Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN

TERM OFF REFERENCE ( TOR ) TAHUNAN PUSKESMAS SUKOSARI


TAHUN 2020

UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN KAB BONDOWOSO


INSTANSI : PUSKESMAS SUKOSARI
PROGRAM : KESLING DAN KEJORA
SASARAN PROGRAM : PENYEHATAN LINGKUNGAN
KEGIATAN : PERENCANAAN, PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
SUB KEGIATAN : OBYEK KESEHATAN LINGKUNGAN KELOMPOK I & II

I. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. UU RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
b. PP RI No. 32 Th 1996 tentang Tenaga Kesehatan
c. PP No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pencemaran
Lingkungan
d. UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
e. PP No 20 Tahun 1990 tentang Limbah Cair
2. Gambaran Umum
Menyambut akhir dari pelaksanaan MDGs yang dicanangkan Indonesia Sehat
2015, banyak item yang masih harus dipercepat pencapaiannya. Pada MDGs ke 7
tentang pelestarian lingkungan Cakupan air bersih dan jamban keluarga
mendapatkan stressing yang paling kuat.
Dampak ini sampai ke tingkat Propinsi, Kabupaten yang akhirnya ke
Puskesmas sebagai ujung tombak sekaligus tujuan kegiatan. Beberapa percepatan
dimulai, bahkan dalam bentuk proyek. Penguatan percepatan dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Bondowoso dengan mengumpulkan seluruh Sanitarian
Puskesmas untuk melakukan percepatan yakni dengan perubahan perilaku melalui
kegiatan pemicuan penggunaan jamban sehat secara masal hampir diseluruh
wilayah yang mempunyai cakupan jamban rendah.
Salah satu sasaran kegiatan tersebut termasuk di wilayah kerja Puskesmas
Taman Krocok yang terdiri dari 4 desa, memiliki 2 desa dengan cakupan air
bersih dan jamban yang masih rendah. Penggerakan perubahan perilakupun
dipersiapkan.
Namun demikian mengingat kegiatan ini menjadi tanggungjawab semua
petugas kesehatan sekaligus para pengambil kebijakan di tingkat kabupaten
maupun kecamatan maka kami sebagai seorang Sanitarian memberikan dukungan
yang sangat besar dengan memfasilitasinya secara maksimal.
Guna berjalannya percepatan tersebut sejumlah kegiatan kami laksanakan.
Menjadi kunci kesemua kegiatan tersebut adalah perencanaan kegiatan yang tepat.
Inilah sebabnya mengapa TOR ( Term Off Reference ) Tahunan menjadi acuan
satu – satunya. Dengan demikian perencanaan pada tahun ini merupakan TOR berat
yang harus dipertanggungjawabkan tingkat keberhasilannya.
Untuk mendapatkan itu semua maka kerjasama lintas sektor, pelaksana dan
penanggungjawab kegiatan harus benar – benar dipersiapkan dengan sebaik –
baiknya.

3. Alasan Pelaksanaan Kegiatan


Dari semua kegiatan percepatan pembangunan kesehatan guna menyambut
target pelaksanaan MDGs khususnya MDGs ke 7 ini seluruh kemampuan dan
potensi kegiatan akan berusaha untuk disatukan. Dengan penyatuan ini
ditemukanlah pembagian tugas dan peran yang sesuai. Dukungan ini sangat
membantu tugas Sanitarian di Puskesmas Sukosari
Wilayah kerja Puskesmas Sukosari yang terdiri dari 4 desa dengan jumlah
penduduk lebih dari 14.686 jiwa ini hanya memliki seorang Sanitarian Ahli.
Sungguh ini masalah yang benar – benar harus segera mendapatkan penanganan
yng lebih baik.
Untuk tetap bisa menjalankan kegiatan secara maksimal dengan segala
keterbatasan dan kekurangan ini, kerjasama dan pembagian tugas yang jelas
merupakan faktor yang samasekali tidak boleh di tinggalkan. Menyadari ini semua
kamipun harus melakukannya.
Dengan pembagian tugas ini dari perencanaan hingga evaluasi penyehatan
lingkungan obyek kelompok II menjadi tanggungjawab kami sebagai seorang
Sanitarian Ahli di Puskesmas SukosariDisinilah rencana kerja ( TOR ) yang dibuat
lebih menitik beratkan pada tugas – tugas ini.

II. KEGIATAN
1. Uraian Kegiatan
Sesuai dengan tujuan dan pembagian tugas yang harus dilaksanakan oleh petugas
penyehatan lingkungan pada tahun ini, maka kegiatan lebih difokuskan pada obyek
kesehatan lingkungan obyek kelompok II. Obyek kelompok II dimaksud adalah
Bebas dari adanya gangguan
a. Limbah cair
b. Limbah padat
c. Limbah gas
d. Sampah yang tidak diproses sesuai dengan dengan persyaratan.
e. Binatang pembawa penyakit
f. Zat kimia berbahaya
g. Kebisingan melebihi ambang batas
h. Radiasi sinar peng-ion dan nonpeng-ion
i. Air tercemar
j. Udara tercemar
k. Makanan yang terkontaminasi
2. Batasan Kegiatan
Kegiatan Penyehatan Lingkungan meliputi obyek kelompok II meliputi :
a. Konsultasi
b. Bimbingan Teknik
c. Diagnosa
d. Treatment Intervensi

III. TUJUAN
1. Maksud Kegiatan
Maksud pembuatan TOR Tahunan ini adalah memberikan arah yang tepat dan
terencana, terutama bagi kegiatan – kegiatan yang menjadi prioritas yang bersifat
Daerah dan Nasional
2. Tujuan Kegiatan
Memberikan pelayanan yang paripurna dibidang penyehatan lingkungan

IV. KELUARAN
1. Indikator Keluaran
a. Meningkatnya jumlah klien
b. Menurunnya angka kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan ( PBL )
c. Menurunya angka penularan Penyakit Berbasis Lingkungan ( PBL )
2. Keluaran
Tujuan akhir yang ingin didapatkan adalah :
1. Meningkatnya cakupan sarana air bersih dan jamban keluarga yang sehat
2. Meningkatnya kualitas lingkungan
3. Peningkatan partisipasi masyarakat terhadap penyehatan lingkungan

V. PELAKSANAAN
1. Methode
Kegiatan penyehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Sukosaritidak saja
menggunakan methode aktif yakni dengan mendatangi sasaran melainkan
dikembangkan dengan methode pasif yakni memberikan pelayanan sesuai dengan
keinginan yang disampaikan oleh masyarakat. Hal ini merupakan hasil dari
pembinaan yang selama ini dilakukan sehingga kesadaran masyarakat sudah mulai
tumbuh dan berkembang dimana mereka mulai mencari pelayanan yang tepat
dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan lingkungannya
2. Tahapan
Guna mendapatkan tujuan yang telah ditetapkan, langkah – langkah yang telah
ditentukan akan dicapai melalui beberapa tahapan :
a. Konsultasi : dilakukan baik pada saat kunjungan ke lapangan maupun pada
saat masyarakat datang ke Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan
b. Pemeriksaan / Bimbingan teknik : merupakan tindak lanjut dari konsultasi.
Pemeriksaan / Bimbingan teknik ini digunakan untuk mengetahui keadaan
sebenarnya dari permaslahan yang disampaikan pada saat konsultasi
c. Diagnosa : dengan telah diketahuinya keadaan yang sebenarnya, diagnosa
dilakukan guna menentukan permaslahan yang tepat
d. Treatment Interfensi : sebagai tahapan yang terakhir sudah tentu menjadi
klimaks penyelesaian permaslahan yang ada sekaligus puncak pelayanan
paripurna yang diberikan kepada sasaran
3. Tempat
a. Dalam Gedung
b. Di luar Gedung
4. Pelaksana
Mengingat tugas ini membutuhkan bimbingan teknik, diagnosa dan treatment
intervensi yang tepat maka pelaksana kegiatan ini menjadi beban dan tugas
seorang Sanitarian Ahli

Mengetahui Sukosari, 07 Januari 2020


Kepala Puskesmas Sukosari Pelaksana

dr,FERY RUDYTIO C
NIP. 19750204 200604 1 009 TRIONO NOVIANTO, ST
NIP. 19671121 198703 1 002
RANCANGAN

KONSULTASI KESEHATAN LINGKUNGAN OBYEK KELOMPOK II

I. PENDAHULUAN
Kelestarian Lingkungan yang tercantum dalam butir MDGs 7 merupakan
tugas yang tidak ringan untuk dilaksanakan. Masyarakat dengan jumlah yang tidak
sedikit dengan aneka permasalahan yang harus diselesaikan, keterbatasan jumlah
petugas dan tingkat pendidikan masyarakat khususnya di wilayah kerja Puskesmas
Taman Krocok merupakan faktor – faktor penyebab kesulitan tersebut.
Namun ini tidak berarti seorang Sanitarian harus berpangku tangan. Kesulitan
harus dicarikan solusi yang tepat dan selalu mencari jalan untuk mengatasi
hambatan yang dihadapi. Disinilah peran pengetahuan dan keterampilan Sanitarian
menjadi faktor yang penting.
Dari berbagai kesulitan ini beberapa pendekatan telah dilakukan, beberapa
terobosan dilaksanakan. Dengan pendekatan yang terus menerus dilakukan dari
waktu ke waktu, kini mulai terasa kesadaran dan kemauan masyarakat untuk mencari
sendiri pelayanan kesehatan lingkungan yang dibutuhkan ( UU No 23 Tahun 1992 )
Bentuk peningkatan kesadaran masyarakat bisa dilihat dengan kedatangan
mereka ke Puskesmas untuk mencari penyelesaian masalah kesehatan lingkungan
yang mereka hadapi, disamping kemauan mereka berkonsultasi pada saat pertemuan
– pertemua yang lain.
Fakta inilah yang mendukung seorang Sanitarian untuk lebih mengintensifkan
Konsultasi Kesehatan Lingkungan Obyek Kelompok II diwilayah kerja Puskesmas.
Untuk memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa pelayanan maksimal akan
selalu diberikan, hasil konsultasi ini akan ditindak lanjuti dengan kunjungan
bimbingan teknik dan diagnosa permaslahan kesehatan lingkungan berikut treatment
yang harus dijalankan

II. PEMBAHASAN
Konsultasi kesehatan obyek kelompok II ini diupayakan sebagai langkah untuk
meningkatkan mutu kesehatan lingkungan khususnya sarana sanitasi dasar, meski tidak
menutup kemungkinan bahwa masalah – masalah lain misalnya penanganan beberapa
jenis sampah khusus menuntut pula untuk diberikan penyelesaian yang sebaik –
baiknya. Dari sini terlihat jelas bahwa tidak sedikit kegiatan yang dilakukan seorang
Sanitarian di Puskesmas.
Dari hasil konsultasi baik secara langsung dengan klien maupun melalui pemeriksaan,
banyak sekali ditemukan faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan lingkungan
obyek kelompok II disebabkan karena kekurang sadaran masyarakat terhadap sarana
yang sudah ada. Dengan demikian selain menemukan solusi yang tepat, peningkatan
kesadaran masyarakat menjadi garapan yang bisa dilakukan secara bersama – sama.
Untuk meningkatkan kesadaran ini keyakinan masyarakat merupakan kunci yang harus
dibuka dengan benar. Sehingga dalam berkonsultasi analisa permasalahan tidak boleh
dilewati sebelum memberikan diagnosa dan treatment intervensi.

