Buku Pedoman Untuk para Pendidik
Buku Pedoman Untuk para Pendidik
Buku panduan ini disusun oleh Proyek Pendidikan Untuk Pekerja di Indonesia dari Biro
untuk Kegiatan Pekerja, ILO. Proyek pendidikan ini didanai oleh Departemen untuk
Pembangunan Internasional (DFID—Department for International Development) dari
Pemerintah Inggris.
Penyusunan buku panduan ini didasarkan pada materi pendidikan berbahasa Inggris yang
telah diterbitkan oleh International Confederation of Free Trade Unions.
Dalam buku ini kami tidak membedakan penggunaan istilah serikat pekerja dan serikat
buruh. kami memberi arti yang sama dalam penggunaan istilah tersebut.
1
DAFTAR ISI
BAB 1: Pendidikan Untuk Anggota Serikat Pekerja Buku Pedoman Untuk Para Pendidik
BAB 3: Istilah
BAB 17: Menciptakan Kaitan Antara Kursus Anda dengan Tempat Kerja dan Masyarakat
2
BAB 1
• pendidik
• petugas serikat pekerja
• guru
• pemimpin diskusi
• pemimpin lingkar studi
• pemandu
• petugas pendidik
• petugas wanita
Apapun jabatan atau peran Anda, buku ini akan membantu pekerjaan Anda menjadi lebih
efektif. Buku ini membantu Anda mengkaji:
• apa gunanya pendidikan serikat pekerja dan apa yang ingin dicapai melalui
pendidikan serikat pekerja;
• metode pendidikan yang mana yang paling baik untuk para anggota serikat
pekerja;
• bagaimana memperbaiki teknik dan metode pendidikan yang Anda miliki sebagai
seorang pendidik;
3
• bagaimana menerima umpan balik dan mengevaluasi apa yang telah Anda
lakukan sebagai seorang pendidik.
Kami telah berusaha membuat buku ini seringkas dan sepraktis mungkin agar dapat
dengan mudah digunakan untuk menyiapkan pelajaran yang Anda akan berikan. Buku ini
juga dapat dipakai sebagai buku saku untuk melatih para pendidik di serikat kerja tempat
Anda bekerja. Buku ini berisi garis besar program kursus pelatihan dasar untuk pendidik
para anggota serikat pekerja, dengan kegiatan-kegiatan dan jadwal pendidikan yang
disarankan.
KEGIATAN
MEMPERKENALKAN DIRI
TUJUAN
Membantu kita:
• memulai kursus dan melibatkan setiap peserta
• memperkenalkan diri sendiri dan setiap peserta kursus
• menelaah tujuan dan program kursus
TUGAS
Anda diminta berbicara kepada seorang peserta lain untuk mengetahui siapa dia,
dan mencatat apa yang dikatakannya. Sebaliknya, peserta lain itu juga akan
menanyai Anda untuk mengetahui siapa Anda, dan mencatat apa yang Anda
katakan. Kemudian Anda diminta memperkenalkan partner Anda itu kepada seluruh
peserta lainnya. Setelah itu tiba giliran Anda diperkenalkan oleh rekan tadi. Ketika
Anda memperkenalkan rekan Anda, Anda perlu menyebutkan hal-hal berikut:
• Nama
• Serikat pekerja tempat ia menjadi anggota
• Tanggung jawabnya dalam serikat pekerja
• Pengalamannya dalam bidang pendidikan serikat pekerja
• Tujuan dan harapannya terhadap kursus ini
4
BAB 2
Perlu tidaknya pendidikan serikat pekerja tergantung pada ada tidaknya kebutuhan
pekerja untuk memperoleh pendidikan dan pada alasan mengapa serikat pekerja ada.
Dengan demikian, dari perspektif serikat pekerja, pendidikan serikat pekerja haruslah:
• melibatkan, menginformasikan dan memotivasi anggota-anggotanya untuk
berpartisipasi dalam serikat pekerja;
• memperkokoh demokrasi serikat pekerja dan meningkatkan dukungan terhadap
kegiatan serikat pekerja;
• mempertebal rasa kebersamaan (solidaritas) pekerja dan meningkatkan dukungan
untuk membangun solidaritas pekerja internasional;
• membantu meningkatkan jumlah keanggotaan dan jumlah pendapatan/ pemasukan
serikat pekerja;
5
• melengkapi serikat pekerja dengan wakil-wakil pekerja yang terlatih pada setiap
tingkatan;
• membantu para anggota dan wakil serikat pekerja menangani pekerjaan sehari-hari
yang dibutuhkan agar serikat pekerja dapat berjalan secara efektif;
• membantu mengembangkan strategi jangka panjang untuk membangun dan
memperkuat organisasi serikat pekerja.
Perhatikan posisi para pekerja yang ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan pendidikan
serikat pekerja:
• banyak dari mereka yang tidak mempunyai latar pendidikan sekolah yang memadai,
mereka mungkin merasa gagal di sekolah atau merasa bahwa sekolah-lah yang telah
membuat mereka gagal;
• banyak dari mereka yang tidak mempunyai rasa percaya diri untuk mengemukakan
pendapat mereka atau mempertahankan pendapat mereka di hadapan banyak orang;
• banyak dari mereka yang tidak memiliki persepsi yang jelas atau tidak sepenuhnya
mengerti tentang apa itu serikat pekerja dan bagaimana serikat pekerja dapat
membantu mereka.
Faktor-faktor seperti ini harus dimasukkan dan dijadikan bahan pertimbangan dalam
metode-metode pendidikan serikat pekerja yang kami berikan. Kalau kursus yang kami
berikan mirip pelajaran di sekolah, banyak pekerja akan kecewa dan tidak mau ikut.
Mengapa? Karena pendekatan-pendekatan yang dipakai dalam pendidikan yang bersifat
“tradisional” biasanya memiliki kelemahan-kelemahan berikut:
• murid terlalu dituntut untuk terus memperhatikan gurunya dan apa yang dikatakan
atau dilakukan oleh guru itu;
• guru menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memberikan sebanyak mungkin
informasi dan pengetahuan kepada murid tetapi sayangnya tidak pernah punya cukup
waktu untuk mendengarkan kebutuhan atau pendapat muridnya serta membahas
masalah yang dihadapi murid;
• murid terlalu dibebani untuk mengetahui informasi sebanyak dan setepat mungkin
dan mampu memberikan “jawaban yang benar” kalau ditanya tetapi sayangnya murid
tidak diberi pelajaran yang cukup mengenai “bagaimana melakukan suatu tindakan
dengan tepat” dan tidak diberi dorongan agar mereka menjadi berani dan percaya diri;
• guru terlalu banyak mengajarkan teori dan konsep-konsep abstrak tetapi tidak cukup
mengajarkan kepada murid mengenai bagaimana menghadapi masalah-masalah yang
mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari dan petunjuk praktis mengenai tindakan
yang harus dilakukan;
• guru cenderung bersikap tidak demokratis dan biasanya tidak bersedia menghargai
ide atau pendapat yang dilontarkan murid.
6
Tetapi, cobalah perhatikan segi-segi positif dari para pekerja yang menggabungkan diri
menjadi anggota serikat pekerja, lalu ikut pendidikan serikat pekerja. Sebagai pendidik,
kita harus mampu mengenali segi-segi positif atau keunggulan yang mereka miliki serta
mengembangkannya. Ingat, peserta kursus bukanlah secarik kertas putih yang bisa Anda
tulisi begitu saja.
• peserta pendidikan serikat pekerja sudah memiliki pengalaman sebagai pekerja,
sebagai anggota keluarga, sebagai anggota dari suatu masyarakat. Masing-masing
punya masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
• Peserta pendidikan serikat pekerja mempunyai pendapat, ide dan pemahaman sendiri
meskipun pendapat atau ide-ide itu bisa saja tidak lengkap atau keliru.
• Peserta pendidikan serikat pekerja mempunyai kemampuan dan ketrampilan
walaupun mungkin kemampuan dan ketrampilan mereka belum sepenuhnya
dikembangkan atau masih terlalu umum dan belum disesuaikan untuk jenis-jenis
pekerjaan tertentu.
• Peserta pendidikan serikat pekerja menggabungkan diri dengan serikat pekerja agar
mereka dihargai harkat dan martabatnya sebagai pekerja. Karena itu, kita pun harus
memperlakukan mereka dengan hormat.
Hal-hal yang telah disebut sebelumnya mempengaruhi cara kita mengajar sebagai
pendidik serikat pekerja.
(1) Pendidikan serikat pekerja bukan sekedar menyajikan atau memberikan informasi
kepada pekerja, tetapi juga berupaya mengembangkan rasa percaya diri, kemampuan
dan ketrampilan pekerja.
(2) Pendidikan serikat pekerja harus diawali dari pengalaman masing-masing pesertanya,
tujuan mereka mengikuti pendidikan, kebutuhan, ide dan pendapat mereka dan
semuanya ini hendaknya dijadikan dasar untuk mengembangkan pendidikan serikat
pekerja.
(3) Peserta pendidikan serikat pekerja dapat saling belajar dari sesamanya. Kalau ada
peserta yang kurang mendapat informasi atau kurang memiliki ketrampilan, peserta
lain dalam kelompoknya dapat memberikan informasi atau mengajarkannya
ketrampilan serta mendemonstrasikan kepada rekan-rekannya mengenai bagaimana
caranya melakukan sesuatu. Serikat pekerja diadakan untuk menyalurkan kekuatan
kolektif pekerja. Pendidikan serikat pekerja pun harusnya diadakan untuk tujuan yang
sama.
(4) Anggota-anggota serikat pekerja dan peserta kursus pendidikan senior biasanya
belajar dari pengalaman. Dengan saling berbagi pengalaman yang mereka miliki,
masing-masing dapat menjadi lebih sadar akan pola-pola masalah beserta penyebab-
penyebabnya, dan dapat mulai mengerti alasan atau faktor yang ada di balik masalah
dan ini dapat memperjelas masalah dan situasi yang sedang mereka hadapi.
(5) Peserta pendidikan pekerja belajar lebih cepat bila mereka langsung menghadapi
masalah nyata yang dapat dijumpai sehari-hari dan mengerjakan tugas-tugas praktis.
Hal inilah, bukan metode menghafal atau mengingat-ingat, yang merupakan cara
yang paling jitu untuk dengan cepat menyerap ide-ide baru.
7
Prinsip-prinsip dasar
8
KEGIATAN
TUJUAN
Membantu kita:
• Menelaah pokok-pokok pikiran dan pendekatan-pendekatan dasar yang dapat
diterapkan untuk pendidikan serikat pekerja
TUGAS
9
BAB 3
Istilah
Pendidik serikat pekerja haruslah terbiasa dengan sejumlah istilah dan pengertian. Kita
harus memilih kata-kata yang kita gunakan dengan hati-hati supaya maksud yang ingin
kita sampaikan jelas dan tepat. Berikut ini disajikan ikhtisar berapa istilah dan pengertian
yang penting:
Pendidik
Kita mengorganisir proses belajar. Kita tidak sekedar menularkan pengetahuan atau
informasi yang kita miliki kepada siswa. Karena itu, istilah “pendidik” lebih mengena
dibandingkan “guru,” “pelatih,” “instruktur,” atau “dosen.”
Peserta
Orang-orang yang mengikuti kursus yang kita berikan mampu menyumbangkan pikiran
atau pendapat, mempertanyakan dan bahkan memperdebatkan hal-hal yang kita ajarkan.
Karena itu, mereka “peserta” kursus, bukan “murid.” Mereka adalah orang dewasa dan
karena itu berhak diperlakukan sebagai orang dewasa pula.
Motivasi
Peserta termotivasi untuk belajar bila kursus yang diberikan mampu membantu mereka
mengatasi masalah yang mereka hadapi. Adalah tugas pendidik untuk memotivasi peserta
agar peserta sanggup belajar dan mengambil tindakan dalam serikat pekerja di mana
mereka menjadi anggotanya.
Belajar kolektif terjadi bila peserta saling berbagi pengalaman dan pendapat, bekerja
sama memecahkan masalah dan saling membantu. Pendekatan ini tidak hanya membantu
mereka belajar, tetapi juga menanamkan prinsip demokrasi dan serikat pekerja.
Peserta akan lebih termotivasi dan lebih cepat belajar bila mereka dapat langsung
mempraktekkan pelajaran yang mereka peroleh untuk memecahkan masalah dan
mengerjakan tugas yang bagi mereka penting. Karena itu, cara paling efektif bagi peserta
serikat pekerja untuk belajar adalah dengan bekerja secara kolektif menyelesaikan suatu
masalah yang menjadi masalah mereka bersama.
