Anda di halaman 1dari 9

PAPER

Keracunan Pada Unggas

Disusun oleh:
Nama : Dewi Ayu Nurjanah
NIM : C41181581
GolonganC :C

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS UNGGAS


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................ii
PENDAHULUAN...................................................................................................ii
Latar belakang......................................................................................................ii
Rumusan masalah.................................................................................................ii
Tujuan..................................................................................................................ii
BAB II......................................................................................................................1
PEMBAHASAN......................................................................................................1
pengertian racun...................................................................................................1
racun pada unggas................................................................................................1
aflatoksin...........................................................................................................1
Okratoksikosis pada ayam pedaging................................................................2
Okratoksikosis pada ayam petelur....................................................................2
Keracunan bahan toksik yang berhubungan dengan kandang dan litter...........3
Keracuan fungisida...........................................................................................3
BAB III....................................................................................................................5
PENUTUP................................................................................................................5
Kesimpulan...........................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................6

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Secara umum, racun merupakan zat padat, cair atau gas yang dapat
mengganggu proses kehidupan sel suatu organisme. Zat racun dapat masuk ke
dalam tubuh melalui jalur oral (mulut) maupun topikal (permukaan tubuh).
Dalam hubungan dengan biologi, racun adalah zat yang menyebabkan luka,
sakit, dan kematian organisme, biasanya dengan reaksi kimia atau aktivitas
lainnya dalam skala molekul.
Bapak toksikologi, Paracelsus menyatakan bahwa segala sesuatu adalah
racun dan tidak ada yang tanpa racun. Hanya dosis yang membuat sesuatu
menjadi tidak racun (Dosis solum facit venum).

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian racun?
2. Apa saja racun yang terdapat pada unggas?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian racun.
2. Untuk mengetahui racun yang terdapat pada unggas.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 pengertian racun


Istilah racun bersinonim dengan kata toksin dan bisa, namun memiliki
definisi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Kata “toksin”
didefinisikan sebagai racun yang dihasilkan dari proses biologi atau sering
biasa disebut “bioktoksin”. Sementara, bisa didefinisikan sebagai cairan
mengandung racun yang disekresikan atau dihasilkan oleh hewan selama
proses pertahanan diri atau menyerang hewan lain dengan gigitan maupun
sengatan.
Istilah beracun, toksin dan berbisa juga merupakan kata yang sebanding
apabila digunakan untuk menyatakan sifat atau efek dari racun. Namun, tetap
terdapat sedikit perbedaan padaketiga kata tersebut. Beracun digunakan untuk
segala sesuatu yang dapat berakibat fatal atau berbahaya apabila dimasukkan
dalam jumlah tertentu ke makhluk hidup. Sedangkan toksik menyatakan sifat
atau efek dari toksin dan berbisa mengacu kepada hewan penghasil bisa.
Keracunan merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bahan
organik maupun anorganik yang masuk ke dalam tubuh sehingga
menyebabkan tidak normalnya mekanisme didalam tubuh. Akibat-akibat dari
keracunan dapat menurunkan kesadaran bahkan pada kasus-kasus tertentu
dapat menyebabkan kematian jika cara penanganan yang salah. Keracunan
seperti yang diketahui masyarakat luas, hanya menyerang bagian pencernaan
saja. Namun sebenarnya keracunan dapat menyerang saluran pernafasan juga.
(wulan)

2.2 racun pada unggas

a. aflatoksin
Seiring dengan upaya peningkatan pakan, aspek mutu pakan
menjadi fokus utama dari masyarakat industri pakan, mengingat pakan

4
berperanan penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas produk
pangan asal ternak.
Pada ternak unggas yaitu ayam, itik dan puyuh. Pakan merupakan
salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan untuk
menghasilkan daging dan telur yang baik. Kualitas pakan ternak
ditentukan oleh bahan dasar dimana bahan dasar kurang baik dapat
menghasilkan racun seperti racun aflatoksin. Racun aflatoksin ini
dihasilkan oleh sejenis jamur Aspergillus flayus yang tumbuh pada
makanan. Beberapa bahan makanan yang sering ditumbuhi oleh jamur
adalah jagung, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa. Oleh karena itu,
untuk menghindarkan bahaya keracunan aflatoksin diusahakan agar bahan
tersebut seminimal mungkin (widiastuti, 1998) menyatakan adanya
keterkaitan yang erat antara kadar aflatoksin pada jagung dan kadar
aflatoksin pada pakan jadi. Bila kandungan aflatoksin pada jagung
sebagai bahan dasar pakan tinggi, makan pakan jadi akan mempunyai
kandungan aflatoksin yang tinggi pula. Aflatoksin sangat berbahaya bagi
unggas, sehingga dapat menurunkan produktivitas seperti adanya
penurunan bobot badan, penurunan produksi telur dan dapat pula
menyebabkan kematian. (murni, 1993)

b. Okratoksikosis pada ayam pedaging


okratoksikosis pada ayam pedaging disebabkan oleh metabolit
nefrotoksik yang berasal dari okratoksin yang dihasilkan oleh fungi
Aspergillus ochraceus dan Penicillium viridicatum. Keracunan oleh
mikotoksin tersebut akibat pencemaran pada bahan baku pakan yang
berasal dari roti atau tepung gandum.
Keracunan okratoksin pada ayam pedaging dapat menimbulkan
hambatan pertumbuhan, gangguan pencapaian berat badan, sejumlah
kematian, peningkatan konversi pakan, gangguan pigmentasi akibat
penggunaan karotenoid yang suboptimal dan efek imunosupresif.

