini diberikan oleh orang tua sebagai salah satu media

komunikasi. Akan tetapi sikap orang tua memberikan gadget kepada anaknya

membuat dampak negatif, karena saat anak menggunakan gadget anak cenderung

membuka game daan films kartun sebagai hiburan dan menjadi anak malas belajar.

(50)

Terwujudnya sikap menjadi suatu tindakan, diperlukan suatu kondisi yang

memungkinkan seseorang dapat menerapkan apa yang sudah ia ketahui. Artinya

pengetahuan atau sikap yang baik belum tentu mewujudkan suatu tindakan yang

baik. Karena perubahan sikap ke arah yang lebih baik akan mempengaruhi

terjadinya peran serta masyarakat yang merupakan modal utama keberhasilan

program kesehatan. Sikap merupakan faktor predisposisi yang akan membentuk

suatu tindakan atau perilaku. Ketidak sesuaian perilaku seseorang dengan

sikapnya akan menimbulkan masalah psikologis bagi individu-individu yang


67

bersangkutan, sehingga mereka akan berusaha merubah sikap atau perilakunya.

(48)

Menurut asumsi peneliti sikap positif yang banyak diberikan dimiliki ibu

memberikan gadget kepada anak lebih sering karena gadget merupakan alternatif

yang dapat membantu ibu dalam mendidik anak dan mengatur anak, memberikan

gadget kepada lebih sering ibu memantau tindakan yang dilakukan oleh anak

dalam bermain gadget. Hal tersebut juga perlu dipantau karena dikhawatirkan anak

menyimpang dalam menggunakan gadget. Gadget diberikan kepada anak lebih

sering selain membantu setiap pekerjaan ibu pula membantu dalam mengenalkan

anak dalam sistem pembelajaran, mengasah otak dalam belajar.

3. Pengaruh Pendapatan terhadap Tindakan Ibu dalam Pemberian


Gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2019

Berdasarkan uji regresi logistik pada variabel pendapatan setelah dilakukan

perhitungan, didapatkan nilai p 0,780 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa

ekonomi tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap tindakan ibu dalam

pemberian gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara

Tahun 2019.

Penelitian yang dilakukan oleh Tri tahun 2017 tentang Kontrol Sosial Orang

Tua kepada Anak Balita dalam Penggunaan Gadget di Desa Wukirsari Imogiri

Bantul, menunjukan bahwa faktor ekonomi ibu bahwa setiap keluarga paling tidak

memiliki gadget lebih dari satu dan gadget yang dimiliki memiliki fitur canggih.

Pendapatan responden berkisar 1 juta sampai 3 juta. (15)

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi tahun 2014 tentang
68

Motivasi Orang Tua Membelikan Fasilitas Smartphone pada Anak Usia 5-12

tahun, menunjukan bahwa responden berdasarkan pendapatan maka dapat

diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendapatan yaitu

sebesar 1-3 juta. Pendapatan tersebut secara langsung mempengaruhi kemampuan

daya beli yang dimiliki oleh respsonden sehingga memberikan dukungan atas

keputusan pembelian yang dilakukan untuk mengetahui motivasi orang tua dalam

memberikan fasilitas smartphone pada anak berusia 5-12 tahun, maka sebagai

bahan interpretasi terhadap hasil analisis dapat dilihat bagaimana distribusi

jawaban para responden mengenai alasan terpenting dalam memberikan fasilitas

smartphone pada anak-anak mereka. (51)

Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam

masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang

atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti

tingkat pendidikan, pendapatan dan sebagainya. Status ekonomi kemungkinan

besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga memadai

akan menunjang tumbuh kembang anak. Karena orang tua dapat menyediakan

semua kebutuhan anak baik primer maupun skunder.

Menurut asumsi peneliti bahwa status ekonomi yang ada di Desa Ceubrek

termasuk kategori tinggi karena pendapatan keluarga yang memiliki banyak

ladang diperkampungan. Hal tersebut menunjukan bahwa dengan tingkat ekonomi

yang tinggi sebagian ibu tetap memberikan gadget kepada anaknya karena

perkembangan zaman hampir semua anak memiliki tablet masing-masing karena

orang tua tidak mau gadget yang dimiliki dimainkan oleh anaknya ditakutkan hal
69

yang penting didalam gadget orang tua terhapus karena kebiasaan anak yang rasa

ingin tau bermain dengan memencet tanpa tau maksud dan tujuan. Jadi orang tua

memberikan gadget masing-masing untuk anaknya bermain tanpa mengganggu

orang tuanya. Sedangkan pada ekonomi rendah responden memberikan gadget

kepada ankanya cukup satu saja dan itu harus berbagi dengan orang tuanya. Ada

juga dari beberapa anak merengek untuk mempunyai gadget sendiri tetapi karena

status ekonomi yang rendah sehingga keinginan anak tidak di turuti oleh orang

tuanya. Hal tersebut memerlihatkan bahwa ibu-ibu dengan pendapatan baik

ataupun rendah tetap memberikan gadget kepada anak balitanya.

4. Pengaruh Pekerjaan terhadap Tindakan Ibu dalam Pemberian Gadget


di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun
2019

Berdasarkan uji regresi logistik pada variabel pekerjaan setelah dilakukan

perhitungan, didapatkan nilai p 0,005 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa

pekerjaan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap tindakan ibu dalam

pemberian gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara

Tahun 2019.

Penelitian yang dilakukan oleh Puspita tahun 2016 tentang Pengaruh

Penggunaan Gadget terhadap Personal Sosial Anak Usia Prasekolah di TKIT Al-

Mukmin, menunjukan bahwa sebagian besar pekerjaan responden adalah swasta

baik dari kelompok kasus ataupun kelompok kontrol dan pekerjaan yang paling

sedikit adalah PNS. Hal ini didapati bahwa memberikan gadget kapada anak agar

tidak mengganggu pekerjaan orang tua dalam melakukan pekerjaanya. (52)

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuraedah tahun 2016 tentang
70

Peran Orang Tua dalam Penanggulangan Dampak Negatif Handphone pada Anak,

menunjukan bahwa ada pengaruh faktor lain seperti pekerjaan ibu dengan

penanggulangan dampak negatif handphone pada anak. Hal tersebut melihatkan

pekerjaan formal ataupun informal ibu tetap memberikan gadget kepada anaknya

dan tidak ada membatasi dalam pemberian gadget. (53)

Kemudian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sara tahun 2018

dengan judul penelitian Hubungan Lingkungan Pengasuhan dan Pekerjaan Ibu

terhadap Perkembangan Bayi 6-12 Bulan. dapat ditarik kesimpulan bahwa ada

hubungan antara pekerjaan ibu terhadap perkembangan bayi di peroleh nilai p

value < 0,005. (54)

Ibu yang bekerja dan tidak bisa memanfaatkan waktu yang baik untuk

anaknya maka akan mengakibatkan orang tua tersebut kurang dalam dalam

memberikan kasih sayang dan stimulasi kepada anaknya. Orang tua yang bekerja,

pada umumnya memiliki waktu yang sedikit untuk anaknya. (55)