10
Memecahkan masalah
Siswa serikat pekerja akan lebih cepat menyerap pelajaran yang diberikan kalau mereka
diberi tanggung jawab mengerjakan masalah yang relevan dengan kepentingan mereka.
Banyak kemajuan yang dapat dicapai dengan melakukan identifikasi, analisa dan
mengembangkan strategi-strategi untuk memecahkan masalah sesungguhnya yang
dihadapi pekerja dalam sebuah kelompok. Hal ini dapat disebut “pendekatan yang
berpusat pada masalah.”
Sebagai seorang aktivis serikat pekerja, kita harus memerangi prasangka dan diskriminasi
dalam segala sesuatu yang kita lakukan. Kita harus menghindari kata-kata yang melukai
perasaan orang lain. Kita harus memastikan bahwa semua peserta mendapatkan
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan semua kontribusi yang diberikan peserta
hendaknya dinilai dan dihargai.
KEGIATAN
TUJUAN
Membantu kita:
• Melakukan identifikasi masalah-masalah yang menjadi prioritas bagi pendidikan
serikat pekerja
• Melakukan identifikasi kelompok-kelompok sasaran utama
TUGAS
11
BAB 4
Memulai kursus
Berapa lama?
Awal kursus harus menyediakan waktu yang cukup untuk menangani masalah-
masalah yang tadi di sebut dengan baik. Untuk itu, pada umumnya dibutuhkan waktu
sekitar satu jam, mungkin lebih.
Upayakan agar kursus berlangsung tidak terlalu lama, tidak menghabiskan waktu
kerja sehari penuh. Kalau memungkinkan, upayakan agar kursus yang Anda berikan
diikuti oleh peserta-peserta yang sudah saling mengenal dengan baik.
12
Pendaftaran peserta dan segala tetek bengek administrasinya hendaknya dilakukan
sebelum kursus dimulai atau pada saat kursus sudah berjalan beberapa waktu lamanya.
Namun, upacara pembukaan juga dapat menjadi beban yang membuat peserta
enggan ikut kursus karena mereka jadi takut gagal atau merasa dipaksa untuk berprestasi
seperti yang diharapkan selama mengikuti kursus.
Kursus-kursus biasa sebaiknya dimulai dengan suasana yang santai, nyaman dan
tidak perlu pakai acara resmi-resmian yang justru malah membuat peserta tegang. Kalau
toh upacara pembukaan resmi perlu dilaksanakan, lakukan secara terpisah. Jangan
memulai kursus segera setelah upacara pembukaannya selesai dilakukan.
Memulai kursus:
• Awali kursus dengan mengucapkan selamat datang kepada peserta. Uraikan dengan
singkat nama dan tujuan kursus yang diberikan serta alasan mengapa kursus itu
penting bagi mereka. Tunjukkan sikap ramah dan jangan memberi kesan kaku atau
resmi.
• Mintalah setiap peserta untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan:
- nama
- nama serikat pekerja di mana ia menjadi anggotanya
- jabatan atau jenis pekerjaan
- pengalaman mengikuti kegiatan serikat pekerja
- pengalaman dengan pokok bahasan kursus yang diikuti
- apa yang diharapkan dari kursus ini dan apa tujuan yang ingin dicapai dengan
mengikuti kursus ini
(Buat mereka mengerti bahwa mereka diharapkan memberikan penjelasan singkat, bukan
menceritakan riwayat hidup secara panjang lebar. Simak petunjuk berikutnya mengenai
berbagai cara untuk memperkenalkan diri.)
13
• pada saat masing-masing peserta memperkenalkan diri, buat catatan mengenai latar
belakang pengalaman yang mereka miliki dan tujuan mereka mengikuti kursus yang
Anda berikan.
• Sekarang uraikan tujuan kursus yang Anda berikan, sebisa mungkin dengan
menyebutkan sebanyak mungkin persamaannya dengan tujuan yang diinginkan
masing-masing peserta, yang tadi baru mereka sebutkan. Sebutkan hubungan antara
tujuan kursus dengan tujuan yang diinginkan peserta kursus dengan menyebutkan
nama peserta yang tadi mengatakannya. Bila ada peserta kursus yang menyebutkan
tujuan yang berada di luar lingkup tujuan kursus, katakan dan jelaskan mengapa
demikian. Tanyakan apakah setiap peserta sudah benar-benar mengerti dan jelas
mengenai tujuan kursus yang Anda berikan.
• Berikan penjelasan mengenai program, jadwal dan metode kursus yang Anda berikan.
Tanyakan apakah mereka sudah benar-benar memahami penjelasan Anda.
• Lanjutkan dengan menguraikan hal-hal yang bersifat administratif.
Peserta yang kurang percaya diri biasanya tidak berani langsung mengutarakan
apa yang ingin mereka katakan tetapi mengambil sikap menunggu. Namun, semakin lama
menunggu, mereka biasanya justru menjadi semakin tegang dan semakin sulit
mengucapkan apa yang ingin mereka katakan.
Pastikan bahwa setiap peserta ingat nama Anda. Langsung saja saling menyapa
dengan menggunakan nama depan. Sapa peserta dengan menyebutkan namanya dan
kaitkan dengan komentar atau pendapat yang dikatakannya. Misalnya, “Seperti yang tadi
dikatakan Amat, hal ini ternyata … ,” atau “Ingat apa yang tadi telah disinggung Sri?”
Anda harus terus berlatih mengingat nama-nama peserta. Plat nama yang ada di
meja tiap peserta atau tanda pengenal yang disematkan di dada tiap peserta akan sangat
membantu. Meski begitu, usahakan agar Anda hafal di luar kepala nama-nama semua
peserta sampai Anda dapat memanggil nama mereka dengan lancar.
Cara apa yang dapat saya gunakan agar peserta kursus saling
memperkenalkan diri?
14
digunakan untuk memperjelas keterangan. Cara ini paling baik dilakukan kalau waktu
yang ada terbatas.
• Kalau waktu yang tersedia cukup banyak, peserta kursus dapat dibagi menjadi
pasangan-pasangan. Tiap pasangan, yang terdiri dari dua orang, misalnya A dan B,
saling mewawancarai. Lalu A memperkenalkan B di depan kelas begitu pula
sebaliknya B memperkenalkan A di depan kelas. Hal ini selain membantu mencairkan
suasana yang kaku dan tegang, juga memungkinkan digalinya lebih banyak informasi
mengenai masing-masing peserta kursus.
• Kalau peserta kursus jumlahnya cukup banyak, bagi ke dalam kelompok-kelompok.
Anggota masing-masing kelompok harus saling memperkenalkan diri atau bertanya
tentang identitas masing-masing. Lalu setiap kelompok memilih juru bicara masing-
masing, yang akan maju ke depan dan memperkenalkan kelompoknya.
Apabila Anda melatih calon-calon pendidik, pastikan bahwa Anda mendiskusikan dengan
mereka bagaimana cara terbaik untuk memulai kursus.
Pikirkan apa yang dibutuhkan peserta kursus dan pemimpin kursus sejak awal kursus:
15
Pemimpin kursus atau koordinator perlu menjelaskan:
• tujuan kursus
• program kursus
• pengaturan-pengaturan
16
BAB 5
Merencanakan dan mempersiapkan ruangan yang dipakai untuk kursus harus menjadi
bagian dari persiapan kursus. Pendidikan serikat pekerja dapat berlangsung di mana saja,
dan beberapa pembahasan dapat dilakukan di luar ruangan, bahkan di bawah pohon.
Pedoman berikut ini akan membantu Anda membuat perencanaan yang lebih baik dengan
sumber-sumber daya yang ada.
Hindari tata letak ruang kelas tradisional yang mempunyai ciri-ciri berikut:
• Bangku diatur berderet-deret sehingga setiap orang menghadap ke depan/ papan tulis.
• Ada semacam “mimbar” tempat pendidik memberikan “kuliah” sehingga kesannya
pendidik memiliki tingkat yang lebih tinggi daripada peserta.
• Ada “meja guru” yang terpisah dari meja peserta.
Ada beberapa kemungkinan untuk mengatur tata letak ruang, antara lain:
• Tempat duduk peserta diatur menurut format “pertemuan” yang bentuknya seperti
bentuk tapal kuda (lihat diagram A).
• Tempat duduk peserta diatur berbentuk “meja bundar” (lihat diagram B).
• Peserta duduk melingkari meja-meja kelompok (lihat diagram C).
• Meja pertemuan dikombinasikan dengan tempat kerja kelompok (lihat diagram D).
Kalau ruangan jadi penuh sesak, pindahkan beberapa kelompok ke ruangan lain sehingga
tiap kelompok dapat bekerja dengan leluasa.
17
Meja dan kursi
Peserta diharapkan aktif mengerjakan apa yang diajarkan, tidak cuma mendengarkan,
sehingga bilamana mungkin peserta harus mampu bekerja di meja masing-masing.
Karena itu sebaiknya disediakan sejumlah meja berukuran kecil daripada satu meja
berukuran besar. Dengan meja-meja berukuran kecil, Anda dapat dengan mudah
mengubah tata letak ruangan, misalnya untuk kerja kelompok atau untuk merundingkan
simulasi peran (role play).
Peserta akan mampu berkonsentrasi lebih baik kalau mereka merasa nyaman. Karena itu
upayakan agar tersedia cukup banyak kursi sehingga setiap peserta mendapatkan satu
kursi untuk duduk.
Papan tulis dan poster diperlukan agar hal-hal penting yang dibahas dapat ditulis dan
dilihat semua peserta kursus. Papan tulis atau poster hendaknya ditaruh di tempat yang
dapat dilihat oleh semua peserta kursus.
18
Poster memiliki keuntungan berikut:
• masing-masing kelompok peserta dapat menyiapkan laporan mereka sendiri-sendiri.
• Poster dapat disimpan dan dikeluarkan untuk dibaca lagi.
• Poster yang telah ditulisi atau diberi gambar grafik dapat dibawa pulang oleh peserta
untuk ditunjukkan kepada rekan-rekan serikat pekerja mereka di kantor.
Poster yang sudah ditulisi dengan pendapat dan usulan peserta dari pertemuan-pertemuan
terdahulu dapat dipamerkan pada dinding di sekeliling ruangan. Hal ini dapat membantu
peserta mengingat-ingat kembali atau mengulang pembahasan yang telah dilakukan.
Dengan memamerkan kertas-poster itu, peserta merasa bahwa hasil jerih payah mereka
diperhatikan. Upayakan agar poster-poster itu dapat digantung di dinding tanpa merusak
dinding tersebut.
Spanduk
Ada kursus-kursus yang menggunakan spanduk besar bertuliskan nama dan
tanggal kursus. Penggunaan spanduk menunjukkan bahwa kursus ini penting, dan juga
untuk mempromosikan kursus ini serta menarik perhatian media.
19
Bersiaplah
Pastikan bahwa tata letak ruangan sudah teratur rapi sesuai keinginan Anda sebelum
kursus dimulai, supaya Anda dapat memulai kursus dengan baik. Jangan percaya begitu
saja bahwa ruangan sudah tertata sesuai kehendak Anda. Sebelum kursus dimulai,
usahakan untuk melihat sendiri ruangan kursus dan bila ada hal-hal yang tidak
mengena, hendaknya segera disesuaikan. Misalnya, bangku-bangku di atur berderetan
seperti di teater, atau AC di ruangan itu bunyinya berisik sekali.
KEGIATAN
MEMULAI KURSUS
TUJUAN
Membantu kita:
• Mempertimbangkan bagaimana memulai kursus secara efektif
• Memperbaiki cara-cara memulai kursus di masa yang akan datang
TUGAS
20
BAB 6
• Tujuan yang kita tetapkan menentukan pemilihan topik, kelompok sasaran, metode
yang digunakan dan informasi yang diberikan.
• Setiap kursus, pertemuan atau kegiatan yang berkaitan dengan kursus itu harus
mempunyai pernyataan tertulis mengenai tujuan yang akan dicapai.
• Penetapan tujuan yang jelas akan membantu Anda memberikan motivasi kepada
peserta, dan hal ini juga akan membantu peserta mengerti maksud dan tujuan kursus
yang diikutinya.
• Tujuan hendaknya dijelaskan kepada peserta, dan dibicarakan dengan mereka. Dalam
banyak hal, tujuan kursus dapat diperluas atau diubah untuk menampung pokok-
pokok pikiran yang diajukan peserta.