c. Okratoksikosis pada ayam petelur


Keracunan okratoksikosi pada ayam petelur ditandai oleh adanya
penurunan produksi telur dan kualitas kerabang. Penyakit ginjal yang

5
kronik dan diare dapat menimbulakn pencemaran oleh material berwarna
kuning pada kerabang telur sehingga harga telur menjadi rendah..
Okratoksikosis pada ayam dapat menimbulkan penundaan kematangan
seksual dan mungkin tidak terjadi kematangan seksual. Sehubungan
dengan penolakan pakan yang tercemar oleh mikotoksin, maka akan
terjadi penurunan berat badan, penurunan produksi dan berat telur.

d. Keracunan bahan toksik yang berhubungan dengan kandang dan litter


Bahan toksik yang berhubungan dengan kandang dan litter,
meliputi produk yang yang secara sengaja atau tidak ditambahkan
kedalam litter atau disemprotkan pada kandang, sehingga menimbulkan
efek keracunan.
a) Keracunan asam borat dan ortoborat
Kadang-kadang asam borat ditambahkan pada litter untuk
mengendalikan kumbang hitam. Jika bahan tersebut termakan oleh
ayam pedaging, maka menimbulkan efek keracunan meliputi
hambatan pertumbuhan dan pertumbuhan bulu yang tidak normal.
b) Keracunan bahan yang mengandung besi
Bahan yang mengandung besi dalam bentuk ferus sulfat hepatahidrat
ditambahkan pada litter untuk menekan pembentukan amoniak yang
bersifat toksik untuk ayam pedaging. Anak ayam yang menderita
keracunan Fe akan mengalami depresi dan letargenik.
c) Kelebihan sulfur
Sebelum litter ditambahkan pada lantai kandang, elemen sulfur
(belerang. S) ditebarkan pada lantai yang kotor atau diuapkan dengan
menambahkan air. Anak ayam yang menderita keracunan sulfur akan
mengalami mortalitas yang tinggi, dermatitis ulseratifa (terutama pada
bagian tubuh yang lembab), iritasi pada membran mukos asaluran
pernafasan dan konjungtivitis.

e. Keracuan fungisida
a) Keracunan merkurial organik
Fungisida merkurial, terutama etil atau metil merkurik klorida dapat
menimbulkan kerusakan pada saraf pusat dan tepi dari unggas, burung

6
liar, hewan dan manusia akibat mengkonsumsi biji-bijian yang
mengandung bahan tersebut. Gejala keracunan merkuri organik
mungkin bersifat tidak spesifik. Unggas yang menderita keracunan
bahan tersebut dapat mengalami paralisis yang progresif atau gejala
saraf lainnya.
b) Keracunan tiram
Arasan (bahan aktif adalah tiram, yaitu suatu ditiokarbamat) dapat
menimbulkan efek keracunan pada unggas, meliputi kelumpuhan,
deformitas pada kaki anak ayam, penurunan produksi dan kualitas
telur (pelunakan kerabang) pada ayam petelur.
c) Keracunan herbisida
Keracunan dipiridil herbisida (dikuat dan parakuat)
Keracunan parakuat disebabkan oleh radikal bebas yang menimbulkan
kerusakan pada membran sel sehingga terjadi hambtan pada sistem
glutation peroksidase. Keracunan parakuat pada unggas, khususnya
kalkun dapat menimbulkan anoreksia, depresi, dan konvulsi sebelum
terjadi kematian. Perubahan patologik yang terlihat, meliputi
peradangan saluran pecernaan dan edema pada paru. (tabu)

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Keracunan merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bahan organik
maupun anorganik yang masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan tidak
normalnya mekanisme didalam tubuh. Akibat-akibat dari keracunan dapat
menurunkan kesadaran bahkan pada kasus-kasus tertentu dapat menyebabkan
kematian jika cara penanganan yang salah. Keracunan seperti yang diketahui
masyarakat luas, hanya menyerang bagian pencernaan saja. Namun sebenarnya
keracunan dapat menyerang saluran pernafasan juga.

8
DAFTAR PUSTAKA

murni. (1993).

tabu, c. r. (n.d.). penyakit ayam dan penanggulangannya.

widiastuti, e. a. (1998).

wulan. (n.d.). toksikologi sumber racun, 1-44.

Anda mungkin juga menyukai