Anda di halaman 1dari 79

KATA PENGANTAR

Buku panduan ini disusun oleh Proyek Pendidikan Untuk Pekerja di Indonesia dari Biro
untuk Kegiatan Pekerja, ILO. Proyek pendidikan ini didanai oleh Departemen untuk
Pembangunan Internasional (DFID—Department for International Development) dari
Pemerintah Inggris.

Penyusunan buku panduan ini didasarkan pada materi pendidikan berbahasa Inggris yang
telah diterbitkan oleh International Confederation of Free Trade Unions.

Atas dukungan dan kontribusi tersebut, kami mengucapkan terima kasih.

Dalam buku ini kami tidak membedakan penggunaan istilah serikat pekerja dan serikat
buruh. kami memberi arti yang sama dalam penggunaan istilah tersebut.

1
DAFTAR ISI

BAB 1: Pendidikan Untuk Anggota Serikat Pekerja Buku Pedoman Untuk Para Pendidik

BAB 2: Pendidikan Untuk Anggota Serikat Pekerja - Pendekatan Dasar

BAB 3: Istilah

BAB 4: Memulai Kursus

BAB 5: Menyiapkan Ruangan Kursus

BAB 6: Usahakan Mencapai Tujuan

BAB 7: Menyiapkan Pembicaraan

BAB 8: Alat-Alat Bantu Visual

BAB 9: Lembar Pelajaran Untuk Dibagi-bagikan

BAB 10: Papan Tulis

BAB 11: Flipchart /Turnover Chart (kertas peraga bolak-balik)

BAB 12: Poster

BAB 13: Overhead Projector dan Lembaran Plastik Transparan

BAB 14: Gunakan Kelompok-Kelompok Kecil

BAB 15: Menangani Laporan dan Diskusi

BAB 16: Pembicara Tamu

BAB 17: Menciptakan Kaitan Antara Kursus Anda dengan Tempat Kerja dan Masyarakat

BAB 18: Merumuskan kegiatan untuk Kelompok Kecil

BAB 19: Studi Kasus dan Simulasi Peran

BAB 20: Menyeleksi dan Melatih Pendidik Serikat Pekerja

BAB 21: Evaluasi Pendidikan Serikat Pekerja

2
BAB 1

Pendidikan Untuk Anggota Serikat Pekerja


Buku Pedoman Untuk Para Pendidik

Mengapa buku ini perlu dibaca?

Buku ini diperuntukkan bagi setiap orang


yang terlibat dan berkepentingan dengan
pendidikan serikat pekerja. Bila saat ini
pekerjaan Anda berhubungan dengan
pendidikan bagi serikat pekerja, mungkin
Anda adalah seorang:

• pendidik
• petugas serikat pekerja
• guru
• pemimpin diskusi
• pemimpin lingkar studi
• pemandu
• petugas pendidik
• petugas wanita

Apapun jabatan atau peran Anda, buku ini akan membantu pekerjaan Anda menjadi lebih
efektif. Buku ini membantu Anda mengkaji:

• apa gunanya pendidikan serikat pekerja dan apa yang ingin dicapai melalui
pendidikan serikat pekerja;

• metode pendidikan yang mana yang paling baik untuk para anggota serikat
pekerja;

• bagaimana membuat perencanaan kursus-kursus pendidikan bagi para anggota


serikat pekerja dan memberikan pelajaran kepada mereka secara efektif;

• bagaimana memperbaiki teknik dan metode pendidikan yang Anda miliki sebagai
seorang pendidik;

3
• bagaimana menerima umpan balik dan mengevaluasi apa yang telah Anda
lakukan sebagai seorang pendidik.

Kami telah berusaha membuat buku ini seringkas dan sepraktis mungkin agar dapat
dengan mudah digunakan untuk menyiapkan pelajaran yang Anda akan berikan. Buku ini
juga dapat dipakai sebagai buku saku untuk melatih para pendidik di serikat kerja tempat
Anda bekerja. Buku ini berisi garis besar program kursus pelatihan dasar untuk pendidik
para anggota serikat pekerja, dengan kegiatan-kegiatan dan jadwal pendidikan yang
disarankan.

KEGIATAN

KETRAMPILAN DAN METODE PENDIDIKAN

MEMPERKENALKAN DIRI

TUJUAN

Membantu kita:
• memulai kursus dan melibatkan setiap peserta
• memperkenalkan diri sendiri dan setiap peserta kursus
• menelaah tujuan dan program kursus

TUGAS

Anda diminta berbicara kepada seorang peserta lain untuk mengetahui siapa dia,
dan mencatat apa yang dikatakannya. Sebaliknya, peserta lain itu juga akan
menanyai Anda untuk mengetahui siapa Anda, dan mencatat apa yang Anda
katakan. Kemudian Anda diminta memperkenalkan partner Anda itu kepada seluruh
peserta lainnya. Setelah itu tiba giliran Anda diperkenalkan oleh rekan tadi. Ketika
Anda memperkenalkan rekan Anda, Anda perlu menyebutkan hal-hal berikut:

• Nama
• Serikat pekerja tempat ia menjadi anggota
• Tanggung jawabnya dalam serikat pekerja
• Pengalamannya dalam bidang pendidikan serikat pekerja
• Tujuan dan harapannya terhadap kursus ini

4
BAB 2

Pendidikan Untuk Anggota Serikat Pekerja


Pendekatan Dasar

Pendidikan – Apa yang dibutuhkan Serikat Pekerja?

Perlu tidaknya pendidikan serikat pekerja tergantung pada ada tidaknya kebutuhan
pekerja untuk memperoleh pendidikan dan pada alasan mengapa serikat pekerja ada.

• Pekerja yang masing-masing memperjuangkan hak-haknya secara sendirian tidak


mempunyai banyak kekuatan. Dengan bersatu dan seia-sekata secara bersama-sama,
barulah pekerja mempunyai kekuatan untuk memperjuangkan hak-hak yang mereka
miliki dan memperbaiki kondisi kerja mereka.
• Sumber kekuatan suatu serikat pekerja adalah dukungan dan partisipasi aktif yang
diberikan para anggotanya. Anggota-anggota serikat pekerja harus mempunyai
motivasi dan kepercayaan pada kekuatan yang mereka miliki bersama sebagai satu
kesatuan, dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan serikat pekerja.
• Serikat pekerja harus demokratis dalam mewakili pekerja dan dalam memastikan
dukungan para anggotanya terhadap setiap tindakan dan kebijakan yang diambilnya.
• Serikat pekerja harus memerangi unsur-unsur yang berusaha memecah belah kesatuan
pekerja, prasangka dan diskriminasi. Semua harus mendapat kesempatan untuk
berpartisipasi. Wanita dan kelompok-kelompok minoritas harus diikutsertakan dan
dihargai.
• Serikat pekerja harus menyuarakan kepentingan para anggotanya. Karena itu,
pendidikan untuk serikat pekerja harus ditujukan untuk melatih mereka yang
dipercaya mewakili pekerja agar mereka mampu menjalankan tugasnya secara efektif.
• Serikat pekerja membutuhkan anggota yang dapat diajak bersama-sama
memperjuangkan hak-hak pekerja dan kondisi kerja yang lebih baik. Karena itu,
setelah pendidikan serikat pekerja selesai diberikan, para pesertanya harus mampu
dan berani bertindak untuk memperjuangkan hak-hak pekerja dan kondisi kerja yang
lebih baik.

Dengan demikian, dari perspektif serikat pekerja, pendidikan serikat pekerja haruslah:
• melibatkan, menginformasikan dan memotivasi anggota-anggotanya untuk
berpartisipasi dalam serikat pekerja;
• memperkokoh demokrasi serikat pekerja dan meningkatkan dukungan terhadap
kegiatan serikat pekerja;
• mempertebal rasa kebersamaan (solidaritas) pekerja dan meningkatkan dukungan
untuk membangun solidaritas pekerja internasional;
• membantu meningkatkan jumlah keanggotaan dan jumlah pendapatan/ pemasukan
serikat pekerja;

5
• melengkapi serikat pekerja dengan wakil-wakil pekerja yang terlatih pada setiap
tingkatan;
• membantu para anggota dan wakil serikat pekerja menangani pekerjaan sehari-hari
yang dibutuhkan agar serikat pekerja dapat berjalan secara efektif;
• membantu mengembangkan strategi jangka panjang untuk membangun dan
memperkuat organisasi serikat pekerja.

Bagaimana dengan pekerja?

Perhatikan posisi para pekerja yang ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan pendidikan
serikat pekerja:
• banyak dari mereka yang tidak mempunyai latar pendidikan sekolah yang memadai,
mereka mungkin merasa gagal di sekolah atau merasa bahwa sekolah-lah yang telah
membuat mereka gagal;
• banyak dari mereka yang tidak mempunyai rasa percaya diri untuk mengemukakan
pendapat mereka atau mempertahankan pendapat mereka di hadapan banyak orang;
• banyak dari mereka yang tidak memiliki persepsi yang jelas atau tidak sepenuhnya
mengerti tentang apa itu serikat pekerja dan bagaimana serikat pekerja dapat
membantu mereka.

Faktor-faktor seperti ini harus dimasukkan dan dijadikan bahan pertimbangan dalam
metode-metode pendidikan serikat pekerja yang kami berikan. Kalau kursus yang kami
berikan mirip pelajaran di sekolah, banyak pekerja akan kecewa dan tidak mau ikut.
Mengapa? Karena pendekatan-pendekatan yang dipakai dalam pendidikan yang bersifat
“tradisional” biasanya memiliki kelemahan-kelemahan berikut:
• murid terlalu dituntut untuk terus memperhatikan gurunya dan apa yang dikatakan
atau dilakukan oleh guru itu;
• guru menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memberikan sebanyak mungkin
informasi dan pengetahuan kepada murid tetapi sayangnya tidak pernah punya cukup
waktu untuk mendengarkan kebutuhan atau pendapat muridnya serta membahas
masalah yang dihadapi murid;
• murid terlalu dibebani untuk mengetahui informasi sebanyak dan setepat mungkin
dan mampu memberikan “jawaban yang benar” kalau ditanya tetapi sayangnya murid
tidak diberi pelajaran yang cukup mengenai “bagaimana melakukan suatu tindakan
dengan tepat” dan tidak diberi dorongan agar mereka menjadi berani dan percaya diri;
• guru terlalu banyak mengajarkan teori dan konsep-konsep abstrak tetapi tidak cukup
mengajarkan kepada murid mengenai bagaimana menghadapi masalah-masalah yang
mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari dan petunjuk praktis mengenai tindakan
yang harus dilakukan;
• guru cenderung bersikap tidak demokratis dan biasanya tidak bersedia menghargai
ide atau pendapat yang dilontarkan murid.

Pengalaman kami di sekolah-sekolah menunjukkan bahwa bila pendekatan tradisional


digunakan, banyak murid yang gagal. Banyak pekerja yang menjadi peserta pendidikan
serikat pekerja juga kurang lebih mengalami nasib yang sama.

6
Tetapi, cobalah perhatikan segi-segi positif dari para pekerja yang menggabungkan diri
menjadi anggota serikat pekerja, lalu ikut pendidikan serikat pekerja. Sebagai pendidik,
kita harus mampu mengenali segi-segi positif atau keunggulan yang mereka miliki serta
mengembangkannya. Ingat, peserta kursus bukanlah secarik kertas putih yang bisa Anda
tulisi begitu saja.
• peserta pendidikan serikat pekerja sudah memiliki pengalaman sebagai pekerja,
sebagai anggota keluarga, sebagai anggota dari suatu masyarakat. Masing-masing
punya masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
• Peserta pendidikan serikat pekerja mempunyai pendapat, ide dan pemahaman sendiri
meskipun pendapat atau ide-ide itu bisa saja tidak lengkap atau keliru.
• Peserta pendidikan serikat pekerja mempunyai kemampuan dan ketrampilan
walaupun mungkin kemampuan dan ketrampilan mereka belum sepenuhnya
dikembangkan atau masih terlalu umum dan belum disesuaikan untuk jenis-jenis
pekerjaan tertentu.
• Peserta pendidikan serikat pekerja menggabungkan diri dengan serikat pekerja agar
mereka dihargai harkat dan martabatnya sebagai pekerja. Karena itu, kita pun harus
memperlakukan mereka dengan hormat.

Apa Arti Ini Semua Bagi Para Pendidik Serikat Pekerja?

Hal-hal yang telah disebut sebelumnya mempengaruhi cara kita mengajar sebagai
pendidik serikat pekerja.
(1) Pendidikan serikat pekerja bukan sekedar menyajikan atau memberikan informasi
kepada pekerja, tetapi juga berupaya mengembangkan rasa percaya diri, kemampuan
dan ketrampilan pekerja.
(2) Pendidikan serikat pekerja harus diawali dari pengalaman masing-masing pesertanya,
tujuan mereka mengikuti pendidikan, kebutuhan, ide dan pendapat mereka dan
semuanya ini hendaknya dijadikan dasar untuk mengembangkan pendidikan serikat
pekerja.
(3) Peserta pendidikan serikat pekerja dapat saling belajar dari sesamanya. Kalau ada
peserta yang kurang mendapat informasi atau kurang memiliki ketrampilan, peserta
lain dalam kelompoknya dapat memberikan informasi atau mengajarkannya
ketrampilan serta mendemonstrasikan kepada rekan-rekannya mengenai bagaimana
caranya melakukan sesuatu. Serikat pekerja diadakan untuk menyalurkan kekuatan
kolektif pekerja. Pendidikan serikat pekerja pun harusnya diadakan untuk tujuan yang
sama.
(4) Anggota-anggota serikat pekerja dan peserta kursus pendidikan senior biasanya
belajar dari pengalaman. Dengan saling berbagi pengalaman yang mereka miliki,
masing-masing dapat menjadi lebih sadar akan pola-pola masalah beserta penyebab-
penyebabnya, dan dapat mulai mengerti alasan atau faktor yang ada di balik masalah
dan ini dapat memperjelas masalah dan situasi yang sedang mereka hadapi.
(5) Peserta pendidikan pekerja belajar lebih cepat bila mereka langsung menghadapi
masalah nyata yang dapat dijumpai sehari-hari dan mengerjakan tugas-tugas praktis.
Hal inilah, bukan metode menghafal atau mengingat-ingat, yang merupakan cara
yang paling jitu untuk dengan cepat menyerap ide-ide baru.

7
Prinsip-prinsip dasar

Ide-ide dasar di balik penyusunan buku ini adalah:


• Pendidikan serikat pekerja pada hakekatnya adalah belajar dari pengalaman dan
belajar sambil bekerja.
• Pendidikan serikat pekerja merupakan cara belajar kolektif. “Kita semua saling
belajar dari dan dengan satu sama lain.”
• Belajar itu berawal dari pengalaman, dan dari masalah nyata yang kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menganalisa kenyataan, peserta kursus
mengembangkan pengertian, analisa masalah dan “kerangka teori.” (theoretical
framework)
• Pendidik serikat pekerja berperan mengorganisasikan dan mengasah proses
belajar, bukan menjadi tenaga ahli yang mampu menjawab semua persoalan dengan
benar.
• Hasil pendidikan serikat pekerja hendaknya berupa tindakan. Peserta harus mampu
mengembangkan rasa percaya diri dan ketrampilan untuk secara bersama-sama
melakukan tindakan guna mengatasi masalah yang mereka hadapi.

8
KEGIATAN

KETRAMPILAN DAN METODE PENDIDIKAN

POKOK-POKOK PIKIRAN PENTING UNTUK


PENDIDIKAN SERIKAT PEKERJA

TUJUAN

Membantu kita:
• Menelaah pokok-pokok pikiran dan pendekatan-pendekatan dasar yang dapat
diterapkan untuk pendidikan serikat pekerja

TUGAS

Buat kelompok-kelompok kecil. Tiap kelompok menganalisa pernyataan-pernyataan


berikut. Katakan apakah Anda setuju atau tidak setuju dengan pernyataan-pernyataan
itu, lalu buat laporan yang menjelaskan mengapa pandangan Anda demikian.

1. Pendidikan serikat pekerja hendaknya tidak seperti pendidikan sekolah.


2. Pendidikan serikat pekerja hendaknya digunakan untuk memberikan pokok-pokok
pikiran yang betul kepada pekerja.
3. Pendidikan serikat pekerja hendaknya difokuskan pada masalah-masalah yang
dijumpai pekerja sehari-hari.
4. Pekerja lebih banyak belajar dari pengalaman dan dari sesama rekan pekerja
daripada dari buku-buku dan ceramah-ceramah.
5. Pendidikan serikat pekerja harus pertama-tama dan yang paling penting ditujukan
untuk melayani kebutuhan organisasi serikat pekerja.
6. Keterlibatan dan partisipasi pekerja amat penting untuk mewujudkan pendidikan
serikat pekerja yang efektif.

9
BAB 3

Istilah

Pendidik serikat pekerja haruslah terbiasa dengan sejumlah istilah dan pengertian. Kita
harus memilih kata-kata yang kita gunakan dengan hati-hati supaya maksud yang ingin
kita sampaikan jelas dan tepat. Berikut ini disajikan ikhtisar berapa istilah dan pengertian
yang penting:

Pendidik

Kita mengorganisir proses belajar. Kita tidak sekedar menularkan pengetahuan atau
informasi yang kita miliki kepada siswa. Karena itu, istilah “pendidik” lebih mengena
dibandingkan “guru,” “pelatih,” “instruktur,” atau “dosen.”

Peserta

Orang-orang yang mengikuti kursus yang kita berikan mampu menyumbangkan pikiran
atau pendapat, mempertanyakan dan bahkan memperdebatkan hal-hal yang kita ajarkan.
Karena itu, mereka “peserta” kursus, bukan “murid.” Mereka adalah orang dewasa dan
karena itu berhak diperlakukan sebagai orang dewasa pula.

Motivasi

Peserta termotivasi untuk belajar bila kursus yang diberikan mampu membantu mereka
mengatasi masalah yang mereka hadapi. Adalah tugas pendidik untuk memotivasi peserta
agar peserta sanggup belajar dan mengambil tindakan dalam serikat pekerja di mana
mereka menjadi anggotanya.

Belajar secara kolektif

Belajar kolektif terjadi bila peserta saling berbagi pengalaman dan pendapat, bekerja
sama memecahkan masalah dan saling membantu. Pendekatan ini tidak hanya membantu
mereka belajar, tetapi juga menanamkan prinsip demokrasi dan serikat pekerja.

Belajar sambil bekerja

Peserta akan lebih termotivasi dan lebih cepat belajar bila mereka dapat langsung
mempraktekkan pelajaran yang mereka peroleh untuk memecahkan masalah dan
mengerjakan tugas yang bagi mereka penting. Karena itu, cara paling efektif bagi peserta
serikat pekerja untuk belajar adalah dengan bekerja secara kolektif menyelesaikan suatu
masalah yang menjadi masalah mereka bersama.