21
• Tujuan haruslah dinyatakan secara tertulis maupun lisan seperti ketika Anda
mengatakan kepada peserta, “Pertemuan kita kali ini akan membantu Anda
memahami bagaimana melakukan …”
Tujuan siapa?
Usahakan untuk menelaah titik pandang yang digunakan dalam menetapkan tujuan
kursus. Dengan kata lain, usahakan untuk memahami, tujuan siapa sebenarnya tujuan
kursus itu? Dalam banyak pendidikan tradisional, tujuan kursus adalah juga tujuan sang
guru karena tujuan itu ditetapkan oleh sang guru dari titik pandangnya sendiri.
Pada awal kursus, pendidik hendaknya menanyai para peserta apa yang ingin
mereka peroleh dari kursus ini. Dengan cara ini, pendidik menunjukkan bahwa kursus
ini adalah juga milik peserta.
Hal ini dapat dilakukan dengan menanyai peserta sewaktu mereka masing-masing
diminta untuk memperkenalkan diri dengan menanyakan apa yang ingin mereka peroleh
dari kursus ini.
Tujuan yang telah disiapkan pendidik dapat diubah atau diperluas dengan
beberapa tambahan yang diusulkan peserta.
Ada empat tipe tujuan yang dapat diidentifikasi dalam pendidikan serikat pekerja.
22
Tujuan mengenai sikap
Contoh: “Pertemuan kita kali ini akan membantu Anda menghargai pentingnya persatuan
dan kesatuan serikat pekerja.”
“Kursus ini akan membuat Anda memiliki rasa percaya diri untuk menjadi seorang
pembicara dalam suatu pertemuan atau rapat.”
“Kursus ini akan memberikan semangat dan motivasi kepada Anda untuk merekrut lebih
banyak pekerja untuk menjadi anggota serikat pekerja.”
Pendidikan serikat pekerja perlu mengarahkan pendapat dan perasaan peserta sehingga
mereka dapat melihat dunia ini dengan cara tertentu berdasarkan solidaritas kemanusiaan,
tanpa prasangka dan diskriminasi.
Contoh: “Kursus ini akan memberikan pengetahuan kepada Anda mengenai undang-
undang/ ketentuan hukum soal pengurangan karyawan dan pemutusan hubungan kerja.
“Kursus ini akan membantu Anda mengerti kesepakatan kerja bersama yang baru.”
Pengetahuan dan informasi itu memang penting. Tetapi keduanya itu hanyalah
sebagian dari proses pendidikan serikat pekerja. Yang tidak kalah pentingnya adalah
memberikan rasa percaya diri, motivasi dan ketrampilan kepada peserta untuk
menggunakan informasi itu supaya mereka dapat memperbaiki posisi anggota serikat
pekerja dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi pekerja.
Contoh: “Pertemuan kita kali ini membantu Anda berbicara dalam rapat.”
“Kursus ini akan membantu Anda merencanakan suatu kampanye serikat pekerja.”
“Pertemuan kita kali ini akan mengasah ketrampilan Anda dalam menulis surat.”
23
“Ketrampilan” dapat berarti kemampuan untuk melakukan hal-hal praktis seperti
misalnya menulis surat, berbicara kepada atasan, melakukan perundingan dan berbicara
dalam suatu rapat atau pertemuan. Ketrampilan-ketrampilan seperti itu merupakan bagian
yang sangat penting dalam pendidikan serikat pekerja. Metode pendidikan serikat pekerja
yang kita gunakan haruslah dirancang untuk mengembangkan sejumlah ketrampilan yang
relevan. Dalam beberapa hal, pengembangan ketrampilam merupakan satu-satunya titik
suatu kegiatan seperti latihan berbicara di depan umum. Namun, dalam pendidikan
serikat pekerja, kita dapat mengkombinasikan ketrampilan mengajar dengan penyediaan
informasi dan pengembangan sikap. Misalnya:
• mengkombinasikan mata pelajaran mengenai pemutusan hubungan kerja dengan
simulasi peran yang mengharuskan peserta mewawancarai seorang anggota serikat
pekerja yang tertimpa masalah.
• Mendengarkan dan menyelidiki keluhan-keluhan yang ada di tempat kerja, lalu
meminta peserta untuk membuat rancangan surat pengaduan yang ditujukan kepada
manajemen.
Pendidik serikat pekerja yang berpengalaman memahami nilai suatu pendekatan yang
mengintegrasikan pengembangan ketrampilan dan aspek-aspek lain pendidikan serikat
pekerja. Aturan yang baik adalah:
• seluruh tujuan kursus hendaknya meliputi tujuan yang berkaitan dengan
pengembangan ketrampilan.
• Sebagian besar pertemuan kursus dan kegiatan kursus hendaknya mempunyai tujuan
yang mengupayakan pengembangan ketrampilan yang relevan, misalnya dari
“ketrampilan membaca dokumen-dokumen hukum” sampai “ketrampilan
merencanakan suatu strategi tindakan.”
Contoh: “Membantu Anda membuat rencana dan mengambil tindakan untuk merekrut
lebih banyak pekerja menjadi anggota serikat pekerja.”
“Membantu Anda menyiapkan dan melakukan survei kecelakaan kerja yang terjadi di
tempat kerja Anda.”
Pendidikan serikat pekerja harus memberikan motivasi dan bekal kepada peserta untuk
melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pekerja di tempat
kerja, dalam serikat pekerja dan dalam masyarakat.
Dengan demikian, semua kursus dan beberapa pertemuan kursus hendaknya mencakup
tujuan-tujuan yang berkaitan dengan upaya-upaya tindak lanjut yang dapat dipraktekkan
peserta seusai kursus.
Salah satu teknik pendidikan serikat pekerja yang efektif adalah meminta pekerja
untuk membangun korelasi yang kuat antara apa yang mereka pelajari dalam kelompok
studi mereka dengan apa yang terjadi atau mereka alami di tempat kerja masing-masing.
Tindakan yang telah dipersiapkan dalam kursus dapat dilaporkan ke panitia serikat
pekerja untuk kemudian dilaksanakan di tempat kerja.
24
Apakah kita mencapai tujuan yang ingin kita raih?
Pendidik serikat pekerja perlu memantau efektif tidaknya apa yang telah mereka lakukan.
Salah satu pertanyaan penting yang perlu untuk mengevaluasi diri sendiri adalah,
“Apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai?” Pertanyaan ini hanya dapat dijawab
dengan baik bila tujuan yang ditetapkan
• jelas, nyata dan spesifik
• menjelaskan sasaran-sasaran nyata yang dapat diukur. Misalnya:
“melakukan identifikasi seluruh masalah kesehatan dan keselamatan kerja yang dijumpai
di tempat Anda bekerja.”
Kalau tujuan-tujuan yang ditetapkan jelas, spesifik dan dapat diukur seperti dinyatakan
dalam kalimat-kalimat di atas, tentunya tidak akan sulit untuk mengecek apakah tujuan
yang kita tetapkan sudah tercapai atau belum.
Tujuan
Untuk membantu Anda:
Sistem pembayaran
Tujuan
Untuk membantu Anda:
25
Wanita dan pekerjaan
Tujuan
Untuk membantu Anda:
Dalama contoh yang diberikan di atas TUJUAN meliputi apa yang dapat dipelajari oleh
peserta dan bagaimana pembahasan tersebut akan membantu mereka meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan.
26
BAB 7
Menyiapkan Pembicaraan
27
Berikan penjelasan mengenai tujuan kursus ketika Anda memperkenalkan diri dan
memberikan kata pengantar di depan kelas, misalnya dengan menekankan bahwa “apa
yang akan Anda peroleh dari kursus ini adalah…”
Dalam benak Anda, usahakan untuk “berbicara secara langsung” kepada peserta ketika
Anda mempersiapkan materi ceramah. Bayangkan seperti apa rupa mereka dan
bagaimana kira-kira reaksi mereka terhadap Anda.
Pelajaran atau kursus yang Anda berikan mungkin hanya merupakan satu mata
rantai dari serangkaian kursus yang harus diikuti peserta. Karena itu, sebelum
memberikan pelajaran, cek dulu kerangka kursus yang dijadwalkan untuk diikuti peserta
secara keseluruhan.
Cek apa yang sebelumnya telah diperoleh peserta kursus dan jangan ulangi hal-
hal yang sudah diajarkan kepada mereka.
28
Tambahkan daging pada tulang
Pikirkan bagaimana caranya agar pembicaraan Anda tidak membosankan tetapi menjadi
hidup bagi peserta yang mendengarkannya. Pastikan bahwa Anda punya banyak contoh
dan ilustrasi yang dapat digunakan untuk memperjelas keterangan yang Anda berikan.
Lelucon dan humor dapat digunakan untuk lebih menghidupkan suasana, asal jangan
berlebihan. Jangan menceritakan lelucon yang dapat menyinggung perasaan.
Siapkan catatan sebagai penuntun ketika Anda berbicara. Beberapa hal penting yang
berkaitan dengan catatan tersebut antara lain:
• tulis atau ketik catatan itu dengan huruf yang besar-besar sehingga memudahkan
Anda membacanya.
• Jangan mengetik apa yang akan Anda bicarakan kata per kata. Ceramah yang
diberikan dengan membaca materi ceramah yang telah dipersiapkan terlebih dahulu
biasanya membuat ceramah itu menjadi datar-datar saja dan bahkan membosankan.
Tulis saja hal-hal pokok atau inti dari apa yang akan Anda bicarakan sekedar untuk
mengingatkan, lalu kembangkan sendiri ceramah yang Anda berikan.
• Pertimbangkan untuk menggunakan catatan yang ditulis pada kartu seukuran kartu
pos. Catatan seperti mudah disimpan dan dibawa-bawa sehingga praktis untuk
digunakan sewaktu Anda memberikan ceramah.
Buatlah ringkasan materi pelajaran dalam beberapa lembar kertas untuk difotokopi dan
dibagi-bagikan kepada peserta. Gunakan juga kertas-poster, gambar-gambar slide dan
overhead projector untuk memperjelas keterangan atau pokok bahasan yang Anda
berikan. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah:
• gunakan kata-kata kunci, bukan kalimat yang panjang-panjang
• tulis dengan huruf besar-besar pada poster dan overhead
• gunakan warna yang berbeda untuk menjelaskan perbedaan yang ada atau untuk
memberikan tekanan
• gunakan gambar-gambar dan diagram
• upayakan menyajikan materi sesederhana dan sejelas mungkin.
Pelajaran/ ceramah yang diberikan tak akan lengkap kalau tidak diikuti diskusi dan
pertanyaan. Kalau pembicaraan Anda mampu memotivasi peserta, mereka akan
mengajukan pertanyaan atau memberikan pendapat/ komentar. Hendaknya Anda juga
menyiapkan kegiatan singkat dengan pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan, atau
studi kasus, berdasarkan keterangan yang Anda berikan.
29
Diskusi penting digunakan untuk kerja kelompok supaya peserta dapat
menggunakan dan memikirkan keterangan yang telah mereka peroleh. Dalam diskusi
kerja kelompok Anda akan mendapatkan kesempatan untuk:
• mengecek apakah pesan yang Anda sampaikan telah dimengerti dan diterima dengan
baik oleh peserta
• memperbaiki ide-ide yang keliru
• mempertajam pokok-pokok bahasan
• belajar dan mengumpulkan informasi tambahan dari peserta
Menyajikan pembicaraan
Usahakan agar kehadiran Anda mampu menciptakan suasana yang santai dan
tidak resmi. Berbicaralah secara langsung kepada peserta. Pastikan bahwa peserta dapat
melihat Anda. Arahkan pandangan Anda secara langsung kepada peserta, bukan kepada
catatan Anda atau pada papan tulis. Hindari membaca catatan kata demi kata.
Perhatikan bahasa tubuh Anda. Ketika mengajar, Anda dapat melakukan gerakan-
gerakan seperti menggoyangkan lengan atau memukul meja untuk memberikan
penekanan, asal hal ini jangan dilakukan secara berlebihan. Selain itu Anda harus hati-
hati agar Anda jangan sampai secara tidak sadar melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk
yang tidak sepantasnya Anda lakukan di kelas seperti menggaruk-garuk kepala karena hal
ini dapat mengganggu konsentrasi peserta.
Tidak ada salahnya kalau Anda bersedia diinterupsi dengan pertanyaan ketika
sedang memberikan penjelasan. Hal ini justru akan mendorong peserta menjadi lebih
aktif dan mengakrabkan hubungan Anda dengan peserta. Dari awal kursus beritahukan
kepada peserta bahwa mereka dapat langsung bertanya pada saat Anda sedang
memberikan penjelasan.
