Anda di halaman 1dari 24

SUMBER SUMBER ILMU PENGETAHUAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu


Dosen Pengampu : H.Sya’roni Ma’shum,Drs.,MM.
MAKALAH

Disusun Oleh :
Kelompok 5 ( Kelas 2B)
Aldi Rahman Dirta NIM. 2110631110077
Nada Shofi Nurfazri NIM. 2110631110041
Novi Fadhilah Sopian NIM.2110631110044
Rizqi Maulana NIM. 2110631110053
Salma Gania NIM. 2110631110055
Syarifatul Ulfa NIM. 2110631110062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas Makalah yang berjudul “Sumber Sumber
Ilmu Pengetahuan” Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang setimpal atas
segala bantuan yang telah di berikan. Semoga apa yang kami susun dapat bermanfaat bagi
pembaca, serta kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
demi perbaikan penulisan karya tulis-karya tulis selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Karawang, 4 Februari 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

SUMBER SUMBER ILMU PENGETAHUAN ........................................................................ 1

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

1.2 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II........................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3

2.1 Pengertian Sumber Ilmu Pengetahuan Dalam Filsafat Ilmu ............................................ 3

2.2 Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Ilmu .............................................................................. 4

2.3 Macam-macam Sumber Ilmu Pengetahuan Dalam Filsafat Ilmu .................................... 5

2.4 Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan ............................................................................................ 11

2.5 Syarat-Syarat Ilmu.......................................................................................................... 12

2.6 Perbedaan Filsafat Dengan Ilmu .................................................................................... 13

2.7 Mempelajari Filsafat Ilmu .............................................................................................. 14

2.8 Tujuan dan Manfaat Sumber Ilmu Pengetahuan Dalam Filsafat Ilmu ........................... 15

BAB III .................................................................................................................................... 19

PENUTUP................................................................................................................................ 19

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 19

3.2 Saran ............................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Pada awalnya manusia tidak mempunyai pengetahuan ketika baru lahir .Interaksinya
dengan alam sekitar membuatnya ingin tahu sehingga mengajukan pertanyaan
apa,mengapa dan bagaimana?jawaban dari pertanyaa tersebut menghasilkan
pengetahuan.Tetapi kadang manusia mengalami banyak ketidakpuasan dengan
pengetahuan yang ia terima.Pertanyaan-pertanyaan yang ada dibenaknya semakin
kompleks sehingga manusia terus berfikir mencari pengetahuan.
Filsafat Ilmu merupakan bagian dari epistimologi (Filsafat pengetahuan) yang secara
spesifik mengkaji hakikat ilmu atau pengetahuan ilmiah.Ilmu merupakan cabang
pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.Meskipun secara metodologis ilmu tidak
membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial,namun karena permasalahan-
permasalahan teknis yang bersifat khas,maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi filsafat
ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari ilmu pengetahuan dalam filsafat ilmu?
2. Apa hubungan antara filsafat ilmu dengan ilmu pengetahuan?
3. Apa saja macam-macam sumber ilmu pengetahuan dalam filsafat ilmu?
4. Ciri-ciri ilmu pengetahuan ada apa saja?
5. Apa syarat-syarat ilmu?
6. Apa perbedaan filsafat dengan ilmu?
7. Bagaimana cara mempelajari filsafat ilmu?
8. Apa tujuan dan manfaat sumber ilmu pengetahuan dalam filsafat ilmu?

1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Mengetahui tentang pengertian dari ilmu pengetahuan dalam filsafat ilmu.
2. Mengetahui hubungan antara filsafat ilmu dengan ilmu pengetahuan.
3. Mengetahui macam-macam dari sumber ilmu pengetahuan dalam filsafat ilmu.
4. Mengetahui Ciri-ciri ilmu pengetahuan.
5. Mengetahui syarat-syarat ilmu.
6. Mengetahui perbedaan filsafat dengan ilmu.
7. Mengetahui cara mempelajari filsafat ilmu.
8. Mengetahui tujuan dan manfaat sumber ilmu pengetahuan dalam filsafat ilmu.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sumber Ilmu Pengetahuan Dalam Filsafat Ilmu


Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang sudah dibuktikan secara kebenarannya
dengan cara yang objektif yang dibangun berdasarkan fakta-fakta yang dapat disimpulkan
serta dapat memberikan efek yang besar. Betapa tinggi perhatian islam terhadap ilmu
pengetahuan dan betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslim untuk belajar dan
terus belajar, maka islam pun telah mengatur dan menggariskan kepada umatnya agar
mereka menjadi umat yang terbaik (dalam ilmu pengetahuan dan dalam segala hal) agar
mereka tidak salah dan tersesat. Ilmu pengetahuan yang digunakan dalam penalaran
bersumber dari rasionalis atau fakta sehingga timbul paham rasionalisme (penelusuran)
dan empirisme (pengamatan).1
Ilmu pengetahuan ialah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus-menerus
sampai menjelaskan fenomena yang bersumber dari wahyu, hati dan semesta sehingga
dapat diperiksa atau dikaji secara kritis dengan tujuan untuk memahami hakikat, landasan
dasar dan asal usulnya, sehingga dapat juga memperoleh hasil yang logis. 2
Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan filsafat khusus yang membahas berbagai
macam hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.Filsafat ilmu pengetahuan
membahas ilmu pengetahuan sebagai objeknya secara rasional
(kritis,logis,sistematis),menyeluruh dan mendasar.Filsafat ilmu berusaha memperoleh
pemahaman tentang ilmu pengetahuan secara jelas, benar dan lengkap, serta mendasar
untuk dapat menemukan kerangka pokok serta unsur-unsur hakiki yang kiranya menjadi
ciri khas dari ilmu pengetahuan yang sebenarnya. Sehingga kita dapat menentukan
identitas ilmu pengetahuan dengan benar, dapat menentukan mana yang termasuk ilmu
pengetahuan, dan mana yang tidak termasuk dalam lingkup ilmu pengetahuan.3
Kata epistemologi untuk filsafat ilmu pengetahuan berasal bahasa Yunani episteme
(pengetahuan) dan logos (ilmu). Dalam literatur dijumpai bahwa ada yang menggunakan

1 Isna Mardotillah,2019.Sumber Ilmu Pengetahuan,Jakarta:Kompasiana.


2 Syarifnidawaty,2020.Ilmu Pengetahuan,Tangerang:Universitas Raharja.
3 Drs.Paulus Wahana,Mag.Hum.,2016.Filsafat Ilmu Pengetahuan,Yogyakarta:Pustaka Diamond.

