Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

Dasar Nutrisi Ternak dan Bahan Makanan Ternak


Organ pencernaan Ruminansia,Nonruminansia,dan Pseudoruminansia.

Disusun oleh:
Pramandhika Ramadhani I.S 215050100111242/

Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya
Malang
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pada praktikum ini materi yang akan dibahas mengenai saluran pencernaan hewan
ruminansia,pseudo-ruminansia, dan non-ruminansia. Dan mengidentifikasi bagian, ciri
dan fungsi masing-masing bagian saluran pencernaan ternak ruminansia, non ruminansia
dan pseudo ruminansia. Organ pencernaan ruminansia dimulai dari mulut, kemudian
menuju retikulum, selanjutnya omasum, abomasum, usus halus, diusus halus terdapat tiga
bagian, yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Kemudian ke usus besar dan terakhir ke
anus. Sistem pencernaan pseudo ruminansia meliputi mulut, esophagus, lambung, hati,
usus halus, sekum, usus besar dan anus. Sistem pencernaan non ruminansisa meliputi
mulut, esophagus, tembolok, proventikulus, gizzard (ampela), usus halus, usus besar dan
kloaka.
1.2. Tujuan Pelaksanaan Praktikum
1. Mengetahui organ pencernaan pada ternak (ruminan, non
ruminan dan pseudoruminansia)
2. Mempelajari proses pencernaan pada masing-masing organ
serta fungsi masing-masing organ
1.3. Dasar Teori
a. pakan merupakfaktor penting dalam usaha peternakan.
b. Pengetahuan tentang saluran pencernaan diperlukan untuk menentukan pakan yang
tepat (kualitas maupun kuantitasnya).
c. Setiap spesies ternak memiliki sistem pencernaan yang berbeda. Klasifikasi pada
ternak dibagi berdasarkan sistem pencernaannya:
1. Ruminansia (lambung majemuk): Sapi, Kerbau, Domba,Kambing, dll
2. Non Ruminansia (lambung tunggal): unggas, babi
3. Pseudo Ruminansia (lambung tunggal, sekum berfungsi) : Kuda,Kelinci, Tikus, dll

1.3.1.Ruminansia
Ternak Ruminansia : mempunyai sistem pencernaan ganda dengan lambung majemuk sebagai
cirinya. Contoh: sapi, kerbau, kambing, dan domba.
Proses Pencernaan 1. Mekanik / Fisik → rongga mulut 2. Kemis / Enzimatis → rumen 3.
Biologis / Fermentatif → abomasum dan usus Sistem pencernaan makanan pada hewan ini
banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna sehingga sistem pencernaannya berbeda
dengan sistem pencernaan hewan lain. Sistem Pencernaan secara umum terdiri dari organ
pencernaan dan organ aksesoris
A. Organ Pencernaan Meliputi :

1. Mulut Pencernaan yang terjadi di dalam rongga mulut adalah pencernaan secara
mekanik yang terdiri atas tiga tahapan yaitu prehensi (pengambilan pakan), mastikasi
(pengunyahan), dan deglutisi (penelanan). Tingkah laku makan ternak sapi adalah
grazing yaitu pengambilan pakan dilakukan dengan menggunakan lidah. Kemudian
masuk ke dalam mulut. Di dalam rongga mulut terdapat 3 alat pelengkap pencernaan
yakni : gigi, lidah dan saliva. Berbeda dengan ternak lain ternak ruminansia dalam
maxilla tidak terdapat gigi seri dan gigi taring, sehingga pada proses pengambilan pakan
sangat bergantung dari kedua bibir, lidah dan gigi mandibula. Di dalam rongga mulut
terdapat gigi molar yang berguna untuk memecah pakan menjadi bagian yang lebih kecil
sehingga memudahkan penelanan. Dalam mulut juga mulai terjadi pencernaan secara
enzimatis yaitu oleh enzim amilase/ptialin yang dihasilkan oleh kelenjar ludah, enzim
amilase akan mengubah amilum menjadi maltosa. Saliva yang terdapat pada mulut sapi
berfungsi sebagai buffer untuk mempertahankan pH rumen agar tetap netral). Saliva
disekresikan oleh tiga pasang glandula saliva antara lain glandula parotid (terletak di
depan telinga), glandula mandibular/submaxillaris (terletak pada rahang bawah), dan
glandula sublingual (terletak di bawah lidah).