III. PENUTUP
Kegiatan konsultasi kesehatan lingkungan obyek kelompok II di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukosari berjalan dengan adanya dukungan semua pihak. Ini merupakan
kerjasama dan tanggungjawab yang baik terhadap tuntutan pencapaian target Nasional
yang harus dicapai dan dimulai dari Unit yang pelayanan yang terkecil yakni di
tingkat puskesmas. Dukungan ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk
memacu keberhasilan kegiatan di tahun 2016 ini.
Meski sangat menyadari bahwa lingkungan akan selalu berkembang pada setiap
waktu yang diringi dengan perkembangan permaslahan yang mungkin timbul,
keyakinan dan kemauan seorang Sanitarian untuk meningkatkan mutu lingkungan
diwilayah kerja masing – masing akan menjadi titik tolak keberhasilan ditingkat –
tingkat koordinasi yang ada diatasnya.
Mengetahui Sukosari, 07 Januari 2020
Kepala Puskesmas Sukosari Pelaksana

dr,FERY RUDYTIO C TRIONO NOVIANTO, ST


NIP. 19750204 200604 1 009 NIP. 19671121 198703 1 002

LAPORAN

MELAKUKAN PEMERIKSAAN OBYEK KELOMPOK II

I. PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pencemaran Lingkungan menyebutkan bahwa masyarakat memiliki hak untuk
mendapatkan dan mengkonsumsi air bersih yang sesuai keperuntukannya. Dimana
peruntukan ( PP No 20 Tahun 1990 ) air dibedakan menjadi 4 jenis yakni air yang
langsung bisa dikonsumsi, air bisa digunakan sebagai air baku air minum, air yang
bisa digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan serta air untuk pertanian
dan industri.
Dari PP diatas, kesemua pembagian air ada di wilayah kerja Puskesmas Taman
Krocok Dengan demikian kemungkinan terjadinya permasalahan penggunaan air
sangat mungkin terjadi. Inilah mengapa seorang Sanitarian perlu mengadakan
pemeriksaan secara terus – menerus.
Mengingat luasnya keadaan geografi dan keterbatasan tenaga yang ada, maka
partisipasi aktif masyarakat perlu untuk selalu ditingkatkan. Ini telah dilakukan,
sehingga pada saat ini sudah mulai bisa dirasakan. Masyarakat mulai aktif
berkonsultasi dengan Sanitarian untuk mencurahkan keinginannya dalam
meningkatkan kualitas lingkungannya.
Tentu saja sebagai tenaga kesehatan yang bertugas untuk itu, merasa untuk
memberikan wadah konsultasi yang sebaik – baiknya, untuk kemudian menindak
lanjuti dengan langkah – langkah dan methode yang tepat.
Sebagai tindak lanjut dari hasil konsultasi, sekaligus mengetahui permasalahan
yang sebenarnya pemeriksaan dilakukan dengan mendatangi sasaran yang
bermasalah. Untuk pemeriksaan ini diperlukan :
1. Kesepakatan waktu bersama klien
2. Format pemeriksaan sebagai standarisasi sarana bermasalah
3. Sanitarian Kit untuk pengukuran dan mengetahui sejauh mana permasalahan
yang dihadapi klien sekaligus kemungkinan dampak yang mungkin timbul.
Hal ini berfungsi pula sebagai pembanding antara dampak yang telah
dirasakan dengan kemungkinan dampak yang terjadi.
4. Hasil pembanding tersebut merupakan langkah penentu dalam melakukan
diagnosa

II. PERMASALAHAN
Dari berbagai hasil konsultasi, pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan
dapat disimpulkan bahwa permasalahan mutu kesehatan lingkungan terdiri dari :
1. Sarana yang tidak / kurang memenuhi syarat
2. Sarana yang menjadi tidak / kurang sehat
3. Kemauan / perilaku pengguna yang kurang memperhatikan sarana
4. Perilaku masyarakat yang masih belum menggunakan sarana yang ada
5. Dibutuhkannya dana untuk pengembangan dan perawatan sarana yang ada
Dari beberapa permasalahan yang ada tersebut, perilaku pengguna merupakan
faktor yang lebih dominan dalam menimbulkan permasalahan dan hambatan kualitas
sarana kesehatan lingkungan.

III. PEMBAHASAN
Dengan ditemukannya sejumlah permasalahan yang mempengaruhi dan
menghambat peningkatan kualitas air tersebut, sudah tentu harus dicarikan solusi
yang tepat. Di Puskesmas Taman Krocok sendiri penanganan permasalahan dilakukan
dengan prioritas perubahan perilaku masyarakat, disamping peningkatan kuantitas
sarana yang ada
Untuk merealisasikan kegiatan tersebut selain dilakukan pemeriksaan langsung,
perubahan perilaku dilakukan melalui kegiatan lintas program dan lintas sektor
untuk meningkatkan kuantitas sarana.
Beberapa lintas program telah dilibatkan diantaranya : Kepala Puskesmas
sebagai penanggungjawab, Dokter, UKM, PKM, Perawat didesa hingga kader dan
tokoh masyarakat.
Untuk mempermudah pelaksanaannya kegiatan lintas sektor dilakukan melalui
kegiatan bersama sektor terkait diantaranya adalah Kecamatan, PDAM dan PU.
Dalam pelaksanaanya kegiatan pemeriksaan dilakukan oleh Sanitarian secara
langsung. Yakni dengan mendatangi sarana yang mendapatkan permasalahan.
Dari data yang didapat( Lampiran 1 ) permasalalahan Obyek Sanitasi kelompok
II ini banyak didukung oleh sarana sanitasi lain yang kurang baik dan lebih
terfokus pada sarana sanitasi dasar, untuk itu penanganannya ditambahkan dengan
kegiatan perubahan perilaku dengan memberikan penyuluhan dan pembinaan baik
kepada sasaran potensial maupun kelompok umum.

IV. PENUTUP
Pada pemeriksaan kesehatan lingkungan obyek kelompok II, format
pemeriksaan menjadi sarana penting setelah dilakukan pemeriksaan sarana sanitasi
dengan menggunakan Sanitarian Kit. Meski belum mendapatkan kesepakatan
legalitas hasil pengukuran dengan sanitarian Kit, sarana ini banyak membantu dalam
menentukan kesimpulan permasalahan yang ada pada sarana yang diperiksa. Dengan
demikian hasil – hasil inilah yang digunakan sebagai pedoman untuk menarik
kesimpulan tentang sarana sanitasi di wilayah kerja Puskesmas Taman Krocok

Mengetahui Sukosari, 07 Januari 2020


Kepala Puskesmas Sukosari Pelaksana

dr,FERY RUDYTIO C TRIONO NOVIANTO, ST


NIP. 19750204 200604 1 009 NIP. 19671121 198703 1 002
REKOMENDASI

MENENTUKAN DIAGNOSA DAN TREATMENT INTERVENSI OBYEK


KELOMPOK II

I. PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan
Pengendalian Pencemaran Air mengatur pula tentang Pengendalian / penanggulangan
pencemaran air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air.
Pencemaran ini sangat membawa dampak bagi kehidupan manusia. Adapun
dampak – dampak yang ada dapat kita bedakan :
1. Dampak  terhadap kehidupan  biota air
Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar 
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam
air  yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.
Selain itu kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun yang juga
menyebabkan kerusakan  pada tanaman dan tumbuhan air. Akibat matinya bakteri -
bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada
air limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit terurai. Panas dari
industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air  limbah
tidak didinginkan dahulu.
2. Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan Faecal coliform
Telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey.
Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
3. Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam – macam antara lain :
- Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen. Air sebagai sarang insekta
penyebar penyakit.
- Penyakit – penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah -
daerah. Penyakit – penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat
masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehar i- hari. Sedangkan  jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain,
bakteri, protozoa dan metazoa.

II. PEMBAHASAN
Untuk memenuhi kebutuhan akan sarana sanitasi dasar, masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Taman Krocok banyak menggantungkan pada keadaan alam yang ada.
Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, mengingat alam yang diekploitir secara terus –
menerus sudah pasti akan membawa dampak dan pencemaran terhadap lingkungannya.
Dengan dasar inilah kegiatan ini harus dikendalikan.
Pengendalian sumber pencemar merupakan langkah tepat dalam mengatasi
terjadinya dampak akibat pencemaran. Tetapi bila pengendalian tidak berhasil bukan
berarti dampak tersebut dibiarkan untuk mencemari lingkungan. Dengan kata lain
sekecil apapun dam pencemaran harus segera ditangani.
Penanganan pencemaran ini harus dilakukan dengan penuh kehati – hatian dengan
selalu memperhatikan manfaat kesehatan yang lebih besar. Dari sinilah terlihat begitu
pentingnya kemampuan mendiagnosa seorang Sanitarian terhadap kesehatan lingkungan.
Mendasari fakta diatas maka kamipun juga memiliki kwajiban untuk mendiagnosa
dan memberikan treatment intervensi diwilayah kerja Puskesmas Sukosari

Jika diperhatikan permasalahan yang terjadi di seluruh desa hasil dari pengawasan
dan konsultasi adalah air bersih yang tercemar. Pencemaran ini terjadi bahkan
masyarakat tidak tahu apa penyebabnya. Sebagai seorang Sanitarian kami diharuskan
mendiagnosa untuk menemukan dan memberikan treatment yang intervensi yang tepat.
Berbagai intervensi diberikan dengan melihat keberadaan dan kemampuan yang
ada. Dalam hal ini kecenderungan tehnologi tepat guna sangat dibutuhkan. Namun
demikian keterbatasan sarana, kemampuan dan dana yang ada treatment diberikan
dengan mendasarkan bahwa permasalahan kesehatan lingkungan harus segera
diselesaikan.
Untuk memperkuat treatment intervensi, diberikanlah rancang bangun, agar
pengguna mempunyai gambaran yang tepat.

III. PENUTUP
Diagnosa dan treatment yang tepat hendaknya juga melihat kondisi masyarakat.
Bila treatment yang diberikan tidak sesuai dikhawatirkan tidak akan dilakukan
masyarakat dan dampak akan tetap ada. Bahkan mungkin akan semakin meluas dan
terjadi KLB.
Untuk menghindari KLB inilah treatment intervensi segera dilakukan.

Mengetahui Sukosari, 07 Januari 2020


Kepala Puskesmas Sukosari Pelaksana

dr,FERY RUDYTIO C TRIONO NOVIANTO, ST


NIP. 19750204 200604 1 009 NIP. 19671121 198703 1 002
RANCANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN ( JUKLAK )


PENGAWASAN AIR BERSIH DI PUSKESMAS SOKOSARI
TRIONO NOVIANTO, ST
NIP. 19671121 198703 1 002

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO


PUSKESMAS SUKOSARI

KATA PENGANTAR

Puji syukur disampaikan kepada Tuhan Semesta Alam yang mana dengan segala
hidayah dan pemeberiannya, kami telah rampungkan pembuatan Petunjuk Pelaksanaan
Pengawasan Sarana Air Bersih ( Juklak Pengawasan SAB ) ini dalam waktu yang benar -
benar sesuai dengan kebutuhan.
Juklak ini selain merupakan petunjuk dalam pengawasan Sarana Air Bersih di
Puskesmas .Taman Krocok, juga sebagai harapan untuk mendapatkan angka kredit, dalam
rangka proses kenaikan pangkat dan jenjang seoran Sanitarian Muda yang telah
memenuhi persyaratan.
Untuk itu semua tidak lupa ucapan terimakasih atas dukungan yang kuat dalam
pembuatan Juklak Pengawasan SAB ini, kepada :
1. Kadinkes Kabupaten Bondowoso, yang telah memberikan kebijakannya dalam
memberikan seluruh kesempatan pada penyusunan Juklak ini
2. Kabag P2PL yang dengan segala bentuk kemudahan memberikan fasilitas atas
tersusunnya Juklak ini
3. Kasie PL yang selalu memberikan bimbingan pelaksanaan kegiata
4. Kepala Puskesmas Taman Krocok atas segala kesempatanyang diberikan dari awal
proses hingga tersusunnya Juklak
5. Semua pihak yang telah membantu kelancaran proses
Sukosari, 07 Januari 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN .........................................................................................
......................................
1 Latar .........................................................................................
. Belakang ......................................
2 Dasar Hukum .........................................................................................
. ......................................
3 Pengertian .........................................................................................
. ......................................
II Tujuan .........................................................................................
......................................
1 Tujuan Umum .........................................................................................
. ......................................
2 Tujuan Khusus .........................................................................................
. ......................................
III SASARAN .........................................................................................
......................................
IV RUANG .........................................................................................
LINGKUP ......................................
V STRATEGI .........................................................................................
OPERASIONAL ......................................
VI KEGIATAN .........................................................................................
......................................
VII SUMBER DAYA .........................................................................................
......................................
VII PERANAN SEKTOR TERKAIT DAL PENGEMBANGAN
I KEGIATAN .....................................................................
IX PENCATATAN, PELAPORAN DAN
EVALUASI ...................................................................................................
LAMPIRAN ............................................................................................
........................................

