Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budidaya ayam sudah sangat populer di Indonesia, baik ayam ras
pedaging, petelur maupun ayam buras. Namun kalaw kita evaluasi dengan
seksama, kendala utama pengembangan usaha ternak ayam adalah adanya
berbagai macam penyakit. Tidak jarang usaaha peternakan ayam haancur
karena adanya serangan berbagaai macam penyakit.
Dewasa ini budidaya ayam sudah di golongkan usaha ekonomi ongkos
tinggi, sehingga menurut efisiensi tinggi pula dalam mengahadapi berbagai
macam kendala dan persaiangan. Maka sudah sewajaarnya pengendalian
penyakit harus memperoleh prioritas utama dalam usaha peternakan ayam.
Berdasarkan alasan diatas, dalam pembuatan laporan ini penuliss
sangat tertarik untuk mengkaji hal tersebut yang di bahas melalui judul yaitu “
Pengendalian hama dan penyakit pada ternak unggas” yang mungkin dapat
dijadikan pegangan untuk mengenal beberapa penyaakit yang disebabkan oleh
virus, bakteri, parasite, jamur, racun dan hama ekoparasit ayam yang
merugikan secara ekonomi.
Semoga laporan ini memberikan nuansa bagi perkembangan usaha
peternakan di Indonesia. Kritik yyaang bersifat membangun akan penulis
terima dengan senang hati untuk kesempurnaan laporan ini.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dalam penulisan laporan ini diantaranya :
1. Mengemukakan hasil kegiatan selama di lokasi prakerin dalam bentuk
karya tulis
2. Sebagai syarat untuk melengkapi nilai akhir kegiatan Prakerin pada
kompetensi keahlian Agribisnis ternak unggas

1
3. Sebagai pebanding antara teori dan praktek.
1.3 Waktu dan Tempat
Waktu pelaaksanaan prakerin di mulai 23 Maret sampai dengan 8 juni
2017, di tempat pembibitan ayam kampung di desa Lahumbo Kecamatan
Tilamuta Kabupaten Boalemo

1.4 Metode pengumpulan data


Adapun metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan praktek
kerja industry ( Prakerin) ini adalah partisipasi aktif dan diskusi dengan
petugas, pegawai dan pengelolah peternakan diantaranya mengenai pusat
pendidikan ayam kampung ( KUB ) secara umum serta penanganan dan
pemeliharaan ayam.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hama dan pengendaliannya


Terdapat beberapa hama berupa hewan yang berpotensi menyerang
ayam kampung terutama saat DOC, diantaranya tikus, kucing, dll. Karena itu,
pastikan kandang tertutup rapat disetiap bagiannya untuk menghindari
masuknya hewan-hewan tersebut.
Jenis hewan lain yang menjadi hama di peternakan ayam kampung
adalah lalat. Serangan lalat dalam jumlah besar dapat membuat ayam tidak
nyaman dan berakibat penurunan produksi telur, serta mengganggu
pertumbuhan ayam pedaging. Selain itu, lalat juga meletakan telur dibagian
tubuh ayam yang luka sehingga dapat muncul belatung.
Kotoran ayam dan lantai kandang yang becek harus segera di
bersihkan dan di keringkan sehingga tidak mengundang lalat. Penanganan
serangan lalat bisa juga diatasi dengan menggunakan obat-obat khusus untuk
membasmi lalat maupun hama lainnya.
Tujuan pengendalian hama dan penyakit ayam adalah mengurangi
serangan hama dan penyakit ayam, sehingga kerugian yang diakibatkannya
dapat ditekan sekecil mungkin.
2.2 Penyakit dan pengendaliannya
Daya tahan tubuh ayam kampung terhadap kondisi lingkungan cukup
baik, tetapi kemungkinan terserang penyakin selalu ada. Apabila kondisi di
dalam kandang nyaman dan sesuai dengan kebutuhan ayam, tentunya ayam
akan lebih terhindar dari penyakit. Kondisi ini akan berbeda apabila ayam
berada dalam kandang atau lingkungan peternakan yang kotor dan tidak
terawat.
Karena itu agar ayam tidak mudah terserang penyakit, kondisi
kandang dan lingkungan sekitarnya harus bersih. Selain itu, lakukan juga