2. Esofagus / Kerongkongan
Saluran pencernaan selanjutnya adalah esofagus. Esofagus berfungsi mengalirkan
pakan dari mulut menuju rumen dan mengalirkan pakan dari rumen menuju mulut untuk
proses remastikasi. Dalam esofagus pakan hanya lewat atau bypass menuju organ /
saluran pencernaan selanjutnya. Ternak ruminansia yang muda memiliki saluran untuk
mengalirkan air susu dari esofagus langsung menuju abomasum yang disebut
esophageal groove.
3. Lambung
Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum dan
abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur ternak dan jenis
pakannya (Tambahan saja ya : Jenis pakan itu ada 3 yaitu hijauan, konsentrat dan
straw)
a. Rumen
Makanan dari kerongkongan atau esophagus akan masuk ke dalam rumen. Di dalam
rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida dan fermentasi selulosa oleh enzim
selulase yang dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri). Pada rumen terdapat 4 zona
yang terdiri atas zona gas, zona apung, zona cairan, dan zona endapan. Rumen juga
disebut perut handuk.
b. Retikulum
Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan
dibentuk menjadi gumpalan – gumpalan yang masih kasar (bolus). Bolus akan
dimuntahkan kembali ke mulut untuk proses mastikasi kedua kalinya. Reticulo-rumen
fold merupakan lipatan dari jaringan yang menghubungkan rumen dengan retikulum
untuk mempermudah ingesta dapat berpindah dari rumen menuju retikulum dan
sebaliknya. Retikulum yang berada di bawah rumen menyebabkan beberapa benda
asing seperti potongan tali, kabel, atau benda asing lainnya yang termakan akan
terakumulasi dalam retikulum. Retikulum juga disebut perut jala karena strukturnya yang
seperti jala.
c. Omasum
Pakan dari mulut akan ditelan kembali (deglutasi) untuk diteruskan menuju omasum.
Pada omasum terjadi penyaringan partikel pakan yang besar, adsorpsi, dan pengaturan
arus ingesta ke abomasum. Omasum juga disebut perut buku karena strukturnya yang
terdiri dari lembaran-lembaran.
d. Abomasum
Bolus akan diteruskan ke abomasum yaitu perut yang sebenarnya (perut sejati pada
ternak ruminansia) dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara
kimiawi oleh enzim. Abomasum terdiri dari 3 bagian antara lain kardia, fundika, dan
pilorika. Kardia berfungsi mensekresikan cairan lambung yang mengandung mucus.
Fundika berfungsi mensekresikan enzim pepsinogen dan renin (body chief cells),
mensekresikan cairan lambung yang mengandung mucus (neck chief cells), dan
mensekresikan HCl (parietal cells). Bagian abomasum yang terkahir yaitu pilorika
berfungsi mensekresikan mucus.
4. Usus Halus
Berfungsi untuk penyerapan zat-zat pakan. Terdiri dari :
a. Duodenum Kelenjar – kelenjar duodenum menghasilkan sekresi yang bersifat alkali
yang masuk duodenum melalui saluran diantara vili. Fungsi cairan ini adalah sebagai
pelincir dan melindungi dinding duodenum dari pengaruh suasana asam yang masuk dari
abomasum.
b. Jijenum : terjadi penyerapan nutrisi pakan dalam jumlah sedikit.
c. Ilium : terjadi penyerapan (absorpsi) nutrisi pakan dalam jumlah besar Terdapat 4
sekresi:
a.)Kelenjar duodenum, mensekresikan cairan yang bersifat alkali berfungsi melindungi
dinding duodenum dari pengaruh asam yang berasal dari abomasum.
b.)Empedu → hati, mengemulsi lemak dan mengaktifkan enzim lipase, pankreas
membantu menghidrolisis lemak.
c.)Pankreas, mensekresikan cairan yang masuk duodenum melalui ductus pankreatikus.
d.)Epitel usus halus, mensekresikan hormone sekretin yang merangsang pancreas
mengeluarkan ion bikarbonat. Mukosa usus akan mensekresikan hormone pankreozimin
sehingga pancreas menghasilkan enzim trypsinogen, kimotripsinogen dan nuklease
5. Usus Besar
Usus besar tidak menghasilkan enzim karena kelenjar – kelenjar yang ada adalah
mukosa, karenanya tiap pencernaan yang terjadi didalamnya adalah sisa – sisa kegiatan
oleh enzim – enzim dari usus halus dan enzim yang dihasilkan oleh jasad – jasad renik
yang terdapat pada usus besar. Selain itu sebagai tempat proses pembusukan sisa digesti
(pembentukan feses) dan proses reabsorpsi air dan partikel terlarut didalamnya.
6. Rektum
Rektum merupakan bagian akhir dari usus besar yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara sisa-sisa makanan sebelum dibuang ke luar tubuh.
7. Anus Anus merupakan saluran akhir dalam sistem pencernaan yaitu saluran keluarnya
fese.
B. Organ Aksesoris Meliputi :
1. Lidah
2. Gigi
3. Kelenjar Saliva
4. Hati
5. Pankreas terletak pada lengkungan duodenum , mensekresikan cairan yang masuk
duodenum melalui ductus pankreatikus.

1.3.2. SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK NONRUMINANSIA


Ternak Nonruminansia : mem punyai sistem pencernaan yang sederhana dengan lambung
tunggal sebagai cirinya. Contoh: unggas.
Fungsi
1. Paruh : digunakan untuk pengambilan pakan dalam ukuran partikel yang kecil agar
mampu masuk ke dalam rongga mulut.

