Anda di halaman 1dari 9

INFORMATIKA

Siti Athira Zulqistine


9F

MTs N 30 Jakarta
BERITA HOAKS DAN BUKTINYA

Netizen Cibir Timnas Putri Indonesia Setelah Kalah Telak 18-0


dari Australia: TikTokan Terus

LambeTurah.co.id – Timnas Putri Indonesia kalah telak setelah dibantai Australia 18 – 0 di


matchday pertama Group B Piala Asia Wanita 2022, Jumat (21/1/2022) malam. Seusai
pertandingan banyak netizen yang mencibir dan menyerbu akun Instagram PSSI.
Serangkaian protes mereka lancarkan, mereka meminta agar PSSI menggelar kompetisi
sepakbola wanita guna meningkatkan prestasi Timnas Putri Indonesia. Sekedar informasi,
kompetisi sepakbola wanita di Indonesia tidak rutin digelar PSSI.

Kemudian, Exco PSSI, Haruna Soemitro, yang sedang ramai dibahas netizen juga kembali
dicatut namanya. Netizen meminta Haruna Soemitro keluar dari PSSI. Dalam pandangan
mereka, Haruna berandil atas kekalahan telak yang diterima Timnas Putri Indonesia.

“Haruna mana haruna,” kata akun @ir*wanfi*n.

“Apa pun pun hasilnya tetap #harunaout,” tulis aku @dwiaa****_


Tak hanya di Instagram, akun Twitter @mafiawasit membuat tautan. Ia menilai jika Pemain
Timnas Putri Indonesia kalah kemungkinan karena kurangnya latihan.

“Pemain Timnas Putri kita mungkin kurang berat nih latihannya di klub masing-masing.
Bedalah latihan timnas Australia di Chelsea, Arsenal dll itu,” tulis dia.

Seorang netizen kemudian membalas tautan tersebut. Netizen itu heran kenapa pemain
Timnas Putri Indonesia isinya selebgram dan aktif menggunakan TikTok ketimbang
latihan.

“Daritadi mulai permainan orang-orang rame ngomongin timnas indo isinya selebgram
sama tiktokan baru liat skrg mereka main tiktok beneran ternyata wkwkwkwk kirain cuma
pada julid orang,” tulis akun @hourlyima.

Meski kalah telak, Timnas Putri Indonesia masih bisa lolos ke perempatfinal Piala Asia
Wanita 2022. Syaratnya, Timnas Putri Indonesia wajib menang atas Thailand dan Filipina
dalam dua laga selanjutnya di Grup B Piala Asia Wanita 2022.

Timnas Putri Indonesia Kalah Telak 18-0 dari


Australia, Netizen: Atlet vs Selebgram
bacaberita.com
Pada laga perdana Timnas Putri Indonesia melawan Australia, Garuda Pertiwi harus
mengakui keunggulan Australia dengan kekalahan telak 18-0. Skor tersebut menjadi
pemecah rekor kekalahan dengan jumlah gol terbanyak tanpa balas.

Melihat pertandingan antara Timnas Indonesia vs Australia yang berlangsung pada Jumat,


21 Januari 2022, netizen pun melontarkan beragam reaksi.

“Atlet vs selebgram,” tulis akun @Eliteglobal20.

“Indonesia vs Australia di Piala Asia Perempuan ini bagai bumi dan langit, musuhnya
peringkat 11 dunia sementara kita 94. Pemainnya main di klub-klub Eropa. Salah satu
pemainnya Sam Kerr itu pemain terbaik ke 2 dunia, setara Lionel Messi berarti ,” tulis akun
@mildandaru.

“Emang beda kelas gaes, pemain Australia rata-rata diisi pemain liga Inggris semua ,” tulis
akun @NN_MTK1.

“Wajar sih kalah telak orang beda kelas. Australia memiliki pemain kompetisi kelas dunia,
lah Indonesia? tanpa kompetisi,” tulis akun @lenisny.***
Berikut beberapa berita yang menjelaskan penyebab timnas putri Indonesia dapat kalah
telak 18-0 dari Australia.