I. PENDAHULUAN
Sarana Air Bersih merupakan sumber kehidupan manusia. Tanpa air mungkin
tidak akan ada kehidupan di bumi ini. Untuk itu tidak seorangpun yang tidak
membutuhkannya, bahkan bayi yang baru lahir sekalipun.
Namun demikian bila salah dalam pengelolaannya tidak sedikit dampak yang
ditimbulkannya. Baik dampak secara langsung maupun dampak yang tidak langsung
seperti menjadi perantara penularan suatu penyakit.
Untuk itu, sebagai seorang Sanitarian sudah pasti akan selalu berusaha
memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam pengelolaan Sarana Air Bersih ini.
Dalam UU No 23 Tahun 1992 disebutkan bahwa kegiatan penyehatan air
meliputi kegiatan pengamanan dan penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan
kehidupan.
Berhubungan dengan kualitas air bersih ditetapkanlah Permenkes No 416
Tahun 1990 tentang Syarat – syarat dan kualitas air.
Khusus diwilayah kerja Puskesmas Taman Krocok beberapa pengawasan dan
pemeriksaan kualitas air ditujukan kepada semua sarana yang ada yakni SGL
( Sumur Gali ), SPT ( Sumur Pompa Tangan ), Perpipaan yang meliputi SR
( Sambungan ke Rumah – rumah ), KU ( Kran Umum ) dan HU ( Hidran Umum )
serta sumber – sumber air yang lain seperti artesis.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sesuai dengan tujuan program kesehatan pada umumnya, tujuan Juklak inipun
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk
mendapatkan dan mengupayakan kualitas air yang memenuhi syarat
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya cakupan air bersih diwilayah kerja Puskesmas Sukosari
b. Menurunya angka kejadian penyakit yang ditimbulkan oleh air
c. Semakin meningkatnya mutu dan jumlah air bersih dimasyarakat

III. SASARAN
Kegiatan Penyehatan Air Bersih ditujukan kepada :
1. Individu / Keluarga
2. Terjalinnya kerjasama lintas sektor
3. Didapatkannya kebijakan dar para pengambil keputusan
4. Didapatkan fasilitas yang baik dari jenjang yang berada diatsnya
5. Peningkatan mutu air
6. Didapatkannya langkah – langkah yang tepat pada masa pemeliharaan

IV. RUANG LINGKUP


Kegiatan Penyehatan Lingkungan di Puskesmas Sukosari dilaksanakan melalui
kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
1. Persiapan
Untuk memulai kegiatan penyehatan lingkungan bidang Penyehatan Air persiapan
merupakan titik tumpu yang paling penting mengingat hal ini sebagai kunci
langkah – langkah yang hendak dilaksanakan berikutnya.
Langkah persiapan dimaksud diatas adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan data
b. Pengolahan data
c. Analisa data
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan Air Bersih dilaksanakan dengan cara seorang Sanitarian mendatangi
sarana dimaksud setelah mendapatkan informasi yang tepat dan benar.
Kegiatan Pemeriksaan yang akan dilakukan adalah :
a. Konsultasi
b. Diagnosa permasalahan
c. Memberikan Treatmen
d. Intervensi yang jelas

3. Pengawasan
Pengawasan Sarana Air Bersih dilaksanakan secara bersama – sama dengan semua
pihak terkait.
Kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan :
a. Lintas Program
b. Lintas Sektor

V. STRATEGI OPERASIONAL
Semua operasional kegiatan penyehatan air bersih dirancang pelaksanaannya
berdasarkan skala prioritas, yang mana pada penentuan prioritas di Puskesmas
Taman Krocok banyak tertumpu pada kemampuan sanitariannya. Hal ini mengingat
belum tersedianya dana dan prasarana yang sama sekali belum memenuhi syarat,
baik dari segi kwantitas terlebih lagi kualitasnya.
Dengan demikian dipaparkan rancangan kegiatan sebagai berikut :
1. Penyiapan hingga analisa data. Hal ini menggunakan data yang ada di
Puskesmas yakni cakupan yang telah dicapai untuk kemudian diolah dan
dianalisa hingga mendapatkan skala prioritas kegiatan. Pengolahan dan analisa
data dilakukan dengan memanfaatkan grafik cakupan ditiap desa
2. Pemeriksaan. Dengan dimulainya konsultasi antara pemilik sarana dan seorang
Sanitarian akan memberikan gambaran awal tentang sarana air bersih yang ada.
Data awal inilah yang menjadi penentu tindak lanjut yakni dengan mengadakan
pemeriksaan untuk mengetahui masalah, sumber masalah, memberikan diagnosa
untuk selanjutnya memberikan treatment intervensi yang tepat. Bila diperlukan
maka rancang bangun merupakan pelengkap yang tepat pada treatment intervensi
yang telah diberikan
3. Pengawasan. Melalui kegiatan lintas program, beberapa dampak penyakit yang
timbul akan segera ditemukan untuk kemudian diatasi secara dini guna
meminimalisir penyebar luasan dampak yang tidak diinginkan. Bila langkah ini
sudah tertangani, maka peningkatan jumlah sarana dilakukan melalui bantuan
sektor – sektor terkait bagi air bersih untuk suplai masal dan peningkatan
cakupan bagi sarana air bersih yang bersifat perorangan / keluarga

VI. KEGIATAN
Kegiatan penyehatan air bersih di Puskesmas Taman Krocok dilaksanakan melalui
kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
1. Pernyiapan data
2. Pengolahan data
3. Analisa data
4. Penentuan prioritas permasalahan
5. Konsultasi dengan pengguna sarana
6. Pemeriksaan Sarana
7. Treatment Intervensi
8. Pembinaan
9. Kegiatan Lintas Sektor

VII. SUMBER DAYA


1. Tenaga
a. Medis : 32 Orang
b. Perawat desa : 4 Orang
c. Sanitarian : 1 Orang
d. Kader Kesehatan : 25 Orang
2. Sarana dan Prasarana
Melalui kegiatan Inspeksi kegiatan Penyehatn Air Bersih banyak menggunakan
sarana administrasi berupa form yang telah didapat dari Dinas Kesehatan
Bondowoso, disamping sarana pengambilan sampel air yang bisa dipakai pada
jadwal kegiatan pengambilan sampel air
3. Dana
Seluruh dana kegiatan Penyehatan Air Bersumber dari kucuran dana Dinas
Kesehatan, yakni berupa :
- Dana Program ( jumlah dan waktu pengambilan ditentukan oleh Dinas
Kesehatan Kab. Bondowoso )
- Dana BOK ( Bantuan Operasional Puskesmas )
VIII. PERANAN SEKTOR TERKAIT DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN
Dalam memanfaatkan kegiatan lintas sektor beberapa pihak bisa dilibatkan sesuai
dengan peran masing – masing, antara lain :
1. Kantor Kecamatan : memberikan kebujakannya untuk meningkatkan mutu Air
Bersih
2. PDAM : peningkatan jumlah cakupan pengguna air bersih
3. Kepala Desa : memberikan informasi permasalahan yang ada dan
menemukan potensi – potensi yang ada didesa masing – masing

IX. KRITERIA KEBERHASILAN


1. Menurunnya angka kejadian luar biasa akibat dampak pemanfaatan air bersih
2. Meningkatnya jumlah cakupan dimasing – masing desa

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI


1. Pencatatan
Dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan, pencatatan
dilakukan dengan penyiapan register, form pemeriksaan, pencatatan penanganan
masalah ( konsultasi, kunjungan bimtek, diagnosa dan treatmen intervensi ) serta
evaluasi yang dilakukan dicatat kedalam sebuah register pelaksanaan kegiatan
dan Monev SAB
2. Pelaporan
Semua hasil kegiatan direkap untuk kemudian dilaporkan kepada kepala
Puskesmas yang untuk selanjutnya dibuat pelaporan resmi ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Bondowoso
3. Evaluasi
Kegiatan evaluasi di Wilayah kerja Puskesmas Sukosari sebanyak 2 kali yakni :
a. Mini Loka Karya
Pada kegiatan Mini Lokakarya di Puskesmas merupakan kegiatan yang paling
baik. Pada kesempatan ini seorang Sanitarian bisa menyampaikan hasil
evaluasi kegiatan Penyehatan Sarana Air Bersih baik kepada Kepala
Puskesmas maupun bagi semua pihak yang terlibat pada kegiatan lintas
progrm. Dengan hasil – hasil evaluasi inilah bisa di sampaikan usulan sarana,
prasarana dan dana yang dibutuhkan, terutama pada kegiatan BOK di
Puskesmas
b. Penilaian Kinerja Puskesmas
Kegitan rutin tahunan ini dimanfaatkan sebagai evaluasi cakupan SAB
sekaligus konsultasi guna peningkatan kualitas air bersih yang ada di
Wilayah Kerja Puskesmas
RANCANGAN

KONSULTASI KESEHATAN LINGKUNGAN OBYEK KELOMPOK I

I. PENDAHULUAN
Pendidikan kesehatan pada masyarakat merupakan salah satu tugas bagi seorang
Sanitarian. Hal ini dikarenakan pada UU Kesehatan No 36 Tahun 2009 termaktub hak
– hak masyarakat tentang kesehatan.
Oleh karena itu guna pelaksanaan kewajiban tersebut sekaligus sebagai
peningkatan mutu pelayanan, di Wilayah Keja Puskesmas Taman Krocok dilaksanakan
pula kegiatan pendidikan masyarakat tentang penyehatan lingkungan. Namun demikian
pendidikan tidak dilakukan secara formal melainkan dengan mengadakan pembinaan
dan konsultasi.
Konsultai inipun lebih diutamakan kepada masyarakat dengan masalah kesehatan
lingkungannya. Bentuk daripada pelayanan kesehatan lingkungan khususnya dalam
memberikan pendidikan kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan menjalankan
Klinik Sanitasi. Sehingga pelaksanaannya bisa didalam maupun diluar gedung.
Selain tujuan diatas, konsultasi kesehatan khususnya pada obyek kelompok II
diharapkan dapat :
1. Memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat sasaran
2. Memberikan pemahaman kepada sasaran tentang permasalahan yang dihadapi
3. Memberikan solusi yang tepat sesuai dengan kemampuan sasaran
4. Penyebar luasan informasi
5. Peningkatan kewaspadaan
II PEMBAHASAN
a. Pemasalahan
Tribulan pertama di tahun 2020 ini kegiatan penyehatan lingkungan di
Puskesmas Sukosari difokuskan pada sasaran Industri kecil dan tempat ibadah. Dari
2 industri kecil yang terdaftar, pengawasan dilakukan secara periodik.
Dan dari hasil pengawasan yang telah dilakukan didapatkanlah permasalahan
sebagai berikut :
1. Tingkat pendanaan yang rata – rata dilakukan secara swadaya, sarana sanitasi
dasar sangat kurang mendapat perhatian. Sehingga air bersih yang
digunakanpun masih perlu dibenahi untuk mendapatkan sarana air bersih yang
layak konsumsi
2. Tingkat pendidikan para pengguna tempat ibadah yang rata - rataa lemah,
jarang sekali memikirkan akibat yang akan timbul akibat sarana sanitasi yang
tidak memenuhi syarat kesehatan
b. Penyelesaian Masalah
Dengan mengetahui sebab yang sebenarnya, maka kegiatan dilakukan sebagai
berikut :
i. Konsultasi oleh petugas kepada para pengelola
ii. Sosialisasi permasalahan
iii. Memberikan solusi yang tepat
iv. Monitoring dan evaluasi sebagai langkah motivasi
III PENUTUP
Dalam berkonsultasi dilakukan beberapa metode yang baik, dengan harapan sasaran
tidak saja mengetahui permasalahan yang dihadapi, melainkan menyadari dan dengan
arahan dan bimbingan petugas sasaran bisa menemukan sendiri langkah – langkah
yang harus dilakukan. Methode ini biasanya lebih mudah dan cepat memberikan
solusi, dibanding kita harus memberikan penekanan kepada mereka.

METHODE
Menyusun / Menetapkan Methode
Pengumpulan Data Primer Sarana Air Bersih

I. Persiapan
Dalam melakukan kegiatan, persiapan merupakan kunci dari keberhasilan
yang hendak dicapai. Untuk itulah seorang sanitarian hendaknya tidak pernah
mengerjakan sesuatu tanpa persiapan yang matang.
Beberapa persiapan yang dimaksud salah satunya adalah menentukan
methode pelaksanaan kegiatan. Begitupun pada kesempatan ini. Sebagai seorang
sanitarian data yang valid merupakan acuan menuju kegiatan pengembangan
berikutnya. Dari banyak data yang perlu dipertepat adalah data Sarana Air Bersih.
Dengan perencanaan tahunan, tri bulan dan bulanan prioritas pada Tri Bulan I
Tahun 2020 ini adalah validasi data Sarana Air Bersih.
Untuk mendapatkannya dibutuhkan persiapan – persiapan sebagai berikut :
1. Evaluasi hasil tahun sebelumnya
2. Pendekatan kepada Kepala Puskesmas
3. Kegiatan lintas program
4. Kegiatan lintas sector
5. Penentuan langkah kegiatan
6. Pelaksana kegiatan
7. Monitoring dan evaluasi
Guna memperkuat tahapan langkah – langkah diatas dierlukan pula sarana
dan prasarana. Dan tidak kalah pentingnya adalah penentuan tujuan yang tepat
sebagai arah menuju hasil yang diinginkan.

