Nim : 10200120200
PEMBAHASAN I
Dalam bahasa Belanda, Istilah Hukum Tata Negara dikenal dengan istilah
Staatsrecht. Dalam bahasa Inggris, dikenal dengan istilah Constitutional Law
Sedangkan dalam bahasa Jerman, dikenal dengan istilah Verfassungsrecht
dan dalam bahasa Prancis, dikenal dengan istilah Droit Constituionnel.
Menurut Dr. Johann Heinrich Adolf Logemann, “Hukum Tata Negara adalah
hukum yang mengatur mengenai organisasi negara”.
Adapun ruang lingkup kajian Hukum Tata Negara meliputi : Lembaga negara,
kewenangan lembaga negara, bentuk dan sistem pemer intahan, batasan dan
pemisahan cabang kekuasaan, konstitusi, prinsip dan hubungan antar
lembaga negara, dan hak asasi manusia.
PEMBAHASAN II
Mengenai sumber hukum tata negara, tentu tidak semua negara memiliki
kesamaan dalam sumber hukum, karena sumber hukum akan dipengaruhi
oleh sistem hukum yang digunakan, seperti misalnya, negara negara common
law mengakui bahwa sumber hukum yang utama ialah yusrisprudensi.
Sementara negara civil law mengakui bahwa sumber hukum yang utama ialah
hukum tertulis. Namun secara umum, ada empat bentuk n orma hukum yang
diakui sebagai sumber hukum antara lain, Regeling -produk legislasi,
Contract/treaty-perjanjian yang mengikat, Vonnis -putusan hakim, dan
bescikking -ke putu san administrasi oleh yang berwenang.
Namun dalam bidang Hukum Tata Negara(umum) sumber hukum yang diakui
ialah antara lain, UUD dan peraturan -perundang undangan tertulis,
Yurisprudensi, Konvensi ketatanegaraaan, Hukum Interbasional dan doktrin
ilmu hukum tata negara.
Sumber Hukum Tata Negara Indonesia terb agi atas dua, yaitu sumber hukum
materiil dan sumber hukum formil. Menurut Jimly Assihiddiqie, sumber
hukum tata negara indonesia adalah Pancasila, yaitu rumusan rumusan sila
sila Pancasila merupakan falsafah hidup bernegara dan pandanga hidup
bangsa, dan Pancasila merupakan sumber hukum materiil yang tidak hanya
menjadi jiwa semata, melainkan juga harus dilaksanakan dan tercermin
dalam setiap peraturan hukum di Indonesia. Adapun sumber hukum formil
menurut Jimly Assihiddiqie, yaitu Undang Undang Dasar NRI 1945, peraturan
perundang -undangan, yurisprudensi, konvensi ketatanegaraan, traktat dan
doktrin.
PEMBAHASAN III
Menurut Van Eika Hommes, asas hukum bukanlah norma norma k ongkrit,
tetapi ia adalah sebagai dasar dasar pikiran umum atau petunjuk -petunjuk
bagi hukum yang berlaku.
Adapun fungsi asas hukum yaitu sebagai Penjaga Konsistensi dan juga
berfngsi Untuk Mengatasi Konflik.
Berikut adalah Asas Hukum Tata Negara Indonesia antara lain, Pancasila,
Asas Negara Hukum, Asas Negara Kesatuan, Asas Keadulatan Rakyat dan
Demokrasi, dan Asas Pemisahan Kekuasaan dan Check and Balances.
PEMBAHASAN IV
Sebagai mana yang tertulis dalam sejarah, Indoensia telah beberapa kali
mengalami pergantian ketatanegaran yang dimulai sejak UUD 1945 yang
berubah menjadi Konstitusi RIS, kemduian berubah lagi menjadi UUD
Sementara, hingga akhirnya diubah kembali menj adi UUD 1945 dan yang juga
mengalami perubahan ditahun 1999, 2000, 2001, dan tahun 2002.
A. Istilah Konstitusi
B. Pengertian Konstitusi
C. Nilai Konstitusi
Beberapa fungsi konstitusi ialah antara lain, sebagai sumber hukum, sebagai
penentu, pembagi, dan pembatas kekuasaan organ negara, sebagai
pemberi/penyalur/pengalih kewenangan organ negara, sebagai pengatur
hubungan antara organ negara, sebagai pengatur hubungan antara organ
negara dan warga negara, dan sebagai symbol of unity, social control, social
engineering, dan sebagai identity of nation.
PEMBAHASAAN VI
B. Kekuasaan Legislatif
Fungsi Legislasi atau pengaturan ialah salah satu fungsi utama dari cabang
kekuasaan legislatif, yang berwenang merumuskan/membentuk peraturan
yang bersifat mengikat dan membatasi. Dan empat bent uk kegiatan legislasi
ialah antara lain Prakarsa pembuatan undang undang, pembahasan
rancangan undang undang, persetujuan atas pengesahan rancangan undang
undang dan pemberian persetujuan pengikatan atau ratifikasi atas perjanjian
atau persetujuan internas ional dan dokumen dokumen hukum yang mengikat
lainnya.
C. Kekuasaan Eksekutif
1. Sistem Presidentil : sistem ini memiliki beberapa ciri ciri yaitu kepala
negara tidak terpisah dengan jabatan kepala pemerintahan, kepada
negara tidak bertanggung jawab kepada parlem en, melainkan langsung
bertanggung jawab kepada rakyat yang memilihnya, presiden tidak
berwenang membubarkan parlemen, kabinet sepenuhnya bertanggung
jawab kepada presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan
negara atau sebagai administrator yang terti nggi.
2. Sistem Parlementer : Sistem ini memiliki beberapa ciri yaitu sistem
kepemimpinannya terbagi dalam jabatan kepala negara dan kepala
pemerintahan sebagai dua jabatan yang terpisah, jika sistem
pemerintahannya ditentukan harus bertanggung jawab kepada
parlemen, kabinet dapat dibubarkan apabila tidak mendapat dukungan
dari parlemen, dan sebaliknya parlemen juga dapat dibubarkan oleh
pemerintah.
3. Sistem Campuran : Sistem ini adalah sitem pemerintahan dimana
terdapat ciri ciri sistem presidnetil dan juga ci ri ciri sistem
parlementer yang diterapkan secara bersamaan dalam suatu sistem
pemerintahan. Jika sistem didominasi oleh sistem presidentil maka
disebut sebagai quasi presidentil, sebaliknya jika sistem didominasi
oleh sistem parlementer maka disebut denga n quasi parlementer.
D. Kekuasaan Yudikatif