Selama memberikan ceramah, Anda harus memutuskan apakah Anda akan berdiri
atau duduk. Hal ini tergantung pada tipe kursus yang diberikan dan juga tergantung pada
apakah pertemuan itu bersifat resmi. Kalau Anda merasa masih kurang berpengalaman,
sebaiknya Anda duduk.
Seusai pembicaraan
Dengarkan apa yang dikatakan peserta dan usahakan untuk mendapatkan penilaian
apakah pembicaraan Anda:
• sesuai untuk tingkat pendidikan dan pengetahuan peserta
• dimengerti oleh peserta
• dapat memotivasi peserta untuk mengambil tindakan
30
Catatlah contoh-contoh dan ide-ide yang diberikan peserta dan bersiaplah untuk belajar
dari dan mengoreksi kesalahan yang mungkin telah Anda lakukan selama memberikan
ceramah.
Singkat!
Jelas!
Memberikan semangat!
KEGIATAN
TUJUAN
Membantu kita:
• Merencanakan dan mempersiapkan suatu temu wicara singkat pendidikan serikat
pekerja
• Mempraktekkan ketrampilan yang diperlukan untuk menyajikan suatu temu
wicara
TUGAS
31
BAB 8
Pendahuluan
Penggunaan alat bantu visual dapat secara drastis meningkatkan kualitas belajar.
Bila digunakan bersama saluran-saluran komunikasi atau kegiatan lainnya, alat-alat bantu
visual dapat meningkatkan daya ingat peserta dalam menyerap hal-hal yang dijelaskan.
Perencanaan dan penyiapan alat-alat bantu visual cukup memakan waktu dan
membutuhkan imajinasi serta kreativitas.
Sebagai pelatih, Anda harus mampu memilih pokok-pokok bahasan yang ingin
Anda visualisasikan. Anda juga harus mampu mengevaluasi efektif tidaknya dan tepat
tidaknya alat-alat bantu visual yang akan Anda gunakan dalam pelajaran Anda.
Berikut ini dijelaskan beberapa teknik, perlengkapan dan metode yang berkaitan dengan
penggunaan alat-alat visual secara efektif.
32
33
BAB 9
Pada saat membuat lembaran untuk dibagi-bagikan kepada siswa, perhatikan hal-
hal berikut:
Mesin Fotokopi
Mesin fotokopi dapat menghasilkan alat bantu visual yang menarik dan lembaran-
lembaran pelajaran untuk dibagi-bagikan kepada peserta.
34
Misalnya, gambar kartun terkenal yang lucu dapat dipotong, diberi teks baru yang
diplesetkan, disusun dengan tata letak yang mencolok mata lalu difotokopi untuk dibagi-
bagikan ke peserta kursus.
Belajar menggunakan mesin fotokopi itu menyenangkan. Tetapi kalau Anda tidak
tahu bagaimana caranya memanfaatkan mesin fotokopi semaksimal mungkin, coba-
cobalah sendiri atau tanya kepada operator mesin fotokopi itu.
35
BAB 10
Papan Tulis
36
ketika menulis di papan tulis. Misalnya, kalau yang Anda maksud adalah “serikat
pekerja,” Anda cukup menulis “SP.” Atau, tulis saja “ILO” daripada repot-repot
menulis “International Labour Organization” atau Organisasi Perburuhan
Internasional.
7. Gunakan gambar kotak, empat persegi panjang atau bujur sangkar untuk memberi
tekanan pada poin-poin penting yang Anda jelaskan.
8. Bersihkan papan tulis kalau Anda sudah tidak memerlukannya lagi atau kalau Anda
sudah selesai memberikan pelajaran.
9. Kalau Anda memakai papan tulis putih (whiteboard), pastikan bahwa Anda memakai
spidol “whiteboard marker” yang tintanya dapat dengan mudah dihapus setelah
digunakan untuk menulis.
37
BAB 11
1. Diagram, bagan atau ilustrasi yang akan dijelaskan dapat disiapkan sebelumnya, lalu
dijepit pada flipchart untuk dibahas.
2. Saat memberikan penjelasan, ilustrasi yang ada pada lembaran kertas flipchart dapat
ditutup sebagian (dengan menekuk kertas) atau ditutup seluruhnya dan dapat
dibiarkan terbuka lagi sesuai kehendak pemakai.
3. Untuk kembali ke diagram/ ilustrasi yang sebelumnya sudah dibahas, lembaran kertas
yang ada gambar diagram/ ilustrasi tersebut dapat dibalik kembali ke depan.
4. Flipchart tahan lama, awet dan dapat digunakan berulang-ulang kali.
38
Menggunakan flipchart
1. Sebelum mulai membuat diagram atau ilustrasi di atas kertas flipchart, siapkan dulu
garis besar topik bahasan, rencana dan isi pelajaran yang akan Anda berikan.
2. Uraikan pelajaran yang akan Anda berikan atas beberapa langkah. Untuk setiap
langkah, pilih hal-hal penting yang perlu divisualisasikan.
3. Buat dulu rancangan atau sketsa gambar diagram atau ilustrasi yang Anda inginkan di
atas sehelai kertas lain. Kalau sudah tak ada lagi yang harus diperbaiki, barulah
gambar itu dipindahkan ke kertas flipchart.
4. Buang keterangan-keterangan yang tidak perlu. Kertas flipchart hendaknya hanya
berisi pokok-pokok pikiran atau topik bahasan yang penting-penting saja.
5. Atur gambar dan atau diagram atau naskah sedemikian rupa sehingga tidak tercampur
aduk dengan gambar atau diagram yang lain.
6. Untuk menunjukkan adanya gerakan, gunakan tanda panah atau tanda lingkaran.
7. Gunakan warna untuk menggarisbawahi hal-hal yang penting, untuk memperjelas
perbedaan dan menunjukkan kategori yang berbeda.
8. Jangan menulis lebih daripada 12 (duabelas) baris dalam satu lembar kertas flipchart.
Kalau menulis, selalu gunakan huruf besar.
39
BAB 12
Poster
Poster ada bermacam-macam. Ada poster yang dibuat sendiri oleh serikat pekerja
tempat Anda menjadi anggota, ada pula yang dibuat oleh federasi serikat pekerja atau
oleh organisasi serikat pekerja internasional.
Anda pun dapat membuat poster sendiri. Caranya adalah sebagai berikut:
1. Pertama-tama pikirkan ide atau pokok masalah apa yang ingin Anda tuangkan
dalam poster.
2. Kemudian, pikirkan jenis-jenis gambar atau karikatur dan teks yang cocok untuk
pokok masalah yang ingin Anda sampaikan melalui poster.
3. Tulis isi poster di atas papan tulis atau kertas.
4. Untuk menulisi atau melukisi poster, gunakan spidol atau tinta warna. Gunakan
spidol besar untuk menulis dan mengarsir huruf yang besar-besar pada poster.
5. Gunakan warna-warna untuk menekankan perbedaan yang ada.
6. Jangan memadati poster dengan berbagai macam topik bahasan. Satu poster
hendaknya hanya berisi satu topik bahasan.
7. Sebelum menulisi poster, buat dulu konsepnya di selembar kertas lain.
8. Pada saat Anda mulai menggambari dan menulisi poster, gunakan pensil terlebih
dahulu, sehingga kalau keliru bisa dihapus. Setelah itu barulah gunakan spidol
untuk memberikan sentuhan akhir.
9. Ingatlah bahwa gambar dan tulisan yang ada di poster yang Anda buat itu harus
dapat dilihat dengan jelas oleh peserta yang duduk di barisan paling belakang
ruang kelas.
40
topik sedang dibahas untuk mempertegas atau memperjelas keterangan yang diberikan,
atau untuk mengecek apakah peserta memahami penjelasan yang Anda berikan.
Pada saat Anda menggunakan poster sebagai pengantar untuk memulai pelajaran
yang akan Anda berikan, Anda dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
terbuka kepada peserta dan membiarkan mereka bereaksi dengan memberikan aneka
ragam jawaban. Misalnya,
“Apa yang Anda lihat dalam poster ini? Pesan apa yang Anda dapatkan dari
poster ini? Bagaimana perasaan Anda ketika melihat poster ini?”
“Kegiatan apa yang ditunjukkan oleh poster ini?”
Setelah itu, lanjutkan dengan memberikan pelajaran. Poster cukup efektif sebagai
alat untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Kalau Anda sedang merencanakan suatu
pertemuan yang dihadiri tokoh-tokoh masyarakat atau rapat umum yang dihadiri seluruh
anggota serikat pekerja, Anda dapat menggunakan poster sebagai “pemanasan” sebelum
pertemuan atau rapat itu dimulai.
41
BAB 13
Overhead Projector
dan Lembaran Plastik Transparan
OHP dengan lembaran plastik transparan merupakan alat bantu teknis yang sangat
berguna. OHP relatif tidak sulit digunakan dan dapat diproyeksikan ke permukaan datar
yang sebaiknya berwarna putih.
Menggunakan OHP
1. Pastikan bahwa OHP telah diletakkan di tempat yang tepat di depan kelas dan telah
difokuskan dengan tepat pada layar.
2. Uji coba dulu lembaran plastik transparan sebelum mulai dengan suatu topik bahasan
untuk memastikan bahwa teks yang ada di lembaran itu tidak terlalu kecil sehingga
sulit dibaca atau terbalik.
3. Jangan berdiri di depan OHP yang sedang Anda gunakan. Atur posisi Anda berdiri
sehingga Anda tidak menghalangi peserta untuk melihat apa yang diproyeksikan di
layar. OHP memungkinkan Anda melihat peserta sambil menjelaskan rincian yang
terpampang pada layar.
4. Untuk menunjuk pada bagian yang sedang Anda jelaskan, gunakan sebuah pointer
(atau obyek berujung runcing seperti bolpoin atau pensil) pada lembaran plastik,
bukan pada layar.
5. Matikan OHP kalau tidak sedang digunakan. Hal ini memperpanjang usia bola lampu
OHP dan juga berguna untuk menghindari terpecahnya perhatian peserta ketika Anda
berbicara.
6. Jangan menggeser atau memutar OHP yang lampunya sedang menyala atau panas
karena hal ini dapat merusak bola lampu OHP tersebut.
7. Sebelum memakai OHP, pastikan bahwa OHP itu berfungsi dengan baik. Sebagian
besar model OHP dilengkapi dengan bola lampu cadangan di dalamnya atau dengan
“cahaya dua posisi.”
8. Ada baiknya dipikirkan alternatif pengganti OHP kalau lampu mati atau OHP itu
ternyata rusak. Lembaran plastik transparan dapat difotokopi dan digunakan sebagai
lembaran pelajaran untuk dibagi-bagikan.
42
Penggunaan lembar plastik transparan secara efektif
Lembar plastik transparan merupakan alat bantu pelatihan yang banyak gunanya.
Anda cuma perlu sedikit kreativitas untuk membuat lembar transparan yang menarik.
Ada dua jenis spidol untuk menulis di atas lembaran transparan yang ada di pasar
saat ini. Warnanya ada bermacam-macam.
Spidol jenis pertama tintanya dapat dihapus dengan air. Jadi Anda dapat
menggunakan lap basah atau kertas basah untuk menghapus tinta spidol jenis ini. Tetapi
Anda hendaknya hati-hati kalau menghapus karena tinta jenis ini mudah membuat kotor
hal-hal yang ada di sekelilingnya. Spidol jenis pertama ini sangat praktis digunakan kalau
teks atau gambar yang Anda buat pada lembar transparan itu cuma digunakan sekali saja.
Tetapi kalau Anda akan menggunakan gambar atau teks dalam lembar transparan
itu berulang-ulang kali, sebaiknya Anda memakai spidol asetat yang tintanya bersifat
permanen (tak dapat dihapus dengan air) walaupun sebenarnya tinta spidol jenis ini masih
dapat dihapus dengan cairan tertentu.
Pena atau spidol jenis lain juga dapat digunakan untuk membuat gambar atau
tulisan di atas lembar transparan.
Kalau Anda menulis di atas lembar transparan, pastikan bahwa teks yang Anda
tulis tidak lebih dari delapan kata per baris dan jumlah barisnya tidak lebih dari duabelas.
Huruf-huruf yang Anda tulis hendaknya tidak terlalu kecil. Perhatikan juga jarak
antar baris (jangan terlalu rapat atau berdempetan) dan atur posisi baris secara
keseluruhan. Selalu gunakan huruf cetak, jangan menulis dengan tulisan tangan.