3
istilah filsafat ilmu dan ada pula yang menggunakan istilah filsafat ilmu pengetahuan.
Keduanya tidak berbeda secara prinsipil.
Sebagai perbandingan, berikut ini dikemukakan beberapa definisi mengenai filsafat ilmu
pengetahuan.
Cornellius Benjamin (dalam Runes: Dictionary of Philosophy, 1975:55). Filsafat
Ilmu ialah cabang filsafat yang merupakan telaah yang sistematis mengenai sifat dasar
ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya, dan prasangkanya, serta
letaknya dalam kerangka umum dan cabang-cabang pengetahuan intelektual.
The Liang Gie (Pengantar Filsafat Ilmu, 1977:61). Filsafat Ilmu ialah segenab
pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut
landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.
Landasan dari ilmu itu mencakup konsep-konsep pangkal,anggapan-anggapan dasar,
asas-asas permulaan, struktur- struktur teoritis dan ukuran-ukuran kebenaran ilmiah.
Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan
pemekarannya bergantung pada hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat
dan ilmu.
Jujun Suriasumantri (Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar, 1996:33) Filsafat ilmu
adalah bagian filsafat epistemologi yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu
(pengetahuan ilmiah), yang ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat
ilmu, baik yang mengenai pertanyaan ontologis, maupun pertanyaan epistemologis dan
axiologis tentang ilmu.4

2.2 Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Ilmu


Filsafat merupakan ilmu yang umum, dan sering disebut sebagai induk dari segala
ilmu (mater scientiarum), karena pada mulanya ilmu pengetahuan merupakan bagian
filsafat. Ilmu pengetahuan adalah ilmu khusus, yang makin lama semakin bercabang-
cabang. Setiap ilmu memiliki filsafatnya yang berfungsi memberi arah dan makna bagi
ilmu itu. Baik filsafat maupun ilmu pengetahuan, intinya ialah berpikir. Bedanya, kalau
filsafat memikirkan atau menjangkau sesuatu itu secara menyeluruh, maka ilmu
memikirkan atau menjangkau bagian-bagian tertentu tentang sesuatu. Kalau filsafat

4Prof.Darwis A.Soelaiman,Ph.D,2019.Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam,Aceh:Bandar


Publishing.

4
menjangkau sesuatu itu secara spekulatif atau perenungan dengan menggunakan metode
berpikir deduktif, maka ilmu menggunakan pendekatan empiris atau ilmiah dengan
menggunakan metode berpikir induktif di samping metode berpikir deduktif.
Sebagai ilmu yang umum maka filsafat mempersoalkan segala sesuatu yang ada,
mencakup alam, manusia, dan Tuhan. Mengenai manusia misalnya dipersoalkan
pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa arti dan tujuan hidup saya? Apa yang menjadi
kewajiban saya dan yang menjadi tanggung jawab saya sebagai manusia? Bagaimana
saya harus hidup agar menjadi manusia yang baik? Apa arti dan implikasi martabat saya
dan martabat orang lain sebagai manusia? Demikian pula pertanyaan-pertanyaan
mengenai dasar pengetahuan kita, mengenai nilai-nilai yang kita junjung tinggi seperti
tentang keadilan dan sebagainya. Jawaban-jawaban yang mendalam terhadap pertanyaan
itu akan mempengaruhi orientasi dasar kehidupan manusia. Sebagai ilmu-ilmu khusus
maka ilmu pengetahuan tidak menggarap pertanyaan-pertanyaan fundamental manusia
seperti tersebut di atas, karena ilmu-ilmu khusus itu (fisika,kimia, sosiologi, psikologi,
ekonomi, dll) secara hakiki terbatas sifatnya. Ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya
membantu manusia dalam mengorientasikan diri dalam dunia, mengsis-tematisasikan apa
yang diketahui manusia dan mengorganisasikan proses pencahariannya. Karena ilmu-
ilmu pengetahuan terbatas sifatnya maka semua ilmu membatasi diri pada tujuan atau
bidang tertentu.5

2.3 Macam-macam Sumber Ilmu Pengetahuan Dalam Filsafat Ilmu

Dalam kajian filsafat di jelaskan dengan jelas pengetahuan yang dimiliki oleh manusia
memiliki sumber.Dengan kata lain pengetahuan itu tidak timbul dengan sendirinya .Ada
empat sumber pengetahuan yang di maksud yaitu Rasionalisme,Empirisme,Intuisi dan
Wahyu.Keempat sumber ini memiliki pengertian yang berbeda-beda dalam menafsirkan
sumber dari pengetahuan manusia tersebut.6

1. Akal sebagai sumber ilmu pengetahuan (Rasionalisme)


Akal (‘aql ) merupakan anugerah paling utama yang diberikan Allah SWT kepada
manusia.Karena memiliki akal pula,manusia memiliki keistimewaan dan sekaligus

5 Prof.Darwis A.Soelaiman,Ph.D,2019.Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam,Aceh:Bandar


Publishing.
6 Ririn M.Djailani,Sumber Pengetahuan Essay Filsafat Ilmu,Aurora Borealis.