II. Penentuan Tujuan


1. Tujuan Umum
a. Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan air bersih.
b. Mengetahui kualitas dan kuantitas Sarana Air Bersih
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penyebab Validasi data SAB dilakukan
b. Mengetahui langkah – langkah kegiatan yang akan dilakukan
c. Mempersiapkan sarana yang dibutuhkan

III. Obyek
Guna mengetahui sasaran yang akan dijadikan obyek validasi data, evaluasi
akhir tahun sebelumnya adalah sumber yang bisa untuk dijadikan pedoman.
Dengan mendasarkan pada hasil evaluasi, ditentukanlah obyek validasi sebagai
berikut :
a. Jumlah Penduduk : 14.686
b. Jumlah desa : 4
c. Jumlah Tenaga :
- Sanitarian : 1 orang
- Petugas Kes Desa : 4 Perawat Desa, 4 Bidan Desa
- Kader Kesehatan : 25 orang
d. Jenis Sarana Air Bersih :
- PDAM
- SPT
- SGL
- KU
- SR
- SA
- PMA

IV. Methode
Dalam menentukan metode yang tepat, hendaklah didasarkan pada tujuan yang
hendak dicapai. Mengingat sasaran yang perlu didata termasuk didalamya adalah
segi kualitas maupun kuantitas, maka methode yang tepat digunakan adalah
methode pengawasan secara langsung
Methode langsung yang dimaksud adalah pelaksana pendataan yakni kader
kesehatan yang ada didesa secara langsung melihat dan mencatat setiap sarana air
bersih didaerah tugasnya masing - masing.
Guna mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan,
pengumpulan data yang harus didapat adalah sebagai berikut :
a. Nama lokasi : Alamat lengkap lokasi pendataan
b. Nama KK
c. Jenis dan mutu sarana
d. Jumlah pengguna  termasuk warga lain diluar anggota keluarga

V. Alat Bantu
Untuk mempermudah pengumpulan data primer Sarana Air Bersih digunakan
alat bantu formulir pengumpulan data, rekap data ditingkat desa dan tingkat
Puskesmas / Kecamatan

VI. Petugas
1. Sanitarian :
a. Memberikan pembinaan dan petunjuk teknis kepada petugas kesehatan
didesa
b. Menyiapkan formulir pendataan
c. Mengolah rekap data dari petugas kesehatan desa
d. Memberikan Evaluasi
e. Penyebaran informasi bersama Kepala Puskesmas
2. Petugas Kesehatan Desa
a. Memberikan pembinaan kepada kader dengan didampingi Sanitarian
b. Mengumpulkan dan merekap hasil pendataan
3. K a d e r
a. Melaksanakan pendataan dan pengumpulan data sesuai dengan formulir
pendataan yang telah disediakan

Mengetahui Sukosari, 07 Januari 2020


Kepala Puskesmas Sukosari Pelaksana
dr,FERY RUDYTIO C TRIONO NOVIANTO, ST
NIP. 19750204 200604 1 009 NIP. 19671121 198703 1 002

Lampiran A.

FORMULIR PENGUMPULAN DATA SARANA AIR BERSIH


Lokasi : ……………………………………………….
Tahun ...........

Jumlah Sarana Air Bersih


N NAMA SASAR
PDA KET
O KK SPT SGL KU SR SA PMA AN
M

JUMLAH

………………, …………………. ...........


Petugas Kes Desa Kader

………………………………….. …………………………………..

Lampiran B
FORMULIR PENGUMPULAN DATA SARANA AIR BERSIH
Desa …………………….. Kec. ....................
Tahun ...........

Jumlah Sarana Air Bersih


N NAMA SASAR
PDA KET
O DUSUN SPT SGL KU SR SA PMA AN
M
JUMLAH

………………, …………. ...........


Sanitarian Petugas Kes Desa

………………………………….. …………………………………..

Lampiran C

FORMULIR PENGUMPULAN DATA SARANA AIR BERSIH


PUSKESMAS ....................
TAHUN …………..

Jumlah Sarana Air Bersih


N NAMA SASAR
PDA KET
O DUSUN SPT SGL KU SR SA PMA AN
M

JUMLAH

Mengetahui ………………, …………………. 20.........


Ka PKM .................... Sanitarian

………………………………….. …………………………………..
NIP. ....................................... NIP. .............................................
INSTRUMEN

Menyusun instrumen pengumpulan data sekunder


SARANA AIR BERSIH

I. Persiapan
Untuk merencanakan suatu kegiatan hendaknya dimulai dengan persiapan yang
baik. Dengan persiapan yang baik ini diharapkan akan lancer langkah – langkah
kegiatan berikutnya.
Berdasarkan fakta diatas, dalam menyusun instrumen kegiatan validasi data pada
Tri Bulan I tahun 2020 ini juga memgadakan persiapan – persiapan. Diantara
persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Tim penyusun instrument
Pada dasarnya instrument ini dibuat oleh seorang sanitarian. Namun guna
melengkapi dan penyesuaian instrument yang hendak dibuat dibutuhkanlah
masukan – masukan dari pihak – pihak lain. Untuk itulah sengaja dibuat Tim
Penyusun sebagai berikut :
a. Penanggungjawab : Kepala Puskesmas
b. Koordinator : Sanitarian
c. Anggota : Petugas Kesehatan Desa
2. Jenis instrumen
Setelah berkoordinasi dengan tin penyusun, dan dengan berbagai pertimbangan
maka jenis instrument yang dibutuhkan adalah format pendataan, dimana
format dimaksud diharapkan dapat dengan mudah dilaksanakan dan dengan
hasil yang maksimal
3. Sarana yang dibutuhkan
Mengungat kesepakatan tim hanya format pendataan yang menjadi kebutuhan,
maka pada persiapan penyusunan instrument kali ini hanya dibutuhkan Alat
Tulis Kantor [ ATK ] dan dana penggandaanya.

II. Penentuan Tujuan :


Tujuan daripada kegiatan sanitasi ini adalah sebagai berikut :
1. Mencegah terjadinya penularan oleh penyakit berbasis lingkungan ( PBL )
2. Sebagai evaluasi dan validasi data
3. Bahan penyelidikan Kejadian Luar biasa ( KLB / Wabah )

III. Penentuan Objek


Obyek yang diamati sebetulnya dibagi menjadi 4 bagian yaitu : Air Bersih, Limbah
cair, limbah padat, dan kotoran manusia.
Namun untuk efektifitas kegiatan kegiatan dilaksanakan setiap tri bulan. Sesuai
dengan prioritas yang telah disepakati oleh Tim. Dan pada Tri Bulan I ini sasaran /
obyek yang hendak dilakukan adalah validasi data Sarana Air Bersih.
Sarana Air Bersih dimaksud adalah semua jenis sarana yang ada ditiap desa, di
Wilayah Kerja Puskesmas secara keseluruhan.

IV. Metoda
Mengingat tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan yang tertera diatas, maka
kegiatan validasi data yang dilakukan dengan pendataan ulang sarana air bersih, maka
kegiatan dilakukan secara langsung. Yaitu setiap peugas yang telah ditentukan
mendatangi dan mendata secara lengkap setiap sarana yang digunakan oleh dimasing
– masing warga masyarakat.

V. Alat
1. Alat Pantau : digunakan format rekapitulasi hasil kegiatan
2. Instrumen : alat tulis
3. Formulir : format pendataan dan rekap hasil kegiatan

VI. Petugas
Pada pelaksanaannya petugas pendataan adalah kader kesehatan yang telah diberikan
pembinaan oleh seorang sanitarian dengan tugas pengawasan dilakukan oleh petugas
kesehatan desa melalui bimbingan seorang sanitarian Puskesmas

VII. Penentuan Lokasi


Lokasi kegiatan ditentukan pada wilayah kerja Posyandu di tempat tinggal masing –
masing kader kesehatan. Hal ini disebabkan, luas area sasaran tidak terlalu besar dan
kader kesehatan sudah paham betul lokasi yang menjadi sasaran pendataannya.

Mengetahui Sukosari, 07 Januari 2020


Kepala Puskesmas Sukosari Pelaksana

dr,FERY RUDYTIO C TRIONO NOVIANTO, ST


NIP. 19750204 200604 1 009 NIP. 19671121 198703 1 002
LAPORAN

PENYEBAR LUASAN DATA


SARANA AIR BERSIH DI PUSKESMAS SUKOSARI

I. PENDAHULUAN
Hasil daripada validasi data yang dilakukan di Puskesmas Sukosari,
melibatkan pihak – pihak terkait. Mulai dari kader kesehatan, Kepala Desa, Petugas
Kesehatan didesa hingga di Kepala Kecamatan, sudah tentu harus
dipertanggungjawabkan.
Pertanggungjawaban ini disampaikan kepada semua pihak, setelah menjadi
data yang bisa difahami. Dengan demikian tujuan pendidikan kepada masyarakat,
kepercayaan dari pengambil keputusan benar – benar dihargai sesuai dengan
peruntukkannya.
Demikian pula bagi petugas kesehata secara keseluruhan. Data yang ada
hendak dijadikan pedoman penentuan langkah – langkah selanjutnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, penyebar luasan data ditujukan
untuk :
1. Memberikan pendidikan kepada masyarakat
2. Mendapatkan acuan kegiatan langkah yang hendak dikerjakan
3. Mendapatkan dukungan dari pengambil kebijakan

II. PEMBAHASAN
A. Permasalahan
Dalam mendapatkan dukungan bagi kegiatan penyehatan lingkungan di Puskesmas,
dibutuhkan langkah – langkah yang tepat.
Untuk mempermudah langkah tersebut, dibutuhkan data yang valid untuk
memberikan keyakinan. Untuk itulah dengan penyebar luasan data kepada pihak –
pihak terkait diharapkan mendapatkan dukungan yang baik pula.

B. Penyelesaian masalah
Untuk mendapatkan dukungan dari pihak – pihak terkait, data yang tepat menjadi
sangat berperan. Namun demikian data yang ada belum tentu bisa secara langsung
dimengerti dan dipahami. Untuk itu sebelum disebarluaskan, data yang ada harus
dianalisis dan disajikan dalam bentuk data yang mudah untuk dipahami oleh
semua pihak, baik permasalahan yang ada maupun solusi yang diharapkan.
Sebagai umpan balik dari kegiatan yang telah dilakukan, penyebarluasan data
dilakukan selain sebagai method pelaporan, juga dengan harapan untuk
mendapatkan evaluasi dan arahan yang tepat dari pihak terkait
Methode penyebarluasan data dilaksanakan dengan dua langkah :
1. Pertemuan : dilaksanakan bersama dengan lintas program
2. Pengiriman laporan : dilakukan kepada lintas sektor

III. PENUTUP
Penyebar luasan data merupakan langkah yang penting untuk meningkatkan
kemajuan suatu program. Selain sebagai stimulant untuk mendapatkan masukan dan
arahan, data yang disampaikan diharapkan mampu menimbulkan motivasi pada setiap
pihak untuk mengkaji dan meningkatkan kemajuan yang telah dicapai.
Dengan demikian kondisi yang baik akan segera dapat dicapai, karena adanya
kerjasama yang saling menguntungkan.

Mengetahui Sukosari, 07 Januari 2020


Kepala Puskesmas Sukosari Pelaksana

dr,FERY RUDYTIO C TRIONO NOVIANTO, ST


NIP. 19750204 200604 1 009 NIP. 19671121 198703 1 002
LAPORAN

MELAKUKAN KAJIAN DATA SECARA ANALITIK


I. PENDAHULUAN
Mudah sekali untuk mendapatkan angka – angka dalam mengumpulkan data.
Demikian pula data – data sanitasi. Tetapi belum tentu setiap oran yang membaca,
dapat menarik kesimpulan dengan benar. Padahal, harapan utama dari angka – angka
pada data tersebut adalah didapatkannya langkah solusi dan kesimpulan yang tepat.
Untuk itulah, sebagai seorang sanitarian yang sekaligus penanggungjawab data
tersebut harus mengolahnya terlebih dahulu, agar data tersebut bisa dimengerti dan
benar – benar dipahami oleh orang lain. Dalam mengolah data – data diperlukan
langkah – langkah sebagi berikut :
1. Pengumpulan data dengan tepat
2. Menganalisa dengan baik dan
3. Menyajikannya setepat mungkin.
Jika data telah diolah seperti langkah diatas diharapkan setiap orang bisa
mengerti dan memahami, terlebih para petugas penyehat lingkungan. Hal ini penting
mengingat, dari data inilah semua kegiatan bisa berjalan.

II. PEMBAHASAN
A. Permasalahan
Permasalahan di Puskesmas Taman Krocok sebenarya adalah kurangnya tenaga
penyehatan lingkungan. Terutama bila dilihat dengan banyaknya sasaran yang
harus ditangani.
Sehingga dalam mendapatkan data yang akurat dibutuhkan ketrampilan dalam
mendapatkan dukungan dari pihak lain.
Salah satu modal untuk mendapatkannya adalah dengan kekuatan data. Untuk
menguatkan data inilah kemampuan analisa dibutuhkan.
B. Pembahasan
Dengan telah diolahnya data secara analitik, setiap data yang ada dibaca oleh
semua orang. Data hasil analisa ini untuk kemudian disajikan kedalam bentuk
grafik. Hal ini akan lebih mudah dphami. Dengan demikian permasalahan yang ada
akan mudah pula untuk diberikan tanggapan dan solusi yang tepat.

III. PENUTUP
Kajian data secara analitik mutlak diperlukan dan harus dilakukan mengingat
dengan analisa ini, dukungan dalam bentuk kebijakan, dana dan dukungan yang lain
mendasarinya.