Tiga Penyebab Timnas Putri Indonesia Kalah 0-18 dari


Australia di Piala Asia 2022
kompasiana.com
Kabar mengejutkan datang dari penampilan Timnas putri Indonesia di panggung Piala Asia
Putri 2022 (AFC Women's Asian Cup) yang dimainkan di India. Timnas putri Indonesia
langsung kalah di laga perdana, Jumat (21/1) petang.

Memang, kabar timnas putri kalah itu tidak terlalu mengejutkan. Lha wong yang dihadapi
adalah Australia, tim yang jauh lebih siap. Tim yang level kualitas dan pengalaman pemain-
pemainnya memang jauh di atas Indonesia. Namun, kekalahan dengan skor 0-18 tentu
membuat kita yang mengetahui kabar ini, mendadak mengernyitkan dahi. Setengah
penasaran ingin tahu kebenaran dari kabar itu.

Karena memang, skor 0-18 itu bukan seperti pertandingan sepak bola. Namun, lebih mirip
dengan bulutangkis. Bahkan, skor bulutangkis dengan sistem reli poin yang sekarang,
sangat jarang memunculkan margin poin sampai 0-18. Tetapi memang, skor itu
memperlihatkan bahwa Timnas putri Indonesia kalah segalanya dari Australia. Di babak
pertama saja, Australia sudah unggul 9 gol.

Sebagai suporter, kita mungkin bisa berujar, "kok ya tega Australia, bila babak pertama
sudah unggul 9 gol, kenapa masih terus bernafsu menambah gol?".

Ya, pemain-pemain negeri Kanguru mungkin punya misi khusus memanfaatkan laga
perdana Grup B ini untuk mendapatkan gol sebanyak mungkin demi mengejar gelar top
skor. Nyatanya, penyerang yang juga kapten tim Australia, Samantha Kerr (28 tahun)
mencetak 5 gol dan kini memimpin daftar top skor.

Menurut saya, ada tiga alasan yang membuat Timnas putri Indonesia jadi bulan-bulanan
Australia. Tiga alasan yang semoga menjadi perenungan bagi pemangku kepentingan agar
bisa menyiapkan timnas putri untuk menjadi lebih baik di masa-masa mendatang.
1. Pentingnya punya kompetisi regular
Menyoal kekalahan timnas putri Indonesia ini, pengamat sepak bola, Anton Sanjoyo
dalam postingan di akun media sosialnya menulis kalimat yang patut menjadi
perenungan bagi para pemangku urusan ini.

"Bukan salah mereka, bukan ! Bukan salah para pemain timnas perempuan
Indonesia, bukan ! Ini salah PSSI yang gak peduli dengan kompetisi kelompok
perempuan".

Pesan dari narasi postingan Mas Joy yang merupakan mantan wartawan senior
Kompas ini jelas. Perihal pentingnya kompetisi reguler untuk pemain-pemain sepak
bola putri. Indonesia tidak atau belum punya kompetisi seperti itu.

Ya, Indonesia memang belum memiliki kompetisi sepak bola kelompok wanita yang
reguler. Pemain-pemain putri Indonesia yang tampil di ajang Piala Asia Putri belum
punya pengalaman tampil rutin di kompetisi sepak bola di negerinya sendiri. Tahu-
tahu, mereka harus menghadapi Australia yang sudah matang.

Memang, dalam daftar list pemain yang tampil, ada beberapa pemain yang memiliki
klub. Sebut saja penyerang Zahra Muzdalifah yang tertulis berasal dari Persija.
Meski lebih banyak yang tertulis mewakili Asprov Provinsi (sebutan untuk PSSI di
tingkat provinsi).

Tapi, poin utamanya adalah tidak adanya kompetisi yang membuat mereka jadi
pemain matang karena rutin bermain dan beradu skill dengan pemain-pemain
lainnya di pertandingan resmi.

Bandingkan dengan pemain-pemain Australia yang mayoritas bermain di liga-liga


Eropa. Dari 23 nama yang dibawa pelatih Tony Gustavsson, hanya lima nama yang
bermain di dalam negeri. Selebihnya main di Inggris, Prancis, Italia, maupun
Denmark.

Kapten Sam Kerr yang mencetak lima gol, bermain di tim putri Chelsea. Lalu,
penyerang bernomor 9, Caitilin Foord bermain di Arsenal. Pemain nomor 11, Mary
Fowler bermain di Montperllier di Liga putri Prancis, dan Hayley Raso yang
mencetak dua gol, main di Manchester City.