5
pembeda dengan Makhluk Allah lainnya.Akal juga merupakan alat yang dapat
menyampaikan pesan kebenaran dan sekaligus sebagai pembukti serta pembeda antara
yang haq dan yang bathil, serta apa yang ditemukan dapat dipastikan
kebenarannya,sepanjang persyaratan-persyaratan fungsi kerjanya dijaga dan tidak
diabaikan.
Rasionalisme merupakan faham filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat
terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan [ahmad tafsir,
2005"127]. Menurut ahmad tafsir, rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan
diperoleh dengan cara berfikir. alat dalam berfikir ialah kaidah-kaidah logis atau logika.
Pengetahuan diperoleh melalui cara berpikir (akal) dan tidak menganggap pengalaman
indera (empiris) sebagai sumber pengetahuan.Rene Descartes (1596-1650), dianggap
sebagai bapak rasionalisme. Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pengalaman
empiris dapat dikoreksi seandainya akal pikiran digunakan.Paham rasionalisme tidak
memungkiri penggunaan indera dalam memperoleh pengetahuan, tetapi indera hanyalah
sebagai stimulus agar akal mau berfikir dan menemukan kebenaran/pengetahuan.Akal
menerima bermacam data yang dikirim oleh indera selanjutnya mengatur, mengolah dan
menyusunnya hingga menjadi pengetahuan yang benar. Akal dalam proses berpikir inilah
menggunakan kaidah-kaidah rasional atau kaidah-kaidah logika. Paham ini mengklaim
bahwa sebagian dan bagian penting pengetahuan datang dari penemuan akal. Seperti
pemahaman manusia terkait logika dan matematika. Temuan-temuan dalam logika dan
matematika begitu pasti dan tidak mungkin salah (kebenaran yang universal). Selain
menghasilkan pengetahuan dari bahan-bahan yang dikirim indera, akal juga mampu
menghasilkan pengetahuan yang bersifat abstrak. Seperti pengetahuan tentang
prinsip/aturan yang rajin belajar dan berprestasi di madrasah akan berhasil dalam
kehidupannya. Hukum ini ada dan logis tetapi tidak empiris.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber pengetahuan yang paling ideal adalah akal, yang
dapat digolongkan pada jenis-jenis dibawah ini :
1. Akal awam yaitu akal yang dimiliki oleh orang-orang pada umumnya yang
lebih mengandalkan pengertian pada kebiasaan, pengalaman, dan pentaksiran
2. Akal khawasah, yaitu akal yang dimiliki orang yang memiliki pengetahuan
disebabkan oleh semakin bertambahnya pengetahuan
3. Akal potensial, adalah akal yang diberikan kepada semua manusia untuk
memiliki kemampuan menangkap materi dengan rangsangan panca indera.

6
4. Akal aktual, adalah akal yang lebih tinggi daripada akal potensial, artinya
mampu menangkap isi dan bentuk konseptual dari materi tanpa dibantu oleh
Panca indera.
5. Akal mustafad, sebagai akal tertinggi yang mampu menghubungkan potensi
berfikirnya hingga mencapai objek yang bersifat immaterial. akal ini dapat
mencapai atan berhubungan langsung dengan akal aktif.7

2. Pengalaman sebagai sumber ilmu pengetahuan ( Empirisisme )


Empirisme berasal dari bahasa Yunani yaitu empeiria yang berarti coba-coba atau
pengalaman. Empirisme merupakan lawan dari rasionalisme karena dalam empirisme
pengalaman memiliki peranan yang lebih daripada akal dalam pengetahuan.
John Locke (1632-1704) seorang penganut empirisme yang juga dikenal sebagai
“bapak empirisme” meyakini bahwa pengetahuan manusia didapatkan dari segala sesuatu
yang bisa dilalui oleh indra atau pengalaman. Ia menolak teori deduktif yang ditawarkan
Descartes dan menggantinya dengan generalisasi berdasarkan pengalaman atau induksi.8
Pengalaman konkret adalah mutlak sebagai sumber pengetahuan utama bagi manusia,
karena penalaran bersifat abstrak dan membutuhkan rangsangan dari pengalaman
berbagai gejala fisikal akan ditangkap oleh indera dan dikumpulkan dalam daya ingat
manusia, sehingga pengalaman inderawi menjadi akumulasi pengetahuan yang berupa
fakta-fakta. kemudian upaya faktualisasinya dibutuhkan akal.dengan demikian fungsi
akal tidak sekedar menjelaskan dalam bentuk-bentuk khayali semata-mata, melainkan
dalam konteks realistik. Empirisme dan rasionalisme berkembang pesat, sehingga
melahirkan positivisme, aliran ini diperkenalkan oleh Augus comte[1798-1857] yang
dilahirkan di mont velier pada tahun 1798.karya pertama augus comte adalah courus the
pholosopho vositife, yaitu kursus tentang filsafat positif dalam karya inilah comte
menguraikan secara singkat positivis, hukum 3 stadia, klasifikasi ilmu-ilmu pengetahuan
dan bagan mengenai tatanan dan kemajuan.

Munculnya rasionalisme dan empirisme menjadi indikator lahirlah periode modern


dalam alam fikiran barat. masing-masing ingin menang sendiri, rasionalisme meragukan

7 Silvana Liz Handayani,2020.Sumber Pengetahuan (Filsafat Ilmu),OSF Preprints.


8 Dr..Abdul Chalik,2015.Filsafat Ilmu Pendekatan Kajian Keislaman,Yogyakarta:Arti Bumi Intaran.

7
semua pandangan empirisme. demikian juga. sebaliknya empirisme memandang
rasionalisme penuh dengan subjektivitas dan sangat personalistik.

Immanuel kant memandang rasionalisme dan empirisme senantiasa berat sebelah


dalam menilai akal dan pengalaman sebagai sumber pengetahuan.ia mengatakan bahwa
pengenalan manusia merupakan sintesis antara unsur-unsur apriori dan unsur-unsur
aposteriori. Kant tidak menentang adanya akal mumi ia hanya menunjukkan bahwa akal
mumi itu terbatas.akal mumi menghasilkan pengetahuan tanpa dasar inderawi atau
independen dari alat panca indera pengetahuan inderawi tidak dapat menjangkau hakikat
objek, tidak sampai pada kebenaran umum. adapun kebenaran umum harus bebas dari
pengalaman, artinya harus jelas dan pasti dengan sendirinya.