Mengetahui Sukosari, 07 Januari 2020


Kepala Puskesmas Sukosari Pelaksana

dr,FERY RUDYTIO C TRIONO NOVIANTO, ST


NIP. 19750204 200604 1 009 NIP. 19671121 198703 1 002

LAPORAN

TERM OFF REFERENCE ( TOR ) TAHUNAN PUSKESMAS SUKOSARI TAHUN 2020

UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN KAB BONDOWOSO


INSTANSI : PUSKESMAS SUKOSARI
PROGRAM : KESLING DAN KEJORA
SASARAN PROGRAM : PENYEHATAN LINGKUNGAN
KEGIATAN : PERENCANAAN, PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
SUB KEGIATAN : OBYEK KESEHATAN LINGKUNGAN KELOMPOK I & II

I. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. UU RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
b. PP RI No. 32 Th 1996 tentang Tenaga Kesehatan
c. PP No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pencemaran
Lingkungan
d. UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
e. PP No 20 Tahun 1990 tentang Limbah Cair
2. Gambaran Umum
Menyambut akhir dari pelaksanaan MDGs yang dicanangkan Indonesia
Sehat 2015, banyak item yang masih harus dipercepat pencapaiannya. Pada
MDGs ke 7 tentang pelestarian lingkungan Cakupan air bersih dan jamban
keluarga mendapatkan stressing yang paling kuat.
Dampak ini sampai ke tingkat Propinsi, Kabupaten yang akhirnya ke
Puskesmas sebagai ujung tombak sekaligus tujuan kegiatan. Beberapa
percepatan dimulai, bahkan dalam bentuk proyek. Penguatan percepatan
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso dengan mengumpulkan
seluruh Sanitarian Puskesmas untuk melakukan percepatan yakni dengan
perubahan perilaku melalui kegiatan pemicuan penggunaan jamban sehat
secara masal hampir diseluruh wilayah yang mempunyai cakupan jamban
rendah.
Salah satu sasaran kegiatan tersebut termasuk di wilayah kerja
Puskesmas Sukosari yang terdiri dari 4 desa, memiliki 2 desa dengan cakupan
air bersih dan jamban yang masih rendah. Penggerakan perubahan
perilakupun dipersiapkan.
Namun demikian mengingat kegiatan ini menjadi tanggungjawab semua
petugas kesehatan sekaligus para pengambil kebijakan di tingkat kabupaten
maupun kecamatan maka kami sebagai seorang Sanitarian memberikan
dukungan yang sangat besar dengan memfasilitasinya secara maksimal.
Guna berjalannya percepatan tersebut sejumlah kegiatan kami
laksanakan. Menjadi kunci kesemua kegiatan tersebut adalah perencanaan
kegiatan yang tepat. Inilah sebabnya mengapa TOR ( Term Off Reference )
Tahunan menjadi acuan satu – satunya. Dengan demikian perencanaan pada
tahun ini merupakan TOR berat yang harus dipertanggungjawabkan tingkat
keberhasilannya.
Untuk mendapatkan itu semua maka kerjasama lintas sektor, pelaksana
dan penanggungjawab kegiatan harus benar – benar dipersiapkan dengan
sebaik – baiknya.

3. Alasan Pelaksanaan Kegiatan


Dari semua kegiatan percepatan pembangunan kesehatan guna menyambut
target pelaksanaan MDGs khususnya MDGs ke 7 ini seluruh kemampuan dan
potensi kegiatan akan berusaha untuk disatukan. Dengan penyatuan ini
ditemukanlah pembagian tugas dan peran yang sesuai. Dukungan ini sangat
membantu tugas Sanitarian di Puskesmas Sukosari
Wilayah kerja Puskesmas Sukosari yang terdiri dari 4 desa dengan jumlah
penduduk lebih dari 14.686 jiwa ini hanya memliki seorang Sanitarian Ahli.
Sungguh ini masalah yang benar – benar harus segera mendapatkan penanganan
yng lebih baik.
Untuk tetap bisa menjalankan kegiatan secara maksimal dengan segala
keterbatasan dan kekurangan ini, kerjasama dan pembagian tugas yang jelas
merupakan faktor yang samasekali tidak boleh di tinggalkan. Menyadari ini semua
kamipun harus melakukannya.
Dengan pembagian tugas ini dari perencanaan hingga evaluasi penyehatan
lingkungan obyek kelompok II menjadi tanggungjawab kami sebagai seorang
Sanitarian Ahli di Puskesmas Sukosari
Disinilah rencana kerja ( TOR ) yang dibuat lebih menitik beratkan pada tugas
– tugas ini.

II. KEGIATAN
1. Uraian Kegiatan
Sesuai dengan tujuan dan pembagian tugas yang harus dilaksanakan oleh
petugas penyehatan lingkungan pada tahun ini, maka kegiatan lebih
difokuskan pada obyek kesehatan lingkungan obyek kelompok II. Obyek
kelompok II dimaksud adalah Bebas dari adanya gangguan
a. Limbah cair
b. Limbah padat
c. Limbah gas
d. Sampah yang tidak diproses sesuai dengan dengan persyaratan.
e. Binatang pembawa penyakit
f. Zat kimia berbahaya
g. Kebisingan melebihi ambang batas
h. Radiasi sinar peng-ion dan nonpeng-ion
i. Air tercemar
j. Udara tercemar
k. Makanan yang terkontaminasi
2. Batasan Kegiatan
Penyehatan Lingkungan meliputi obyek kelompok II meliputi :
a. Konsultasi
b. Bimbingan Teknik
c. Diagnosa
d. Treatment Intervensi

III. TUJUAN
1. Maksud Kegiatan
Maksud pembuatan TOR Tahunan ini adalah memberikan arah yang tepat dan
terencana, terutama bagi kegiatan – kegiatan yang menjadi prioritas yang
bersifat Daerah dan Nasional
2. Tujuan Kegiatan
Memberikan pelayanan yang paripurna dibidang penyehatan lingkungan

IV. KELUARAN
1. Indikator Keluaran
a. Meningkatnya jumlah klien
b. Menurunnya angka kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan ( PBL )
c. Menurunya angka penularan Penyakit Berbasis Lingkungan ( PBL )
2. Keluaran
Tujuan akhir yang ingin didapatkan adalah :
a. Meningkatnya cakupan sarana air bersih dan jamban keluarga yang sehat
b. Meningkatnya kualitas lingkungan
c. Peningkatan partisipasi masyarakat terhadap penyehatan lingkungan

V. PELAKSANAAN
1. Methode
Kegiatan penyehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Taman Krocok tidak
saja menggunakan methode aktif yakni dengan mendatangi sasaran melainkan
dikembangkan dengan methode pasif yakni memberikan pelayanan sesuai dengan
keinginan yang disampaikan oleh masyarakat. Hal ini merupakan hasil dari
pembinaan yang selama ini dilakukan sehingga kesadaran masyarakat sudah mulai
tumbuh dan berkembang dimana mereka mulai mencari pelayanan yang tepat
dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan lingkungannya
2. Tahapan
Guna mendapatkan tujuan yang telah ditetapkan, langkah – langkah yang
telah ditentukan akan dicapai melalui beberapa tahapan :
a. Konsultasi : dilakukan baik pada saat kunjungan ke lapangan maupun pada
saat masyarakat datang ke Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan
b. Pemeriksaan / Bimbingan teknik : merupakan tindak lanjut dari konsultasi.
Pemeriksaan / Bimbingan teknik ini digunakan untuk mengetahui keadaan
sebenarnya dari permaslahan yang disampaikan pada saat konsultasi
c. Diagnosa : dengan telah diketahuinya keadaan yang sebenarnya, diagnosa
dilakukan guna menentukan permaslahan yang tepat
d. Treatment Interfensi : sebagai tahapan yang terakhir sudah tentu menjadi
klimaks penyelesaian permaslahan yang ada sekaligus puncak pelayanan
paripurna yang diberikan kepada sasaran
3. Tempat
a. Dalam Gedung
b. Di luar Gedung
4. Pelaksana
Mengingat tugas ini membutuhkan bimbingan teknik, diagnosa dan
treatment intervensi yang tepat maka pelaksana kegiatan ini menjadi beban dan
tugas seorang Sanitarian Ahli

Mengetahui Sukosari, 12 Januari 2020


Kepala Puskesmas Sukosari Pelaksana

dr, FERY RUDYTIO C TRIONO NOVIANTO, ST


NIP. 19750204 200604 1 009 NIP. 19671121 198703 1 002

RANCANGAN

KONSULTASI KESEHATAN LINGKUNGAN OBYEK KELOMPOK II

I. PENDAHULUAN
Kelestarian Lingkungan yang tercantum dalam butir MDGs 7 merupakan
tugas yang tidak ringan untuk dilaksanakan. Masyarakat dengan jumlah yang tidak
sedikit dengan aneka permasalahan yang harus diselesaikan, keterbatasan jumlah
petugas dan tingkat pendidikan masyarakat khususnya di wilayah kerja Puskesmas
Sukosari
merupakan faktor – faktor penyebab kesulitan tersebut.
Namun ini tidak berarti seorang Sanitarian harus berpangku tangan. Kesulitan
harus dicarikan solusi yang tepat dan selalu mencari jalan untuk mengatasi
hambatan yang dihadapi. Disinilah peran pengetahuan dan keterampilan Sanitarian
menjadi faktor yang penting.
Dari berbagai kesulitan ini beberapa pendekatan telah dilakukan, beberapa
terobosan dilaksanakan. Dengan pendekatan yang terus menerus dilakukan dari
waktu ke waktu, kini mulai terasa kesadaran dan kemauan masyarakat untuk
mencari sendiri pelayanan kesehatan lingkungan yang dibutuhkan ( UU No 23 Tahun
1992 )
Bentuk peningkatan kesadaran masyarakat bisa dilihat dengan kedatangan
mereka ke Puskesmas untuk mencari penyelesaian masalah kesehatan lingkungan
yang mereka hadapi, disamping kemauan mereka berkonsultasi pada saat
pertemuan – pertemua yang lain.
Fakta inilah yang mendukung seorang Sanitarian untuk lebih mengintensifkan
Konsultasi Kesehatan Lingkungan Obyek Kelompok II diwilayah kerja Puskesmas.
Untuk memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa pelayanan maksimal akan
selalu diberikan, hasil konsultasi ini akan ditindak lanjuti dengan kunjungan
bimbingan teknik dan diagnosa permaslahan kesehatan lingkungan berikut treatment
yang harus dijalankan

II. PEMBAHASAN
Konsultasi kesehatan obyek kelompok II ini diupayakan sebagai langkah
untuk meningkatkan mutu kesehatan lingkungan khususnya sarana sanitasi dasar,
meski tidak menutup kemungkinan bahwa masalah – masalah lain misalnya
penanganan beberapa jenis sampah khusus menuntut pula untuk diberikan
penyelesaian yang sebaik – baiknya. Dari sini terlihat jelas bahwa tidak sedikit
kegiatan yang dilakukan seorang Sanitarian di Puskesmas.
Dari hasil konsultasi baik secara langsung dengan klien maupun melalui
pemeriksaan, banyak sekali ditemukan faktor penyebab timbulnya masalah
kesehatan lingkungan obyek kelompok II disebabkan karena kekurang sadaran
masyarakat terhadap sarana yang sudah ada. Dengan demikian selain menemukan
solusi yang tepat, peningkatan kesadaran masyarakat menjadi garapan yang bisa
dilakukan secara bersama – sama.
Untuk meningkatkan kesadaran ini keyakinan masyarakat merupakan kunci
yang harus dibuka dengan benar. Sehingga dalam berkonsultasi analisa
permasalahan tidak boleh dilewati sebelum memberikan diagnosa dan treatment
intervensi.

III. PENUTUP
Kegiatan konsultasi kesehatan lingkungan obyek kelompok II di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukosari
berjalan dengan adanya dukungan semua pihak. Ini merupakan kerjasama
dan tanggungjawab yang baik terhadap tuntutan pencapaian target Nasional yang
harus dicapai dan dimulai dari Unit yang pelayanan yang terkecil yakni di tingkat
puskesmas. Dukungan ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk memacu
keberhasilan kegiatan di tahun 2017 ini.
Meski sangat menyadari bahwa lingkungan akan selalu berkembang pada
setiap waktu yang diringi dengan perkembangan permaslahan yang mungkin
timbul, keyakinan dan kemauan seorang Sanitarian untuk meningkatkan mutu
lingkungan diwilayah kerja masing – masing akan menjadi titik tolak keberhasilan
ditingkat – tingkat koordinasi yang ada diatasnya.