Tentu saja, mereka semuanya matang karena ditempa kompetisi level Eropa. Terlalu
sundul langit (jauh jaraknya) bila dibandingkan dengan pemain yang tidak
mengenyam kompetisi.
2. Kaget karena gelontoran gol yang datangnya seperti air bah

Memang, bilapun Indonesia punya kompetisi sepak bola putri, rasanya masih sulit
menang atas tim putri Australia yang sudah menjadi 'raksasa' di turnamen ini.

Namun, saya yakin, setidaknya ada perlawanan. Setidaknya akan ada dua tiga
momen mengerikan yang dirasakan pemain-pemain Australia ketika tim putri
Indonesia melancarkan serangan.

Sebab, bila pemain-pemain Indonesia rutin tampil di kompetisi, mereka tentu


memiliki kelebihan. Minimal, kondisi fisik dan mental mereka sudah sangat oke
karena rutin bermain di kompetisi. Lebih dari itu, yang terpenting, pemain-pemain
putri Indonesia sudah terbiasa dengan organisasi permainan yang mereka mainkan
di level klub. Sehingga ketika main di timnas, mereka tinggal beradaptasi (mungkin)
dengan pola baru.

Di pertandingan kemarin, ketiadaan kompetisi membuat mereka terlihat kalah


segalanya dari Australia. Ya kalah skill individu, stamina, juga organisasi permainan.
Bahkan mungkin, pemain-pemain putri kita sempat kaget dengan level kualitas level
pemain-pemain Australia. Utamanya setelah Austalia mencetak gol di menit ke-9
lewat Sam Kerr.

Di menit ke-11, Kerr kembali mencetak gol. Dua gol tercipta dalam selisih dua menit.
Lalu, Foord dan Fowler mencetak gol di menit ke-14 dan 17. Hanya dalam tiga menit
kembali terjadi dua gol.

Tim putri Indonesia sudah tertinggal 0-4 di menit ke-17. Dan gol-gol itu terjadi
begitu cepat seperti datangnya air bah.

Itu yang menurut saya menyebabkan mental tim putri Indonesia langsung ambruk.
Drop.

Malah, gawang Indonesia kembali jebol lima gol. Dua gol beruntun terjadi di menit
ke-24, dan 26. Lalu, Tiga gol beruntun terjadi di menit ke-34, 36, 39.  Di babak
kedua, silahkan mengulik sendiri menit berapa saja Australia menambah golnya.

Fakta itu menunjukkan, setelah kemasukan gol, pemain-pemain Indonesia seolah


kaget atau mungkin hilang fokus sehingga kembali kemasukan gol hanya dalam dua
atau tiga menit.
3. Minim pengalaman
Bila ada yang menyebut pemain-pemain putri Indonesia demam panggung, rasanya
itu tidak terlebihan. Ada benarnya. Memang, bukan sekali ini tim putri Indonesia
tampil di Piala Asia putri. Ini merupakan penampilan kelima Indonesia di turnamen
yang kali pertama digelar mulai tahun 1975 ini. Bahkan, Indonesia pernah masuk
semifinal di edisi 1977 dan 1986. Meski, kala itu, turnamen ini hanya diikuti enam
tim yang terbagi dalam dua grup. Artinya, persaingan tidak seketat sekarang.

Hanya saja, timnas putri Indonesia sudah terlalu lama tidak tampil di turnamen ini.
Kali terakhir tampil di edisi 1989. Kala itu, Indonesia langsung terhenti di fase grup
seperti halnya di edisi tahun 1981. Bayangkan, tim putri Indonesia sudah 32 tahun
tidak tampil di Piala Asia putri ini.

Malah, semua pemain Indonesia yang tampil di turnamen ini, sebelumnya belum
pernah mencicipi tampil di Piala Asia putri ini. Bahkan, harus diakui, mereka lolos
ke Piala Asia 2022 karena 'terbantu' mundurnya Irak dan Korea Utara di fase
kualifikasi.

Meski, kita tidak boleh menutup mata dengan dua kali kemenangan yang diraih tim
putri Indonesia atas Singapura di fase kualifikasi yang membawa Indonesia ke
putaran final. Itu harus diapresiasi.

