MENGAJAR
Disusun Oleh :
Nurul Haniyah
1911090119
1
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari, bahwa makalah yang dibuat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis menjadi lebih baik lagi dimasa
mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang
efektif dan mampu dalam pengelolaan kelasnya, sehingga hasil belajar siswa
dapat tercapai secara optimal.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Pengajaran Mikro (micro-teacing) merupakan salah satu bentu
model praktek kependidikan atau pelatihan mengajar. Dalam konteks yang
sebenarnya,, mengajar mengandung banyak tindakan, baik mencakup teknis
pengampaian materi, penguatan metode, penggunaan media, bimbingan
belajar, memberi motifasi, mengelola kelas, meberikaan ppenilaian. Dengan
kat lain bahwa pembuatan mengajar itu sangat kompleks. Oleh karena itu,
dalam rangka penguasaan keteramplan mengajar, calon Guru/Dosen perlu
berlaitih secara parsial, artinya tiap-tiap komponen keretampilan dasar
mengajar itu perlu dikuasai secara terpisah-pisah. Berlaiti untuk menguasai
Keterampilan Dasar Mengajar seperti itulah yang dinamakan Micro-teacing.
2 Ibid. Hal 37
7
sebenarnya. Dalm membuat persiapan mengajar dan melaksanakan proses
belajar mengajar dan melaksanakkan proses pembelajaran dihadapan siswa
sesuai perencanaan yang dirancang.
8
reaktif dan interaktif. Di samping itu, pembelajaran Microteaching
melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
9
microteaching ini. Dengan demikian hasilnya dapat dievaluasi di
mana letak kelemahannya untuk segera dilakukan perbaikan-
perbaikan.
10
mata pelajaran yang diajarkan. Keterampilan dasar mengajar merupakan
keterampilan yang kompleks, yang pada dasarnya merupakan
pengintegrasian utuh dari berbagai keterangan yang jumlahnya sangat
banyak. Diantara keterampilan yang sangat banyak tersebut, terdapat
delapan keterampilan dasar mengajar yang dianggap sangat berperan dalam
keberhasilan kegiatan belajar - mengajar. Setiap keterampilan mengajar
memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar tersendiri.
2.5 Macam-Macam Ketrampilan Dasar Mengajar
Menurut Turney terdapat 8 keterampilan mengajar/membelajarkan
yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya:
1. Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses
komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan
bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus
merupakan bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan
pengelolaan kelas.
Melalui keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan
proses berpikir di kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar di kalangan siswa. Dengan demikian, guru
dapat mengembangkan pengelolaan kelas dan sekaligus pengelolaan
instruksional menjadi lebih efektif. Keterampilan bertanya
dibedakan menjadi 2 yaitu Keterampilan bertanya dasar yang
mempunyai beberapa komponen yang perlu diterapkan dalam
mengajukan segala jenis pertanyaan.6 Keterampilan bertanya dasar terdiri
atas 7 komponen. Ketujuh komponen-komponen itu ialah sebagai
berikut:
a. Pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat. Hal ini bertujuan
agar pertanyaan yang diberikan guru mudah dipahami oleh siswa.
b. Pemberian acuan, acuan dapat diberikan pada awal pertanyaan
maupun sewaktu-waktu saat guru akan memberikan pertanyaan.
6 Marno dan Idris. 2014. Strategi, Metode dan Teknik Mengajar (Menciptakan Keterampilan
Mengaar yang Efektif dan Edukatif). Hal 45-47
11
Hal ini bertujuan sebagai pedoman bagi siswa dalam menjawab
pertanyaan.
c. Pemusatan, yaitu memfokuskan perhatian siswa agar terpusat
pada inti masalah tertentu sesuai dengan pertanyaan.
d. Pemindahan giliran, siswa pertama memberikan jawaban,
kemudian guru meminta siswa kedua dan seterusnya. Hal ini
dapat mendorong siswa untuk selalu memperhatikan jawaban
yang diberikan temannya serta meningkatkan interaksi antar
siswa.
e. Penyebaran, berarti menyebarkan giliran untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan guru.
f. Pemberian waktu berpikir, guru mengajukan pertanyaan
kemudian menunggu beberapa saat untuk siswa berpikir bar
kemudian meminta atau menunjuk siswa untuk menjawab
pertanyaan.
g. Pemberian tuntunan, agar siswa yang tidak bisa menjawab atau
siswa yang bisa menjawab namun tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan setelah memperoleh tuntunan dari guru siswa tersebut
akan mampu memberikan jawaban yang diharapkan.
Kemudian Ketrampilan bertanya lanjut yaitu lanjutan dari bertanya
dasar yang mengutamakan usaha pengembangan kemampuan berfikir
siswa. Komponen keterampilan bertanya lanjut terdiri dari:
a. Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan, guru
diharapkan memberikan pertanyaan yang bersifat pemahaman,
aplikasi (penerapan), alalisis dan sintesis, evaluasi, dan kreasi.