Kebenaran apriori diperoleh melalui struktur jiwa kita yang inheren secara aktif, jiwa
mengkoordinasi sensasi-sensasi yang masuk dalam ide. pengenalan berpusat pada subjek
bukan pada objek. karena itu,

Ada tiga tahap pengenalan:


1. Pengenalan pada taraf indera.
2. Pengenalan pada taraf akal.
3. Pengenalan pada taraf rasio.9

3. Intuisi dan Wahyu Sebagai Sumber Ilmu


Akal dan Wahyu adalah dua hal penting dalam aliran pemikiran atau teologi islam.
Akal adalah peemberian Tuhan kepada manusia sebagai pembeda dari makhluk lainnya.
Sedangkan Wahyu adalah Penguat, petunjuk, dan penyempurna bagi akal. 10
Intuisi adalah pengetahuan tentang hal-hal yang tidak di ketahui (Myers,2002),karena
hal yang karena individu tidak pernah menyadari bahwa sebenarnya pengetahuan tersebut
telah dimilikinya. Day (2006) menyatakan, intuisi adalah sebuah proses non-linier dan
non-empiris dalam memeroleh serta menafsirkan informasi untuk menjawab pertanyaan.
Menurut Butler (2003), intuisi merupakan sekumpulan proses fisik yang membuat

9 Silvana Liz Handayani,2020.Sumber Pengetahuan (Filsafat Ilmu),OSF Preprints.

10 M.Iqrom Lutfi,2021.Akal dan Wahyu dalam Pandangan Aliran Ilmu Kalam,Jakarta:Republika Blogger.

8
seseorang tetap bertahan hidup, yang berlangsung tanpa disadari dan memberi sinyal-
sinyal mengenai apa yang telah terjadi dan apa yang bakal terjadi.
Intuisi menerima informasi/pengetahuan tanpa bersandar pada indera, dalam arti
proses perolehan informasinya tidak bergantung pada indera, ingatan, pengalaman,
perasaan atau proses-proses berpikir lainnya. Intuisi memperoleh pemahaman realitas
dalam bentuk potongan-potongan kecil informasi/pengetahuan, biasanya berupa simbol.
Simbol-simbol ini yang kemudian digabungkan dan ditafsirkan untuk membentuk atau
memunculkan gambaran yang utuh (Day, 2006). Pengetahuan-pengetahuan yang secara
tidak sengaja tersimpan dalam memori, sepotong potong, antara satu hal dengan hal lain
seolah olah tidak saling berhubungan, tidak memiliki makna, biasanya dianggap tidak
bermanfaat sama sekali oleh individu yang terbiasa berpikir rasional, menggunakan data-
data yang diperoleh berdasarkan fakta-fakta. Padahal dengan berpikir intuitif yaitu
berpikir tanpa kesadaran, proses berpikir yang terjadi secara cepat, mendadak yang
menghasilkan pengetahuan, individu dapat mengambil kesimpulan dengan sangat cepat
tentang suatu keadaan yang dihadapinya sehingga dapat mengarahkan perilaku dengan
benar (Gazzaniga dalam Myers, 2002).
Intuisi memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan, terutama ketika berada
dalam situasi kritis atau ketika berhadapan dengan situasi berisiko tinggi. Intuisi dapat
menjadi pemandu jalan keluar yang efektif pada saat-saat kalut. Intuisi bukan hanya
memberikan tanda untuk melakukan sesuatu, tetapi bisa juga memberikan peringatan
untuk tidak melakukan sesuatu (Wuryanano, 2006). Pada saat seolah olah sudah tidak ada
lagi solusi apapun terhadap permasalahan yang dihadapi, intuisi dapat memberikan jalan
keluar (Butler, 2003). Intuisi bertindak sebagai penunjuk arah jalan dan dapat
menunjukkan tanda bahaya di sepanjang perjalanan, yang akan memendu ke arah mana
yang harus dituju, masalah apa yang harus dihindari, atau apa yang harus dilakukan
sebagai persiapan, agar dapat beradaptasi dan menyelesaikan masalah dengan sukses
(Wuryanano, 2006).11

Menurut henry bedson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi.
kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya.

11Sriningsih,Apakah Intuisi dapat Menghindarkan Diri Dari Perilaku Berisiko,Yogyarakta:Universitas Mercu


Buana Yogyakarta.

9
pengembangan kemampuan ini memerlukan suatu usaha, ia juga mengatakan intuisi
adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang
nisbi.
Akal berfungsi melakukan penalaran terhadap berbagai kejadian dari penalaran dan
pengetahuan inderawinya .penalaran yang valid adalah wahyu yang ditransmisi oleh akal
sehingga akal yang sesuai dengan wahyu. keshahihan transmisi data otoritatif melahirkan
ilmu pengetahuan yang kemudian menjadi landasan ilmu-ilmu lainnya dan landasan
filsafat islam, schebat apapun akal manusia kaum khawash, tidak berarti bahwa akal dapat
memperoleh seluruh pengetahuan yang wajib baginya tentang tuhan dan tentang alam
ghaib.Daya akal bukanlah tidak terbatas. Sebagian sifat tuhan seperti berfirman. melihat,
dan mendengar, yang dinyatakan sebagai sifat-sifat wajib tidak dapat diketahui melalui
akal.
Manusia dapat mengetahuinya hanya melalui wahyu, demikian pula akal manusia
tidak dapat mengetahui keadaan dan hakikat hidupnya alam ghaib nanti. Akal
umpamanya tidak dapat mengetahui perincian kebahagiaan dan kesengsaraan yang
menunggunya di akhirat dan cara menghitung perbuatan baik dan buruknya nanti.oleh
karena itu, manusia berhajat kepada wahyu, yang akan membantunya memperoleh
pengetahuan lebih luas tentang tuhan dan masa depannya di alam ghaib. Keharusan
manusia menggunakan akalnya bukanlah hanya merupakan ilham yang terdapat dalam
dirinya, tetapi juga ajaran yang termuat dalam wahyu.kitab suci al-quran memerintahkan
manusia untuk berfikir dan mempergunakan akal dan melarang bersikap taklid tuhan
tidak semata-mata memberi perintah, tetapi juga memotivasi manusia untuk berfikir.
Kitab suci al quran adalah wahyu yang memberikan fungsi informatif dan konfirmatif
bagi akal, sedang assunah merupakan sumber hukum islam yang mempermudah dalam
mepelajari al-quran dan sebagai tradisi pelaksanaan perintah-perintah tuhan melalui
keteladanan Muhammad saw.

Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh tuhan kepada manusia lewat
perantara para nabi. para nabi memperoleh pengetahuan dari tuhan tanpa upaya, tanpa
bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya.Pengetahuan mereka
terjadi atas kehendak tuhannya. wahyu berisikan pengetahuan agama, baik mengenai
kehidupan mencakup masalah transcendental seperti latar belakang dan tujuan penciptaan
manusia, dunia, dan segenap isinya serta kehidupan di akhirat nanti.Dalam konteks lain

10
kebenaran wahyu seluruhnya diakui oleh akal, bahkan pengalaman manusia secara
historis tergambarkan dengan jelas dalam wahyu.

Wahyu, juga bisa dikatakan dengan sumber pengetahuan yang non-analiktik


karena tidak ada proses berpikir dari manusia tersebut. Wahyu merupakan sumber
pengetahuan yang berasal dari yang Maha kuasa. Biasanya yang dapat menerima sumber
pengetahuan yang seperti ini adalah manusia-manusia pilihan. Contoh yang paling dekat
adalah para nabiallah, yang menerima pengetahuan dari Allah. Kisah kisah merekapun
banyak mengispirasi banyak orang.
Dari keepat sumber pengetahuan diatas dapat disimpulkan bahwa cara berpikir itu
ada dua yaitu analatik; Rasio, dan Empiris. Dikatakan sebagai cara berpikir yang analitik
karena ada proses berpikir yang rincih yang dilakukan manusia. Adapula cara berpikir
yang non analitik; intuisi, dan wahyu yang tidak memiliki proses berpikir secara rincih
yang dilakukan oleh manusia.
Dalam hakikat penalaran ilmiah terbagi atas dua, yakni Deduktif atau bisa
dikatakan berhubungan dengan rasional atau Induktif, berdasarkan empiris atau
pengalaman dan data lapangan. Keduanya dikombinasikan agar dapat ditarik kesimpulan
dari penalaran ilmiah tersebut. Dalam penarikan kesmipulanpun harus menggunakan
logika induktif dan logika deduktif. Setelah penarikan kesimpulan, menguji kebenaran
dari suatu penalaranpun perlu dilakukan. Suatu penalaran dianggap benar jika koherensi,
korespondensi, dan pragmatis atau ada manfaatnya.12
2.4 Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah menurut The Liang Gie (1987) (dalam
Surajiyo, 2010) mempunyai lima ciri pokok antara lain:

1. Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan.


2. Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan
itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur;
3. Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan
pribadi;

12 Ririn M.Djailani,Sumber Pengetahuan,Aurora Borealis.

11
4. Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya kedala bagian
yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-
bagian itu;
5. Verifikatif, dapat diperiksa kebenaranya oleh siapapun juga.13
2.5 Syarat-Syarat Ilmu

Ilmu adalah pengetahuan yang secara khusus mempelajari tentang hal penyebab
terjadinya sesuatu dan mengapa?. Ada bebrapa syarat ilmiah yang dapat disebut sebagai
ilmu. Sifat yang ilmiah untuk syarat ilmu banyak pengaruhnya dari ilmu-ilmu alam yang
sudah ada terlebih dahulu.

 Objektif. Objek kajian harus ada dalam ilmu yang ada dari satu golongan masalah yang
sama sifat hakikatnya, terlihat dari luar maupun bentuknya dari dalamnya. Objeknya juga
bersifat ada, atau mungkin juga ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam hal
mengkaji sebuah objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni penyesuaian antara tahu
dengan objek, sehingga dapat disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan
subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
 Metodis. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang artinya: cara, jalan.
Metodis artinya metode tertentu yang dipakai dan biasanya merujuk kepada sebuah metode
ilmiah. Usaha yang telah dilakukan agar dapat meminimalisasi segala kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi dalam hal yang menyimpang dari hal mencari sebuah
kebenaran. Resiko yang harus di tanggung yakni untuk menjamin kepastian kebenaran.
 Sistematis. Didalam pengalamannya mencoba menjelaskan dan mengetahui suatu objek,
ilmu harus terumus dan teruraikan di dalam hubungan yang masuk diakal (logis) dan
teratur agar terbentuk suatu sistem yang memiliki keutuhan, menyeluruh, terpadu dalam
segi arti, dan dapat memaparkan sebuah rangkaian sebab akibat menyangkut tentang
objektifnya. Pengetahuan yang dapat tersusun dengan sistematis merupakan rangkaian
sebab akibat dari syarat ilmu yang ketiga.
 Universal. Sebuah kebenaran yang akan dicapai yakni sebuah kebenaran yang universal
yang tidak bersifat tertentu (umum).Contoh:Ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an
memiliki kandungan berbeda dengan ilmu alam kerena objeknya adalah dari tindakan

13Parta Setiawan,2021.Pengertian Ilmu Pengetahuan


Teknologi,Filsafat,Syarat,Perbedaan,Ciri,Proses,Sumber,Teori,Para Ahli,Guru Pendidikan.Com