10
Memecahkan masalah

Siswa serikat pekerja akan lebih cepat menyerap pelajaran yang diberikan kalau mereka
diberi tanggung jawab mengerjakan masalah yang relevan dengan kepentingan mereka.
Banyak kemajuan yang dapat dicapai dengan melakukan identifikasi, analisa dan
mengembangkan strategi-strategi untuk memecahkan masalah sesungguhnya yang
dihadapi pekerja dalam sebuah kelompok. Hal ini dapat disebut “pendekatan yang
berpusat pada masalah.”

Pendidikan dan kualitas

Sebagai seorang aktivis serikat pekerja, kita harus memerangi prasangka dan diskriminasi
dalam segala sesuatu yang kita lakukan. Kita harus menghindari kata-kata yang melukai
perasaan orang lain. Kita harus memastikan bahwa semua peserta mendapatkan
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan semua kontribusi yang diberikan peserta
hendaknya dinilai dan dihargai.

KEGIATAN

KETRAMPILAN DAN METODE PENDIDIKAN

MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN SERIKAT


PEKERJA

TUJUAN

Membantu kita:
• Melakukan identifikasi masalah-masalah yang menjadi prioritas bagi pendidikan
serikat pekerja
• Melakukan identifikasi kelompok-kelompok sasaran utama

TUGAS

Buat kelompok-kelompok kecil. Lalu buat daftar yang berisi:


1) Kelompok-kelompok sasaran utama untuk tugas pendidikan yang Anda berikan
2) Masalah-masalah dan pokok-pokok bahasan yang menjadi prioritas di masing-
masing kelompok sasaran

11
BAB 4

Memulai kursus

Awal dimulainya sebuah kursus merupakan


salah satu tahap terpenting dari kursus itu
sendiri.
• Awal kursus meletakkan fondasi yang
ikut menentukan jalannya kursus
selanjutnya.
• Awal kursus harus meneguhkan kepada
para peserta bahwa kursus yang mereka
ikuti benar-benar akan memberikan apa
yang mereka harapkan serta
menyingkirkan semua rasa takut atau
keragu-raguan.
• Sejak awal kursus pertanyaan atau
masalah penting yang diajukan peserta
sudah harus dapat dijawab dengan baik,
tepat dan meyakinkan.

Berapa lama?

Awal kursus harus menyediakan waktu yang cukup untuk menangani masalah-
masalah yang tadi di sebut dengan baik. Untuk itu, pada umumnya dibutuhkan waktu
sekitar satu jam, mungkin lebih.

Upayakan agar kursus berlangsung tidak terlalu lama, tidak menghabiskan waktu
kerja sehari penuh. Kalau memungkinkan, upayakan agar kursus yang Anda berikan
diikuti oleh peserta-peserta yang sudah saling mengenal dengan baik.

Bagaimana dengan pendaftaran?

Awal kursus hendaknya tidak dicampuradukkan dengan pengisian formulir


pendaftaran dan urusan administrasi pendaftaran karena hal ini akan membingungkan dan
mengurangi motivasi peserta.

12
Pendaftaran peserta dan segala tetek bengek administrasinya hendaknya dilakukan
sebelum kursus dimulai atau pada saat kursus sudah berjalan beberapa waktu lamanya.

Bagaimana dengan upacara pembukaan?

Upacara pembukaan dapat dilakukan sebelum kursus dimulai karena alasan-


alasan politis atau budaya. Upacara pembukaan dapat meningkatkan motivasi peserta
karena memberi kesan bahwa kursus yang akan mereka ikuti adalah penting.

Namun, upacara pembukaan juga dapat menjadi beban yang membuat peserta
enggan ikut kursus karena mereka jadi takut gagal atau merasa dipaksa untuk berprestasi
seperti yang diharapkan selama mengikuti kursus.

Biasanya upacara pembukaan hanya perlu dilakukan untuk kursus pendidikan


yang tinggi tingkatannya (misalnya kursus pendidikan serikat pekerja tingkat nasional).

Kursus-kursus biasa sebaiknya dimulai dengan suasana yang santai, nyaman dan
tidak perlu pakai acara resmi-resmian yang justru malah membuat peserta tegang. Kalau
toh upacara pembukaan resmi perlu dilaksanakan, lakukan secara terpisah. Jangan
memulai kursus segera setelah upacara pembukaannya selesai dilakukan.

Bagaimana memulai kursus?

Berikut ini diberikan beberapa petunjuk:

Sebelum kursus dimulai:


• Siapkan plat nama tiap-tiap peserta kursus.
• Siapkan selebaran atau poster yang menjelaskan tujuan dan program kursus.
• Upayakan penataan ruangan yang sesuai dan nyaman (lihat bab berikutnya).

Memulai kursus:
• Awali kursus dengan mengucapkan selamat datang kepada peserta. Uraikan dengan
singkat nama dan tujuan kursus yang diberikan serta alasan mengapa kursus itu
penting bagi mereka. Tunjukkan sikap ramah dan jangan memberi kesan kaku atau
resmi.
• Mintalah setiap peserta untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan:
- nama
- nama serikat pekerja di mana ia menjadi anggotanya
- jabatan atau jenis pekerjaan
- pengalaman mengikuti kegiatan serikat pekerja
- pengalaman dengan pokok bahasan kursus yang diikuti
- apa yang diharapkan dari kursus ini dan apa tujuan yang ingin dicapai dengan
mengikuti kursus ini
(Buat mereka mengerti bahwa mereka diharapkan memberikan penjelasan singkat, bukan
menceritakan riwayat hidup secara panjang lebar. Simak petunjuk berikutnya mengenai
berbagai cara untuk memperkenalkan diri.)

13
• pada saat masing-masing peserta memperkenalkan diri, buat catatan mengenai latar
belakang pengalaman yang mereka miliki dan tujuan mereka mengikuti kursus yang
Anda berikan.
• Sekarang uraikan tujuan kursus yang Anda berikan, sebisa mungkin dengan
menyebutkan sebanyak mungkin persamaannya dengan tujuan yang diinginkan
masing-masing peserta, yang tadi baru mereka sebutkan. Sebutkan hubungan antara
tujuan kursus dengan tujuan yang diinginkan peserta kursus dengan menyebutkan
nama peserta yang tadi mengatakannya. Bila ada peserta kursus yang menyebutkan
tujuan yang berada di luar lingkup tujuan kursus, katakan dan jelaskan mengapa
demikian. Tanyakan apakah setiap peserta sudah benar-benar mengerti dan jelas
mengenai tujuan kursus yang Anda berikan.
• Berikan penjelasan mengenai program, jadwal dan metode kursus yang Anda berikan.
Tanyakan apakah mereka sudah benar-benar memahami penjelasan Anda.
• Lanjutkan dengan menguraikan hal-hal yang bersifat administratif.

Bagaimana saya membuat awal yang tepat?


Cara Anda memperkenalkan diri dan membawa diri pada awal kursus ikut
menentukan jalannya kursus selanjutnya. Bersikaplah santai, biasa saja. Hindari suasana
resmi dan kesan menggurui atau memberi pidato. Berikan dorongan agar peserta aktif
bertanya dan memberikan komentar atau pendapat mereka atas pelajaran yang Anda
berikan.

Peserta yang kurang percaya diri biasanya tidak berani langsung mengutarakan
apa yang ingin mereka katakan tetapi mengambil sikap menunggu. Namun, semakin lama
menunggu, mereka biasanya justru menjadi semakin tegang dan semakin sulit
mengucapkan apa yang ingin mereka katakan.

Pastikan bahwa setiap peserta ingat nama Anda. Langsung saja saling menyapa
dengan menggunakan nama depan. Sapa peserta dengan menyebutkan namanya dan
kaitkan dengan komentar atau pendapat yang dikatakannya. Misalnya, “Seperti yang tadi
dikatakan Amat, hal ini ternyata … ,” atau “Ingat apa yang tadi telah disinggung Sri?”

Anda harus terus berlatih mengingat nama-nama peserta. Plat nama yang ada di
meja tiap peserta atau tanda pengenal yang disematkan di dada tiap peserta akan sangat
membantu. Meski begitu, usahakan agar Anda hafal di luar kepala nama-nama semua
peserta sampai Anda dapat memanggil nama mereka dengan lancar.

Cara apa yang dapat saya gunakan agar peserta kursus saling
memperkenalkan diri?

Cara-cara yang umum, antara lain, adalah:


• peserta diminta memperkenalkan diri satu per satu dengan menyebutkan informasi
terpenting saja seperti nama, nama serikat pekerja, dan lain-lain yang telah dijelaskan
sebelumnya dalam petunjuk memulai kursus. Gambar atau kartu bergambar dapat

14
digunakan untuk memperjelas keterangan. Cara ini paling baik dilakukan kalau waktu
yang ada terbatas.
• Kalau waktu yang tersedia cukup banyak, peserta kursus dapat dibagi menjadi
pasangan-pasangan. Tiap pasangan, yang terdiri dari dua orang, misalnya A dan B,
saling mewawancarai. Lalu A memperkenalkan B di depan kelas begitu pula
sebaliknya B memperkenalkan A di depan kelas. Hal ini selain membantu mencairkan
suasana yang kaku dan tegang, juga memungkinkan digalinya lebih banyak informasi
mengenai masing-masing peserta kursus.
• Kalau peserta kursus jumlahnya cukup banyak, bagi ke dalam kelompok-kelompok.
Anggota masing-masing kelompok harus saling memperkenalkan diri atau bertanya
tentang identitas masing-masing. Lalu setiap kelompok memilih juru bicara masing-
masing, yang akan maju ke depan dan memperkenalkan kelompoknya.

Apabila Anda melatih calon-calon pendidik, pastikan bahwa Anda mendiskusikan dengan
mereka bagaimana cara terbaik untuk memulai kursus.

Pikirkan apa yang dibutuhkan peserta kursus dan pemimpin kursus sejak awal kursus:

Apa yang dibutuhkan peserta kursus?

Peserta kursus perlu informasi mengenai:


• Tujuan kursus.
• Program kursus.
• Metode dan materi kursus.
• Peserta lain.
• Siapa pemimpin kursus dan pembicara.
• Jadwal kursus (jam berapa kursus dimulai, kapan istirahat, kapan dilanjutkan
kembali, jam berapa kursus selesai).
• Pengaturan-pengaturan yang menyangkut kebutuhan praktis seperti di mana letak
toilet, ke mana kalau mau minum/ makan, transportasi apa yang ada untuk pulang
atau pergi ke tempat kursus dan lain-lain.

Peserta perlu merasa


• Diberi sambutan atas kedatangannya dan keikutsertaannya dalam kursus
• diberi motivasi dan merasa antusias serta yakin dapat mengikuti kursus dengan baik

Pemimpin kursus atau koordinator kursus perlu informasi mengenai:


• peserta – nama-nama mereka
• serikat-serikat pekerja yang mengirim mereka
• kota tempat peserta bekerja atau tinggal
• pekerjaan masing-masing peserta
• apa yang diharapkan atau diinginkan peserta dari kursus tersebut
• tingkat pengalaman masing-masing peserta
• bagaimana sikap peserta ketika mengikuti kursus – positif atau sulit diajak bekerja
sama?

15
Pemimpin kursus atau koordinator perlu menjelaskan:
• tujuan kursus
• program kursus
• pengaturan-pengaturan

Pemimpin kursus atau koordinator kursus perlu memberikan motivasi


• agar peserta memiliki harapan yang positif
• agar kursus dapat terlaksana dengan baik seperti yang diharapkan

16
BAB 5

Menyiapkan Ruangan Kursus

Merencanakan dan mempersiapkan ruangan yang dipakai untuk kursus harus menjadi
bagian dari persiapan kursus. Pendidikan serikat pekerja dapat berlangsung di mana saja,
dan beberapa pembahasan dapat dilakukan di luar ruangan, bahkan di bawah pohon.
Pedoman berikut ini akan membantu Anda membuat perencanaan yang lebih baik dengan
sumber-sumber daya yang ada.

Tata letak ruang dan demokrasi

Pendekatan yang kita gunakan untuk pendidikan menitikberatkan demokrasi dan


kerjasama. Implikasi pendekatan ini antara lain:
• Tata letak ruang hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga setiap peserta dapat
dengan mudah melihat dan dilihat oleh peserta lain serta berbicara dengan peserta lain
• pemimpin kursus hendaknya membaur dengan peserta dan tidak membuat jarak
dengan peserta.

Hindari tata letak ruang kelas tradisional yang mempunyai ciri-ciri berikut:
• Bangku diatur berderet-deret sehingga setiap orang menghadap ke depan/ papan tulis.
• Ada semacam “mimbar” tempat pendidik memberikan “kuliah” sehingga kesannya
pendidik memiliki tingkat yang lebih tinggi daripada peserta.
• Ada “meja guru” yang terpisah dari meja peserta.

Ada beberapa kemungkinan untuk mengatur tata letak ruang, antara lain:
• Tempat duduk peserta diatur menurut format “pertemuan” yang bentuknya seperti
bentuk tapal kuda (lihat diagram A).
• Tempat duduk peserta diatur berbentuk “meja bundar” (lihat diagram B).
• Peserta duduk melingkari meja-meja kelompok (lihat diagram C).
• Meja pertemuan dikombinasikan dengan tempat kerja kelompok (lihat diagram D).

Kalau ruangan jadi penuh sesak, pindahkan beberapa kelompok ke ruangan lain sehingga
tiap kelompok dapat bekerja dengan leluasa.

17
Meja dan kursi

Peserta diharapkan aktif mengerjakan apa yang diajarkan, tidak cuma mendengarkan,
sehingga bilamana mungkin peserta harus mampu bekerja di meja masing-masing.
Karena itu sebaiknya disediakan sejumlah meja berukuran kecil daripada satu meja
berukuran besar. Dengan meja-meja berukuran kecil, Anda dapat dengan mudah
mengubah tata letak ruangan, misalnya untuk kerja kelompok atau untuk merundingkan
simulasi peran (role play).

Peserta akan mampu berkonsentrasi lebih baik kalau mereka merasa nyaman. Karena itu
upayakan agar tersedia cukup banyak kursi sehingga setiap peserta mendapatkan satu
kursi untuk duduk.

Papan tulis dan poster

Papan tulis dan poster diperlukan agar hal-hal penting yang dibahas dapat ditulis dan
dilihat semua peserta kursus. Papan tulis atau poster hendaknya ditaruh di tempat yang
dapat dilihat oleh semua peserta kursus.

18
Poster memiliki keuntungan berikut:
• masing-masing kelompok peserta dapat menyiapkan laporan mereka sendiri-sendiri.
• Poster dapat disimpan dan dikeluarkan untuk dibaca lagi.
• Poster yang telah ditulisi atau diberi gambar grafik dapat dibawa pulang oleh peserta
untuk ditunjukkan kepada rekan-rekan serikat pekerja mereka di kantor.

Poster yang sudah ditulisi dengan pendapat dan usulan peserta dari pertemuan-pertemuan
terdahulu dapat dipamerkan pada dinding di sekeliling ruangan. Hal ini dapat membantu
peserta mengingat-ingat kembali atau mengulang pembahasan yang telah dilakukan.
Dengan memamerkan kertas-poster itu, peserta merasa bahwa hasil jerih payah mereka
diperhatikan. Upayakan agar poster-poster itu dapat digantung di dinding tanpa merusak
dinding tersebut.

Spanduk
Ada kursus-kursus yang menggunakan spanduk besar bertuliskan nama dan
tanggal kursus. Penggunaan spanduk menunjukkan bahwa kursus ini penting, dan juga
untuk mempromosikan kursus ini serta menarik perhatian media.

Namun pembuatan spanduk memerlukan biaya dan untuk pendidikan yang


bersifat lokal, spanduk seperti itu agaknya tidak perlu.

Kertas dan pena

Alat-alat kantor seperti kertas dan pena diperlukan untuk kursus.


• Setiap peserta harus punya pena dan kertas untuk menulis. Map atau folder untuk
menyimpan materi kursus akan sangat membantu tetapi tidak mutlak harus ada.
• Setiap peserta harus diberi plat nama yang bertuliskan nama peserta dan nama
organisasi yang diwakilinya. Hal ini perlu untuk membantu setiap peserta mengenali
nama rekan-rekannya dengan cepat. Plat nama tidak harus mahal. Anda dapat
membuatnya sendiri dengan menggunakan amplop yang dilipat. Dalam plat nama itu
tulis juga nama panggilan yang dipakai dalam diksusi informal.
• Upayakan untuk mendapatkan kertas poster atau kertas-kertas berukuran besar dalam
jumlah yang cukup untuk digambari diagram.
• Spidol besar diperlukan untuk menulis di atas poster. Spidol besar itu kalau bisa
berwarna-warni. Baguslah kalau bisa ada lima spidol dengan lima warna yang
berbeda. Jangan lupa untuk segera menutup spidol setelah dipakai supaya tidak cepat
kering. Kalau tidak ada spidol, bisa digunakan arang.
• Usahakan untuk menempel kertas-poster yang sudah digambari diagram pada dinding
tetapi tanpa merusak dinding itu.
• Sebisa mungkin, masing-masing peserta hendaknya diberi fotokopi materi pelajaran
yang digunakan selama kursus.

19
Bersiaplah

Pastikan bahwa tata letak ruangan sudah teratur rapi sesuai keinginan Anda sebelum
kursus dimulai, supaya Anda dapat memulai kursus dengan baik. Jangan percaya begitu
saja bahwa ruangan sudah tertata sesuai kehendak Anda. Sebelum kursus dimulai,
usahakan untuk melihat sendiri ruangan kursus dan bila ada hal-hal yang tidak
mengena, hendaknya segera disesuaikan. Misalnya, bangku-bangku di atur berderetan
seperti di teater, atau AC di ruangan itu bunyinya berisik sekali.

KEGIATAN

KETRAMPILAN DAN METODE PENDIDIKAN

MEMULAI KURSUS

TUJUAN

Membantu kita:
• Mempertimbangkan bagaimana memulai kursus secara efektif
• Memperbaiki cara-cara memulai kursus di masa yang akan datang

TUGAS

Buat kelompok-kelompok kecil. Dalam kelompok Anda:


A) Buat daftar berisi informasi dan pokok-pokok pikiran yang diperlukan peserta
untuk memulai kursus
B) Buat daftar berisi hal-hal yang harus dilakukan pimpinan kursus pada awal
dimulainya kursus
C) Beri contoh-contoh kursus yang pernah Anda ikuti, baik yang dimulai dengan baik
maupun yang diawali dengan buruk
D) Buat usulan-usulan mengenai berbagai cara yang berbeda-beda untuk memulai
kursus.

20
BAB 6

Usahakan Mencapai Tujuan

Mengapa Kita Melakukan Hal ini?