3
upayya pencegahan dengan menjalankan program vaksinasi secara tepat
sesuai dengan jadwal
Ada beberapa penyebab timbulnya penyakit ayam, diantaranya :
1. Penyakit ayam karena virus, yaitu seperti :
 Penyakit syaraf leher
 Penyakit flu ayam
 Penyakit cacar ayam
 Penyakit produksi telur
 Penyakit Gumboro
 Penyakit Kerdil ayam
2. Penyakit ayam karena Bakteri, yaitu seperti :
 Penyakit Heptitis
 Penyakit Buta ayam
 Penyakit Berak kuning
 Penyakit Berak kapur
 Penyakit Bubul ayam
3. Penyakit ayam karena parasite, yaitu seerti :
 Penyakit berak darah
 Penyakit cacing ayam
 Penyakit demam
 Penyakit malaria ayam
4. Penyakit ayam karena jamur dan racun, yaitu seperti :
 Penyakit racun jamur
 Penyakit racun ikan
 Penyakit bulu kasar
 Penyakit selimut hati
 Penyakit racun basi

2.3 Vaksinasi pada ayam

4
Pada periode umur tertentu, ayam perlu memperoleh vaksinasi terhadap
beberapa penyakit menular yang membahayakan usaha peternakan ayam.
Vaksinasi adalah usaha memeberikan kekebalan pada ayam, agar ayam tersebut
kebal terhadap serangan suatu penyakit. Beberapa penyakit ayam yang hanya bisa
di cegah dengan vaksinasi yaitu :

- Mareks disease
- Gumboro disease
- Newcastle Disease
- Infectious Bronchitis
- Avian Encephalomyelitis
- Fowl Pox
- Infectious Laryngotracheitis

Jadwal vaksinasi harus di rencanakan tepat sesuai dengan sifat-sifat penyakitnya,


seperti : sifat agen penyakit, masa inkubasi, perjalanan penyakit dan lain-lainnya.

Sifat khusus vaksin :

 Vaksin adalah suatu produk hayati yang berasal dari jasad renik ( bakteri,
virus, toksin, dan lain-lain) yang bersifat merangsang terbentuknya antibody.
 Vaksin merupakan produk yang dihasikan oleh proses hayati, maka
kualitasnya sangan dipengaruhi oleh proses produksi dan cara penyimpanan.

Vaksin di klasifikasi menjadi 3 golongan :


 Vaksin inaktif ( vaksin mati )
Merupakan preparat yang terdiri dari bakteri atau virus yang sudah di bunuh.
 Vaksin aktif ( vaksin hidup )
Merupakan preparat yang terdiri dari bakteri atau virus yang masih hidup.
 Teksoid
Merupakan vaksin yang terdiri dari preparat mengandung toksin yang di
hasilkan oleh bakteri yang membentuk eksotoksin, kemudian di netralkan
dengan penambahan bahan kimia.

5
BAB III

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Keadaan dan letak geografis

Keadaan usaha ternak unggas di Kabupaten Boalemo kenyataan yang


ada selama ini usaha pemeliharaan ayam kampung masih dilakukan secara
tradisional, ayam dibebaskan berkeliaran mencari makanan sendiri, sifat
pemeliharaan belum intensif. Tetapi pada dasarnya dengan adanya
perkembangan ayam kampung maka penanganan atau pemeliharaan sudah
cukup baik dibandingkan dengan sebelumnya yang di dukung dengan leak
geografisnya cukup baik.

3.2 Sejarah singkat perusahaan

Seiring denggan terbentuknya Kabupaten Boalemo pada tahun 2000


pambudidayaan ayam kampung sudah mulai terbentuk, usaha ternak pada
umumnya belum intensif, ketika pada tahun 2009 sudah mulai beternak
secara mandiri dan dilakukan secara manual dan jumlahnya masih sedikit.

Sejak tahun 2010 sudah mulai berkembang sekaligus pemiliki KIBAR


JAYA FARM usaha peternk telah menekuni budidaya ayam kampung
integrasi mulai penggemukan DOC hingga penjualan ayam hasil panen serta
pemotongan.