12
manusia. Oleh sebab itu agar mencapai tingkat yang unversal didalam ilmu sosial, harus
adanya konteks dan tertentu pula. Misal: Semua segitiga bersudut 180º. Karenanya
universal merupakan syarat ilmu yang keempat.14
2.6 Perbedaan Filsafat Dengan Ilmu
1. Kebenaran filsafat sepanjang pemikiran adapun kebenaran ilmu sepanjang
pengalaman.
2. Filsafat mencari pengetahuan dari semua segi dan bidang menyeluruh.Adapun ilmu
mencari pengetahuan dari aspek-aspek tertentu,bidang bidang khusus.
3. Filsafat dapat menyentuh pengetahuan seluruh alam adapun ilmu mempelajari unsur-
unsur alam,benda-benda mati,tanaman,hewan,manusia,bumi,bulan,bintang,sistem
tata surya,dan sebagainya.
4. Filsafat mempelajari seluruh aspek kehidupan.Adapun ilmu mempelajari aspek-
aspek tertentu kehidupan.
5. Filsafat mempelajari asas dari segala hukum, yaitu tujuannya, asal-muasalnya.
Adapun ilmu mempelajari segi-segi tertentu tentang hukum, seperti hukum perdata,
hukum pidana, hukum adat, hukum Islam, dan sebagainya.
6. Filsafat memberikan penjelasan secara umum. Adapun ilmu hanya memberikan
penjelasan-penjelasan khusus tentang fakta.
7. Filsafat tersusun dari hasil berpikir yang radikal (sampai ke akar), sistematis dan
universal. Adapun ilmu tersusun dari hasil riset dan eksperimen.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa antara filsafat dan ilmu


pengetahuan ada titik temu dan ada juga perbedaannya. Titik temu antara filsafat dan
ilmu pengetahuan: (1) aspek sejarah, pada awalnya filsafat dan ilmu pengetahuan
identik, sama dan sejalan, sebagaimana para filsuf yang identik dengan ilmuwan; (2)
aspek objek materia, ilmu mengarah kepada alam dan manusia, sedangkan filsafat
pada alam, manusia dan masalah ketuhanan.
Adapun perbedaan pada aspek objek material dan objek formal antara filsafat
dan ilmu pengetahuan yaitu: (1) objek material filsafat adalah masalah alam dan
manusia yang belum terjangkau oleh pembahasan ilmu; (2) objek formal filsafat
adalah mencari keterangan sedalam-dalamnya sampai ke akar persoalan, sebab-

14Parta Setiawan,2021.Pengertian Ilmu Pengetahuan


Teknologi,Filsafat,Syarat,Perbedaan,Ciri,Proses,Sumber,Teori,Para Ahli,Guru Pendidikan.Com

13
sebabnya berdasarkan suatu pemikiran. Sedangkan objek formal ilmu adalah mencari
keterangan terbatas pada jangkauan pembuktian penelitian, percobaan dan
pengalaman manusia.15

2.7 Mempelajari Filsafat Ilmu


Terdapat tiga macam metode dalam. mempelajari filsafat, diantaranya:
1. Metode sistematis, Menggunakan metode sistematis berarti pelajar menghadapi karya
filsafat. Misalnya mula-mula pelajar mengahadapi teori beberapa cabang filsafat.
Setelah pengetahuan yang terdiri atas itu ia mempelajari teori hakikat yang merupakan
cabang lain. Kemudian ia mempelajari teori nilai atau filsafat nilai. Pembagian besar
ini dibagi lebih khusus dalam sistematika filsafat. Tatkala membahas setiap cabang
atau subcabang itu, aliran-aliran akan terbahas. Dengan belajar filsafat melalui metode
ini perhatian kita terpusat pada isi filsafat bukan pada tokoh ataupun pada periode.

2. Metode historis,Metode historis digunakan apabila para pelajar mempelajari filsafat


dengan cara mengikuti sejarahnya, jadi sejarah pemikiran. Ini dapat dilakukan dengan
membicarakan tokoh demi tokoh menurut kedudukannya dalam sejarah. Dalam
menggunakan metode historis dapat pula pelajar menempuh cara lain, yaitu dengan
cara membagi babakan sejarah filsafat. Misalnya, mula-mula di pelajari filsafat kuno,
lalu filsafat abad pertengahan, kemudian filsafat abad modern. Variasi cara
mempelajari filafat dengan metode historis cukkup banyak. Yang pasti menggunakan
metode historis berarti mempelajari filsafat secara kronologis. Metode ini cocok untuk
pelajar pemula.

3. Metode kritis, mereka yang mempelajari filsafat tingkat intensif. Pelajar haruslah
Metode kritis digunakan oleh sedikit banyak telah memiliki pengetahuan filsafat.
Pelajaran filsafat pada tingkat sekolah pascasarjana sebaiknya menggunakan metode
ini pelajaran filsafat dapat mengambil pendekatan sistematis mengambil pendekatan
sistematis maupun historis. Langkah pertama ialah memahami isi ajaran, kemudian
pelajar mencoba mengajukan kritiknya. Kritik itu mungkin dalam bentuk menentang,
dapat juga berupa dukungan terhadap ajaran filsafat yang sedang dipelajari. Ia
mengkritik mungkin dengan menggunakan pendapatnya sendiri ataupun dengan

15 Rina Rehayati,2017.Filsafat Sebagai Induk Ilmu Pengetahuan,Pekanbaru Riauh: Asa Riau.

14
menggunakan pendapat filosof lain. Jadi, jelas pengetahuan ala kadarnya, tatkala
memulai pelajaran, amat diperlukan dalam mengajukan kritiknya. Kritik itu mungkin
dalam bentuk menentang, dapat juga berupa dukungan filsafat yang terhadap ajaran
filsafat sedang dipelajari. Ia mengkritik mungkin dengan menggunakan pendapatnya
sendiri ataupun dengan menggunakan pendapat filosof lain. Jadi, jelas pengetahuan
ala kadarnya, tatkala memulai pelajaran, amat diperlukan dalam belajar filsafat dengan
metode ini.