Jangan melakukan persiapan apa pun atau


mengawali suatu pertemuan kursus kalau
Anda tidak dapat menjawab pertanyaan di
atas. Pendidikan serikat pekerja harus
mendapatkan hasil yang benar-benar dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan serikat pekerja diberikan bukan
supaya pesertanya bisa bersantai ria atau
supaya pesertanya memperoleh lebih
banyak informasi yang bagus-bagus. Ingat,
pendidikan serikat pekerja harus
memberikan hasil nyata yang dapat dinilai
seusai kursus.

• Tujuan yang kita tetapkan menentukan pemilihan topik, kelompok sasaran, metode
yang digunakan dan informasi yang diberikan.
• Setiap kursus, pertemuan atau kegiatan yang berkaitan dengan kursus itu harus
mempunyai pernyataan tertulis mengenai tujuan yang akan dicapai.

Apa faedahnya mengikuti kursus?


Banyak pendidikan menjadi tidak efektif karena tujuannya kabur atau tidak dimengerti
dan diterima oleh para pesertanya. Akibatnya, pembahasan yang diberikan tidak terfokus
atau bahkan tidak relevan. Peserta lalu merasa bahwa pelajaran yang diberikan sepertinya
mengambang serba tidak menentu sehingga motivasi belajar mereka berkurang.

• Penetapan tujuan yang jelas akan membantu Anda memberikan motivasi kepada
peserta, dan hal ini juga akan membantu peserta mengerti maksud dan tujuan kursus
yang diikutinya.
• Tujuan hendaknya dijelaskan kepada peserta, dan dibicarakan dengan mereka. Dalam
banyak hal, tujuan kursus dapat diperluas atau diubah untuk menampung pokok-
pokok pikiran yang diajukan peserta.

21
• Tujuan haruslah dinyatakan secara tertulis maupun lisan seperti ketika Anda
mengatakan kepada peserta, “Pertemuan kita kali ini akan membantu Anda
memahami bagaimana melakukan …”

Tujuan siapa?

Usahakan untuk menelaah titik pandang yang digunakan dalam menetapkan tujuan
kursus. Dengan kata lain, usahakan untuk memahami, tujuan siapa sebenarnya tujuan
kursus itu? Dalam banyak pendidikan tradisional, tujuan kursus adalah juga tujuan sang
guru karena tujuan itu ditetapkan oleh sang guru dari titik pandangnya sendiri.

Dalam pendidikan serikat pekerja,


• tujuan hendaknya dibuat berdasarkan kebutuhan serikat pekerja dan kebutuhan
peserta kursus.
• Tujuan inilah yang seharusnya digunakan oleh pendidik serikat pekerja untuk
memulai kursus, bukan tujuan pribadinya sendiri.

Kursus siapa ini?

Tujuan dan demokrasi

Kita dapat memperkokoh demokrasi dalam pendidikan serikat pekerja dengan


mendiskusikan dan mengembangkan tujuan yang akan dicapai bersama dengan peserta
kursus.

Pada awal kursus, pendidik hendaknya menanyai para peserta apa yang ingin
mereka peroleh dari kursus ini. Dengan cara ini, pendidik menunjukkan bahwa kursus
ini adalah juga milik peserta.

Hal ini dapat dilakukan dengan menanyai peserta sewaktu mereka masing-masing
diminta untuk memperkenalkan diri dengan menanyakan apa yang ingin mereka peroleh
dari kursus ini.

Pada kursus-kursus yang lama jangka waktunya, dapat diorganisir kegiatan


kelompok untuk menelaah dan memperjelas tujuan kursus.

Tujuan yang telah disiapkan pendidik dapat diubah atau diperluas dengan
beberapa tambahan yang diusulkan peserta.

Tujuan mengenai apa?

Ada empat tipe tujuan yang dapat diidentifikasi dalam pendidikan serikat pekerja.

22
Tujuan mengenai sikap

Contoh: “Pertemuan kita kali ini akan membantu Anda menghargai pentingnya persatuan
dan kesatuan serikat pekerja.”

“Kursus ini akan membuat Anda memiliki rasa percaya diri untuk menjadi seorang
pembicara dalam suatu pertemuan atau rapat.”

“Kursus ini akan memberikan semangat dan motivasi kepada Anda untuk merekrut lebih
banyak pekerja untuk menjadi anggota serikat pekerja.”

Pendidikan serikat pekerja perlu mengarahkan pendapat dan perasaan peserta sehingga
mereka dapat melihat dunia ini dengan cara tertentu berdasarkan solidaritas kemanusiaan,
tanpa prasangka dan diskriminasi.

Pengembangan motivasi dan antusiasme merupakan salah satu dasar “tujuan


sikap” yang hendaknya diberikan dalam sebagian besar pendidikan serikat pekerja.

Tujuan mengenai pengetahuan, informasi dan pemahaman

Contoh: “Kursus ini akan memberikan pengetahuan kepada Anda mengenai undang-
undang/ ketentuan hukum soal pengurangan karyawan dan pemutusan hubungan kerja.

“Kursus ini akan membantu Anda mengerti kesepakatan kerja bersama yang baru.”

Banyak metode pendidikan tradisional yang menekankan pentingnya “tujuan


pengetahuan” dan karena itu mengharuskan guru/ tenaga pengajar menghabiskan banyak
waktu untuk membagikan informasi.

Pengetahuan dan informasi itu memang penting. Tetapi keduanya itu hanyalah
sebagian dari proses pendidikan serikat pekerja. Yang tidak kalah pentingnya adalah
memberikan rasa percaya diri, motivasi dan ketrampilan kepada peserta untuk
menggunakan informasi itu supaya mereka dapat memperbaiki posisi anggota serikat
pekerja dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi pekerja.

Sebagian besar pertemuan kursus memberikan beberapa “tujuan pengetahuan”


seperti itu tetapi sebaiknya hal ini dapat dikombinasikan dengan tipe-tipe tujuan lainnya.

Tujuan mengenai ketrampilan

Contoh: “Pertemuan kita kali ini membantu Anda berbicara dalam rapat.”

“Kursus ini akan membantu Anda merencanakan suatu kampanye serikat pekerja.”

“Pertemuan kita kali ini akan mengasah ketrampilan Anda dalam menulis surat.”

23
“Ketrampilan” dapat berarti kemampuan untuk melakukan hal-hal praktis seperti
misalnya menulis surat, berbicara kepada atasan, melakukan perundingan dan berbicara
dalam suatu rapat atau pertemuan. Ketrampilan-ketrampilan seperti itu merupakan bagian
yang sangat penting dalam pendidikan serikat pekerja. Metode pendidikan serikat pekerja
yang kita gunakan haruslah dirancang untuk mengembangkan sejumlah ketrampilan yang
relevan. Dalam beberapa hal, pengembangan ketrampilam merupakan satu-satunya titik
suatu kegiatan seperti latihan berbicara di depan umum. Namun, dalam pendidikan
serikat pekerja, kita dapat mengkombinasikan ketrampilan mengajar dengan penyediaan
informasi dan pengembangan sikap. Misalnya:
• mengkombinasikan mata pelajaran mengenai pemutusan hubungan kerja dengan
simulasi peran yang mengharuskan peserta mewawancarai seorang anggota serikat
pekerja yang tertimpa masalah.
• Mendengarkan dan menyelidiki keluhan-keluhan yang ada di tempat kerja, lalu
meminta peserta untuk membuat rancangan surat pengaduan yang ditujukan kepada
manajemen.

Pendidik serikat pekerja yang berpengalaman memahami nilai suatu pendekatan yang
mengintegrasikan pengembangan ketrampilan dan aspek-aspek lain pendidikan serikat
pekerja. Aturan yang baik adalah:
• seluruh tujuan kursus hendaknya meliputi tujuan yang berkaitan dengan
pengembangan ketrampilan.
• Sebagian besar pertemuan kursus dan kegiatan kursus hendaknya mempunyai tujuan
yang mengupayakan pengembangan ketrampilan yang relevan, misalnya dari
“ketrampilan membaca dokumen-dokumen hukum” sampai “ketrampilan
merencanakan suatu strategi tindakan.”

Tujuan mengenai tindakan

Contoh: “Membantu Anda membuat rencana dan mengambil tindakan untuk merekrut
lebih banyak pekerja menjadi anggota serikat pekerja.”
“Membantu Anda menyiapkan dan melakukan survei kecelakaan kerja yang terjadi di
tempat kerja Anda.”

Pendidikan serikat pekerja harus memberikan motivasi dan bekal kepada peserta untuk
melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pekerja di tempat
kerja, dalam serikat pekerja dan dalam masyarakat.

Dengan demikian, semua kursus dan beberapa pertemuan kursus hendaknya mencakup
tujuan-tujuan yang berkaitan dengan upaya-upaya tindak lanjut yang dapat dipraktekkan
peserta seusai kursus.

Salah satu teknik pendidikan serikat pekerja yang efektif adalah meminta pekerja
untuk membangun korelasi yang kuat antara apa yang mereka pelajari dalam kelompok
studi mereka dengan apa yang terjadi atau mereka alami di tempat kerja masing-masing.
Tindakan yang telah dipersiapkan dalam kursus dapat dilaporkan ke panitia serikat
pekerja untuk kemudian dilaksanakan di tempat kerja.

24
Apakah kita mencapai tujuan yang ingin kita raih?

Tujuan dan Evaluasi

Pendidik serikat pekerja perlu memantau efektif tidaknya apa yang telah mereka lakukan.
Salah satu pertanyaan penting yang perlu untuk mengevaluasi diri sendiri adalah,
“Apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai?” Pertanyaan ini hanya dapat dijawab
dengan baik bila tujuan yang ditetapkan
• jelas, nyata dan spesifik
• menjelaskan sasaran-sasaran nyata yang dapat diukur. Misalnya:

“melakukan identifikasi seluruh masalah kesehatan dan keselamatan kerja yang dijumpai
di tempat Anda bekerja.”

“merekrut lima pekerja untuk menjadi anggota baru serikat pekerja.”

“membantu Anda mendirikan komite wanita di suatu cabang serikat pekerja.”

Kalau tujuan-tujuan yang ditetapkan jelas, spesifik dan dapat diukur seperti dinyatakan
dalam kalimat-kalimat di atas, tentunya tidak akan sulit untuk mengecek apakah tujuan
yang kita tetapkan sudah tercapai atau belum.

Tujuan – beberapa contoh

Tanggung-jawab Anda sebagai perwakilan pekerja

Tujuan
Untuk membantu Anda:

• Mengetahui tanggung-jawab sebagai perwakilan pekerja


• Melihat bagaimana Anda mengemban tanggun-jawab tersebut
• Membuat catatan yang lebih baik

Sistem pembayaran

Tujuan
Untuk membantu Anda:

• Menjadi jelas tentang bagaimana pembayaran dan pemotongan dapat berjalan


• Mengembangkan keterampilan bekerja dengan angka

25
Wanita dan pekerjaan

Tujuan
Untuk membantu Anda:

• Menemukan masalah apalagi yang dihadapi wanita di tempat kerja


• Mengidentifikasi/mengetahui tindakan utama yang harus dilakukan

Dalama contoh yang diberikan di atas TUJUAN meliputi apa yang dapat dipelajari oleh
peserta dan bagaimana pembahasan tersebut akan membantu mereka meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan.

26
BAB 7

Menyiapkan Pembicaraan

Sebagai seorang pendidik, seringkali Anda akan diminta untuk memberikan


pidato/ ceramah singkat dan presentasi bagi peserta kursus. Bab ini membantu Anda
mempersiapkan dan menyajikan hal-hal tersebut.

Singkat tapi padat

Menyajikan informasi hanyalah


sebagian dari pendidikan serikat pekerja.
Peserta kursus belum tentu suka, atau
terbiasa, duduk diam berjam-jam
mendengarkan “kuliah” Anda. Kemampuan
peserta menyerap informasi akan menurun
dengan cepat hanya dalam waktu lima atau
sepuluh menit setelah mendengarkan Anda
berbicara. Karena itu, upayakan agar Anda
berbicara sesingkat mungkin.

Perjelas apa yang Anda kemukakan dengan membagi-bagikan lembaran berisi


penjelasan tertulis dari apa yang tadi telah Anda terangkan, dengan alat bantu visual pada
saat Anda memberi penjelasan (misalnya overhead projector) atau dengan membentuk
kelompok kegiatan. Usahakan menjelaskan suatu topik bahasan dalam waktu sekitar 10
menit atau kurang dari itu, kalau bisa.

Miliki tujuan yang jelas

Sebelum Anda mempersiapkan segala sesuatunya untuk memulai kursus, pastikan


bahwa Anda memahami dengan jelas:
• untuk apa kursus itu diadakan
• mengapa kursus itu penting
• apa hasil dari kursus itu

27
Berikan penjelasan mengenai tujuan kursus ketika Anda memperkenalkan diri dan
memberikan kata pengantar di depan kelas, misalnya dengan menekankan bahwa “apa
yang akan Anda peroleh dari kursus ini adalah…”

Ketahui dengan baik siapa peserta kursus Anda


Di benak Anda hendaknya terbentuk gambaran yang jelas mengenai siapa yang menjadi
peserta kursus yang Anda berikan. Kalau Anda sedang berkunjung ke suatu tempat
untuk menjadi pembicara tamu pada sebuah kursus, pastikan bahwa Anda mendapatkan
informasi berikut:
• pengalaman dan tanggung jawab para peserta kursus di serikat pekerja tempat mereka
menjadi anggota
• tingkat pendidikan dan kemampuan baca tulis peserta secara umum
• masalah-masalah yang dihadapi peserta, minat peserta dan hal-hal yang dikuatirkan
peserta
• kursus-kursus lain yang sebelumnya pernah diikuti peserta
• apakah peserta kursus lebih banyak prianya atau wanitanya
• apakah masih ada pertemuan-pertemuan lain dan topik-topik bahasan lain yang masih
merupakan bagian dari program kursus tersebut.

Dalam benak Anda, usahakan untuk “berbicara secara langsung” kepada peserta ketika
Anda mempersiapkan materi ceramah. Bayangkan seperti apa rupa mereka dan
bagaimana kira-kira reaksi mereka terhadap Anda.

Kuasai materi pelajaran yang akan Anda berikan


Pastikan bahwa Anda menguasai dengan baik aspek-aspek utama dari materi
pelajaran yang akan Anda berikan. Usahakan untuk menggali lebih banyak kalau dapat.
Tanya kepada rekan sekerja dan cari informasi tambahan di buku-buku dan dokumen-
dokumen. Tetapi ingat, untuk menjadi seorang pendidik serikat pekerja, Anda tidak harus
menjadi seorang ahli yang sempurna. Kemampuan untuk menerangkan pokok-pokok
permasalahan dengan gamblang dan jelas jauh lebih penting daripada pengetahuan yang
mendalam mengenai pokok permasalahan sampai rincian yang sekecil-kecilnya.
Beberapa pendidik kadang-kadang terlalu pandai untuk dirinya sendiri dan pikirannya
terlalu penuh dengan berbagai ilmu dan informasi sehingga mereka tidak sanggup
memilah topik bahasan mana yang sesuai dengan kebutuhan peserta kursus.

Pelajari kerangka program kursus secara keseluruhan

Pelajaran atau kursus yang Anda berikan mungkin hanya merupakan satu mata
rantai dari serangkaian kursus yang harus diikuti peserta. Karena itu, sebelum
memberikan pelajaran, cek dulu kerangka kursus yang dijadwalkan untuk diikuti peserta
secara keseluruhan.

Cek apa yang sebelumnya telah diperoleh peserta kursus dan jangan ulangi hal-
hal yang sudah diajarkan kepada mereka.

28
Tambahkan daging pada tulang

Pikirkan bagaimana caranya agar pembicaraan Anda tidak membosankan tetapi menjadi
hidup bagi peserta yang mendengarkannya. Pastikan bahwa Anda punya banyak contoh
dan ilustrasi yang dapat digunakan untuk memperjelas keterangan yang Anda berikan.
Lelucon dan humor dapat digunakan untuk lebih menghidupkan suasana, asal jangan
berlebihan. Jangan menceritakan lelucon yang dapat menyinggung perasaan.

Siapkan catatan untuk membantu Anda ketika memberikan


pembicaraan

Siapkan catatan sebagai penuntun ketika Anda berbicara. Beberapa hal penting yang
berkaitan dengan catatan tersebut antara lain:
• tulis atau ketik catatan itu dengan huruf yang besar-besar sehingga memudahkan
Anda membacanya.
• Jangan mengetik apa yang akan Anda bicarakan kata per kata. Ceramah yang
diberikan dengan membaca materi ceramah yang telah dipersiapkan terlebih dahulu
biasanya membuat ceramah itu menjadi datar-datar saja dan bahkan membosankan.
Tulis saja hal-hal pokok atau inti dari apa yang akan Anda bicarakan sekedar untuk
mengingatkan, lalu kembangkan sendiri ceramah yang Anda berikan.
• Pertimbangkan untuk menggunakan catatan yang ditulis pada kartu seukuran kartu
pos. Catatan seperti mudah disimpan dan dibawa-bawa sehingga praktis untuk
digunakan sewaktu Anda memberikan ceramah.

Persiapkan beberapa helai lembar pelajaran untuk dibagi-bagikan dan


alat bantu visual

Buatlah ringkasan materi pelajaran dalam beberapa lembar kertas untuk difotokopi dan
dibagi-bagikan kepada peserta. Gunakan juga kertas-poster, gambar-gambar slide dan
overhead projector untuk memperjelas keterangan atau pokok bahasan yang Anda
berikan. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah:
• gunakan kata-kata kunci, bukan kalimat yang panjang-panjang
• tulis dengan huruf besar-besar pada poster dan overhead
• gunakan warna yang berbeda untuk menjelaskan perbedaan yang ada atau untuk
memberikan tekanan
• gunakan gambar-gambar dan diagram
• upayakan menyajikan materi sesederhana dan sejelas mungkin.

Persiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk diskusi

Pelajaran/ ceramah yang diberikan tak akan lengkap kalau tidak diikuti diskusi dan
pertanyaan. Kalau pembicaraan Anda mampu memotivasi peserta, mereka akan
mengajukan pertanyaan atau memberikan pendapat/ komentar. Hendaknya Anda juga
menyiapkan kegiatan singkat dengan pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan, atau
studi kasus, berdasarkan keterangan yang Anda berikan.

29
Diskusi penting digunakan untuk kerja kelompok supaya peserta dapat
menggunakan dan memikirkan keterangan yang telah mereka peroleh. Dalam diskusi
kerja kelompok Anda akan mendapatkan kesempatan untuk:
• mengecek apakah pesan yang Anda sampaikan telah dimengerti dan diterima dengan
baik oleh peserta
• memperbaiki ide-ide yang keliru
• mempertajam pokok-pokok bahasan
• belajar dan mengumpulkan informasi tambahan dari peserta

Menyajikan pembicaraan

Usahakan agar kehadiran Anda mampu menciptakan suasana yang santai dan
tidak resmi. Berbicaralah secara langsung kepada peserta. Pastikan bahwa peserta dapat
melihat Anda. Arahkan pandangan Anda secara langsung kepada peserta, bukan kepada
catatan Anda atau pada papan tulis. Hindari membaca catatan kata demi kata.