7
Pertanyaan yang bersifat ingatan hendaknya dibatasi sesuai dengan
sifat materi dan karakteristik siswa.
b. Pengaturan urutan pertanyaan, agar kemampuan berpikir siswa dapat
berkembang secara baik dan wajar. Pertanyaan pada tingkat tertentu
hendaknya dimantapkan, kemudian beralih ke tingkat pertanyaan yang
7 Ibid.hal 75
12
lebih tinggi. Hal itu dikarenakan agar tidak membingungkan siswa
dan tidak menghambat perkembangan kemampuan berpikir siswa.
c. Penggunaan pertanyaan pelacak, hal ini bertujuan agar guru dapat
membimbing siswa untuk mengembangkan jawabannya.
d. Peningkatan terjadinya interaksi, merupakan salah satu usaha untuk
meningkatkan keterlibatan mental intelektual siswa secara maksimal.
2. Ketrampilan Memberikan Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah
bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi
tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan
memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas
perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga
merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Adapun 2 jenis penguatan yaitu Penguatan verbal dan penguatan
nonverbal. Penguatan verbal biasanya diungkapkan dengan menggunakan
kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Sedangkan
Penguatan nonverbal yaitu Penguatan nonverbal terdiri dari penguatan
gerak isyarat, penguatan pendekatan, penguatan dengan sentuhan
(contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan
berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh (partial).
3. Ketrampilan Mengadakan Variasi
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton.
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa
sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan
ketekunan, serta penuh partisipasi.
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai
proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam
tiga kelompok atau komponen, yaitu :
a. Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi
suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing),
13
kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan
kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerakan
badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan pergantian
posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement).
Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat
pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke
dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun
variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut :
a. Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids). Contohnya:
gambar-gambar, diagram, grafik, papan, buletin, slide presentasi,
ukiran, peta, globe dan semua alat yang dapat dilihat oleh manusia.
b. Variasi alat atau bahan yang dapat didengart (auditif
aids). Contohnya: rekaman suara binatang, rekaman pidato, rekaman
nyanyian, rekaman kuis atau ujian listenning, radio, dll.
c. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat
atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
Contohnya: biji-bijian, binatang kecil yang hidup, patung, alat mainan,
alat-alat laboratorium, globe, dll.
Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru
dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam
coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak
menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana
kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.8
4. Ketrampilan Menjelaskan
14
Dalam kegiatan terkandung makna pengkajian makna secara
sistematis sehingga yang menerima penjelasan memiliki gambaran yang
jelas tentang hubungan informasi yang satu dengan informasi lainnya.
Misal hubungan informasi baru dengan lama, hubungan sebab akibat,
hubungan antara teori dan praktik, atau hubungan antara dalil-dalil dengan
contoh.9
9 Ibid.hal 68
10 Usman, M. Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Hal.76
15
c. Pemberian tekanan, agar siswa lebih menangkap inti permasalahan
yang djelaskan.
d. Balikan, untuk memeriksa pemahaman siswa dengan cara mengajukan
pertanyaan atau ekspresi wajah siswa setelah mendengarkan penjelasan
guru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
16
Mengajar merupakan aktivitas yang kompleks yang mengandung
unsur teknologi, ilmu seni, dan pilihan nilai. Aktivitas mengajar
memerlukan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai
integrasi kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.Guru memiliki
peranan penting dalam suatu kegiatan pembelajaran. Berhasilnya suatu
proses belajar sangat bergantung pada kompetensi-kompetensi yang dimiliki
oleh seorang guru. Oleh karena itu, untuk menjadi seoarang guru yang
profesional, para calon pendidik (guru) perlu berlatih terus menerus, antara
lain melalui Micro Teaching.
Macam- macam keterampilan dasar mengajar ada 8 yaitu,
Keterampilan Bertanya, Ketrampilan Memberikan Penguatan, Ketrampilan
Mengadakan Variasi, Ketrampilan Menjelaskan, Keterampilan Membuka
dan Menutup Pelajaran, Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok
Kecil.
Tujuan mempelajari keterampilan dasar mengajar yaitu untuk
memberikan pengetahuan yang lebih kepada pendidik mengenai
keterampilan mengajar. Selain itu keterampilan dasar mengajar juga
berperan penting dalam proses pembelajaran, semakin guru itu memahami
dan mengaplikasikan keterampilan tersebut, semakin berpengaruh positif
juga terhadap proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
17
Asmani, Jamal Ma’ruf. Micro Teaching dan Team Teaching. Jogjakarta: PT. DIVA
Press. 2011.
Hasibuan & Moedjiono. 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Marno dan Idris. 2014. Strategi, Metode dan Teknik Mengajar (Menciptakan
Keterampilan Mengaar yang Efektif dan Edukatif). Jakarta: Ar-Ruzz Media.
Pusat Bahasa DEPDIKNAS. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Slamet. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Usman, M. Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Badung: PT Remaja Rosdakarya
Sastrawijaya, A. Tresna. Pengembangan Program Pengajaran. Jakarta: PT. Rineke
Cipta. 1991.
18