Berdasarkan uraian diatas, dapat kita ketahui bahwa dalam. mempelajari filsafat
terdapat tiga metode, antara lain: metode sistematis, metode historis, dan metode kritis.
Masing-masing metode ini dapat kita gunakan sesuai dengan tingkat pengetahuan kita
mengenai filsafat. Selain itu, metode tersebut dapat memudahkan kita dalam
mempelajari filsafat.16

2.8 Tujuan dan Manfaat Sumber Ilmu Pengetahuan Dalam Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu pengetahuan memiliki tiga landasan pembahasan terhadap ilmu


pengetahuan yaitu: antologis, epistemologis,aksiologis, dari landasan pembahasan
ontologis, kita dianggap memiliki gambaran yang benar dan menyeluruh tentang ilmu
pengetahuan dapat menemukan ciri-ciri khas ilmu pengetahuan bila dibandingkan
dengan berbagai macam kegiatan yang kita lakukan, misalnya filsafat agama dan seni.
Kita diharapkan menyadari bahwa ilmu pengetahuan merupakan kegiatan akal budi
manusia yang tentu saja juga memiliki arah dan tujuan ( bersifat teleologis ) filsafat
ilmu pengetahuan diharapkan dapat menunjukan arah tujuan dari kegiatan ilmu
pengetahuan yang dilakukannya, yaitu memperoleh pengetahuan ilmiah yang
kebenaranya memang cukup dapat dipertanggung jawabkan, disamping perlu disadari
adanya tingkatan target yang perlu diusahakan dalam kegiatan ilmiah. Beberapa target
yang secara berjenjang menjadi sasaran kegiatan ilmiah yaitu: kegiatan deskriptif,
pengetahuan kausatif, pengetahuan prediktif dan pengetahuan operatif.dengan
demikian filsafat ilmu pengetahuan akan mampu menunjukan orientasi yang tepat dari
kegiatan ilmu pengetahuan.

16 Dara,2016.Cara Mempelajari Filsafat,Blogger.

15
Landasan pembahasan epistemologis diharapkan memberikan penjelasan
tentang metode- metode dan langkah -langkah yang relevan demi tercapainya tujuan
kegiatan ilmu pengetahuan yang dilakukanya ada beberapa pola prosedural yang perlu
dipahami dalam rangka dapat menemukan data data serta menyusun hasil ilmu
pengetahuan yang diharapkan misalnya : wawancara, observasi, eksperimen. Dengan
Pembahasan epistemologis ini, diharap filsafat ilmu pengetahuan mampu menuntun
langkah -langkah mahasiswa untuk melakukan kegiatan ilmiah agar sampai tujuan
yang sebenarnya.

Dan terakhir landasan pembahasan secara aksiologis, dari landasan


pemahaman aksiologis diharap mampu menunjukan pada mahasiswa tentang nilai-
nilai yang sekiranya layak diperjuangkan dalam kegiatan ilmu pengetahuan.
Disamping memiliki nilai kebenaran yang bersifat teoritis ilmu pengetahuan pada
giliranya memiliki nilai praktis pragmatis karena mampu memberikan dasar yang
cukup dapat dipertanggung jawabkan lagi penyelenggaraan kehidupan manusia
dengan demi filsafat ilmu pengetahuan diharapkan mampu menunjukan arah kegiatan
ilmiah, tidak hanya sekedar otomatis menunjukan kebenaran ilmiah, tetapi lebih jauh
menunjukkan cara kegiatan ilmiah yang bersifat pragmatis, yaitu mewujudkan
kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia. Dengan demikian ilmu pengetahuan
tidak dipandang sebagai yang membebani pemikiran manusia, melainkan dirasakan
sebagai kegiatan yang dapat mempertajam pemikiran manusia dalam rangka
menghadapi berbagai permasalahan kehidupan untuk memberikan pemecahan yang
dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.17

Adapun manfaat dari filsafat ilmu pengetahuan antara lain sebagai berikut:

a. Melatih kita berpikir logis dan kritis terhadap kebenaran.

Jadi filsafat ilmu pengetahuan sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena dapat
membantu mereka untuk semakin kritis terhadap berbagai macam teori dan
pengetahuan ilmiah yang dipelajarinya. Bersikap kritis artinya kita tidak mudah saja
percaya atau menerima suatu pendapat atau teori, tetapi dipikirkan dulu dengan
matang Sikap kritis itu harus dikembangkan sebagai suatu cara hidup.

17 Drs.Paulus Wahana,Mag.Hum.,2016.Filsafat Ilmu Pengetahuan,Yogyakarta:Pustaka Diamond.

16
b. Akan lebih menyadarkan kita kepada hakekat dan makna

Ilmu pengetahuan, serta mengenai metode dan prosedur pengembangan ilmu.


Bagi calon ilmuan pengetahuan mengenai hal-hal tersebut sangat perlu dipelajari,
khusus nya untuk melakukan penelitian ilmiah. Mahasiswa (calon ilmuan) perlu
memiliki kemampuan ilmiah, yaitu kemam-puan menganalisis berbagai peristiwa dan
menjelaskan keterkaitan antara berbagai peristiwa. Dalam hubungan ini maka akan
sangat membantu mahasiswa bila kelak ia bekerja sebagai apa saja (ahli hukum,
wartawan, guru, teknisi, dan lain-lain) karena semua pekerjaan itu berkaitan dengan
upaya pemecahan masalah tertentu.

c. Lebih menyadarkan kita akan pentingnya peranan etika

Dalam pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. IPTEK


tidak hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu tetapi juga untuk membantu manusia
memecahkan berbagai persoalan hidup, dan untuk dapat hidup dengan baik dan benar.
Berbagai masalah yang timbul sebagai akibat modernisasi (kemiskinan,
keterbelakangan, penyakit, dan lain-lain) memang dapat dipecahkan dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi, tetapi juga sangat penting peran etika di dalamnya.
J.Sudarminta (2002:26) dalam bukunya Epistemologi

Dasar: Pengantar Filsafat Pengetahuan, mengatakan bahwa epistemologi sangat perlu


dipelajari sekurang-kurangnya karena 3 alasan,yaitu:

a. Alasan strategis, karena pengetahuan merupakan hal yang secara strategis penting
bagi hidup manusia (knowledge is power). Karena strategisnya kedudukan
pengetahuan maka epistemologi sangat perlu dipelajari guna memahami bagaimana
hakikat pengetahuan itu sesungguhnya.

b. Alasan dari sudut kebudayaan, karena pengetahuan adalah salah satu unsur
Kebudayaan yang sangat besar peranannya bagi kehidupan manusia. Berkat
pengetahuannya maka manusia mampu membudayakan alam, memberdayakan
masyarakat, dan membudayakan dirinya sendiri. Karena itu mempelajari epistemologi
adalah perlu misalnya untuk mengetahui bagaimana kebudayaan dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan.