Gunakan kalimat-kalimat yang sederhana, kata-kata yang sederhana disertai


contoh dan ilustrasi yang banyak. Jangan berbicara terlalu cepat. Hendaknya ada jeda
sejenak sebelum beralih ke topik bahasan lain.

Perhatikan bahasa tubuh Anda. Ketika mengajar, Anda dapat melakukan gerakan-
gerakan seperti menggoyangkan lengan atau memukul meja untuk memberikan
penekanan, asal hal ini jangan dilakukan secara berlebihan. Selain itu Anda harus hati-
hati agar Anda jangan sampai secara tidak sadar melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk
yang tidak sepantasnya Anda lakukan di kelas seperti menggaruk-garuk kepala karena hal
ini dapat mengganggu konsentrasi peserta.

Tidak ada salahnya kalau Anda bersedia diinterupsi dengan pertanyaan ketika
sedang memberikan penjelasan. Hal ini justru akan mendorong peserta menjadi lebih
aktif dan mengakrabkan hubungan Anda dengan peserta. Dari awal kursus beritahukan
kepada peserta bahwa mereka dapat langsung bertanya pada saat Anda sedang
memberikan penjelasan.

Selama memberikan ceramah, Anda harus memutuskan apakah Anda akan berdiri
atau duduk. Hal ini tergantung pada tipe kursus yang diberikan dan juga tergantung pada
apakah pertemuan itu bersifat resmi. Kalau Anda merasa masih kurang berpengalaman,
sebaiknya Anda duduk.

Seusai pembicaraan

Dengarkan apa yang dikatakan peserta dan usahakan untuk mendapatkan penilaian
apakah pembicaraan Anda:
• sesuai untuk tingkat pendidikan dan pengetahuan peserta
• dimengerti oleh peserta
• dapat memotivasi peserta untuk mengambil tindakan

30
Catatlah contoh-contoh dan ide-ide yang diberikan peserta dan bersiaplah untuk belajar
dari dan mengoreksi kesalahan yang mungkin telah Anda lakukan selama memberikan
ceramah.

Singkat!
Jelas!
Memberikan semangat!

KEGIATAN

KETRAMPILAN DAN METODE PENDIDIKAN

MENPERSIAPKAN DAN MENYAJIKAN SUATU


TEMU WICARA (SESSION)

TUJUAN

Membantu kita:
• Merencanakan dan mempersiapkan suatu temu wicara singkat pendidikan serikat
pekerja
• Mempraktekkan ketrampilan yang diperlukan untuk menyajikan suatu temu
wicara

TUGAS

Anda diminta bekerja berpasangan dengan seorang peserta lainnya untuk


mempersiapkan dan menyajikan suatu session (temu wicara).
1) Rundingkan dengan pasangan Anda dan capai kata sepakat dengannya mengenai
topik apa yang akan dibahas, kelompok sasaran dan tujuan temu wicara tersebut.
2) Tentukan topik-topik bahasan dan pokok-pokok pikiran yang akan Anda
kemukakan dalam temu wicara tersebut.
3) Persiapkan kata pengantar singkat untuk mengawali temu wicara tersebut.
4) Susun suatu tugas sederhana yang dapat digunakan oleh kelompok-kelompok
kecil yang sedang membahas topik temu wicara.
5) Pikirkan cara terbaik untuk menyajikan dan mengelola suatu temu wicara, dan
bagaimana Anda berbagi tugas berikut:
• memperkenalkan peserta kursus
• menjelaskan tujuan dan tugas kerja kelompok kecil
• memantau kerja kelompok
• menilai laporan dan diskusi
• menyimpulkan hal-hal/ poin-poin penting
• membuat ikhtisar dan mengambil kesimpulan

31
BAB 8

Alat-alat Bantu Visual

Pendahuluan

Penggunaan alat bantu visual dapat secara drastis meningkatkan kualitas belajar.
Bila digunakan bersama saluran-saluran komunikasi atau kegiatan lainnya, alat-alat bantu
visual dapat meningkatkan daya ingat peserta dalam menyerap hal-hal yang dijelaskan.

Perencanaan dan penyiapan alat-alat bantu visual cukup memakan waktu dan
membutuhkan imajinasi serta kreativitas.

Sebagai pelatih, Anda harus mampu memilih pokok-pokok bahasan yang ingin
Anda visualisasikan. Anda juga harus mampu mengevaluasi efektif tidaknya dan tepat
tidaknya alat-alat bantu visual yang akan Anda gunakan dalam pelajaran Anda.

Alat-alat bantu visual dapat digunakan untuk:

1. Menjelaskan rangkaian fakta-fakta dan kesimpulan yang dapat diambil dari


rangkaian fakta-fakta itu.
2. Menjelaskan hal-hal yang perlu digarisbawahi.
3. Menarik perhatian peserta karena adanya warna-warna atau alat-alat yang
tidak biasa.
4. Menjelaskan proses-proses yang rumit.
5. Memperkenalkan obyek dan konsep yang baru dan belum dikenal.
6. Menunjukkan hubungan yang ada antara fakta dan obyek.

Berikut ini dijelaskan beberapa teknik, perlengkapan dan metode yang berkaitan dengan
penggunaan alat-alat visual secara efektif.

• Overhead projector (OHP)


• Lembar pelajaran untuk dibagi-bagikan (handouts)
• Papan tulis (berwarna hitam atau putih)
• Kertas peraga bolak-balik (flipchart/ turnover chart)
• Poster

32
33
BAB 9

Lembar Pelajaran untuk Dibagi-


bagikan

Lembar pelajaran untuk dibagi-bagikan ke peserta kursus berisi materi kursus


dalam bentuk tertulis yang biasanya merupakah hasil fotokopi atau hasil cetakan
komputer.

Lembaran seperti itu sangat berguna untuk memberikan informasi tambahan,


penjelasan-penjelasan tambahan, ikhtisar pelajaran atau keterangan rinci mengenai suatu
pokok bahasan.

Lembar fotokopian yang dibagi-bagikan ke peserta kursus dapat disimpan untuk


jangka waktu lama sehingga peserta kursus dapat kapan saja membolak-balik lembaran
itu, mengingat kembali/ mempelajari ulang hal-hal penting yang didapatnya dari kursus
tersebut untuk memastikan bahwa ia benar-benar memahami apa yang telah diajarkan.

Pada saat membuat lembaran untuk dibagi-bagikan kepada siswa, perhatikan hal-
hal berikut:

1. Pertimbangkan seluruh aspek pelatihan termasuk tujuan, tingkat kecakapan peserta


dan jenis-jenis kegiatan peserta yang diinginkan.
2. Lembaran itu hendaknya berisi keterangan yang dirumuskan dengan singkat tapi jelas
dan padat. Gunakan kalimat/ bahasa yang sesuai dengan tingkat intelektual peserta.
3. Jangan membuat lembaran yang terlalu panjang isinya. Isi lembaran hendaknya
mencerminkan bagian-bagian yang terpenting saja.
4. Lembaran dapat disisipi fotokopi materi OHP.

Mesin Fotokopi

Mesin fotokopi dapat menghasilkan alat bantu visual yang menarik dan lembaran-
lembaran pelajaran untuk dibagi-bagikan kepada peserta.

Sayangnya, mesin fotokopi jarang sekali dimanfaatkan semaksimal mungkin.


Padahal, dengan mesin fotokopi Anda dapat membuat tampilan yang menarik dengan
menggunakan berbagai jenis teks, gambar dan ilustrasi atau guntingan-guntingan dari
majalah dan barang cetakan lainnya, menggabungkannya sedemikian rupa lalu
memfotokopinya.

34
Misalnya, gambar kartun terkenal yang lucu dapat dipotong, diberi teks baru yang
diplesetkan, disusun dengan tata letak yang mencolok mata lalu difotokopi untuk dibagi-
bagikan ke peserta kursus.

Selain itu, maksimalkan juga penggunaan mesin-mesin fotokopi dengan


kemampuan memperkecil atau memperbesar naskah dan ilustrasi sehingga hasilnya lebih
menarik.

Belajar menggunakan mesin fotokopi itu menyenangkan. Tetapi kalau Anda tidak
tahu bagaimana caranya memanfaatkan mesin fotokopi semaksimal mungkin, coba-
cobalah sendiri atau tanya kepada operator mesin fotokopi itu.

35
BAB 10

Papan Tulis

Papan tulis (hitam maupun putih)


merupakan alat bantu visual yang biasanya
selalu tersedia di setiap kelas. Harganya
pun tidak mahal.

Menggunakan Papan Tulis

1. Sebelum menggunakan papan tulis, terlebih dahulu rencanakan bagaimana ruang


bidang papan tulis itu akan Anda isi dengan tulisan atau gambar diagram.
2. Tulis dengan huruf besar atau huruf cetak. Jangan sekali-kali menulis dengan tulisan
tangan yang mungkin sulit dibaca orang lain. Pastikan bahwa apa yang Anda tulis di
papan tulis dapat dilihat dengan jelas oleh peserta yang tempat duduknya paling jauh
dari papan tulis itu.
3. Tuliskan kata-kata kunci saja, jangan kalimat lengkap.
4. Jangan menulis di papan tulis sambil berbicara kepada papan tulis itu. Berhentilah
berbicara pada saat Anda mulai menulis di papan tulis dan lanjutkan kembali
pembicaraan Anda setelah Anda selesai menulis. Kalau bisa, Anda dapat mencoba
menulis di papan tulis sambil berbicara kepada peserta dari samping (dengan
menengokkan kepala ke samping sehingga wajah Anda menghadap peserta tetapi
mata Anda ke papan tulis).
5. Gunakan lingkaran dan tanda panah untuk menunjukkan adanya gerakan.
6. Pahami simbol-simbol, singkatan-singkatan atau akronim yang berlaku secara
universal atau lokal, dan biasakan diri Anda untuk menggunakan simbol-simbol itu

36
ketika menulis di papan tulis. Misalnya, kalau yang Anda maksud adalah “serikat
pekerja,” Anda cukup menulis “SP.” Atau, tulis saja “ILO” daripada repot-repot
menulis “International Labour Organization” atau Organisasi Perburuhan
Internasional.
7. Gunakan gambar kotak, empat persegi panjang atau bujur sangkar untuk memberi
tekanan pada poin-poin penting yang Anda jelaskan.
8. Bersihkan papan tulis kalau Anda sudah tidak memerlukannya lagi atau kalau Anda
sudah selesai memberikan pelajaran.
9. Kalau Anda memakai papan tulis putih (whiteboard), pastikan bahwa Anda memakai
spidol “whiteboard marker” yang tintanya dapat dengan mudah dihapus setelah
digunakan untuk menulis.

37
BAB 11

Flipchart / Turnover Chart


(kertas peraga bolak-balik)

Flipchart terdiri dari lembaran-lembaran kertas berukuran sama yang disusun


bertumpuk, diletakkan secara vertikal di atas sebilah papan dan dijepit jadi satu di bagian
atasnya dan disangga oleh kerangka papan tersebut dalam posisi berdiri di depan kelas.

Lembaran-lembaran kertas itu


biasanya digunakan untuk menulis dan
menggambar diagram atau bagan (bahasa
Inggrisnya: chart) yang akan
dipresentasikan atau dibahas oleh peserta
kursus. Kalau diagram yang tertera pada
selembar kertas sudah selesai dibahas,
lembaran kertas itu dibalik ke belakang
(flip) sehingga tampak lembaran berikut
yang ada di bawahnya.

Flipchart sangat berguna karena:

1. Diagram, bagan atau ilustrasi yang akan dijelaskan dapat disiapkan sebelumnya, lalu
dijepit pada flipchart untuk dibahas.
2. Saat memberikan penjelasan, ilustrasi yang ada pada lembaran kertas flipchart dapat
ditutup sebagian (dengan menekuk kertas) atau ditutup seluruhnya dan dapat
dibiarkan terbuka lagi sesuai kehendak pemakai.
3. Untuk kembali ke diagram/ ilustrasi yang sebelumnya sudah dibahas, lembaran kertas
yang ada gambar diagram/ ilustrasi tersebut dapat dibalik kembali ke depan.
4. Flipchart tahan lama, awet dan dapat digunakan berulang-ulang kali.

38
Menggunakan flipchart

1. Sebelum mulai membuat diagram atau ilustrasi di atas kertas flipchart, siapkan dulu
garis besar topik bahasan, rencana dan isi pelajaran yang akan Anda berikan.
2. Uraikan pelajaran yang akan Anda berikan atas beberapa langkah. Untuk setiap
langkah, pilih hal-hal penting yang perlu divisualisasikan.
3. Buat dulu rancangan atau sketsa gambar diagram atau ilustrasi yang Anda inginkan di
atas sehelai kertas lain. Kalau sudah tak ada lagi yang harus diperbaiki, barulah
gambar itu dipindahkan ke kertas flipchart.
4. Buang keterangan-keterangan yang tidak perlu. Kertas flipchart hendaknya hanya
berisi pokok-pokok pikiran atau topik bahasan yang penting-penting saja.
5. Atur gambar dan atau diagram atau naskah sedemikian rupa sehingga tidak tercampur
aduk dengan gambar atau diagram yang lain.
6. Untuk menunjukkan adanya gerakan, gunakan tanda panah atau tanda lingkaran.
7. Gunakan warna untuk menggarisbawahi hal-hal yang penting, untuk memperjelas
perbedaan dan menunjukkan kategori yang berbeda.
8. Jangan menulis lebih daripada 12 (duabelas) baris dalam satu lembar kertas flipchart.
Kalau menulis, selalu gunakan huruf besar.

39
BAB 12

Poster

Penggunaan poster dapat memicu diskusi emosional dan intelektual di kalangan


peserta kursus. Poster dapat digunakan sebagai pengantar untuk mengawali suatu
pertemuan atau sebagai penyela yang memberi efek penyegar ketika pelajaran sedang
diberikan.

Poster ada bermacam-macam. Ada poster yang dibuat sendiri oleh serikat pekerja
tempat Anda menjadi anggota, ada pula yang dibuat oleh federasi serikat pekerja atau
oleh organisasi serikat pekerja internasional.

Poster-poster itu biasanya dirancang untuk ditujukan kepada kelompok sasaran


yang spesifik atau untuk menarik perhatian orang pada suatu masalah tertentu. Anda
dapat memakai poster-poster ini sebagai alat bantu dalam memberikan pelajaran.

Anda pun dapat membuat poster sendiri. Caranya adalah sebagai berikut:
1. Pertama-tama pikirkan ide atau pokok masalah apa yang ingin Anda tuangkan
dalam poster.
2. Kemudian, pikirkan jenis-jenis gambar atau karikatur dan teks yang cocok untuk
pokok masalah yang ingin Anda sampaikan melalui poster.
3. Tulis isi poster di atas papan tulis atau kertas.
4. Untuk menulisi atau melukisi poster, gunakan spidol atau tinta warna. Gunakan
spidol besar untuk menulis dan mengarsir huruf yang besar-besar pada poster.
5. Gunakan warna-warna untuk menekankan perbedaan yang ada.
6. Jangan memadati poster dengan berbagai macam topik bahasan. Satu poster
hendaknya hanya berisi satu topik bahasan.
7. Sebelum menulisi poster, buat dulu konsepnya di selembar kertas lain.
8. Pada saat Anda mulai menggambari dan menulisi poster, gunakan pensil terlebih
dahulu, sehingga kalau keliru bisa dihapus. Setelah itu barulah gunakan spidol
untuk memberikan sentuhan akhir.
9. Ingatlah bahwa gambar dan tulisan yang ada di poster yang Anda buat itu harus
dapat dilihat dengan jelas oleh peserta yang duduk di barisan paling belakang
ruang kelas.

Penggunaan poster secara efektif

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, poster dapat digunakan sebagai


pengantar untuk memulai suatu pelajaran, sebagai penyela ketika suatu pelajaran atau

40
topik sedang dibahas untuk mempertegas atau memperjelas keterangan yang diberikan,
atau untuk mengecek apakah peserta memahami penjelasan yang Anda berikan.

Pada saat Anda menggunakan poster sebagai pengantar untuk memulai pelajaran
yang akan Anda berikan, Anda dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
terbuka kepada peserta dan membiarkan mereka bereaksi dengan memberikan aneka
ragam jawaban. Misalnya,
“Apa yang Anda lihat dalam poster ini? Pesan apa yang Anda dapatkan dari
poster ini? Bagaimana perasaan Anda ketika melihat poster ini?”
“Kegiatan apa yang ditunjukkan oleh poster ini?”

Setelah itu, lanjutkan dengan memberikan pelajaran. Poster cukup efektif sebagai
alat untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Kalau Anda sedang merencanakan suatu
pertemuan yang dihadiri tokoh-tokoh masyarakat atau rapat umum yang dihadiri seluruh
anggota serikat pekerja, Anda dapat menggunakan poster sebagai “pemanasan” sebelum
pertemuan atau rapat itu dimulai.

41
BAB 13

Overhead Projector
dan Lembaran Plastik Transparan

OHP dengan lembaran plastik transparan merupakan alat bantu teknis yang sangat
berguna. OHP relatif tidak sulit digunakan dan dapat diproyeksikan ke permukaan datar
yang sebaiknya berwarna putih.

Penggunaan OHP sangat efektif untuk menjelaskan masalah-masalah yang rumit.


Dengan OHP, topik-topik bahasan yang kalau dijelaskan dengan mulut memakan waktu
lama, dapat dijelaskan dengan lebih cepat.

Menggunakan OHP

Kalau menggunakan OHP, ingatlah hal-hal berikut:

1. Pastikan bahwa OHP telah diletakkan di tempat yang tepat di depan kelas dan telah
difokuskan dengan tepat pada layar.
2. Uji coba dulu lembaran plastik transparan sebelum mulai dengan suatu topik bahasan
untuk memastikan bahwa teks yang ada di lembaran itu tidak terlalu kecil sehingga
sulit dibaca atau terbalik.
3. Jangan berdiri di depan OHP yang sedang Anda gunakan. Atur posisi Anda berdiri
sehingga Anda tidak menghalangi peserta untuk melihat apa yang diproyeksikan di
layar. OHP memungkinkan Anda melihat peserta sambil menjelaskan rincian yang
terpampang pada layar.
4. Untuk menunjuk pada bagian yang sedang Anda jelaskan, gunakan sebuah pointer
(atau obyek berujung runcing seperti bolpoin atau pensil) pada lembaran plastik,
bukan pada layar.
5. Matikan OHP kalau tidak sedang digunakan. Hal ini memperpanjang usia bola lampu
OHP dan juga berguna untuk menghindari terpecahnya perhatian peserta ketika Anda
berbicara.
6. Jangan menggeser atau memutar OHP yang lampunya sedang menyala atau panas
karena hal ini dapat merusak bola lampu OHP tersebut.
7. Sebelum memakai OHP, pastikan bahwa OHP itu berfungsi dengan baik. Sebagian
besar model OHP dilengkapi dengan bola lampu cadangan di dalamnya atau dengan
“cahaya dua posisi.”
8. Ada baiknya dipikirkan alternatif pengganti OHP kalau lampu mati atau OHP itu
ternyata rusak. Lembaran plastik transparan dapat difotokopi dan digunakan sebagai
lembaran pelajaran untuk dibagi-bagikan.