Menurut asumsi peneliti pekerjaan responden sebagai ibu rumah tangga

merupakan dampak pemberian gadget kepada anak, yang mana responden dengan

status bekerja sebagai ibu rumah tangga dan hanya mengurus anak saja, tidak mau

puusing dan repot dalam mengurus anak ketika rewel. Karena ibu yang tidak

bekerja selalu menghabiskan waktu bersama anaknya dari pada ibu yang

bekerja.Keseharian bersama yang muncul membuat ibu tidak tega melihat anaknya

menangis merengek meminta gadget, dengan begitu dengan mudah ibu

memberikan gadget kepada si anak dan ibu dapat pula memantau setiap permainan

yang dimainan kan anak, apabila salah yang dimainkanya maka ibu dapat langsung
71

mengambil tindakan mana yang menurutnya baik dan tidak. Pada Ibu yang bekerja

pemberian gadget dapat membantu ibu menjadi salah satu pola asuh untuk

anaknya, dengan memberikan gadget anak akan berfokus tanpa jenuh bermain

gadget hingga ibu selesaikan melaksanan pekerjaannya. Memberikan fasilitas

kepada anak supaya membantu pekerjaan ibu, maka akan timbulah rasa sayang

kepada anak untuk menuruti apa yang diinginkanya.

5. Pengaruh Pendidikan terhadap Tindakan Ibu dalam Pemberian


Gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2019

Berdasarkan uji regresi logistik pada variabel pendidikan setelah dilakukan

perhitungan, didapatkan nilai p 0,030 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap tindakan ibu dalam

pemberian gadget di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara

Tahun 2019.

Penelitian yang dilakukan oleh Maulita tahun 2016 tentang Persepsi Orang

Tua terhadap Penggunaan Gadget pada Anak Usia Dini. Memerlihatkan bahwa

pendidikan orang tua yang tinggi sebanyak 78 responden (57%), dan didapatkan

nilai p value = 0,032 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan orang tua

mempengaruhi penggunaan gadget pada anak usia dini. (17)

Kemudian sejalan dengan penelitian yang Siti tahun 2017 dengan judul

penelitian Gambaran Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Ibu pada Anak Usia Dini

di Gampoeng Pante Gajah Kecamatan Matang Glumpang Dua Kabupaten Bireun.

dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan ibu akan

berdampak positif terhadap pengasuhan yang dilakukan terhadap anak-anaknya.


72

(56)

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dna proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pegendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya

masyarakat bangsa dan negara. (57)

Asumsi peneliti pendidikan yang berpengaruh terhadap pemberian gadget,

pendidikan tinggi yang dimiliki ibu membuat ibu tau mana dampak yang negatif

dan positif yang akan terjadi untuk anaknya, serta bahayanya radiasi yang

ditimbulkan karena gadget,dengan pendidika yang tinggi maka hal yang tidak

diinginkan oleh anak dapat dicegah dan diatasi. Seperti kita lihat sekarang banyak

anak yang kecanduan karena kurangnya orang tua dalam memberikan asuhan

kepada anaknya.

Banyak dampak negatif yang ditimbulkan kepada anak hingga menimbulkan

kecanduang dapat berpengaruh kepada ibu yang memiliki anak dengan pendidikan

yang rendah, karena ibu tidak tau apa dan bagaimana yang baik untuk anaknya.

seharusnya pemberian gadget untuk anak dapat dihindari dengan melakuka

kegiatan hal yang positif seperti mengisi anak dengan rutinitas agama, menonton

tv serta mengisi kegiatan les dirumah, Hal tersebut lebih baik dari pada

membiarkan anak harus bermai gadget tanpa pengawasan orang tua terhadap anak

dan dapat mecegah kecanduan anak oleh gadget.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah :

1. Tidak ada pengaruh pengetahuan terhadap tindakan ibu dalam pemberian

gadget pada anak balita di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten

Aceh Utara tahun 2019 dengan nilai p = 0,361 ( > 0,05).

2. Ada pengaruh sikap terhadap tindakan ibu dalam pemberian gadget pada

anak balita di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara

tahun 2019 dengan nilai p = 0,013 ( < 0,05).

3. Tidak ada pengaruh pendapatan terhadap tindakan ibu dalam pemberian

gadget pada anak balita di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten

Aceh Utara tahun 2019 dengan nilai p = 0,780 ( > 0,05).

4. Ada pengaruh pekerjaan terhadap tindakan ibu dalam pemberian gadget

pada anak balita di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh

Utara tahun 2019 dengan nilai p = 0,005 ( < 0,05).

5. Ada pengaruh pendidikan terhadap tindakan ibu dalam pemberian gadget

pada anak balita di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh

Utara tahun 2019 dengan nilai p = 0,030 ( < 0,05).

6. Faktor yang dominan memengaruhi tindakan ibu dalam pemberian gadget

pada anak balita di Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh

Utara tahun 2019 adalah faktor pekerjaan nilai p = 0,005 dan Exp (β) =

(0,102)

73
7. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang

memengaruhi tindakan ibu dalam pemberian gadget pada anak balita di Desa

Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara tahun 2019.

5.2. Saran

1. Diharapkan bagi ibu dan keluarga hasil dari penelitian ini dijadikan sebagai

penambahan pengetahuan bagi keluarga mengenai faktor apa saja yang

memengaruhi tindakan ibu dalam pemberian gadget pada anak balita dan

diharapkan keluarga dapat menyadari pentingnya bahaya dari penggunaan

gadget untuk anak balita.

2. Diharapkan bagi lembaga pendidikan Institusi Kesehatan Helvetia dapat

menjadi bahan tinjauan keilmuan dibidang kesehatan masyarakat sehingga

dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik

3. Diharapkan kepada desa agar dapat memberikan informasi kepada

masyarakat ataupun sosialisasi tentang bahaya yang ditimbulka dari gadget.

4. Diharapkan bagi peneliti lain penelitian ini dapat menjadi bahan informasi

dalam melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang memengaruh

tindakan ibu dalam pemberian gadget.