17
c. Alasan dari sudut pendidikan,karena pengetahuan merupakan isi pendidikan (proses
pengajaran) yang diperlukan dalam upaya mengembangkan kepribadian manusia.18

18Prof. Darwis A Soelaiman,Ph.D,2019,Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam,Banda


Aceh:Bandar Publishing.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan filsafat khusus yang membahas berbagai


macam hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.Filsafat ilmu pengetahuan
membahas ilmu pengetahuan sebagai objeknya secara rasional
(kritis,logis,sistematis),menyeluruh dan mendasar.Filsafat ilmu berusaha memperoleh
pemahaman tentang ilmu pengetahuan secara jelas, benar dan lengkap, serta mendasar
untuk dapat menemukan kerangka pokok serta unsur-unsur hakiki yang kiranya
menjadi ciri khas dari ilmu pengetahuan yang sebenarnya. Sehingga kita dapat
menentukan identitas ilmu pengetahuan dengan benar, dapat menentukan mana yang
termasuk ilmu pengetahuan, dan mana yang tidak termasuk dalam lingkup ilmu
pengetahuan

Hubungan filsafat dengan ilmu, Filsafat merupakan ilmu yang umum, dan
sering disebut sebagai induk dari segala ilmu (mater scientiarum), karena pada
mulanya ilmu pengetahuan merupakan bagian filsafat. Ilmu pengetahuan adalah ilmu
khusus, yang makin lama semakin bercabang-cabang. Setiap ilmu memiliki filsafatnya
yang berfungsi memberi arah dan makna bagi ilmu itu. Baik filsafat maupun ilmu
pengetahuan, intinya ialah berpikir.

Macam macam sumber ilmu pengetahuan;Akal sebagai sumber ilmu


pengetahuan (Rasionalisme),Pengalaman sebagai sumber ilmu pengetahuan(
Empieisme),Intuisi dan wahyu sebagai sumber ilmu.

Perbedaan filsafat dengan ilmu, antara filsafat dan ilmu pengetahuan ada titik
temu dan ada juga perbedaannya. Titik temu antara filsafat dan ilmu pengetahuan: (1)
aspek sejarah, pada awalnya filsafat dan ilmu pengetahuan identik, sama dan sejalan,
sebagaimana para filsuf yang identik dengan ilmuwan; (2) aspek objek materia, ilmu
mengarah kepada alam dan manusia, sedangkan filsafat pada alam, manusia dan
masalah ketuhanan.Adapun perbedaan pada aspek objek material dan objek formal
antara filsafat dan ilmu pengetahuan yaitu: (1) objek material filsafat adalah masalah

19
alam dan manusia yang belum terjangkau oleh pembahasan ilmu; (2) objek formal
filsafat adalah mencari keterangan sedalam-dalamnya sampai ke akar persoalan,
sebab-sebabnya berdasarkan suatu pemikiran. Sedangkan objek formal ilmu adalah
mencari keterangan terbatas pada jangkauan pembuktian penelitian, percobaan dan
pengalaman manusia.

Mempelajari filsafat melalui metode; metode sistematis,metode


historis,metode kritis.Masing-masing metode ini dapat kita gunakan sesuai dengan
tingkat pengetahuan kita mengenai filsafat.Selain itu,metode tersebut dapat
memudahkan kita dalam mempelajari filsafat.

Tujuan kegiatan ilmu pengetahuan yang dilakukanya ada beberapa pola


prosedural yang perlu dipahami dalam rangka dapat menemukan data data serta
menyusun hasil ilmu pengetahuan yang diharapkan misalnya : wawancara, observasi,
eksperimen. Dengan Pembahasan epistemologis ini, diharap filsafat ilmu pengetahuan
mampu menuntun langkah -langkah mahasiswa untuk melakukan kegiatan ilmiah agar
sampai tujuan yang sebenarnya.

Manfaat dari filsafat ilmu pengetahuan antara lain :

A. Melatih kita berpikir logis dan kritis terhadap kebenaran,

B. Akan lebih menyadarkan kita kepada hakekat dan makna,

D. Lebih menyadarkan kita akan pentingnya peranan etika.

3.2 Saran

Demikianlah tugas makalah yang telah kami susun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Filsafat Ilmu.Harapan kami semoga denga adanya makalah yang telah
kami susun ini kita bisa mengambil banyak pelajaran berharga di dalamnya.Apabila
dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan-kesalahan,kami tim penyusun
mohon maaf ,kesalahan semata terletak pada kami dan kesempurnaan hanyalah milik
Allah SWT.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dara,2016.Cara Mempelajari Filsafat,Blogger.


Dr..Abdul Chalik,2015.Filsafat Ilmu Pendekatan Kajian Keislaman,Yogyakarta:Arti
Bumi Intaran.
Drs.Paulus Wahana,Mag.Hum.,2016.Filsafat Ilmu Pengetahuan,Yogyakarta:Pustaka
Diamond.
Isna Mardotillah,2019.Sumber Ilmu Pengetahuan,Jakarta:Kompasiana.
M.Iqrom Lutfi,2021.Akal dan Wahyu dalam Pandangan Aliran Ilmu
Kalam,Jakarta:Republika Blogger.
Parta Setiawan,2021.Pengertian Ilmu Pengetahuan
Teknologi,Filsafat,Syarat,Perbedaan,Ciri,Proses,Sumber,Teori,Para
Ahli,Guru Pendidikan.Com
Prof.Darwis A.Soelaiman,Ph.D,2019.Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat
dan Islam,Aceh:Bandar Publishing.
Rina Rehayati,2017.Filsafat Sebagai Induk Ilmu Pengetahuan,Pekanbaru Riauh: Asa
Riau.
Ririn M.Djailani,Sumber Pengetahuan Essay Filsafat Ilmu,Aurora Borealis.
Silvana Liz Handayani,2020.Sumber Pengetahuan (Filsafat Ilmu),OSF Preprints.
Sriningsih,Apakah Intuisi dapat Menghindarkan Diri Dari Perilaku
Berisiko,Yogyarakta:Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Syarifnidawaty,2020.Ilmu Pengetahuan,Tangerang:Universitas Raharja.

21

Anda mungkin juga menyukai