42
Penggunaan lembar plastik transparan secara efektif

Lembar plastik transparan merupakan alat bantu pelatihan yang banyak gunanya.
Anda cuma perlu sedikit kreativitas untuk membuat lembar transparan yang menarik.

Ada dua jenis spidol untuk menulis di atas lembaran transparan yang ada di pasar
saat ini. Warnanya ada bermacam-macam.

Spidol jenis pertama tintanya dapat dihapus dengan air. Jadi Anda dapat
menggunakan lap basah atau kertas basah untuk menghapus tinta spidol jenis ini. Tetapi
Anda hendaknya hati-hati kalau menghapus karena tinta jenis ini mudah membuat kotor
hal-hal yang ada di sekelilingnya. Spidol jenis pertama ini sangat praktis digunakan kalau
teks atau gambar yang Anda buat pada lembar transparan itu cuma digunakan sekali saja.

Tetapi kalau Anda akan menggunakan gambar atau teks dalam lembar transparan
itu berulang-ulang kali, sebaiknya Anda memakai spidol asetat yang tintanya bersifat
permanen (tak dapat dihapus dengan air) walaupun sebenarnya tinta spidol jenis ini masih
dapat dihapus dengan cairan tertentu.

Pena atau spidol jenis lain juga dapat digunakan untuk membuat gambar atau
tulisan di atas lembar transparan.

Menulis/ Membuat Gambar di atas Lembar Transparan

Kalau Anda menulis di atas lembar transparan, pastikan bahwa teks yang Anda
tulis tidak lebih dari delapan kata per baris dan jumlah barisnya tidak lebih dari duabelas.

Huruf-huruf yang Anda tulis hendaknya tidak terlalu kecil. Perhatikan juga jarak
antar baris (jangan terlalu rapat atau berdempetan) dan atur posisi baris secara
keseluruhan. Selalu gunakan huruf cetak, jangan menulis dengan tulisan tangan.

Gunakan warna dengan tujuan tertentu sebagai alat bantu untuk membuat struktur
gambar atau tulisan. Artinya, warna hendaknya digunakan untuk membedakan langkah
yang satu dari langkah yang lain atau urutan yang satu dari urutan yang lain, atau untuk
menekankan hal-hal yang penting dalam bahasan Anda, bukan untuk membuat lembar
transparan kelihatan cantik. Gunakan lembar transparan untuk menyajikan gambar,
ilustrasi, simbol-simbol atau grafik yang jelas dan dapat dengan mudah dimengerti.

Buat fotokopi di atas lembar transparan

Kalau Anda merasa perlu menyalin ilustrasi atau teks, Anda tidak perlu menyalinnya
dengan tangan, tetapi dapat memfotokopi ilustrasi atau teks tersebut di atas lembar plastik
transparan.

Peringatan: Untuk memfotokopi di atas lembar plastik transparan, pastikan bahwa


lembar transparan itu tahan panas karena kalau tidak bisa merusak mesin fotokopi.

43
Prosedur memfotokopi di atas lembar plastik transparan pada dasarnya sama saja dengan
memfotokopi di atas kertas biasa. Kalau diinginkan, hasil fotokopi di atas lembar
transparan itu dapat diberi warna dengan spidol.

44
BAB 14

Gunakan Kelompok-kelompok Kecil

Mengapa kelompok-kelompok kerja berukuran kecil merupakan bagian yang


amat penting dari pendidikan serikat pekerja yang efektif? Bagaimana agar kelompok-
kelompok kecil ini dapat berfungsi seefektif mungkin?

Mengapa harus kelompok kecil?

Dalam pendidikan serikat pekerja kita mengajar orang dewasa yang mempunyai
pengalaman kerja praktis, pendapat, ide dan informasi yang dapat disumbangkan untuk
kepentingan bersama. Mereka mungkin bahkan lebih berpengalaman dalam menangani
masalah-masalah yang dibahas di kelas daripada sang pendidik itu sendiri. Namun
banyak dari mereka yang kurang punya rasa percaya diri kalau ada di kelas, apalagi kalau
mereka kurang mampu membaca atau menulis dengan baik. Kelompok kecil membantu
peserta kursus belajar dari pengalaman masing-masing.

Pekerja lebih banyak belajar dari tugas-tugas yang harus mereka kerjakan sehari-
hari dan dari diskusi dan bertukar pengalaman dengan sesama rekan mereka daripada
duduk berjam-jam mendengarkan ceramah. Kelompok kecil memungkinkan Anda
memberikan masukan dan keterangan yang singkat, serta memberikan tugas-tugas yang
harus dipraktekkan peserta untuk memastikan bahwa peserta kursus benar-benar mengerti
apa yang diajarkan dan dapat mengambil tindakan berdasarkan pelajaran yang telah
mereka peroleh.

Serikat pekerja bersifat demokratis dan ada karena partisipasi pesertanya. Karena
itu, pendidikan serikat pekerja hendaknya juga memegang teguh prinsip yang sama.

Teknik mengajar dengan membagi peserta dalam kelompok-kelompok kecil


memaksimumkan umpan balik dan partisipasi peserta. Sebagai pendidik, Anda sebaiknya
menggunakan cara ini karena dengan cara ini Anda mendapatkan umpan balik dan
evaluasi selagi kursus masih berjalan. Dengan cara ini Anda tahu apakah peserta kursus
mengerti apa yang Anda ajarkan dan apakah mereka termotivasi oleh cara Anda
mengajar.

Pendidikan serikat pekerja harus mampu memotivasi pekerja untuk mengambil


tindakan nyata dalam serikat pekerja tempat mereka menjadi anggota, atau
mempraktekkan apa yang telah diajarkan dalam pendidikan itu.

45
Teknik mengajar dengan membagi peserta dalam kelompok-kelompok kecil dapat
memberikan ketrampilan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan oleh peserta kursus untuk
aktif berpartisipasi dalam dan melaksanakan tugas-tugas keserikatpekerjaan.

Berapa banyak anggota yang


sebaiknya ada dalam sebuah
kelompok kecil?

Pertanyaan mengenai berapa


banyak anggota yang sebaiknya dimiliki
sebuah kelompok kecil telah bertahun-
tahun diperdebatkan oleh para pendidik.
Sebagian besar pendidik setuju bahwa
suatu kelompok kecil sebaiknya memiliki
anggota antara tiga hingga tujuh orang.
Kalau kurang dari itu, motivasi peserta
kelompok tidak mustahil akan berkurang
atau mereka menjadi kurang mampu
mengembangkan ide. Sebaliknya, kalau
lebih dari jumlah yang disarankan itu,
beberapa peserta dapat mengalami
kesulitan untuk ikut berpartisipasi dalam
kelompok tersebut.

Berapa banyak kelompok kecil yang sebaiknya ada dalam satu kelas?

Dalam banyak hal, tiga hingga tujuh kelompok adalah jumlah yang ideal. Satu kelas yang
terbagi atas lebih dari enam kelompok kecil biasanya sulit ditangani, dan kelompok-
kelompok yang terlalu banyak jumlahnya itu tidak akan punya cukup waktu untuk
membuat laporan yang baik di depan kelas. Artinya, agar seluruh peserta kursus dapat
aktif berperan serta, jumlah peserta hendaknya berkisar antara 10 hingga 20 orang,
dengan jumlah maksimum 25 orang.

Bagaimana saya harus memulai suatu kegiatan kelompok kecil?


Perhatikan petunjuk-petunjuk berikut:
• Miliki pokok atau topik bahasan yang terdefinisi dengan jelas dan serangkaian
tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut.
• Tulis tujuan kegiatan dengan jelas, secara langsung dari titik pandang peserta.
Contoh: “Kegiatan ini akan membantu Anda melakukan …”

46
• Persiapkan tugas yang jelas untuk setiap kegiatan kelompok kecil. Berikan tugas
tersebut secara tertulis. Buat tugas itu sepraktis dan sesederhana mungkin. Pastikan
bahwa tugas itu jelas kaitannya dengan tujuan kegiatan.
• Pikirkan baik-baik komposisi setiap kelompok. Pastikan bahwa tiap-tiap kelompok
terdiri dari anggota-anggota dengan tingkat pengalaman dan rasa percaya diri yang
berbeda-beda. Buat variasi kelompok yang cukup sering.
• Pastikan bahwa tata letak ruang kelas sesuai untuk kerja kelompok kecil. Apakah
setiap kelompok dapat duduk dengan nyaman mengitari sebuah meja untuk
berdiskusi? Apakah susunan meja kursi yang ada di kelas perlu diatur lagi? Apakah
ada ruangan sebelah yang dapat dipakai untuk kegiatan kelompok?
• Berikan instruksi yang sangat jelas sebelumnya mengenai:
a. Tujuan dan tugas kegiatan. Selalu gunakan lembaran kertas atau diagram untuk
dibagi-bagikan ke peserta guna membantu Anda menjelaskan tujuan dan tugas
kegiatan.
b. Siapa saja yang ada di tiap kelompok. Setiap kelompok sebaiknya diberi nomor:
Kelompok Satu, Kelompok Dua dan seterusnya.
c. Waktu yang tersedia bagi setiap kelompok untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan. Berikan waktu yang cukup.
d. Dari tiap kelompok, pilih seseorang untuk mencatat hasil kegiatan kelompok dan
maju ke depan untuk memberi laporan.
e. Tentukan di mana tiap-tiap kelompok akan melakukan kegiatannya. Kalau ada
kelompok yang mengerjakan kegiatannya di ruangan lain atau di luar kelas,
pastikan bahwa Anda tahu tempatnya.
f. Jelaskan dokumen-dokumen apa saja yang dapat mereka pakai untuk kegiatan
kelompok. Tunjukkan dokumen-dokumen tersebut kepada mereka dan jelaskan.
g. Jelaskan bagaimana mereka harus membuat laporan, misalnya laporan dalam
bentuk kata-kata yang dinyatakan secara tertulis atau laporan dalam bentuk
poster.
• Tanyakan kepada pemimpin kursus apakah masih ada hal-hal yang belum jelas.
• Biarkan masing-masing kelompok untuk memilih siapa yang akan menjadi ketua
kelompok dan siapa yang akan memberikan laporan di depan kelas. Pastikan bahwa
tugas yang diberikan dibagi-bagi ke semua anggota di kelompok masing-masing;
anggota yang kurang percaya diri hendaknya diberi tugas secara bergiliran untuk
melaporkan hasil kegiatan kelompoknya.
• Cek apakah instruksi yang diberikan telah benar-benar dimengerti. Tanyakan,
“Apakah semuanya sudah jelas?”
• Setelah membagikan tugas ke tiap kelompok, berikan waktu sejenak kepada setiap
kelompok untuk mencerna apa yang tadi telah dijelaskan, lalu tanyakan sekali lagi
apakah mereka semua sudah benar-benar memahami tugas yang diberikan.
• Selesai memberikan tugas jangan pergi begitu saja tetapi tetaplah di kelas dan
berkeliling dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk memberikan dukungan
dan menanyakan kalau-kalau mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas
atau ada hal-hal yang perlu penjelasan lebih lanjut. Amati bagaimana masing-masing
kelompok bekerja dan bersiaplah untuk memberi bantuan kalau diminta. Kalau tidak
diminta, jangan ikut mencampuri kegiatan kelompok.

47
• Mintalah tiap kelompok agar mereka selesai pada waktu yang bersamaan. Kalau
perlu, rundingkan dengan masing-masing kelompok agar waktunya dapat divariasi.

Siapa yang menentukan kelompok-kelompok kecil?

Biasanya pemimpin kursus-lah yang menentukan. Kalau peserta disuruh memilih


anggota kelompoknya masing-masing, mereka pasti akan memilih teman-temannya
sendiri atau orang yang sudah mereka kenal. Padahal salah satu tujuan kursus ini adalah
agar peserta mampu bekerja sama dan belajar dari orang-orang yang tidak mereka kenal.
Masalahnya lain kalau kelompok yang berbeda mengerjakan tugas yang berbeda, dan
peserta kursus dapat memilih tugas yang ingin mereka kerjakan.

Bagaimana susunan kelompok sebaiknya?

Upayakan agar masing-masing kelompok merupakan campuran dari peserta-


peserta dengan latar belakang yang berbeda-beda. Upayakan agar ada keseimbangan
antara peserta-peserta:

• Yang berpengalaman dengan yang tidak berpengalaman


• Yang dominan dengan yang pasif dan diam saja
• Yang berjenis kelamin wanita dengan yang berjenis kelamin pria
• Yang berasal dari tempat kerja yang berbeda
• Yang berasal dari daerah yang berbeda
• Yang mempunyai pekerjaan yang berbeda
• Yang berasal dari serikat pekerja yang berbeda

Pengecualiannya:
1) Tugas yang diberikan ada kalanya menuntut setiap kelompok untuk membahas suatu
masalah dari titik pandang tempat kerja atau industri yang berbeda. Dalam hal ini
Anda dapat membentuk satu kelompok yang semua anggotanya adalah buruh
bangunan dan satu kelompok lagi yang semua anggotanya pekerja di sektor publik
untuk membahas masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja yang mereka
jumpai.
2) Berhati-hatilah menempatkan orang-orang yang suka mendominasi pembahasan dan
cenderung menggurui bersama dengan peserta lain yang tidak berpengalaman dan
cenderung diam saja. Agar tidak timpang, masukkan peserta lain yang dapat
menetralisir keadaan tersebut.
3) Dari waktu ke waktu, ada baiknya membentuk kelompok yang semua anggotanya
wanita. Hal ini akan memberikan rasa percaya diri kepada pekerja wanita dan
kesempatan untuk menyatakan pandangan atau pendapat yang berbeda, yang bisa
sangat berguna untuk tugas-tugas tertentu. Tetapi usahakan agar pembentukan
kelompok wanita ini tidak menimbulkan kesan bahwa pekerja wanita dikelompokkan
sendiri secara terpisah karena pekerja wanita dianggap pekerja nomor dua atau tidak
mempunyai kemampuan yang setara dengan pekerja laki-laki. Beberapa pekerja
wanita kemungkinan juga menolak dimasukkan ke dalam kelompok yang semua

48
anggotanya wanita. Kalau ada pertentangan seperti itu, ajak seluruh peserta untuk
bersama-sama bahas keuntungan dan masalah yang timbul dari pendekatan ini.

Seberapa sering saya harus mempertukarkan anggota kelompok yang


ada?

Maksimalkan kontak yang ada antara peserta yang satu dengan peserta yang lain
sehingga setiap peserta mendapatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan peserta
lainnya. Artinya, kelompok yang ada harus dipertukarkan komposisi anggotanya secara
teratur.
• bila tugas yang diberikan menuntut komposisi kelompok yang berbeda (misalnya
kelompok kegiatan berdasarkan tempat kerja)
• bila ada salah satu atau beberapa kelompok yang tidak bekerja dengan baik atau tidak
tersusun dengan baik.
• Setidak-tidaknya sekali dalam sehari.

Biasakan mempertukarkan anggota kelompok sedini mungkin. Kalau tidak, kelompok


yang telah bekerja sama selama beberapa hari dan sudah merasa mantap kemungkinan
akan menolak kalau diganti anggotanya.

KEGIATAN

MENGGUNAKAN KELOMPOK KECIL DALAM


PENDIDIKAN SERIKAT PEKERJA

TUJUAN

Membantu Anda:
• Menguji pengalaman kerjasama Anda dalam kursus ini
• Memikirkan kegunaan dari kerjasama dalam pendidikan serikat pekerja

TUGAS

• Dalam kelompok kecil, susunlah daftar kelemahan dan kelebihan kelompok kecil
bagi pendidikan serikat pekerja
• Pilihlah seorang juru bicara

49
BAB 15

Menangani Laporan dan Diskusi

Pendahuluan

Salah satu tugas yang paling berat dari seorang pemimpin kursus adalah memastikan
bahwa kelompok-kelompok kerja yang ada membuat laporan yang efektif dan agar
laporan-laporan itu dapat menghasilkan diskusi yang menarik dan bermanfaat. Diskusi
yang baik akan:
• melibatkan sebagian besar atau seluruh peserta
• mencerminkan pekerjaan dan ide semua kelompok kerja yang ada
• menarik dan mengundang orang untuk memberikan komentar/ pendapat
• memberikan kesempatan kepada pemimpin kursus untuk memperkenalkan ide baru,
dan untuk menggarisbawahi pelajaran-pelajaran terpenting dari diskusi itu
• menghasilkan kesimpulan yang jelas, dan, bila dianggap perlu, keputusan untuk
mengambil tindakan.

Beberapa tugas pendidik dalam proses ini adalah:


• memastikan bahwa semua kelompok kerja membuat laporan yang jelas mengenai
kesimpulan yang mereka ambil.
• Mengidentifikasi dan mempertegas pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
laporan itu.
• Mengundang timbulnya perdebatan atau diskusi mengenai laporan tersebut serta
memandu jalannya diskusi yang terjadi.
• Memperkenalkan informasi dan ide-ide baru.
• Mengambil kesimpulan dan menekankan poin-poin kesimpulan yang penting
• Memastikan bahwa semua laporan, diskusi dan kesimpulan selesai menurut jadwal
waktu yang telah ditentukan.

Hal-hal tersebut hendaknya dilakukan tanpa menutup kemungkinan terjadinya diskusi


yang terbuka dan demokratis. Caranya? Simak ide-ide berikut.

Mengumpulkan Laporan Kelompok


Apa langkah-langkah pertama yang harus dilakukan?

Pertama, pastikan bahwa semua kelompok telah kembali ke ruangan dan siap
untuk memberikan laporan masing-masing. Kelompok-kelompok tersebut dapat diatur
duduk mengelilingi sebuah meja atau mengelilingi meja-meja kelompok yang terpisah
menghadap pusat ruangan.

50
Duduk dalam barisan atau deretan tidak memungkinkan peserta melihat wajah
peserta lainnya dan pengaturan seperti ini tidak akan menghasilkan diskusi yang baik.
Persiapkan papan tulis atau poster yang dapat Anda gunakan untuk menulis poin-poin
penting.