DAFTAR PUSTAKA

1. Kirana PA, Rozalina L, Djohar N. Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap


Penurunan Kualitas Penglihatan Siswa Sekolah Dasar. GMHC.
2018;6(47):28–33.
2. Setianingsih, Wahyuni AA, Noor KF. Dampak Pneggunaan Gadget pada
Anak Usia Prasekolah dapat Meningkatkan Risiko Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas. Gaster. 2018;XVI(2):191–205.
3. Kasyifi SH. Buletin APJI Asoiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia.
Tresnakusuma Brata, editor. Jakarta: APJII; 20016. p. 1–7.
4. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Infografis
Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia. APJII. Jakarta: Tekno
Preneur; 2017. p. 1–39.
5. Asmaul CP. Pengaruh Media Gadget pada Perkembangan Karakter Anak.
Din Penelit. 2017;17(2):315–30.
6. Soekidjo N. Ilmu Perilaku Kesehatan. I. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2016.
89 p.
7. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. V. Jakarta: PT
Rineka Cipta; 2012. 18-19 p.
8. Vitrianingsih, Sitti K, Inayati C. Hubungan Peran Orang Tua dengan
Ketergantungan Anak Terhadap Penggunaan Gadget. :1–10.
9. Indian S, Eva M. Pengawasan Orang Tua terhadap Dampak Penggunaan
Gadget pada Anak. Endurance. 2018;3(38):510–4.
10. Jarot W. Pengaruh Pemakaian Gadget dan Perilaku Anak terhadap
Kemampuan Anak Taman Kanak-Kanak Happy Holy Kids.
2016;2015(April):1–40.
11. Rachma FO. Hubungan Tingkat Penggunaan Teknologi Mobile Gadget dan
Eksistensi Permainan Tradisional pada Anak Sekolah Dasar. Idea Soc.
2015;2(6):1–33.
12. Kaprino PY. Komunikasi Orang Tua kepada Anak dalam Mencegah
Terjadinya Dampak Negatif Gadget. Skripsi. Sanata Dharma; 2017.
13. Yulia T. Pengaruh Penggunaan Gadget terhadap Perkembangan Psikososial
Anak Usia Prasekolah (3-6 tahun) di TK Swasta Kristen Immanuel.
Universitas Tanjung Pura; 2015.
14. Efraim PJ, Franly O, Wenda O. Hubungan Peran Keluarga dalam
Menghindari Dampak Negatif Penggunaan Gadget pada Anak dengan
perilaku anak di dalam Penggunaan Gadget di Desa Kiawa 2 Barat
Kecamatan Kawangkoan Utara. ejournal keperawatan. 2018;6:1–8.
15. Tri A. Kontrol Sosial Orang Tua kepada Anak Balita dalam Penggunaan
Gadget di Desa Wukirsari Imogiri Bantul. Pendidik Sosiol. 2017;1–11.
16. Sri PN. Studi Kasus Gadget,Permainan Tradisonal, dan Hasil Belajar Siswa
Kelas V di Gugus Irawan Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen.
Universitas Negeri Semarang; 2017.
17. Maulita I, Ari S, Fitria AG. Persepsi Orang Tua terhadap Penggunaan
Gadget pada Anak Usia Dini.
18. Fathul H, Java C. Buku Sakti Blogger. Jakarta: PT.Elex Media
Komputindo; 2013.
19. ICT Watch. Internet Sehat. Be wise while online. :1–35.
20. Ahmad F. Smartdigiparents Tips dan Trik Gadget dan Dunia Online untuk
para Orang Tua di Era Digital. I. Yogyakarta: Diandra Kreatif (Kelompok
Penerbit Diandra); 2018.
21. Yayasan Kita dn Buah Hati dan American Academy of Pediarics. Creative
Digital Education. Kakatu; 2017. p. 1–36.
22. Aryanti GMA. Hubungan Durasi Penggunaan Gadget terhadap
Perkembangan Sosial Anak Prasekolah di TK PDRI 33 Sumurboto
Banyumanik. Departemen Ilmu Keperawatan. Universitas Diponegoro;
2017.
23. Wawan, Dewi. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. II. John Budi,
editor. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011. 11 p.
24. Priyoto. Perubahan dalam Perilaku Kesehatan. I. Hak Cipta, editor.
Yogyakarta: Graha Ilmu; 2015.
25. Priyoto. Teori Sikap dan Perilaku dalam Kesehatan dilebgkapi dengan
Kuesioner. I. john Budi, editor. Yogyakarta: Nuha Medika; 2014. 11 p.
26. Induniasi, Ayu R. Promosi Kesehatan Pendidikan Kesehatan dalam
Keperawatan. I. Aprilianingsih Nia, editor. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press; 2018. 1-22 p.
27. Soekidjo N. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2012. 4 p.
28. Ratri DD, Yeniar I, Siswati. Intensi penggunaan gadget dan kecerdasan
emosional pada remaja awal. Psikol Perkemb Indones. 2017;65–71.
29. Nova O. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah. I. Yogyakarta: Deepublish
(Grup Penerbitan CV Budi Utama); 2015.
30. Danang S. Analisis untuk Penelitian Kesehatan. I. Yogyakarta: Nuha
Medika; 2011. 21 p.
31. Sri TF, Emy H, Djauhar I. Intensitas Penggunaan Gadget pada Anak
Prasekolah yang Kelebihan Berat Badan di Yogyakarta. Kedokt Masy.
2017;33(12):1–6.
32. Syaefudi SU, Mulyani S. Pendidikan dasar dan menengah.
33. Gubernur Aceh. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 98 tentang Penetapan
Upah Minimum Provinsi Aceh tahun 2019. Banda Aceh; 2018.
34. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. II Revisi. Jakarta:
PT Rineka Cipta; 2010.
35. Desefentison. Bukan Lagi Dua Melainkan Satu. I. James Y, editor.
Bandung: PT.Visi Anugerah Indonesia; 2013.
36. Singgih G. Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung
Mulia; 2004.
37. Ketut SI. Metode Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). I. Monica Bendatu,
editor. Yogyakarta: Perpustakaan Nasional : Katalog dalam Terbitan; 2015.
1-21 p.
38. Muhammad I. Pemanfaatan SPSS Dalam Penelitian Bidang Kesehatan dan
Umum. Medan: Medan; 2015.
39. Matondang. Validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian.
2009;6(1):87–97.
40. Saryono. Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntut Praktis Bagi Pemula.
Setiawan A, editor. Jogkjakarta: Mitra Medika Press; 2014.
41. Muhammad I. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan.
Medan: Citapustaka Media Perintis. 2015;
42. Saryono. Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis bagi Pemula.
V. Setiawan Ari, editor. Yogyakarta: Mitra Medika Press; 2014. 6 p.
43. Ketut SI. Metode Penelitian Kesehatan [Edisi Revisi] Tuntutan Peraktis
Pembuatan Proposal Penelitian untuk Mahasiswa Keperawatan, Kebidanan
dan Profesi Bidang Kesehatan Lainnya. II. Monica Bendatu, editor.
Yogyakarta: Perpustakaan Nasional : Katalog dalam Terbitan; 2015. 1-216
p.
44. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Revisi I. Jakarta: PT
Rineka Cipta; 2010. 116 p.
45. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. III. Jaka: PT Rineka
Cipta; 2018. 182 p.
46. Ayu HF. tentang Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Penggunaan Gadget
terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Singosari. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang; 2018.
47. Kusuma ADS, Kusuma WE, Setiyowati R. Analisis Faktor-Faktor yang
Berhubungan terhadap Pola Asuh Ibu Balita di Kabupaten Banyumas.
Kesmas Indones. 2016;8(1 Januari):1–15.
48. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni edisi Revisi. Jakarta:
PT Rineka Cipta; 2011.
49. Sari RM. Motif Orang Tua Memberikan Gadget Kepada Anak. Sosiologi.
2015;
50. Maulita I. persepsi orang tua terhadap penggunaan gadget pada anak usia 5-
5 tahun. 2018;1–54.
51. Dwi LA. Orang Tua Membelikan Fasilitas Smartphone pada Anak Usia 5-
12 tahun. 2014;
52. Puspita ST, Asma MA. Pengaruh Penggunaan Gadget terhadap Personal
Sosial Anak Usia Pra Sekolah di TKIT Al-Mukmin. 2016;13:72–8.
53. Nuraedah. Peran Orang Tua dalam Penanggulangan Dampak Negatif
Handphone pada Anak. 2016;
54. Sara H. Hubungan Lingkungan Pengasuhan dan Pekerjaan Ibu terhadap
Perkembangan Bayi 6-12 Bulan. Kesmas. 2018;1(1).
55. Rumini, Sundari. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta;
2008.
56. Siti M. Gambaran Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Ibu pada Anak Usia
Dini di Gampoeng Pante Gajah Kecamatan Matang Glumpang Dua
Kabupaten Bireun. 2017;3(2):67–76.
57. Presiden RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 t. 2003;
Lampiran I

