Definisi Dan Manfaat Performance Measurement (Pengukuran Kinerja)
Definisi Dan Manfaat Performance Measurement (Pengukuran Kinerja)
PENGUKURAN
1. DEFINISI-DEFINISI PERFORMANCE
KINERJA
MEASUREMENT
ORGANISASI
DAN Menurut Moeheriono (2012:96) pengertian
MANAJEMEN
pengukuran kinerja (performance measurement) adalah:
ERRO JAYA “Pengukuran kinerja (performance measurement) suatu
ROSADY proses penilaian tentang kemajuan pekerjaan terhadap tujuan
042024353001 dan sasaran dalam pengolahan sumber daya manusia untuk
menghasilkan barang dan jasa, termasuk informasi atas
efisiensi serta efektifitas tindakan dalam mencapai tujan perusahaan.”
Joel G. Siegel dan Joe K. Shim dalam Irham Fahri (2012:71) menyatakan:
“Pengukuran kinerja (performance measurement) adalah kualifikasi dari efisiensi perusahaan
atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi.”
Menurut Yuwono dkk (2007), manfaat pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:
1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih
dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam
upaya memberi kepuasan Fkepada pelanggan.
2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai
pelanggan dan pemasok internal.
4. Membuat suatu sasaran strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkret
sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
5. Membangun konsensus untuk melakukan sesuatu perubahan dengan memberi reward atas
perilaku yang diharapkan tersebut. Uraian manfaat pengukuran kinerja tersebut sudah
cukup baik, hanya saja kekurangannya belum mengungkapkan manfaat pengukuran
kinerja terkait dengan aspek non-market yaitu lingkungan dan sosial.
Selain itu manfaat pengukuran kinerja menurut Mardiasmo (2004) adalah pertama
memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja
manajemen. Kedua, memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
Ketiga, untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya
dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.
Keempat, sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman secara obyektif atas
pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah
disepakati. Kelima, sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka
memperbaiki kinerja organisasi. Keenam, membantu memahami proses kegiatan instansi
pemerintah. Kedelapan, memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara
obyektif.
Source:
Niven, Paul R. 2002. Balanced Scorecard: Step - By – Step Maximazing Performance and
Maintaining Results. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Yuwono, Sony, Sukarno, Edy, dan Ichsan, Muhammad. 2007. Petunjuk Praktis Penyusunan
Balanced Scorecard: Menuju Organisasi yang Berfokus Pada Strategi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.