Bagaimana sebaiknya urutan presentasi laporan kelompok?

Pertama-tama ambil laporan yang kuat perumusannya dan usahakan agar laporan itulah
yang terakhir dipresentasikan. Anda diharapkan mampu memprediksi kelompok mana
kira-kira yang menghasilkan laporan yang kuat perumusannya dengan memantau masing-
masing kelompok ketika mereka sedang mengerjakan tugas kelompok. Usahakan agar
urutan presentasi kelompok bervariasi, karena ada kemungkinan bahwa kelompok
pertama menentukan jalannya presentasi laporan dengan memberikan semua poin-poin
penting sehingga ketika tiba giliran kelompok terakhir, hampir tak ada lagi poin baru
yang bisa ditambahkan.

Apakah laporan harus diberikan sebagai satu kesatuan secara lengkap atau per
pokok bahasan?

Hal ini tergantung dari tipe topik yang dibahas dalam kegiatan kelompok tersebut.
Laporan mengenai suatu studi kasus biasanya diberikan sebagai satu kesatuan secara
lengkap. Tetapi kalau kegiatan itu terdiri dari serangkaian topik yang dibahas secara
terpisah, laporan dapat diberikan per topik bahasan. Hal ini memungkinkan Anda untuk
memberikan fokus pada tiap topik bahasan secara bergiliran dan merotasi kelompok yang
membuat laporan pertama (misalnya: Kelompok Satu membahas Topik Pertama,
Kelompok Dua membahas Topik Kedua dan seterusnya).

Haruskah dilakukan diskusi setiap kali satu laporan selesai dipresentasikan


ataukah diskusi sebaiknya baru dilakukan setelah seluruh kelompok memberikan
laporannya?

Kalau diskusi dilakukan setelah seluruh kelompok memberikan laporannya,


kemungkinan akan ada beberapa poin yang terlewatkan atau terlupakan dan peserta
bersikap pasif dan menunggu terlalu lama karena harus mendengarkan sampai selesai
laporan semua kelompok.

Sebaliknya, kalau diskusi dilakukan setiap kali satu kelompok selesai memberikan
laporan, kelompok yang mendapat giliran terakhir untuk memberikan laporan
kemungkinan tidak mempunyai apa-apa lagi untuk dilaporkan karena semuanya telah
dibahas tuntas dalam diskusi-diskusi sebelumnya dan hal ini akan membuat kelompok
yang mendapat giliran terakhir menjadi frustasi.

Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan kompromi, dan kompromi yang terbaik
adalah memperbolehkan diskusi kecil yang sifatnya terbatas setiap kali satu laporan
selesai dipresentasikan, lalu setelah semua kelompok selesai memberikan laporannya,
barulah dilakukan diskusi “besar-besaran.” Untuk melakukan hal ini:

51
• Tanyakan apakah ada anggota lainnya dalam kelompok yang sama yang ingin
memberikan keterangan tambahan selain anggota kelompok tersebut yang telah
ditunjuk untuk memberikan laporan di depan kelas.
• Tanyakan apakah kelompok lain yang mendengarkan presentasi kelompok tersebut
mengerti dengan jelas apa yang dipresentasikan atau apakah ada hal-hal yang masih
belum jelas.
• Mintalah kepada kelompok yang sedang mempresentasikan laporannya untuk
memberikan conton-contoh atau ilustrasi untuk memperjelas apa yang mereka
maksudkan.
• Ambillah satu atau dua poin dalam laporan tersebut dan ajak peserta untuk melakukan
pembahasan seputar hal ini.

Kalau Anda perlu menghentikan diskusi supaya kelompok lain bisa maju dan
memberikan laporannya, Anda dapat mengatakan, “Sementara ini diskusi kita cukupkan
dulu sampai di sini. Kita akan membahasnya lagi nanti setelah mendengar laporan
kelompok selanjutnya.” Kemudian, kalau semua kelompok telah memberikan
laporannya, Anda dapat memulai kembali diskusi mengenai poin-poin penting yang tadi
telah sempat disinggung.

Perlukah saya memakai poster atau papan tulis selama laporan diberikan oleh
masing-masing kelompok atau selama diskusi dilakukan?

Pada saat perwakilan masing-masing kelompok maju ke depan untuk memberikan


laporan, pemimpin kursus dapat mencatat setiap usulan atau hal-hal baru pada saat usulan
atau hal-hal baru dikemukakan dalam laporan sehingga ketika semua kelompok selesai
memberikan laporannya, catatan itu telah berkembang menjadi sebuah daftar yang berisi
semua usulan atau hal-hal penting beserta argumentasinya.

Daftar ini nantinya dapat digunakan untuk membuat struktur diskusi selanjutnya.
Dalam daftar itu hendaknya hanya ditulis kata-kata kunci sebagai pengingat dari pokok-
pokok pikiran yang disebutkan, jangan keseluruhan kalimat secara lengkap.

Alternatif lain adalah, masing-masing kelompok dapat memberikan laporan


dengan memakai poster atau lembar transparan OHP untuk menghasilkan laporan visual.
Hal ini merupakan latihan yang baik untuk menyajikan laporan secara ringkas, sekaligus
membantu mempertebal rasa percaya diri anggota kelompok yang ditunjuk maju ke
depan kelas untuk memberikan laporan.

Bagaimana saya dapat mendorong terjadinya diskusi kalau tidak ada yang
bertanya atau memberikan tanggapan terhadap laporan yang diberikan?

Kalau tak ada yang menanggapi laporan yang diberikan, berarti kursus itu gagal!
Sebagai pemimpin kursus, Anda bertugas untuk mengupayakan agar hal ini tidak sampai
terjadi. Untuk itu, Anda sebaiknya:
• mencari hal-hal yang memicu perbedaan pendapat antar kelompok, lalu ajak
kelompok-kelompok yang berbeda pendapat untuk berdebat.

52
• Perbedaan pendapat selalu merupakan sumber diskusi yang baik dan membuat peserta
menjadi tertarik. Tujuan mempertentangkan perbedaan pendapat adalah untuk
mengungkapkan perbedaan perspektif atau cara pandang yang ada, bukan untuk
memecah belah atau menimbulkan rasa tidak senang antara kelompok yang satu
dengan yang lain. Anda pun sebaiknya ikut ambil bagian dalam perdebatan itu untuk
membantu tercapainya suatu konsensus atau mencari titik temu. Kalau perbedaan itu
tetap saja tidak dapat diselesaikan walaupun sudah berdebat sengit, Anda sebaiknya
membuat rangkuman dari perbedaan-perbedaan yang ada, lalu meneruskan
pembahasan ke topik yang lain. Jangan cepat-cepat memberikan tanggapan Anda
karena hal ini dapat membuat perdebatan yang sedang berlangsung menjadi macet.
Tetapi kalau ada yang memberikan pendapat yang jelas-jelas keliru (misalnya
mengusulkan sesuatu yang bertentangan dengan kebijakan serikat pekerja), pada
akhir perdebatan Anda harus mengatakan bahwa itu salah dan menjelaskan mengapa
itu salah.

• Mintalah peserta untuk memberikan contoh-contoh untuk mengilustrasikan hal-hal


penting yang menurut Anda memang penting. “Siapa di antara Anda yang
mempunyai masalah X?” atau “Apakah ada di antara kita di sini yang pernah
mengalami hal ini?” atau “Apa yang akan Anda lakukan kalau Y terjadi?” Orang
biasanya akan langsung bereaksi kalau Anda menanyakan hal-hal yang sifatnya
kongkrit karena mereka dapat menjawabnya dari pengalaman mereka sendiri.
Sebaliknya, pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terlalu teoritis mungkin malah tidak
akan dijawab sama sekali.

• Kalau ada peserta yang menanyakan sesuatu, jangan langsung dijawab. Ajaklah
peserta lain untuk memberikan tanggapan sehingga suasana kelas menjadi hidup.
“Apa yang dipikirkan orang lain mengenai hal ini?”

• Berikan informasi atau keterangan baru yang belum pernah diketahui peserta
sebelumnya sehingga memicu peserta untuk berdiskusi.

Bagaimana saya membuat rangkuman?

Rangkuman atau kesimpulan dari apa yang tadi telah dibahas amatlah penting
karena tanpa rangkuman, peserta akan merasa tidak puas dan tidak termotivasi lagi.
Tidaklah cukup untuk sekedar mengakhiri pertemuan kalau waktunya sudah habis.
Sebagai pemimpin kursus, Anda bertugas merangkum seluruh pembahasan yang telah
dilakukan selama pertemuan itu dengan memberikan kesimpulan yang positif dan
meyakinkan. Untuk itu, Anda harus:
• mengingatkan peserta pada topik bahasan dan tujuan dari pertemuan tersebut
• memberikan komentar mengenai apakah Anda merasa tujuan yang ditetapkan untuk
pertemuan itu telah tercapai atau belum, dan kalau telah tercapai apakah telah tercapai
seluruhnya atau baru sebagian saja.

53
• Membuat ikhtisar atau rangkuman dari pokok-pokok pikiran yang tadi telah
dibicarakan, masalah-masalah yang telah didiskusikan dan kesimpulan-kesimpulan
yang diambil. Sementara Anda membuat rangkuman, ajak peserta untuk mengulang
kembali dengan menunjukkan usulan atau pendapat yang tertulis pada kertas flipchart
atau pada papan tulis, dan jangan lupa sebutkan nama peserta yang mengemukakan
pendapat atau usulan itu.
• Soroti secara khusus hal-hal yang memerlukan tindakan – yaitu hal-hal yang harus
dilakukan oleh peserta sebagai hasil dari diskusi dan keputusan yang diambil dalam
kursus ini.
• Kaitkan apa yang telah dibahas dengan topik-topik bahasan yang akan dibahas dalam
pertemuan mendatang dan jelaskan pula bagaimana topik-topik bahasan mendatang
akan semakin memperkokoh apa yang telah dipelajari selama ini.

54
BAB 16

Pembicara Tamu

Teknik-teknik pendidikan
tradisional terlalu menekankan pentingnya
transfer informasi/ pengetahuan kepada
peserta melalui pelajaran yang diberikan
secara resmi. Tidak jarang suatu program
pendidikan menampilkan serangkaian
pembicara, yang masing-masing “ahli”
dalam mengupas suatu topik
permasalahan tertentu.

Metode pendidikan yang berpusat


pada kebutuhan peserta memberikan
penekanan yang lebih besar pada tugas
praktek dan pemecahan masalah melalui
kerjasama kelompok daripada
mendengarkan “kuliah” yang diberikan
oleh pembicara ahli.

Meskipun begitu, masukan dari satu atau beberapa pembicara tamu dapat menjadi
bagian yang penting dari kursus tersebut. Bab ini memberikan pedoman untuk membantu
Anda menggunakan tenaga pembicara tamu secara efektif.

Pilih pembicara yang tepat

• Apakah calon pembicara itu menguasai pokok permasalahan yang akan dibahas?
• Dapatkan calon pembicara itu memaparkan ide-idenya dengan jelas dan mudah
dimengerti oleh peserta kursus yang adalah anggota-anggota serikat pekerja?
• Apakah calon pembicara itu orang-orang lapangan yang nantinya akan banyak
berurusan dengan peserta setelah kursus selesai (misalnya, manajer, inspektur
perburuhan, pejabat serikat pekerja, wartawan)? Pembicara tamu jenis ini biasanya
lebih berguna daripada pembicara tipe akademisi yang banyak mengandalkan teori-
teori akademis.

55
• Apakah calon pembicara itu siap mendiskusikan dan mempertahankan ide-idenya?
• Apakah calon pembicara itu orang yang bersedia mendukung posisi serikat pekerja
atau malah melecehkannya?
• Apakah calon pembicara itu bersedia membantu tanpa menuntut bayaran yang amat
tinggi?

Jelaskan terlebih dahulu segala sesuatunya kepada calon pembicara

• beritahukan kepadanya berapa banyak peserta yang akan mengikuti kursus itu
• beritahu juga siapa saja/ tipe orang yang bagaimana yang menjadi peserta
• jelaskan apa tujuan kursus
• jelaskan topik apa saja yang akan dibahas dalam kursus tersebut
• jelaskan kaitan antara topik bahasan yang diharapkan dari calon pembicara itu dengan
seluruh topik bahasan yang dirancang untuk program kursus itu secara keseluruhan
agar topik bahasan yang akan ia berikan sesuai dengan perencanaan program kursus
• berapa lama calon pembicara itu diharapkan membahas topik yang akan
dibicarakannya di depan kelas? Berapa banyak waktu yang akan ia gunakan untuk
mengulas topik bahasan dan berapa banyak waktu yang akan digunakan untuk
diskusi?
• Apakah ada pembicara-pembicara lain? Apa yang akan dibahas oleh pembicara-
pembicara lain itu?
• Apa yang akan dilakukan oleh calon pembicara itu untuk memancing peserta kursus
melakukan diskusi? Apakah dengan melemparkan pertanyaan-pertanyaan kepada
peserta, ataukah dengan membentuk kelompok kegiatan?

Rencanakan kapan pembicara itu akan ditampilkan

• Jangan mengundang terlalu banyak pembicara tamu. Sebagian besar waktu kursus
hendaknya digunakan oleh peserta untuk melakukan kegiatan praktek, bukan hanya
untuk mendengarkan “kuliah” saja.
• Jangan menampilkan pembicara langsung pada awal kursus. Biarkan peserta terbiasa
untuk bekerja bersama dulu.
• Pertimbangkan bagaimana caranya agar pelajaran/ topik yang akan dibahas oleh
pembicara tamu itu atau kehadiran tamu itu pas/ sesuai kaitannya dengan program
kursus secara keseluruhan dan dengan perkembangan pemahaman peserta secara
umum.
• Pastikan ada cukup waktu untuk melakukan diskusi setelah pembicara itu selesai
melaksanakan tugasnya.

Jelaskan terlebih dahulu segala sesuatunya kepada peserta

Sebelum pembicara datang, pastikan bahwa peserta mempunyai waktu untuk


mempertimbangkan:
• apa yang akan dibahas dengan pembicara itu, dan manfaat apa yang dapat mereka
peroleh dari pembahasan itu

56
• apa kira-kira yang akan menjadi titik pandang pembicara dalam memberikan
pembahasan
• hal-hal atau pertanyaan-pertanyaan yang mungkin sebaiknya ditanyakan oleh peserta
sewaktu diskusi

Lakukan evaluasi seusai kursus

Seusai kursus, ajak pembicara untuk mengevaluasi hasilnya dan mempertimbangkan


apakah tujuan kursus itu sudah tercapai. Sarankan perbaikan-perbaikan yang dapat
dilakukan di masa yang akan mendatang. Tanyakan kepada para peserta kesan-kesan
mereka terhadap si pembicara dan camkan hal ini baik-baik kalau kelak Anda
memutuskan untuk mengundang pembicara tamu lagi.

57
BAB 17

Menciptakan Kaitan antara Kursus Anda


dengan Tempat Kerja dan Masyarakat

Awali dari kehidupan sehari-hari

Pendidikan serikat pekerja harus bersifat praktis, dan memotivasi pekerja untuk
mengambil tindakan yang perlu untuk memperbaiki kondisi pekerja. Orang dewasa
paling baik belajar dengan menganalisa situasi dan pengalaman mereka sendiri. Jadi,
situasi sehari-hari di tempat kerja dan di masyarakat merupakan sumber informasi dan
bahan pelajaran yang paling efektif. Karena itu, pelajaran yang didapat selama mengikuti
kursus atau lokakarya pendidikan serikat pekerja haruslah diterapkan atau diaplikasikan
di tempat kerja. Kalau tidak, berarti kursus itu gagal.

Bagaimana pendidik dapat menciptakan hubungan yang erat antara pendidikan


serikat pekerja dan pekerjaan yang sehari-hari dikerjakan anggota-anggota serikat pekerja
di tempat mereka bekerja? Bab ini memberikan ide-ide yang dapat Anda kembangkan
sendiri.

Sebelum kursus

a) Kirimkan atau berikan kepada calon peserta informasi mengenai kursus yang akan
mereka ikuti kira-kira beberapa minggu sebelumnya.

Mintalah kepada mereka untuk membahas dengan rekan-rekan dan sesama anggota
serikat pekerja di tempat mereka bekerja hal-hal berikut:
• Masalah penting apa yang akan mereka kemukakan dalam kursus tersebut?
• Apa yang mereka pikirkan tentang tujuan dan program kursus?
• Bagaimana kursus itu dapat membantu pekerja yang mempunyai masalah?
• Bagaimana peserta sebaiknya memberikan laporan kepada serikat pekerja masing-
masing mengenai kursus yang mereka ikuti itu?

b) Mintalah kepada peserta untuk membawa dokumen-dokumen dan contoh-contoh:


• perjanjian atau kesepakatan kerja
• peraturan dan instruksi yang ditetapkan pengusaha
• informasi mengenai perusahaan tempat mereka bekerja

c) Mintalah kepada peserta untuk mengisi formulir survei mengenai perusahaan tempat
mereka bekerja. Formulir survei itu menanyakan:

58
• pola-pola keanggotaan serikat pekerja dan berapa banyak pekerja di perusahaan
tersebut yang tidak menjadi anggota serikat pekerja
• masalah-masalah dan keluhan-keluhan yang ada di perusahaan itu
• tujuan mereka mengikuti kursus ini

Pada awal kursus

a) Ketika peserta datang pada hari pertama kursus, informasi yang terkumpul dari hasil
survei di atas dapat dimasukkan menjadi bahan diskusi dalam tujuan dan program
kursus, dan dapat digunakan untuk membuat profil keanggotaan serikat pekerja di
perusahaan tempat mereka bekerja serta masalah-masalah yang mereka hadapi di
tempat kerja masing-masing.
b) Buat kegiatan kelompok pada awal kursus di mana peserta dapat saling bertukar
informasi mengenai:
• organisasi serikat pekerja di tempat mereka bekerja
• masalah-masalah utama yang mereka hadapi di tempat kerja
• apa yang dirasakan anggota-anggota serikat pekerja dan apa yang mereka
inginkan
c) Pendidik hendaknya menekankan bahwa kursus itu sebenarnya dimaksudkan untuk
seluruh anggota serikat pekerja, bukan hanya untuk peserta yang kebetulan saat ini
datang mewakili serikat pekerja di tempat mereka bekerja. Karena itu, tiap peserta
memiliki kewajiban untuk memberikan laporan mengenai kursus yang telah mereka
ikuti kepada rekan-rekan anggota serikat pekerja di tempat kerja mereka dan
menyebarluaskan informasi dan ide-ide yang mereka peroleh dari kursus ini.

Selama Kursus

Ada berbagai kemungkinan untuk mengatur pembagian waktu kursus, misalnya dengan
jeda (break) antara suatu pertemuan dengan pertemuan berikutnya. Misalnya: kursus
yang diselenggarakan tiap akhir pekan, atau kursus yang diberikan sehari dalam setiap
minggu.