Gunakan warna dengan tujuan tertentu sebagai alat bantu untuk membuat struktur
gambar atau tulisan. Artinya, warna hendaknya digunakan untuk membedakan langkah
yang satu dari langkah yang lain atau urutan yang satu dari urutan yang lain, atau untuk
menekankan hal-hal yang penting dalam bahasan Anda, bukan untuk membuat lembar
transparan kelihatan cantik. Gunakan lembar transparan untuk menyajikan gambar,
ilustrasi, simbol-simbol atau grafik yang jelas dan dapat dengan mudah dimengerti.
Kalau Anda merasa perlu menyalin ilustrasi atau teks, Anda tidak perlu menyalinnya
dengan tangan, tetapi dapat memfotokopi ilustrasi atau teks tersebut di atas lembar plastik
transparan.
43
Prosedur memfotokopi di atas lembar plastik transparan pada dasarnya sama saja dengan
memfotokopi di atas kertas biasa. Kalau diinginkan, hasil fotokopi di atas lembar
transparan itu dapat diberi warna dengan spidol.
44
BAB 14
Dalam pendidikan serikat pekerja kita mengajar orang dewasa yang mempunyai
pengalaman kerja praktis, pendapat, ide dan informasi yang dapat disumbangkan untuk
kepentingan bersama. Mereka mungkin bahkan lebih berpengalaman dalam menangani
masalah-masalah yang dibahas di kelas daripada sang pendidik itu sendiri. Namun
banyak dari mereka yang kurang punya rasa percaya diri kalau ada di kelas, apalagi kalau
mereka kurang mampu membaca atau menulis dengan baik. Kelompok kecil membantu
peserta kursus belajar dari pengalaman masing-masing.
Pekerja lebih banyak belajar dari tugas-tugas yang harus mereka kerjakan sehari-
hari dan dari diskusi dan bertukar pengalaman dengan sesama rekan mereka daripada
duduk berjam-jam mendengarkan ceramah. Kelompok kecil memungkinkan Anda
memberikan masukan dan keterangan yang singkat, serta memberikan tugas-tugas yang
harus dipraktekkan peserta untuk memastikan bahwa peserta kursus benar-benar mengerti
apa yang diajarkan dan dapat mengambil tindakan berdasarkan pelajaran yang telah
mereka peroleh.
Serikat pekerja bersifat demokratis dan ada karena partisipasi pesertanya. Karena
itu, pendidikan serikat pekerja hendaknya juga memegang teguh prinsip yang sama.
45
Teknik mengajar dengan membagi peserta dalam kelompok-kelompok kecil dapat
memberikan ketrampilan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan oleh peserta kursus untuk
aktif berpartisipasi dalam dan melaksanakan tugas-tugas keserikatpekerjaan.
Berapa banyak kelompok kecil yang sebaiknya ada dalam satu kelas?
Dalam banyak hal, tiga hingga tujuh kelompok adalah jumlah yang ideal. Satu kelas yang
terbagi atas lebih dari enam kelompok kecil biasanya sulit ditangani, dan kelompok-
kelompok yang terlalu banyak jumlahnya itu tidak akan punya cukup waktu untuk
membuat laporan yang baik di depan kelas. Artinya, agar seluruh peserta kursus dapat
aktif berperan serta, jumlah peserta hendaknya berkisar antara 10 hingga 20 orang,
dengan jumlah maksimum 25 orang.
46
• Persiapkan tugas yang jelas untuk setiap kegiatan kelompok kecil. Berikan tugas
tersebut secara tertulis. Buat tugas itu sepraktis dan sesederhana mungkin. Pastikan
bahwa tugas itu jelas kaitannya dengan tujuan kegiatan.
• Pikirkan baik-baik komposisi setiap kelompok. Pastikan bahwa tiap-tiap kelompok
terdiri dari anggota-anggota dengan tingkat pengalaman dan rasa percaya diri yang
berbeda-beda. Buat variasi kelompok yang cukup sering.
• Pastikan bahwa tata letak ruang kelas sesuai untuk kerja kelompok kecil. Apakah
setiap kelompok dapat duduk dengan nyaman mengitari sebuah meja untuk
berdiskusi? Apakah susunan meja kursi yang ada di kelas perlu diatur lagi? Apakah
ada ruangan sebelah yang dapat dipakai untuk kegiatan kelompok?
• Berikan instruksi yang sangat jelas sebelumnya mengenai:
a. Tujuan dan tugas kegiatan. Selalu gunakan lembaran kertas atau diagram untuk
dibagi-bagikan ke peserta guna membantu Anda menjelaskan tujuan dan tugas
kegiatan.
b. Siapa saja yang ada di tiap kelompok. Setiap kelompok sebaiknya diberi nomor:
Kelompok Satu, Kelompok Dua dan seterusnya.
c. Waktu yang tersedia bagi setiap kelompok untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan. Berikan waktu yang cukup.
d. Dari tiap kelompok, pilih seseorang untuk mencatat hasil kegiatan kelompok dan
maju ke depan untuk memberi laporan.
e. Tentukan di mana tiap-tiap kelompok akan melakukan kegiatannya. Kalau ada
kelompok yang mengerjakan kegiatannya di ruangan lain atau di luar kelas,
pastikan bahwa Anda tahu tempatnya.
f. Jelaskan dokumen-dokumen apa saja yang dapat mereka pakai untuk kegiatan
kelompok. Tunjukkan dokumen-dokumen tersebut kepada mereka dan jelaskan.
g. Jelaskan bagaimana mereka harus membuat laporan, misalnya laporan dalam
bentuk kata-kata yang dinyatakan secara tertulis atau laporan dalam bentuk
poster.
• Tanyakan kepada pemimpin kursus apakah masih ada hal-hal yang belum jelas.
• Biarkan masing-masing kelompok untuk memilih siapa yang akan menjadi ketua
kelompok dan siapa yang akan memberikan laporan di depan kelas. Pastikan bahwa
tugas yang diberikan dibagi-bagi ke semua anggota di kelompok masing-masing;
anggota yang kurang percaya diri hendaknya diberi tugas secara bergiliran untuk
melaporkan hasil kegiatan kelompoknya.
• Cek apakah instruksi yang diberikan telah benar-benar dimengerti. Tanyakan,
“Apakah semuanya sudah jelas?”
• Setelah membagikan tugas ke tiap kelompok, berikan waktu sejenak kepada setiap
kelompok untuk mencerna apa yang tadi telah dijelaskan, lalu tanyakan sekali lagi
apakah mereka semua sudah benar-benar memahami tugas yang diberikan.
• Selesai memberikan tugas jangan pergi begitu saja tetapi tetaplah di kelas dan
berkeliling dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk memberikan dukungan
dan menanyakan kalau-kalau mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas
atau ada hal-hal yang perlu penjelasan lebih lanjut. Amati bagaimana masing-masing
kelompok bekerja dan bersiaplah untuk memberi bantuan kalau diminta. Kalau tidak
diminta, jangan ikut mencampuri kegiatan kelompok.
47
• Mintalah tiap kelompok agar mereka selesai pada waktu yang bersamaan. Kalau
perlu, rundingkan dengan masing-masing kelompok agar waktunya dapat divariasi.
Pengecualiannya:
1) Tugas yang diberikan ada kalanya menuntut setiap kelompok untuk membahas suatu
masalah dari titik pandang tempat kerja atau industri yang berbeda. Dalam hal ini
Anda dapat membentuk satu kelompok yang semua anggotanya adalah buruh
bangunan dan satu kelompok lagi yang semua anggotanya pekerja di sektor publik
untuk membahas masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja yang mereka
jumpai.
2) Berhati-hatilah menempatkan orang-orang yang suka mendominasi pembahasan dan
cenderung menggurui bersama dengan peserta lain yang tidak berpengalaman dan
cenderung diam saja. Agar tidak timpang, masukkan peserta lain yang dapat
menetralisir keadaan tersebut.
3) Dari waktu ke waktu, ada baiknya membentuk kelompok yang semua anggotanya
wanita. Hal ini akan memberikan rasa percaya diri kepada pekerja wanita dan
kesempatan untuk menyatakan pandangan atau pendapat yang berbeda, yang bisa
sangat berguna untuk tugas-tugas tertentu. Tetapi usahakan agar pembentukan
kelompok wanita ini tidak menimbulkan kesan bahwa pekerja wanita dikelompokkan
sendiri secara terpisah karena pekerja wanita dianggap pekerja nomor dua atau tidak
mempunyai kemampuan yang setara dengan pekerja laki-laki. Beberapa pekerja
wanita kemungkinan juga menolak dimasukkan ke dalam kelompok yang semua
48
anggotanya wanita. Kalau ada pertentangan seperti itu, ajak seluruh peserta untuk
bersama-sama bahas keuntungan dan masalah yang timbul dari pendekatan ini.
Maksimalkan kontak yang ada antara peserta yang satu dengan peserta yang lain
sehingga setiap peserta mendapatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan peserta
lainnya. Artinya, kelompok yang ada harus dipertukarkan komposisi anggotanya secara
teratur.
• bila tugas yang diberikan menuntut komposisi kelompok yang berbeda (misalnya
kelompok kegiatan berdasarkan tempat kerja)
• bila ada salah satu atau beberapa kelompok yang tidak bekerja dengan baik atau tidak
tersusun dengan baik.
• Setidak-tidaknya sekali dalam sehari.
KEGIATAN
TUJUAN
Membantu Anda:
• Menguji pengalaman kerjasama Anda dalam kursus ini
• Memikirkan kegunaan dari kerjasama dalam pendidikan serikat pekerja
TUGAS
• Dalam kelompok kecil, susunlah daftar kelemahan dan kelebihan kelompok kecil
bagi pendidikan serikat pekerja
• Pilihlah seorang juru bicara
49
BAB 15
Pendahuluan
Salah satu tugas yang paling berat dari seorang pemimpin kursus adalah memastikan
bahwa kelompok-kelompok kerja yang ada membuat laporan yang efektif dan agar
laporan-laporan itu dapat menghasilkan diskusi yang menarik dan bermanfaat. Diskusi
yang baik akan:
• melibatkan sebagian besar atau seluruh peserta
• mencerminkan pekerjaan dan ide semua kelompok kerja yang ada
• menarik dan mengundang orang untuk memberikan komentar/ pendapat
• memberikan kesempatan kepada pemimpin kursus untuk memperkenalkan ide baru,
dan untuk menggarisbawahi pelajaran-pelajaran terpenting dari diskusi itu
• menghasilkan kesimpulan yang jelas, dan, bila dianggap perlu, keputusan untuk
mengambil tindakan.
Pertama, pastikan bahwa semua kelompok telah kembali ke ruangan dan siap
untuk memberikan laporan masing-masing. Kelompok-kelompok tersebut dapat diatur
duduk mengelilingi sebuah meja atau mengelilingi meja-meja kelompok yang terpisah
menghadap pusat ruangan.
50
Duduk dalam barisan atau deretan tidak memungkinkan peserta melihat wajah
peserta lainnya dan pengaturan seperti ini tidak akan menghasilkan diskusi yang baik.
Persiapkan papan tulis atau poster yang dapat Anda gunakan untuk menulis poin-poin
penting.
Pertama-tama ambil laporan yang kuat perumusannya dan usahakan agar laporan itulah
yang terakhir dipresentasikan. Anda diharapkan mampu memprediksi kelompok mana
kira-kira yang menghasilkan laporan yang kuat perumusannya dengan memantau masing-
masing kelompok ketika mereka sedang mengerjakan tugas kelompok. Usahakan agar
urutan presentasi kelompok bervariasi, karena ada kemungkinan bahwa kelompok
pertama menentukan jalannya presentasi laporan dengan memberikan semua poin-poin
penting sehingga ketika tiba giliran kelompok terakhir, hampir tak ada lagi poin baru
yang bisa ditambahkan.
Apakah laporan harus diberikan sebagai satu kesatuan secara lengkap atau per
pokok bahasan?
Hal ini tergantung dari tipe topik yang dibahas dalam kegiatan kelompok tersebut.
Laporan mengenai suatu studi kasus biasanya diberikan sebagai satu kesatuan secara
lengkap. Tetapi kalau kegiatan itu terdiri dari serangkaian topik yang dibahas secara
terpisah, laporan dapat diberikan per topik bahasan. Hal ini memungkinkan Anda untuk
memberikan fokus pada tiap topik bahasan secara bergiliran dan merotasi kelompok yang
membuat laporan pertama (misalnya: Kelompok Satu membahas Topik Pertama,
Kelompok Dua membahas Topik Kedua dan seterusnya).