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TINDAKAN IBU DALAM


PEMBERIAN GADGET PADA BALITA DIDESA CEUBREK
KECAMATAN LHOKSUKON KABUPATEN
ACEH UTARA TAHUN 2019

A. Petunjuk.
1. Silakan ibu jawab pertanyaan dengan jujur
2. jawaban tidak dipengaruhi oleh profesi ibu.
3. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan akademis atau penelitian
4. Baca dan Jawablah semua pertanyaan secara teliti dan jujur.
Kerahasiaan jawaban dijaga.
5. Beri tanda (√) pada pilhan yang telah disediakan dalam setiap
pertanyaan

B. IDENTITAS IBU
1. No Responden :
2. Nama Responden :
3. Umur :
4. Pendidikan Terakhir : a. SD b. SMP
c. SMA d. Sarjana/D-III

5. Pekerjaan : a. IRT b. Wiraswasta


c. Pegawai Negri

6. Wali dari Ananda : Umur: Tahun


7. Alamat :
8. Penghasilan/bulan :
1. PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG GADGET
No Pernyataan Benar Salah

Penggunaan Gadget selama kehidupan sehari-


1 hari dapat memberikan dampak negatif terhadap
kesehatan

2 Gadget dapat menimbulkan paparan radiasi.

3 Penggunaan gadget dalam setiap harinya dapat


meyebabkan kelelahan pada mata.

4 Gadget dapat menyebabkan gangguan tidur.


5 Penggunaan gadget dapat menimbulkan
kecanduan.

6 Gadget dapat mempengaruhi tumbuh kembang


anak.

7 Dampak penggunaan gadget dapat mempengaruhi


psikologis/kejiwaan pada anak.

8 Gadget dapat membuat anak sulit diajak


komunikasi

9 Gadget dapat berpengaruh pada anak untuk


meniru apa yang anak suka

10. Gadget dapat membuat dampak negatif pada anak.

11. Gadget dapat mempengaruhi sosiologi/lingkungan


pada anak

2. SIKAP
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak setuju

No Pernyataan SS S TS STS

Gadget merupakan bentuk kecanggihan


1 teknologi yang dapat membawa dampak
positif sekaligus negatif.

2 Pemberian gadget pada anak usia 2 tahun


sebaiknya dihindari.

3 Apabila anak > 2tahun diberikan gadget


harus dibatasi oleh orang tua.

Orang tua sebaiknya selalu memantau


4 setiap permainan pada gadget yang
dimainkan oleh anak.
5 Sebaiknya ibu tidak memperkenalkan
gadget sejak dini kepada anak.

Dampak positif yang ditimbulkan oleh


6 gadget adalah sebagai media
pembelajaran untuk anak-anak.

Salah-satu dampak negatif yang


ditimbulkan oleh gadget dapat membuat
7 anak lebih cepat marah adanya gangguan
pertumbuhan dan sulitnya diajak
berkomunikasi.

Gadget merupakan suatau sarana media


8 elektronik yang dapat membuat anak-
anak menjadi kecanduan jika
memainkanya.

Jika anak-anak sudah kecanduan gadget


9 maka harus lebih ekstra lagi mendidik
anak agar anak terjauh dari gadget

Ibu harus mengisi kegiatan kegiatan


10. anak-anak dengan kegiatan
rohani/keagamaan agar tidak selalu
bermain gadget.

Faktor lingkungan yang ditimbulkan oleh


11. gadget dapat membuat anak kurang
bersosialisasi kepada teman sebayanya.

Sebaiknya ibu memberikan jeda waktu


12. otomatis di gadget, ketika anak sedang
bermain gadget supaya anak tidak terlalu
lama menggunakanya.

Dengan memperkenalkan permainan


13. tradisional kepada anak maka merupakan
salah satu tindakan ibu agar
terhindarnyaa anak dari kecanduan.

14. Jika anak sudah mulai rewel karena


meminta gadget, jangan sekali-kali ibu
langsung memberikanya, karena hal
tersebut dapat membuat salah satu alasan
agar ibu mengizinkanya bermain gadget.

Faktor psikologis yang ditimbulkan oleh


15. gadget dapat membuat anak lebih sulit
diatur, rewel dan anak menjadi malas
belajar.

3. Tindakan Ibu dalam Pemberian Gadget


Ket :S = Selalu
KK = Kadang-Kadang
TP = Tidak Pernah

No Pertayaan S KK TP

1. Apakah dalam sehari ibu pasti ada


memberikan gadget pada anak ?

2. Apakah ibu memberikan gadget kepada


anak lebih dari 10 menit dalam sehari ?

3. Apakah ibu tidak membatasi waktu


pemberian gadget kepada anak ?

4. Jika anak sudah mulai rewel apakah ibu


memberikan gadget sebagai
alternatifnya ?

5. Apakah ibu memberikan gadget jika


anak memintanya ?

6. Apakah ibu selalu memberikan game


kepada anak ?

7. Apakah ibu selalu memberikan youtube


kepada anak ?

8. Apakah ibu sering memberikan gadget


kepada anak sebagai media
pembelajaran ?
9. Apakah ibu memberikan gadget kepada
anak untuk membantu meringankan
pekerjaan ibu ?
Lampiran 2.

MASTER DATA UJI VALIDITAS

MASTER DATA UJI VALIDITAS


NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 TOTAL
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
5 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 12
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
7 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 9
8 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 7
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
10 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 11
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
14 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 6
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
16 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 8
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
18 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
20 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 9

Keterangan :
1 : Benar
0 : Salah
MASTER DATA UJI VALIDITAS DAN REABILITAS TINDAKAN IBU DALAM PEMBERIAN GADGET PADA ANAK
NO PG1 PG2 PG3 PG4 PG5 PG6 PG7 PG8 PG9 TOTAL
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 12
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
6 2 2 2 1 2 2 2 1 2 16
7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
8 1 1 2 2 2 2 2 1 2 15
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
11 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17
12 2 2 1 2 2 2 2 1 1 15
13 2 2 2 2 2 2 1 1 2 16
14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8
15 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17
16 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17
17 2 2 2 2 1 2 2 1 2 16
18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
20 1 2 2 2 2 2 2 0 2 15

Keterangan :
2 : Selalu
1 : Kadang-Kadamg
0 : Tidak Pernah
NO S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 TOTAL
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 59
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 50
5 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 53
6 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 49
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
8 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 52
9 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 52
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 59
11 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 54
12 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 53
13 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 51
14 2 1 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 36
15 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 49
16 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 52
17 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 51
18 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 52
19 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 51
20 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 51