Mengetahui Sukosari, 12 Januari 2020


Kepala Puskesmas Sukosari Pelaksana

dr, FERY RUDYTIO C TRIONO NOVIANTO, ST


NIP. 19750204 200604 1 009 NIP. 19671121 198703 1 002
LAPORAN

MELAKUKAN PEMERIKSAAN OBYEK KELOMPOK II

I. PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pencemaran Lingkungan menyebutkan bahwa masyarakat memiliki hak untuk
mendapatkan dan mengkonsumsi air bersih yang sesuai keperuntukannya. Dimana
peruntukan ( PP No 20 Tahun 1990 ) air dibedakan menjadi 4 jenis yakni air yang
langsung bisa dikonsumsi, air bisa digunakan sebagai air baku air minum, air yang
bisa digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan serta air untuk pertanian
dan industri.
Dari PP diatas, kesemua pembagian air ada di wilayah kerja Puskesmas Taman
Krocok Dengan demikian kemungkinan terjadinya permasalahan penggunaan air
sangat mungkin terjadi. Inilah mengapa seorang Sanitarian perlu mengadakan
pemeriksaan secara terus – menerus.
Mengingat luasnya keadaan geografi dan keterbatasan tenaga yang ada, maka
partisipasi aktif masyarakat perlu untuk selalu ditingkatkan. Ini telah dilakukan,
sehingga pada saat ini sudah mulai bisa dirasakan. Masyarakat mulai aktif
berkonsultasi dengan Sanitarian untuk mencurahkan keinginannya dalam
meningkatkan kualitas lingkungannya.
Tentu saja sebagai tenaga kesehatan yang bertugas untuk itu, merasa untuk
memberikan wadah konsultasi yang sebaik – baiknya, untuk kemudian menindak
lanjuti dengan langkah – langkah dan methode yang tepat.
Sebagai tindak lanjut dari hasil konsultasi, sekaligus mengetahui permasalahan
yang sebenarnya pemeriksaan dilakukan dengan mendatangi sasaran yang
bermasalah. Untuk pemeriksaan ini diperlukan :
1. Kesepakatan waktu bersama klien
2. Format pemeriksaan sebagai standarisasi sarana bermasalah
3. Sanitarian Kit untuk pengukuran dan mengetahui sejauh mana
permasalahan yang dihadapi klien sekaligus kemungkinan dampak yang
mungkin timbul. Hal ini berfungsi pula sebagai pembanding antara
dampak yang telah dirasakan dengan kemungkinan dampak yang terjadi.
4. Hasil pembanding tersebut merupakan langkah penentu dalam melakukan
diagnosa

II. PERMASALAHAN
Dari berbagai hasil konsultasi, pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan
dapat disimpulkan bahwa permasalahan mutu kesehatan lingkungan terdiri dari :
1. Sarana yang tidak / kurang memenuhi syarat
2. Sarana yang menjadi tidak / kurang sehat
3. Kemauan / perilaku pengguna yang kurang memperhatikan sarana
4. Perilaku masyarakat yang masih belum menggunakan sarana yang ada
5. Dibutuhkannya dana untuk pengembangan dan perawatan sarana yang ada
Dari beberapa permasalahan yang ada tersebut, perilaku pengguna
merupakan faktor yang lebih dominan dalam menimbulkan permasalahan dan
hambatan kualitas sarana kesehatan lingkungan.

III. PEMBAHASAN
Dengan ditemukannya sejumlah permasalahan yang mempengaruhi dan
menghambat peningkatan kualitas air tersebut, sudah tentu harus dicarikan solusi
yang tepat. Di Puskesmas Sukosari
sendiri penanganan permasalahan dilakukan dengan prioritas perubahan
perilaku masyarakat, disamping peningkatan kuantitas sarana yang ada
Untuk merealisasikan kegiatan tersebut selain dilakukan pemeriksaan langsung,
perubahan perilaku dilakukan melalui kegiatan lintas program dan lintas sektor
untuk meningkatkan kuantitas sarana.
Beberapa lintas program telah dilibatkan diantaranya : Kepala Puskesmas
sebagai penanggungjawab, Dokter, UKM, PKM, Perawat didesa hingga kader dan
tokoh masyarakat.
Untuk mempermudah pelaksanaannya kegiatan lintas sektor dilakukan melalui
kegiatan bersama sektor terkait diantaranya adalah Kecamatan, PDAM dan PU.
Dalam pelaksanaanya kegiatan pemeriksaan dilakukan oleh Sanitarian secara
langsung. Yakni dengan mendatangi sarana yang mendapatkan permasalahan.
Dari data yang didapat( Lampiran 1 ) permasalalahan Obyek Sanitasi kelompok
II ini banyak didukung oleh sarana sanitasi lain yang kurang baik dan lebih
terfokus pada sarana sanitasi dasar, untuk itu penanganannya ditambahkan dengan
kegiatan perubahan perilaku dengan memberikan penyuluhan dan pembinaan baik
kepada sasaran potensial maupun kelompok umum.

IV. PENUTUP
Pada pemeriksaan kesehatan lingkungan obyek kelompok II, format
pemeriksaan menjadi sarana penting setelah dilakukan pemeriksaan sarana
sanitasi dengan menggunakan Sanitarian Kit. Meski belum mendapatkan
kesepakatan legalitas hasil pengukuran dengan sanitarian Kit, sarana ini banyak
membantu dalam menentukan kesimpulan permasalahan yang ada pada sarana
yang diperiksa. Dengan demikian hasil – hasil inilah yang digunakan sebagai
pedoman untuk menarik kesimpulan tentang sarana sanitasi di wilayah kerja
Puskesmas Sukosari
Mengetahui Sukosari, 12 Januari 2020
Kepala Puskesmas Sukosari Pelaksana

dr, FERY RUDYTIO C TRIONO NOVIANTO, ST


NIP. 19750204 200604 1 009 NIP. 19671121 198703 1 002

REKOMENDASI

MENENTUKAN DIAGNOSA DAN TREATMENT INTERVENSI OBYEK KELOMPOK II

I. PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan
Pengendalian Pencemaran Air mengatur pula tentang Pengendalian / penanggulangan
pencemaran air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air.
Pencemaran ini sangat membawa dampak bagi kehidupan manusia. Adapun
dampak – dampak yang ada dapat kita bedakan :
1. Dampak  terhadap kehidupan  biota air
Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya
kadar  oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan
dalam air  yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi
perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun
yang juga menyebabkan kerusakan  pada tanaman dan tumbuhan air. Akibat
matinya bakteri - bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang
seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi
sulit terurai. Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian
organisme, apabila air  limbah tidak didinginkan dahulu.
2. Dampak terhadap  kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan Faecal coliform
Telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey.
Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
3. Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam – macam antara lain :
- Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen. Air sebagai sarang insekta
penyebar penyakit.
- Penyakit – penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah -
daerah. Penyakit – penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat
masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehar i- hari. Sedangkan  jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain,
bakteri, protozoa dan metazoa.

II. PEMBAHASAN
Untuk memenuhi kebutuhan akan sarana sanitasi dasar, masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Sukosari banyak menggantungkan pada keadaan alam yang ada. Hal
ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, mengingat alam yang diekploitir secara terus –
menerus sudah pasti akan membawa dampak dan pencemaran terhadap
lingkungannya. Dengan dasar inilah kegiatan ini harus dikendalikan.
Pengendalian sumber pencemar merupakan langkah tepat dalam mengatasi
terjadinya dampak akibat pencemaran. Tetapi bila pengendalian tidak berhasil bukan
berarti dampak tersebut dibiarkan untuk mencemari lingkungan. Dengan kata lain
sekecil apapun dam pencemaran harus segera ditangani.
Penanganan pencemaran ini harus dilakukan dengan penuh kehati – hatian
dengan selalu memperhatikan manfaat kesehatan yang lebih besar. Dari sinilah terlihat
begitu pentingnya kemampuan mendiagnosa seorang Sanitarian terhadap kesehatan
lingkungan.
Mendasari fakta diatas maka kamipun juga memiliki kwajiban untuk mendiagnosa
dan memberikan treatment intervensi diwilayah kerja Puskesmas Sukosari
Jika diperhatikan permasalahan yang terjadi di seluruh desa hasil dari
pengawasan dan konsultasi adalah air bersih yang tercemar. Pencemaran ini terjadi
bahkan masyarakat tidak tahu apa penyebabnya. Sebagai seorang Sanitarian kami
diharuskan mendiagnosa untuk menemukan dan memberikan treatment yang
intervensi yang tepat.
Berbagai intervensi diberikan dengan melihat keberadaan dan kemampuan yang
ada. Dalam hal ini kecenderungan tehnologi tepat guna sangat dibutuhkan. Namun
demikian keterbatasan sarana, kemampuan dan dana yang ada treatment diberikan
dengan mendasarkan bahwa permasalahan kesehatan lingkungan harus segera
diselesaikan.
Untuk memperkuat treatment intervensi, diberikanlah rancang bangun, agar
pengguna mempunyai gambaran yang tepat.

III. PENUTUP
Diagnosa dan treatment yang tepat hendaknya juga melihat kondisi masyarakat.
Bila treatment yang diberikan tidak sesuai dikhawatirkan tidak akan dilakukan
masyarakat dan dampak akan tetap ada. Bahkan mungkin akan semakin meluas dan
terjadi KLB.
Untuk menghindari KLB inilah treatment intervensi segera dilakukan.

Mengetahui Sukosari,12 Januari 2020


Kepala Puskesmas Sukosari Pelaksana
dr, FERY RUDYTIO C TRIONO NOVIANTO, ST
NIP. 19750204 200604 1 009 NIP. 19671121 198703 1 002

RANCANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN ( JUKLAK )


PENGAWASAN AIR BERSIH DI PUSKESMAS SUKOSARI
TRIONO NOVIANTO, ST
NIP. 19671121 198703 1 002

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO


PUSKESMAS SUKOSARI

KATA PENGANTAR

Puji syukur disampaikan kepada Allah SWT yang mana dengan segala hidayah
dan KaruniaNya, kami telah rampungkan pembuatan Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan
Sarana Air Bersih ( Juklak Pengawasan SAB ) ini dalam waktu yang benar - benar
sesuai dengan kebutuhan.
Juklak ini selain merupakan petunjuk dalam pengawasan Sarana Air Bersih di
Puskesmas Sukosari, juga sebagai harapan untuk mendapatkan angka kredit, dalam
rangka proses kenaikan pangkat dan jenjang seorang Sanitarian Muda yang telah
memenuhi persyaratan.
Untuk itu semua tidak lupa ucapan terimakasih atas dukungan yang kuat dalam
pembuatan Juklak Pengawasan SAB ini, kepada :
1. Kadinkes Kabupaten Bondowoso, yang telah memberikan kebijakannya dalam
memberikan seluruh kesempatan pada penyusunan Juklak ini
2. Kabag KESLING DAN KEJORA yang dengan segala bentuk kemudahan memberikan
fasilitas atas tersusunnya Juklak ini
3. Kasie PL yang selalu memberikan bimbingan pelaksanaan kegiata
4. Kepala Puskesmas Sukosari atas segala kesempatan yang diberikan dari awal proses
hingga tersusunnya Juklak
5. Semua pihak yang telah membantu kelancaran proses

Sukosari, 12 Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN ..................................................................................
1. Latar Belakang ..................................................................................
2. Dasar Hukum ..................................................................................
3. Pengertian ..................................................................................
II Tujuan ..................................................................................
1. Tujuan Umum ..................................................................................
2. Tujuan Khusus ..................................................................................
III SASARAN ..................................................................................
IV RUANG LINGKUP ..................................................................................
V STRATEGI OPERASIONAL ..................................................................................
VI KEGIATAN ..................................................................................
VII SUMBER DAYA ..................................................................................
VIII PERANAN SEKTOR TERKAIT DAL PENGEMBANGAN
KEGIATAN .....................................................................
IX PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI
..................................................................................................
LAMPIRAN ...........................................................................................................