Sebaliknya, kalau diskusi dilakukan setiap kali satu kelompok selesai memberikan
laporan, kelompok yang mendapat giliran terakhir untuk memberikan laporan
kemungkinan tidak mempunyai apa-apa lagi untuk dilaporkan karena semuanya telah
dibahas tuntas dalam diskusi-diskusi sebelumnya dan hal ini akan membuat kelompok
yang mendapat giliran terakhir menjadi frustasi.
Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan kompromi, dan kompromi yang terbaik
adalah memperbolehkan diskusi kecil yang sifatnya terbatas setiap kali satu laporan
selesai dipresentasikan, lalu setelah semua kelompok selesai memberikan laporannya,
barulah dilakukan diskusi “besar-besaran.” Untuk melakukan hal ini:
51
• Tanyakan apakah ada anggota lainnya dalam kelompok yang sama yang ingin
memberikan keterangan tambahan selain anggota kelompok tersebut yang telah
ditunjuk untuk memberikan laporan di depan kelas.
• Tanyakan apakah kelompok lain yang mendengarkan presentasi kelompok tersebut
mengerti dengan jelas apa yang dipresentasikan atau apakah ada hal-hal yang masih
belum jelas.
• Mintalah kepada kelompok yang sedang mempresentasikan laporannya untuk
memberikan conton-contoh atau ilustrasi untuk memperjelas apa yang mereka
maksudkan.
• Ambillah satu atau dua poin dalam laporan tersebut dan ajak peserta untuk melakukan
pembahasan seputar hal ini.
Kalau Anda perlu menghentikan diskusi supaya kelompok lain bisa maju dan
memberikan laporannya, Anda dapat mengatakan, “Sementara ini diskusi kita cukupkan
dulu sampai di sini. Kita akan membahasnya lagi nanti setelah mendengar laporan
kelompok selanjutnya.” Kemudian, kalau semua kelompok telah memberikan
laporannya, Anda dapat memulai kembali diskusi mengenai poin-poin penting yang tadi
telah sempat disinggung.
Perlukah saya memakai poster atau papan tulis selama laporan diberikan oleh
masing-masing kelompok atau selama diskusi dilakukan?
Daftar ini nantinya dapat digunakan untuk membuat struktur diskusi selanjutnya.
Dalam daftar itu hendaknya hanya ditulis kata-kata kunci sebagai pengingat dari pokok-
pokok pikiran yang disebutkan, jangan keseluruhan kalimat secara lengkap.
Bagaimana saya dapat mendorong terjadinya diskusi kalau tidak ada yang
bertanya atau memberikan tanggapan terhadap laporan yang diberikan?
Kalau tak ada yang menanggapi laporan yang diberikan, berarti kursus itu gagal!
Sebagai pemimpin kursus, Anda bertugas untuk mengupayakan agar hal ini tidak sampai
terjadi. Untuk itu, Anda sebaiknya:
• mencari hal-hal yang memicu perbedaan pendapat antar kelompok, lalu ajak
kelompok-kelompok yang berbeda pendapat untuk berdebat.
52
• Perbedaan pendapat selalu merupakan sumber diskusi yang baik dan membuat peserta
menjadi tertarik. Tujuan mempertentangkan perbedaan pendapat adalah untuk
mengungkapkan perbedaan perspektif atau cara pandang yang ada, bukan untuk
memecah belah atau menimbulkan rasa tidak senang antara kelompok yang satu
dengan yang lain. Anda pun sebaiknya ikut ambil bagian dalam perdebatan itu untuk
membantu tercapainya suatu konsensus atau mencari titik temu. Kalau perbedaan itu
tetap saja tidak dapat diselesaikan walaupun sudah berdebat sengit, Anda sebaiknya
membuat rangkuman dari perbedaan-perbedaan yang ada, lalu meneruskan
pembahasan ke topik yang lain. Jangan cepat-cepat memberikan tanggapan Anda
karena hal ini dapat membuat perdebatan yang sedang berlangsung menjadi macet.
Tetapi kalau ada yang memberikan pendapat yang jelas-jelas keliru (misalnya
mengusulkan sesuatu yang bertentangan dengan kebijakan serikat pekerja), pada
akhir perdebatan Anda harus mengatakan bahwa itu salah dan menjelaskan mengapa
itu salah.
• Kalau ada peserta yang menanyakan sesuatu, jangan langsung dijawab. Ajaklah
peserta lain untuk memberikan tanggapan sehingga suasana kelas menjadi hidup.
“Apa yang dipikirkan orang lain mengenai hal ini?”
• Berikan informasi atau keterangan baru yang belum pernah diketahui peserta
sebelumnya sehingga memicu peserta untuk berdiskusi.
Rangkuman atau kesimpulan dari apa yang tadi telah dibahas amatlah penting
karena tanpa rangkuman, peserta akan merasa tidak puas dan tidak termotivasi lagi.
Tidaklah cukup untuk sekedar mengakhiri pertemuan kalau waktunya sudah habis.
Sebagai pemimpin kursus, Anda bertugas merangkum seluruh pembahasan yang telah
dilakukan selama pertemuan itu dengan memberikan kesimpulan yang positif dan
meyakinkan. Untuk itu, Anda harus:
• mengingatkan peserta pada topik bahasan dan tujuan dari pertemuan tersebut
• memberikan komentar mengenai apakah Anda merasa tujuan yang ditetapkan untuk
pertemuan itu telah tercapai atau belum, dan kalau telah tercapai apakah telah tercapai
seluruhnya atau baru sebagian saja.
53
• Membuat ikhtisar atau rangkuman dari pokok-pokok pikiran yang tadi telah
dibicarakan, masalah-masalah yang telah didiskusikan dan kesimpulan-kesimpulan
yang diambil. Sementara Anda membuat rangkuman, ajak peserta untuk mengulang
kembali dengan menunjukkan usulan atau pendapat yang tertulis pada kertas flipchart
atau pada papan tulis, dan jangan lupa sebutkan nama peserta yang mengemukakan
pendapat atau usulan itu.
• Soroti secara khusus hal-hal yang memerlukan tindakan – yaitu hal-hal yang harus
dilakukan oleh peserta sebagai hasil dari diskusi dan keputusan yang diambil dalam
kursus ini.
• Kaitkan apa yang telah dibahas dengan topik-topik bahasan yang akan dibahas dalam
pertemuan mendatang dan jelaskan pula bagaimana topik-topik bahasan mendatang
akan semakin memperkokoh apa yang telah dipelajari selama ini.
54
BAB 16
Pembicara Tamu
Teknik-teknik pendidikan
tradisional terlalu menekankan pentingnya
transfer informasi/ pengetahuan kepada
peserta melalui pelajaran yang diberikan
secara resmi. Tidak jarang suatu program
pendidikan menampilkan serangkaian
pembicara, yang masing-masing “ahli”
dalam mengupas suatu topik
permasalahan tertentu.
Meskipun begitu, masukan dari satu atau beberapa pembicara tamu dapat menjadi
bagian yang penting dari kursus tersebut. Bab ini memberikan pedoman untuk membantu
Anda menggunakan tenaga pembicara tamu secara efektif.
• Apakah calon pembicara itu menguasai pokok permasalahan yang akan dibahas?
• Dapatkan calon pembicara itu memaparkan ide-idenya dengan jelas dan mudah
dimengerti oleh peserta kursus yang adalah anggota-anggota serikat pekerja?
• Apakah calon pembicara itu orang-orang lapangan yang nantinya akan banyak
berurusan dengan peserta setelah kursus selesai (misalnya, manajer, inspektur
perburuhan, pejabat serikat pekerja, wartawan)? Pembicara tamu jenis ini biasanya
lebih berguna daripada pembicara tipe akademisi yang banyak mengandalkan teori-
teori akademis.
55
• Apakah calon pembicara itu siap mendiskusikan dan mempertahankan ide-idenya?
• Apakah calon pembicara itu orang yang bersedia mendukung posisi serikat pekerja
atau malah melecehkannya?
• Apakah calon pembicara itu bersedia membantu tanpa menuntut bayaran yang amat
tinggi?
• beritahukan kepadanya berapa banyak peserta yang akan mengikuti kursus itu
• beritahu juga siapa saja/ tipe orang yang bagaimana yang menjadi peserta
• jelaskan apa tujuan kursus
• jelaskan topik apa saja yang akan dibahas dalam kursus tersebut
• jelaskan kaitan antara topik bahasan yang diharapkan dari calon pembicara itu dengan
seluruh topik bahasan yang dirancang untuk program kursus itu secara keseluruhan
agar topik bahasan yang akan ia berikan sesuai dengan perencanaan program kursus
• berapa lama calon pembicara itu diharapkan membahas topik yang akan
dibicarakannya di depan kelas? Berapa banyak waktu yang akan ia gunakan untuk
mengulas topik bahasan dan berapa banyak waktu yang akan digunakan untuk
diskusi?
• Apakah ada pembicara-pembicara lain? Apa yang akan dibahas oleh pembicara-
pembicara lain itu?
• Apa yang akan dilakukan oleh calon pembicara itu untuk memancing peserta kursus
melakukan diskusi? Apakah dengan melemparkan pertanyaan-pertanyaan kepada
peserta, ataukah dengan membentuk kelompok kegiatan?
• Jangan mengundang terlalu banyak pembicara tamu. Sebagian besar waktu kursus
hendaknya digunakan oleh peserta untuk melakukan kegiatan praktek, bukan hanya
untuk mendengarkan “kuliah” saja.
• Jangan menampilkan pembicara langsung pada awal kursus. Biarkan peserta terbiasa
untuk bekerja bersama dulu.
• Pertimbangkan bagaimana caranya agar pelajaran/ topik yang akan dibahas oleh
pembicara tamu itu atau kehadiran tamu itu pas/ sesuai kaitannya dengan program
kursus secara keseluruhan dan dengan perkembangan pemahaman peserta secara
umum.
• Pastikan ada cukup waktu untuk melakukan diskusi setelah pembicara itu selesai
melaksanakan tugasnya.
56
• apa kira-kira yang akan menjadi titik pandang pembicara dalam memberikan
pembahasan
• hal-hal atau pertanyaan-pertanyaan yang mungkin sebaiknya ditanyakan oleh peserta
sewaktu diskusi
57
BAB 17
Pendidikan serikat pekerja harus bersifat praktis, dan memotivasi pekerja untuk
mengambil tindakan yang perlu untuk memperbaiki kondisi pekerja. Orang dewasa
paling baik belajar dengan menganalisa situasi dan pengalaman mereka sendiri. Jadi,
situasi sehari-hari di tempat kerja dan di masyarakat merupakan sumber informasi dan
bahan pelajaran yang paling efektif. Karena itu, pelajaran yang didapat selama mengikuti
kursus atau lokakarya pendidikan serikat pekerja haruslah diterapkan atau diaplikasikan
di tempat kerja. Kalau tidak, berarti kursus itu gagal.
Sebelum kursus
a) Kirimkan atau berikan kepada calon peserta informasi mengenai kursus yang akan
mereka ikuti kira-kira beberapa minggu sebelumnya.
Mintalah kepada mereka untuk membahas dengan rekan-rekan dan sesama anggota
serikat pekerja di tempat mereka bekerja hal-hal berikut:
• Masalah penting apa yang akan mereka kemukakan dalam kursus tersebut?
• Apa yang mereka pikirkan tentang tujuan dan program kursus?
• Bagaimana kursus itu dapat membantu pekerja yang mempunyai masalah?
• Bagaimana peserta sebaiknya memberikan laporan kepada serikat pekerja masing-
masing mengenai kursus yang mereka ikuti itu?
c) Mintalah kepada peserta untuk mengisi formulir survei mengenai perusahaan tempat
mereka bekerja. Formulir survei itu menanyakan:
58
• pola-pola keanggotaan serikat pekerja dan berapa banyak pekerja di perusahaan
tersebut yang tidak menjadi anggota serikat pekerja
• masalah-masalah dan keluhan-keluhan yang ada di perusahaan itu
• tujuan mereka mengikuti kursus ini
a) Ketika peserta datang pada hari pertama kursus, informasi yang terkumpul dari hasil
survei di atas dapat dimasukkan menjadi bahan diskusi dalam tujuan dan program
kursus, dan dapat digunakan untuk membuat profil keanggotaan serikat pekerja di
perusahaan tempat mereka bekerja serta masalah-masalah yang mereka hadapi di
tempat kerja masing-masing.
b) Buat kegiatan kelompok pada awal kursus di mana peserta dapat saling bertukar
informasi mengenai:
• organisasi serikat pekerja di tempat mereka bekerja
• masalah-masalah utama yang mereka hadapi di tempat kerja
• apa yang dirasakan anggota-anggota serikat pekerja dan apa yang mereka
inginkan
c) Pendidik hendaknya menekankan bahwa kursus itu sebenarnya dimaksudkan untuk
seluruh anggota serikat pekerja, bukan hanya untuk peserta yang kebetulan saat ini
datang mewakili serikat pekerja di tempat mereka bekerja. Karena itu, tiap peserta
memiliki kewajiban untuk memberikan laporan mengenai kursus yang telah mereka
ikuti kepada rekan-rekan anggota serikat pekerja di tempat kerja mereka dan
menyebarluaskan informasi dan ide-ide yang mereka peroleh dari kursus ini.