3.3 Bidang usaha dan pangsa pasar


Salah satu aspek penting keberhasilan usaha beternak ayam
kampung adalah mengetahui dengan baik berapa biaya yang di butuhkan
untuk memulai dan menjalankan operasional usaha. Oleh karena itu, pada

6
saat akan memulai usaha beternak, sebaiknya peternak membuat analisis
usaha.
Masyarakat akan merasa puas apabila kualitas dari ternak tersebut
baik. Baik tidaknya suatu hasil ternak tergantung bagaimana cara menjaga
dan memeliharanya. Apabila masyarakat sudah puas akan kualitas tersebut,
maka akan dengan sendirnya pemasaran dari ternak unggas ini akan lancer
di kalangan masyarakat.

7
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Alat dan Bahan


1. Alat
 Alat suntik
 Tempat air yang bersih
 Tempat pakan yang bersih
 Termus vaksin
2. Bahan
 Botol vaksin
 Es batu

4.2 Prosedur Kerja


1. Kegiatan yang dilakukan selama di lokasi prakerin
a) Pemberiaan vaksin
Pemberian vaksin dilakukan selama umur DOC :

UMUR AYAM JENIS VAKSIN METODE/CARA


3 Hari ND TETES MATA
1 Minggu GUMBORO TETES MULUT
3 Minggu ND TETES MATA
4 Minggu GUMBORO TETES MATA

Jadi, pemberian vaksin sebaiknya dirutinkan sesuai dengan waktu


yang sudah ditentukan. Karena penyakit ini sering menjadi momok bagi para
peternakan, karena penyakit ini disebabkan oleh virus.

8
Berdasarkan pemberian vaksin atau pengendalian, antaranya :

 Pemberian vaksin ND

Yaitu: Menanggulangi agar tidak terjadinya penyakit TETELO.


Karena penyakit ini terjadi jika pada pergantian musim dari musim
kemarau ke musim hujan. Hal ini kondisi cuaca ini akan mendukung
pertumbuhan virus serta daya tahan tubuh ayam yang menurun.

 Pemberian vaksin GUMBORO

Pemberian vaksin GUMBORO dapat menanggulangi penyakit yang


menyerang kelenjar sistem kekebalan tubuh ayam yang terletak dibagian
kloakaa sehingga ayam tidak memiliki kekebalan tubuh dan biasanya
menyerang pada ayam berusia dibawah 3 minggu.

Ciri-ciri ayam terserang penyakit GUMBORO :

-Badan ayam lesu disertai kurang nafsu makan.

-Tubuh ayam gemetar.

-Diare berwarna putih.

-Ayam mematuki dubur sendiri sehingga terjadi iritasi.

2. Hambatan yang ditemui saat di lokasi prakerin

Belum ada pengobatan untuk GUMBORO sehingga pencegahan yang


menjadi kuncinya dalam pengendalian hamaa dan penyakit masih dalam
pemberian vaksin

3. Solusi yang dilaksanakan

Yang menjadi solusinya adalah :

 Program vaksinasinya yang salah satunya adalah vaksin Gumboro.


 Biosecurity secara ketat.

9
 Jaga kondisi kandang agar tetap bersih dan tidak lembab.
 Jaga tingkat kepadatan ideal didaalam kandang.
 Berikan pakan yang berkualitas untuk meningkatkan daya tahan tubuh..
 Hindari stress dengaan kondisi kandang selalu nyaman.

4. Hasil

Dari urain diatas dalam hal penanganan atau pengendalian hama


dan penyakit dalam hal ini pencegahan dapat menghasilkan kualitas ayam
kampung yang lebih baik sehingga dapat diasumsikan.

o Pengendalian hama secara rutin dan tepat waktu dapat


meningkatkaan mutu yang baik.
o Mengurangi mortalitas atau tingkat kematian ayam kampung.
o Mengurangi penularan virus.

10
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hal-hal diatas dalam laporan ini maka dapat disimpulkan :

1) Ayam kampung perlu penanganan yang intensif.


2) .Ayam kampung sangat baik dibudidayakan dan mudah dalam
pengendalian penyaakit/hama.

5.2 Saran

 Dalam hal pengendalian penyakit/hama,harus penuh kehati-hatian dan


tingkat kesabaran yang tinggi.
 Sebagai peserta prakerin harus lebih banyak ingin tahu tentang adanya
pengendalian hama dan penyakit.

11

Anda mungkin juga menyukai