KIMIA DASAR
ACARA I
PEMBUATAN LARUTAN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
UNIVERSITAS MATARAM
2021
ACARA I
PEMBUATAN LARUTAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui perbedaan asam dan basa berdasarkan pH larutan.
b. Menentukan konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi.
2. Waktu Praktikum
Selasa, 23 November 2021
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Pada pembelajaran konsep larutan asam basa, pendekatan
makroskopis dapat diterapkan dengan cara mengkonkretkan konsep asam
melalui penggunaan lakmus dengan cara pengukuran pH larutan. Pada keadaan
ini dijelaskan bahwa asam merupakan suatu senyawa yang memiliki pH lebih
kecil dari 7 sedangkan basa memiliki pH lebih besar dari 7. Untuk membuktikan
hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter lakmus universal. Dalam
metode ini pancaindra turut menentukan keefektifan proses pemahaman, karena
dengan keterlibatan pancaindra menyebabkan pengertian konsep akanmenjadi
lebih mudah dipahami, karena hanya memerlukan keterampilan klasifikasi
(Azhar, 2017).
Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang
dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana
penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui
konsentrasinya secara tepat. Titrasi asam basa melibatkan reaksi antara asam
dengan basa, sehingga akan terjadi perubahan pH larutan yang dititrasi. Secara
percobaan, perubahan pH dapat diikuti dengan mengukur pH larutan yang
dititrasi dengan elektrode pada pH meter. Reaksi antara asam dan basa, dapat
berupa asam kuat atau lemah dengan basa kuat atau lemah (Simanjuntak, 2018).
Penggunaan indikator alami yang terdiri dari antosianin yang
diekstrak dari jaboticaba untuk memantau titrasi asam basa menguntungkan
karena meningkatkan gradien warna melalui rentang pH yang luas, bervariasi
dari magenta hingga nuansa hijau yang berbeda. Penggunaan indikator sintetis
seperti fenolftalein, jingga metil, dan ungu bromokresol menawarkan
perubahan warna dalam rentang pH yang sempit, yang bergantung pada pH
masing-masing indikator. Selain itu, indikator alam memiliki tingkat toksisitas
lebih rendah daripada indikator sintetis, sehingga menyebabkan lebih sedikit
dampak lingkungan (Nogueira, dkk., 2017)
Jumlah dan jenis situs asam dihitung dengan mempertimbangkan
bahwa NaOH menetralkan gugus karboksilat, laktonik, dan fonetik. Na2CO3
menetralkan gugus karboksilat dan laktonik, sedangkan NaHCO3 menetralkan
hanya gugus karboksilat. Oleh karena itu, gugus karboksilat dikuantifikasi
secara langsung titrasi dengan NaHCO3-; perbedaan antara kelompok dititrasi
dengan Na2CO3 dan yang dititrasi dengan NaHCO3 adalah diasumsikan sebagi
lakton dan perbedaaan antara kelompok yang dititrasi dengan NaOH dan yang
dititrasi dengan Na2CO3 diasumsikan sebagai fenol. Situs dasar ditentukan
oleh titrasi HCl. Titik netralisasi diketahui menggunakan indikator pH larutan
fenolftalein untuk titrasi basa kuat dan asam kuat, sedangkan larutan metil
merah digunakan untuk titrasi basa lemah dan asam kuat (Ekpete, dkk.,2017)
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Pembuatan Larutan dari Padatan
a) Ditimbang padatan NaOH menggunakan timbangan analitik sebanyak
0,1 gram dan 0,01 gram.
b) Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL.
c) Dilarutkan dengan aquades secukupnya.
d) Dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL.
e) Ditambahkan aquades sampai tanda batas labu ukur.
f) Dikocok atau dihomogenkan.
g) Diukur pH larutan dengan pH stick
Pengenceran Larutan
a) Diambil larutan HCl sebesar 2,5 mL dan 0,25 mL.
b) Dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL.
c) Ditambahkan aquades sampai tanda batas labu ukur.
d) Dikocok atau dihomogenkan.
e) Diukur pH larutan dengan pH stick
Titrasi
a) Larutan basa
Standarisasi buret dengan HCl 0,1 M.
Pindahkan masing-masing larutan yang telah dibuat sebanyak 10 mL
ke dalam Erlenmeyer 100 mL.
Dimasukkan 2 tetes indikator phenolftalein (PP).
Masing-masing larutan kemudian dititrasi.
Dicatat volume titrasi yang digunakan
b) Larutan asam
Standarisasi buret dengan NaOH 0,1 M.
Pindahkan masing-masing larutan yang telah dibuat sebanyak 10 mL
ke dalam Erlenmeyer 100 mL.
Dimasukkan 2 tetes indikator phenolftalein (PP).
Masing-masing larutan kemudian dititrasi.
Dicatat volume titrasi yang digunakan
E. HASIL PENGAMATAN
Diketahui : Mr NaOH = 40
V. pengenceran = 25 mL
Massa padatan = 0,01 g
Ditanyakan: M NaOH…….?
Penyelesaian :
m 1000
M = ×
Mr V
0,01 g 1000
= x
40 25 mL
10
=
1000
= 0,01 M
a. Pengenceran
Diketahui : M HCl (M1) =1M
V. HCl (V1) = 2,5 mL
V. pengenceran (V2) = 25 mL
Ditanyakan: M larutan HCl…….?
Penyelesaian :
M1 . V1 = M2 . V2
1 M . 2,5 mL = M2 . 25 mL
2,5 MmL
M2 =
25 mL
M2 = 0,1 M
d. Tabel perbandingan
Konsentrasi
No. Larutan yang diuji Teoritis Percobaan
1. Larutan NaOH 0,1 M 0,1 M
2. Larutan NaOH 0,01 M 0,01 M
4. Larutan HCl 0,1 M 0,1 M
5. Larutan HCl 0,01 M 0,01 M
3. Penentuan pH Larutan
a. Untuk larutan NaOH 0,1 M
pOH = -log [OH-]
= 1 x 10 -1
= - log [ 1 x 10-1]
= 1 – log 1
=1
pH = pKw – pOH
= 14 – 1
= 13
= 14 – 2
= 12
= 1 – log 1
=1
= 1 – log 2
=2
e. Tabel perbandingan
pH
No. Larutan yang diuji
Teoritis Percobaan
1. Larutan NaOH 0,1 M 14 13
2. Larutan NaOH 0,01 M 14 12
3. Larutan HCl 0,1 M 1 1
4. Larutan HCl 0,01 M 3 2
G. PEMBAHASAN
Apa yang dijelaskan pada PEMBAHASAN
Jelaskan teori’ dari pembuatan larutan, pengenceran, titrasi, dan pH
(jelaskan keseluruhan praktikum)
Jelaskan proses titrasi pd praktikum untuk apa, penambahan indicator pp
untuk apa, lalu mengapa dapat terjadi perubahan warna pada larutan hasil
titrasi.
Jelaskan pula hasil dari perbandingan konsentrasi dan pH secara Teoritis
dengan Percobaan dan jelaskan mengapa terdapat perbedaan nilai pada
kedua hasil tersebut. Apabila terdapat perbedaan jelaskan faktor-faktor
penyebabnya.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa:
a. Kesimpulan menjawab tujuan,
b. Banyaknya disesuaikan dengan tujuan
DAFTAR PUSTAKA