Selama Kursus
Ada berbagai kemungkinan untuk mengatur pembagian waktu kursus, misalnya dengan
jeda (break) antara suatu pertemuan dengan pertemuan berikutnya. Misalnya: kursus
yang diselenggarakan tiap akhir pekan, atau kursus yang diberikan sehari dalam setiap
minggu.
Upayakan agar kursus yang diberikan berfokus pada masalah-masalah yang dijumpai
sehari-hari di tempat kerja. Kalau memungkinkan, gunakan masalah-masalah yang benar-
benar terjadi di tempat kerja sebagai bahan untuk studi kasus. Tanyakan kepada peserta
apa yang terjadi di tempat mereka bekerja dan bagaimana perasaan anggota-anggota
serikat pekerja di tempat mereka bekerja tentang masalah-masalah yang didiskusikan
dalam kursus ini.
59
lokakarya ini boleh dibawa pulang dan didiskusikan di tempat mereka bekerja dengan
rekan-rekan atau sesama anggota serikat pekerja yang lain.
b) Rancang tugas-tugas yang mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk
melakukan komunikasi yang efektif dengan sesama anggota serikat pekerja,
khususnya ketrampilan mewawancara, memberikan laporan dan menyelenggarakan
pertemuan. Misalnya, organisir sebuah simulasi peran di mana peserta diminta untuk
mewawancarai anggota-anggota serikat pekerja mengenai suatu pengaduan, atau
mintalah kepada peserta untuk mempersiapkan dan mempresentasikan laporan
singkat kepada anggota-anggota serikat pekerja.
Berikan dorongan kepada peserta untuk merancang survei sederhana yang dapat
mereka bawa pulang dan gunakan di tempat kerja. Survei itu hendaknya dibuat sangat
sederhana, dan dirancang untuk mengumpulkan informasi mengenai pandangan dan
pendapat anggota. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan hendaknya relevan dengan
masalah yang didiskusikan dan diusahakan sesederhana mungkin, seperti:
• berapa banyak uang yang Anda perlukan untuk membiayai keluarga Anda minggu
ini?
• apakah Anda pernah merasa sakit kepala ketika diharuskan bekerja dengan bahan
kimia ini?
c) Akhiri kursus dengan meminta kepada tiap peserta untuk membuat suatu rencana
tindakan bagi diri mereka masing-masing dan mempersiapkan laporan serta
rekomendasi untuk mereka bawa ke tempat kerja mereka dan diserahkan kepada
komite serikat pekerja lokal. Ingatkan kepada peserta bahwa mereka tidak dapat
memaksa serikat pekerja masing-masing untuk menerapkan begitu saja hasil yang
mereka dapatkan dari kursus, dan karena itu, ide-ide yang dibawa peserta dari kursus
ini hendaknya didiskusikan lagi dan disepakati bersama dalam struktur serikat pekerja
di mana mereka menjadi anggotanya.
d) Mintalah kepada peserta untuk mempersiapkan poster-poster atau selebaran-selebaran
untuk mereka bawa kembali ke tempat kerja untuk memotivasi dan memberikan
informasi kepada sesama anggota serikat pekerja.
e) Masukan ketrampilan memimpin diskusi dalam program kursus Anda, dan siapkan
peserta untuk mendirikan kelompok diskusi sederhana di tempat mereka bekerja
untuk mengkaji tema-tema yang telah dibahas dalam kursus ini.
Untuk kursus dengan jeda waktu yang teratur (misalnya, kursus yang diselenggarakan
tiap akhir pekan selama dua atau tiga minggu, kursus yang nantinya akan diikuti dengan
kursus tindak lanjut atau kursus yang diselenggarakan selama sehari atau semalam per
minggu)
f) Berikan dorongan kepada peserta untuk memberikan laporan secara teratur kepada
rekan-rekan sesama anggota serikat pekerja di tempat mereka bekerja, dan untuk
menjalankan program-program diskusi di tempat kerja yang berkaitan dengan kursus
yang mereka ikuti.
g) Persiapkan survei dan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu pekerja
mempersiapkan diskusi-diskusi dalam tahapan berikutnya dari kursus tersebut.
Misalnya, kalau Anda sedang membahas masalah kebisingan, tanyakan:
• Apakah ada mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan di tempat Anda bekerja?
60
• Apakah ada anggota serikat pekerja yang mengeluh soal kebisingan itu?
• Apakah ada pekerja yang mengeluh karena pendengarannya berkurang, sakit
kepala atau merasakan seperti ada suara berdering di telinganya?
• Bicaralah kepada pekerja yang telinganya hampir tuli dan tanyakan seperti apa
rasanya.
• Apa yang dikatakan pihak manajemen ketika pekerja mengeluhkan soal
kebisingan?
• Apakah Anda mengetahui ketentuan hukum tentang kebisingan di tempat kerja?
j) Pilih masalah-masalah tertentu yang dapat dijadikan bahan studi kasus dalam kursus
tersebut, dan kaitkan masalah yang sama dengan serangkaian tugas yang dapat
dilaksanakan dalam lokakarya dan di tempat kerja, misalnya:
• menggali dan meneliti masalah yang ada di tempat kerja
• menyiapkan informasi mengenai masalah itu untuk diajukan kepada anggota-
anggota serikat pekerja
• menulis surat pengaduan kepada manajemen perusahaan atau ke surat pembaca di
surat-surat kabar
• merencanakan strategi
• memberikan laporan kepada komite serikat pekerja
• mengadakan perundingan dengan pihak manajemen
61
BAB 18
Ketika Anda memulai tugas Anda sebagai pendidik serikat pekerja, Anda
umumnya menggunakan materi dan program kursus yang telah disiapkan atau disusun
oleh orang lain. Tetapi cepat atau lambat, Anda pasti akan merasa perlu untuk merancang
sendiri program dan materi kursus yang akan Anda berikan serta merencanakan sendiri
kegiatan kelompok bagi peserta kursus Anda.
Bab ini memberikan pedoman kepada Anda untuk menyusun kegiatan dan tugas
bagi kelompok kecil.
Tujuan
Setiap kegiatan harus memiliki tujuan yang dirumuskan dengan jelas. Tujuan itu
harus menjelaskan apa manfaat yang dapat diperoleh peserta dari kegiatan tersebut.
Tujuan itu harus ditulis dengan jelas dan bersifat praktis, serta ditujukan kepada peserta
(misalnya, “Untuk membantu Anda menangani masalah-masalah yang dihadapi
anggota.”)
62
Kalau Anda memperkenalkan suatu kegiatan, selalu awali kegiatan itu dengan
menjelaskan tujuannya. Jangan lupa untuk menjelaskan juga apa manfaat kegiatan itu
bagi peserta.
Tugas
Setiap kegiatan kelompok kecil mendapat satu tugas atau lebih. Setiap “tugas”
yang diberikan merinci pekerjaan yang Anda inginkan agar dilakukan oleh kelompok itu.
Beberapa pedoman umum untuk merancang tugas adalah:
• buat tugas itu sesederhana mungkin
• pastikan bahwa tugas itu dapat selesai dikerjakan dalam waktu yang telah
ditentukan
• pastikan bahwa tugas yang diberikan berkaitan dengan tujuan kegiatan, dan
bahwa tugas itu akan membantu peserta mencapai tujuan
• buat variasi jenis tugas. Gunakan jenis-jenis tugas yang berbeda-beda untuk
mengembangkan jenis-jenis ketrampilan yang berbeda-beda pula. Tugas yang
bervariasi membuat peserta tidak cepat bosan.
Jenis-jenis tugas
Anda mempunyai banyak pilihan untuk merencanakan kegiatan kelompok kecil. Pilihlah
jenis tugas yang akan Anda berikan kepada peserta untuk dikerjakan. Pilihan itu
tergantung pada
• Tujuan kegiatan. Misalnya kalau tujuan kegiatan adalah menangani keluhan yang
disampaikan pekerja di tempat kerja, tugas yang diberikan dapat berupa perintah
untuk menganalisa masalah yang dihadapi pekerja itu serta merencanakan
strategi.
• Tingkat kemampuan/ pengalaman/ latar belakang pendidikan peserta. Tugas
membuat konsep surat pengaduan, misalnya, tidak akan cocok untuk semua
kelompok.
• Ketrampilan apa yang ingin Anda kembangkan bagi kelompok itu. Misalnya
ketrampilan berunding, menangani dokumen hukum, menulis surat, berbicara/
berpidato di depan umum.
• Tahapan kursus yang diberikan. Beberapa tugas seperti simulasi peran dalam
suatu perundingan sebaiknya diberikan belakangan.
Jenis-jenis kegiatan utama untuk tugas pendidikan serikat pekerja dapat dibagi menjadi
tujuh kelompok:
63
2. Mengkaji dan memperdebatkan sikap
• gunakan pernyataan-pernyataan yang kontroversial
• ajukan pertanyaan secara langsung, misalnya, “apakah pekerja harus selalu
mentaati perintah yang diberikan?”
3. Studi kasus
• studi kasus dapat disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya
• studi kasus dapat disusun berdasarkan masalah sesungguhnya yang dihadapi atau
dialami oleh anggota
4. Simulasi peran
• menangani keluhan/ pengaduan yang disampaikan pekerja – pembicaraan dengan
pihak manajemen
• wawancara atau diskusi dengan anggota secara perseorangan
• perundingan resmi
• merekrut pekerja untuk menjadi anggota serikat pekerja
• pertemuan serikat pekerja
• diskusi yang dilakukan oleh anggota-anggota serikat pekerja yang menjadi
pemimpin
5. Menyusun rencana
• mengupayakan pemecahan suatu masalah
• menyusun suatu strategi serikat pekerja
7. Mengembangkan ketrampilan
• tugas-tugas yang bersifat praktis seperti menulis surat, mempersiapkan suatu
pembicaraan/ pidato.
Pelajari contoh-contoh materi pendidikan yang ada dan cobalah mengambil keputusan
mengenai bagaimana kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas yang ada di materi pendidikan itu
sesuai atau pas dengan daftar yang disajikan di sini. Biasakan untuk membuat variasi
jenis-jenis kegiatan yang Anda gunakan untuk memaksimalkan kemungkinan-
kemungkinan yang ada.
64
KEGIATAN
TUJUAN
Membantu Anda:
• Meningkatkan ketrampilan merencanakan sebuah sesi kelas
TUGAS
65
BAB 19
Studi kasus dan simulasi peran amat berguna bagi pendidikan serikat pekerja.
Kedua kegiatan ini merupakan cara yang efektif untuk memastikan bahwa diskusi yang
dilakukan bersifat praktis dan relevan karena membahas hal-hal yang dapat dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari.
Studi Kasus
Studi kasus merupakan contoh dari situasi yang sesungguhnya terjadi. Studi kasus
digunakan untuk diskusi sekaligus belajar. Studi kasus hendaknya dinyatakan secara
tertulis agar peserta kursus mempunyai ide-ide menarik tentang fakta-fakta yang relevan.
Studi kasus dapat disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya, atau disusun berdasarkan
masalah yang dikemukakan oleh peserta. Kasus-kasus yang “nyata” biasanya amat efektif
untuk memotivasi peserta kursus. Dalam studi kasus biasanya hanya dijumpai sedikit
masalah dengan peserta-peserta yang berusaha “menciptakan” fakta dan melenceng
keluar dari topik bahasan yang didiskusikan.