Keterangan :
4 : Sangat Setuju
3 : Setuju
2 : Tidak Setuju
1 : Sangat Tidak Setuju
Lampiran 4

OUTPUT HASIL UJI VALIDITAS


HASIL VALIDITAS DAN REABILITAS PENGETAHUAN

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 TOTAL


P1 Pearson Correlation 1 .764** .764** .145 .491* .336 .764** .218 -.150 .336 .145 .630** .630** .218 .145 .768**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .541 .028 .147 .000 .355 .527 .147 .541 .003 .003 .355 .541 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation .764** 1 .687** .250 .375 .490* .687** .375 -.115 .490* .250 .577** .577** .063 -.167 .737**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .288 .103 .028 .001 .103 .630 .028 .288 .008 .008 .794 .482 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation .764** .687** 1 .250 .375 .490* .687** .062 -.115 .490* -.167 .577** .577** .375 .250 .775**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .288 .103 .028 .001 .794 .630 .028 .482 .008 .008 .103 .288 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation .145 .250 .250 1 .250 .327 .250 .667** -.076 -.140 -.111 -.192 -.192 -.167 .444* .291
Sig. (2-tailed) .541 .288 .288 .288 .160 .288 .001 .749 .556 .641 .416 .416 .482 .050 .213
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson Correlation .491* .375 .375 .250 1 .140 .688** .375 .459* -.210 .250 .289 .577** .375 .250 .625**
Sig. (2-tailed) .028 .103 .103 .288 .556 .001 .103 .042 .374 .288 .217 .008 .103 .288 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6 Pearson Correlation .336 .490* .490* .327 .140 1 .490* .490* -.096 .608** .327 .404 .081 .490* -.140 .641**
Sig. (2-tailed) .147 .028 .028 .160 .556 .028 .028 .686 .004 .160 .077 .735 .028 .556 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P7 Pearson Correlation .764** .687** .687** .250 .688** .490* 1 .375 -.115 .140 .250 .577** .577** .375 .250 .813**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .288 .001 .028 .103 .630 .556 .288 .008 .008 .103 .288 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8 Pearson Correlation .218 .375 .062 .667** .375 .490* .375 1 -.115 .140 .667** .289 .000 .062 .250 .512*
Sig. (2-tailed) .355 .103 .794 .001 .103 .028 .103 .630 .556 .001 .217 1.000 .794 .288 .021
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9 Pearson Correlation -.150 -.115 -.115 -.076 .459* -.096 -.115 -.115 1 -.096 -.076 -.132 .397 .459* -.076 .097
Sig. (2-tailed) .527 .630 .630 .749 .042 .686 .630 .630 .686 .749 .578 .083 .042 .749 .685
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P10 Pearson Correlation .336 .490* .490* -.140 -.210 .608** .140 .140 -.096 1 .327 .728** .404 .490* -.140 .556*
Sig. (2-tailed) .147 .028 .028 .556 .374 .004 .556 .556 .686 .160 .000 .077 .028 .556 .011
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P11 Pearson Correlation .145 .250 -.167 -.111 .250 .327 .250 .667** -.076 .327 1 .577** .192 .250 -.111 .391
Sig. (2-tailed) .541 .288 .482 .641 .288 .160 .288 .001 .749 .160 .008 .416 .288 .641 .088
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P12 Pearson Correlation .630** .577** .577** -.192 .289 .404 .577** .289 -.132 .728** .577** 1 .733** .577** .192 .799**
Sig. (2-tailed) .003 .008 .008 .416 .217 .077 .008 .217 .578 .000 .008 .000 .008 .416 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P13 Pearson Correlation .630** .577** .577** -.192 .577** .081 .577** .000 .397 .404 .192 .733** 1 .577** .192 .730**
Sig. (2-tailed) .003 .008 .008 .416 .008 .735 .008 1.000 .083 .077 .416 .000 .008 .416 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P14 Pearson Correlation .218 .063 .375 -.167 .375 .490* .375 .062 .459* .490* .250 .577** .577** 1 .250 .625**
Sig. (2-tailed) .355 .794 .103 .482 .103 .028 .103 .794 .042 .028 .288 .008 .008 .288 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P15 Pearson Correlation .145 -.167 .250 .444* .250 -.140 .250 .250 -.076 -.140 -.111 .192 .192 .250 1 .291
Sig. (2-tailed) .541 .482 .288 .050 .288 .556 .288 .288 .749 .556 .641 .416 .416 .288 .213
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TOTA Pearson Correlation .768** .737** .775** .291 .625** .641** .813** .512* .097 .556* .391 .799** .730** .625** .291 1
L Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .213 .003 .002 .000 .021 .685 .011 .088 .000 .000 .003 .213
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

HASIL UJI REABILITAS PENGETAHUAN

Reliability Statistics Case Processing Summary

Cronbach's N %
Alpha N of Items
Cases Valid 20 100.0
.875 15
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
HASIL UJI VALIDITAS REABILITAS SIKAP

