Anda di halaman 1dari 2

Qarun dikenal sebagai seorang yang kekayaannya sangat melimpah

ruah. Namun sebelumnya, hidup Qarun sangat miskin. Dia tidak


mampu menafkahi anaknya yang jumlahnya sangat banyak.

Bosan dengan keadaannya, Qarun meminta Nabi Musa untuk


mendoakannya agar Allah memberikannya harta benda yang sangat
banyak. Nabi Musa menyetujuinya tanpa ragu karena dia tahu bahwa
Qarun adalah seorang yang sangat saleh dan pengikut ajaran Ibrahim
yang sangat baik.

Allah pun mengabulkan doa Musa. Akhirnya, Qarun kemudian


memiliki ribuan gudang harta yang penuh berisikan emas dan perak.
Dalam surah al-Qashash ayat 76 dikisahkan bahwa Qarun pernah
pamer kekayaannya. Saat itu, dia keluar dengan pakaian yang sangat
mewah didampingi oleh 600 orang pelayan terdiri atas 300 laki-laki
dan 300 lagi pelayan perempuan. Bukan hanya itu, ia juga dikelilingi
oleh 4.000 pengawal dan diiringi 4.000 binatang ternak yang sehat,
plus 60 ekor unta yang membawa kunci-kunci gudang kekayaannya.

Namun sayang, setelah keinginannya menjadi kaya raya terwujud,


Qarun mempergunakan hartanya dalam kesesatan, kezaliman, dan
permusuhan, sehingga membuatnya menjadi orang yang sombong.
Qarun mabuk dan terlena dengan kekayaannya.

Janji Qarun untuk lebih khusyuk beribadah dan membantu sesama


setelah menjadi kaya, kandas. Dia mendurhakai Allah dan memilih
untuk menyembah Sobek, dewa berkepala buaya serta dewa-dewa
lainnya.

Qarun tidak mengindahkan nasihat para mukmin yang memintanya


untuk bersyukur kepada Allah atas segala nikmat harta kekayaan
yang diberikan. Selain itu, memanfaatkan hartanya dalam hal yang
bermanfaat, kebaikan, dan kegiatan lainnya yang halal karena semua
itu adalah harta Allah. Namun, ia menolak dan berkata dengan
pongah, seperti dikutip dari surah al-Qashash ayat 78.
''Sesungguhnya, aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada
padaku.''

Para mukmin kemudian berkata, ''Kecelakaan yang besarlah bagimu,


pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan
beramal saleh.'' Sementara, orang fakir yang melihat kejadian
tersebut mendukung ucapan Qarun. ''Semoga, kiranya kita
mempunyai harta seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun;
sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang
besar.''

Tak hanya durhaka pada Allah, dia pun kemudian mengkhianati Nabi
Musa. Alquran menyejajarkan pengkhianatan Qarun ini dengan
penolakan Firaun Ramses II atas ajaran tauhid yang dibawa Musa.
Seperti disebut dalam surah al-Mukmin ayat 23-24, ''Dan
sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat
Kami dan keterangan yang nyata kepada Fir’aun, Haman, dan Qarun,
maka mereka berkata, ‘(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta’.''

Suatu hari, Nabi Musa diperintahkan oleh Allah untuk mengerjakan


Zakat. Nabi Musa lalu mengutus salah seorang pengikutnya untuk
mengambil zakat dari Qarun. Begitu sampai, Qarun langsung marah
dan tidak mau memberikan sedikit pun dari kekayaannya. Karena,
menurut Qarun, kekayaannya itu adalah hasil kerja keras dan usaha
sendiri, tidak ada kaitan dengan siapa pun, tidak ada kaitan dengan
Allah, atau dewa mana pun.

Anda mungkin juga menyukai