Namun, tim putri Indonesia masih nol pengalaman di turnamen ini. Dan itu sangat
terlihat ketika menghadapi Australia yang meski baru tampil 8 kali, tetapi mereka
rutin tampil sejak 2006. Bahkan, sejak 2006 itu, Australia punya rapor istimewa.
Mereka jadi juara di edisi 2010 yang merupakan gelar pertama. Lalu menjadi
runner-up di edisi 2006, 2014, dan 2018. Pencapaian 'paling buruk' hanyalah
semifinalis di edisi 2008.

Karenanya, secara pengalaman, pemain-pemain Australia sudah punya pengalaman


'level dewa'. Sebaliknya, Zahra dan kawan-kawan baru kali ini tampil di Piala Asia.
Dan itu jelas berdampak pada semuanya. Utamanya mental tanding.

Ketiga alasan itu rasanya cukup mewakili penyebab kekalahan Timnas putri
Indonesia dari Australia. Meski saya yakin, sampeyan (Anda) mungkin punya versi
sendiri.

Tapi yang pasti, ada blessing in disguise alias berkah terselubung dari kekalahan
paling buruk yang dialami tim putri Indonesia sepanjang penampilan di Piala Asia
putri ini.
Pesan perihal pentingnya memiliki kompetisi reguler sebelum tampil di turnamen
sekelas Piala Asia. Sehingga, pemain-pemain sudah siap lahir batin ketika tampil.

Dan yang terpenting sekarang, pemain-pemain tim putri Indonesia tidak boleh drop
dengan kekalahan telak dari Australia. Sebab, ini baru awalan.

Penyebab Timnas Putri Indonesia Kalah 18-0 dari


Australia di Piala Asia Wanita 2022

Bertanding di Mumbai Football Arena, India pada Jumat (21/1/2022) sore WIB, Garuda Pertiwi –
julukan Timnas Putri Indonesia– langsung kebobolan sembilan gol di babak pertama. Di paruh
pertama, bintang Chelsea, Sam Kerr, berhasil mencatatkan empat gol.

Sementara itu, di babak kedua Timnas Putri Indonesia kembali mengalami pembantaian. Ade
Mustikiana dan kolega kembali kebobolan sembilan gol. Hasilnya, Timnas Putri Indonesia tumbang
18-0. Selepas pertandingan, Rudy terlihat sangat lesu dan menyesali hasil tersebut. Kendati
demikian, Rudy mengatakan sudah mempelajari dan memperbaiki segala kekurangan dalam
pertandingan tersebut. "Saya harus memperbaikinya untuk pertandingan berikutnya," kata Rudy
dalam konferensi pers pascapertandingan, Jumat (21/12/2022).

Kekurangan yang dimaksud Rudy dari sisi penguasaan bola. Menurutnya, anak asuhnya masih
kurang tenang saat menguasai bola, sehingga pemain-pemain Australia sangat mudah utnuk
merebut si kulit bulat.

"Maksudnya ketika kami menguasai bola lebih semangat dan jangan panik, saya harap kami bisa
memperbaikinya di pertandingan selanjutnya," sambung mantan asisten pelatih di Mitra Kukar ini.

Hasil ini membuat Timnas Putri Indonesia menempati posisi juru kunci klasemen sementara Grup B
Piala Asia Wanita 2022. Selanjutnya, Zahra Muzdalifah dan kolega akan berhadapan dengan
Thailand pada Senin 24 Januari 2022. Meski kalah telak dan menempati juru kunci klasemen,
Timnas Putri Indonesia masih bisa lolos ke perempatfinal Piala Asia Wanita 2022. Syaratnya,
Timnas Putri Indonesia wajib menang atas Thailand dan Filipina dalam dua laga selanjutnya di Grup
B Piala Asia Wanita 2022.

Berita-berita tersebut menegaskan bahwa Timnas Putri Indonesia kalah bukan karena
hanya pemainnya bermain Tiktok, tentu tidak. Timnas Putri Indonesia memang sudah
kalah dari Australia dalam segi manapun. Meskipun begitu, mereka sudah berusaha yang
terbaik. Patutnya sebagai warga negara Indonesia, kita memberi dukungan penuh untuk
Timnas Putri Indonesia agar dapat menang di liga-liga selanjutnya..

Anda mungkin juga menyukai