Correlations

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 TOTAL


S1 Pearson Correlation 1 .761** .565** .480* .448* .305 .381 .586** .509* .552* .280 .000 .448* .588** .049 .709**
Sig. (2-tailed) .000 .009 .032 .048 .191 .098 .007 .022 .012 .232 1.000 .048 .006 .838 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S2 Pearson Correlation .761** 1 .634** .677** .618** .356 .389 .684** .356 .690** .408 .444* .380 .610** .399 .860**
Sig. (2-tailed) .000 .003 .001 .004 .123 .090 .001 .123 .001 .074 .050 .098 .004 .081 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S3 Pearson Correlation .565** .634** 1 .640** .693** .509* .571** .754** .509* .709** .653** .381 .530* .196 .342 .884**
Sig. (2-tailed) .009 .003 .002 .001 .022 .009 .000 .022 .000 .002 .098 .016 .408 .140 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S4 Pearson Correlation .480* .677** .640** 1 .929** .262 .490* .554* .262 .435 .343 .735** .180 .528* .324 .795**
Sig. (2-tailed) .032 .001 .002 .000 .265 .028 .011 .265 .055 .139 .000 .448 .017 .164 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S5 Pearson Correlation .448* .618** .693** .929** 1 .400 .571** .612** .210 .369 .437 .678** .237 .502* .266 .805**
Sig. (2-tailed) .048 .004 .001 .000 .080 .009 .004 .375 .109 .054 .001 .315 .024 .258 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S6 Pearson Correlation .305 .356 .509* .262 .400 1 .312 .353 .048 .369 .218 .356 .019 .031 -.023 .454*
Sig. (2-tailed) .191 .123 .022 .265 .080 .181 .127 .842 .110 .355 .123 .936 .898 .924 .044
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S7 Pearson Correlation .381 .389 .571** .490* .571** .312 1 .477* .089 .518* .408 .250 .214 .343 -.043 .601**
Sig. (2-tailed) .098 .090 .009 .028 .009 .181 .034 .709 .019 .074 .288 .365 .139 .858 .005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S8 Pearson Correlation .586** .684** .754** .554* .612** .353 .477* 1 .549* .607** .539* .440 .455* .478* .584** .873**
Sig. (2-tailed) .007 .001 .000 .011 .004 .127 .034 .012 .005 .014 .052 .044 .033 .007 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S9 Pearson Correlation .509* .356 .509* .262 .210 .048 .089 .549* 1 .369 .000 -.089 .210 .336 .435 .475*
Sig. (2-tailed) .022 .123 .022 .265 .375 .842 .709 .012 .110 1.000 .709 .375 .147 .055 .034
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S10 Pearson Correlation .552* .690** .709** .435 .369 .369 .518* .607** .369 1 .507* .345 .517* .118 .266 .761**
Sig. (2-tailed) .012 .001 .000 .055 .109 .110 .019 .005 .110 .022 .136 .020 .619 .257 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S11 Pearson Correlation .280 .408 .653** .343 .437 .218 .408 .539* .000 .507* 1 .204 .612** -.140 .105 .582**
Sig. (2-tailed) .232 .074 .002 .139 .054 .355 .074 .014 1.000 .022 .388 .004 .556 .660 .007
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S12 Pearson Correlation .000 .444* .381 .735** .678** .356 .250 .440 -.089 .345 .204 1 -.036 .229 .471* .548*
Sig. (2-tailed) 1.000 .050 .098 .000 .001 .123 .288 .052 .709 .136 .388 .881 .332 .036 .012
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S13 Pearson Correlation .448* .380 .530* .180 .237 .019 .214 .455* .210 .517* .612** -.036 1 .012 .266 .526*
Sig. (2-tailed) .048 .098 .016 .448 .315 .936 .365 .044 .375 .020 .004 .881 .959 .258 .017
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S14 Pearson Correlation .588** .610** .196 .528* .502* .031 .343 .478* .336 .118 -.140 .229 .012 1 .279 .502*
Sig. (2-tailed) .006 .004 .408 .017 .024 .898 .139 .033 .147 .619 .556 .332 .959 .234 .024
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S15 Pearson Correlation .049 .399 .342 .324 .266 -.023 -.043 .584** .435 .266 .105 .471* .266 .279 1 .470*
Sig. (2-tailed) .838 .081 .140 .164 .258 .924 .858 .007 .055 .257 .660 .036 .258 .234 .036
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TOTA Pearson Correlation .709** .860** .884** .795** .805** .454* .601** .873** .475* .761** .582** .548* .526* .502* .470* 1
L Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .044 .005 .000 .034 .000 .007 .012 .017 .024 .036
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

HASIL UJI REABILITAS SIKAP

Reliability Statistics
Case Processing Summary
Cronbach's Alpha N of Items
N %
.910 15
Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.
HASIL UJI VALIDITAS DAN REABILITAS TINDAKAN IBU DALAM PEMBERIAN GADGET

Correlations

PG1 PG2 PG3 PG4 PG5 PG6 PG7 PG8 PG9 TOTAL
PG1 Pearson Correlation 1 .688** .289 .490* .375 .490* .375 .650** .490* .710**
Sig. (2-tailed) .001 .217 .028 .103 .028 .103 .002 .028 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
PG2 Pearson Correlation .688** 1 .577** .490* .688** .840** .688** .459* .490* .840**
Sig. (2-tailed) .001 .008 .028 .001 .000 .001 .042 .028 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
PG3 Pearson Correlation .289 .577** 1 .404 .577** .728** .577** .309 .728** .730**
Sig. (2-tailed) .217 .008 .077 .008 .000 .008 .185 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
PG4 Pearson Correlation .490* .490* .404 1 .490* .608** .490* .439 .608** .706**
Sig. (2-tailed) .028 .028 .077 .028 .004 .028 .053 .004 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
PG5 Pearson Correlation .375 .688** .577** .490* 1 .840** .688** .459* .490* .797**
Sig. (2-tailed) .103 .001 .008 .028 .000 .001 .042 .028 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
PG6 Pearson Correlation .490* .840** .728** .608** .840** 1 .840** .439 .608** .900**
Sig. (2-tailed) .028 .000 .000 .004 .000 .000 .053 .004 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
PG7 Pearson Correlation .375 .688** .577** .490* .688** .840** 1 .459* .490* .797**
Sig. (2-tailed) .103 .001 .008 .028 .001 .000 .042 .028 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
PG8 Pearson Correlation .650** .459* .309 .439 .459* .439 .459* 1 .439 .717**
Sig. (2-tailed) .002 .042 .185 .053 .042 .053 .042 .053 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
PG9 Pearson Correlation .490* .490* .728** .608** .490* .608** .490* .439 1 .755**
Sig. (2-tailed) .028 .028 .000 .004 .028 .004 .028 .053 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TOTAL Pearson Correlation .710** .840** .730** .706** .797** .900** .797** .717** .755** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

HASIL REABILITAS TINDAKAN IBU DALAM PEMBERIAN GADGET

Case Processing Summary


Reliability Statistics
N %
Cronbach's
Cases Valid 20 100.0
Alpha N of Items
Excludeda 0 .0
.904 9
Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.
Lampiran 5
OUTPUT HASIL PENELITIAN
Jawaban Responden

P1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 37 45.7 45.7 45.7
Benar 44 54.3 54.3 100.0
Total 81 100.0 100.0

P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 28 34.6 34.6 34.6
Benar 53 65.4 65.4 100.0
Total 81 100.0 100.0

P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 29 35.8 35.8 35.8
Benar 52 64.2 64.2 100.0
Total 81 100.0 100.0

P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 23 28.4 28.4 28.4
Benar 58 71.6 71.6 100.0
Total 81 100.0 100.0

P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 24 29.6 29.6 29.6
Benar 57 70.4 70.4 100.0
Total 81 100.0 100.0
P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 24 29.6 29.6 29.6
Benar 57 70.4 70.4 100.0
Total 81 100.0 100.0

P7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 34 42.0 42.0 42.0
Benar 47 58.0 58.0 100.0
Total 81 100.0 100.0

P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 26 32.1 32.1 32.1
Benar 55 67.9 67.9 100.0
Total 81 100.0 100.0

P9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 25 30.9 30.9 30.9
Benar 56 69.1 69.1 100.0
Total 81 100.0 100.0

P10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 23 28.4 28.4 28.4
Benar 58 71.6 71.6 100.0
Total 81 100.0 100.0
P11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 30 37.0 37.0 37.0
Benar 51 63.0 63.0 100.0
Total 81 100.0 100.0

S1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 3.7 3.7 3.7
Tidak Setuju 37 45.7 45.7 49.4
Setuju 35 43.2 43.2 92.6
Sangat Setuju 6 7.4 7.4 100.0
Total 81 100.0 100.0

S2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.2 1.2 1.2
Tidak Setuju 18 22.2 22.2 23.5
Setuju 51 63.0 63.0 86.4
Sangat Setuju 11 13.6 13.6 100.0
Total 81 100.0 100.0

S3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.2 1.2 1.2
Tidak Setuju 27 33.3 33.3 34.6
Setuju 45 55.6 55.6 90.1
Sangat Setuju 8 9.9 9.9 100.0
Total 81 100.0 100.0