Studi kasus dapat digunakan dalam pendidikan serikat pekerja dengan berbagai
cara:
• sebagai fokus untuk diskusi yang melibatkan seluruh peserta
• sebagai tugas untuk kegiatan kelompok
Peserta dapat diberi sejumlah tugas yang dikaitkan dengan studi kasus:
• untuk menganalisa apa yang menjadi akar masalahnya
• untuk menggunakan sumber-sumber referensi yang ada seperti ketentuan-
ketentuan hukum atau kesepakatan kerja yang dikaitkan dengan masalah tersebut
• agar peserta merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan
• untuk mengkaitkannya dengan hal-hal yang bersifat praktis seperti menulis surat
atau membuat konsep suatu resolusi
• sebagai basis dari suatu simulasi peran, di mana peserta “memainkan” peran
orang-orang yang terlibat dalam masalah itu, misalnya anggota-anggota serikat
pekerja, wakil-wakil serikat pekerja atau manajer perusahaan yang mewakil pihak
manajemen
Simulasi Peran
Ada jenis-jenis situasi tertentu yang dapat disimulasikan, yang berkaitan dengan tugas-
tugas praktis yang perlu dilakukan oleh wakil-wakil serikat pekerja
66
A) Satu lawan satu
Hal ini berarti situasi di mana wakil serikat pekerja harus berurusan dengan seseorang
yang lain dalam suatu pembicaraan, wawancara atau diskusi. Simulasi peran “satu
lawan satu” paling baik dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil, bukan di depan
kelas dengan disaksikan oleh seluruh peserta. Beberapa situasi yang dapat
disimulasikan dengan simulasi peran “satu lawan satu” adalah
• menyelidiki keluhan/ pengaduan dengan mewawancarai anggota yang
menyampaikan keluhan/ pengaduan itu
• merekrut anggota baru
• meyakinkan anggota untuk membayar iuran serikat pekerja
• melakukan diskusi dengan atasan
C) Negosiasi/ perundingan
• pertemuan resmi dengan pihak manajemen
• diskusi tidak resmi dengan atasan
67
• tugaskan beberapa pengamat untuk mengamati, membuat catatan singkat dan
melaporkan hasil simulasi peran di depan kelas
• pendidik hendaknya tidak menginterupsi simulasi yang sedang dimainkan peserta
kecuali kalau interupsi itu memang dengan terpaksa sekali harus dilakukan. Berikan
catatan kepada peserta bilamana perlu.
Studi kasus dan simulasi peran yang paling efektif biasanya adalah yang dijalankan
berdasarkan situasi nyata yang dapat dijumpai sehari-hari. Apalagi kalau kasus itu
merupakan kasus yang saat ini sedang dialami oleh salah seorang peserta. Dengan
demikian, peserta yang mengalami masalah itu mendapatkan ide dan strategi yang jelas
yang dapat membantunya menyelesaikan masalah itu setelah ia kembali ke tempat
kerjanya.
68
KEGIATAN
SIMULASI KURSUS
TUJUAN
Membantu kita:
• Memahami dengan jelas unsur-unsur yang terkandung dalam suatu pertemuan
kursus (session) pendidikan serikat pekerja.
• Membuat daftar hal-hal yang harus dicek (checklist) untuk membimbing peserta
kursus dalam merencanakan dan menjalankan kursus sendiri.
TUGAS
69
BAB 20
Pendahuluan
Untuk memiliki sistem pendidikan
serikat pekerja yang baik dan permanen,
Anda perlu memiliki sebuah tim pendidik
yang terlatih yang mampu bertindak
sebagai penyelenggara kursus sekaligus
sebagai pengajar. Untuk membentuk tim
seperti itu, Anda harus:
70
• mampu mengungkapkan ide atau pokok pikiran dalam bahasa yang jelas dan mudah
dimengerti
• menaruh simpati pada pandangan yang dianut serikat pekerja
• bersedia mengerjakan instruksi yang diberikan serikat pekerja
• memiliki pengetahuan teknis yang baik mengenai berbagai hal yang menyangkut
subyek/ kepentingan serikat pekerja
• memiliki komitmen untuk memberikan kesempatan yang sama kepada siapapun tanpa
pandang bulu
Selain itu, ada aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan. Pekerja wanita
hendaknya juga ada yang menjadi pendidik serikat pekerja.
Ada yang mengatakan bahwa pendidik serikat pekerja perlu memiliki tingkat
pendidikan yang baik. Tingkat pendidikan yang baik memang penting, tetapi itu bukanlah
segalanya. Namun pada kenyataannya, lebih besar kemungkinannya untuk menemukan
pendidik serikat pekerja yang baik dari kalangan aktivis serikat pekerja daripada dari
akademi atau universitas.
Anda harus memahami dengan jelas apa tugas pendidik serikat pekerja sebelum
Anda merencanakan pelatihan bagi mereka. Pendidik serikat pekerja hendaknya mampu:
• bekerja sama dengan para pengurus serikat pekerja untuk mengidentifikasi dan
menganalisa masalah yang dihadapi pekerja dan serikat pekerja mereka
• memberikan informasi dan ide-ide untuk membantu pekerja memahami masalah-
masalah yang mereka hadapi dan membantu mereka menyelesaikan masalah-masalah
itu dengan bantuan serikat pekerja
• memberikan dorongan semangat kepada peserta dan membangun rasa percaya diri
peserta kursus
• bekerja sama dengan peserta kursus dalam merencanakan tindakan untuk
memperbaiki kondisi pekerja
• merencanakan kursus pendidikan dan merancang materi pendidikan yang sederhana
• menyatakan ide dengan jelas dan sederhana
• memandu jalannya diskusi dan membantu peserta mencapai kesimpulan yang
disetujui bersama
71
Merencanakan kursus pelatihan bagi pendidik serikat pekerja
Ringkasnya, upaya melatih calon pendidik serikat pekerja harus lebih daripada hanya
sekedar mengajarkan pengetahuan dan informasi teknis kepada calon pendidik. Kursus
pelatihan untuk calon pendidik serikat pekerja haruslah merupakan kombinasi dari:
• teknik, metode dan ketrampilan bagi calon pendidik
• pengetahuan dan informasi yang diperlukan untuk memberikan kursus serikat pekerja
• sikap dan rasa percaya diri yang diperlukan untuk melakukan kegiatan pendidik
serikat pekerja yang efektif
Kursus pelatihan bagi calon pendidik diberikan secara praktis, dan pada setiap langkah,
Anda diberi kesempatan untuk mempraktekkan apa yang telah diajarkan. Bagian utama
dari kursus ini membahas praktek mengajar, yang akan dilakukan oleh peserta secara
berpasangan, dan dievaluasi oleh peserta kursus lainnya.
• Pelajaran yang diberikan haruslah bersifat aktif, berdasarkan praktek mengajar yang
sesungguhnya, bukan hanya berdasarkan teori
• Peserta kursus hendaknya dibatasi sedikit saja supaya setiap peserta dapat ikut
praktek mengajar dan simulasi peran. Jumlah peserta yang ideal berkisar antara 12
hingga 16.
• Pengajar hendaknya seorang pendidik serikat pekerja yang berpengalaman dan
mempunyai pengetahuan praktis yang mendalam mengenai teknik-teknik mengajar
yang nantinya akan digunakan
• Waktu yang disediakan hendaknya cukup panjang sehingga elemen-elemen dasar
dapat seluruhnya diberikan. Biasanya waktu yang diperlukan adalah lima hari kerja
paling minimum.
Berikut ini disajikan ide-ide untuk melakukan kegiatan yang dapat Anda gunakan dalam
program pelatihan lima hari untuk pendidik serikat pekerja baru.
72
Garis Besar Kursus Pelatihan untuk Pendidik Serikat Pekerja
Pendahuluan
Hari 1
• Pendahuluan – Peserta kursus saling memperkenalkan diri, penjelasan mengenai
tujuan kursus dan program kursus
• Bagaimana memulai suatu kursus
• Ide-ide penting untuk pendidikan serikat pekerja
• Identifikasi masalah-masalah yang menjadi prioritas bagi pendidikan serikat pekerja
• Pemilihan dan pengalokasian tugas-tugas mengajar
Hari 2
• Contoh praktek mengajar yang diberikan oleh pemimpin kursus
• Analisa contoh praktek mengajar yang telah dilakukan
• Mempersiapkan kegiatan praktek mengajar
• Kegiatan pertama (satu jam per kegiatan, 20 menit untuk evaluasi)
Hari 3
• praktek mengajar (lanjutan)
Hari 4
• praktek mengajar (selesai)
• rangkuman pelajaran-pelajaran penting yang didapat dari praktek mengajar
• merancang kegiatan kelompok
• merencanakan kursus
Hari 5
• merencanakan kursus (lanjutan)
• teknik-teknik evaluasi
• evaluasi kursus
• penutupan kursus
73
Beberapa ide untuk kegiatan-kegiatan yang dapat Anda gunakan dalam kursus pelatihan
bagi pendidik serikat pekerja tercetak pada halaman berikut.
74
BAB 21
Berikut ini diberikan daftar (checklist) berisi hal-hal yang perlu ditanyakan ketika
melakukan evaluasi kursus.
Tujuan
• Apakah tujuan kursus sudah tepat?
• Apakah tujuan itu sudah tercapai?
75
Partisipasi
• Tingkat partisipasi peserta – apakah cukup memadai?
• Motivasi peserta – apakah peserta cukup termotivasi?
• Pemilihan peserta – apakah peserta merupakan orang-orang yang tepat untuk
mengikuti kursus yang diberikan?
Isi/ topik
• Relevansi. Apakah topik kursus yang dipilih cukup tepat?
• Waktu/ Urutan. Apakah waktu yang diberikan cukup untuk membahas tiap topik?
• Hal-hal yang terabaikan atau terlewatkan – Mungkinkah memasukkan topik-topik
bahasan lain dalam kursus tersebut?
Tindakan/ Aksi
• Upaya-upaya untuk menindaklanjuti kursus yang telah diberikan
• Apa lagi yang masih perlu dilakukan?
• Setelah mengikuti kursus tersebut, apakah peserta termotivasi untuk mengambil
tindakan?
• Tindakan apa yang benar-benar akan dilakukan peserta?
Kursus yang telah selesai diberikan dapat dievaluasi dengan sejumlah teknik berikut:
Angket/ kuesioner
• untuk dilengkapi, dikumpulkan dan dianalisa
• harus dirancang dengan matang
76
• responden/ peserta yang mengisi angket tersebut tidak perlu menyebutkan
identitasnya
Ada sejumlah masalah yang dapat menghalangi evaluasi yang efektif. Sebisa mungkin,
hindari masalah ini.
1) Masalah Waktu
Sering kali kursus cepat-cepat diakhiri sebelum waktu yang telah ditentukan karena para
pesertanya ingin cepat-cepat pulang ke rumah, atau merasa sudah lelah. Untuk mengatasi
hal ini, sediakan waktu yang cukup menjelang kursus selesai, dan lakukan evaluasi dalam
bentuk diskusi selama kursus berlangsung maupun pada saat kursus hampir selesai. Anda
juga dapat menggunakan formulir survei pada saat kursus hampir selesai, minta peserta
untuk segera mengisi formulir itu, mengembalikannya kepada Anda, dan setelah itu
mereka boleh pulang.
2) Kejujuran
Ada peserta-peserta yang enggan untuk mengatakan apa yang sebenarnya mereka
rasakan. Mereka enggan berterus terang karena mungkin takut melukai perasaan
pemimpin kursus. Mereka enggan bersikap kritis mungkin karena takut kalau hal itu akan
merusak karir/ posisi mereka dalam organisasi serikat pekerja. Untuk mengatasi hal ini:
• upayakan agar ada antara pemimpin dan peserta kursus terbina suasana penuh
keterbukaan dan saling percaya selama kursus diberikan
77
• pastikan agar setiap masalah yang timbul selama kursus diberikan diselesaikan secara
jujur dan terus terang hingga tuntas; Artinya, kalau Anda keliru, Anda harus berani
mengakuinya secara jantan dan minta maaf
• biarkan peserta mengisi formulir evaluasi tanpa harus menyebutkan identitas mereka
Kesimpulan hasil evaluasi haruslah digunakan untuk memperbaiki kualitas kursus yang
akan diberikan di waktu yang akan datang. Hasil evaluasi biasanya dinyatakan dalam
laporan tertulis secara singkat yang isinya merupakan rangkuman poin-poin yang penting
saja. Bilamana mungkin, hasil evaluasi ini hendaknya dibahas oleh komite pendidikan
serikat pekerja, yang akan mengecek apakah ada hal-hal baru yang perlu dipelajari dari
hasil evaluasi itu, ataukah ada perubahan yang harus/ perlu dilakukan. Laporan seperti itu
hendaknya disusun oleh pemimpin kursus karena hal itu memang merupakan tanggung
jawabnya.
78
KEGIATAN
TUJUAN
Membantu kita:
• Menelaah apa yang harus dilakukan untuk mengevaluasi suatu kursus
• Membuat daftar hal-hal yang harus dievaluasi
• Melakukan evaluasi
TUGAS
79