Untuk kursus jenis apa saja:

Upayakan agar kursus yang diberikan berfokus pada masalah-masalah yang dijumpai
sehari-hari di tempat kerja. Kalau memungkinkan, gunakan masalah-masalah yang benar-
benar terjadi di tempat kerja sebagai bahan untuk studi kasus. Tanyakan kepada peserta
apa yang terjadi di tempat mereka bekerja dan bagaimana perasaan anggota-anggota
serikat pekerja di tempat mereka bekerja tentang masalah-masalah yang didiskusikan
dalam kursus ini.

a) Rancang tugas kelompok yang meminta peserta untuk menyarankan strategi-strategi


dan rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang didiskusikan. Berikan dorongan
kepada peserta untuk membuat rencana-rencana yang realistis dengan memberikan
saran-saran kongkrit tentang siapa yang harus mengerjakan strategi/ rencana tindakan
itu dan kapan. Katakan kepada peserta bahwa rencana-rencana yang mereka susun di

59
lokakarya ini boleh dibawa pulang dan didiskusikan di tempat mereka bekerja dengan
rekan-rekan atau sesama anggota serikat pekerja yang lain.
b) Rancang tugas-tugas yang mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk
melakukan komunikasi yang efektif dengan sesama anggota serikat pekerja,
khususnya ketrampilan mewawancara, memberikan laporan dan menyelenggarakan
pertemuan. Misalnya, organisir sebuah simulasi peran di mana peserta diminta untuk
mewawancarai anggota-anggota serikat pekerja mengenai suatu pengaduan, atau
mintalah kepada peserta untuk mempersiapkan dan mempresentasikan laporan
singkat kepada anggota-anggota serikat pekerja.
Berikan dorongan kepada peserta untuk merancang survei sederhana yang dapat
mereka bawa pulang dan gunakan di tempat kerja. Survei itu hendaknya dibuat sangat
sederhana, dan dirancang untuk mengumpulkan informasi mengenai pandangan dan
pendapat anggota. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan hendaknya relevan dengan
masalah yang didiskusikan dan diusahakan sesederhana mungkin, seperti:
• berapa banyak uang yang Anda perlukan untuk membiayai keluarga Anda minggu
ini?
• apakah Anda pernah merasa sakit kepala ketika diharuskan bekerja dengan bahan
kimia ini?
c) Akhiri kursus dengan meminta kepada tiap peserta untuk membuat suatu rencana
tindakan bagi diri mereka masing-masing dan mempersiapkan laporan serta
rekomendasi untuk mereka bawa ke tempat kerja mereka dan diserahkan kepada
komite serikat pekerja lokal. Ingatkan kepada peserta bahwa mereka tidak dapat
memaksa serikat pekerja masing-masing untuk menerapkan begitu saja hasil yang
mereka dapatkan dari kursus, dan karena itu, ide-ide yang dibawa peserta dari kursus
ini hendaknya didiskusikan lagi dan disepakati bersama dalam struktur serikat pekerja
di mana mereka menjadi anggotanya.
d) Mintalah kepada peserta untuk mempersiapkan poster-poster atau selebaran-selebaran
untuk mereka bawa kembali ke tempat kerja untuk memotivasi dan memberikan
informasi kepada sesama anggota serikat pekerja.
e) Masukan ketrampilan memimpin diskusi dalam program kursus Anda, dan siapkan
peserta untuk mendirikan kelompok diskusi sederhana di tempat mereka bekerja
untuk mengkaji tema-tema yang telah dibahas dalam kursus ini.

Untuk kursus dengan jeda waktu yang teratur (misalnya, kursus yang diselenggarakan
tiap akhir pekan selama dua atau tiga minggu, kursus yang nantinya akan diikuti dengan
kursus tindak lanjut atau kursus yang diselenggarakan selama sehari atau semalam per
minggu)

f) Berikan dorongan kepada peserta untuk memberikan laporan secara teratur kepada
rekan-rekan sesama anggota serikat pekerja di tempat mereka bekerja, dan untuk
menjalankan program-program diskusi di tempat kerja yang berkaitan dengan kursus
yang mereka ikuti.
g) Persiapkan survei dan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu pekerja
mempersiapkan diskusi-diskusi dalam tahapan berikutnya dari kursus tersebut.
Misalnya, kalau Anda sedang membahas masalah kebisingan, tanyakan:
• Apakah ada mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan di tempat Anda bekerja?

60
• Apakah ada anggota serikat pekerja yang mengeluh soal kebisingan itu?
• Apakah ada pekerja yang mengeluh karena pendengarannya berkurang, sakit
kepala atau merasakan seperti ada suara berdering di telinganya?
• Bicaralah kepada pekerja yang telinganya hampir tuli dan tanyakan seperti apa
rasanya.
• Apa yang dikatakan pihak manajemen ketika pekerja mengeluhkan soal
kebisingan?
• Apakah Anda mengetahui ketentuan hukum tentang kebisingan di tempat kerja?
j) Pilih masalah-masalah tertentu yang dapat dijadikan bahan studi kasus dalam kursus
tersebut, dan kaitkan masalah yang sama dengan serangkaian tugas yang dapat
dilaksanakan dalam lokakarya dan di tempat kerja, misalnya:
• menggali dan meneliti masalah yang ada di tempat kerja
• menyiapkan informasi mengenai masalah itu untuk diajukan kepada anggota-
anggota serikat pekerja
• menulis surat pengaduan kepada manajemen perusahaan atau ke surat pembaca di
surat-surat kabar
• merencanakan strategi
• memberikan laporan kepada komite serikat pekerja
• mengadakan perundingan dengan pihak manajemen

61
BAB 18

Merumuskan Kegiatan untuk


Kelompok Kecil

Ketika Anda memulai tugas Anda sebagai pendidik serikat pekerja, Anda
umumnya menggunakan materi dan program kursus yang telah disiapkan atau disusun
oleh orang lain. Tetapi cepat atau lambat, Anda pasti akan merasa perlu untuk merancang
sendiri program dan materi kursus yang akan Anda berikan serta merencanakan sendiri
kegiatan kelompok bagi peserta kursus Anda.

Bab ini memberikan pedoman kepada Anda untuk menyusun kegiatan dan tugas
bagi kelompok kecil.

Beberapa hal umum yang perlu diingat adalah:


• kegiatan kelompok terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:
a. tujuan,
b. tugas dan
c. instruksi untuk memberikan laporan
• seluruh kegiatan hendaknya disajikan kepada peserta secara tertulis, bisa
dengan lembaran kertas yang dibagi-bagikan, dengan poster atau ditulis pada
papan tulis
• instruksi untuk tiap-tiap kelompok hendaknya jelas dan padat

Tujuan
Setiap kegiatan harus memiliki tujuan yang dirumuskan dengan jelas. Tujuan itu
harus menjelaskan apa manfaat yang dapat diperoleh peserta dari kegiatan tersebut.
Tujuan itu harus ditulis dengan jelas dan bersifat praktis, serta ditujukan kepada peserta
(misalnya, “Untuk membantu Anda menangani masalah-masalah yang dihadapi
anggota.”)

Tujuan dapat berupa:


• Pengetahuan. Contoh: “Membantu Anda mengetahui lebih banyak tentang
hukum.”
• Sikap atau motivasi. Contoh: “Membantu Anda memahami mengapa serikat
pekerja itu penting.”
• Ketrampilan/ kiat untuk dipraktekkan. Contoh: “Membantu Anda supaya
trampil berbicara atau berpidato di depan umum.”
• Tindakan. Contoh: “Membantu Anda mengatasi masalah di tempat kerja.”

62
Kalau Anda memperkenalkan suatu kegiatan, selalu awali kegiatan itu dengan
menjelaskan tujuannya. Jangan lupa untuk menjelaskan juga apa manfaat kegiatan itu
bagi peserta.

Tugas
Setiap kegiatan kelompok kecil mendapat satu tugas atau lebih. Setiap “tugas”
yang diberikan merinci pekerjaan yang Anda inginkan agar dilakukan oleh kelompok itu.
Beberapa pedoman umum untuk merancang tugas adalah:
• buat tugas itu sesederhana mungkin
• pastikan bahwa tugas itu dapat selesai dikerjakan dalam waktu yang telah
ditentukan
• pastikan bahwa tugas yang diberikan berkaitan dengan tujuan kegiatan, dan
bahwa tugas itu akan membantu peserta mencapai tujuan
• buat variasi jenis tugas. Gunakan jenis-jenis tugas yang berbeda-beda untuk
mengembangkan jenis-jenis ketrampilan yang berbeda-beda pula. Tugas yang
bervariasi membuat peserta tidak cepat bosan.

Jenis-jenis tugas

Anda mempunyai banyak pilihan untuk merencanakan kegiatan kelompok kecil. Pilihlah
jenis tugas yang akan Anda berikan kepada peserta untuk dikerjakan. Pilihan itu
tergantung pada
• Tujuan kegiatan. Misalnya kalau tujuan kegiatan adalah menangani keluhan yang
disampaikan pekerja di tempat kerja, tugas yang diberikan dapat berupa perintah
untuk menganalisa masalah yang dihadapi pekerja itu serta merencanakan
strategi.
• Tingkat kemampuan/ pengalaman/ latar belakang pendidikan peserta. Tugas
membuat konsep surat pengaduan, misalnya, tidak akan cocok untuk semua
kelompok.
• Ketrampilan apa yang ingin Anda kembangkan bagi kelompok itu. Misalnya
ketrampilan berunding, menangani dokumen hukum, menulis surat, berbicara/
berpidato di depan umum.
• Tahapan kursus yang diberikan. Beberapa tugas seperti simulasi peran dalam
suatu perundingan sebaiknya diberikan belakangan.

Jenis-jenis kegiatan utama untuk tugas pendidikan serikat pekerja dapat dibagi menjadi
tujuh kelompok:

1. Meninjau ulang pengalaman/ ide


• “Identifikasikan masalah Anda dengan …”
• “Buatlah daftar berisi ide-ide tentang …”

63
2. Mengkaji dan memperdebatkan sikap
• gunakan pernyataan-pernyataan yang kontroversial
• ajukan pertanyaan secara langsung, misalnya, “apakah pekerja harus selalu
mentaati perintah yang diberikan?”

3. Studi kasus
• studi kasus dapat disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya
• studi kasus dapat disusun berdasarkan masalah sesungguhnya yang dihadapi atau
dialami oleh anggota

4. Simulasi peran
• menangani keluhan/ pengaduan yang disampaikan pekerja – pembicaraan dengan
pihak manajemen
• wawancara atau diskusi dengan anggota secara perseorangan
• perundingan resmi
• merekrut pekerja untuk menjadi anggota serikat pekerja
• pertemuan serikat pekerja
• diskusi yang dilakukan oleh anggota-anggota serikat pekerja yang menjadi
pemimpin

5. Menyusun rencana
• mengupayakan pemecahan suatu masalah
• menyusun suatu strategi serikat pekerja

6. Bekerja dengan dokumen


• pertanyaan-pertanyaan yang langsung berhubungan dengan/ menunjuk fakta-fakta
yang ada untuk mengetes daya ingat/ pemahaman
• meminta peserta untuk membuat rangkuman atau presentasi
• cari kaitannya dengan studi kasus, misalnya, “gunakan kesepakatan kerja yang
ada dalam menyiapkan pengaduan Anda untuk melakukan perundingan.”

7. Mengembangkan ketrampilan
• tugas-tugas yang bersifat praktis seperti menulis surat, mempersiapkan suatu
pembicaraan/ pidato.

Pelajari contoh-contoh materi pendidikan yang ada dan cobalah mengambil keputusan
mengenai bagaimana kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas yang ada di materi pendidikan itu
sesuai atau pas dengan daftar yang disajikan di sini. Biasakan untuk membuat variasi
jenis-jenis kegiatan yang Anda gunakan untuk memaksimalkan kemungkinan-
kemungkinan yang ada.

64
KEGIATAN

BAGAIMANA MERENCANAKAN SEBUAH KURSUS

TUJUAN

Membantu Anda:
• Meningkatkan ketrampilan merencanakan sebuah sesi kelas

TUGAS

• Bekerjasama dalam kelompok, merencanakan tujuan dari sesi pendidikan


penerimaan anggota
• Untuk diingat, sessi tersebut harus meliputi
- Tujuan
- Tugas
- Perintah pelaporan

65
BAB 19

Studi Kasus dan Simulasi Peran

Studi kasus dan simulasi peran amat berguna bagi pendidikan serikat pekerja.
Kedua kegiatan ini merupakan cara yang efektif untuk memastikan bahwa diskusi yang
dilakukan bersifat praktis dan relevan karena membahas hal-hal yang dapat dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari.

Studi Kasus

Studi kasus merupakan contoh dari situasi yang sesungguhnya terjadi. Studi kasus
digunakan untuk diskusi sekaligus belajar. Studi kasus hendaknya dinyatakan secara
tertulis agar peserta kursus mempunyai ide-ide menarik tentang fakta-fakta yang relevan.

Studi kasus dapat disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya, atau disusun berdasarkan
masalah yang dikemukakan oleh peserta. Kasus-kasus yang “nyata” biasanya amat efektif
untuk memotivasi peserta kursus. Dalam studi kasus biasanya hanya dijumpai sedikit
masalah dengan peserta-peserta yang berusaha “menciptakan” fakta dan melenceng
keluar dari topik bahasan yang didiskusikan.

Studi kasus dapat digunakan dalam pendidikan serikat pekerja dengan berbagai
cara:
• sebagai fokus untuk diskusi yang melibatkan seluruh peserta
• sebagai tugas untuk kegiatan kelompok

Peserta dapat diberi sejumlah tugas yang dikaitkan dengan studi kasus:
• untuk menganalisa apa yang menjadi akar masalahnya
• untuk menggunakan sumber-sumber referensi yang ada seperti ketentuan-
ketentuan hukum atau kesepakatan kerja yang dikaitkan dengan masalah tersebut
• agar peserta merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan
• untuk mengkaitkannya dengan hal-hal yang bersifat praktis seperti menulis surat
atau membuat konsep suatu resolusi
• sebagai basis dari suatu simulasi peran, di mana peserta “memainkan” peran
orang-orang yang terlibat dalam masalah itu, misalnya anggota-anggota serikat
pekerja, wakil-wakil serikat pekerja atau manajer perusahaan yang mewakil pihak
manajemen

Simulasi Peran

Ada jenis-jenis situasi tertentu yang dapat disimulasikan, yang berkaitan dengan tugas-
tugas praktis yang perlu dilakukan oleh wakil-wakil serikat pekerja

66
A) Satu lawan satu
Hal ini berarti situasi di mana wakil serikat pekerja harus berurusan dengan seseorang
yang lain dalam suatu pembicaraan, wawancara atau diskusi. Simulasi peran “satu
lawan satu” paling baik dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil, bukan di depan
kelas dengan disaksikan oleh seluruh peserta. Beberapa situasi yang dapat
disimulasikan dengan simulasi peran “satu lawan satu” adalah
• menyelidiki keluhan/ pengaduan dengan mewawancarai anggota yang
menyampaikan keluhan/ pengaduan itu
• merekrut anggota baru
• meyakinkan anggota untuk membayar iuran serikat pekerja
• melakukan diskusi dengan atasan

B) Rapat-rapat serikat pekerja


• rapat eksekutif
• rapat cabang
• rapat di tingkat perusahaan
• pemilihan wakil serikat pekerja

C) Negosiasi/ perundingan
• pertemuan resmi dengan pihak manajemen
• diskusi tidak resmi dengan atasan

Masalah dan pemecahannya

Dalam mengorganisir simulasi peran di kelas timbul sejumlah masalah. Masalah-masalah


itu antara lain:
• Ada peserta-peserta tertentu yang sangat dominan
• Kurangnya waktu yang tersedia untuk melakukan analisa pada akhir simulasi peran
• Ada peserta yang kelakuannya terlalu berlebihan (overacting) dan tidak wajar (non-
real), misalnya berperan sebagai manajer garis keras yang keterlaluan kerasnya
• Ada peserta yang tidak berpartisipasi dan cuma menonton saja
• Ada peserta yang terlalu menghayati peran yang mereka mainkan sehingga mereka
tidak dapat menanggalkan peran itu walaupun simulasi perannya sudah selesai.

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut di atas:


• berikan penjelasan singkat tetapi mudah dimengerti mengenai latar belakang dan
tugas simulasi peran
• pastikan bahwa sebelum simulasi peran dimulai seluruh peserta sudah diberi
penjelasan terlebih dahulu mengenai semua seluk-beluk simulasi peran sampai
seluruh peserta benar-benar memahami situasi yang akan dimainkan dan apa yang
diharapkan dari mereka
• dalam keterangan mengenai latar belakang simulasi peran, berikan keterangan agar
peserta tidak memainkan peran yang terlalu ekstrem
• pilih dengan seksama orang-orang yang akan diberi peran penting
• tetapkan batas waktu yang jelas sebelum simulasi peran dimulai

67
• tugaskan beberapa pengamat untuk mengamati, membuat catatan singkat dan
melaporkan hasil simulasi peran di depan kelas
• pendidik hendaknya tidak menginterupsi simulasi yang sedang dimainkan peserta
kecuali kalau interupsi itu memang dengan terpaksa sekali harus dilakukan. Berikan
catatan kepada peserta bilamana perlu.

Studi kasus dan simulasi peran yang paling efektif biasanya adalah yang dijalankan
berdasarkan situasi nyata yang dapat dijumpai sehari-hari. Apalagi kalau kasus itu
merupakan kasus yang saat ini sedang dialami oleh salah seorang peserta. Dengan
demikian, peserta yang mengalami masalah itu mendapatkan ide dan strategi yang jelas
yang dapat membantunya menyelesaikan masalah itu setelah ia kembali ke tempat
kerjanya.

68
KEGIATAN

KETRAMPILAN DAN METODE PENDIDIKAN

SIMULASI KURSUS

TUJUAN

Membantu kita:
• Memahami dengan jelas unsur-unsur yang terkandung dalam suatu pertemuan
kursus (session) pendidikan serikat pekerja.
• Membuat daftar hal-hal yang harus dicek (checklist) untuk membimbing peserta
kursus dalam merencanakan dan menjalankan kursus sendiri.