S4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 4 4.9 4.9 4.9
Tidak Setuju 29 35.8 35.8 40.7
Setuju 39 48.1 48.1 88.9
Sangat Setuju 9 11.1 11.1 100.0
S4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 4 4.9 4.9 4.9
Tidak Setuju 29 35.8 35.8 40.7
Setuju 39 48.1 48.1 88.9
Sangat Setuju 9 11.1 11.1 100.0
Total 81 100.0 100.0

S5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 2.5 2.5 2.5
Tidak Setuju 29 35.8 35.8 38.3
Setuju 41 50.6 50.6 88.9
Sangat Setuju 9 11.1 11.1 100.0
Total 81 100.0 100.0

S6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 3.7 3.7 3.7
Tidak Setuju 32 39.5 39.5 43.2
Setuju 38 46.9 46.9 90.1
Sangat Setuju 8 9.9 9.9 100.0
Total 81 100.0 100.0

S7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 2.5 2.5 2.5
Tidak Setuju 21 25.9 25.9 28.4
Setuju 46 56.8 56.8 85.2
Sangat Setuju 12 14.8 14.8 100.0
Total 81 100.0 100.0

S8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 25 30.9 30.9 30.9
Setuju 49 60.5 60.5 91.4
Sangat Setuju 7 8.6 8.6 100.0
Total 81 100.0 100.0

S9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.2 1.2 1.2
Tidak Setuju 24 29.6 29.6 30.9
Setuju 51 63.0 63.0 93.8
Sangat Setuju 5 6.2 6.2 100.0
Total 81 100.0 100.0

S10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 18 22.2 22.2 22.2
Setuju 53 65.4 65.4 87.7
Sangat Setuju 10 12.3 12.3 100.0
Total 81 100.0 100.0

S11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.2 1.2 1.2
Tidak Setuju 22 27.2 27.2 28.4
Setuju 50 61.7 61.7 90.1
Sangat Setuju 8 9.9 9.9 100.0
Total 81 100.0 100.0

S12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 3.7 3.7 3.7
Tidak Setuju 25 30.9 30.9 34.6
Setuju 46 56.8 56.8 91.4
Sangat Setuju 7 8.6 8.6 100.0
Total 81 100.0 100.0
S13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 2.5 2.5 2.5
Tidak Setuju 22 27.2 27.2 29.6
Setuju 52 64.2 64.2 93.8
Sangat Setuju 5 6.2 6.2 100.0
Total 81 100.0 100.0

S14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 2.5 2.5 2.5
Tidak Setuju 19 23.5 23.5 25.9
Setuju 54 66.7 66.7 92.6
Sangat Setuju 6 7.4 7.4 100.0
Total 81 100.0 100.0

S15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 2.5 2.5 2.5
Tidak Setuju 17 21.0 21.0 23.5
Setuju 55 67.9 67.9 91.4
Sangat Setuju 7 8.6 8.6 100.0
Total 81 100.0 100.0

Tpg_1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 3 3.7 3.7 3.7
Kadang-Kadang 34 42.0 42.0 45.7
Selalu 44 54.3 54.3 100.0
Total 81 100.0 100.0

Tpg_2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 4 4.9 4.9 4.9
Kadang-Kadang 36 44.4 44.4 49.4
Selalu 41 50.6 50.6 100.0
Total 81 100.0 100.0

Tpg_3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 2 2.5 2.5 2.5
Kadang-Kadang 44 54.3 54.3 56.8
Selalu 35 43.2 43.2 100.0
Total 81 100.0 100.0

Tpg_4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 5 6.2 6.2 6.2
Kadang-Kadang 41 50.6 50.6 56.8
Selalu 35 43.2 43.2 100.0
Total 81 100.0 100.0

Tpg_5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 4 4.9 4.9 4.9
Kadang-Kadang 40 49.4 49.4 54.3
Selalu 37 45.7 45.7 100.0
Total 81 100.0 100.0

Tpg_6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 4 4.9 4.9 4.9
Kadang-Kadang 36 44.4 44.4 49.4
Selalu 41 50.6 50.6 100.0
Total 81 100.0 100.0

Tpg_7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 6 7.4 7.4 7.4
Kadang-Kadang 39 48.1 48.1 55.6
Selalu 36 44.4 44.4 100.0
Total 81 100.0 100.0

Tpg_8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 3 3.7 3.7 3.7
Kadang-Kadang 40 49.4 49.4 53.1
Selalu 38 46.9 46.9 100.0
Total 81 100.0 100.0

Tpg_9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 4 4.9 4.9 4.9
Kadang-Kadang 37 45.7 45.7 50.6
Selalu 40 49.4 49.4 100.0
Total 81 100.0 100.0
Frequencies

Umur_Ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 22-24 21 25.9 25.9 25.9
25-27 17 21.0 21.0 46.9
28-30 10 12.3 12.3 59.3
31-33 8 9.9 9.9 69.1
34-36 12 14.8 14.8 84.0
37-39 7 8.6 8.6 92.6
40-43 6 7.4 7.4 100.0
Total 81 100.0 100.0

Umur_Anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 8-13 6 7.4 7.4 7.4
14-19 4 4.9 4.9 12.3
20-25 3 3.7 3.7 16.0
26-31 16 19.8 19.8 35.8
32-37 14 17.3 17.3 53.1
38-43 15 18.5 18.5 71.6
44-48 23 28.4 28.4 100.0
Total 81 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ibu Rumah Tangga 40 49.4 49.4 49.4
Wiraswasta 33 40.7 40.7 90.1
PNS 8 9.9 9.9 100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ibu Rumah Tangga 40 49.4 49.4 49.4
Wiraswasta 33 40.7 40.7 90.1
PNS 8 9.9 9.9 100.0
Total 81 100.0 100.0

Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 28 34.6 34.6 34.6
Baik 53 65.4 65.4 100.0
Total 81 100.0 100.0

Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 23 28.4 28.4 28.4
Positif 58 71.6 71.6 100.0
Total 81 100.0 100.0

Pendapatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 29 35.8 35.8 35.8
Kurang 52 64.2 64.2 100.0
Total 81 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bekerja 40 49.4 49.4 49.4
Bekerja 41 50.6 50.6 100.0
Total 81 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 44 54.3 54.3 54.3
Tinggi 37 45.7 45.7 100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 44 54.3 54.3 54.3
Tinggi 37 45.7 45.7 100.0
Total 81 100.0 100.0

Tindakan Ibu Pemberian Gadget


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Jarang 29 35.8 35.8 35.8
Sering 52 64.2 64.2 100.0
Total 81 100.0 100.0