2. Rongga mulut : tempat bercampurnya pakan dengan saliva yang mengandung enzim
amilase (mengubah amilum menjadi glukosa) dan maltase.

3. Esophagus : terjadi gerakan peristaltik (mendorong pakan masuk ke dalam crop) dengan
bantuan mucus yang berfungsi untuk melancarkan jalannya pakan.

4. Crop/tembolok : penyimpanan pakan sementara dan terdapat mikroorganisme yang


sebagian besar adalah lactobacilli yang berkisar 5-50 mg/g dari isi crop.

5. Proventriculus : pakan mengalamai proses pencernaan enzimatis. Enzim-enzim yang


dihasilkan yaitu HCl dan pepsin. HCl : sebagai aktivator atau untuk mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin : mengubah protein menjadi pepsin.

6. Ventrikulus / Gizard : pakan mengalami pencernaan secara mekanik yaitu dengan


bantuan grid (kerikil kecil) dan terdapat koilin yang berfungsi melindungi dinding gizard
supaya tidak rusak.

7. Usus halus
a. Duodenum (ciri khas berbentuk “U”) Terdapat kelenjar aksesori yaitu pankreas yang
menghasilkan 3 enzim : lipase : lipid menjadi asam lemak dan gliserol amilase : amilum
menjadi glukosa tripsin : protein menjadi peptida
b. Jejunum : perut kosong yaitu tidak terjadi penyerapan zat nutrisi dari pakan yang
dikonsumsi atau hanya sebagai bypass.
c. Illeum (usus penyerapan) : terdapat fili-fili untuk menyerap sari-sari makan (kapiler)
membatu sari-sari makanan masuk ke 1 arah kemudian oleh darah sarisari makanan
diedarkan kesuluh tubuh.
8. Seka (terdapat 2 sekum / jamak) : penyerapan sisa-sisa sari pakan yang tidak dicerna
oleh illeum, terjadi penyerapan serat secara fermentatif, dengan bantuan enzim selulose,
hemiselulase, lignoselulase (proses fermentatif sedikit di seka).

9. Kolon : penyerapan air, mineral dan vitamin dalam jumlah yang besar.

10. Otot sprincer : tempat deposisi eskreta dan mengontrol keluarnya eskreta.

11. Kloaka : tempat keluarnya eskreta *) Disebut ekskreta karena tidak ada fisica urinaria
yaitu antara feses dengan urin tidak dapat dipisahkan

1.3.3. SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK PSEUDORUMINANSIA


Ternak Pseudoruminansia : ternak herbivora yang tidak mampu mencerna pakan jenis serat
dengan baik. Contoh: kelinci dan kuda.
Sistem pencernaan ternak kelinci hampir sama dengan ternak nonruminansia, yang
membedakan dengan ternak yang lainnya adalah adanya pencernaan secara fermentatif pada
caecum. Caecum berbentuk seperti kantung berwarna hijau tua keabu-abuan. Pakan yang telah
dikonsumsi dan dicerna oleh organ pencernaan sebelumnya akan disimpan dalam waktu
sementara dalam caecum. Pencernaan selulosa dilakuakan oleh bakteri yang menghasilkan
asam asetat, propionat dan butirat). Kapasitas terbesar dari saluran pencernaan kelinci berada
pada bagian caecum yaitu mencapai 50%. Kelinci memiliki tingkah laku unik yang disebut
coprophagy yaitu memakan kembali feses (soft feses) yang dikeluarkan yang terjadi pada
malam atau pagi hari
BAB III
Pelaksanaan Praktikum
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
3.2. Alat dan Bahan
Pada kegiatan praktikum ini menggunakan alat dan bahan antara lain :
a. Plastik untuk alas
b. Sarung tangan latex
c. Organ hewan
d. Organ lambung
e.Preparat alat pencernaan ruminansia
f.Preparat alat pencernaan non ruminansia
g.Preparat alat pencernaan pseudo ruminansia (studi literatur)

3.3. Cara Kerja


1. Saksikan video tentang saluran pencernaan
2. Amati masing-masing bagian alat pencernaan.
3. Gambarkan ketiga preparat lengkap dengan keteranganketerangannya.
4. Ceritakan sedikit proses-proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan pada setiap
bagian dari alat pencernaan
5. Buatlah laporan!
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1.Tabel Perbedaan Pencernaan Ruminansia, Nonruminansia dan Pseudoruminansia
Pencernaan ruminansia Pencernaan nonruminansia Pencernaan
pseudoruminansia
Terdapat organ rumen Terdapat corp/tembolok
er

4.2. Gambar Pencernaan Ruminansia, Nonruminansia dan Pseudoruminansia (Gambar


sendiri kemudian di scan)
4.3. Pembahasan
4.3.1. Pencernaan ruminansia
4.3.2. Pencernaan Nonruminansia
4.3.3. Pencernaan Pseudoruminansia

Anda mungkin juga menyukai