TUGAS

Tugas 1. Organisator/ penyelenggara kursus akan memberikan suatu pelajaran singkat


dengan menggunakan salah satu topik kunci yang telah disebutkan dalam kegiatan
sebelumnya.
Dalam pertemuan ini, sebagian besar peserta akan bertindak sebagai siswa dan tiga di
antaranya dipilih menjadi pengamat. Pengamat-pengamat ini diharapkan menonton
dengan seksama dan membuat catatan tentang:
• Apa yang telah dilakukan dan dikatakan dalam simulasi itu
• Berapa lama waktu yang terpakai untuk bagian-bagian yang berbeda dari
pertemuan tersebut

Tugas 2. Buatlah kelompok-kelompok kecil, dengan seorang pengamat di tiap


kelompok. Buatlah sebuah checklist berdasarkan simulasi pertemuan kursus sebagai
pedoman bagi para pendidik mengenai “Bagaimana memberikan pelajaran dalam
suatu pertemuan kursus.” Gunakan topik-topik berikut:
• Membuka suatu pertemuan kursus
• Mendirikan kerja kelompok
• Memandu kelompok-kelompok kecil pada saat sedang bekerja
• Meminta laporan dari masing-masing kelompok dan memandu diskusi
• Membuat ikhtisar dan menutup pertemuan tersebut

69
BAB 20

Menyeleksi dan Melatih Pendidik


Serikat Pekerja

Pendahuluan
Untuk memiliki sistem pendidikan
serikat pekerja yang baik dan permanen,
Anda perlu memiliki sebuah tim pendidik
yang terlatih yang mampu bertindak
sebagai penyelenggara kursus sekaligus
sebagai pengajar. Untuk membentuk tim
seperti itu, Anda harus:

• memilih orang-orang yang tepat


• melatih mereka dengan sebaik-baiknya
• memberikan dukungan kepada mereka
serta sarana untuk bekerja

Bab ini membahas bagaimana menyeleksi, melatih dan mengorganisir para


pendidik serikat pekerja.

Memilih pendidik serikat pekerja


Berikut ini disajikan daftar berisi kualitas yang diharapkan dari seorang pendidik serikat
pekerja yang baik. Kualitas mana yang menurut Anda paling penting? Apakah ada ide-
ide Anda sendiri yang mungkin dapat ditambahkan ke dalam daftar ini?
• Merupakan komunikator yang baik (cakap berkomunikasi)
• mampu menjadi pendengar yang baik
• percaya diri tetapi tidak menggurui atau mendominasi
• mampu memberikan motivasi dan memimpin
• punya pengalaman kerja dan memahami masalah-masalah pekerja
• berpengalaman dalam kegiatan-kegiatan serikat pekerja
• memiliki ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas serikat
pekerja

70
• mampu mengungkapkan ide atau pokok pikiran dalam bahasa yang jelas dan mudah
dimengerti
• menaruh simpati pada pandangan yang dianut serikat pekerja
• bersedia mengerjakan instruksi yang diberikan serikat pekerja
• memiliki pengetahuan teknis yang baik mengenai berbagai hal yang menyangkut
subyek/ kepentingan serikat pekerja
• memiliki komitmen untuk memberikan kesempatan yang sama kepada siapapun tanpa
pandang bulu

Selain itu, ada aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan. Pekerja wanita
hendaknya juga ada yang menjadi pendidik serikat pekerja.

Ada yang mengatakan bahwa pendidik serikat pekerja perlu memiliki tingkat
pendidikan yang baik. Tingkat pendidikan yang baik memang penting, tetapi itu bukanlah
segalanya. Namun pada kenyataannya, lebih besar kemungkinannya untuk menemukan
pendidik serikat pekerja yang baik dari kalangan aktivis serikat pekerja daripada dari
akademi atau universitas.

Perhatikan juga perbedaan antara “pendidik” dengan “pembicara.” Seseorang


yang memiliki pengetahuan teknis mengenai suatu subyek yang spesifik mungkin mampu
memberikan pelajaran dalam suatu kursus tetapi belum tentu mampu melaksanakan
secara penuh tugas seorang pendidik serikat pekerja, yaitu memberikan informasi yang
berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari peserta kursus sehingga peserta dapat
memanfaatkan informasi itu secara praktis.

Apa tugas seorang pendidik serikat pekerja?

Anda harus memahami dengan jelas apa tugas pendidik serikat pekerja sebelum
Anda merencanakan pelatihan bagi mereka. Pendidik serikat pekerja hendaknya mampu:
• bekerja sama dengan para pengurus serikat pekerja untuk mengidentifikasi dan
menganalisa masalah yang dihadapi pekerja dan serikat pekerja mereka
• memberikan informasi dan ide-ide untuk membantu pekerja memahami masalah-
masalah yang mereka hadapi dan membantu mereka menyelesaikan masalah-masalah
itu dengan bantuan serikat pekerja
• memberikan dorongan semangat kepada peserta dan membangun rasa percaya diri
peserta kursus
• bekerja sama dengan peserta kursus dalam merencanakan tindakan untuk
memperbaiki kondisi pekerja
• merencanakan kursus pendidikan dan merancang materi pendidikan yang sederhana
• menyatakan ide dengan jelas dan sederhana
• memandu jalannya diskusi dan membantu peserta mencapai kesimpulan yang
disetujui bersama

Banyak dari ketrampilan-ketrampilan yang disebutkan di atas yang sebenarnya dapat


dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan serikat pekerja sehari-hari dan melalui
kehidupan bermasyarakat.

71
Merencanakan kursus pelatihan bagi pendidik serikat pekerja

Ringkasnya, upaya melatih calon pendidik serikat pekerja harus lebih daripada hanya
sekedar mengajarkan pengetahuan dan informasi teknis kepada calon pendidik. Kursus
pelatihan untuk calon pendidik serikat pekerja haruslah merupakan kombinasi dari:
• teknik, metode dan ketrampilan bagi calon pendidik
• pengetahuan dan informasi yang diperlukan untuk memberikan kursus serikat pekerja
• sikap dan rasa percaya diri yang diperlukan untuk melakukan kegiatan pendidik
serikat pekerja yang efektif

Kursus dasar untuk calon pendidik yang diberikan pelatih hendaknya:


• mempertimbangkan metode pendidikan mana yang paling sesuai bagi pengurus
serikat pekerja dewasa
• mendiskusikan bagaimana memberikan dorongan agar peserta mau berpartisipasi 100
persen dan bagaimana agar peserta memiliki rasa percaya diri yang tinggi
• mempraktekkan penggunaan metode kelompok praktis untuk pendidikan serikat
pekerja
• mempertimbangkan penggunaan alat bantu visual
• mempraktekkan perencanaan program kursus
• mempertimbangkan persiapan materi pendidikan yang sederhana

Kursus pelatihan bagi calon pendidik diberikan secara praktis, dan pada setiap langkah,
Anda diberi kesempatan untuk mempraktekkan apa yang telah diajarkan. Bagian utama
dari kursus ini membahas praktek mengajar, yang akan dilakukan oleh peserta secara
berpasangan, dan dievaluasi oleh peserta kursus lainnya.
• Pelajaran yang diberikan haruslah bersifat aktif, berdasarkan praktek mengajar yang
sesungguhnya, bukan hanya berdasarkan teori
• Peserta kursus hendaknya dibatasi sedikit saja supaya setiap peserta dapat ikut
praktek mengajar dan simulasi peran. Jumlah peserta yang ideal berkisar antara 12
hingga 16.
• Pengajar hendaknya seorang pendidik serikat pekerja yang berpengalaman dan
mempunyai pengetahuan praktis yang mendalam mengenai teknik-teknik mengajar
yang nantinya akan digunakan
• Waktu yang disediakan hendaknya cukup panjang sehingga elemen-elemen dasar
dapat seluruhnya diberikan. Biasanya waktu yang diperlukan adalah lima hari kerja
paling minimum.

Berikut ini disajikan ide-ide untuk melakukan kegiatan yang dapat Anda gunakan dalam
program pelatihan lima hari untuk pendidik serikat pekerja baru.

72
Garis Besar Kursus Pelatihan untuk Pendidik Serikat Pekerja

Pendahuluan

Lokakarya ini diperuntukkan bagi pejabat-pejabat pendidikan serikat pekerja tingkat


nasional. Tujuan lokakarya ini adalah agar pada akhir kursus, Anda dapat:
• memulai kursus secara efektif
• merencanakan suatu kursus pendidikan berdasarkan suatu kegiatan yang sederhana
• mengorganisir kerja kelompok
• memimpin diskusi, dan membuat rangkuman suatu pelajaran
• menggunakan papan tulis atau poster secara efektif
• mempersiapkan program kursus
• menyajikan presentasi singkat di depan kelas
• mengevaluasi pelajaran atau kursus yang telah diberikan

Adapun program kursus adalah sebagai berikut:

Hari 1
• Pendahuluan – Peserta kursus saling memperkenalkan diri, penjelasan mengenai
tujuan kursus dan program kursus
• Bagaimana memulai suatu kursus
• Ide-ide penting untuk pendidikan serikat pekerja
• Identifikasi masalah-masalah yang menjadi prioritas bagi pendidikan serikat pekerja
• Pemilihan dan pengalokasian tugas-tugas mengajar

Hari 2
• Contoh praktek mengajar yang diberikan oleh pemimpin kursus
• Analisa contoh praktek mengajar yang telah dilakukan
• Mempersiapkan kegiatan praktek mengajar
• Kegiatan pertama (satu jam per kegiatan, 20 menit untuk evaluasi)

Hari 3
• praktek mengajar (lanjutan)

Hari 4
• praktek mengajar (selesai)
• rangkuman pelajaran-pelajaran penting yang didapat dari praktek mengajar
• merancang kegiatan kelompok
• merencanakan kursus

Hari 5
• merencanakan kursus (lanjutan)
• teknik-teknik evaluasi
• evaluasi kursus
• penutupan kursus

73
Beberapa ide untuk kegiatan-kegiatan yang dapat Anda gunakan dalam kursus pelatihan
bagi pendidik serikat pekerja tercetak pada halaman berikut.

74
BAB 21

Evaluasi Pendidikan Serikat Pekerja

1. Mengapa evaluasi perlu dilakukan?


a) Karena perlu dilakukan pengujian “dampak” kursus yang diberikan
terhadap peserta yang mengikuti kursus itu, yaitu “dampak” yang berkaitan
dengan:
• pengetahuan/ pemahaman peserta kursus
• ketrampilan/ kemampuan
• sikap/ motivasi

b) Karena perlu dilakukan perbandingan antara hasil kursus yang telah


diberikan dengan tujuan semula kursus tersebut
• Apakah tujuan itu sesuai dengan apa yang dibutuhkan peserta?
• Apakah tujuan itu telah tercapai?

c) Karena evaluasi sangat diperlukan untuk membantu perencanaan kursus di


waktu-waktu yang akan datang, yaitu untuk
• mengidentifikasi masalah-masalah yang ada
• memperbaiki kesalahan/ kekeliruan yang telah dilakukan
• mengidentifikasi apa yang dibutuhkan untuk program pelatihan tindak lanjut
atau program kursus lanjutan

d) Karena evaluasi diperlukan untuk mengetes dampak/ pengaruh kursus yang


diberikan terhadap serikat pekerja sebagai suatu organisasi, yaitu sampai
sejauh mana pengaruhnya terhadap
• Keanggotaan serikat pekerja
• Struktur organisasi serikat pekerja
• Efektivitas serikat pekerja sebagai suatu organisasi

2. Apa yang harus dievaluasi?

Berikut ini diberikan daftar (checklist) berisi hal-hal yang perlu ditanyakan ketika
melakukan evaluasi kursus.

Tujuan
• Apakah tujuan kursus sudah tepat?
• Apakah tujuan itu sudah tercapai?

75
Partisipasi
• Tingkat partisipasi peserta – apakah cukup memadai?
• Motivasi peserta – apakah peserta cukup termotivasi?
• Pemilihan peserta – apakah peserta merupakan orang-orang yang tepat untuk
mengikuti kursus yang diberikan?

Isi/ topik
• Relevansi. Apakah topik kursus yang dipilih cukup tepat?
• Waktu/ Urutan. Apakah waktu yang diberikan cukup untuk membahas tiap topik?
• Hal-hal yang terabaikan atau terlewatkan – Mungkinkah memasukkan topik-topik
bahasan lain dalam kursus tersebut?

Materi dan metode pendidikan


• Tersedia tidaknya materi pendidikan beserta rancangannya. Apakah materi
pendidikan tersedia? Kalau ya, apakah jumlahnya memadai?
• Metode pendidikan. Apakah metode pendidikan mendorong peserta untuk aktif
berpartisipasi? Apakah metode pendidikan itu bagus hasilnya?

Tenaga Ahli yang dipilih penyelenggara


• Pembicara. Apakah pembicara dapat dimengerti oleh peserta kursus dengan baik?
Apakah pembicara itu ada gunanya?

Fasilitas yang disediakan penyelenggara


• Makanan/ konsumsi bagi peserta kursus serta akomodasi
• Pengaturan lain-lain seperti toilet, transportasi peserta, dll.

Tindakan/ Aksi
• Upaya-upaya untuk menindaklanjuti kursus yang telah diberikan
• Apa lagi yang masih perlu dilakukan?
• Setelah mengikuti kursus tersebut, apakah peserta termotivasi untuk mengambil
tindakan?
• Tindakan apa yang benar-benar akan dilakukan peserta?

3. Bagaimana sebaiknya evaluasi kursus dilakukan?

Kursus yang telah selesai diberikan dapat dievaluasi dengan sejumlah teknik berikut:

Diskusi/ pemijahan gagasan (brainstorm)


• Dilakukan dengan melibatkan seluruh peserta
• Dilakukan dalam kelompok kecil, setelah itu masing-masing kelompok memberikan
laporan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas

Angket/ kuesioner
• untuk dilengkapi, dikumpulkan dan dianalisa
• harus dirancang dengan matang

76
• responden/ peserta yang mengisi angket tersebut tidak perlu menyebutkan
identitasnya

Penilaian oleh pihak lain


• penilaian program-program yang telah dijalankan selama ini dapat dilakukan oleh
pihak luar
• penilaian dapat juga dilakukan oleh rekan-rekan seprofesi atau pejabat serikat pekerja
senior setelah kursus selesai

Rapat evaluasi/ lokakarya


• selenggarakan lokakarya khusus untuk mengevaluasi program yang telah dijalankan
• lakukan juga evaluasi pada saat kursus tindak lanjut diberikan, yaitu ketika peserta
kembali lagi untuk mengikuti pelatihan lanjutan atau program lanjutan dari kursus
yang telah mereka ikuti sebelumnya

Setiap kali kursus diberikan


• Pada setiap tahapan kursus, cek secara teratur apakah peserta benar-benar memahami
apa yang diajarkan dan apakah peserta mempunyai motivasi atau termotivasi
mengikuti kursus yang diberikan
• Penyelenggara kursus hendaknya berupaya memperoleh umpan balik secara terus-
menerus serta melakukan penilaian atas semua aspek kursus yang diberikan

Apa saja yang menghalangi evaluasi yang efektif?

Ada sejumlah masalah yang dapat menghalangi evaluasi yang efektif. Sebisa mungkin,
hindari masalah ini.

1) Masalah Waktu
Sering kali kursus cepat-cepat diakhiri sebelum waktu yang telah ditentukan karena para
pesertanya ingin cepat-cepat pulang ke rumah, atau merasa sudah lelah. Untuk mengatasi
hal ini, sediakan waktu yang cukup menjelang kursus selesai, dan lakukan evaluasi dalam
bentuk diskusi selama kursus berlangsung maupun pada saat kursus hampir selesai. Anda
juga dapat menggunakan formulir survei pada saat kursus hampir selesai, minta peserta
untuk segera mengisi formulir itu, mengembalikannya kepada Anda, dan setelah itu
mereka boleh pulang.

2) Kejujuran
Ada peserta-peserta yang enggan untuk mengatakan apa yang sebenarnya mereka
rasakan. Mereka enggan berterus terang karena mungkin takut melukai perasaan
pemimpin kursus. Mereka enggan bersikap kritis mungkin karena takut kalau hal itu akan
merusak karir/ posisi mereka dalam organisasi serikat pekerja. Untuk mengatasi hal ini:
• upayakan agar ada antara pemimpin dan peserta kursus terbina suasana penuh
keterbukaan dan saling percaya selama kursus diberikan

77
• pastikan agar setiap masalah yang timbul selama kursus diberikan diselesaikan secara
jujur dan terus terang hingga tuntas; Artinya, kalau Anda keliru, Anda harus berani
mengakuinya secara jantan dan minta maaf
• biarkan peserta mengisi formulir evaluasi tanpa harus menyebutkan identitas mereka

3) Tujuan yang tidak jelas


Sulit sekali untuk mengevaluasi sebuah kursus kalau kursus itu sendiri tidak mempunyai
tujuan yang jelas dan dapat dijabarkan dengan jelas. Untuk mengatasi hal ini:
• tetapkan tujuan yang jelas untuk setiap kursus yang diberikan. Tujuan itu hendaknya
bersifat praktis dan realistis, dan relevan dengan kebutuhan peserta.
• Diskusikan tujuan kursus dengan peserta. Ubah tujuan itu kalau perlu.
• Pada saat melakukan evaluasi, ajak peserta untuk kembali merenungkan tujuan kursus
yang telah disepakati pada awal kursus. Pertanyaan yang harus ditanyakan setiap kali
melakukan evaluasi adalah, “Apakah tujuan kursus telah tercapai?”

Hasil dan Kesimpulan

Kesimpulan hasil evaluasi haruslah digunakan untuk memperbaiki kualitas kursus yang
akan diberikan di waktu yang akan datang. Hasil evaluasi biasanya dinyatakan dalam
laporan tertulis secara singkat yang isinya merupakan rangkuman poin-poin yang penting
saja. Bilamana mungkin, hasil evaluasi ini hendaknya dibahas oleh komite pendidikan
serikat pekerja, yang akan mengecek apakah ada hal-hal baru yang perlu dipelajari dari
hasil evaluasi itu, ataukah ada perubahan yang harus/ perlu dilakukan. Laporan seperti itu
hendaknya disusun oleh pemimpin kursus karena hal itu memang merupakan tanggung
jawabnya.

78
KEGIATAN

KETRAMPILAN DAN METODE PENDIDIKAN

TUJUAN

Membantu kita:
• Menelaah apa yang harus dilakukan untuk mengevaluasi suatu kursus
• Membuat daftar hal-hal yang harus dievaluasi
• Melakukan evaluasi

TUGAS

Tugas 1. Buatlah kelompok-kelompok kecil. Buat laporan mengenai hal-hal


yang ditanyakan berikut ini, lalu presentasikan laporan tersebut dalam
lokakarya.
• Mengapa pendidikan serikat pekerja penting untuk dievaluasi?
• Sebutkan aspek-aspek penting apa saja yang harus dievaluasi dari sebuah
kursus, lalu susun dalam bentuk daftar.
• Ada berbagai macam cara untuk mengevaluasi suatu kursus. Apa saja?
• Masalah dan halangan apa saja yang membuat evaluasi sulit atau kurang
dapat dilakukan secara efektif?

Tugas 2. Kita akan menggunakan hasil bahasan Tugas 1 untuk mengevaluasi


kursus ini.

79

Anda mungkin juga menyukai