Crosstabs

Pengetahuan * Tindakan Ibu Pemberian Gadget

Crosstab

Tindakan Ibu Pemberian Gadget

Sering Jarang Total


Pengetahuan Kurang Count 12 16 28
Expected Count 18.0 10.0 28.0
% within 42.9% 57.1% 100.0%
Pengetahuan
% of Total 14.8% 19.8% 34.6%
Baik Count 40 13 53
Expected Count 34.0 19.0 53.0
% within 75.5% 24.5% 100.0%
Pengetahuan
% of Total 49.4% 16.0% 65.4%
Total Count 52 29 81
Expected Count 52.0 29.0 81.0
% within 64.2% 35.8% 100.0%
Pengetahuan
% of Total 64.2% 35.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 8.479a 1 .004
Continuity Correctionb 7.119 1 .008
Likelihood Ratio 8.374 1 .004
Fisher's Exact Test .007 .004
Linear-by-Linear 8.374 1 .004
Association
N of Valid Cases 81
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,02.
b. Computed only for a 2x2 table

Sikap * Tindakan Ibu Pemberian Gadget

Crosstab

Tindakan Ibu Pemberian Gadget

Sering Jarang Total


Sikap Negatif Count 3 20 23
Expected Count 14.8 8.2 23.0
% within Sikap 13.0% 87.0% 100.0%
% of Total 3.7% 24.7% 28.4%
Positif Count 49 9 58
Expected Count 37.2 20.8 58.0
% within Sikap 84.5% 15.5% 100.0%
% of Total 60.5% 11.1% 71.6%
Total Count 52 29 81
Expected Count 52.0 29.0 81.0
% within Sikap 64.2% 35.8% 100.0%
% of Total 64.2% 35.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 36.569a 1 .000
Continuity Correctionb 33.527 1 .000
Likelihood Ratio 37.794 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 36.118 1 .000
Association
N of Valid Cases 81
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,23.

b. Computed only for a 2x2 table

Pendapatan * Tindakan Ibu Pemberian Gadget

Crosstab

Tindakan Ibu Pemberian Gadget

Sering Jarang Total


Pendapatan Baik Count 37 15 52
Expected Count 33.4 18.6 52.0
% within Ekonomi 71.2% 28.8% 100.0%
% of Total 45.7% 18.5% 64.2%
Kurang Count 15 14 29
Expected Count 18.6 10.4 29.0
% within Ekonomi 51.7% 48.3% 100.0%
% of Total 18.5% 17.3% 35.8%
Total Count 52 29 81
Expected Count 52.0 29.0 81.0
% within Ekonomi 64.2% 35.8% 100.0%
% of Total 64.2% 35.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 3.058a 1 .080
Continuity Correctionb 2.271 1 .132
Likelihood Ratio 3.020 1 .082
Fisher's Exact Test .095 .067
Linear-by-Linear Association 3.020 1 .082
N of Valid Cases 81
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,38.
b. Computed only for a 2x2 table

Pekerjaan * Tindakan Ibu Pemberian Gadget

Crosstab
Tindakan Ibu Pemberian
Gadget

Sering Jarang Total


Pekerjaan Bekerja Count 16 25 41
Expected Count 26.3 14.7 41.0
% within Pekerjaan 39.0% 61.0% 100.0%
% of Total 19.8% 30.9% 50.6%
Tidak Bekerja Count 36 4 40
Expected Count 25.7 14.3 40.0
% within Pekerjaan 90.0% 10.0% 100.0%
% of Total 44.4% 4.9% 49.4%
Total Count 52 29 81
Expected Count 52.0 29.0 81.0
% within Pekerjaan 64.2% 35.8% 100.0%
% of Total 64.2% 35.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig.
Value df sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 22.890a 1 .000
Continuity Correctionb 20.726 1 .000
Likelihood Ratio 24.815 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 22.608 1 .000
N of Valid Cases 81
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,32.
b. Computed only for a 2x2 table

Pendidikan * Tindakan Ibu Pemberian Gadget

Crosstab

Tindakan Ibu Pemberian Gadget

Sering Jarang Total


Pendidikan Rendah Count 20 24 44
Expected Count 28.2 15.8 44.0
% within Pendidikan 45.5% 54.5% 100.0%
% of Total 24.7% 29.6% 54.3%
Tinggi Count 32 5 37
Expected Count 23.8 13.2 37.0
% within Pendidikan 86.5% 13.5% 100.0%
% of Total 39.5% 6.2% 45.7%
Total Count 52 29 81
Expected Count 52.0 29.0 81.0
% within Pendidikan 64.2% 35.8% 100.0%
% of Total 64.2% 35.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 14.723a 1 .000
Continuity Correctionb 12.991 1 .000
Likelihood Ratio 15.729 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 14.541 1 .000
N of Valid Cases 81
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,25.
b. Computed only for a 2x2 table
Logistic Regression

Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
1 55.620a .461 .633
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter
estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 6.391 7 .495

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper


Step Pengetahuan .689 .769 .801 1 .371 1.991 .441 8.996
1a
Sikap 2.003 .852 5.524 1 .019 7.415 1.395 39.415
Pendapatan .205 .736 .078 1 .780 1.228 .290 5.198
Pekerjaan -2.044 .840 5.919 1 .015 .129 .025 .672
Pendidikan 1.823 .841 4.694 1 .030 6.190 1.190 32.209
Constant -.868 1.155 .565 1 .452 .420
a. Variable(s) entered on step 1: Pengetahuan, Sikap, Ekonomi, Pekerjaan, Pendidikan.
Logistic Regression

Model Summary

Cox & Snell R Nagelkerke R


Step -2 Log likelihood Square Square

1 55.697a .460 .632

a. Estimation terminated at iteration number 6 because


parameter estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 4.365 6 .627

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Step 2a Pengetahuan .697 .763 .833 1 .361 2.007 .450 8.961

Sikap 2.026 .849 5.692 1 .017 7.582 1.436 40.039

Pekerjaan -2.061 .836 6.077 1 .014 .127 .025 .655

Pendidikan 1.854 .836 4.924 1 .026 6.388 1.242 32.859

Constant -.756 1.079 .491 1 .484 .469

a. Variable(s) entered on step 1: Pengetahuan, Sikap, Pekerjaan, Pendidikan.


Logistic Regression

Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
1 56.526a .455 .624
a. Estimation terminated at iteration number 5 because
parameter estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square df Sig.
1 3.175 3 .365

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper


Step 3a Sikap 2.091 .840 6.191 1 .013 8.091 1.559 42.003
Pekerjaan -2.278 .802 8.069 1 .005 .102 .021 .494
Pendidikan 1.732 .800 4.688 1 .030 5.651 1.178 27.100
Constant -.206 .880 .055 1 .815 .814
a. Variable(s) entered on step 1: Sikap, Pekerjaan, Pendidikan.
Lampiran 15

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1 : Pembagian Kuesioner kepada ibu tentang tindakan memberikan


gadget

Gambar 2 : Pembagian Kuesioner kepada Ibu yang Memiliki Anak Balita


Gambar 3 : Pembagian Kuesioner kepada Ibu yang Memiliki Anak Balita

Gambar 4 : Pengisian Kuesioner kepada Ibu yang Memiliki Anak Batita di


Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
Gambar 5 : Pengisian Kuesioner kepada Ibu yang Memiliki Anak Balita di
Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara

Gambar 6 : Pengisian Kuesioner kepada Ibu yang Memiliki Anak


Gambar 7 : Balita yang Bermain Menggunakan Gadget

Gambar 8 : Balita yang Bermain Menggunakan gadget

Anda mungkin juga menyukai