I. PENDAHULUAN
Sarana Air Bersih merupakan sumber kehidupan manusia. Tanpa air mungkin
tidak akan ada kehidupan di bumi ini. Untuk itu tidak seorangpun yang tidak
membutuhkannya, bahkan bayi yang baru lahir sekalipun.
Namun demikian bila salah dalam pengelolaannya tidak sedikit dampak yang
ditimbulkannya. Baik dampak secara langsung maupun dampak yang tidak langsung
seperti menjadi perantara penularan suatu penyakit.
Untuk itu, sebagai seorang Sanitarian sudah pasti akan selalu berusaha
memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam pengelolaan Sarana Air Bersih ini.
Dalam UU No 23 Tahun 1992 disebutkan bahwa kegiatan penyehatan air
meliputi kegiatan pengamanan dan penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan
kehidupan.
Berhubungan dengan kualitas air bersih ditetapkanlah Permenkes No 416
Tahun 1990 tentang Syarat – syarat dan kualitas air.
Khusus diwilayah kerja Puskesmas Sukosari beberapa pengawasan dan
pemeriksaan kualitas air ditujukan kepada semua sarana yang ada yakni SGL
( Sumur Gali ), SPT ( Sumur Pompa Tangan ), Perpipaan yang meliputi SR
( Sambungan ke Rumah – rumah ), KU ( Kran Umum ) dan HU ( Hidran Umum ) serta
sumber – sumber air yang lain seperti artesis.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sesuai dengan tujuan program kesehatan pada umumnya, tujuan Juklak
inipun adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat
untuk mendapatkan dan mengupayakan kualitas air yang memenuhi syarat
2. Tujuan Khusus
3. Meningkatnya cakupan air bersih diwilayah kerja Puskesmas Sukosari
4. Menurunya angka kejadian penyakit yang ditimbulkan oleh air
5. Semakin meningkatnya mutu dan jumlah air bersih dimasyarakat

III. SASARAN
Kegiatan Penyehatan Air Bersih ditujukan kepada :
1. Individu / Keluarga
2. Terjalinnya kerjasama lintas sektor
3. Didapatkannya kebijakan dar para pengambil keputusan
4. Didapatkan fasilitas yang baik dari jenjang yang berada diatsnya
5. Peningkatan mutu air
6. Didapatkannya langkah – langkah yang tepat pada masa pemeliharaan

IV. RUANG LINGKUP


Kegiatan Penyehatan Lingkungan di Puskesmas Sukosari dilaksanakan melalui kegiatan
– kegiatan sebagai berikut :
1. Persiapan
Untuk memulai kegiatan penyehatan lingkungan bidang Penyehatan Air
persiapan merupakan titik tumpu yang paling penting mengingat hal ini sebagai
kunci langkah – langkah yang hendak dilaksanakan berikutnya.
Langkah persiapan dimaksud diatas adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan data
b. Pengolahan data
c. Analisa data

2. Pemeriksaan
Pemeriksaan Air Bersih dilaksanakan dengan cara seorang Sanitarian mendatangi
sarana dimaksud setelah mendapatkan informasi yang tepat dan benar.
Kegiatan Pemeriksaan yang akan dilakukan adalah :
a. Konsultasi
b. Diagnosa permasalahan
c. Memberikan Treatmen
d. Intervensi yang jelas
3. Pengawasan
Pengawasan Sarana Air Bersih dilaksanakan secara bersama – sama dengan
semua pihak terkait.
Kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan :
c. Lintas Program
d. Lintas Sektor

V. STRATEGI OPERASIONAL
Semua operasional kegiatan penyehatan air bersih dirancang pelaksanaannya
berdasarkan skala prioritas, yang mana pada penentuan prioritas di Puskesmas
Sukosari banyak tertumpu pada kemampuan sanitariannya. Hal ini mengingat
belum tersedianya dana dan prasarana yang sama sekali belum memenuhi syarat,
baik dari segi kwantitas terlebih lagi kualitasnya.
Dengan demikian dipaparkan rancangan kegiatan sebagai berikut :
1. Penyiapan hingga analisa data. Hal ini menggunakan data yang ada di
Puskesmas yakni cakupan yang telah dicapai untuk kemudian diolah dan
dianalisa hingga mendapatkan skala prioritas kegiatan. Pengolahan dan
analisa data dilakukan dengan memanfaatkan grafik cakupan ditiap desa
2. Pemeriksaan. Dengan dimulainya konsultasi antara pemilik sarana dan
seorang Sanitarian akan memberikan gambaran awal tentang sarana air
bersih yang ada. Data awal inilah yang menjadi penentu tindak lanjut yakni
dengan mengadakan pemeriksaan untuk mengetahui masalah, sumber
masalah, memberikan diagnosa untuk selanjutnya memberikan treatment
intervensi yang tepat. Bila diperlukan maka rancang bangun merupakan
pelengkap yang tepat pada treatment intervensi yang telah diberikan
3. Pengawasan. Melalui kegiatan lintas program, beberapa dampak penyakit
yang timbul akan segera ditemukan untuk kemudian diatasi secara dini guna
meminimalisir penyebar luasan dampak yang tidak diinginkan. Bila langkah ini
sudah tertangani, maka peningkatan jumlah sarana dilakukan melalui bantuan
sektor – sektor terkait bagi air bersih untuk suplai masal dan peningkatan
cakupan bagi sarana air bersih yang bersifat perorangan / keluarga

VI. KEGIATAN
Kegiatan penyehatan air bersih di Puskesmas Sukosari dilaksanakan melalui kegiatan –
kegiatan sebagai berikut :
1. Pernyiapan data
2. Pengolahan data
3. Analisa data
4. Penentuan prioritas permasalahan
5. Konsultasi dengan pengguna sarana
6. Pemeriksaan Sarana
7. Treatment Intervensi
8. Pembinaan
9. Kegiatan Lintas Sektor

VII. SUMBER DAYA


1. Tenaga
a. Medis : 32 Orang
b. Perawat desa : 4 Orang
c. Sanitarian : 1 Orang
d. Kader Kesehatan : 25 Orang
2. Sarana dan Prasarana
Melalui kegiatan Inspeksi kegiatan Penyehatn Air Bersih banyak menggunakan
sarana administrasi berupa form yang telah didapat dari Dinas Kesehatan
Bondowoso, disamping sarana pengambilan sampel air yang bisa dipakai pada
jadwal kegiatan pengambilan sampel air
3. Dana
Seluruh dana kegiatan Penyehatan Air Bersumber dari kucuran dana Dinas
Kesehatan, yakni berupa :
- Dana Program ( jumlah dan waktu pengambilan ditentukan oleh Dinas
Kesehatan Kab. Bondowoso )
- Dana BOK ( Bantuan Operasional Puskesmas )

VIII. PERANAN SEKTOR TERKAIT DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN


Dalam memanfaatkan kegiatan lintas sektor beberapa pihak bisa dilibatkan sesuai
dengan peran masing – masing, antara lain :
1. Kantor Kecamatan : memberikan kebujakannya untuk meningkatkan mutu
Air Bersih
2. PDAM : peningkatan jumlah cakupan pengguna air bersih
3. Kepala Desa : memberikan informasi permasalahan yang ada dan
menemukan potensi – potensi yang ada didesa masing – masing

IX. KRITERIA KEBERHASILAN


1. Menurunnya angka kejadian luar biasa akibat dampak pemanfaatan air bersih
2. Meningkatnya jumlah cakupan dimasing – masing desa

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI


1. Pencatatan
Dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan, pencatatan
dilakukan dengan penyiapan register, form pemeriksaan, pencatatan
penanganan masalah ( konsultasi, kunjungan bimtek, diagnosa dan treatmen
intervensi ) serta evaluasi yang dilakukan dicatat kedalam sebuah register
pelaksanaan kegiatan dan Monev SAB
2. Pelaporan
Semua hasil kegiatan direkap untuk kemudian dilaporkan kepada kepala
Puskesmas yang untuk selanjutnya dibuat pelaporan resmi ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Bondowoso
3. Evaluasi
Kegiatan evaluasi di Wilayah kerja Puskesmas Sukosari sebanyak 2 kali
yakni :
a. Mini Loka Karya
Pada kegiatan Mini Lokakarya di Puskesmas merupakan
kegiatan yang paling baik. Pada kesempatan ini seorang Sanitarian
bisa menyampaikan hasil evaluasi kegiatan Penyehatan Sarana Air
Bersih baik kepada Kepala Puskesmas maupun bagi semua pihak yang
terlibat pada kegiatan lintas progrm. Dengan hasil – hasil evaluasi
inilah bisa di sampaikan usulan sarana, prasarana dan dana yang
dibutuhkan, terutama pada kegiatan BOK di Puskesmas

b. Penilaian Kinerja Puskesmas


Kegitan rutin tahunan ini dimanfaatkan sebagai evaluasi
cakupan SAB sekaligus konsultasi guna peningkatan kualitas air bersih
yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas
RANCANGAN

KONSULTASI KESEHATAN LINGKUNGAN OBYEK KELOMPOK I

I. PENDAHULUAN
Pendidikan kesehatan pada masyarakat merupakan salah satu tugas bagi seorang
Sanitarian. Hal ini dikarenakan pada UU Kesehatan No 36 Tahun 2009 termaktub hak
– hak masyarakat tentang kesehatan.
Oleh karena itu guna pelaksanaan kewajiban tersebut sekaligus sebagai
peningkatan mutu pelayanan, di Wilayah Keja Puskesmas Taman Krocok dilaksanakan
pula kegiatan pendidikan masyarakat tentang penyehatan lingkungan. Namun
demikian pendidikan tidak dilakukan secara formal melainkan dengan mengadakan
pembinaan dan konsultasi.
Konsultai inipun lebih diutamakan kepada masyarakat dengan masalah
kesehatan lingkungannya. Bentuk daripada pelayanan kesehatan lingkungan khususnya
dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan
menjalankan Klinik Sanitasi. Sehingga pelaksanaannya bisa didalam maupun diluar
gedung.
Selain tujuan diatas, konsultasi kesehatan khususnya pada obyek kelompok II
diharapkan dapat :
1. Memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat sasaran
2. Memberikan pemahaman kepada sasaran tentang permasalahan yang
dihadapi
3. Memberikan solusi yang tepat sesuai dengan kemampuan sasaran
4. Penyebar luasan informasi
5. Peningkatan kewaspadaan
II PEMBAHASAN
a. Pemasalahan
Tribulan pertama di tahun 2020 ini kegiatan penyehatan lingkungan di
Puskesmas Taman Krocok difokuskan pada sasaran Industri Kecil. Dari beberapa
industri kecil yang terdaftar, pengawasan dilakukan secara periodik.
Dan dari hasil pengawasan yang telah dilakukan didapatkanlah permasalahan
sebagai berikut :
1. Tingkat pendanaan yang rata – rata dilakukan secara swadaya, sarana
sanitasi dasar sangat kurang mendapat perhatian. Sehingga air bersih
yang digunakanpun masih perlu dibenahi untuk mendapatkan sarana air
bersih yang layak konsumsi
2. Tingkat pendidikan para pengguna pondok pesantren yang rata - rataa
lemah, jarang sekali memikirkan akibat yang akan timbul akibat sarana
sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
b. Penyelesaian Masalah
Dengan mengetahui sebab yang sebenarnya, maka kegiatan dilakukan sebagai
berikut :
i. Konsultasi oleh petugas kepada para pengelola
ii. Sosialisasi permasalahan
iii. Memberikan solusi yang tepat
iv. Monitoring dan evaluasi sebagai langkah motivasi

III PENUTUP
Dalam berkonsultasi dilakukan beberapa metode yang baik, dengan harapan sasaran
tidak saja mengetahui permasalahan yang dihadapi, melainkan menyadari dan dengan
arahan dan bimbingan petugas sasaran bisa menemukan sendiri langkah – langkah
yang harus dilakukan. Methode ini biasanya lebih mudah dan cepat memberikan
solusi, dibanding kita harus memberikan penekanan kepada mereka.

Mengetahui Sukosari, 12 Januari 2020


Kepala Puskesmas Sukosari Pelaksana

dr, FERY RUDYTIO C TRIONO NOVIANTO, ST


NIP. 19750204 200604 1 009 NIP. 19671121 198703 1 002
METHODE

Menyusun / Menetapkan Methode


Pengumpulan Data Primer Sarana Air Bersih

I. Persiapan
Dalam melakukan kegiatan, persiapan merupakan kunci dari keberhasilan
yang hendak dicapai. Untuk itulah seorang sanitarian hendaknya tidak pernah
mengerjakan sesuatu tanpa persiapan yang matang.
Beberapa persiapan yang dimaksud salah satunya adalah menentukan
methode pelaksanaan kegiatan. Begitupun pada kesempatan ini. Sebagai seorang
sanitarian data yang valid merupakan acuan menuju kegiatan pengembangan
berikutnya. Dari banyak data yang perlu dipertepat adalah data Sarana Air Bersih.
Dengan perencanaan tahunan, tri bulan dan bulanan prioritas pada Tri Bulan I
Tahun 2017 ini adalah validasi data Sarana Air Bersih.
Untuk mendapatkannya dibutuhkan persiapan – persiapan sebagai berikut :
1. Evaluasi hasil tahun sebelumnya
2. Pendekatan kepada Kepala Puskesmas
3. Kegiatan lintas program
4. Kegiatan lintas sector
5. Penentuan langkah kegiatan
6. Pelaksana kegiatan
7. Monitoring dan evaluasi
Guna memperkuat tahapan langkah – langkah diatas dierlukan pula sarana
dan prasarana. Dan tidak kalah pentingnya adalah penentuan tujuan yang tepat
sebagai arah menuju hasil yang diinginkan.

II. Penentuan Tujuan


1. Tujuan Umum
a. Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan air bersih.
b. Mengetahui kualitas dan kuantitas Sarana Air Bersih
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penyebab Validasi data SAB dilakukan
b. Mengetahui langkah – langkah kegiatan yang akan dilakukan
c. Mempersiapkan sarana yang dibutuhkan
III. Obyek
Guna mengetahui sasaran yang akan dijadikan obyek validasi data, evaluasi
akhir tahun sebelumnya adalah sumber yang bisa untuk dijadikan pedoman.
Dengan mendasarkan pada hasil evaluasi, ditentukanlah obyek validasi sebagai
berikut :
a. Jumlah Penduduk : 14.686
b. Jumlah desa : 4
c. Jumlah Tenaga:
- Sanitarian : 1 orang
- Petugas Kes Desa : 4 Perawat Desa, 4 Bidan Desa
- Kader Kesehatan : 25 orang
d. Jenis Sarana Air Bersih :
- PDAM
- SPT
- SGL
- KU
- SR
- SA
-
IV. Methode
Dalam menentukan metode yang tepat, hendaklah didasarkan pada tujuan
yang hendak dicapai. Mengingat sasaran yang perlu didata termasuk didalamya
adalah segi kualitas maupun kuantitas, maka methode yang tepat digunakan
adalah methode pengawasan secara langsung
Methode langsung yang dimaksud adalah pelaksana pendataan yakni kader
kesehatan yang ada didesa secara langsung melihat dan mencatat setiap sarana
air bersih didaerah tugasnya masing - masing.
Guna mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan,
pengumpulan data yang harus didapat adalah sebagai berikut :
a. Nama lokasi : Alamat lengkap lokasi pendataan
b. Nama KK
c. Jenis dan mutu sarana
d. Jumlah pengguna  termasuk warga lain diluar anggota keluarga

V. Alat Bantu
Untuk mempermudah pengumpulan data primer Sarana Air Bersih digunakan
alat bantu formulir pengumpulan data, rekap data ditingkat desa dan tingkat
Puskesmas / Kecamatan

VI. Petugas
1. Sanitarian :
a. Memberikan pembinaan dan petunjuk teknis kepada petugas
kesehatan didesa
b. Menyiapkan formulir pendataan
c. Mengolah rekap data dari petugas kesehatan desa
d. Memberikan Evaluasi
e. Penyebaran informasi bersama Kepala Puskesmas
2. Petugas Kesehatan Desa
a. Memberikan pembinaan kepada kader dengan didampingi Sanitarian
b. Mengumpulkan dan merekap hasil pendataan
3. Kader
a. Melaksanakan pendataan dan pengumpulan data sesuai dengan
formulir pendataan yang telah disediakan

Mengetahui Sukosari, 11 Januari 2019


Kepala Puskesmas Sukosari Pelaksana

dr, FERY RUDYTIO C TRIONO NOVIANTO, ST


NIP. 19750204 200604 1 009 NIP. 19671121 198703 1 002

Lampiran A.

FORMULIR PENGUMPULAN DATA SARANA AIR BERSIH


Lokasi : ……………………………………………….
Tahun ...........

NAMA Jumlah Sarana Air Bersih


NO SASARAN KET
KK PDAM SPT SGL KU SR SA PMA

JUMLAH
………………, …………………. ...........
Petugas Kes Desa Kader

………………………………….. …………………………………..

Lampiran B
FORMULIR PENGUMPULAN DATA SARANA AIR BERSIH
Desa …………………….. Kec. ....................
Tahun ...........

NAMA Jumlah Sarana Air Bersih


NO SASARAN KET
DUSUN PDAM SPT SGL KU SR SA PMA

JUMLAH

………………, …………. ...........


Sanitarian Petugas Kes Desa

…………………………………..
…………………………………..

Lampiran C

FORMULIR PENGUMPULAN DATA SARANA AIR BERSIH


PUSKESMAS ....................
TAHUN ………

NAMA Jumlah Sarana Air Bersih


NO SASARAN KET
DUSUN PDAM SPT SGL KU SR SA PMA
JUMLAH

Mengetahui ………………, …………………. 20.........


Ka PKM .................... Sanitarian

………………………………….. …………………………………..
NIP. ....................................... NIP. .............................................

INSTRUMEN

Menyusun instrumen pengumpulan data sekunder


SARANA AIR BERSIH

I. Persiapan
Untuk merencanakan suatu kegiatan hendaknya dimulai dengan persiapan
yang baik. Dengan persiapan yang baik ini diharapkan akan lancar langkah –
langkah kegiatan berikutnya.
Berdasarkan fakta diatas, dalam menyusun instrumen kegiatan validasi data
pada Tri Bulan I tahun 2017 ini juga memgadakan persiapan – persiapan. Diantara
persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Tim penyusun instrument
Pada dasarnya instrument ini dibuat oleh seorang sanitarian. Namun guna
melengkapi dan penyesuaian instrument yang hendak dibuat dibutuhkanlah
masukan – masukan dari pihak – pihak lain. Untuk itulah sengaja dibuat Tim
Penyusun sebagai berikut :
a. Penanggungjawab : Kepala Puskesmas
b. Koordinator : Sanitarian
c. Anggota : Petugas Kesehatan Desa
2. Jenis instrumen
Setelah berkoordinasi dengan tin penyusun, dan dengan berbagai pertimbangan
maka jenis instrument yang dibutuhkan adalah format pendataan, dimana format
dimaksud diharapkan dapat dengan mudah dilaksanakan dan dengan hasil yang
maksimal
3. Sarana yang dibutuhkan
Mengungat kesepakatan tim hanya format pendataan yang menjadi kebutuhan,
maka pada persiapan penyusunan instrument kali ini hanya dibutuhkan Alat Tulis
Kantor [ ATK ] dan dana penggandaanya.

II. Penentuan Tujuan :


Tujuan daripada kegiatan sanitasi ini adalah sebagai berikut :
1. Mencegah terjadinya penularan oleh penyakit berbasis lingkungan ( PBL )
2. Sebagai evaluasi dan validasi data
3. Bahan penyelidikan Kejadian Luar biasa ( KLB / Wabah )

III. Penentuan Objek


Obyek yang diamati sebetulnya dibagi menjadi 4 bagian yaitu : Air Bersih, Limbah
cair, limbah padat, dan kotoran manusia.
Namun untuk efektifitas kegiatan kegiatan dilaksanakan setiap tri bulan. Sesuai
dengan prioritas yang telah disepakati oleh Tim. Dan pada Tri Bulan I ini sasaran /
obyek yang hendak dilakukan adalah validasi data Sarana Air Bersih.
Sarana Air Bersih dimaksud adalah semua jenis sarana yang ada ditiap desa, di
Wilayah Kerja Puskesmas secara keseluruhan.

IV. Metoda
Mengingat tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan yang tertera diatas, maka
kegiatan validasi data yang dilakukan dengan pendataan ulang sarana air bersih,
maka kegiatan dilakukan secara langsung. Yaitu setiap peugas yang telah ditentukan
mendatangi dan mendata secara lengkap setiap sarana yang digunakan oleh dimasing
– masing warga masyarakat.

V. Alat
1. Alat Pantau : digunakan format rekapitulasi hasil kegiatan
2. Instrumen : alat tulis
3. Formulir : format pendataan dan rekap hasil kegiatan

VI. Petugas
Pada pelaksanaannya petugas pendataan adalah kader kesehatan yang telah
diberikan pembinaan oleh seorang sanitarian dengan tugas pengawasan dilakukan
oleh petugas kesehatan desa melalui bimbingan seorang sanitarian Puskesmas

VII. Penentuan Lokasi


Lokasi kegiatan ditentukan pada wilayah kerja Posyandu di tempat tinggal masing –
masing kader kesehatan. Hal ini disebabkan, luas area sasaran tidak terlalu besar
dan kader kesehatan sudah paham betul lokasi yang menjadi sasaran pendataannya.
Mengetahui Sukosari, 12 Januari 2020
Kepala Puskesmas Sukosari Pelaksana

dr, FERY RUDYTIO C TRIONO NOVIANTO, ST


NIP. 19750204 200604 1 009 NIP. 19671121 198703 1 002

LAPORAN

PENYEBARLUASAN DATA
SARANA AIR BERSIH DI PUSKESMAS SUKOSARI

I. PENDAHULUAN
Hasil daripada validasi data yang dilakukan di Puskesmas Sukosari,
melibatkan pihak – pihak terkait. Mulai dari kader kesehatan, Kepala Desa, Petugas
Kesehatan didesa hingga di Kepala Kecamatan, sudah tentu harus dipertanggungjawabkan.
Pertanggungjawaban ini disampaikan kepada semua pihak, setelah menjadi
data yang bisa difahami. Dengan demikian tujuan pendidikan kepada masyarakat,
kepercayaan dari pengambil keputusan benar – benar dihargai sesuai dengan
peruntukkannya.
Demikian pula bagi petugas kesehata secara keseluruhan. Data yang ada
hendak dijadikan pedoman penentuan langkah – langkah selanjutnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, penyebar luasan data ditujukan
untuk :
1. Memberikan pendidikan kepada masyarakat
2. Mendapatkan acuan kegiatan langkah yang hendak dikerjakan
3. Mendapatkan dukungan dari pengambil kebijakan

II. PEMBAHASAN
A. Permasalahan
Dalam mendapatkan dukungan bagi kegiatan penyehatan lingkungan di Puskesmas,
dibutuhkan langkah – langkah yang tepat.
Untuk mempermudah langkah tersebut, dibutuhkan data yang valid untuk
memberikan keyakinan. Untuk itulah dengan penyebar luasan data kepada pihak –
pihak terkait diharapkan mendapatkan dukungan yang baik pula.

B. Penyelesaian masalah
Untuk mendapatkan dukungan dari pihak – pihak terkait, data yang tepat menjadi
sangat berperan. Namun demikian data yang ada belum tentu bisa secara
langsung dimengerti dan dipahami. Untuk itu sebelum disebarluaskan, data yang
ada harus dianalisis dan disajikan dalam bentuk data yang mudah untuk dipahami
oleh semua pihak, baik permasalahan yang ada maupun solusi yang diharapkan.
Sebagai umpan balik dari kegiatan yang telah dilakukan, penyebarluasan data
dilakukan selain sebagai method pelaporan, juga dengan harapan untuk
mendapatkan evaluasi dan arahan yang tepat dari pihak terkait
Methode penyebarluasan data dilaksanakan dengan dua langkah :
1. Pertemuan : dilaksanakan bersama dengan lintas program
2. Pengiriman laporan : dilakukan kepada lintas sektor

III. PENUTUP
Penyebar luasan data merupakan langkah yang penting untuk meningkatkan
kemajuan suatu program. Selain sebagai stimulant untuk mendapatkan masukan dan
arahan, data yang disampaikan diharapkan mampu menimbulkan motivasi pada
setiap pihak untuk mengkaji dan meningkatkan kemajuan yang telah dicapai.
Dengan demikian kondisi yang baik akan segera dapat dicapai, karena adanya
kerjasama yang saling menguntungkan.

Mengetahui Sukosari, 12 Januari 2020


Kepala Puskesmas Sukosari Pelaksana

dr, FERY RUDYTIO C TRIONO NOVIANTO, ST


NIP. 19750204 200604 1 009 NIP. 19671121 198703 1 002
LAPORAN

MELAKUKAN KAJIAN DATA SECARA ANALITIK


I. PENDAHULUAN
Mudah sekali untuk mendapatkan angka – angka dalam mengumpulkan data.
Demikian pula data – data sanitasi. Tetapi belum tentu setiap oran yang membaca,
dapat menarik kesimpulan dengan benar. Padahal, harapan utama dari angka – angka
pada data tersebut adalah didapatkannya langkah solusi dan kesimpulan yang tepat.
Untuk itulah, sebagai seorang sanitarian yang sekaligus penanggungjawab data
tersebut harus mengolahnya terlebih dahulu, agar data tersebut bisa dimengerti dan
benar – benar dipahami oleh orang lain. Dalam mengolah data – data diperlukan
langkah – langkah sebagi berikut :
1. Pengumpulan data dengan tepat
2. Menganalisa dengan baik dan
3. Menyajikannya setepat mungkin.
Jika data telah diolah seperti langkah diatas diharapkan setiap orang bisa
mengerti dan memahami, terlebih para petugas penyehat lingkungan. Hal ini penting
mengingat, dari data inilah semua kegiatan bisa berjalan.
II. PEMBAHASAN
A. Permasalahan
Permasalahan di Puskesmas Taman Krocok sebenarya adalah kurangnya tenaga
penyehatan lingkungan. Terutama bila dilihat dengan banyaknya sasaran yang
harus ditangani.
Sehingga dalam mendapatkan data yang akurat dibutuhkan ketrampilan dalam
mendapatkan dukungan dari pihak lain.
Salah satu modal untuk mendapatkannya adalah dengan kekuatan data. Untuk
menguatkan data inilah kemampuan analisa dibutuhkan.
B. Pembahasan
Dengan telah diolahnya data secara analitik, setiap data yang ada dibaca oleh
semua orang. Data hasil analisa ini untuk kemudian disajikan kedalam bentuk
grafik. Hal ini akan lebih mudah dphami. Dengan demikian permasalahan yang ada
akan mudah pula untuk diberikan tanggapan dan solusi yang tepat.

III. PENUTUP
Kajian data secara analitik mutlak diperlukan dan harus dilakukan mengingat
dengan analisa ini, dukungan dalam bentuk kebijakan, dana dan dukungan yang lain
mendasarinya.

Mengetahui Sukosari, 12 Januari 2020


Kepala Puskesmas Sukosari Pelaksana

dr, FERY RUDYTIO C TRIONO NOVIANTO, ST


NIP. 19750204 200604 1 009 NIP. 19671121 198703 1 002

Anda mungkin juga menyukai